Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 6

1. Amir Fikry Ash S (J71217111)


2. Dwi Ratnawati (J71217059)
3. Nirwasita Putri (J01217035)
SISTEM KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
(KONSEP DIRI)
KONSEP DIRI
Tenyata kita tidak hanya mengamati orang
lain, namun kita juga mempersepsi diri kita
sendiri.
Dengan mengamati diri kita, maka
sampailah kita pada gambaran dan penilaian
terhadap diri kita.
William D. Brooks mendefinisikan konsep
diri yaitu “padangan dan perasaan kita
tentang diri kita. Persepsi diri ini dapat
bersifat psikologi, sosial, dan fisis”
 Bagaimana watak saya yang
sebenarnya? Menunjukkan
persepsi
 Apa yang membuat saya bahagia atau psikologis tentang
sedih? diri kita
 Apa yang sangat mencemaskan saya?

 Bagaimana orang lain memandang saya?


 Apakah mereka menghargai atau Menunjukkan
merendahkan saya? persepsi Sosial
 Apakah mereka membenci atau tentang diri kita
menyukai saya?
 Bagaimana pandangan saya tentang
penampilan saya? Menunjukkan
 Apakah saya orang yang cantik atau persepsi fisis
jelek? tentang diri kita
 Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
Dengan demikian ada dua komponen konsep diri, yaitu komponen kognitif
dan komponen afektif.
Contoh: komponen kognitif anda berupa, “saya ini orang bodoh,” dan
komponen afektif anda berkata, “saya senang diri saya bodoh; ini lebih baik bagi
saya” atau “saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh.”
Dalam psikologi Sosial, Komponen Kognitif disebut Citra diri
(Self image), sedangkan Komponen Afektif disebut dengan
Harga Diri (Self esteem)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konsep Diri
1. Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain
terlebih dahulu. Bagaimana anda menilai diri saya,
akan membentuk konsep diri saya.
Harry Stack Sullivan menjelaskan bahwa jika kita
diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena
keadaan diri kita, maka kita akan cenderung bersikap
menghormati dan menerima diri kita, sebaliknya, jika
orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan
menolak kita, maka kita cenderung tidak akan
menyenangi diri kita.
Lanjutan…

2. Kelompok Rujukan (Reference Group)


Dalam pergaulan masyarakat, kita pasti menjadi
anggota di berbagai kelompok, misalnya karang
taruna, mahasiswa psikologi, remaja masjid, dsb.
Kelompok rujukan sendiri mempunyai norma-
norma tertentu yang berlaku, ada yang secara
emosional mengikat dan berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri kita.
Dengan melihat suatu kelompok, maka
orang akan mengarahkan perilakunya
dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri
kelompoknya
Pengaruh Konsep Diri pada
Komunikasi Interpersonal
1. Nubuat yang Dipenuhi Sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan
konsep diri disebut dengan nubuat yang dipenuhi sendiri.
Misalnya, bila anda menganggap diri anda bodoh, maka
anda akan menjadi orang yang benar-benar bodoh. Bila
anda merasa memiliki kemampuan untuk menguasai
persoalan, maka persoalan apapun pada akhirnya akan
dapat anda atasi.
Hubungan konsep diri dengan perilaku, dapat
dikatakan “you don’t think what you are, you are what you
think”
Sukses komunikasi interpersonal banyak
bergantung pada kualitas konsep diri anda; positif
atau negatif.
Menurut William D. Brooks dan Philip Emert,
ada 5 tanda orang yang memiliki konsep diri
negatif:
1. Peka terhadap kritik
2. Responsif terhadap pujian
3. Memiliki sikap hiperkritis
4. Merasa dirinya tidak disenangi orang lain
5. Pesimis terhadap kompetisi
Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri
positif ditandai dengan 5 hal:
1. Yakin akan kemampuannya mengatasi
masalah
2. Merasa setara dengan orang lain
3. Menerima pujian tanpa rasa malu
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai
perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak
seluruhnya disetujui masyarakat
5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia
sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan
berusaha mengubahnya.
Lanjutan…

2. Membuka Diri
Berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan
pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka
diri, konsep diri menjadi lebih dekat dengan apa
adanya kita.
Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita,
kita akan lebih terbuka untuk menerima
pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan
baru.
Aku tidak
Aku tahu tahu

Orang lain
Open Area Blind Spot
tahu

Orang lain Hidden


Unknown
tidak tahu Area

Teori JOHARI WINDOW


Lanjutan…

3. Percaya Diri (Self Confidence)


Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep
diri yang negatif, timbul dari kurangnya kepercayaan
kepada kemampuan sendiri.
Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal
sebagai communication apprehension. Tidak semua
aprehensi komunikasi disebabkan karena kurang
percaya diri, tetapi dari berbagai faktor, percaya diri lah
yang paling menentukan.
Dalam komunikasi, kita dapat menggunakan nasihat
dari tokoh Psikosibernetik, Maxwell Maltz bahwa “Believe
in yourself and you’ll succeed”
Lanjutan…

4. Selektivitas
Konsep diri menyebabkan:
 Terpaan Selektif (selective exposure). Misalnya bila
anda merasa diri sebagai muslim yang baik, anda
akan banyak menghadiri pengajian, atau membeli
buku-buku tentang agama islam.

 Persepsi Selektif (selective perception).


Misalnya bila konsep diri anda negatif,
anda merasa sebagai orang yang bodoh,
maka anda tidak akan menghiraukan
penghargaan yang diberikan kepada
orang lain terhadap karya anda.
Lanjutan…

 Ingatan Selektif (selective attention). Misalnya ada orang


yang dapat mengingat puisi yang dibuat Chairil Anwar,
W S Rendra, Boy Candra, namun tidak dapat meningat
siapa cinta pertama mereka.

Sebagai tambahan yaitu Penyandian


Selektif (selective encoding). Misalnya jika kita
seorang bangsawan, kita akan memilih kata-
kata tertentu dan menghindari kata-kata lain
yang tidak pantas dikatakan oleh seorang
bangsawan.
Konsep Diri dalam
Perspektif Al-quran
Surat Ad-Dzariyat ayat 20-21

“Dan di bumi itu terdapat


tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang- orang
yang yakin. dan (juga) pada
dirimu sendiri. Maka Apakah
kamu tidak memperhatikan?”

Anda mungkin juga menyukai