Anda di halaman 1dari 24

Invaginasi /

Intususepsi
By. A.Husni Esa Darussalam
SKDI
• Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan awal, dan merujuk

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan


memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat
demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien.

Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat


bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Umum: mahasiswa diharapkan mampu
mendiagnosis dan melakukan tatalaksana awal pada
kasus invaginasi/ intususepsi sebelum di lakukan rujukan
ke layanan sekunder, dan mampu melakukan rujukan
balik pasca tindakan pada pasien invaginasi/ intususepsi.
• Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menyebutkan definisi intususepsi
2. Mampu menyebutkan insiden/prevalensi intususepsi
3. Mampu menyebutkan etiologi intususepsi
4. Mampu menjelaskan patofisiologi dan patogenesis
intususepsi
TUJUAN KHUSUS CONT...
5. Mampu menyebutkan gambaran klinis intususepsi

6. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang intususepsi

7. Mampu melakukan diagnosis kasus intususepsi

8. Mampu melakukan tatalaksana awal pada kasus


intususepsi

9. Mampu menyebutkan Diagnosis Banding dari intususepsi

10. Mampu menyebutkan komplikasi intususepsi

11. Mampu menyebutkan prognosis intususepsi


Pendahuluan
• Intususepsi / invaginasi merupakan masuknya
segmen usus ke segmen lainnya

• Bersifat idiopatik

• Terdapat 65 % terjadi pada bayi kurang dari 1


tahun.

• Beberapa kasus intususepsi akan membaik


spontan atau mengalami autoamputasi jika tidak
diobati, kebanyakan akan menyebabkan kematian.
Definisi
• Invaginasi / intususepsi adalah suatu keadaan
dimana segmen usus proksimal
(intususeptum) berinvaginasi ke dalam
segmens distal (intususipien) serta kemudian
didorong ke distal oleh peristaltik usus.
Insiden
• Lebih banyak negara maju >>> negara
berkembang.

• Asia (taiwan dan cina) ---) 0,77/1000 kelahiran


hidup.

• Hampir 70 % kasus invaginasi terjadi pada anak-


anak umur kurang dari 1 tahun (Bisset et all, 1988)
• Insiden bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran
hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding
perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).
Anatomi Usus
Terdiri dari :

• USUS BESAR, panjang ± 1


meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon
transversum, dan kolon
descendens.

• USUS HALUS, panjangnya


sekitar 6–8 meter, lebar 25
mm yang terdiri dari
• Duodenum (usus 12 jari),
panjangnya ± 25 cm,
• Jejunum (usus kosong),
panjangnya ± 7 m,
• Ileum (usus penyerapan),
panjangnya ± 1 m.
Etiologi
• Idiopatik
• 90-95 % intususepsi tidak dijumpai penyebab
yang spesifik sehingga digolongkan sebagai
‘infantile idiophatic intussusceptions’.
• Adanya lead point (meckel diverticle, limfoma,
hipertrofi Payer’s patches akibat infeksi virus)

• 30 % anak didahului dengan infeksi virus


gastrointestinal atau saluran pernafasan akut.
Faktor Predisposisi
• Divertikulum Meckeli

• Polip

• Papiloma

• Parasit dalam usus

• Diare
Patofisiologi
• Ketidakseimbangan pada dorongan
longitudinal sepanjang dinding instestinal.

• Gangguan elektrolit berhubungan dengan


berbagai masalah kesehatan yang dapat
mengakibatkan motilitas instestinal abnormal.
Jenis Invaginasi
Klasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan lokasi
terjadinya :
1. Entero-enterika : usus halus masuk ke dalam usus
halus
2. Colo-kolika : kolon masuk ke dalam kolon.
3. Ileo-colica : ileum terminal yang masuk ke dalam
kolon asendens.
4. Ileosekal : ileum terminal masuk ke
dalam sekum di mana lokus minorisnya adalah
katup ileosekal.
Diagnosis
Anamnesis
 Nyeri perut tiba tiba (85%)
 Kolik intermitten
 Drawing up the leg
 Muntah
 Feses bercampur darah (currant-jelly stool)
 Gelisah
 riwayat dipijat
 diberi makanan padat padahal umur anak dibawah
4 bulan
Diagnosis …
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi sukar sekali membedakan prolapsus rektum dari


invaginasi. Invaginasi didapatkan invaginatum bebas dari
dinding anus, sedangkan prolapsus berhubungan secara
sirkuler dengan dinding anus

• Palpasi teraba sausage shape yang diraba pada bagian kanan


atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.

• Perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong.

• Auskultasi bising usus terdengar meninggi selama serangan


kolik menjadi normal kembali di luar serangan
Diagnosis …
Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos abdomen


memperlihatkan bagian
proksimal invaginasi banyak
udara sedangkan bagian
kanan kosong.

• Reposisi barium enema di


bawah fluoroskopi didapati
gambaran cupping dari
invaginasi (kontraindikasi
bila sudah terdapat tanda-
tanda peritonitis)
Penatalaksanaan
• Penatalaksaan dapat dilakukan dengan reposisi barium
enema dan reposisi operatif (Pickering, 2000) dan
(Jong, 2004) :
• IVFD ----) mengatasi Dehidrasi
• Pemasangan NGT ---) dekompresi
• Reduksi invaginasi dilakukan dengan barium enema (jika
tidak terdapat tanda distensi hebat, tanda peritonitis dan
demam tinggi)
• Reduksi manual ----) tindakan operasi (biasa pada
invaginasi yang sudah berlangsung 48 jam)
Penatalaksanaan
Diagnosis banding
• Gastro – enteritis, bila diikuti dengan invaginasi dapat ditandai
jika dijumpai perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.
• Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada
rasa nyeri.
• Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah,
serta adanya obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di
perut, tenesmus dan demam.
• Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.
• Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi
berulang kali dan pada colok dubur didapati hubungan antara
mukosa dengan kulit perianal, sedangkan pada invaginasi
didapati adanya celah.
Komplikasi
• Obstruksi Usus
• Dehidrasi
• Perforasi
• Peritonitis
• Sepsis
Prognosis
• Baik ----) jika diketahui sebelum 24 jam

• Buruk ---) jika lebih dari 48 jam, karena akan


berkomplikasi ke peritonitis.
Kesimpulan
• Intususepsi merupakan salah satu
kegawatdaruratan pada bayi yang harus
dikenali dengan cepat dan tepat serta
penanganan segera

• Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan


angka morbiditas dan mortalitas.
Referensi
• Wyllie R. Ileus, adhesi, insusepsi dan obstruksi lingkar
tertutup in Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Behrmen,
Kliegmen, Arvin editors. 15th ed. Vol 2. EGC: Jakarta. 1999.
p.1319.

• Irish MS. Pediatric intussusception surgery. Medscape


Reference [serial online] 2011 Apr 14 [cited 2012 Feb 29];
Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/937730-
overview#showall

• Blanco FC. Intussusception. Medscape Reference [serial


online] 2012 Jan 13 [cited 2012 Feb 17]; Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/930708-
overview#showall

Anda mungkin juga menyukai