Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

RESIKO BUNUH DIRI


KELOMPOK 2 :

 CHRISTANTI INDRIANI PONTOH


 FRISKA MANDIKE
 GUSTAF MOTILA
 RICHARD TANDE
 VIDYA ANGELIN BABU
 VENI ILESTARI
 WAHIDIN LAFADA

DOSEN PENGAMPUH : Ns. DWI DEBI TAMPA’I M.M


DEFINISI

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu


mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri
atau melakukan tindakan yang dapat mengancam
nyawa. (fitria, 2009). Bunuh diri merupakan
tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang untuk mengakhiri kehidupannya

Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap


bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah
kematian dan individu menyadari hal ini
sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan
Sundeen, 2015)
TANDA DAN GEJALA

OBSERVASI WAWANCARA WAWANCARA

•Muka merah, •Mempunyai ide untuk • Verbal terselubung


bunuh diri
pandangan • Status emosional
•Mengungkapkan
tajam, otot keinginan untuk mati • Kesehatan mental
tegang, nada •Mengungkapkan rasa • Kesehatan fisik
suara yang bersalah dan • Status perkawinan
keputusasaan
tinggi, berdebat. •Implusif
• Konflik
•Menunjukkanperilaku
interpersonal
yang mencurigakan • Latarbelakang
(biasanya menjadi keluarga
sangat patuh) • Menjadi korban
•Memiliki riwayat perilaku kekerasan
percobaan bunuh diri
saat kecil
RENTAN RESPON
FAKTOR PREDISPOSISI
Psikologis Perilaku
Kegagalan yang dialami Reinforcement yang
dapat menimbulkan diterima pada saat
frustasi yang kemudian melakukan kekerasan,
dapat timbul agresif atau sering mengobservasi
amuk. Masa kanak-kanak kekerasan dirumah
yang tidak atau di luar rumah,
menyenangkan yaitu semua aspek ini
perasaan ditolak, dihina, menstimulasi individu
dianiya atau saksi mengadopsi perilaku
penganiayaan. kekerasan.
SAMBUNGAN..
Sosial budaya Bioneurolggis, banyak
Budaya tertutup dan pendapat bahwa
membalas secara diam kerusakan system
(pasif agresif) dan limbic, lobus frontal,
control sosial yang lobus temporal dan
tidak pasti terhadap ketidakseimbangan
perilaku kekerasaan neurotransmitter
akan menciptakan turut berperan
seolah-olah perilaku dalam terjadinya
kekerasan diterima perilaku kekerasan
(premisive).
FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien,


lingkungan atau interaksi dengan orang lain.
Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit
fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku
kekerasan
MEKANISME KOPING

Seorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang


berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, dan
magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak
ditentang tanpa memberikan koping allternatif.
Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman
bunuh diri mungkin menujukkan upaya terakhir upaya terkahir untuk
mendapatkan pertolongan agar dapat mengatsi masalah. Bunuh diri yang
terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri
seseorang.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
RESIKO BUNUH DIRI
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama klien : Tn. B
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No.RM : 246789
Informan :
Alamat : Jakarta
Pendidikan Terakhir : SMA
Tanggal Masuk RS : 22-10-2018
Tanggal Pengkajian/Jam : 23-10-2018/08.00 WITA
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Alasan Masuk
Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena mencoba gantung
diri di kamar mandi.

Faktor Presdiposisi
Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan
pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja,
padahal dia harus menghidupi 1 orang istri dan 2 org anak.
Ditambah lagi dengan istrinya yang minta cerai karena
hubungan yang tidak harmonis. Tidak ada anggota keluarga
yang juga mengalami gangguan jiwa.
Tanda-Tanda Fital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg


Denyut Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu: 37 Oc

Pengukuran
TB : 170 cm
BB : 56 kg
Keluhan Fisik
 Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan
pergelangan tangan, BB pasien menurun dan
klien tampak lemas tak bergairah, sensitif,
mengeluh sakit perut.

 Masalah Keperawatan:
Resiko perubahan suhu tubuh
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intoleransi Aktifitas
Perubahan perlindungan :
- Kerusakakan integritas jaringan kulit
Konsep Diri
Gambaran diri : Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari
dirinya sehingga klien mengatakan mengakhiri kehidupan itu
lebih baik
Idetitas Diri :Klien mengatakan klien sudah menikah.
Peran Diri :Klien adalah kepala rumah tangga dengan satu
orang istri .
Ideal diri :Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah
pulang/sembuh klien bingung harus mendapat pekerjaan
dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana
membangun keluarganya seperti dulu.
Harga Diri :Klien merasa tidak berguna lagi, depresi dan sering
mempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.

