I. FUNGSI PERNAFASAN
Menyiapkan udara ~ keadaan fisiologis paru
1. Mengatur jumlah udara yang masuk
2. Menyiapkan udara pernafasan
a. Menyaring
• Vibrissae partikel kasar
• Mucous Blanket ( palut lendir) partikel halus
b. Melembabkan
- Sel Goblet palut lendir
c. Memanaskan
- Conchae nasi ( terutama konka inferior), kaya pembuluh darah
3. Desinfeksi
a. Mucous Blanket
b. Enzym Lyzozym
c. Suasana asam (Ph 6,5)
d. S i l i a
e. Sel fagosit, limfosit, histiosit
(sub mucosa)
f. Kelenjar getah bening regional
mucocillary blanked
II. FUNGSI PENGHIDU
mukosa olfaktorius di atap cavum nasi, concha superior
& 1/3 bagian atas septum bekerja sama dengan fungsi
pengecapan
V. REFLEK NASAL
Reflek Nasal.
Bila mekanisme pembersihan yg diatas
blm efektif Mengiritasi terjadinya
bersin (bakteri dan debu dlm palud lendir,
partikel-partikel lbh besar, benda asing, bau
tertentu)
Mekanisme spt batuk, ttp epiglotis menutup → semburan
melalui hidung
- Kecepatan 160 km /jam, semua dilontarkan
- Mata terpejam duktus nasolakrimalis tertutup
tak ke mata
27
Rhinore
• Rinore berasal dari bahasa yunani “rhinos”
yaitu hidung dan “-rrhea” yang berarti cairan.
Rinore atau hidung berair secara umum dapat
diartikan sebagai keluarnya cairan dari hidung
yang salah satunya disebabkan oleh adanya
suatu proses inflamasi atau iritasi. Cairan yang
keluar dapat bewarna jernih, hijau ataupun
coklat.
Rhinore Mukoid
• Rhinitis vasomotor
resiko
• Faktor endokrin (hamil, hipotiroid, pubertas)
• Faktor psikis (cemas, stres, emosi)
Gejala klinis
• Rhinore mukus atau serous
• Bersin (jarang) tidak gatal di mata
• Gejala memburuk pagi hari
3. Herediter
4. Autoimun
ETIOLOGI
SEKUNDER
SEKUNDER
2. Pembedahan Hidung
4. Paparan radiasi
patofisiologi
Adanya metaplasi epitel Jumlah dan ukuran kelenjar
kolumnar bersilia menjadi alveolar << dan adanya Aliran darah ke
epitel skuamous atau atrofik
endarteritis dan periarteritis mukosa berkurang
dan fibrosis dari tunika
propria pada arteriole terminal.
a. Tampak
krusta
kehijauan,
b. Rongga
hidung sampai
nasofaring
tampak lapang
STADIUM
Tingkat 3
Tingkat 2
Tingkat 1 1. Atrofi berat
mukosa dan
1. Atrofi
1. Atrofi tulang
mukosa
mukosa membentuk
hidung jelas
2. Mukosa garis
2. Mukosa
tampak 2. Rongga hidung
kering warna
kemerahan lebar
makin pudar
dan berlendir 3. Krusta
3. Krusta
3. Krusta sedikit nasofaring
banyak
4. Anosmia
Sutomo dan Samsudin, 2004
Mukopurulen
• Rhinosinusitis
• Rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi
mukosa sinus paranasal
• Etiologi : Infeksi virus/bakteri, alergi
• Penatalaksanaan : Penatalaksanaan dilakukan
tergantung penyebabnya
Obstruksi Nasi
Definisi
• Hidung tersumbat atau kongesti hidung terjadi
karena adanya aliran udara yang tersumbat
dikarenakan rongga hidung yang menyempit.
• Bisa disebabkan oleh inflamasi, sekresi mukus
yang berlebih, kelainan struktural anatomi,
infeksi
Etiologi
• Rhinitis alergi
• Kelainan anatomi
• Tumor hidung
• Pemakaian obat
Rhinitis Alergi
• Paparan antigen pada mukosa nasal akan
menyebabkan crosslinking(ikatan antara dua
molekul igE yang berdekatan pada permukaan
sel mast dan basofildegranulasi sel mastosit
dan basofil pengeluaran mediator kimia
(histamin) aktivasi reflek
parasimpatis,vasodilatasi
• Hasil pelepasan sitokin dan mediator lain adalah
mukosa nasal menjadi teinfiltrasi sel inflamasi.
Kelainan anatomi
• Deviasi septum
• Konka hipertrofi
Tumor hidung
• Tumor hidung mengakibatkan kavum nasi
semakin menyempit. Hal ini akan berakibat
pada tahanan hidung yang meningkat sehingga
aliran udara terhambat dan semakin sempit
yang akhirnya menyebabkan sumbatan hidung
• Klasifikasi tumor hidung dibagi menjadi 2, yaitu
tumor hidung ganas dan tumor hidung jinak
Obat-obatan
• Obat-obatan seperti ACE inhibitor,
Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
(NSAIDs), pil KB dapat menyebabkan rinitis
yang terinduksi obat (drug induced rhinitis)
yang menimbulkan gejala hidung tersumbat
• NSAID menghambat enzim COX-1 pergeseran metabolisme
asam arakidonat ke lipooxigenase pathway penurunan
produksi tromboksan dan prostaglandin peningkatan produksi
sisteinil leukotrien oleh lipooxygenaseInflamasi
• ACEI vasodilatasi sistemik melalui produksi
bradikininvasodilatasi pada pembuluh darah hidung
pembengkakan konka dan penyempitan rongga hidung dan
hidung tersumbat Penggunaan ACE inhibitor dapat
meningkatkan produksi leukotrien dan prostaglandin
• Pil KB reseptor estrogen juga terdapat pada kelenjar
seromukus yang berada di lamina propria , efek lain estrogen
adalah memodulasi reaksi inflamasi
Merokok
• Hidung sebagai organ pertama dalam traktus
respiratorius akan terpapar pertama kali dengan
inhalan-inhalan yang dapat mengiritasi. Asap rokok
yang dihirup oleh perokok aktif maupun pasif
memproduksi lebih dari 4000 substansi. Beberapa
diantaranya adalah acrolein, formaldehid, karbon
monoksida, nikotin, kotanin, fenol, dan kalium
sianida. Substansi-substansi tersebut ternyata telah
terbukti bersifat toksik kepada epitel traktus
respiratorius
Nose Scale
• Item yang dinilai dalam NOSE scale :
1) rasa seperti ada yang mengganjal di hidung,
2) rasa hidung tertutup/buntu,
3) kesulitan bernafas melalui hidung karena tersumbat,
4) gangguan tidur akibat hidung tersumbat,
5) kesulitan bernapas melalui hidung selama latihan fisik.