Anda di halaman 1dari 1803

SOAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan, 45 tahun datang dengan keluhan sesak
sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak berwarna kekuningan. Demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang, TD 100/70 mmHg, N 98x/menit, RR 25
SOAL x/menit, Tax 38,9C. Pemeriksaan thorak didapatkan
perkusi redup pada kedua paru, retraksi (+). Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan infiltrate difus
1 bilateral. Diagnosis yang tepat adalah….

A. Pnemonia
B. Pneumonia lobaris
C. Bronkopneumonia
D. Pneumonia aspirasi
E. Abses paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PNEUMONIA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Perempuan, 45 tahun
• keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu.
1 • batuk berdahak berwarna kekuningan
• Demam (+)
• PF: keadaan umum tampak sakit sedang, TD 100/70
mmHg, N 98x/menit, RR 25 x/menit, Tax 38,9C. Thorak:
perkusi redup pada kedua paru, retraksi (+).
• Radiologi: didapatkan infiltrate difus bilateral.

Diagnosis yang tepat adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pneumonia
• Suatu peradangan yang disebabkan oleh
PEMBAHASAN
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Pnemonia yang disebabkan oleh
1 mycobacterium tuberculosis tidak termasuk
• Sedangkan peradangan paru yang
disebabkan oleh nonmikroorganism (bahan
kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obt-obtan
dn lain-lain) disebut pneumonitis

Sumber: Pnemonia Komuniti Pedoman


Diagnosis dan Penatalakasanaan di
Indonesia, PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Pneumonia
Berdasarkan klinis dan Berdasarkan bakteri Berdasarkan predileksi
epidemiologis penyebab infeksi

PEMBAHASAN • Pneumonia komuniti • Pneumonia • Pnemonia lobaris,


(community-acquired bacterial/tipikal: terjadi sering pada pneumonia
pneumonia) pada semua usia bacterial, jarang pada

1 • Pneumonia nosocomial
(hospital-acquired
pneumonia/nosocomial
• Pnemonia atipikal,
disebabkan
mycoplasma, legionella
bayi dan orang tua,
disebabkan karena
obstruksi bronkus.
pneumonia dan chlamidya • Bronkopneumonia,
• Pnemonia aspirasi • Pneumonia virus ditandai dengan bercak-
• Pneumonia pada • Pneumonia jamur, bercak infiltrate pada
penderita predileksi pasien lapangan paru, sering
immunocompromised immunocompromised) pada bayi dan orang tua
• Pneumonia interstitial

Sumber: Pnemonia Komuniti Pedoman Diagnosis


dan Penatalakasanaan di Indonesia, PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pneumonia Komuniti
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks
terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau
PEMBAHASAN lebih gejala di bawah ini :

1 Batuk-batuk bertambah

Perubahan karakteristik dahak / purulen

Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam

Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial


dan ronki

Leukosit > 10.000 atau < 4500


Sumber: Pnemonia Komuniti Pedoman Diagnosis
dan Penatalakasanaan di Indonesia, PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sistem skor
pada
pneumonia
PEMBAHASAN
komuniti
berdasarkan
1 PORT

Sumber: Pnemonia Komuniti


Pedoman Diagnosis dan
Penatalakasanaan di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap Pneumonia Komuniti
PEMBAHASAN Skor PORT lebih dari 70

1 Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai
salah satu dari kriteria dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg Tekanan diastolik < 60 mmHg

3. Pneumonia pada pengguna NAPZA

Sumber: Pnemonia Komuniti Pedoman Diagnosis


dan Penatalakasanaan di Indonesia, PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Pneumonia
Berat (salah Satu atau
lebih)
PEMBAHASAN Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg Kriteria perawatan
1 •


Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHg
ICU
• 1 dari 2 gejala mayor
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
tertentu ( bold merah)
Kriteria mayor • 2 dari 3 gejala minor
• Membutuhkan ventilasi mekanik tertentu (bold merah)
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada Sumber: Pnemonia Komuniti
penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang Pedoman Diagnosis dan
membutuhkan dialisis Penatalakasanaan di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tata Laksana Pneumonia Komuniti
Faktor Modifikasi
Pneumokokus resisten
Bakteri enterik Gram negatif Pseudomonas aeruginosa
PEMBAHASAN terhadap penisilin
• Umur lebih dari 65 tahun • Penghuni rumah jompo • Bronkiektasis

1 • Memakai obat-obat
golongan P laktam selama
tiga bulan terakhir
• Pecandu alkohol
• Mempunyai penyakit
dasar kelainan jantung
paru
• Mempunyai kelainan
• Pengobatan kortikosteroid
> 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik
spektrum luas > 7 hari
• Penyakit gangguan penyakit yang multipel pada bulan terakhir
kekebalan • Riwayat pengobatan • Gizi kurang
• Penyakit penyerta yang antibiotik
multipel

Sumber: Pnemonia Komuniti Pedoman


Diagnosis dan Penatalakasanaan di
Indonesia, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tata Laksana
Pneumonia
Komuniti
PEMBAHASAN

3
Sumber: Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Pneumonia lobaris  bukan karena hasil
PEMBAHASAN radiologi thorak tidak menunjukkan keterlibatan
hanya satu lobus atau segmen, biasanya ada
riwayat obstruksi brokus misalnya aspirasi benda
1 asing atau proses keganasan
C. Bronkopneumonia  kurang tepat karena lebih
sering pada bayi dan orang tua
D. Pneumonia aspirasi  kurang tepat karena tidak
disebutkan riwayat aspirasi pada kasus
E. Abses paru  kurang tepat karena hasil
radiologi tidak menunjukkan adanya kavitas
dengan air-fluid level
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat pasien diatas
adalah….
PEMBAHASAN

1 A. PNEUMONIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 55 tahun datang dengan keluhan batuk
berdahak berwarna kecoklatan selama 1 minggu.
Keluhan disertai demam dan nyeri dada. Riwayat
konsumsi alkohol. Pada pemeriksaan fisik TD 130/70
mmHg, RR 20 x/menit, suara napas menurun, ronki (+),
SOAL suara amforik (+), redup pada bagian tengah paru
kanan, pada rontgen terdapat kavitas disertai air fluid
level di paru kanan. Diagnosis pasien adalah…
2 A. Pneumonia
B. Ca Paru
C. Efusi Pleura
D. Bronkiektasis
E. Abses Paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. ABSES PARU
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 55 tahun
• keluhan batuk berdahak berwarna kecoklatan selama 1

2 minggu.
• disertai demam dan nyeri dada.
• Riwayat konsumsi alkohol.
• PF: TD 130/70 mmHg, RR 20 x/menit, suara napas menurun, ronki
(+), suara amforik (+), redup pada bagian tengah paru kanan
• Pada rontgen terdapat kavitas disertai air fluid level di paru
kanan.

Diagnosis pasien adalah…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Abses Paru

PEMBAHASAN
• Definisi: proses supuratif lokal yang ditandai oleh
nekrosis jaringan paru

2 • Abses paru dapat dibagi menjadi dua yaitu :


• Abses paru primer biasanya diawali dari infeksi paru,
seperti pneumonia.
• Abses paru sekunder bisa terjadi akibat adanya
gangguan atau kelainan pada paru, menghirup
benda asing atau infeksi dari organ lainnya yang
menyebar ke paru.

Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru, PDPI,
2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Etiologi dan Patogenesis
• Aspirasi materi infektif: alkoholisme akut, koma,
PEMBAHASAN anetesia, sinusitis, gingivodental sepsis
• Kelanjutan infeksi paru: abses post pneumonic,
2 biasanya oleh S aureus, K. pneumonia dan type 3
pneumococcus
• Emboli septik
• Neoplasia: infeksi sekunder akibat obstruksi
bronkopulmonar
• Lain-lain: trauma langsung, perluasan infeksi dari
organ sekitar (supurasi esophagus, vertebra, ruang
subfrenik, ruang pleura), hematogen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko Abses Paru

PEMBAHASAN
• Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah seperti
pada penderita kanker, penyakit autoimun, dan
penderita HIV
2 • Terbiasa mengonsumsi alkohol berlebihan.
• Mengalami infeksi mulut
• Pernah melakukan transplantasi organ
• Pernah dirawat atau berada dalam keadaan
tidak sadar dalam waktu lama

Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru, PDPI,
2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis

PEMBAHASAN
• Sebagian nesar
diagnosis ditegakkan
dari rontgen
2 • Kavitas abses memiliki
dinding yang terlihat
jelas mengelilingi
daerah lusen atau
adanya air fluid level
di area pneumonia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
• Antibiotik : clindamycin, penicillin dan kombinasi
metronidazole dengan penisilin
PEMBAHASAN
• Fisioterapi dada : membantu mengeluarkan
cairan yang terdapat di paru
2 • Terapi bronkoskopi : mengangkat benda asing
dan membantu proses drainase cairan di paru
dengan cepat
• Operasi: pilihan pengobatan untuk kasus abses
paru yang serius

Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru, PDPI,
2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pneumonia : batuk berdahak, sesak, demam
PEMBAHASAN tinggi, gambaran konsolidasi
B. Ca Paru : gejala respirasi, gejala metastasi
seperti kelainan yang timbul karena kompresi
2 hebat di otak, hasil histologi (+) keganasan
C. Efusi Pleura : sesak saat menarik napas,
dipengaruhi posisi, rontgen didapat sudut
costoprenik menumpul
D. Bronkiektasis : batuk dahak 3 lapis, rontgen
gambaran honeycomb

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…

2 E. ABSES PARU

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 63 tahun datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengalami batuk
dengan dahak berwarna kehijauan dan demam. Pasien
mengaku keluhan sesak sering dialami dalam setahun
terakhir dan semakin lama semakin berat. Pasien memiliki
SOAL riwayat merokok 2 bungkus/hari sejak umur 15 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan N 94 x/menit, RR 24
x/menit, Tax 38C, perkusi hipersonor dan ronkhi diseluruh
3 lapangan paru, barrel chest. Pada pemeriksaan
spirometri didapatkan FEV1<70% setelah pemberian
bronkodilator. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut?

A. Bronkitis
B. Asma
C. PPOK
D. Pneumonia
E. EmfisemaWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PPOK
• KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 63 tahun
• keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu.

3 •

batuk dengan dahak berwarna kehijauan dan demam
keluhan sesak sering dialami dalam setahun terakhir dan
semakin lama semakin berat.
• riwayat merokok 2 bungkus/hari sejak umur 15 tahun.
• PF: N 94 x/menit, RR 24 x/menit, Tax 38C, perkusi hipersonor dan
ronkhi diseluruh lapangan paru, barrel chest.
• Pada pemeriksaan spirometri didapatkan FEV1<70% setelah
pemberian bronkodilator.

Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PPOK
Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
PEMBAHASAN nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan
keduanya.
3 • Bronkitis kronik Kelainan saluran napas yang ditandai
oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut -
turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
• Emfisema Suatu kelainan anatomis paru yang
ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting
• Riwayat merokok
• Perokok aktif
• Perokok pasif
PEMBAHASAN • Bekas perokok
• Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama

3
merokok dalam tahun :
• Ringan : 0-200
• Sedang : 200-600
• Berat : >600

Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja

Hipereaktiviti bronkus

Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang

Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis
Anamnesis
• Batuk berulang dengan atau tanpa dahak –
PEMBAHASAN • Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
• Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala

3 pernapasan
• Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja

Pemeriksaan fisik:
• Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
• Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Penampilan pink puffer atau blue bloater

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…
Pemeriksaan penunjang rutin
PEMBAHASAN Faal paru
• Spirometri : Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) <
3 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %. Apabila spirometri
tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE
meter walaupun kurang tepat, dapat dipakai
sebagai alternatif dengan memantau variabiliti
harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%.
• Uji Bronkodilator
• Darah rutin: Hb, Ht, Leukosit
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Foto toraks
• Hiperinflasi
• Hiperlusen
PEMBAHASAN • Ruang retrosternal
melebar

3 • Diafragma
mendatar
• Jantung
menggantung
(jantung
pendulum / tear
drop / eye drop
appearance)
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritme Penanganan PPOK Stabil

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t….
PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan PPOK Stabil
Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan keadaan stabil.

PEMBAHASAN
Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis (salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-
masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya penyakit. Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-

3
150 mg kombinasi dengn salbutamol 1 mg.

Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.

Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)

Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum mukoid.

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, Menkes, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PPOK Eksaserbasi Akut
Gejala eksaserbasi :
PEMBAHASAN • Sesak bertambah
• Produksi sputum meningkat

3 • Perubahan warna sputum

Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga :


• Tipe (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas
• Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
• Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20% baseline , atau
frekuensi nadi > 20% baseline
Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, Menkes, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritme Penanganan PPOK Eksaserbasi Akut

PEMBAHASAN

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, Menkes, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi

Oksigen (bila tersedia)

PEMBAHASAN Bronkodilator

• Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi bronkodilator kerja pendek ditingkatkan dan dikombinasikan dengan antikolinergik.

3 Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan inhalasi. Jika tidak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi, subkutan, intravena
atau perdrip, misalnya: Adrenalin 0,3 mg subkutan, digunakan dengan hati-hati
• Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) harus perlahan (10 menit) utk menghindari efek samping.dilanjutkan dengan perdrip
0,5-0,8 mg/kgBB/jam.

Kortikosteroid Diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal selama 2 minggu. Pemberian selama 2
minggu tidak perlu tapering off.

Antibiotik yang tersedia di Puskesmas

Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretik dan perlu berhati-hati dalam pemberian
cairan

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, Menkes, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Bronkitis  hipersekresi mukus dan batuk
PEMBAHASAN produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3
bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2
tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui
3 tidak terdapat penyebab lain.
B. Asma  batuk sesak berulang, terdapat factor
pemicu, reversible dengan atau tanpa
bronkodilator
D. Pneumonia  demam tinggi, batuk berdahak,
sesak, rontgen menunjukkan konsolidasi
E. Emfisema  gejala respirasi, rontgen
menunjukkan gambaran honeycomb
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN diatas adalah…

3 C. PPOK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-Laki, 35 tahun datang dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu, disertai demam.
Pasien mengatakan saat BAK terasa panas. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg, N
86x/menit, RR 22x/mnt Tax 38,0C dan nyeri ketok CVA (+).
SOAL Dari pemeriksaan urinalisis leukosit ++. Diagnosisnya
adaiah ..

4 A.
B.
Prostatitis
Pyelonefritis
c. Uretritis
D. Pyelonefritis kronis
E. Sistitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. PYELONEFRITIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-Laki, 35 tahun
• keluhan nyeri pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu
4 • Demam
• saat BAK terasa panas.
• PF: TD 120/80 mmhg, N 86x/menit, RR 22x/mnt Tax
38,0C dan nyeri ketok CVA (+).
• Urinalisis: leukosit ++.

Diagnosisnya adaiah ..
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pyelonefritis

PEMBAHASAN
• Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba
dalam beberapa jam atau hari

4 • Demam dan menggigil


• Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral
• Sering disertai gejala sistitis, berupa: frekuensi,
nokturia, disuria, urgensi, dan nyeri suprapubik
• Kadang disertai pula dengan gejala
gastrointestinal, seperti: mual, muntah, diare, atau
nyeri perut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko

PEMBAHASAN
• Lebih sering terjadi pada wanita usia subur
• Sangat jarang terjadi pada pria berusia <50

4 tahun, kecuali homoseksual


• Koitus per rektal
• HIV/AIDS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pyelonefritis

PEMBAHASAN Pemeriksaan fisik Penunjang

• Nyeri ketok pada sudut • Urinalisis : leukosit lebih dari 5 –

4 kostovertebra, unilateral atau


bilateral
• Ginjal seringkali tidak dapat
10 / lapang pandang besar (LPB),
Silinder leukosit (+), Hematuria,
Bakteriuria bermakna > 104
dipalpasi karena adanya nyeri koloni/ml
tekan dan spasme otot • Kultur urin dan tes sentifitas-
• Dapat ditemukan nyeri tekan resistensi antibiotic
pada area suprapubik • Darah perifer dan hitung jenis
• Distensi abdomen dan bising • Kultur darah
usus menurun (ileus paralitik) • Foto polos abdomen (BNO)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Pyelonefritis

PEMBAHASAN Antibiotik Parenteral


• pilihan terapi: ceftriaxone, cefepime, dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin)

4 • basil Gram positif: ampisillin yang dikombinasi dengan Gentamisin, Ampicillin Sulbaktam,
dan Piperacillin Tazobactam
• diganti dengan obat oral setelah 24-48 jam,

Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat jalan


• fluorokuinolon untuk basil Gram negatif.
• penyebab lainnya dapat digunakan Trimetoprimsulfametoxazole.
• enterococcus, dapat diberikan Amoxicilin
• Sefalosporin generasi kedua atau ketiga juga efektif, walaupun data yang mendukung masih
sedikit.
• Pengobatan selama 7-14 hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Prostatitis  keluhan obstruktif lebih dominan
PEMBAHASAN B. Uretritis  CVA (-)
C. Pyelonefritis kronis  biasanya pada pasien
4 dengan gangguan anatomi
D. Sistitis  nyeri tekan suprapubik (+), CVA (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

4 B. PYELONEFRITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 52 tahun dibawa ke UGD oleh keluarga dengan
keluhan utama penurunan kesadaran. Sebelumnva
pasien mengeluh lemas dan sesak yang bertambah.
Terdapat riwayat Hipertensi tidak terkontrol. Pasien tidak
BAK lebih dari 2 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
SOAL delirium, TD 160/90 mmHg, ekstremitas edema. Pada
pemeriksaan lab didapatkan Hb 7 g/dl dan GFR < 15.
Diagnosis pasien adalah...
5 A. CKD
B. GGA
C. Acute on CKD
D. GGA renal
E. GGA post renal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. ACUTE ON CKD
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 52 tahun dibawa ke UGD
• penurunan kesadaran.
5 • mengeluh lemas dan sesak yang bertambah.
• Riwayat Hipertensi tidak terkontrol.
• Tidak BAK lebih dari 2 hari belakangan.
• PF: delirium, TD 160/90 mmHg, ekstremitas edema.
• Lab: Hb 7 g/dl dan GFR < 15.

Diagnosis pasien adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Acute On CKD

PEMBAHASAN
• Pasien dgn CKD berisiko tinggi mengalami AKI yg
secara spesifik disebut Acute on CKD atau Acute
on Chronic Renal Failure (ACRF)
5 • Makin rendah eGFR makin tinggi risiko terjadinya
acute on CKD.
• Peningkatan risiko terjadinya AKI tidak hanya
pada CKD tapi juga pada komorbiditas lain
seperti DM, HT, arteriosklerosis dan penyakit
kardiovaskular.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CKD

PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi CKD
Deraja 3
dibedakan
PEMBAHASAN kembali
menjadi

5 derajat
penurunan LFG
ringan-sedang
yaitu 45-59 dan
derajat
penurunan LFG
sedang-berat
yaitu 30-44

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Definisi Acute Kidney Injury

PEMBAHASAN
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam
yaitu:
• kenaikan kadar kreatinin serum 20. 3 mgl dl (> 26.4
5 pmol/l), atau
• presentasi kenaikan kreatinin serum >50% (1.5 x
kenaikan dari nilai dasar), atau
• pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat
< 0.5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
AKI
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis Acute On CKD
• Sama dgn diagnosis AKI
PEMBAHASAN
• Adanya riwayat penyakit ginjal sebelumnya
ataupun faktor risiko CKD : HT, DM, penyakit
5 autoimun, chronic analgesic use.
• Peningkatan tiba-tiba serum Cr 25-50% dari nilai
baseline
• Pada USG ginjal mengecil (tanda CKD)
• Pasien Acute on CKD cepat mengalami progresi
ke gagal ginjal dibanding pasien AKI dgn fungsi
ginjal yg sebelumnya normal.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Acute Kidney Injury
Organ Temuan Klinis
Kulit Livido reticularis, iskemia jari-jari, butterfly rash, purpura, vaskulitis sistemik.
PEMBAHASAN Maculopapular rash ditemukan pada nefritis interstitial alergi.

