ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
DIFTERIA
2
Defenisi
3
Etiologi
4
Sifat Basil Difteria
5
Patofisiologi n WOC Ringan (Sembuh
sendiri) dan tidak
Corynebacterium Diphtheriae terbentuk
Pseudomembran
Membentuk Mengeluarkan
Pseudomembran Eksotoksin
Kematian
7
Gejala Klinik
• Demam tidak terlalu tinggi
• Lesu, pucat, sakit kepala n anoreksia
• Gejala lokal: nyeri menelan, bengkak pada leher,
sesak nafas, serak sampai stridor.
• Gejala eksotoksin tergantung bagian yang
terkena, Ex. Otot Jantung can be Miokarditis, or
saraf can be Kelumpuhan
• If Diphteria is in nose, the clinical sign is cold n
bledding of secret, it can distribute into Tonsil,
Pharink and larink
8
Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium
1. Darah: penurunan Hb, leukositosis,
penurunan jumlah eritrosit n
albumin, albuminuria
9
Komplikasi
10
Pencegahan
Imunisasi
Isolasipenderita
Pencarian seorang karir difteria
11
Penatalaksanaan
Pengobatan umum dengan perawatan
yang baik, isolasi dan pengawasan EKG
yang dilakukan pada permulaan dirawat
Pengobatan spesifik:
1. Antidiphteria Serum (ADS), 20.000 U/ hari
selama 2 hari berturut turut
2. Antibiotik, Ex: penicillin prokain 50.000 U/
kgBB/ hr sampai 3 hari bebas demam.
3. Kartikosteroid, untuk mencegah timbulnya
komplikasi miokarditis.
12
Nursing Care Plan …
13
Assesment
RKD
RKK
RKS
Identifikasi gejala yang timbul seperti:Demam tidak terlalu
tinggi, Lesu, pucat, sakit kepala n anoreksia, Gejala
lokal: nyeri menelan, bengkak pada leher, sesak nafas,
serak sampai stridor. , Gejala eksotoksin tergantung
bagian yang terkena, Ex. Otot Jantung can be
Miokarditis, or saraf can be Kelumpuhan, If Diphteria is
in nose, the clinical sign is cold n bledding of secret, it
can distribute into Tonsil, Pharink and larink
Pemeriksaan Labor dan Usapan tenggorok
14
Diagnosa
Resiko Komplikasi Ex: Miokarditis, Paralisis,
Nefritis, sumbatan jalan nafas
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Gangguan rasa nyaman nyeri
Resiko efek samping obat
Kurang pengetahuan orang tua
15
Intervensi
Observasi tanda sumbatan jalan nafas seperti
stridor, suara serak, retraksi. Beri oksigen, dan
posisikan setengah duduk
Pantau EKG setiap minggu, jika ada gejala
gangguan jantung lakukan setiap hari
Pantau tanda vital umum
Pantau nadi catat adanya perubahan
Beri Minum secara hati-hati dudukan anak
Pantau urin
Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan
Trakeostomi jika ada indikasi sumbatan jalan nafas
16
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
ASMA BRONKHIAL
17
Defenisi
Penyakit paru dengan ciri khas
yakni saluran nafas sangat
mudah bereaksi terhadap
berbagai rangsangan atau
pencetus dengan manifestasi
berupa serangan asma
18
Patofisiologi
19
Faktor Resiko
Alergen
Infeksi
Iritan
Cuaca
Kegiatan jasmani
Infeksi saluran nafas
Faktor Psikis
20
Web Of Causation
Alergen, infeksi, Iritan, cuaca, kegiatan jasmani,
infeksi saluran nafas dan faktor psikis
ASMA BONKHIAL 21
Percabangn Batuk produktif, Dispnea, pat
trakeo bronkial m sputum berusaha untuk
> selama berwarna bangun atau
inspirasi keputihan duduk sebagai
usaha bernafas
Udara terperangkap pd
tempat penymbatan Asma Episodik jarang
Asma Episodik sering
