Anda di halaman 1dari 34

1

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
DIFTERIA

2
Defenisi

 Suatu penyakit akut yang mudah menular dan


yang sering diserang terutama saluran pernafasan
bagian atas, dengan tanda khas timbulnya
pseudomembran
 Kuman juga melepaskan eksotoksin yang dapat
menimbulkan gejala umum dan lokal

3
Etiologi

 Penyebab Penyakit difteria adalah: kuman


Corynebacterium Diphtheriae. Sifat gram
positif dan polimorf, tidak bergerak dan tidak
membentuk spora. Basil difteria akan mati
pada pemanasan 60º selama 10 menit

4
Sifat Basil Difteria

 Membentuk pseudomembran yang sukar diangkat,


mudah berdarah dan berwarna putih keabuan yang
meliputi daerah yang terkena terdiri dari fibrin,
leukosit, jaringan nekrotik dan kuman
 Mengeluarkan eksotoksin yang sangat ganas dan
dapat meracuni jaringan setelah beberapa jam
diserap dan memberikan gambaran perubahan
jaringan yang khas terutama otot jantung, ginjal dan
jaringan saraf

5
Patofisiologi n WOC Ringan (Sembuh
sendiri) dan tidak
Corynebacterium Diphtheriae terbentuk
Pseudomembran
Membentuk Mengeluarkan
Pseudomembran Eksotoksin

Difteria Faring Difteria Laring


dan tonsil dan trakea
Demam tdk Klien sesak nafas
tinggi, Nyeri hebat, stridor,
telan, tdpt sianosis, retraksi,
peseudomembran permukaan ditutupi
yang meluas ke oleh psedomembran,
faring laring, terjadi sumbatan
nafas berbau, jalan nafas sehingga
leher benteng perlu di trakeostomi
(Bullneck)
6
Kelenjer getah bening Meracuni jaringan n
sekitar membengkak n terjadi gambaran
mengandung toksin perubahan jaringan yang
khas

Ot Jantung Saraf Perifer Ginjal

Miokarditis Paralisis Nefritis

Kematian

7
Gejala Klinik
• Demam tidak terlalu tinggi
• Lesu, pucat, sakit kepala n anoreksia
• Gejala lokal: nyeri menelan, bengkak pada leher,
sesak nafas, serak sampai stridor.
• Gejala eksotoksin tergantung bagian yang
terkena, Ex. Otot Jantung can be Miokarditis, or
saraf can be Kelumpuhan
• If Diphteria is in nose, the clinical sign is cold n
bledding of secret, it can distribute into Tonsil,
Pharink and larink
8
Pemeriksaan Diagnostik

• Laboratorium
1. Darah: penurunan Hb, leukositosis,
penurunan jumlah eritrosit n
albumin, albuminuria

• Usapan tenggorok ditemukan


kuman C. Diptheria

9
Komplikasi

 Pd saluran nafas: obstruksi sal


nafas
 Kardiovaskuler: Miokarditis

 Kelainan pada ginjal: nerfritis

 Kelainan saraf: paralisis

10
Pencegahan

 Imunisasi

 Isolasipenderita
 Pencarian seorang karir difteria

dengan dilakukan uji shick. Bila diambil


hapusan tenggirok dan ditemukan C.
diphteriae pasien diobati

11
Penatalaksanaan
 Pengobatan umum dengan perawatan
yang baik, isolasi dan pengawasan EKG
yang dilakukan pada permulaan dirawat
 Pengobatan spesifik:
1. Antidiphteria Serum (ADS), 20.000 U/ hari
selama 2 hari berturut turut
2. Antibiotik, Ex: penicillin prokain 50.000 U/
kgBB/ hr sampai 3 hari bebas demam.
3. Kartikosteroid, untuk mencegah timbulnya
komplikasi miokarditis.