5 Mata Keratitis, iritis, uveitis, konjungtiva kering: ditemukan pada vaskulitis autoimun.
Jaundice: penyakit liver. Band keratopathy (karena hiperkalsemia): mieloma
multipel. Retinopati diabetes. Retinopati hipertensi. Atheroemboli.
Kardiovaskular Nadi iregular: tromboemboli. Murmur: endokarditis. Pericardial friction rub:
perikarditis uremikum. JVP meningkat, ronki basah basal, S3: gagal jantung.
Abdomen. Massa pulsatil atau bruits: atheroemboli. Nyeri tekan abdomen atau CVA:
nefrotlitiasis, nekrosis papilar, trombosis arteri atau vena renalis. Massa pada
pelvis atau rektum, hipertorofi prostat, distensi bladder: obstruksi saluran
kemih. Iskemia, edema ekstremitas: rabdimiolisis
Pulmo Ronki: sindro Goodpasture, Wegener granulomatosis. Hemoptysis: Wegener
granulomatosis.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Pengganti Ginjal pada Pasien
Kritis dengan GGA

PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. CKD  kurang tepat, karena saat ini pasien
mengalami perburukan kondisi ginjal yang terjadi
PEMBAHASAN dalam kurang dari 48 jam
B. GGA  kurang tepat, karena pada kasus
5 disebutkan pasien sudah mengalami pucat sejak 3
bulan terakhir, terdapat anemia sebagai salah satu
tanda kegagalan produksi eritopoitin dari ginjal
D. GGA renal  kurang tepat, karena saat ini pasien
mengalami perburukan kondisi ginjal yang terjadi
dalam kurang dari 48 jam
E. GGA post renal  kurang tepat, karena pada kasus
tidak disebutkan secara spesifik penyebab keluhan
post renal, seperti BPH, dll

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasie diatas adalah…

5 C. ACUTE ON CKD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan sesak,
lemas serta penurunan kesadaran setelah diberikan
cairan dan antibiotic intravena. Termasuk reaksi
hipersensitivitas tipe berapa kasus tersebut?
SOAL
A. Cell mediated reaction hypersensitivity
B. Immune complex
6 C.
D.
Toxicity
Delayed reaction
E. IgE mediated

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. IGE MEDIATED

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 25 tahun

6 • keluhan sesak, lemas serta penurunan kesadaran


setelah diberikan cairan dan antibiotic intravena.
• Dx: Syok Anafilaksis

Termasuk reaksi hipersensitivitas tipe berapa kasus


tersebut?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Syok Anafilaksis
Reaksi tipe segera yang
dimediasi oleh interaksi antara Interaksi tersebut menimbulkan
allergen dengan igE yang terikat berbagai manifestasi yaitu gejla
pada permukaan sel mast atau sistemik
PEMBAHASAN basofil

6 Anafilaksis

Manifestasi klinis yang timbul


Susah dibedakan dengan reaksi meliputi gejala pada kulit,
anafilaktoid namun nafilaktoid pernapasan, kardiovaskuler,
secara mekanisme tidak gastrointestinal dan gejala pada
melibatkan igE sistem organ lain seperti rhinitis,
konjungtivitis

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation Council UK


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy Organization


Anaphylaxis Guideline Summary

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy Organization


Anaphylaxis Guideline Summary

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu menaikkan venous return
sehingga tekanan darah ikut meningkat. 2. Pemberian

Oksigen 3–5 liter/menit harus dilakukan, pada keadaan yang sangat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu
dipertimbangkan.

PEMBAHASAN
Pemasangan infus, cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume intravaskuler
secepatnya. Jika cairan tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai sebagai cairan pengganti

6 Adrenalin 0,3 – 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 i.m dapat diulangi 5–10 menit. Atau 0,1 – 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit
10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan i.v

jika masih terjadi bronkospasm setelah pemberian adrenalin, berikan 250 mg aminofilin i.v perlahan-lahan selama 10 menit.
Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus

Antihistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCl 5–20 mg IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan
deksametason 5–10 mg IV atau hidrokortison 100–250 mg IV

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of


Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation
Council UK
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Cell mediated reaction hypersensitivity
PEMBAHASAN B. Immune complex  pada kasus SLE
C. Toxicity
6 D. Delayed reaction

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tipe reaksi hypersensitivity pada kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

6 E. IGE MEDIATED

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 68 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
kedua lutut sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri terutama
dirasakan bila berdiri dan naik tangga. Selain itu, bila pagi
hari, pasien juga merasa sendi lututnya kaku namun < 30
menit. Hal ini sangat mengganggu pasien karena
SOAL biasanya pasien sangat aktif berkegiatan sosial. Dari
pemeriksaan foto polos genu didapatkan gambaran
sesuai Lawrence gr 2. Diagnosis yang paling tepat
7 adalah...

A. Rheumatoid arthritis
B. Osteoporosis
C. Osteoarthritis
D. Gout arthritis
E. Osteomalacia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. OSTEOARTHRITIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 68 tahun
• keluhan nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu yang lalu.
7 • dirasakan bila berdiri dan naik tangga.
• kaku pagi hari namun < 30 menit.
• sangat mengganggu pasien karena biasanya pasien
sangat aktif berkegiatan sosial.
• Dari pemeriksaan foto polos genu didapatkan gambaran
sesuai Lawrence gr 2.

Diagnosis yang paling tepat adalah...


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Osteoartritis
Berdasarkan kriteria klinis:

PEMBAHASAN Nyeri sendi lutut dan

7 paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah ini:


• krepitus saat gerakan aktif
• kaku sendi < 30 menit
• umur > 50 tahun
Sensitivitas 95% dan
• pembesaran tulang sendi lutut spesifisitas 69%
• nyeri tekan tepi tulang
• tidak teraba hangat pada sinovium sendi lutut.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Osteoartritis
Berdasarkan kriteria klinis dan radiologi:
Nyeri sendi lutut dan
PEMBAHASAN

adanya osteofit dan


7 paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
• krepitus saat gerakan aktif
• kaku sendi < 30 menit
• umur > 50 tahun Sensitivitas 91% dan
spesifisitas 86%.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kellgren and Lawrence Radiographic Criteria for
assessment

PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Osteoartritis
Berdasarkan kriteria klinis dan
PEMBAHASAN
laboratoris:
Nyeri sendi lutut dan

7 paling sedikit 5 dari 9 kriteria berikut ini:


• Usia >50 tahun
• kaku sendi <30 menit
• Krepitus pada gerakan aktif
• Nyeri tekan tepi tulang Sensitivitas 92% dan
• Pembesaran tulang spesifisitas 75%.
• Tidak teraba hangat pada sinovium sendi terkena
• LED<40 mm/jam
• RF <1:40
• Analisis cairan sinovium sesuai OA.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko

PEMBAHASAN obesitas

kelemahan otot

7 aktivitas fisik yang berlebihan atau kurang

trauma sebelumnya

penurunan fungsi proprioseptif

faktor keturunan menderita OA

faktor mekanik

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi OA berdasarkan
etiologi
I. IDIOPATIK
PEMBAHASAN II. SEKUNDER

7 Metabolik

• Artritis kristal (Gout,


calcium pyrophosphate
Kelainan Anatomi

• Slipped femoral
epiphysis
Trauma

• Trauma sendi mayor


• Fraktur pada sendi atau
Inflamasi

• Semua artropati
inflamasi
dihydrate arthropaty/ • Epiphyseal dysplasias osteonekrosis • Artritis septik
pseudogout) • Penyakit Blount’s • Bedah tulang (contoh:
• Akromegali • Penyakit Legg-Perthe menisektomi)
• Okronosis (alkaptonuria) • Dislokasi koksa • Jejas kronik (artropati
• Hemokromatosis kongenital okupasional/terkait
• Penyakit Wilson • Panjang tungkai tidak pekerjaan), beban
sama mekanik kronik
(obesitas)
• Deformitas valgus/varus
• Sindroma hipermobiliti

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi OA berdasarkan
lokasi
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
Non Farmakologi
PEMBAHASAN

• Bila berat badan berlebih (BMI > 25),


7 program penurunan berat badan, minimal
penurunan 5% dari berat badan, dengan
target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I).
• Program latihan aerobik (low impact aerobic
fitness exercises). (Level of Evidence: I)

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Farmakologi
OA gejala ringan sedang OA nyeri sedang-berat
OA gejala ringan-sedang memiliki risiko pada disertai pembengkakan
PEMBAHASAN sistem pencernaan sendi & aspirasi
• acetaminophen • acetaminophen • tindakan injeksi

7 (kurang dari 4 gram


per hari),
• NSAID
(kurang dari 4 gram
per hari)
• NSAID topical
glukokortikoid
intraartikular, ex:
triamsinolone
• NSAID non selektif+ hexatonide 40 mg) +
gastro protective NSAID
agent
• Cyclooxygenase-2
inhibitor

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana ALternatif

PEMBAHASAN
• Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi)
• Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan

7 • kombinasi paracetamol-kodein

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rheumatoid arthritis  menyerang sendi kecil,
PEMBAHASAN simetris, RF (+)
B. Osteoporosis  faktur patologis
7 C. Gout arthritis  Bengkak, panas, merah
(infamasi), Nyeri sendi mendadak, Lokasi
tersering MTP 1, siku, lutut, dorsum pedis, dekat
tendo Achilles, Biasanya malam hari atau ketika
suhu lingkungan dingin
D. Osteomalacia  kekurangan vitamin D

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pada pasien diatas
PEMBAHASAN adalah….

7 C. OSTEOARTHRITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 65 tahun diantar ke UGD dengan keluhan
kesadaran menurun yang diawali dengan mengigau dan
demam tinggi sejak 1 hari yang lalu. Demam dialami
sejak 1 minggu yang lalu dengan nyeri berkemih namun
tidak membaik dengan pengobatan. Tanda vital TD
SOAL 90/80 mmHg N 120x/menit. Hasil pemeriksaan lab Hb 12.8
gr/dl, HCT 45%, PLT 65.000, Leu 28.000. dan hasil kultur
yang positif. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
8 diatas?

A. Syok sepsis
B. Severe sepsis
C. Sepsis
D. Gagal ginjal akut
E. Syok hipovolemik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. SEPSIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 65 tahun diantar ke UGD
• keluhan kesadaran menurun yang diawali dengan
8 mengigau dan demam tinggi sejak 1 hari yang lalu.
• Demam dialami sejak 1 minggu yang lalu dengan
nyeri berkemih namun tidak membaik dengan
pengobatan.
• PF: TD 90/80 mmHg (MAP 93)N 120x/menit.
• Lab: Hb 12.8 gr/dl, HCT 45%, PLT 65.000, Leu 28.000.
dan hasil kultur yang positif.

Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria SIRS dan Sepsis

PEMBAHASAN
• SIRS (≥2 kriteria berikut)
• Temperature >38ºC or <36ºC

8 •

Heart rate >90 beats/min
Respiratory rate >20 breaths/min or PaCO2 <32 mmHg
WBC >12,000 cells/mm3, <4000 cells/mm3, or >10
percent immature (band) forms
• Sepsis: SIRS + bukti infeksi (kultur atau hasil
lab)
• Syok sepsis: tanda syok + sepsis
Sumber: The Third International Consensus
Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
NEW: Pendekatan diagnosis
sepsis dengan SOFA dan qSOFA
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Surviving Sepsis Campaign

PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Syok sepsis kurang tepat, karena pada kasus
PEMBAHASAN MAP masih diatas 65 mmHg
B. Severe sepsis  kurang tepat
8 D. Gagal ginjal akut  kurang tepat karena tidak
disebutkan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
E. Syok hipovolemik  kurang tepat karena tidak
disebutkan riwayat kehilangan cairan seperti
diare atau trauma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

8 C. SEPSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan, 20 tahun sedang persiapan seleksi
pegawai negeri datang ke dokter dengan keluhan
makan cepat penuh, sering sendawa, ulu hati
panas, agak mual. Pemeriksaan endoskopi tidak
SOAL
dijumpai kelainan. Diagnosis pasien adalah…

A. Dispepsia non fungsional


9 B.
C.
GERD
Ulkus gaster
D. Gastritis
E. Dispepsia fungsional

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. DISPEPSIA FUNGSIONAL

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan, 20 tahun

9 • sedang persiapan seleksi pegawai negeri


• keluhan makan cepat penuh, sering sendawa, ulu
hati panas, agak mual.
• Pemeriksaan endoskopi tidak dijumpai kelainan.

Diagnosis pasien adalah…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dispepsia
Berdasarkan consensus Internasional Panel of Clinical
PEMBAHASAN Investigation
• dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama

9 dirasakan di daerah perut bagian atas

Kriteria Roma III terbaru

• dispepsia fungsional didefi nisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau
lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat
kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3
bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum
diagnosis.
Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor risiko dispepsia

PEMBAHASAN
• konsumsi kafein berlebihan
• minum minuman beralkohol

9 • Merokok
• konsumsi steroid dan OAINS
• serta berdomisili di daerah dengan prevalensi H.
pylori tinggi.

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Dispepsia

PEMBAHASAN
Perasaan ‘begah’

9 Fungsional
Postprandial distress
syndrome
setelah makan dan
perasaan cepat
kenyang

Rasa nyeri yang lebih


Epigastric pain konstan dirasakan dan
syndrome tidak beitu terkait
Dispepsia dengan makan

Organik

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN
• Esofagogastroduodenoskopi dapat dilakukan bila
sulit membedakan antara dispepsia fungsional
dan organik, terutama bila gejala yang timbul
9 tidak khas, dan menjadi indikasi mutlak bila pasien
berusia lebih dari 55 tahun dan didapatkan
tanda-tanda bahaya

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Roma II untuk
dyspepsia fungsional
PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t….

PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tanda Bahaya

PEMBAHASAN
• perdarahan saluran cerna
• sulit menelan

9 • nyeri saat menelan


• anemia yang tidak bisa dijelaskan sebabnya
• perubahan nafsu makan
• penurunan berat badan
• ada indikasi endoskopi.

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritma
pengelolaan
pasien
PEMBAHASAN dengan
dispepsia
9

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J,


Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Dispepsia non fungsional  kurang tepat karena
PEMBAHASAN pada endoskopi tidak terdapat gangguan
B. GERD  kurang tepat, karena pasien tidak ada
9 mengeluh heart burn dan rasa asam di mulut
C. Ulkus gaster  kurang tepat, karena pasien tidak
ada keluhan nyeri yang timbul setelah makan,
hasil endoskopi juga tidak menunjukkan ada
ulkus pada gaster
D. Gastritis  kurang tepat karena kurang spesifik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…

9 E. DISPEPSIA FUNGSIONAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 44 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 2
hari, nyeri perut dirasakan hilang timbul tanpa demam.
Pasien diketahui riwayat makan makanan dari restoran
cepat saji. Pemeriksaan fisik BB 70kg, TB: 150 cm, TD 120/80
mmHg, N 97x/menit, RR 18 x/menit, Tax 36,8C, nyeri tekan
SOAL pada perut kanan atas. Dari pemeriltsaan laboratorium
didapatkan kolesterol total 258 mg/dl. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
10 A. Kolesistitis
B. Kolelitiasis
C. Pankreatitis
D. Hepatitis
E. Koledokolitiasis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. KOLELITIASIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 44 tahun
• nyeri perut kanan atas sejak 2 hari, hilang timbul
10 tanpa demam.
• Pasien diketahui riwayat makan makanan dari
restoran cepat saji.
• PF: BB 70kg, TB: 150 cm, TD 120/80 mmHg, N 97x/menit,
RR 18 x/menit, Tax 36,8C, nyeri tekan pada perut
kanan atas
• laboratorium didapatkan kolesterol total 258 mg/dl.

Apakah diagnosis pasien tersebut?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kolelitiasis
• Biasanya tunggal dan besar

PEMBAHASAN
• Jumlah bilirubin tak terkunjugasi yang berlebih
• Sering terkait dengan anemia hemolitik

10 • Jenis batu terbanyak (75-80%)


• Campran kolesterol dan garam kalsium

www.futuredoctorindonesia.com
PEMBAHASAN

10

www.futuredoctorindonesia.com
Diagnosis Banding Nyeri RUQ

PEMBAHASAN

10

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Kolesistitis  murphy sign (+)
PEMBAHASAN C. Pankreatitis  nyeri tembus ke punggung
D. Hepatitis  Ikterus, SGOT SGPT meningkat
10 E. Koledokolitiasis  icterus, nyeri kolik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien diatas adalah…

B. KOLELITIASIS
10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 30 tahun datang dengan keluhan lemah badan.
Badan terasa loyo dan cepat lelah. Pasien bekerja
sebagai analis di laboratorium kesehatan. Pada
pemerikaan fisik didapatkan TD 120/80 N 80x/menit RR
20x/menit, Tax 37,3. Pada pemeriksaan didapatkan
SOAL HbsAg (+). Pemeriksaan lanjutan apa yang sebaiknya
dilakukan?

11 A.
B.
HbeAg
Anti-Hbs
C. Anti-Hbc
D. HbcAg
E. Anti HCV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. HBEAG
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 30 tahun
• keluhan lemah badan.
11 • Badan terasa loyo dan cepat lelah.
• analis di laboratorium kesehatan.
• PF: TD 120/80 N 80x/menit RR 20xlmenit, Tax 37,3. Pada
pemeriksaan didapatkan HbsAg (+).

Pemeriksaan lanjutan apa yang sebaiknya dilakukan?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hepatitis
• lnflamasi hepar yang disebabkan oleh berbagai
PEMBAHASAN macam penyebab.
• Penyebab hepatitis: autoimun, hepatitis imbas obat,
virus, alkohol, dan lain~lain.
11 • Virus hepatitis merupakan infeksi sistemik yang
dominan menyerang hepar. Hepatitis jenis ini paling
sering disebabkan oleh virus hepatotropik (virus
Hepatitis A, B, C, D, E).
• Incubation periods for hepatitis A range from 15-45
days (mean, 4 weeks), for hepatitis B and D from 30-
180 days (mean, 8-12 weeks), for hepatitis C from 15-
160 days (mean, 7 weeks), and for hepatitis E from 14-
60 days (mean, 5-6 weeks).
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

11

Sumber: Harrison’s principle of internal medicine. 18th ed, 2011


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hepatitis Virus
HBsAg (the virus coat, 5: surface)
• the earliest serological marker in the serum.

PEMBAHASAN HBeAg
• Degradation product of HBcAg.
• It is a marker for replicating HBV.

11 HBcAg (c = core)
• found in the nuclei of the hepatocytes.
• not present in the serum in its free form.

Anti-HBs
• Sufficiently high titres of antibodies ensure imunity.

Anti-Hbe
• suggests cessation of infectivity.

Anti-HBc
• the earliest immunological response to HBV
• detectable even during serological gap.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

11

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Anti-Hbs  respon imun host, muncul
PEMBAHASAN belakangan
C. Anti-Hbc  respon imun host, muncul

11 belakangan
D. HbcAg  tidak ditemukan dalam serum, di
dalam hepatosit
E. Anti HCV  untu Hepatitis C

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi pemeriksaan yang selanjutnya
PEMBAHASAN dilakukan adalah…

A. HBEAG
11

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 22 tahun datang dengan keluhan lemas, lesu,
pucat, tidak nafsu makan. Pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital dalam batasnormal, conjungtiva anemis,
angular cheilitis, atrofi papil lidah. Pemeriksaan Hb 10
gr/dl, Ht 27%, Eritrosit 3 x 106 sel/mm3. Diagnosis pasien
SOAL adalah….

A. Anemia defisiensi besi


12 B.
C.
Anemia Defisiensi B12
Anemia Defisiensi asam foat
D. Anemia normokronik normositik
E. Anemia sideroblastik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ANEMIA DEFISIENSI BESI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 22
• keluhan lemas, lesu, pucat, tidak nafsu makan.
12 • PF: tanda vital dalam batas normal, conjungtiva
anemis, angular cheilitis, atrofi papil lidah.
• Lab: Hb 10 gr/dl, Ht 27%, Eritrosit 3 x 106 sel/mm3.

Diagnosis pasien adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Thalasemia
N
Sideroblastik
Mikrositik
Besi serum
Hipokromik
Def. Besi

PEMBAHASAN
Peny.kronik

12 Anemia ↑
Anemia
hemolitik

Pendarahan
akut
Normositik
Retikulosit Anemia
normokronik
aplastic
Defisiensi
Makrositik folat Anemia
N/↓
(megaloblast renal
ik) Defisiensi
B12 Leukimia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala anemia defisiensi besi

PEMBAHASAN

12
Angular scheilitis/ Stomatitis Angularis Kiolonychia  brittle spoon-
 peradangan sudut mulut shaped nail

Papil lidah atrofi 


smooth tongue
Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Defisiensi Besi

PEMBAHASAN
Faktor Risiko Komplikasi
1. Ibu hamil 1. Penyakit jantung anemia
2. Remaja putri 2. Pada ibu hamil: BBLR dan
12 3.
4.
Status gizi kurang
Faktor ekonomi kurang
IUFD
3. Pada anak: gangguan
5. Infeksi kronik pertumbuhan dan
perkembangan
6. Vegetarian

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN
Elliptosis

12 (Ovalosit)/ Sel
pensil/ Cigar Cell
 mikrositik
hiprokromik
(central
palor>>>)

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan Anemia
Defisiensi Besi
Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg
mengandung 66 mg besi elemental).
PEMBAHASAN

12 Target : HB meningkat 1 g/dl dalam 2-3 minggu

Hb terkoreksi  lanjutkan terapi besi oral shingga 3-6 bulan, beberapa


menganjurkan hingga 12 bulan (untuk mengembalikan cadangan besi tubuh)

Bisa ditambah suplemen vitamin C untuk menambah penyerapan besi

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama, MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Anemia Defisiensi B12  riwayat penyakit
PEMBAHASAN lambung, ex gastrektomi, anemia megaloblastik
C. Anemia Defisiensi asam folat  sering pada
peminum alkohol, anemia megaloblastik
12 D. Anemia normokronik normositik  pada soal
tidak ada keterangan hasil apusan darah,
biasanya pada kasus anemia karena
pendarahan akut, anemia aplastik
E. Anemia sideroblastik  disebabkan karena
gangguan genetic atau bagian dari sindrom
myelodisplastik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien diatas adalah…

A. ANEMIA DEFISIENSI BESI


12

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan utama
nyeri pinggang progresif sejak 5 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis, nyeri
tekan pada vertebra thorakal 2-4. Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan creatinin dan BUN meningkat.
SOAL Pada rontgen didapatkan fraktur kompresl di tulang
panggul dan paha. Pada pemeriksaan aspirasl sumsum
tulang didapatkan sebagian besar sel normal digantikan
13 sel plasma, nukleus multipel, nukleolus dominan
imunoglobulin dan sel seperti fried egg. Diagnosis pada
pasien adalah...

