Anda di halaman 1dari 27

Oleh:

Cecep Hermawan
17360042
Pembimbing :
dr. Arif Effendi, Sp.KK
 Nama : Ny. T
 Umur : 32 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat Lengkap : Jl. Pagar Alam
 Suku Bangsa : Lampung
 Agama : Islam
 Bangsa : Indonesia
 Status : Menikah
 Keluhan utama : Kulit kemerahan di daerah punggung kaki
 Keluhan tambahan : Keluhan disertai gatal, kadang berair
Riwayat penyakit :
Os datang ke klinik dr. Arif Effendi, Sp.KK dengan keluhan 4 hari
yang lalu muncul kemerahan, gatal, kadang berair pada daerah
punggung kaki kiri. Sebelumnya os mengeluh gatal di daerah
tersebut, kemudian diolesi minyak zaitun.
 Riwayat pengobatan yang didapat : Tidak ada
 Riwayat penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
 Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 GCS : E4M6V5
 Status Gizi : Baik
 Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
 Thorax : DBN
 Abdomen : DBN
 KGB : DBN
 Lokasi : Pada daerah dorsum pedis sinistra.
 Inspeksi : Tampak makula eritem dengan eksudasi.
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Os datang ke klinik dr. Arif Effendi, Sp.KK dengan keluhan 4 hari
yang lalu muncul kemerahan, gatal, kadang berair pada daerah
punggung kaki kiri. Sebelumnya os mengeluh gatal di daerah
tersebut, kemudian diolesi minyak zaitun.
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan:
Pada daerah dorsum pedis sinistra, tampak makula eritem dengan
eksudasi.
 Dermatitis kontak iritan
 Dermatitis kontak alergi
 Dermatitis atopi
 Dermatitis kontak iritan
 Umum : Hindari sumber iritan
Pemakaian alat pelindung diri, jika bekerja dengan bahan iritan
Menjaga kebersihan kulit
 Khusus :
Metilprednisolon 4mg 3x1
Cetirizine 1x1
Klobetasol krim 2x1
 Patch Test
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
Dematitis adalah peradangan kuit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenfikasi) dan
gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya
beberapa (oligomorfik).
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan (substansi) yang
menempel pada kulit.
Dermatitis kontak iritan (toksik) adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak
dengan kontaktan eksterna melalui proses toksis.
Etiologi
Bahan yang bersifat iritan, diantaranya:
Bahan pelarut
Detergen
Minyak pelumas
Asam
Alkali
Serbuk kayu
Patogenesis

• Merusak lapisan
tanduk
• Denaturasi keratin
• Menyingkirkan
Bahan iritan Merusak sel epidermis
lemak lapisan
Kuat Lemah tanduk
• Mengubah daya ikat
air kulit
Gejala Klinis
Dermatitis kontak iritan akut
Pada DKI, kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel
atau bulla. Luas kelainanya sebatas daerah yang terkena
dan berbatas tegas. Pada beberapa individu, gejala
subyektif (rasa terbakar, rasa tersengat) mungkin hanya
satu-satunya manifestasi. Rasa sakit dapat terjadi dalam
beberapa detik dari pajanan. Spektrum perubahan kulit
berupa eritma hingga vesikel dan bahan pajanan bahan
yang dapat membakar kulit dapat menyebabkan
nekrosis.
Gejala Klinis
Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)
Pada dermatitis kontak iritan akut lambat, gejala obyektif tidak muncul hingga 8-
24 jam atau lebih setelah pajanan. Sebaliknya, gambaran kliniknya mirip dengan
dermatitis kontak iritan akut.
Gejala Klinis
Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif)
Juga disebut dermatitis kontak iritan kumulatif.
Disebabkan oleh iritan lemah dengan pajanan yang
berulang-ulang, biasanya lebih sering terkena pada
tangan. Kelainan kulit baru muncul setelah beberapa hari,
minggu, bulan, bahkan tahun. Sehingga waktu dan rentetan
pajanan merupakan faktor yang paling penting. Dermatitis
kontak iritan kronis ini merupakan dermatitis kontak iritan
yang paling sering ditemukan. Gejala berupa kulit kering,
eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi
hiperkertosis dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus
berlangsung.
Gejala Klinis
Reaksi Iritan
Secara klinis menunjukkan reaksi
akut monomorfik yang dapat
berupa skuama, eritema, vesikel,
pustul, serta erosi, dan biasanya
terlokalisasi di dorsum dari tangan
dan jari. Biasanya hal ini terjadi
pada orang yang terpajan dengan
pekerjaan basah. Reaksi iritasi
dapat sembuh, menimbulkan
penebalan kulit atau dapat menjadi
DKI kumulatif.
Gejala Klinis
Reaksi Traumatik (DKI Traumatik)
Reaksi traumatik dapat terbentuk setelah tauma akut pada kulit seperti panas
atau laserasi. Biasanya terjadi pada tangan dan penyembuhan sekitar 6 minggu
atau lebih lama. Pada proses penyembuhan, akan terjadi eritema, skuama, papul
dan vesikel.
Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous
Gejala umum yang dirasakan penderita adalah rasa terbakar, gatal, atau rasa
tersengat. Iritasi suberitematous ini dihubungkan dengan penggunaan produk
dengan jumlah surfaktan yang tinggi. Penyakit ini ditandai dengan perubahan
sawar stratum korneum tanpa tanda klinis (DKI subklinis).
Gejala Klinis
Dermatitis Kontak Iritan Subyektif
Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita mengeluh gatal, rasa tersengat, rasa
terbakar, beberapa menit setelah terpajan dengan iritan. Biasanya terjadi di
daerah wajah, kepala dan leher. Asam laktat biasanya menjadi iritan yang paling
sering menyebabkan penyakit ini.
Pengobatan
 Menyingkirkan pajanan bahan iritan, bila hal ini dapat dilaksanakan dengan
sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan tersebut akan
sembuh dengan sendirinya tanpa mengobatan topical, mungkin cukup dengan
pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.
 Untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteriod topical, misalnya
hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteriod
yang lebih kuat.
 Pemakaian alat pelindung yang adekuat bagi mereka yang bekerja dengan bahan
iritan.
Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna, maka prognosisnya kurang baik.
Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya
multifaktor.

Anda mungkin juga menyukai