Masalah Keperawatan :
Harga Diri Rendah
 Hubungan Sosial : Menurut klien orang yang paling dekat
dengannya adalah Tn. D teman sekamar di rumah sakit yang
satu agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan
lingkungannya, klien sering diam, menyendiri, murung dan
tak bergairah, jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan
dengan teman yang lain, sangat sensitif.

 Spiritual : Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya


Tuhan tetapi dia sering mempersalahkan Tuhan atas hal yang
menimpanya.
Status Mental
 Penampilan : Pada penampilan fisik: tidak
rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh,
rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit
bau.
Masalah Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Pembicaraan : Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat,
jawaban yang diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara
yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang
tajam, terkadang terjadi blocking.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Aktivitas Motorik : Klien lebih banyak murung dan tak bergairah,
serta malas melakukan aktivitas
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah (HDR)
Alam Perasaan : Klien terlihat sedih dan putus asa.
Afek : Klien menunjukkan afek datar pada saat berbicara dengan
perawat.
Masalah Keperawatan :
Harga Diri Rendah
Interaksi selama wawancara : Kontak mata
kurang, afek datar, klien jarang memandang
lawan bicara saat berkomunikasi.
Masalah Keperawatan :
Harga Diri Rendah (HDR)
Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak
ditemukan.
Proses Pikir : Klien bicara berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan
(Sirkumstanseal)
isi Pikir : Tidak ada waham
 Tingkat Kesadaran
- Bingung
- Sedasi
- Strupor
 Disorientasi
- Waktu
- Tempat
- Orang
Jelaskan : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari rabu tanggal 24
Oktober 2013 jam 13.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal
25Oktober 2018.
 Memori
- Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.
 Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
- Mudah berahli
- Tidak mampu berrhitung sederhana
- Tidak mampu konsentrasi
Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
A. Bicara dengan orang lain A. Minum alkohol
B. Mampu menyelesaikan masalah B. Reaksi
lambat/berlebih
C. Tekhnik relaksasi C. Bekerja berlebihan
D. Aktifitas konstruktif D. Menghindar
E. Olahraga E. Mencederai diri
F. Lainnya F. Lainnya
 Masalah psikososial dan lingkungan

 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifi


 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
 Masalah dengan pendidikan, spesifik
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik
 Masalah dengan perumahan, spesifik
 Masalah ekonomi, spesifik
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
 Masalah lainnya, spesifik

Masalah keperawatan :
Harga diri rendah
Aspek Medik
Diagnosa Medik : Schizofrenia

Terapi Medik :
- Haloperidol 2x5 mg
- Trihexiperidine 2x2 mg
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
 Klien mengatakan mengakhiri kehidupan itu lebih baik
 Klien mengatakan klien sudah menikah.
 Klien mengeluh sakit perut.
 Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien bingung
harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan
bagaimana membangun keluarganya seperti dulu.
 Klien merasa tidak berguna lagi, depresi dan sering mempersalahkan Tuhan
atas hal yang menimpanya.
 Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. D teman
sekamar di rumah sakit yang satu agama.
 Klien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering mempersalahkan Tuhan
atas hal yang menimpanya.
Data Objektif
 Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi
 Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan
tempat ia bekerja
 Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan, BB pasien
menurun
 Klien tampak lemas tak bergairah, sensitif,
 Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya
 Klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan
selalu bermusuhan dengan teman yang lain, sangat sensitif.
 Klien berpakaian tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut tidak
pernah tersisir rapi dan sedikit bau.
 Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek,
afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan
bicara kadang tajam, terkadang terjadi blocking.
 Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas
 Klien terlihat sedih dan putus asa.
 Klien menunjukkan afek datar pada saat berbicara dengan perawat.
 Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat
berkomunikasi.
 Klien bicara berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan
 Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.
 Status perkawinan yang tidak harmonis, Klien diceraikan istrinya
 Tanda-Tanda Fital
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Denyut Nadi : 80 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 37 oC
Pengukuran
TB : 170 cm
BB : 56 kg
ANALISA DATA Data Ds & Do
Problem

DS: Resiko Bunuh Diri


- Klien mengatakan mengakhiri kehidupan itu lebih
baik
DO:
- Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena mencoba
gantung diri di kamar mandi
- Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan
pergelangan tangan klien

DS : Ganggguan konsep diri : harga


- Klien mengatakan dirinya tidak berguna lagi diri rendah
- Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari
dirinya.
- Klien sering mempersalahkan Tuhan atas hal
yang menimpanya
DO :
- Klien terlihat depresi dan murung
- Klien terlihat sedih dan putus asa
Diagnosa Keperawatan

Resiko Bunuh Diri


Ganggguan konsep diri : harga diri
rendah berhubungan dengan
koping individu inefektif

Anda mungkin juga menyukai