A. Penyakit Non Hodgkin


B. Limfoma Sel B Besar ,
C. Multiple Myeloma
D. Limfoma Burkit
E. MyelomaWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Soliter
C. MULTIPLE MYELOMA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 58 tahun,
• keluhan utama nyeri pinggang progresif sejak 5 bulan yang lalu.
• PF: conjungtiva anemis, nyeri tekan pada vertebra thorakal 2-4.
13 • Lab: creatinin dan BUN meningkat.
• Rontgen: fraktur kompresi di tulang panggul dan paha.
• aspirasl sumsum tulang: didapatkan sebagian besar sel normal
digantikan sel plasma, nukleus multlpel, nukleolus dominan
imunoglobulin dan sel sepertl fried egg.

Diagnosis pada pasien adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Multiple Myeloma

PEMBAHASAN • Keganasan sel B dari sel plasma


neoplastik yang memproduksi
protein immunoglobulin monoclonal

13 • Ditandai dengan penimbunan sel


plasma dalam sumsum tulang (lesi
litik tulang, hiperkalsemia,
pansitopenia) dan adanya protein
monoklonal dalam serum dan urin
(immunoglobulin normal menurun,
hiperviskositas)

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala Klinis
• nyeri tulang tulang karena fraktur kompresi pada tempat osteopenia
PEMBAHASAN atau karena lesi litik tulang, biasanya tulang punggung.
• Gejala anemia
• Infeksi berulang : ini berkaitan dengan kekurangan produksi antibody

13 • Nefropati: nefritis interstisiil dengan rantai berat, nefritis interstisiil akibat


hiperkalsemia
• Kecenderungan perdarahan abnormal : protein mieloma
mengganggu fungsi trombosit dan faktor pembekuan
• Kadang - kadang terdapat makroglossia, "carpal turruel syndrome"
dan diare yang disebabkan penyakit amyloid
• "Sindroma hiperviskositas"
• Neuropati umumnya disebabkan oleh kompresi ada medulla spinalis
atau saraf kepala

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laboratorium
• Laju endapan eritrosit/LED tinggi
PEMBAHASAN • Peninggian kalsium serum
• Urea darah meninggi di atas 1'1 mmol/L dan kreatinin
serum meninggi
13 • Albumin serum rendah ditemukan pada penyakit lanjut.
• CRP merupakan petanda adanya IL-6 yaitu faktor
pertumbuhan dari mieloma multipel.
• β-2 mikroglobulin merupakan indikator prognostik yang
akan meningkat pada stadium lanjut dari mieloma
multipel.
• Pada darah perifer ditemukan penurunan CD4 ( T helper
limfosit) dan peningkatan CD8 (T supresor limfosit).
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

13

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

13

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

13

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Penyakit Non Hodgkin  pembesaran kelenjar
PEMBAHASAN getah bening, demam dan penurunanan berat
badan
B. Limfoma Sel B Besar  B cell non Hodgkin
13 lymphoma
D. Limfoma Burkit  B cell non Hodgkin lymphoma,
gambaran stary sky
E. Myeloma Soliter  seperti multiple myeloma
hanya saja mengenai area tulang tertentu saja

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus diatas adalah…

C. MULTIPLE MYELOMA
13

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 52 tahun, datang dengan keluhan bengkak
pada leher, tidak nyeri dan kadang disertai dengan
demam. Pasien mengatakan kalau berat badannya
terdapat penurunan. Pada pemeriksaan biopsi
ditemukan red Stenberg cell. Faktor risiko dari keadaan
SOAL pasien adalah...

14 A. Infeksi Virus HPV


B. Infeksi Virus EBV
C. Infeksi Virus HIV
D. Infeksi Hepatitis virus
E. Infeksi influenza virus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. INFEKSI VIRUS EBV
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 52 tahun,
• keluhan bengkak pada leher, tidak nyeri dan
14 kadang disertai dengan demam.
• berat badannya terdapat penurunan
• Biopsi: red Stenberg cell.
• Dx: Penyakit hodgkin

Penyebab dari keadaan pasien adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Limfoma Hodgkin Vs Non Hodgkin
(85%)
Lymphoma Hodgkin Lymphoma Non-Hodgkin
PEMBAHASAN Dijumpai gambaran sel B neoplastik
raksasa (Reed Sternberg)
Gambaran klinis tampak Iebih jelas dan

14 bermanifestasi sistemik
Pola penyebaran teratur ke jaringan Penyebarannya difus (tidak teratur)
sekitar
Jarang mengenai Iimfonodi mesenterium Sering mengenai limfonodi mesenterium
dan cincin Walldeyer dan cincin
Walldeyer
Jarang mengenai sistem di luar kelenjar Sering ekstranodal getah bening
Terlokalisasi dan sering mengenai 1 Mengenai banyak kelenjar getah bening
kelenjar getah bening

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko Limfoma Hodgkin
• Infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam
PEMBAHASAN menimbulkan lesi genetik,virus memperkenalkan
gen asing ke dalam sel target.
• Virus Epstein-Barr, Sitomegalovirus, HIV dan
14 Human Herpes Virus-6 (HHV-6).
• Faktor risiko lain adalah defisiensi imun, misalnya
pada pasien transplantasi organ dengan
pemberian obat imunosupresif atau pada pasien
cangkok sumsum tulang.
• Keluarga dari pasien Hodgkin (adik-kakak) juga
mempunyai risiko untuk terjadi penyakit Hodgkin.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala Klinis Limfoma Hodgkin

PEMBAHASAN
• Limfadenopati dengan konsistensi rubbery dan
tidak nyeri .
• Gejala sitemik: Demam,tipePel-Ebstein,
14 berkeringat malam hari,penurunan berat badan,
lemah badan Can pruritus terutama pada jenis
Nodular Sklerosis
• Hepatosplenomegali .
• Neuropati

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Limfoma Hodgkin

PEMBAHASAN

14

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Infeksi Virus HPV  menyebabkan kanker servik
PEMBAHASAN C. Infeksi Virus HIV  menyebabkan AIDS
D. Infeksi Hepatitis virus  menyebabkan Hepatitis
14 E. Infeksi influenza virus  menyebabkan influenza

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, faktor risiko keaadaan pasien saat ini
PEMBAHASAN adalah…

B. INFEKSI VIRUS EBV


14

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 29 tahun datang dengankeluhan berdebar-debar
sejak 1 jam yang lalu. keluhan nyeri dada maupun sesak
napas disangkal. Pasien memiliki riwayat merokok sejak 15
tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran kompos mentis, TS 130/80 mmHg, N 200 x/menit,
akral hangat. Pada EKG didapatkan gambaran sebagai
SOAL berikut:

15
Diagnosis pada pasien adalah…

A. Atrial Flutter
B. Atrial Fibrilasi
C. Sinus Bradikardia
D. Supraventrikular Takikardia
E. Ventrikular Takikardia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. SUPRAVENTRIKULAR
TAKIKARDIA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 29 tahun
• keluhan berdebar-debar sejak 1 jam yang lalu.

15 • keluhan nyeri dada maupun sesak napas disangkal.


• Pasien memiliki riwayat merokok sejak 15 tahun yang lalu.
• PF: kesadaran kompos mentis, TS 130/80 mmHg, N 200
x/menit, akral hangat.
• EKG: irama teratur, frekuensi 200 kali/menit, gelombang p
tidak ada, interval PR tidak dapat dihitung, gel ORS sempit

Diagnosis pada pasien diatas adalah….


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Supraventikular takikardia

PEMBAHASAN

15 Irama : Teratur
Frekuensi : > 150-250 x/menit
Gelombangg P : Tidak ada atau kecil
Interval PR : Tidak dapat dihitung atau memendek atau
menghilang
Kompleks QRS : Biasanya sempit

Sumber: The Only EKG book you’ll ever need, Thaler, M., 2013
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Supraventikular takikardia
Manifestasi Klinis Pencetus
PEMBAHASAN

• Berdebar (Palpitasi) • Alkohol


15 • Sesak napas • Kopi
• Pusing • Perubahan Emosi
• Pingsan (meski
jarang)

Sumber: The Only EKG book you’ll ever need, Thaler, M., 2013
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

15

Sumber: American Heart Association, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi
• Manuver valsava
• Adenosin i.v. (obat pilihan utama): bolus 6 mg bila
PEMBAHASAN
perlu dilanjjutkan pemberian kedua 12 mg
• Verapamil i.v.: 2,5–5 mg perlahan; q 3x (bila tidak ada
15 gagal jantung)
• Diltiazemiv: 0,25-0,35 mg/kg (bila tidak ada gagal
jantung)
• Digitalis i.v.: 0,5mg
• Metoprolol iv: 5-15 mg; propranolol 1-2 mg iv, q 4mnt
• Kardioversi listrik bila hemo dinamik tidak stabil
Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Atrial Flutter  teratur, gambaran C. Sinus Bradikardia  teratur, frekuensi
gigi gergaji, frekuensi atrium 250- < 60x/menit, gel p, interval PR dan
PEMBAHASAN 350, frekuensi ventrikel setengah, gel ORS normal
sepertiga, seperempat frekuensi
atrium

15
B. Atrial Fibrilasi  Tidak teratur, garis E. Ventrikular Takikardia  teratur,
dasar bergelombang, frekuensi frekuensi > 100, gel p tidak terlihat,
atrium350-500, frekuensi ventrikel interval PR tidak ada, QRS >0,12 detik
beragam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

D. SUPRAVENTRIKULAR
15 TAKIKARDIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/60 mmHg, N 50
x/menit, RR 24x/menit. Dari pemeriksaan EKG didapatkan
gamabaran sebagai berikut

SOAL

16
Diagnosis apakah yang sesuai dengan kondisi pasien?

A. AV blok derajat I
B. AV Blok Mobits II
C. AV Blok Mobits I
D. Total Av blok
E. Sinus rhythm
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. AV BLOK MOBITS II
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD
• keluhan lemas

16 • PF: TD 80/60 mmHg, N 50 x/menit, RR 24x/menit.


• EKG: irama tidak teratur, frekuensi <60 x/menit, gel p
normal, ada satu atau lebih gel P yang tidak diikuti
gel QRS, interval PR normal/memanjang secara
konstan kemudian ada blok (drop beat)

Diagnosis apakah yang sesuai dengan kondisi pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
AV Blok Derajat I

PEMBAHASAN

16

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
www.futuredoctorindonesia.com
AV Blok Derajat II
(Mobitz Type 1/ Wenkebach)
PEMBAHASAN

16
1. Satu dari beberapa gelombang P tidak diteruskan kekompleks QRS,
dapat 5: 2, 4 :3,3: 2 dan seterusnya
2. PR interval Makin lama makin panjang, PR interval terpendek adalah
segera setelah blok pada AV Blok II tipe 1
3. Kompleks QRS sempit

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit


Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
www.futuredoctorindonesia.com
AV Blok Derajat II
(Mobitz type II)
PEMBAHASAN

16
1. Satu dari beberapa gelombang P tidak diteruskan kekompleks QRS,
dapat 5: 2, 4 :3,3: 2 dan seterusnya
2. PR interval Tetap, tidak makin memanjang pada AV Blok II tipe 2
3. Kompleks QRS lebar

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit


Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
www.futuredoctorindonesia.com
AV blok Derajat III/Komplit AV
blok
PEMBAHASAN

16
1. Gelombang P dan gelombang QRS saling tidak ada hubungan.
2. Tergantung lokasi blok, maka irama escape bias berasal dari junction
(idio junctional rhythm, dengan QRS sempit, dan laju jantung relatif
lebih cepat) atau dari ventrikel (idio ventricular rhythm, dengan
kompleks QRS lebar dan laju jantung relative lebih lambat).
Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
www.futuredoctorindonesia.com
Terapi AV Blok Total/ Derajat III
Pada keadaan akut, bila:
PEMBAHASAN
Tanpa gejala:
• observasi, bila perlu injeksi sulfas atropine /dopamine IV atasi
16 penyebab eksternal yang menyebabkan AV blok hindari obat-obatan
penghambat konduksi di nodus AV

Dengan gejala atau HR <40x/menit


• pasang pacu jantung sementara bila penyebab terjadinya total AV blok
tidak ada atau tidak ditemukan, maka harus dipasang pacu jantung
permanen

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit


Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. AV blok derajat I  tidak ada drop beat
PEMBAHASAN B. AV Blok Mobits I  PR interval semakin lama
semakin memanjang dan akhirnya hilang
16 C. Total Av blok  gel p dan kompleks QRS tidak
berhubungan
D. Sinus rhythm  tidak ada pemanjangan PR
interval dan drop beat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

B. AV BLOK MOBITS II
16

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 65 tahun datang dengan keluhan nyeri dada
yang sudah dialami sejak 3 hari dan memberat sejak hari
ini. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising pansistolik
grade 4/6 pada apex yang menjalar ke dada sebelah
kiri. Diagnosis yang munkin adalah…
SOAL
A. Mitral stenosis
B. Mitral Regurgitasi
17 C.
D.
Stenosis Pulmonal
Stenosis Trikuspid
E. Regurgitasi Aorta

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. MITRAL REGURGITASI

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 65 tahun
• keluhan nyeri dada yang sudah dialami sejak 3
17 hari dan memberat sejak hari ini.
• PF: ditemukan bising pansistolik grade 4/6 pada
apex yang menjalar ke dada sebelah kiri.

Diagnosis yang mungkin adalah…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bunyi Jantung

PEMBAHASAN

17

www.futuredoctorindonesia.com
Murmur

PEMBAHASAN

17

Sumber: Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5th ed. Lipincott Williams & Wilkins; 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Mitral stenosis  murmur diastolik di apeks
PEMBAHASAN jantung
C. Stenosis Pulmonal  mumur sistolik ICS 2 kanan

17 D. Stenosis Trikuspid  mumur diastolic ICS 4 kiri


E. Regurgitasi Aorta  mumur diastolic ICS 2 kiri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

B. MITRAL REGURGITASI
17

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 tahun yang lalu, memberat sejak hari ini. Sesak
napas timbul jika pasien beraktivitas dan hanya bisa tidur
dengan 3 bantal atau lebih. Riwayat demam tinggi dan
disertai nyeri di sendi, kedua tangan terkadang menari-
SOAL nari yang sudah timbul sejak usia 10 tahun. Pasien tidak
pernah memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan
fisik didapatkn bising diastolic pada apex dan menjalar
18 ke axilla dan ronki basah 1/3 lapangan paru. Diagnosis
apa yang tepat pada pasien ini?

A. Perikarditis
B. Endokarditis infektif
C. Pankarditis
D. Demam Rematik
E. Cardiac tamponade

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DEMAM REMATIK
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 20 tahun
• keluhan sesak napas sejak 3 tahun yang lalu, memberat sejak hari ini.
• Sesak napas timbul jika pasien beraktivitas dan hanya bisa tidur
18 dengan 3 bantal atau lebih  gejala gagal jantung
• Riwayat demam tinggi dan disertai nyeri di sendi  poliarthritis migran
• kedua tangan terkadang menari-nari yang sudah timbul sejak usia 10
tahun  chorea
• PF: bising diastolic pada apex dan menjalar ke axilla  mitral stenosis
• ronki basah 1/3 lapangan paru

Diagnosis apa yang tepat pada pasien ini?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Demam Rematik Akut (DRA)

PEMBAHASAN
• adalah reaksi peradangan biasanya disebabkan
oleh infeksi kuman streptococcus group A (GAS)
haemolytic, yang meliputi berbagai organ
18 (antara lain jantung, persendian, sistem syaraf
pusat)
• Riwayat sakit tenggorokan 1-5 minggu
sebelumnya (pada 70% anak dan dewasa
muda).

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis: Kriteria Jones
Kriteria Mayor:
•Karditis
•Poliartritis migrans
PEMBAHASAN • Syndenham Chorea
•Eritema marginatum
•Nodul Subkutan

18
Memenuhi 2
Kriteria Minor: kriteria mayor
atau 1 mayor + 2
•Klinis: demam, poliartralgia
•Laboratorium: peningkatan penanda inflamasi akut (LED, leukosit)
minor + bukti
• EKG: interval PR memanjang infeksi GA
Bukti adanya infeksi GAS beta hemolyticus dalam 45 hari
sebelumnya :
•Peningkatan titer ASTO >333 unit untuk anak dan >250 untuk dewasa
•Kultur tenggorok (+)
• Rapid antigen tes untuk Streptococcus group A
•Demam scarlet yang baru terjadi

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI,
2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana DRA

PEMBAHASAN
• Tirah Baring
Kelompok Klinis Tirah Baring (minggu) Mobilisasi bertahap

18
(minggu)
Karditis (-), arthritis (+) 2 2
Karditis (+), Kardiomgali 4 4
(-)
Karditis (+), 6 6
kardiomegali (+)
Karditis (+), gagal >6 >6
Jantung (+)

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana DRA
• Eradikasi kuman GAS, sebagai pencegahan primer
demam rematik
PEMBAHASAN Benzatin penisilin :1,2 juta U IM (BB <27 Kg: 600.000 U IM) -

18 Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) selama 10 hari o Dewasa dan remaja :


750- 1000 mg/hari dibagi 2-4 dosis o Anak: 500 –750 mg/hari dibagi 2-3 dosis

Amoxicilin: 25–50 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis (dosis maximal 750-1000 mg/hari)


selama 10 hari

• Kultur diulang 2-7 hari pasca selesai pemberian anti


biotik.
Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana DRA

PEMBAHASAN
• Antibiotik untuk Prevensi Sekunder

18 Benzathine Benzylphenicilin 1,2 juta U IM (untuk BB <27 Kg,


600.000 U IM) setiap 3-4 minggu atau

Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) : 2 x 250 mg,

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana DRA
• Pemberian Antibiotik Untuk Prevensi Sekunder
PEMBAHASAN Kategori Pasien Durasi profilaksis
Pasien tidak terbukti karditis 5 tahun setelah serangan terakhir atau

18 Pasien degan karditis saat demam rematik


hingga usia 18 tahun ( dipilih yang lebih lama)

10 tahun setelah serangan terakhir atau


akut, namun tanpa sequel pada jantung hingga usia 21 tahun (dipilih ynag lebih lama)

Pasien dengan karditis yang memiliki sequel 10 tahun atau sampai usia 40 tahun (dipilh
penyakit katup jantung rematik/kelainan yang lebih lama), kadang perlu sampai
katup seumur hidup

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Perikarditis  sesak yang timbul tiba-tiba terasa
PEMBAHASAN diarea rerosternal dan semakin memberat bila
bergerak atau menarik napas, berkurang bila
pasien duduk membungkuk
18 B. Endokarditis infektif  memenuhi kriteria duke,
kultur positif, keterlibatan rndokardium dari
ekokardiografi positif terdapat vegetasi
C. Pankarditis  infeksi pada semua lapisan
jantung
E. Cardiac tamponade  sesak tiba-tiba, suara
jantung menjauh, hipotensi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

D. DEMAM REMATIK
18

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 59 tahun datang untuk pemeriksaan
kardiovaskuler. Saat ini pasien tidak memiliki gejala.
Pasien didiagnosis infark miokard akut 3 tahun yang lalu.
pemeriksaan ekokardiografi saat ini menunjukkan fraksi
ejeksi 38%. Tidak ada kesan sesak napas, ascites atau
SOAL peningkatan JVP. Pasien tidak pernah dirawat di rumah
sakit untuk masalah jantung maupun lainnya, kecuali
karena infark miokard akut yang lalu. Menurut ACC/AHA,
19 klasifikasi pasien ini termasuk dalam…

A. Gagal jantung kelas A


B. Gagal jantung kelas B
C. Gagal Jantung kelas C
D. Gagal jantung kelas D
E. Gagal jantung kelas E

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. GAGAL JANTUNG KELAS B
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 59 tahun
• Saat ini pasien tidak memiliki gejala

19 • Pasien didiagnosis infark miokard akut 3 tahun yang


lalu.
• Ekokardiografi: fraksi ejeksi 38%.
• Sesak napas (-), ascites (-) atau peningkatan JVP (-).