12
Nursing Care Plan …

13
Assesment
 RKD
 RKK
 RKS
 Identifikasi gejala yang timbul seperti:Demam tidak terlalu
tinggi, Lesu, pucat, sakit kepala n anoreksia, Gejala
lokal: nyeri menelan, bengkak pada leher, sesak nafas,
serak sampai stridor. , Gejala eksotoksin tergantung
bagian yang terkena, Ex. Otot Jantung can be
Miokarditis, or saraf can be Kelumpuhan, If Diphteria is
in nose, the clinical sign is cold n bledding of secret, it
can distribute into Tonsil, Pharink and larink
 Pemeriksaan Labor dan Usapan tenggorok
14
Diagnosa
 Resiko Komplikasi Ex: Miokarditis, Paralisis,
Nefritis, sumbatan jalan nafas
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
 Gangguan rasa nyaman nyeri
 Resiko efek samping obat
 Kurang pengetahuan orang tua

15
Intervensi
 Observasi tanda sumbatan jalan nafas seperti
stridor, suara serak, retraksi. Beri oksigen, dan
posisikan setengah duduk
 Pantau EKG setiap minggu, jika ada gejala
gangguan jantung lakukan setiap hari
 Pantau tanda vital umum
 Pantau nadi catat adanya perubahan
 Beri Minum secara hati-hati dudukan anak
 Pantau urin
 Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan
Trakeostomi jika ada indikasi sumbatan jalan nafas

16
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
ASMA BRONKHIAL

17
Defenisi
Penyakit paru dengan ciri khas
yakni saluran nafas sangat
mudah bereaksi terhadap
berbagai rangsangan atau
pencetus dengan manifestasi
berupa serangan asma

18
Patofisiologi

Tiga kelainan yang didapat adalah:


 Otot bronkus akan mengkerut (terjadi
penyempitan)
 Selaput lendir mukosa edema
 Produksi lendir makin banyak

19
Faktor Resiko

 Alergen
 Infeksi
 Iritan
 Cuaca
 Kegiatan jasmani
 Infeksi saluran nafas
 Faktor Psikis

20
Web Of Causation
Alergen, infeksi, Iritan, cuaca, kegiatan jasmani,
infeksi saluran nafas dan faktor psikis

Terbentuk reaksi antigen antibodi

Merangsang sel mast untuk mengeluarkan mediator


seperti: histamin, bradikinin, enz peroksidase

Mempengaruhi otot polos n kelenjer jalan nafas

Ot Bronkus Selaput lendir Produksi lendir


mengkerut bronkus edema meningkat

ASMA BONKHIAL 21
Percabangn Batuk produktif, Dispnea, pat
trakeo bronkial m sputum berusaha untuk
> selama berwarna bangun atau
inspirasi keputihan duduk sebagai
usaha bernafas

Udara terperangkap pd
tempat penymbatan Asma Episodik jarang
Asma Episodik sering
Mengi Ekspirasi Asma Kronik/ persisten

22
Gambaran Klinik
 Asma Episodik jarang
Gejala menonjol pada malam hari, mengi berlangsung
dari 3-4 hari, batuk2 10-14 hari
 Asma episodik sering
Serangn berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut,
biasanya OT menghubungkannya dengan perubahan
cuaca, alergen dan aktivitas fisik. Gejala mengi dan
batuk2 menonjol pada malam hari yang mengganggu
tidurnya
 Asma kronik/ persisten
Mengi yang lama pada 2 tahun pertama, hampir selalu
terdapat mengi dan batuk, aktivitas fisik menyebabkan
mengi, pemeriksaan fisik terjadi perubahan bentuk dada,
gangguan pertumbuhan, kemampuan fisik
berkurangPrestasi belajar menurun dan gangguan
psikososial

23
Pemeriksaan diagnostik
Uji Faal paru
Foto thorak
Pemeriksaan darah

24
Penatalaksanaan
Medik
Oksigen
Periksa kadar gas darah dan beri
cairan intravena
Teofilin
Kartikosteroid
Obat mukolitik
Periksa foto thoraks
Lakukan pemeriksaan EKG
25
Pencegahan