Mengi Ekspirasi Asma Kronik/ persisten
22
Gambaran Klinik
Asma Episodik jarang
Gejala menonjol pada malam hari, mengi berlangsung
dari 3-4 hari, batuk2 10-14 hari
Asma episodik sering
Serangn berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut,
biasanya OT menghubungkannya dengan perubahan
cuaca, alergen dan aktivitas fisik. Gejala mengi dan
batuk2 menonjol pada malam hari yang mengganggu
tidurnya
Asma kronik/ persisten
Mengi yang lama pada 2 tahun pertama, hampir selalu
terdapat mengi dan batuk, aktivitas fisik menyebabkan
mengi, pemeriksaan fisik terjadi perubahan bentuk dada,
gangguan pertumbuhan, kemampuan fisik
berkurangPrestasi belajar menurun dan gangguan
psikososial
23
Pemeriksaan diagnostik
Uji Faal paru
Foto thorak
Pemeriksaan darah
24
Penatalaksanaan
Medik
Oksigen
Periksa kadar gas darah dan beri
cairan intravena
Teofilin
Kartikosteroid
Obat mukolitik
Periksa foto thoraks
Lakukan pemeriksaan EKG
25
Pencegahan
27
Pengobatan
28
Nursing Care Plan …
29
Assesment
Lakukan pemeriksaan fisik dada dan paru
Dapatkan riwayat:
Riwayat laergi dalam keluarga, gangguan genetik, riwayat
pat ttg disfungsi pernafasan sebelumnya, bukti terbaru
penularan thd infeksi dan trauma. Lakukan pemeriksaan
fisik pada dada dan paru
Observasi adanya:
Tanda infeksi, batuk, mengi, sianosis, nyeri dada, sputum,
pernafasan buruk
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tipe
penyakit, atau respon terhadap infeksi pernafsan akut
Kaji status pernafasan:
Pantau pernafasan thd frekuensi, kedalaman, pola,
adanya retraksi, dan pernafasan cuping hidung
Auskultasi paru
evaluasi bunyi nafas, deteksi adanya krekel atau mengi,
deteksi area konsolidasi, evaluasi keefektifan fisioterapi
dada
30
Observasi ada/ tidaknya retraksi, pernafasan
cuping hisung
Observasi warna kulit dan membran mukosa
untuk kepucatan dan sianosis
Observasi adanya suara serak, stridor dan batuk
Pantau frekuensi jantung dan keteraturanya
Observasi perilaku:
Gelisah, peka rangsang, dan ketakutan
Observasi adanya tanda-tanda berikut:
nyeri dada, nyeri abdomen, dispnea
Observasi adanya manifestasi klinis dari asma
bronkial
1. Batuk
2. Tanda-tanda yang berhubungan dengan pernafasan:
nafas pendek, mengi dapat didengar, sering tanpak
pucat, telinga merah, gelisah, ketakutan, ekspresi
wajah cemas, berkeringat saat serangan, bicara
dengan frase singkat dan patah-patah
31
Nursing Diagnosis
• Reiko tinggi asfixia
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Intolerans aktivitas
• Perubahan proses keluarga
• Resti kekurangan volume cairan
• Resti cidera
32
Dx: Bersihan jalan nafas tidak efekstif
Tujuan 1: pasien menunjukkan bukti-bukti perbaikan
ventilasi
Intervensi:
1. Instruksikan atau awasi latihan pernafasan dan pernafasan
terkontrol
2. Gunakan teknik bermain untuk latihan pernafasan
3. Ajari penggunaan obat dengan benar
4. Ajari penggunaan flowmeter
5. Ajari keluarga untuk melakukan perkusi dan drainase postural
6. Dorong latihan fisik
7. Batasi aktivitas jika diindikasikan
8. Bantu anak untuk memilih aktivitas sesuai
Kriteria Hasil: Anak bernafas dengan mudah tanpa
dispnea, anak menunjukkan perbaikan ventilasi, anak
melakukan aktivitas sesuai kemampuan dan minat
33
34
TERIMA KASIH