Menurut ACC/AHA, klasifikasi pasien ini termasuk


dalam…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GAGAL JANTUNG
Definisi gagal jantung Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis pasien dengan
PEMBAHASAN tampilan seperti :
Gejala khas gagal jantung : Sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai

19 DAN
Tanda khas Gagal Jantung : Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan
tekanan vena jugularis, edema perifer, hepatomegali.
DAN
Tanda objektf gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat, kardiomegali, suara
jantung ke tiga, murmur jantung, abnormalitas dalam gambaran ekokardiografi, kenaikan
konsentrasi peptida natriuretik

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Gejala tipikal Gejala kurang tipikal Tanda Pesifik Tanda kurang Spesifik
• Sesak nafas • Batuk di malam / • Peningkatan JVP • Edema perifer
• Ortopneu dini hari • Refluks • Krepitasi pulmonal
• Paroxysmal • Mengi hepatojugular • Sura pekak di basal
PEMBAHASAN nocturnal dyspnoe • Berat badan • Suara jantung S3 paru pada perkusi
• Toleransi aktifitas bertambah > 2 (gallop) • Takikardia
yang berkurang kg/minggu • Apex jantung • Nadi ireguler

19 • Cepat lelah
• Begkak di
pergelangan kaki
• Berat badan turun
(gagal jantung
stadium lanjut)
• Perasaan kembung/
bergeser ke lateral
• Bising jantung
• Nafas cepat
• Heaptomegali
• Asites
• Kaheksia
begah
• Nafsu makan
menurun
• Perasaan bingung
(terutama pasien
usia lanjut)
• Depresi
• Berdebar
• Pingsan
Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Framingham HF Diagnosis Criteria

PEMBAHASAN

19

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung (ACC/AHA HF Klasifikasi berdasarkan kapsitas fungsional (NYHA)
Class)
Stadium A
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung.
PEMBAHASAN Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional jantung, tidak
terdapat tanda atau gejala
Stadium B Kelas I
Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas fisik. Aktifitas

19 dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda atau


gejala

Stadium C
Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit
fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
nafa

Kelas II
Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat
struktural jantung yang mendasari istrahat, namun aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas

Kelas III
Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat
istrahat, tetapi aktfitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang Tidak dapat melakukan aktifitasfisik tanpa keluhan. Terdapat gejala
sangat bermakna saat istrahat walaupun sudah mendapat terapi medis saat istrahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas
maksimal (refrakter)

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi
Rekomendasi terapi farmakologis untuk semua pasien gagal jantung sistolik simtomatik (NYHA
PEMBAHASAN fc II-IV)
1. Pemberian ACEI direkomendasikan, bagi semua pasien dengan EF ≤ 40%, untuk
menurunkan risiko hospitalisasi akibat gagal jantung dan kematian dini

19 2. Pemberian penyekat β, setelah pemberian ACEI atau ARB pada semua pasien dengan EF ≤
40% untuk menurunkan risiko hosipitalisasi akibat gagal jantung dan kematian prematur
3. MRA direkomendasikan bagi semua pasien dengan gejala gagal jantung yang persisten dan
EF≤ 35, walaupun sudah diberikan dengan ACEI dan penyekat β

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GAGAL JANTUNG AKUT
Definisi gagal jantung akut: kejadian atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala gagal
PEMBAHASAN jantung, terdapat 2 jenis:
Gagal jantung akut yang baru terjadi pertama kali ( de novo )
DAN
gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana

PEMBAHASAN

19

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t

PEMBAHASAN

19

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Gagal jantung kelas A  Memiliki risiko tinggi untuk
PEMBAHASAN
berkembang menjadi gagal jantung. Tidak
terdapat gangguan struktural atau fungsional
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala

19 C. Gagal Jantung kelas C  Gagal jantung yang


simtomatik berhubungan dengan penyakit struktural
jantung yang mendasari
D. Gagal jantung kelas D  Penyakit jantung struktural
lanjut serta gejala gagal jantung yang sangat
bermakna saat istrahat walaupun sudah mendapat
terapi medis maksimal (refrakter)
E. Gagal jantung kelas E  tidak ada

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, menurut klasifikasi ACC/AHA, pasien
PEMBAHASAN diatas termasuk…

B. GAGAL JANTUNG KELAS B


19

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 40 tahun dibawa ke IGD karena penurunan
kesadaran. Pasien baru saja pulang dari papua 2
minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan darah di
dapatkan gambaran sebaqai berikut:
SOAL

Apakah diagnosis yang


20 tepat untuk kasus diatas?

A. Malaria tartiana
B. Malaria kuartana
C. Malaria tropikana
D. Malaria vivax
E. Malaria ovale
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. MALARIA TROPIKANA

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 40 tahun dibawa ke IGD
• Penurunan kesadaran.
20 • Pulang dari papua 2 minggu sebelumnya.
• Pada pemeriksaan darah didapatkan : accole
form

Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Malaria

PEMBAHASAN
• Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang
disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
20 bentuk aseksual didalam darah.
• lnfeksi malaria memberikan gejala bcrupa
demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
• Dapat berlangsung akut ataupun kronik. lnfeksi
malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi
ataupun mcngalami komplikasi sistemik yang
dikcnal scbagai malaria berat.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

20

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis

PEMBAHASAN

20

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Malaria Berat
malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum (Malaria tropikana) dengan satu atau lebih
komplikasi sebagai berikut:
• Malaria Serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah serangan kejang;
PEMBAHASAN derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian berdasar GCS
• Acidemia/acidosis: pH darah < 7 .25 atau plasma bicarbonate < 15 mmol/L, kadar laktat vena <> 5 mmoUl, klinis
pernafasan dalanl respiratory distress

20 •


Anemia berat (Hb < 5 g/dl atau hematokrit < l5%) pada keadaan parasit > 10.000/ul; bila anemianya hipokromik danl
atat miktositik harus dikesampingkan adany a anemia defisiensi besi, talasemia/ hemoglobinopati lainnya
Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau12ml/kgBB pada anak-anak) setelah
dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg/dl;
• Edema paru non-kardiogenik/ARDs (Adult Respitarory Distress Syndrome.):
• Hipoglikemi : gula darah < 40 mgldl
• Gagal sirkulasi atau Syok : tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 tahun <50 mmHg); disertai keringat dingin.atau
perbedaan temperature kulit-mukosa> 100 C;
• Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cema, dan/ atau disertai kelainan laboratorik adatya gangguan
koagulasi intravaskuler;
• Kejang berulang lebih dari 2kalil 24 jam;
• Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria I kelainan eritrosit
(kekurangan G-6-PD);
• Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan otak.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

20

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Malaria tertiana (malaria vivax) Serangan
PEMBAHASAN paroksismal terjadi tiap 3-4 hari, biasanya pada
waktu sore dan parasitemia sangat rendah <
1%, komplikasi jarang terjadi
20 B. Malaria kuartana (Malaria Malariae) jarang
menjadi malaria berat
D. Malaria vivax  Malaria serebral jarang terjadi
E. Malaria ovale  sama seperti malaria vivax

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

C. MALARIA TROPIKANA
20

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu. Pasien juga merasakan badannya lemas
sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri otot. Pada
pemeriltsaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg,
N120x/menit, BB 50 kg. Pada pemeriksaan lab
SOAL didapatkan trombosit 50.000/mm, hematokrit 48%.
Setelah resusitasi cairan pasien masih belum ada
perbaikan. Pada pemeriksaan ulang didapatkan
21 hematokrit 54%. Tatalaksana yang tepat berikutnya
adalah...

A. Kristaloid 500-1000 cc evaluasi 15-30 menit


B. Kristaloid 1000.1500 cc evaluasi 20-30 menit
C. Kristaloid 1500.2000 cc evaluasi 20-30 menit
D. Transfusi PRC ‘
E. Cairan koloid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. CAIRAN KOLOID
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• keluhan demam sejak 5 hari yang lalu.

21 • badannya lemas sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri otot.


• PF: TD 70/50 mmHg, N120x/menit, BB 50 kg.
• Lab: trombosit 50.000/mm, hematokrit 48%.
• Setelah resusitasi cairan pasien masih belum ada
perbaikan. Pada pemeriksaan ulang didapatkan
hematokrit 54%

Tatalaksana yang tepat berikutnya adalah...


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

21

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

21

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

21

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

21

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Kristaloid 500-1000 cc evaluasi 15-30 menit
PEMBAHASAN B. Kristaloid 1000.1500 cc evaluasi 20-30 menit
C. Kristaloid 1500.2000 cc evaluasi 20-30 menit
21 D. Transfusi PRC

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

E. CAIRAN KOLOID
21

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 27 tahun datang dengan kelunan diare
tidak kunjung sembuh sejak 2 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan ditemukan pseudomembran di mulut
dan esophagus. Pemeriksaan apa yang diperlukan
SOAL
untuk penegakan diagnosis?

A. Antibodi p45
22 B. Antibodi p28
C. Antigen HIV
D. Antibodi p56
E. Antigen p24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. ANTIGEN P24

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wanita, 24 tahun

22 • kelunan diare tidak kunjung sembuh sejak 2 bulan


terakhir.
• PF: pseudomembran di mulut dan esophagus.

Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk


penegakan diagnosis?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

22

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STRATEGI I

PEMBAHASAN
• Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan pada
strategi ini harus memiliki sensitivitas yang tingg i (>
99%)
22 • Dilakukan 1 kali pemeriksaan
• Reaktif: kasus terinfeksi HIV
• Non reaktif : tidak terinfeksi HIV

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STRATEGI II

PEMBAHASAN
• 2 kali pemeriksaan jika serum pada pemeriksaan
pertama memberikan hasil reaktif

22 • Reagensia dengan sensitivitas tertinggi dan pada


pemeriksaan kedua dipakai reagensia yang lebih
spesifik serta berbeda jenis antigen atau tekniknya
dari yang dipakai pada pemeriksaan pertama
• Reaktif: terinfeksi HIV
• Non reaktif: diulang dengan ke-2 metode  tetap
sama  intermediate
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STRATEGI III

PEMBAHASAN
• 3 kali pemeriksaan
• Reaktif : terinfeksi HIV

22 • Pemeriksaan tidak sama:


• memiliki riwayat pemaparan terhadap HIV atau berisiko
tinggi tertular HIV  equivocal atal indeterminate
• bila pasien yang diperiksa orang tanpa riwayat
pemaparan terhadap HIV atau tidak berisiko tertular
HIV  non reaktif

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

22

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Antigen 45  tidak ada
PEMBAHASAN B. Antibodi p28  tidak ada
C. Antigen HIV  bukan, yang diperiksa antibodi
22 D. Antibodi p56  tidak ada

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan penunjang yang
PEMBAHASAN dilakukan adalah…

22 E. ANTIGEN P24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 27 tahun, datang dengan keluhan mengalami
diare dan mual sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengatakan tidak ada darah di dalam tinja. Dikatakan
pasien sering mengkonsumsi babi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TTV dalam batas normal, bising usus
SOAL meningkat. Pemeriksaan feses didapatkan telur
berbentuk bulat bergaris radier. Apakah kemungkinan
diagnosis pada kasus diatas?
23 A. Enterobiasis
B. Sistiserkosis
C. Serkariasis
D. Taenia saginata
E. Taenia solium

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. TAENIA SOLIUM
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 27 tahun,
• keluhan mengalami diare dan mual sejak 1 minggu yang
lalu.
23 • tidak ada darah di dalam tinja.
• Dikatakan pasien sering mengkonsumsi babi
• PF: TTV dalam batas normal, bising usus meningkat.
• Pemeriksaan feses: telur berbentuk bulat bergaris radier.

Apakah kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Taeniasis
adalah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong dalam
PEMBAHASAN genus Taenia

23 Taenia solium adalah cacing pita yang ditemukan di daging babi

T. solium terdapat komplikasi berbahaya yakni sistiserkosis, kista T.solium yang bisa
ditemukan di seluruh organ, namun yang paling berbahaya jika terjadi di otak.

Taenia saginata adalah cacing pita yang ditemukan di daging sapi

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Taeniasis
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:

PEMBAHASAN • Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak.
• Menggunakan jamban keluarga.

23 Farmakologi:

• Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini dengan dosis 400 mg, 1 x sehari, selama 3 hari
berturut-turut, atau
• Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4 minggu.

Pengobatan terhadap cacing dewasa dikatakan berhasil bila ditemukan skoleks


pada tinja, sedangkan pengobatan sistiserkosis hanya dapat dilakukan dengan
melakukan eksisi.
Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Enterobiasis enterobius
PEMBAHASAN B. Sistiserkosis  infeksi kista T. solium pada jaringan
di luar GI tract
23 C. Serkariasis  schistosoma
D. Taenia Saginata  pada daging sapi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kemungkinan diagnosis kasus diatasa
PEMBAHASAN adalah….

E. TAENIA SOLIUM
23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien 26 tahun, datang dengan keluhan demam
tinggi mendadak 3 hari. Riwayat mimisan (+). Pada
pemeriksana fisik rumple leed (+), TD 80/70 mmHg,
N 120 Tax 38.9, RR 23. Akral dingIn. Diagnosis pasien
SOAL
ini adalah...

A. Dengue Fever
24 B.
C.
DSS
DHF gr 1
D. DHF gr 2
E. DHF gr 3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. DHF GR 3

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Pasien 26 tahun,
• keluhan demam tinggi mendadak 3 hari.
24 • Riwayat mimisan (+).
• PF: rumple leed (+), TD 80/70 mmHg, N 120 Tax
38.9, RR 23. Akral dingIn.

Diagnosis pasien ini adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Dengue Fever  tidak ada bukti plasma
PEMBAHASAN leakage
B. DSS  Tekanan darah tidak dapat terdeteksi

24 C. DHF gr 1  tanpa pendarahan spontan


D. DHF gr 2  pendarahan spontan tanpa tanda
syok

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pada pasien diatas
PEMBAHASAN adalah….

E. DHF GR 3
24

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 43 tahun datang dengan keluhan kelebihan
berat badan. Dikatakan pasien pernah cek tekanan
darah dan dikatakan hasilnya normal. Pasien tidak
memiliki riwayat DM di keluarga. Pemeriksaan fisik
ditemukan TD150/90 mmHg, BB 96 kg, TB 172 cm, lingkar
SOAL perut 103 cm. Hasil Iaboratoriurn menunjukkan GDP 126
mg/dL, kolesterol total 250 mg/dL, trigliserida 152 mg/dL,
LDL 234 mg/dL dan HDL 35 mg/dL. Apakah diagnosis
25 yang tepat untuk pasien?

A. Obesitas
B. Dislipidemia
C. Hipertensi
D. Metabolic syndrome
E. Hyperuricemia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. METABOLIC SYNDROME
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 43 tahun
• keluhan kelebihan berat badan

25 • Pernah tekanan darah tinggi, riwayat Dm dikeluarga


(-)
• PF: 150/90 mmHg, BB 96 kg, TB 172 cm, lingkar perut
103 cm.
• Lab: GDP 126 mg/dL, kolesterol total 250 mg/dL,
trigliserida 152 mg/dL, LDL 234 mg/dL dan HDL 35
mg/dL.

Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Obesitas  IMT ≥25 kg/m2, obesitas sentral
PEMBAHASAN ditandai dengan LP laki laki ≥ 102 cm dan
wanita ≥ 88 cm, tidak disertai hipertensi dan
dislipidemia
25 B. Dislipidemia  peningkatan kadar trigliserida,
penurunan HDL, tidak disertain hipertensi dan
obesitas
C. Hipertensi  TD > 140/90 mmHg
D. Hyperuricemia  asam urat≥8,5 mg/dl pada
laki-laki, dan ≥6,6 pada wanita

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat bagi pasien
PEMBAHASAN adalah…

D. METABOLIC SYNDROME
25

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, usia 30 tahun mengeluhkan nyeri pada Ieher.
Selain itu didapatkan keluhan mudah lelah, dan terasa
penuh di Ieher seiak 6 bulan yang lalu. Berat badan
diakui cenderung naik dalam 3 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik terdapat benjolan pada leher yang
SOAL terasa nyeri bila menelan. Beniolan teraba saat menelan
dan nyeri saat ditekan. Pemeriksaan T4 di bawah nilai
normal. Pada biopsi terdapat sel limfoid pada folikel.
26 Apakah diagnosis yang tepat?

A. Graves disease
B. Papillary carcinoma of thyroid
C. Struma nodular toxic
D. Tiroiditis hashimoto
E. Goiter endemik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. TIROIDITIS HASHIMOTO
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, usia 30 tahun
• nyeri pada Ieher.
• keluhan mudah lelah, dan terasa penuh di Ieher seiak 6 bulan
26 yang lalu Berat badan diakui cenderung naik dalam 3 bulan
terakhir
• PF: benjolan pada leher yang terasa nyeri bila menelan.
Beniolan teraba saat menelan dan nyeri saat ditekan  Struma
tiroid
• Pemeriksaan T4 di bawah nilai normal  hipotiroid
• Biopsi terdapat sel limfoid pada folikel.

Apakah diagnosis yang tepat?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tiroiditis Hashimoto

PEMBAHASAN Disebut juga tiroiditis autoimun kronis, penyebab utama hipotiroid di daerah dengan iodium cukup

26 Umumnya terjadi pada wanita, rasio wanita laki-laki 7:1

Titer antibody tiroid yang tinggi

Infiltrasi limfositik termasuk sel B dan T dan apoptosis sel folikel tiroid

2 bentuk, goitrous (90%), dan atrofi (10%)

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

26

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Tiroiditis hashimoto

PEMBAHASAN
Ditujukkan terhada hipotiroid dan pembesaran tiroid

26 Levotiroksin diberikan hingga kadar TSH normal. pasien dengan


struma baik hipotiroid maupun eutiroid pemberian levotiroksin
selama 6 bulan dapat mengecilkan struma 30%

TH dengan nodul dilakukan AJH untuk memastikan adanya limfoma


atau karsinoma

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Graves disease  hipertiroidisme, exoftalmus,
PEMBAHASAN edema pretibial
B. Papillary carcinoma of thyroid  hipertiroidism,

26 nodul terfiksasi dengan jaringan sekitar, progresif


C. Struma nodular toxic  hipertiroidism
E. Goiter endemic  hipotiroidism pada daerah
dengan kadar iodium rendah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

D. TIROIDITIS HASHIMOTO
26

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 35 tahun, datang dengan keluhan berdebar-
debar sejak 2 minggu. Keluhan disertai
berkerlngat dan penurunan berat badan. Pada PF
didapatkan tremor dan eksoftalmus positif. Pada
pemeriksaan laboratorlum didapatkan TSH menurun dan
SOAL fT 4 meningkat. Apakah factor yang mendasari penyaklt
ini?

27 A. Infeksi
B. Autoimun
C. lnflamasi
D. Keganasan
E. Defisiensi sekresl hormone

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. AUTOIMUN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 35 tahun,
• keluhan berdebar-debar sejak 2 minggu.
27 • berkeringat dan penurunan berat badan.
• PF: tremor dan eksoftalmus positif.
• Lab: TSH menurun dan fT4 meningkat.
• Dx: Grave’s Diasease

Apakah factor yang mendasari penyaklt ini?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hipertiroidisme dan Tirotoksikosis
• Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang
PEMBAHASAN beredar dalam sirkulasi.
• Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh
kelenjar tiroid yang hiperaktif.