 Menghindari faktor pencetus, debu rumah


terutama yang dianjurkan adalah: Kasur
dimasukkan kedalam kantong vinil dipasang
resreting shg debu tidak masuk dan kapuk tidak
keluar, sprei dicuci 2 mgg sekali, menghindari
makanan yang membuat alergi, hindari anak
dari orang dewasa yang menderita infuenza
 Menggunakan obat-obatan atau tindakan untuk
meredakan atau megurangi reaksi2 yang akan
timbul oleh pencetus
26
 Kegiatan fisik
Anak tidak dilarang bermain-main atau
berolahraga bahkan dianjurkan tetapi perlu
diatur seperti: Menambah toleransi secara
bertahap, bila mulai batuk2 istirahatkan
sebentar, minum obat dulu sebelum
olahraga

27
Pengobatan

Obat-obatan asma pada anak:


• Bronkodilator: Adrenalin, orsiprenalin,
tertabutalin, fenoterol
• Kartikosteroid: prednison, Hidrokartison,
deksametason
• Mukolitik: banyk minum air

28
Nursing Care Plan …

29
Assesment
 Lakukan pemeriksaan fisik dada dan paru
 Dapatkan riwayat:
Riwayat laergi dalam keluarga, gangguan genetik, riwayat
pat ttg disfungsi pernafasan sebelumnya, bukti terbaru
penularan thd infeksi dan trauma. Lakukan pemeriksaan
fisik pada dada dan paru
 Observasi adanya:
Tanda infeksi, batuk, mengi, sianosis, nyeri dada, sputum,
pernafasan buruk
 Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tipe
penyakit, atau respon terhadap infeksi pernafsan akut
 Kaji status pernafasan:
Pantau pernafasan thd frekuensi, kedalaman, pola,
adanya retraksi, dan pernafasan cuping hidung
 Auskultasi paru
evaluasi bunyi nafas, deteksi adanya krekel atau mengi,
deteksi area konsolidasi, evaluasi keefektifan fisioterapi
dada
30
 Observasi ada/ tidaknya retraksi, pernafasan
cuping hisung
 Observasi warna kulit dan membran mukosa
untuk kepucatan dan sianosis
 Observasi adanya suara serak, stridor dan batuk
 Pantau frekuensi jantung dan keteraturanya
 Observasi perilaku:
Gelisah, peka rangsang, dan ketakutan
 Observasi adanya tanda-tanda berikut:
nyeri dada, nyeri abdomen, dispnea
 Observasi adanya manifestasi klinis dari asma
bronkial
1. Batuk
2. Tanda-tanda yang berhubungan dengan pernafasan:
nafas pendek, mengi dapat didengar, sering tanpak
pucat, telinga merah, gelisah, ketakutan, ekspresi
wajah cemas, berkeringat saat serangan, bicara
dengan frase singkat dan patah-patah
31
Nursing Diagnosis
• Reiko tinggi asfixia
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Intolerans aktivitas
• Perubahan proses keluarga
• Resti kekurangan volume cairan
• Resti cidera

32
Dx: Bersihan jalan nafas tidak efekstif
 Tujuan 1: pasien menunjukkan bukti-bukti perbaikan
ventilasi
 Intervensi:
1. Instruksikan atau awasi latihan pernafasan dan pernafasan
terkontrol
2. Gunakan teknik bermain untuk latihan pernafasan
3. Ajari penggunaan obat dengan benar
4. Ajari penggunaan flowmeter
5. Ajari keluarga untuk melakukan perkusi dan drainase postural
6. Dorong latihan fisik
7. Batasi aktivitas jika diindikasikan
8. Bantu anak untuk memilih aktivitas sesuai
 Kriteria Hasil: Anak bernafas dengan mudah tanpa
dispnea, anak menunjukkan perbaikan ventilasi, anak
melakukan aktivitas sesuai kemampuan dan minat
33
34

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai