14/373979/PKG/941
BEDAH MULUT
Di dalam buku “Pedoman Pemberantasan
Penyakit ISPA untuk Penanggulangan
Pneumonia pada Balita” di sebutkan bahwa
pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang
mengenai bagian paru ( jaringan alvioli)
(DepKes RI, 2004:4).
Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan
bahwa pneumonia adalah terjadinya
peradangan pada salah satu atau kedua
organ paru yang di sebabkan oleh
infeksi.
Peradangan tersebut mengakibatkan
jaringan pada paru terisi oleh cairan
dan tak jarang menjadi mati dan timbul
abses (Prabu, 1996:37).
Menurut Wahab, 2000, pneumonia merupakan
penyakit infeksi saluran pernapasan yang di tunjukkan
dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan
retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada
bagian bawah ke dalam (chest indrawing)
Pengertian pneumonia dalam buku “ Perawatan Anak
Sakit” yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh
EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu
radang paru yang di sebabkan oleh bermacam macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
Pembagian pneumonia menurut
anatominya :
Pneumonia lobaris
Pneumonia lubularis (Bronkopneumonia)
Pneumonia interstitialis (Bronkiolitis)
a. Bakteri (paling sering menyebabkan
pneumonia pada orang dewasa) :
Staphylococcus aureus
Legionella
Hemophillus influenzae
b. Virus
Virus influenzae
Chicken pox (cacar air)
c. Mycoplasma pneumoniae (organisme
yang mirip bakteri)
d. Jamur
Aspergilus
Histoplasma
koksidioidomikosis
e. Aspirasi ( makanan, amnion dsb )
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya
serangan agen infeksius yang bertransmisi atau di tularkan
melalui udara. Pada dasarnya agen infeksius memasuki
saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi
(melaui udara), hematogen (melaui darah), ataupun dengan
aspirasi langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Pada
kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk melalui
inhalasi dan aspirasi.
Penyakit pneumonia
sebenarnya merupakan
manifestasi dari rendahnya
daya tahan tubuh
seseorang akibat adanya
peningkatan kuman
patogen seperti bakteri
yang menyerang saluran
pernapasan.
Kesulitan dan sakit pada saat bernapas :
nyeri pleuritik, nafas dangkal dan
mendengkur, tachipnoe.
Bunyi nafas di atas area yang mengalami
konsolidasi : mengecil, kemudian menjadi
hilang, ronchi
Gerakan dada tidak simetris
Menggigil dan demam 38,8’C sampai
41,1’C
Anoreksia
Malaise
Batuk kental, produktif : sputum
kuning kehijauan kemudian berubah
menjadi kemerahan atau berkarat
Gelisah
Cyanosis
Masalah masalah psikososial :
disorientasi dan anxietas
Kejadian pneumonia pada balita di per
lihatkan dengan adanya ciri ciri demam,
batuk, pilek, disertai sesak napas dan
tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam, serta cyanosis pada infeksi yang
berat. Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam terjadi karena gerakan paru
yang mengurang akibat infeksi pneumonia
yang berat.. pada usia di bawah 3 bulan,
kejadian pneumonia di ikuti dengan
penyakit pendahulu seperti otitis media,
conjuctivitis, laryngitis, dan pharyngitis.
Kelompok umur Kriteria pneumonia Gejala klinis
2 bulan - <5 tahun Batuk bukan Tidak ada napas
Pneuumonia cepat dan tidak ada
tarikan dinding dada
bagian bawah
Pneumonia Adanya napas cepat
dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian
bawah ke dalam
Pneumonia Berat Adanya tarikan
dinding dada bagian
bawah ke dalam
< 2 bulan Bukan Pneumonia Tidak ada napas
cepat dan tidak ada
tarikan dinding
bagian bawah ke
dalam yang kuat
Pneumonia Berat Adanya napas cepat
dan tarikan dinding
dada bagian bawah
ke dalam yang kuat
Pneumothorax
Udara dari alveolus yang pecah di
sebabkan karena sumbatan atau
peradangan di saluran bronkioli yang
membuat udara bisa masuk namun tidak
bisa keluar. Lambat laun alveolus menjadi
penuh sehingga tak kuat menampung
udara dan pecah.
Empiyema (peradangan di paru)
Peradangan terjadi karena kuman atau
bakteri berhasil di lokalisasi oleh
pertahanan tubuh namun tidak dapat di
basmi akhirnya muncul nanah dan
mengumpul di antara paru paru dan
dinding dada.
UMUR
JENIS KELAMIN
RIWAYAT BBLR
PEMBERIAN ASI
STATUS GIZI
STATUS IMUNISASI
DEFESIENSI VIT A
Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai
memperkenalkan manajemen tatalaksana baru
yaitu MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) yang
terintegrasi dan di terapkan sebagai acuan
program penanggulangan ISPA pneumonia di
pelayanan kesehatan dasar. Adapun tatalaksananya
adalah meliputi :
Pemeriksaan
Penentuan ada tidaknya bahaya
Penentuan klasifikasi penyakit
Pengobatan dan tindakan
1. Bagi penderita pneumonia, di berikan
antibiotika per oral selama 5 hari.
Antibiotika yang di gunakan adalah
kotrimoksasol (480 mg dan 120 mg) akan
tetapi pada bayi berumur kurang dari 2
bulan, tidak di anjurkan untuk di berikan
pengobatan antibiotika per oral maupun
paracetamol.
2. Tindakan yang di berikan pada penderita