27 • Membedakan ini perlu, sebab umumnya peristiwa ke dua ini,


toksikosis tanpa hipertiroidisme, biasanya self limiting disease
• Penyebab Tirotoksikosis terbanyak adalah grave disease (70%)
yang merupakan proses imunologik, ditemukan antibody tiroid
seperti TSI atau TBII pada 80% pasien, anti-TPO,
antithryroglobulin, ANA
• Diagnosis penyakit tiroid:
• kelainan faalnya (status tiroid)
• gambaran anatominya (difus, uni/multinodul dan sebagainya)
• etiologinya (autoimun, tumor, radang)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala dan Tanda Hipertiroidisme
umumnya dan pada penyakit Grave
PEMBAHASAN

27

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis Hipertiroidism

PEMBAHASAN
• indeks klinis Wayne dan New Castle yang
didasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti
• Untuk fase awal penentuan diagnosis, perlu T, (Tr)
27 dan TSH, namun pada pemantauan cukup
diperiksa T, saja, sebab sering TSH tetap tersupresi
padahal keadaan membaik.
• memeriksa mata disamping klinis digunakan alat
eksoftalmometer Herthl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Indek Wayne

PEMBAHASAN

27
Skor>19 hipertiroid , Skor<11 eutiroid, Antara 11-19 equivocal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana

PEMBAHASAN

27

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
• Waktu paruh MTZ 4-6 jam dan PTU l-2 jam. MTZ
PEMBAHASAN
berada difolikel 20 jam, PTU lebih pendek.
• Tirostatika dapat lewat sawar plasenta dan air
27 susu ibu. Dibanding MTZ, kadar PTU lOx lebih
rendah dalam air susu.
• Dosis dimulai dengan 30 mg MTZ atau 400 mg PTU
sehari dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4-6
minggu tercapai eutiroidisme. Kemudian dosis
dititrasi sesuai respons klinis. Lama pengobatan 1-
1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat
apakah terjadi remisi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tiroidektomi

PEMBAHASAN
Prinsip umum :
• Operasi baru dikerjakan jika keadaan pasien
eutiroid, klinis maupun biokimiawi.
27 • Plumerisasi diberikan 3 kali 5 tetes solusio lugol
fortiori 7-10 jam preoperatif dengan maksud
menginduksi involusi dan mengurangi vaskularitas
tiroid.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Infeksi  tiroiditis subakut
PEMBAHASAN C. lnflamasi  tiroiditis
D. Keganasan  Karsinoma tiroid
27 E. Defisiensi sekresi hormone  Tumor hipofisis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jdi, factor yang mendasari keluhan pasien
PEMBAHASAN adalah…

B. AUTOIMUN
27

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 45 tahun, datang ke praktek dokter dengan
menunjukkan hasil pemerlksaan GDP 140 mg/dl. Pasien
tidak mangeluhkan sering lapar, sering haus ataupun
sering kencing di maiam hari. Pada pemeriksaan
beberapa hari kemudian didapatkan GDP 120 mg/dl dan
SOAL GD 2 jam PP 139 mg/dl. Diagnosis yang tepat adaiah...

A. Normal
28 B.
C.
Gangguan glukosa puasa
Gangguan toleransi glukosa
D. DMT1
E. DMT2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. GANGGUAN GLUKOSA PUASA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun,
• Lab: GDP 140 mg/dl.
28 • tidak mangeluhkan sering lapar, sering haus
ataupun sering kencing di maiam hari.
• Lab 2: GDP 120 mg/dl dan GD 2 jam PP 139
mg/dl.

Diagnosis yang tepat adaiah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Patogenesis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau
PEMBAHASAN kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes
yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan
glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

28 • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil


pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl
dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl;
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan
glukosa plasma 2 —jam setelah WGO antara 140-199
mg/dl dan glukosa plasma puasa (100 mg/dl
• Bersama—sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan HbAlc yang menunjukkan
angka 5,7-6,4%.
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Normal  tidak ada keluhan klinis, hasil
PEMBAHASAN pemeriksaan gula darah normal
C. Gangguan toleransi glukosa  Hasil

28 pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah


WGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma
puasa (100 mg/dl
D. DMT1  c-peptide test (-)
E. DMT2  sesuai dengan kriteria diagnosis DMT2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah..

B. GANGGUAN GLUKOSA
28 PUASA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 27 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 4
bulan yang lalu. Pasien iuga mengeluhkan menstruasi
tidak lancar sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 160/100 mmHg, HR 80 kali/menit, RR 20
kali/menit. Ditemukan obesitas sentral dengan muscle
SOAL wasting, moon face (+). Pasien kemudian dilakukan tes
supresi dexametason 1 mg. Kadar kortisol tidak turun esok
harinya. Apakah diagnosis yang paling tepat untuk saat
29 ini?

A. Addison disease
B. Hipotiroidisme
C. Cushing syndrome
D. Sumber ACTH eksogen
E. Cushing disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. CUSHING SYNDROME
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 27 tahun
• keluhan lemas sejak 4 bulan yang lalu
29 • menstruasi tidak lancar sejak 1 bulan yang lalu.
• PF: TD 160/100 mmHg, HR 80 kali/menit, RR 20
kali/menit, obesitas sentral dengan muscle wasting,
moon face (+).
• Tes supresi dexametason 1 mg  kadar kortisol tidak
turun esok harinya.

Apakah diagnosis yang paling tepat untuk saat ini?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CUSHING
SYNDROME
• Cushing’s syndrome:
PEMBAHASAN Chronic glucocorticoid excess.
The commonest cause is steroid

29 therapy. Endogenous cases are


much rarer: 85% are due to increase
ACTH, of these a pituitary adenoma
(Cushing’s disease) is the
commonest cause

• Cushing’s disease:
Pituitary gland release too much
adrenocorticotropic hormone
(ACTH). Cushing’s disease is caused
by a tumor or excess growth of the
pituitary gland

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cushing’s Syndrome Etiology
ACTH-independent ( ACTH due to
ACTH-dependent (ACTH)
negative feedback)
PEMBAHASAN • Pituitary (Cushings Disease) • (Factitious) : iatrogenik
• Microadenomas (95%) • Unilateral

29 • Macroadenomas (5%)
• Ectopic ACTH or CRH
• Small cell lung ca
• Carcinoids: lung,pancreas, thymus
• Adrenal adenoma (10%)
• Adrenal carcinoma (5%)
• Bilateral
• Macronodular Hyperplasia
(AIMAH) (<2%)
• Primary pigmented Micronodular
Adrenal disease (PPNAD) (<2%)
• McCune Albright Syndrome (<2%)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sign & Symptoms

PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sign & Symptoms

PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sign & Symptoms

PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan
Penunjang
PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Addison disease  hiperpigmentasi kulit dan
PEMBAHASAN membra mukosa, lemah, hipotensi
B. Hipotiroidisme  lemas, mudah lelah, tidak
29 tahan dingin, fT3 dna fT4 rendah, TRH tinggi
D. Sumber ACTH eksogen  pada tes supresi
dengan 2 mg/6 jam deksametason selama 2
hari, ACTH normal atau tinggi
E. Cushing disease  pada test supresi
deksametason, akan terjadi penurunan kadar
kortisol

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pada pasien ini adalah…

29 C. CUSHING SYNDROME

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 25 tahun mengeluhkan nyeri saat berkemih,
sering berkemih, dan warna urin keruh. Pasien masih aktif
secara seksual karena pasien baru menikah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 18
x/menit, N 88 x/menit, Tax 37,5C. Nyeri(+) pada daerah
SOAL suprapubik. Hasil pemeriksaan darah Hb 12 g/dL, leukosit
8.000/mm3, trombosit 160.000/mm3. Kemungkinan
penyakit pada pasien ini adalah…
30 A. Uretritis
B. Sistitis
C. Pyelonefritis.
D. Glomerulonefritis
E. Batu ureter

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. SISTITIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• nyeri saat berkemih, sering berkemih, dan warna urin
keruh.
30 • aktif secara seksual
• PF: TD 120/80 mmHg, RR 18 x/menit, N 88 x/menit, Tax
37,5C. Nyeri(+) pada daerah suprapubik.
• Lab: Hb 12 g/dL, leukosit 8.000/mm3, trombosit
160.000/mm3.

Kemungkinan penyakit pada pasien ini adalah…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SISTITIS

PEMBAHASAN
• Demam
• Susah buang air kecil
• Nyeri saat di akhir BAK (disuria terminal)
30 • Sering BAK (frequency)
• Nokturia
• Anyang-anyangan (polakisuria)
• Nyeri suprapubik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko
• Riwayat diabetes mellitus
PEMBAHASAN
• Riwayat kencing batu (urolitiasis)
• Higiene pribadi buruk

30 •

Riwayat keputihan
Kehamilan
• Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya
• Riwayat pemakaian kontrasepsi diafragma
• Kebiasaan menahan kencing
• Hubungan seksual
• Anomali struktur saluran kemih

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN
• Urine mikroskopik berupa peningkatan >103
bakteri per lapang pandang
• Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien yang
30 memiliki riwayat kekambuhan infeksi salurah kemih
atau infeksi dengan komplikasi)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana

PEMBAHASAN Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal normal.

30 Menjaga higienitas genitalia eksterna

Pada kasus nonkomplikata, pemberian antibiotik selama 3 hari dengan


pilihan antibiotik sebagai berikut:
• Trimetoprim sulfametoxazole
• Fluorikuinolon
• Amoxicillin-clavulanate
• Cefpodoxime

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Uretritis  jarang terdapat keluhan nyeri
PEMBAHASAN suprapubik
B. Pyelonefritis  CVA (+)

30 C. Glomerulonefritis  urine warna cucian daging,


hipertensi
D. Batu ureter  nyeri kolik, CVA (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kemungkinan penyakit pasien
PEMBAHASAN adalah….

B. SISTITIS
30

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki umur 6 tahun dibawa ke IGD oleh kedua
orangtuanya setelah tidak sadarkan diri. Pasien sempat
mengalami demam satu hari sebelumnyadisertai batuk
sejak 2 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran coma, nadi
SOAL 120x/m, RR 40x/m, suhu 38.5 derajat celsius. Napas
pasien berbau aseton, dengan karakteristik napas yang
cepat dan dalam.
31 Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS : 342.
Pemeriksaan urin didapatkan keton +2, glukosa +3.
Pemeriksaan analisa gas darah pH 7.2, bikarbonat 10.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. Diabetes tipe 2
B. Ketoasidosis diabetikum
C. Hiperosmolar non ketotik
D. Hiperglikemia
E. Diabetes tipe 1
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. KETOASIDOSIS DIABETIKUM
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki 6 tahun, tidak sadarkan diri

31 •

demam dan batuk sejak 2 hari
kesadaran coma
• suhu 38.5, nadi 120x/m, RR 40x/m
• GDS : 342
• Urinalisis : glukosa +3, keton +2.
• AGD : pH 7.2, bikarbonat 10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
DEFINISI
• Diagnosis ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan

31 komplikasi akut dari diabetes melitus yg dapat


ditegakkan jika terdapat:
• Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah > 200
mg/dL (>11 mmol/L)
• Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3 <15 mEq/
• Ketonemia dan ketonuria.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
KLASIFIKASI KAD
Untuk kepentingan tata laksana, KAD diklasifi

31 kasikan berdasarkan derajat beratnya asidosis dan


dibagi menjadi:
KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15 mEq/L
KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 < 10 mEq/L
KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3 < 5 mEq/L

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
MANIFESTASI KLINIS
PEMBAHASAN
• Dehidrasi, dengan derajat yang bervariasi. Dapat
ditemukan takikardi, hipotensi, turgor kulit
31 menurun dan syok.
• Perubahan kesadaran dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari bingung sampai koma.
• Mual, muntah, nyeri perut.
• Pola napas Kussmaul.
• Gejala klasik DM berupa poliuria, polidipsi, serta
penurunan berat badan.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
TATALAKSANA AWAL
• Amankan airway, breathing, circulation:

31 • Airway: amankan jalan napas. Jika perlu kosongkan isi


lambung
• Breathing: berikan oksigen pada pasien dengan
dehidrasi berat atau syok.
• Circulation: pemantauan jantung sebaiknya
menggunakan EKG untuk mengevalusi adanya
kemungkinan hiperkalemia atau
hipokalemia.Sebaiknya dipasang dua infus intravena.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
• Nilai kesadaran menggunakan GCS (Glasgow
Coma Scale)

31 • Timbang berat badan pasien : Gunakan berat


badan aktual untuk menghitung kebutuhan
cairan maupun kebutuhan insulin.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai derajat dehidrasi
PEMBAHASAN • Dehidrasi dianggap sedang jika dehidrasinya mencapai 5%-9%,
tanda-tanda dehidrasi meliputi:
• Capillary refi ll-nya memanjang
31 •


Turgor menurun
Hiperpnea
Serta adanya tanda-tanda dehidrasi seperti membran mukus yang
kering, mata cekung, dan tidak ada air mata.
• Dehidrasi dianggap lebih dari 10% atau berat jika terdapat nadi
yang lemah, hipotensi, dan oliguria.
• Mengingat derajat dehidrasi dari klinis sangat subyektif dan
seringkali tidak akurat maka direkomendasikan bahwa pada
KAD sedang dehidrasinya adalah 5-7% sedangkan pada KAD
berat derajat dehidrasinya adalah 7-10%.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Evaluasi klinis apakah terdapat infeksi atau tidak
PEMBAHASAN • Ukur kadar glukosa darah dan beta hidroksi butirat (atau
keton urin) dengan alat bedside.

31 • Lakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan


laboratorium glukosa plasma, elektrolit, kadar bikarbonat,
kreatinin, osmolalitas plasma, pH dan pCO2 vena, darah
tepi lengkap, albumin, fosfor, dan magnesium.
• Periksa HbA1c.
• Lakukan pemeriksaan urinalisis.
• Jika terdapat demam atau tanda infeksi lainnya lakukan
kultur (darah, urin, atau kultur dari spesimen lainnya)
sebelum pemberian antibiotik.
• Lakukan EKG jika hasil pemeriksaan kalium tertunda.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
TERAPI INSULIN
• Pemberian insulin bertujuan untuk menurunkan

31 dan mengendalikan kadar glukosa darah dan


menekan proses lipolisis dan ketogenesis.
• Berikut ini adalah prinsip-prinsip pemberian insulin
pada KAD.
Mulai pemberian insulin 1-2 jam setelah pemberian
cairan
Rute pemberian insulin: intravena (IV)
Dosis insulin yang digunakan: 0,05-0,1 U/kg/jam
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Diabetes tipe 2 (epidemiologinya jarang pada anak,
keluhan biasanya perlahan, meliputi polidipsi,
PEMBAHASAN polifagi, poliuri,)

31 C. Hiperosmolar non ketotik (pada penunjang


ditemukan keton +2, tidak disebutkan penunjang
yang mengatakan kondisi pasien hiperosmolar)

D. Hiperglikemia (salah satu manifestasi klinis, bukan


diagnosis)

E. Diabetes tipe 1 (kondisi yang mendasari diagnosis


saat ini)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien saat ini adalah

31 B. KETOASIDOSIS DIABETIKUM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke IGD oleh kedua orang tua
karena tidak sadar sejak 30 menit yang lalu. Pasien adalah
penderita DM tipe 1. Telah rutin menggunakan insulin.
Pada pemeriksaan awal didapat airway lapang, breathing : laju
napas 40x/menit, napas cepat dan dalam, berbau aseton,
circulation : nadi teraba, kuat angkat, laju nadi 120x/menit, GCS
SOAL coma tanda vital didapat suhu 38 derajat celcius.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gula darah 320 mg/dl

32 dan pada urinalisis didapatkan keton pada urin.


Pasien kemudian direhidrasi dengan RL. Dua jam kemudian, urine
pasien 4 cc/kgBB/jam. Langkah selanjutnya adalah ....
A. Hentikan rehidrasi setelah anak sadar
B. Insulin IV
C. Deksametason IM
D. Lanjutkan rehidrasi hingga 3 jam
E. Prednison IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. INSULIN IV
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• laki-laki usia 10 tahun tidak sadar sejak 30 menit
yang lalu
32 • ABC clear GCS coma
• laju napas 40x/menit, napas cepat dan dalam,
laju nadi 120x/menit, suhu 38 derajat celcius
• gula darah 320 mg/dl dan didapatkan keton
pada urin
• Pasien kemudian direhidrasi dengan RL. Dua jam
kemudian, urine pasien 4 cc/kgBB/jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
DEFINISI
• Diagnosis ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan

32 komplikasi akut dari diabetes melitus yg dapat


ditegakkan jika terdapat:
• Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah > 200
mg/dL (>11 mmol/L)
• Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3 <15 mEq/
• Ketonemia dan ketonuria.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
KLASIFIKASI KAD
Untuk kepentingan tata laksana, KAD diklasifi

32 kasikan berdasarkan derajat beratnya asidosis dan


dibagi menjadi:
KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15 mEq/L
KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 < 10 mEq/L
KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3 < 5 mEq/L

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
MANIFESTASI KLINIS
PEMBAHASAN
• Dehidrasi, dengan derajat yang bervariasi. Dapat
ditemukan takikardi, hipotensi, turgor kulit
32 menurun dan syok.
• Perubahan kesadaran dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari bingung sampai koma.
• Mual, muntah, nyeri perut.
• Pola napas Kussmaul.
• Gejala klasik DM berupa poliuria, polidipsi, serta
penurunan berat badan.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
TATALAKSANA AWAL
• Amankan airway, breathing, circulation:

32 • Airway: amankan jalan napas. Jika perlu kosongkan isi


lambung
• Breathing: berikan oksigen pada pasien dengan
dehidrasi berat atau syok.
• Circulation: pemantauan jantung sebaiknya
menggunakan EKG untuk mengevalusi adanya
kemungkinan hiperkalemia atau
hipokalemia.Sebaiknya dipasang dua infus intravena.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
• Nilai kesadaran menggunakan GCS (Glasgow
Coma Scale)

32 • Timbang berat badan pasien : Gunakan berat


badan aktual untuk menghitung kebutuhan
cairan maupun kebutuhan insulin.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai derajat dehidrasi
PEMBAHASAN • Dehidrasi dianggap sedang jika dehidrasinya mencapai 5%-9%,
tanda-tanda dehidrasi meliputi:
• Capillary refi ll-nya memanjang
32 •


Turgor menurun
Hiperpnea
Serta adanya tanda-tanda dehidrasi seperti membran mukus yang
kering, mata cekung, dan tidak ada air mata.
• Dehidrasi dianggap lebih dari 10% atau berat jika terdapat nadi
yang lemah, hipotensi, dan oliguria.
• Mengingat derajat dehidrasi dari klinis sangat subyektif dan
seringkali tidak akurat maka direkomendasikan bahwa pada
KAD sedang dehidrasinya adalah 5-7% sedangkan pada KAD
berat derajat dehidrasinya adalah 7-10%.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Evaluasi klinis apakah terdapat infeksi atau tidak
PEMBAHASAN • Ukur kadar glukosa darah dan beta hidroksi butirat (atau
keton urin) dengan alat bedside.

32 • Lakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan


laboratorium glukosa plasma, elektrolit, kadar bikarbonat,
kreatinin, osmolalitas plasma, pH dan pCO2 vena, darah
tepi lengkap, albumin, fosfor, dan magnesium.
• Periksa HbA1c.
• Lakukan pemeriksaan urinalisis.
• Jika terdapat demam atau tanda infeksi lainnya lakukan
kultur (darah, urin, atau kultur dari spesimen lainnya)
sebelum pemberian antibiotik.
• Lakukan EKG jika hasil pemeriksaan kalium tertunda.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETOASIDOSIS DIABETIK

PEMBAHASAN
TERAPI INSULIN
• Pemberian insulin bertujuan untuk menurunkan

32 dan mengendalikan kadar glukosa darah dan


menekan proses lipolisis dan ketogenesis.
• Berikut ini adalah prinsip-prinsip pemberian insulin
pada KAD.
Mulai pemberian insulin 1-2 jam setelah pemberian
cairan
Rute pemberian insulin: intravena (IV)
Dosis insulin yang digunakan: 0,05-0,1 U/kg/jam
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Hentikan rehidrasi setelah anak sadar : begitu
PEMBAHASAN rehidrasi berhasil, lakukan pengecekan Kalium,
dilanjutkan dengan pemberian insulin IV
32 C. Deksametason IM : bukan bagian dari prinsip
tatalaksana
D. Lanjutkan rehidrasi hingga 3 jam : begitu
rehidrasi berhasil, harus segera dilanjutkan
dengan pemberian insulin IV
E. Prednison IV : bukan bagian dari prinsip
tatalaksana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tindakan tepat selanjutnya adalah

32 B. INSULIN IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki 6 tahun dibawa kedua orang
tuanya ke dokter dengan keluhan deman serta sering
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Ketika
kencing pasien mengaku perih sehingga menahan
kencingnya keluar lampias. Pada pemeriksaan tanda
SOAL vital didapatkan suhu axilla 37,5 derajat celcius, laju nadi
100 x/menit, laju napas 24 x/menit. Pemeriksaan fisik
didapatkan pada penis pasien tidak ditemukan pimosis
33 atau parapimosis, namun banyak tedapat smegma
ketika dilakukan retraksi prepotium. Pemeriksaan lab urin
didapat leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb. Diagnosis
pasien adalah?
A. Infeksi Saluran Kemih Bawah
B. Sindrom Nefrotik
C. GNAPS
D. Glomerulonefritis
E. Batu saluran kemih
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. INFEKSI SALURAN KEMIH
BAWAH
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki 6 tahun

33 • Demam, sering BAK namun sedikit


• Smegma (+)
• leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh
33 dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di
dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran
kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis urin.
PEMBAHASAN

ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan

33 anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis


ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa
batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
PEMBAHASAN ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM
Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.

33

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN

Manifestasi klinis
33 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur
pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan
prognosis jangka panjang baik.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati,
anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak
mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak
begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik
PEMBAHASAN hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).

Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam,

33 penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng,


kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak
merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi
hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria,
disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit
pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil,
gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri
pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang.
PEMBAHASAN Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis,
yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal
sebagai nefropenia lobar.
33 Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya
ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta
gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa
diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan
enuresis.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi,
nitrit, hingga hematuria

33 B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda
ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin
PEMBAHASAN terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin,
urin pancar tengah (midstream urine), dan
33 pengambilan urin dengan urine collector.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik:
PEMBAHASAN didapatkan berapa pun jumlah kuman.
b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin:
33 didapatkan kuman dengan jumlah > 42.000
cfu/mL
c. Biakan urin dengan urin pancar tengah:
didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000
cfu/mL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun
belum ada hasil biakan urin, apabila:
PEMBAHASAN

a. Anak dengan demam disertai kelainan pada


33 urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.
b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti
disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol,
nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada
urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral
b. Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika
PEMBAHASAN
setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan
klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai

33 c.
d.
7-10 hari
Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak
yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai
kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu
dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan
pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Sindrom Nefrotik  pasien datang dengan keluhan
bengkak, sesak napas, bahkan perut membesar
PEMBAHASAN

C. GNAPS  pasien datang dengan keluhan kencing


33 merah dengan riwayat infeksi tenggorokan yang tidak
ditatalaksana dengan baik

D. Glomerulonefritis  pasien datang dengan keluhan


demam menggigil, nyeri pinggang unilateral atau
bilateral

E. Batu saluran kemih  kencing keluar batu, atau kencing


yang tersendat (kadang lancar)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

33 A. INFEKSI SALURAN KEMIH


BAWAH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang
tuanya ke dokter dengan keluhan sakit saat buang air
kecil. Pasien menjadi malas buang air kecil. Riwayat
demam sejak 2 hari ini. Pada pengecekan suhu didapat
37,8 derajat celcius. Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
SOAL tekan daerah suprapubik (+). Pemeriksaan penunjang
baku emas untuk penyakit di atas adalah?

34 A. Urinalisa
B. Darah rutin
C. Kultur urin
D. IVP
E. USG ginjal dan kandung kemih

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KULTUR URIN

PEMBAHASAN
• perempuan 6 tahun
• sakit saat buang air kecil

34 • nyeri tekan daerah suprapubik (+).


• demam sejak 2 hari ini
• leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh
34 dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di
dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran
kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis urin.
PEMBAHASAN

ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan

34 anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis


ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa
batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
PEMBAHASAN ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM
Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.

34

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN

Manifestasi klinis
34 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur
pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan
prognosis jangka panjang baik.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati,
anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak
mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak
begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik
PEMBAHASAN hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).

Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam,

34 penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng,


kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak
merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi
hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria,
disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit
pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil,
gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri
pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang.
PEMBAHASAN Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis,
yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal
sebagai nefropenia lobar.
34 Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya
ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta
gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa
diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan
enuresis.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi,
nitrit, hingga hematuria

34 B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda
ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin
PEMBAHASAN terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin,
urin pancar tengah (midstream urine), dan
34 pengambilan urin dengan urine collector.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik:
PEMBAHASAN didapatkan berapa pun jumlah kuman.
b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin:
34 didapatkan kuman dengan jumlah > 42.000
cfu/mL
c. Biakan urin dengan urin pancar tengah:
didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000
cfu/mL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun
belum ada hasil biakan urin, apabila:
PEMBAHASAN

a. Anak dengan demam disertai kelainan pada


34 urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.
b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti
disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol,
nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada
urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral
b. Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika
PEMBAHASAN
setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan
klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai

34 c.
d.
7-10 hari
Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak
yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai
kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu
dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan
pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Urinalisa : bukan gold standar diagnostik ISK
PEMBAHASAN
b. Darah rutin : bukan gold standar diagnostik ISK
34 d. IVP : bukan gold standar diagnostik ISK

e. USG ginjal dan kandung kemih : bukan gold


standar diagnostik ISK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi pilihan pemeriksaan penunjang yg
PEMBAHASAN tepat adalah

34 C. KULTUR URIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak berusia 4 tahun dibawa ke IGD dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 5 menit.
Kejang diawali dengan demam. Demam dikatakan sejak
kemarin. Ketika kejang anak tampak kelonjotan seluruh
tubuh. Orang tua pasien belum sempat memeriksa suhu
SOAL ketika demam. Saat di UGD suhu pasien 38,5 derajat
Celcius. Di UGD pasien kejang lagi, lamanya kejang 5
menit. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah...
35 a. Meningitis
b. Epilepsi
c. Ensefalitis
d. Kejang demam sederhana
e. Kejang demam kompleks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. KEJANG DEMAM KOMPLEKS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• anak berusia 4 tahun

35 • kejang yang diawali demam


• Ketika dirumah pasien kejang, sampai di IGD
pasien kejang lagi
• Tax : 38,5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran
35 suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Keterangan:
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan
elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam.

35 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang


demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih
dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi
ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15
PEMBAHASAN
menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam.
35 2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis

35 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang


sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik
tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12

35 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan
ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
PEMBAHASAN
maksimal 10 mg.

35 Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme


tatalaksana status Epileptikus.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

35

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

35

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.
35 Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan yang
diberikan hanya pada saat demam.

35 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam


dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan
<12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3
PEMBAHASAN kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama

35 demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis


tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
iritabilitas, serta sedasi.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan
penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
PEMBAHASAN selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

35 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-42%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2
tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
35 dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat
anak tidak sedang demam.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
DEFNISI
kejang yang berlangsung terus-menerus selama
periode waktu tertentu atau berulang tanpa
PEMBAHASAN
disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
batasan waktunya adalah selama 30 menit atau
35 lebih.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
PATOFSIOLOGI
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk
membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas
neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

35 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran


dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah
gamma-aminobutyric acid (GABA).

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Meningitis : ditandai dengan adanya
PEMBAHASAN meningeal sign, kaku kuduk
b. Epilepsi : ada riwayat kejang tanpa pencetus
35 c. Ensefalitis : terdapat kondisi dimana pasien
mengalami penurunan kesadaran
d. Kejang demam sederhana : durasinya kurang
dari 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

35 E. KEJANG DEMAM KOMPLEKS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak berusia 3 tahun datang ke IGD dengan
keluhan kejang. Kejang terjadi 30 menit yang lalu. Kejang
diawali dengan demam. Suhu tubuh pasien 39 derajat
celcius. BB anak 15 kg. Ibu pasien belum memberikan
obat di rumah. Terapi awal yang dapat diberikan ketika
SOAL anak kejang di rumah adalah?
a. Diazepam IV 5 mg
b. Diazepam supp 10 mg
36 c. Diazepam supp5 mg
d. Diazepam IV 10mg
e. Phenitoin IV 10mg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. DIAZEPAM SUPP 10 MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• anak berusia 3 tahun

36 • kejang
• disertai panas badan
• BB anak 15 kg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran
36 suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Keterangan:
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan
elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam.

36 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang


demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih
dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi
ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15
PEMBAHASAN
menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam.
36 2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis

36 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang


sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik
tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12

36 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan
ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
PEMBAHASAN
maksimal 10 mg.

36 Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme


tatalaksana status Epileptikus.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

36

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

36

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.
36 Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan yang
diberikan hanya pada saat demam.

36 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam


dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan
<12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3
PEMBAHASAN kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama

36 demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis


tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
iritabilitas, serta sedasi.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan
penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
PEMBAHASAN selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

36 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-42%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2
tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
36 dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat
anak tidak sedang demam.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
DEFNISI
kejang yang berlangsung terus-menerus selama
periode waktu tertentu atau berulang tanpa
PEMBAHASAN
disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
batasan waktunya adalah selama 30 menit atau
36 lebih.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
PATOFSIOLOGI
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk
membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas
neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

36 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran


dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah
gamma-aminobutyric acid (GABA).

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Diazepam IV 5 mg : tidak memungkinkan
PEMBAHASAN memberikan diazepam IV di rumah
b. c. Diazepam supp 5 mg : dosisnya salah, dosis
36 supp 5mg untuk BB<10kg
d. Diazepam IV 10mg : tidak memungkinkan
memberikan diazepam IV di rumah
e. Phenitoin IV 10mg : pemberian phenitoin
apabila setelah diberikan diazepam IV sesuai
dosis, kejang tidak berhenti.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana kejang saat pasien masih
PEMBAHASAN di rumah adalah

36 D. DIAZEPAM SUPP 10 MG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang dibawa
orangtua nya ke IGD dengan keluhan diare sejak 3 hari
yang lalu. Diare dikatakan 10x dalam satu hari. Diare
tanpa disertai lendir ataupun darah.
Pemeriksaan vital sign didapat : suhu axilla 37,5 derajat
SOAL celcius, laju nadi 100x/menit, laju napas 20x/menit
Keadaan umum pasien tampak rewel, mata cowong,
mukosa bibir dan lidah kering, turgor kulit kembali lambat,
37 dan pasien terus menerus minta minum. Berat badan
pasien 15 kg. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Diare akut, tanpa dehidrasi
B. Diare kronik, dehidrasi ringan sedang
C. Diare persisten, dehidrasi berat
D. Diare akut, dehidrasi ringan/sedang
E. Diare kronik, tanpa dehidrasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DIARE AKUT, DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• anak laki-laki berusia 6 tahun

37 • Diare sejak 3 hari yang lalu  10x dalam satu hari


 tanpa lendir atau darah
• Pasien tampak rewel, mata cowong, mukosa bibir
dan lidah kering, turgor kulit kembali lambat, dan
pasien terus menerus minta minum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIARE
• Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
PEMBAHASAN
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
37

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIARE
• Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare
persisten atau Diare kronik.
PEMBAHASAN
• Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang
dari 14 hari
37 • Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERAJAT DIARE

PEMBAHASAN

37

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERAJAT DIARE
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Gejala & Tanda
Ringan –Sedang
Baik, sadar Gelisah, rewel Letargik, Kesadaran
Keadaan umum
menurun
PEMBAHASAN Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Basah Kering Sangat kering

37 Mulut/ Lidah

Rasa Haus
Basah
Minum normal, Tidak
haus
Kering

Tampak kehausan
Sangat kering
Sulit, tidak bisa
minum
Turgor Turgor kembali Turgor kembali
Kulit lambat sangat lambat
kembali cepat
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
Defisit
< 5% atau 5–10% atau >10% atau
cairan/Penurunan
<42 ml/kgBB 42-100 ml/kgBB >100 ml/kgBB
berat badan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RENCANA
TERAPI
PEMBAHASAN

37 A

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RENCANA
TERAPI
PEMBAHASAN

37 B

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RENCANA
TERAPI
PEMBAHASAN

37 C

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LINTAS DIARE
• Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE):
PEMBAHASAN • 1. Berikan oralit
• 2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
37 • 3. Teruskan ASI-makan
• 4. Berikan antibiotik secara selektif
• 5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ORALIT
• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium
klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat,
PEMBAHASAN serta glukosa anhidrat.
• Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam

37 tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air


penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
sangat

mempertahankan keseimbangan elektrolit dalamtubuh


sehingga lebih diutamakan oralit.
• Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit
dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ORALIT
• Oralit dapat diberikan setiap anak BAB hingga diare terhenti
• Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang
PEMBAHASAN (200 cc).
- Anak kurang dari 1 tahun diberi 42-100 cc cairan oralit setiap
37 kali buang air besar.
- Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap
kali buang air besar.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ZINC

PEMBAHASAN

37

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LANJUTKAN ASI
• ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat
mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan
PEMBAHASAN
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah
diare dan meningkatkan sistim imunitas tubuh
37 bayi.
• jika anak masih mendapatkan ASI, maka
teruskan pemberian ASI sebanyak dia mau.
Jika anak mau lebih banyak dari biasanya itu
akan lebih baik. Biarkan dia makan sebanyak
dan selama dia mau.
Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi,
seperti diare berdarah atau diare karena
kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain.
PEMBAHASAN
Ini sangat penting karena seringkali ketika diare,
masyarakat langsung membeli antibiotik seperti
37 Tetrasiklin atau Ampicillin.
• Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya,
karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai
dosis akan menimbulkan resistensi kuman
terhadap antibiotik.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi
berupa peningkatan motilitas atau pergerakan usus
untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut akan
PEMBAHASAN terasa banyak gerakan dan berbunyi.
• Anti diare akan menghambat gerakan itu sehingga

37 kotoran yang seharusnya dikeluarkan, justru dihambat


keluar. Selain itu anti diare dapat menyebabkan
komplikasi yang disebut prolapsus pada usus
(terlipat/terjepit). Kondisi ini berbahaya karena
memerlukan tindakan operasi.
• Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh
diberikan.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EDUKASI
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang
cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda
untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika
PEMBAHASAN anak:
- Buang air besar cair lebih sering

37 - Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Diare akut, tanpa dehidrasi  jawaban diare akut tepat, namun
derajat tanpa dehidrasi salah karena klinis tanpa dehidrasi meliputi
PEMBAHASAN mata tidak cowong, mukosa bibir dan lidah basah, serta turgor kulit
kembali cepat

37 B. Diare kronik, dehidrasi ringan sedang  jawaban diare kronik salah


karena onset diare kronik lebih dari 14 hari
C. Diare persisten, dehidrasi berat  jawaban diare persisten salah
karena onset diare persisten lebih dari 14 hari, klinis dehidrasi berat
meliputi kesadaran menurun, tidak mau minum, dan turgor kembali
sangat lambat
E. Diare kronik, tanpa dehidrasi  jawaban diare kronik salah karena
onset diare kronik lebih dari 14 hari, klinis tanpa dehidrasi meliputi
kesadaran baik, masih bisa minum namun tidak merasa kehausan,
turgor kembali normal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

37 D. DIARE AKUT, DEHIDRASI


RINGAN/SEDANG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, dibawa orang tua ke poliklinik
dengan keluhan mencret hampir 5 kali/hari, sejak 1 hari yang lalu.
Mencret berupa cairan kekuningan, tanpa ampas, darah (-), lendir (-).
Pasien masih mau minum, namun tidak kehausan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Kelopak mata tidak
cekung, air mata +/+, mukosa lidah basah, dan turgor kulit kembali
cepat. Bagaimanakah prinsip tatalaksana yang harus diperhatikan
SOAL pada pasien ini?

38 A. Rehidrasi dengan oralit, suplementasi Zink, dukungan nutrisi, antibiotika


selektif, edukasi
B. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin
dan Kotrimoksazol
C. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, dukungan nutrisi berupa pemberian susu
low laktosa, Antibiotika selektif, Edukasi
D. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin
dan Kotrimoksazol, dukungan nutrisi berupa pemberian susu low laktosa
E. Suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin dan
Kotrimoksazol, dukungan nutrisi berupa pemberian susu low laktosa,
edukasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. REHIDRASI DENGAN ORALIT, SUPLEMENTASI ZINK,
DUKUNGAN NUTRISI, ANTIBIOTIKA SELEKTIF, EDUKASI

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• anak laki-laki berusia 5 tahun,

38 • mencret hampir 5 kali/hari,


• sejak 1 hari yang lalu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIARE
• Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
PEMBAHASAN
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
38

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIARE
• Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare
persisten atau Diare kronik.
PEMBAHASAN
• Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang
dari 14 hari
38 • Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LINTAS DIARE
• Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE):
PEMBAHASAN • 1. Berikan oralit
• 2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
38 • 3. Teruskan ASI-makan
• 4. Berikan antibiotik secara selektif
• 5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ORALIT
• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium
klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat,
PEMBAHASAN serta glukosa anhidrat.
• Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam

38 tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air


penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
sangat

mempertahankan keseimbangan elektrolit dalamtubuh


sehingga lebih diutamakan oralit.
• Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit
dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ORALIT
• Oralit dapat diberikan setiap anak BAB hingga diare terhenti
• Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang
PEMBAHASAN (200 cc).
- Anak kurang dari 1 tahun diberi 42-100 cc cairan oralit setiap
38 kali buang air besar.
- Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap
kali buang air besar.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BERIKAN ZINC

PEMBAHASAN

38

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LANJUTKAN ASI
• ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat
mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan
PEMBAHASAN
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah
diare dan meningkatkan sistim imunitas tubuh
38 bayi.
• jika anak masih mendapatkan ASI, maka
teruskan pemberian ASI sebanyak dia mau.
Jika anak mau lebih banyak dari biasanya itu
akan lebih baik. Biarkan dia makan sebanyak
dan selama dia mau.
Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi,
seperti diare berdarah atau diare karena
kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain.
PEMBAHASAN
Ini sangat penting karena seringkali ketika diare,
masyarakat langsung membeli antibiotik seperti
38 Tetrasiklin atau Ampicillin.
• Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya,
karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai
dosis akan menimbulkan resistensi kuman
terhadap antibiotik.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi
berupa peningkatan motilitas atau pergerakan usus
untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut akan
PEMBAHASAN terasa banyak gerakan dan berbunyi.
• Anti diare akan menghambat gerakan itu sehingga

38 kotoran yang seharusnya dikeluarkan, justru dihambat


keluar. Selain itu anti diare dapat menyebabkan
komplikasi yang disebut prolapsus pada usus
(terlipat/terjepit). Kondisi ini berbahaya karena
memerlukan tindakan operasi.
• Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh
diberikan.

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EDUKASI
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang
cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda
untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika
PEMBAHASAN anak:
- Buang air besar cair lebih sering

38 - Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari

Sumber : Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin
dan Kotrimoksazol  salah karena pemberian antibiotik yg tidak selektif
PEMBAHASAN
C. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, dukungan nutrisi berupa pemberian susu

38 low laktosa, Antibiotika selektif, Edukasi  salah karena nutrisi yg diberikan


tidak harus susu low laktosa

D. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin,


Ampisilin dan Kotrimoksazol, dukungan nutrisi berupa pemberian susu low
laktosa  salah karena pemberian antibiotik yg tidak selektif dan nutrisi yg
diberikan tidak harus susu low laktosa

E. Suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin dan


Kotrimoksazol, dukungan nutrisi berupa pemberian susu low laktosa, edukasi
 salah karena tidak merekomedasikan rehidrasi dengan oralit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, prinsip tatalaksana yg tepat pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah
A. REHIDRASI DENGAN ORALIT,
38 SUPLEMENTASI ZINK, DUKUNGAN
NUTRISI, ANTIBIOTIKA SELEKTIF, EDUKASI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien anak perempuan 2 tahun dibawa ibunya ke
Puskesmas karena mengeluh bengkak dan nyeri di bagian
bawah telinganya. Bengkak dan nyeri sudah dirasakan
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga demam dan pilek. Di
sekolah pasien diperoleh keterangan bahwa banyak siswa
SOAL yang memiliki keluhan serupa. Dari pemeriksaan tanda vital
didapatkan suhu pasien 38 derajat celcius. Laju nadi dan
laju napas normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan masa
39 regio infra aurikular sinistra, nyeri tekan (+). Nyeri juga
dirasakan saat menelan dan mengunyah.
Untuk mencegah kasus seperti diatas, vaksinasi apakah
yang tepat diberikan?
A. HPV
B. Influenza
C. BCG
D. MMR
E. Hib

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. MMR

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak perempuan 12 tahun  nyeri di bawah
telinga disertai bengkak  demam, pilek (+)
39 • suhu : 38 derajat celcius
• pemeriksaan fisik : masa regio infra aurikular
sinistra, nyeri tekan (+)

• Keluhan mengarah ke parotitis (mumps)


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
IMUNI-
SASI
PEMBAHASAN

39

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Mumps/Parotitis
• Etiologi : infeksi akut pada kelenjar parotis yang
PEMBAHASAN
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus
• Gejala :
39 – Demam
– Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi unilateral
atau bilateral, teraba lunak dan nyeri tekan
– Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis, meningitis,
hilangnya pendengaran, inflamasi ovarium
• Terapi : Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik dan
vitamin)
(Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, IDAI, 2010)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Mumps/Parotitis

PEMBAHASAN
• Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
• Paracetamol (untuk mengurangi nyeri dan

39 bengkak)
• Tidak ada antivirus untuk mumps
• Terapi imunoglobulin masih diperdebatkan

(Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, IDAI, 2010)


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. HPV  untuk mencegah kanker servix
PEMBAHASAN B. Influenza  vaksinasi musiman guna mencegah
penularan virus influenza
39 C. BCG  mencegah terinfeksi Bakteri Tuberculosis
E. Hib  mencegah infeksi Hemofilus influenza B yg
sering menyebabkan meningitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, imunisasi untuk mencegah kasus
PEMBAHASAN tersebut adalah

39 D. MMR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi perempuan dengan berat 3200 gram dan panjang
badan 48 cm lahir dari ibu dengan G1P0A0. Kehamilan
ini merupakan kehamilan cukup bulan/ aterm 37-38
minggu. Diketahui bahwa ibu tersebut dengan HBsAg (+).
Apakah tindakan yang tepat pada pasien ini?
SOAL A. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg kurang dari
12 jam setelah lahir, dan vaksinasi hepatitis B
lanjutan pada usia 1 bulan, dan 6 bulan
40 B. Berikan imunisasi HBIg pada usia 1, 2, dan 6 bulan
C. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg pada usia 1,2,
dan 6 bulan
D. Berikan HBIg pada 12 jam setelah lahir, dan vaksinasi
hepatitis B lanjutan pada usia 1 bulan, 2 bulan, dan 6
bulan
E. Berikan vaksinasi hepatitis B pada usia 1 bulan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. BERIKAN VAKSINASI HEPATITIS B DAN HBIG KURANG DARI 12 JAM
SETELAH LAHIR, DAN VAKSINASI HEPATITIS B LANJUTAN PADA USIA 1
BULAN, DAN 6 BULAN

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• bayi lahir  aterm

40 • Lab ibu : HBsAg (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
VAKSINASI HEPATITIS B

PEMBAHASAN

40

Sumber : Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the Management of
Common Illnesses with Limited Resources, 2005
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
VAKSINASI HEPATITIS B
• Beberapa pilihan vaksinasi hepatitis b tergantung
status imunias ibu
PEMBAHASAN
• Jika HBsAg ibu negatif
• Vaksinasi dilakukan saat lahir,
40 • Jika HBsAg ibu negatif
• Vaksinasi dan imunoglobulin Hep. B diberikan kurang
dari 12 jam setelah lahir

• Jadwal imunisasi selanjutnya sesuai rekomendasi


IDAI

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
IMUNI-
SASI
PEMBAHASAN

40

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
IMUNI-
SASI
PEMBAHASAN

40

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Berikan imunisasi HBIg pada usia 1, 2, dan 6 bulan (HB Ig tidak
diberikan secara berulang)
PEMBAHASAN C. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg pada usia 1,2, dan 6 bulan (HB Ig
tidak diberikan berulang)
D. Berikan HBIg pada 12 jam setelah lahir, dan vaksinasi hepatitis B
40 lanjutan pada usia 1 bulan, 2 bulan, dan 6 bulan (pemberian vaksinasi
Hep-B diberikan segera setelah lahir. Bila vaksinasi Hep-B bersamaan
dengan vaksinasi pentavalen, maka diberikan pada bulan ke 2, 3, dan
4. Apabila vaksinasi Hep-B monovalen, dilanjutkan pada bulan 1 dan
6.)
E. Berikan vaksinasi hepatitis B pada usia 1 bulan (vaksin Hep-B diberikan
segera setelah pemberian injeksi vit. K segera seelah lahir)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yg tepat terhadap kondisi
PEMBAHASAN pasien adalah

40 A.BERIKAN VAKSINASI HEPATITIS B


DAN HBIG KURANG DARI 12 JAM
SETELAH LAHIR, DAN VAKSINASI
HEPATITIS B LANJUTAN PADA USIA 1
BULAN, DAN 6 BULAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan bengkak seluruh tubuh sejak tadi pagi. Awalnya bengkak
dikatakan mula 5 hari lalu, namun hanya di kelopak mata, ketka
bangun tidur, dan menghilang ketika pasien berkativitas. Pasien juga
terkadang sesak terutama saat tidur sejak 2 hari terkahir. Pada
tanda vital didapatkan suhu axilla 37 derajat celcius, laju nadi
SOAL 100x/menit, laju napas 30x/menit, tekanan darah 115/65 mmHg.
Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka bersifat pitting dan
asites. Hasil pemeriksaan urinalisis : proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen
41 eritrosit (-), oval fat bodies (+). Hasil lab darah didapatkan albumin
1,2 mg/dl. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Sindroma nefritik
B. Kwarshiokor
C. GNAPS
D. Sindroma nefrotik
E. Gagal ginjal akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak perempuan 5 tahunbengkak seluruh

41 • edema anasarka
• UL: proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-),
oval fat bodies (+).
• albumin 1,2 mg/dl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:

41 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau


rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI/BATASAN
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam)
3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
PEMBAHASAN berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan

41 • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan


pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi
2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

41 • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum


• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan
terjadinya peritonitis.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari

41 3. Pemeriksaan darah
3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit,
hematokrit, LED)
3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma
3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik
atau dengan rumus Schwarzt

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

41 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended
daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama
anak menderita edema.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat.

41 Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2


mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan
natrium).

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Antibiotik
Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi,
41 meliputi amoxicillin atau eritromicin

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
Pengobatan dengan kortikosteroid
PEMBAHASAN
Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan
pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan
41 prednison atau prednisolon.

Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid


atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN

41

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Sindroma nefritik : Hematuri gross, Hipertensi,
PEMBAHASAN oligouria, Azotemia, Proteinuria

b. Kwarshiokor : KEP berat dengan gejala dominan


41 edema

c. GNAPS : sindroma nefritik yg muncul pasca


infeksi streptokokus dengan ASTO (+)

e. Gagal ginjal akut : ditandai dengan


berkurangnya produksi urine dalam 6 jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

41 D. SINDROMA NEFROTIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar ibunya ke
puskesmas dengan keluhan bengkak pada kedua
kelopak mata. Bengkak pada wajah terlihat pada waktu
bangun tidur dan menghilang saat aktivitas.
Semenjaksemingguterkahir pipis pasien dikatakan lebih
SOAL banyak dibanding biasanya, nyeri berkemis tidak ada,
urine tampak keruh. Saat ini pasien terlihat lemas, banyak
minum air putih, tanda vital dalam batas normal.
42 Pemeriksaan urin lengkap didapatkan proteinuria (+++).
Pemeriksaan darah didapat albumin 2 mg/dL.
Pemeriksaan darah didapatkan kadar kolesterol
300mg/dl. Terapi apa yang tepat diberikan pada pasien?
A. Cimetidine
B. Ramipril
C. Furosemid
D. Prednison
E. Penisilin prokain
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PREDNISON

PEMBAHASAN
• laki-laki usia 4 tahun
• bengkak pada kedua kelopak mata

42 • BAK banyak, tidak nyeri, keruh (+)


• Pemeriksaan urin lengkap didapatkan
proteinuria (+++)
• Pemeriksaan darah didapatkan kadar
kolesterol 300mg/dl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:

42 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau


rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI/BATASAN
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam)
3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
PEMBAHASAN berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan

42 • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan


pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi
2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

42 • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum


• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan
terjadinya peritonitis.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari (Protein Esbach)

42 3. Pemeriksaan darah
3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit,
hematokrit, LED)
3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma
3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik
atau dengan rumus Schwarzt

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

42 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended
daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama
anak menderita edema.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat.

42 Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2


mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan
natrium).

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Antibiotik
Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi,
42 meliputi amoxicillin atau eritromicin

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
Pengobatan dengan kortikosteroid
PEMBAHASAN
Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan
pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan
42 prednison atau prednisolon.

Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid


atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN

42

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Cimetidine : tidak tepat
PEMBAHASAN b. Ramipril : antihipertensi bukan medikamentosa
utama dalam tatalaksana SN
42 c. Furosemid : hindari pemberian obar-obatan
yang mempengaruhi kinerja ginjal

e. Penisilin prokain : SN bukan disebabkan oleh


infeksi sehingga tidak diperlukan tatalaksana
antibiotik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi terapi yang tepat adalah

42 D. PREDNISON

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam dengan BBL
1200 gram usia kehamilan 32 minggu. APGAR score
6 pada menit ke 1. Saat ini bayi tampak kebiruan,
tidak menangis dan tonus otot lemas. Apakah
SOAL
tindakan pertolongan pertama yang dilakukan
terhadap bayi tersebut ?
A. VTP
43 B. VTP + kompresi dada
C. Berikan oksigen aliran bebas 95%
D. Lakukan 5 langkah awal resusitasi
E. Pasang akses intravena segera

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. LAKUKAN 5 LANGKAH AWAL
RESUSITASI
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• bayi laki-laki lahir secara pervaginam

43 • APGAR score 6 pada menit ke 1


• Saat ini bayi tampak kebiruan, tidak menangis
dan tonus otot lemas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

43

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

43

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RESUSITASI NEONATUS
LANGKAH AWAL

PEMBAHASAN

43

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

43

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. VTP : tidak sesuai elgoritma
PEMBAHASAN
b. VTP + kompresi dada : tidak sesuai algoritma
43 c. Berikan oksigen aliran bebas 95% : tidak sesuai
algoritma

e. Pasang akses intravena segera : tidak sesuai


algoritma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi tindakan yang tepat adalah

43 D. LAKUKAN 5 LANGKAH AWAL


RESUSITASI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang bayi baru saja dilahirkan dengan usia
kandungan 36 minggu. Ibu pasien mengalami pecah
ketuban yang tidak diikuti tanda-tanda persalinan hingga
lebih dari 48 jam. Ketika sampai di Bidan Bersalin, ibu
sudah dalam kondisi demam dan ketuban yang berbau.
SOAL Bayi lahir dengan berat badan 2900 gram. APGAR Score
6. Ketika lahir bayi tidak menangis spontan. Pada bayi
dilakukan penghangatan, diposisikan, pembersihan jalan
44 napas, dikeringkan, dan di stimulasi. Bayi masih tampak
megap-megap. Kemudian laju denyut jantungnya
didapatkan 88 x/menit. Apa tindakan yang selanjutnya
dilakukan?
A. Ventilasi Tekanan Positif
B. Ventilasi Tekanan Positif dan Kompresi Dada
C. Intubasu Endotrakeal
D. CPAP
E. IV line
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. VENTILASI TEKANAN POSITIF

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Bayi preterm lahir  KPD > 12 jam

44 • BB 2900  APGAR score 6


• Bayi megap-megap  LDJ 88 x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

44

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

44

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RESUSITASI NEONATUS
LANGKAH AWAL

PEMBAHASAN

44

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

44

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Ventilasi Tekanan Positif dan Kompresi Dada  dilakukan
apabila setelah VTP selama 30 detik namun LDJ turun
PEMBAHASAN menjadi dibawah 60 x/menit

44 C. Intubasu Endotrakeal  dilakukan apabila dirasa VTP &


kompresi dada tidak adekuat atau telah dilakukan
selama 2 meni

D. CPAP  bila pasien bernapas spontan namun masih


disstress napas (merintih, retraksi, atau takipnue)

E. IV line  bukan salah satu dari algoritme

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang tepat sesuai kondisi
PEMBAHASAN bayi adalah

44 A. VENTILASI TEKANAN POSITIF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki laki berusia 1,5 tahun dikeluhkan oleh
orang tuanya dengan batuk sejak 2 minggu yang lalu.
Batuk seringkali berdahak, namun dahak sering tertelan.
Batuk sampai mengganggu tidur pasien di malam hari.
Semenjak batuk, pasien juga seringkali demam dan
SOAL tampak tidak aktif. Berat badan pasien 10 kg. Pasien
sudah beberapa kali diajak berobat ke bidan namun
keluhan tidak kunjung membaik. Diketahui bahwa nenek
45 pasien merupakan seorang penderita TB yg sudah
terkonfirmasi dan sedang menjalani terapi OAT. Pada
pasien dilakukan test tuberkulin dan di dapatkan indurasi
10 mm. Berapakah scoring TB pada anak tersebut?
A. 9
B. 8
C. 7
D. 6
E. 5
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. 9

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 1,5 tahun

45 • Batuk kronis  score 1


• Demam lama  score 1
• Kontak BTA (+)  score 3
• Tes tuberkulin > 10mm  score 3
• Gizi baik  score 1

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis].
PEMBAHASAN
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi
dapal juga mengenai organ Lubuh lainnya.
45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
1. GEJALA SISTEMIK/UMUM
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi
gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan
gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik

45 TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum


lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat
asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak
didasarkan pada 4 hal, yaitu:
PEMBAHASAN
l. Konfirmasi bakteriologis TB

45 2. Gejala klinis yang khas TB


3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis
hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari
TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
45 (moment opname}.
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status
gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes
2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar
WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi
selama 1—2 bulan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
diberikan sebagai monotcrapi.
PEMBAHASAN 2. Pengobatan diberikan setiap hari.
3. Pemberian gizi yang adekuat.
45 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. 8  kurang tepat
PEMBAHASAN C. 7  kurang tepat
D. 6  kurang tepat
45 E. 5  kurang tepat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, score TB pada anak tersebut adalah

45 A. 9

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuam berusia 5 tahun berobat k puskesmas
dikeluhkan oleh orang tuanya dengan batuk sejak 2 minggu
yang lalu. Batuk seringkali berdahak. Batuk sampai mengganggu
tidur pasien di malam hari. Semenjak batuk, pasien juga seringkali
demam dan tampak tidak aktif. Berat badan pasien dikeluhkan
tidak kunjung naik dalam 2 bulan terkahir. Pasien sudah
SOAL beberapa kali diajak berobat ke bidan namun keluhan tidak
kunjung membaik. Ketika ditanya apakah di lingkungan tempat

46 tinggal, tempat bermain atau pengasuhnya ada seseorang


dengan riwayat batuk lama atau riwayat minum obat lama,
orang tua pasien menjawab tidak ada. Apa tindakan berikutnya
bagi pasien?
A. Pemeriksaan mikroskopis/ tes cepat molekular TB
B. Foto thorax
C. Tes tuberkulin
D. Langsung terapi sebagai TB
E. Terapi sebagai bukan TB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS/
TES CEPAT MOLEKULAR TB
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 5 tahun

46 • Batuk kronik score 1


• Demam kronik  score 1
• Malaise  tidak masuk score
• BB tidak naik  tidak masuk score, yg masuk adalah status gizi
• Kontak dengan penderita TB = tidak ada  score 0

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis].
PEMBAHASAN
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi
dapal juga mengenai organ Lubuh lainnya.
46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
1. GEJALA SISTEMIK/UMUM
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi
gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan
gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik

46 TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum


lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat
asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak
didasarkan pada 4 hal, yaitu:
PEMBAHASAN
l. Konfirmasi bakteriologis TB

46 2. Gejala klinis yang khas TB


3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis
hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari
TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
46 (moment opname}.
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status
gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes
2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar
WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi
selama 1—2 bulan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
diberikan sebagai monotcrapi.
PEMBAHASAN 2. Pengobatan diberikan setiap hari.
3. Pemberian gizi yang adekuat.
46 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

46

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Foto thorax  dilakukan bila pemeriksaan
PEMBAHASAN mikroskopis/ tes cepat molekular TB tidak
tersedia fasilitasnya atau hasilnya negatif
46 C. Tes tuberkulin  dilakukan bila pemeriksaan
mikroskopis/ tes cepat molekular TB tidak
tersedia fasilitasnya atau hasilnya negatif
D. Langsung terapi sebagai TB  sesuaikan dengan
scoring TB dan alur diagnosis TB paru anak
E. Terapi sebagai bukan TB  sesuaikan dengan
scoring TB dan alur diagnosis TB paru anak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tindakan selanjutnya adalah

46 A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS/
TES CEPAT MOLEKULAR TB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang berobat
dengan keluhan terlihat pucat sejak beberapa bulan
sebelumnya. Anak ini diketahui lahir kurang bulan. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan BB 8 kg, TB 85 cm,
konjungtiva anemis, atrofi papil lidah, tidak terdapat
SOAL pembesaran organ, terdapat koilonikia. Pemeriksaan
darah menunjukkan kadar Hb 8 g%, leukosit 8.400/mm3,
trombosit 268.000/mm3, MCV 68 cμ, MCHC 29%. Apakah
47 diagnosis pasien ini?
A. Anemia aplastik
B. Akut myelobastik leukemia
C. Anemia megaloblastik
D. Anemia defisiensi Fe
E. Akut Limfoblastik Leukemia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ANEMIA DEFISIENSI FE

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• terlihat pucat sejak beberapa bulan

47 • konjungtiva anemis,
• atrofi papil lidah,
• tidak terdapat pembesaran organ,
• terdapat koilonikia
• kadar Hb 8 g%,
• MCV 68 cμ, MCHC 29%.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DEFINISI
Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin
PEMBAHASAN dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam
tubuh
47

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
PENYEBAB

PEMBAHASAN

47

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

47 menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan


berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan
tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas
dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-
shaped nails)

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
 permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

47 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui


gastritis pada 75% kasus ADB.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor
PEMBAHASAN etiologi,
• (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala
47 pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan
PEMBAHASAN besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium
deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam
serum maupun kadar hemoglobin masih normal.
47 • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis.
Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar
hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini
disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan
kadar besi di dalam serum.
Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSANA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lain-
lain)
47 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental
diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi
dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi
dan makan malam; penyerapan akan lebih
sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat
menerima secara oral, kehilangan besi terlalu
47 cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan
pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
misalnya malabsorpsi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di
darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai
47 puncak dalam 5-7 hari.
• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka
waktu terapi tidak boleh lebih dari 5

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu
dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan
47 dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia
gestasi dan berat lahir.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan 
PEMBAHASAN dosisnya 2mg/kgBB/hari
• Suplementasi pada Bayi Aterm
47 • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah
• Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari) 
PEMBAHASAN selama 3 bulan

47 • Suplementasi pada Remaja


• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

47

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Anemia aplastik  ditandai dengan
PEMBAHASAN pansitopenia, penurunan jumlah eritrosit, leukosi,
dan trombosit
B. Akut myelobastik leukemia  Auer rods,
47 biasanya pada orang tua, leukosit bisa tinggi,
normal, rendah
C. Anemia megaloblas  ditandai dengan
peningkatan MCV
E. Akut Limfoblastik Leukemia  Biasanya pada
anak , anemia, trombositopenia, leukosit bisa
tinggi,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

47 D. ANEMIA DEFISIENSI FE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang berobat
dengan keluhan terlihat pucat sejak beberapa bulan
sebelumnya. Anak juga terlihat letih, lemas, kurang aktif.
Anak juga memiliki kebiasaan memakan rambut dan
tanah. Pada pemeriksaan fisis : konjungtiva anemis,
stomatitis angularis, terdapat koilonikia. Pemeriksaan
SOAL
darah menunjukkan kadar Hb 7 g%, leukosit 6.400/mm3,
trombosit 168.000/mm3, MCV 60 cμ, MCHC 25%.
48 Bagaimanakah tatalaksana yang tepat pada penderita
ini adalah:
A. Pemberian besi elemental
B. Pemberian transfusi PRC 240 ml
C. Pemberian transfusi PRC 240 ml disertai pemberian
asam folat peroral 0,5 – 1 mg/hr
D. Pemberian transfusi PRC 120 ml disertai pemberian besi
elemental 3-6 mg/kgBB/hr
E. Pemberian transfusi PRC serta desferoksamin dan
vitamin C
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PEMBERIAN BESI ELEMENTAL

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Anak 4 tahun  pucat, letih, lemas, kurang aktif 

48 suka makan tanah dan rambut


• konjungtiva anemis, stomatitis angularis, terdapat
koilonikia
• kadar Hb 6 g%,
• MCV 60 cμ, MCHC 25%.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DEFINISI
Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin
PEMBAHASAN dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam
tubuh
48

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
PENYEBAB

PEMBAHASAN

48

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

48 menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan


berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan
tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas
dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-
shaped nails)

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
 permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

48 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui


gastritis pada 75% kasus ADB.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor
PEMBAHASAN etiologi,
• (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala
48 pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan
PEMBAHASAN besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium
deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam
serum maupun kadar hemoglobin masih normal.
48 • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis.
Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar
hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini
disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan
kadar besi di dalam serum.
Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSANA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lain-
lain)
48 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental
diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi
dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi
dan makan malam; penyerapan akan lebih
sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat
menerima secara oral, kehilangan besi terlalu
48 cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan
pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
misalnya malabsorpsi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di
darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai
48 puncak dalam 5-7 hari.
• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka
waktu terapi tidak boleh lebih dari 5

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu
dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan
48 dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia
gestasi dan berat lahir.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan 
PEMBAHASAN dosisnya 2mg/kgBB/hari
• Suplementasi pada Bayi Aterm
48 • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah
• Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari) 
PEMBAHASAN selama 3 bulan

48 • Suplementasi pada Remaja


• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

48

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Pemberian transfusi PRC 240 ml (transfusi PRC belum
diperlukan karena Hb masih 8)
PEMBAHASAN C. Pemberian transfusi PRC 240 ml disertai pemberian
asam folat peroral 0,5 – 1 mg/hr (transfusi PRC belum
diperlukan karena Hb masih 8)

48 D. Pemberian transfusi PRC 120 ml disertai pemberian besi


elemental 3-6 mg/kgBB/hr (transfusi PRC belum diperlukan
karena Hb masih 8)
E. Pemberian transfusi PRC serta desferoksamin dan vitamin C
(transfusi PRC belum diperlukan karena Hb masih 8)
Transfusi dilakukan bila
-Hb dibawah 8mg/dL
-Hb lebih dari 8mg/dL namun terdapat gangguan hemodinamik
-Anemia hemolitik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yg tepat adalah

48 A. PEMBERIAN BESI ELEMENTAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak 8 bulan dibawa ke klinik dengan keluhan
sesak. Sesak dikatakan sejak 3 hari yang lalu. Sebelum sesak
muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, pilek.
Selama demam pasien diberikan paracetamol oleh orang
tua. Dari tanda vital didapatkan suhu 36 derajat celcius, laju
SOAL pernapasan 40x/menit, laju nadi 120x/menit. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang.
Tidak didapatkan napas cuping hidung atau sianosis pada
49 mukosa mulut. Pada pemeriksaan thorax didapatkan
retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang
dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan
suara napas tambahan berupa wheezing. Diagnosis
apakah yang paling mungkin untuk kasus ini?
A. Bronchiolitis
B. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
C. Bronchopneumonia
D. Lobar pneumonia
E. Asma WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. BRONCHIOLITIS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• anak 8 bulan  Sesak sejak 3 hari  diawali batuk pilek
demam
49 • suhu 36 derajat celcius, laju pernafasan 40x/menit, laju
nadi 120x/menit
• retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang
dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan
suara napas tambahan berupa whezing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus
terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat
PEMBAHASAN pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2
tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan
obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
49 Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi
bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan
tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

49 • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)


• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan
gambaran radiologis.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik dengan tiga
dosis bronkodilator kerja-cepat
PEMBAHASAN
• ekspirasi memanjang/expiratory effort

49 • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor


pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS

PEMBAHASAN

49

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
PEMBAHASAN diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau
amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.

49 • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi


anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/
amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali,
dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali
IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik,
49 dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI
pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi
kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM
atau IV sekali sehari).

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing
dan distres pernapasan berat.
PEMBAHASAN
• Metode yang direkomendasikan untuk
pemberian oksigen adalah dengan nasal
49 prongs atau kateter nasal. Bisa juga
menggunakan kateter naso-faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda
adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia
menghilang,

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
b. Infeksi Saluran Pernafasan Atas : tidak terdapat wheezing
PEMBAHASAN
c. Bronchopneumonia : suara napas yg ditemukan adalah
suara bronkial
49 d. Lobar pneumonia : akan ditemukan demam dengan
rhonki pada lobus paru yg terlibat

e. Asma : asma baru bisa didiagnosis setelah usia 2 tahun,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien ini adalah

49 A. BRONCHIOLITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak 1 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
sesak. Sesak dikatakan sejak 2 hari yang lalu. Sebelum sesak
muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, bersin. Dari
tanda vital didapatkan suhu 37,8 derajat celcius, laju nafa
42x/menit, laju nadi 122x/menit. Dari pemeriksaan disik
SOAL didapatkan pasien tampak sakit sedang. Tidak didapatkan
napas cuping hidung dan sianosis pada mukosa mulut.
Pada pemeriksaan thorax didapatkan retraksi interkostal,
50 perkusi hipersonor pada seluruh lapang dada, dan pada
auskultasi suara napas vesikuler dengan suara napas
tambahan berupa whezing. Apakah etiologi yang paling
mungkin untuk kasus ini?
A. Measles virus
B. Varicella zoster virus
C. Herpes zoster virus
D. Respiratory syncytial virus
E. Rubella virus
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak usia 1 tahun  sesak  demam batuk bersin
• Sakit sedang
50 • suhu 37,8 derajat celcius, laju nafa 42x/menit, laju
nadi 122x/menit
• Thorax
• Inspeksi : retraksi interkostal
• Palpasi : focal fremitus normal
• Perkusi : hipersonor
• Auskultasi : wheezing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus
terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat
PEMBAHASAN pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2
tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan
obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
50 Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi
bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan
tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

50 • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)


• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan
gambaran radiologis.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik dengan tiga
dosis bronkodilator kerja-cepat
PEMBAHASAN
• ekspirasi memanjang/expiratory effort

50 • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor


pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS

PEMBAHASAN

50

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
PEMBAHASAN diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau
amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.

50 • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi


anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/
amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali,
dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali
IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik,
50 dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI
pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi
kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM
atau IV sekali sehari).

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing
dan distres pernapasan berat.
PEMBAHASAN
• Metode yang direkomendasikan untuk
pemberian oksigen adalah dengan nasal
50 prongs atau kateter nasal. Bisa juga
menggunakan kateter naso-faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda
adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia
menghilang,

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Measles virus  menyebabkan rubeola/
PEMBAHASAN campak/ measles
b. Varicella zoster virus – Menyebabkan cacar
50 air/varisela, kalua reaktivasi menjadi herpes
zoster
c. Herpes zoster virus – Tidak ada
e. Rubella virus – Menyebabkan rubela/
campak jerman

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi etilogi dari kasus ini adalah

50 D. RESPIRATORY SYNCYTIAL
VIRUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang ke IGD
dengan keluhan demam dan sesak. Keluhan memberat
sejak sore tadi sehabis mandi. Diketahui bahwa pasien
batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan suhu axilla 38 derajat celcius, laju
SOAL napas 44x/menit, laju nadi 120x/menit. Pada pemeriksaan
fisik anak tampak sakit ringan, tidak ada head nodding,
tidak ada napas cuping hidung. Pada thorax : retraksi
51 tidak ada, focal fremitus meningkat, perkusi sonor,
auskultasi terdengan rhonki di seluruh lapang paru.
Apakah diagnosis pasien ini?
A. Pneumonia
B. Bronkiolitis
C. Asma
D. Pertusis
E. TB Paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PNEUMONIA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak perempuan 2 tahun  demam dan sesak

51 • Riwayat 3 hari batuk pilek


• Tax : 38, napas 44x, nadi 120x
• Thorax : focal fremitus meningkat, rhonki seluruh
lapang paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai
PEMBAHASAN
parenkim paru
• Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
51 didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
dan perjalanan penyakitnya.
• Salah satu definisi klinis klasik menyatakan
pneumonia adalah penyakit respiratorik yang
ditandai dengan batuk, sesak napas, demam,
ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
ETIOLOGI
• bakteri yang paling berperan penting dalam
PEMBAHASAN
pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae,
haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus,
streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia
51 dan mikoplasma.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
GEJALA KLINIS
• Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan
PEMBAHASAN
menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala
pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal.

51 • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil,


sefalgia, resah dan gelisah.
• Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala
napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul
apnu. Otot bantu napas interkostal dan
abdominal mungkin digunakan.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali
dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau
PEMBAHASAN adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai
penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil

51 mengarah ke pneumonia streptokokus.


• Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator
inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit
membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah
kepada infeksi bakteri.
• Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk
diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus
terutama pada anak kecil.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga
konsolidasi
PEMBAHASAN
• Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus
bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura
51

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI

PEMBAHASAN

51

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
KLASIFIKASI PNEUMONIA

PEMBAHASAN

51

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Ringan
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya
terdapat napas cepat saja.
51 • Napas cepat:
• pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
• pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda
pneumonia berat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana
• Anak di rawat jalan
PEMBAHASAN • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali)
2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25
51 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Berat
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah
minimal salah satu hal berikut ini:
51 •

Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,dll)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA

PEMBAHASAN

51

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana  rawat rumah sakit
• Terapi Antibiotik
PEMBAHASAN • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau
IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam
51 selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka
diberikan selama 5 hari.
• Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di
rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali
tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN
pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai
51 panduan untuk terapi oksigen (berikan pada
anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia
oksigen yang cukup).
• Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap
harinya pada anak yang stabil.
• Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap
stabil > 90%.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Bronkiolitis  episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun,
hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang, gejala pada
PEMBAHASAN pneumonia juga dapat dijumpai, kurang/tidak ada respons dengan
bronkodilator

51 C. Asma  riwayat wheezing berulang, ada riwayat atopi pada


keluarga, terpapar pencetus berupa dingin, debu, asap
D. Pertusis  batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah,
sianosis atau apnu, bisa tanpa demam, imunisasi DPT tidak ada
atau tidak lengkap, klinis baik di antara episode batuk
E. TB paru  riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa, uji
tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm),
pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun, demam (≥ 2
minggu) tanpa sebab yang jelas, batuk kronis (≥ 3 minggu)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

51 A. PNEUMONIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak LAKI-LAKI usia 3 tahun datang ke IGD
dengan keluhan sesak. Keluhan memberat sejak sore tadi
sehabis mandi. Diketahui bahwa pasien batuk pilek sejak
5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan suhu axilla 38,5 derajat celcius, laju napas
SOAL 40x/menit, laju nadi 120x/menit. Pada pemeriksaan fisik
tidak ada head nodding, tidak ada napas cuping
hidung. Pada thorax : retraksi tidak ada, focal fremitus
52 meningkat, perkusi sonor, auskultasi terdengan rhonki di
seluruh lapang paru. Apakah diagnosis yg tepat untuk
anak ini?
A. Batuk bukan pneumonia
B. Pneumonia ringan
C. Pneumonia sedang
D. Pneumonia berat
E. TB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. PNEUMONIA RINGAN

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak laki-laki 3 tahun  sesak

52 • Demam batuk pilek sejak 5 hari


• Tax 38,5, napas 40x, nadi 120x
• Thorax : focal fremitus meningkat, rhonki seluruh
lapang paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai
PEMBAHASAN
parenkim paru
• Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
52 didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
dan perjalanan penyakitnya.
• Salah satu definisi klinis klasik menyatakan
pneumonia adalah penyakit respiratorik yang
ditandai dengan batuk, sesak napas, demam,
ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
ETIOLOGI
• bakteri yang paling berperan penting dalam
PEMBAHASAN
pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae,
haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus,
streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia
52 dan mikoplasma.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
GEJALA KLINIS
• Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan
PEMBAHASAN
menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala
pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal.

52 • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil,


sefalgia, resah dan gelisah.
• Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala
napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul
apnu. Otot bantu napas interkostal dan
abdominal mungkin digunakan.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali
dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau
PEMBAHASAN adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai
penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil

52 mengarah ke pneumonia streptokokus.


• Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator
inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit
membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah
kepada infeksi bakteri.
• Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk
diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus
terutama pada anak kecil.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga
konsolidasi
PEMBAHASAN
• Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus
bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura
52

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI

PEMBAHASAN

52

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
KLASIFIKASI PNEUMONIA

PEMBAHASAN

52

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Ringan
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya
terdapat napas cepat saja.
52 • Napas cepat:
• pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
• pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda
pneumonia berat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana
• Anak di rawat jalan
PEMBAHASAN • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali)
2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25
52 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Berat
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah
minimal salah satu hal berikut ini:
52 •

Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,dll)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA

PEMBAHASAN

52

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana  rawat rumah sakit
• Terapi Antibiotik
PEMBAHASAN • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau
IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam
52 selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka
diberikan selama 5 hari.
• Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di
rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali
tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN
pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai
52 panduan untuk terapi oksigen (berikan pada
anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia
oksigen yang cukup).
• Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap
harinya pada anak yang stabil.
• Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap
stabil > 90%.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Batuk bukan pneumonia  keluhan hanya batuk tanpa
PEMBAHASAN demam tanpa sesak napas/ napas cepat
C. Pneumonia sedang  tidak masuk klasifikasi

52 D. Pneumonia berat  napas cepat disertai salah satu dari


berikut : head nodding, napas cuping hidung, retraksi
intercostal/subcostal, xray = infiltrat/ konsolidasi
E. TB  riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa, uji
tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi
≥ 5 mm), pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan
menurun, demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelas,
batuk kronis (≥ 3 minggu)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yg tepat adalah

52 B. PNEUMONIA RINGAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak usia 8 tahun datang ke puskesmas diantar
orang tua dengan keluhan kencing berwarna merah
seperti teh. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien.
Selain kencing merah, pasien juga menjadi jarang
kencing, kelopak mata bengkak. Diketahui riwayat 2
SOAL minggu lalu pasien mengalami batuk dan nyeri
tenggorokan, namun dibiarkan hilang sendiri tanpa
mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan tanda vital
53 didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax
36,6 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
edema palpebra, edema tangan dan tungkai. Hasil
pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb,
silinder eritrosit (+). Apakah diagnosa pasien?
A. GNAPS
B. Sindroma nefrotik
C. Pyeloneftis
D. Akut tubular nekrosis
E. Nefrolithiasis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. GNAPS
• anak usia 8 tahun
PEMBAHASAN
• kencing berwarna merah, sedikit kencing,
bengkak kelopak mata
53 • Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu lalu
• TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax
36,6
• edema palpebra, edema tangan dan
tungkai.
• urin : albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder
eritrosit (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
BATASAN
• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang
PEMBAHASAN secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi
glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic
streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik
53 seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi
secara akut
• Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa
proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria &
hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut
• Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat
umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi
berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses
imunologik.
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
GEJALA KLINIK :
• GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6
PEMBAHASAN
sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah
2 tahun
53 • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta
Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit
(piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu
pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
1. Periode laten :
• Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten
PEMBAHASAN
yaitu periode antara infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
53 minggu;

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Edema :
• Merupakan gejala yang paling sering, umumnya
PEMBAHASAN
pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir
minggu pertama.
53 • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital
(edema palpebra), disusul edema tungkai.
• Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema
timbul di daemh perut (asites), dan genitalia
eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai
sindrom nefrotik.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
3. Hematuria
• Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70%
PEMBAHASAN
kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik
dijumpai hampir pada semua kasus.
53

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
4. Hipertensi :
• Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada
PEMBAHASAN
60-70% kasus GNAPS.
• Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan
53 menghilang bersamaan dengan menghilangnya
gejala klinik yang lain.
• Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi
ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
5. Oliguria
• Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-
PEMBAHASAN
10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang
dari 350 ml/m2 LPB/hari.
53 • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau
timbul kegagalan ginjal akut.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
6. Edema paru
• Edema paru merupakan gejala yang paling
PEMBAHASAN
sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.
• Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya
53 hanya terlihat secara radiologik.
• Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas,
sianosis.
• Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah
kasar atau basah halus.
• Keadaan ini disebut acute pulmonary edema
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
KELAlNAN LABORATORIUM
• Urin :
PEMBAHASAN
• Proteinuria:
• Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif
53 sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
• Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2
gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih
• Hematuria mikroskopik :
• Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang
hampir selalu ada

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Darah
• Reaksi serologis
PEMBAHASAN • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering
diperiksa, karena mudah dititrasi.

53 • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS.


• Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14
sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya
pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada
bulan ke-2 hingga 6.
• Laju endap darah :
• LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun
setelah gejala klinik menghilang.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
DIAGNOSIS
1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai
PEMBAHASAN full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi,
edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas
GNAPSA5
53 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan
laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan
pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria &
proteinuria.
3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk
streptokokus beta hemolitikus grup A.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
TATALAKSANA
1. Istirahat
PEMBAHASAN
• Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai
komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu
53 pertama perjalanan penyakit GNAPS.
• Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di
tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan
seperti sebelum sakit
• Lamanya perawatan tergantung pada keadaan
penyakit

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Diet
• garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
PEMBAHASAN
• Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu
sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
53 • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25
ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap
kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• 3. Antibiotik
• Terapi medikamentosa golongan penisilin
PEMBAHASAN
diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin
50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
53 • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin,
dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda
edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya
PEMBAHASAN furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan
dialisis peritoneal.
53 • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda
serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb
/hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup
baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat
diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
b. Sindroma nefrotik : kumpulan gejala berupa
PEMBAHASAN proteinuria masif, hipoalbumin, edema, serta
hiperkolesterolemia

53 c. Pyeloneftis : peradangan pada pyelum ginjal

d. Akut tubular nekrosis : nekrosis pada tubulus


ginjal akibat hipoperfusi (misal ec. Syok
hipovolemia)

e. Nefrolithiasis : adanya batu pada ginjal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

53 A. GNAPS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak usia laki-laki 11 tahun datang dgn keluhan
BAK berwarna kemerahan sejak 3 hari yg lalu. Pasien juga
mengeluh kencing menjadi sedikit, serta bengkak pada
kaki. Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/90
SOAL mmHg, nadi 88x/m, RR 26x/m, suhu 36 derajat celcius.
Pada pemeriksaan fisik didapat edema minimal pretibial.
Pada pemeriksaan urin dipstick didapatkan BJ 1.035,
54 darah +3, protein +2. Apakah etiologi kasus di atas?
A. Retensi Na akibat GFR menurun
B. Hipoalbuminemia akibat proteinuria masif
C. Ekspansi cairan ekstravaskuler akibat proteinuria masif
D. Deposit kompleks antigen-antibodi
E. Tekanan onkotik menurun karena proteinuria

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DEPOSIT KOMPLEKS ANTIGEN-
ANTIBODI
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• anak usia 11 tahun

54 • BAK berwarna kemerahan sejak 3 hari  sedikit


kencing, bengkak
• nyeri tenggorokan 2 minggu
• TD 140/90 mmHg, nadi 88x/m, RR 26x/m, suhu
36OC, edema minimal pretibial
• Pada pemeriksaan urin dipstick didapatkan BJ
1.035, darah +3, protein +2
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
BATASAN
• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang
PEMBAHASAN secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi
glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic
streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik
54 seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi
secara akut
• Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa
proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria &
hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut
• Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat
umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi
berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses
imunologik.
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Proses Imunologik yang terjadi dapat melalui :
1. Soluble Antigen-Antibody Complex
PEMBAHASAN • Kompleks imun terjadi dalam sirkulasi NAPl’r sebagai antigen
dan antibodi anti NAPl’r larut dalam darah dan mengendap

54 pada glomerulus.
2. lnsitu Formation :
• Kompleks imun terjadi di glomerulus [insitu formation), karena
antigen nefritogenik tersebut bersifat sebagai
plantedantigen. Teori insitu formation lebih berarti secara
klinik oleh karena makin banyak HUMPS yang terjadi makin
lebih sering terjadi proteinuria masif dengan prognosis buruk.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
GEJALA KLINIK :
• GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6
PEMBAHASAN
sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah
2 tahun
54 • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta
Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit
(piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu
pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
1. Periode laten :
• Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten
PEMBAHASAN
yaitu periode antara infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
54 minggu;

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Edema :
• Merupakan gejala yang paling sering, umumnya
PEMBAHASAN
pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir
minggu pertama.
54 • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital
(edema palpebra), disusul edema tungkai.
• Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema
timbul di daemh perut (asites), dan genitalia
eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai
sindrom nefrotik.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
3. Hematuria
• Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70%
PEMBAHASAN
kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik
dijumpai hampir pada semua kasus.
54

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
4. Hipertensi :
• Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada
PEMBAHASAN
60-70% kasus GNAPS.
• Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan
54 menghilang bersamaan dengan menghilangnya
gejala klinik yang lain.
• Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi
ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
5. Oliguria
• Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-
PEMBAHASAN
10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang
dari 350 ml/m2 LPB/hari.
54 • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau
timbul kegagalan ginjal akut.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
6. Edema paru
• Edema paru merupakan gejala yang paling
PEMBAHASAN
sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.
• Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya
54 hanya terlihat secara radiologik.
• Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas,
sianosis.
• Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah
kasar atau basah halus.
• Keadaan ini disebut acute pulmonary edema
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
KELAlNAN LABORATORIUM
• Urin :
PEMBAHASAN
• Proteinuria:
• Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif
54 sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
• Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2
gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih
• Hematuria mikroskopik :
• Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang
hampir selalu ada

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Darah
• Reaksi serologis
PEMBAHASAN • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering
diperiksa, karena mudah dititrasi.

54 • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS.


• Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14
sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya
pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada
bulan ke-2 hingga 6.
• Laju endap darah :
• LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun
setelah gejala klinik menghilang.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
DIAGNOSIS
1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai
PEMBAHASAN full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi,
edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas
GNAPSA5
54 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan
laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan
pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria &
proteinuria.
3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk
streptokokus beta hemolitikus grup A.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
TATALAKSANA
1. Istirahat
PEMBAHASAN
• Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai
komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu
54 pertama perjalanan penyakit GNAPS.
• Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di
tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan
seperti sebelum sakit
• Lamanya perawatan tergantung pada keadaan
penyakit

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Diet
• garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
PEMBAHASAN
• Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu
sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
54 • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25
ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap
kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• 3. Antibiotik
• Terapi medikamentosa golongan penisilin
PEMBAHASAN
diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin
50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
54 • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin,
dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda
edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya
PEMBAHASAN furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan
dialisis peritoneal.
54 • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda
serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb
/hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup
baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat
diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Retensi Na akibat GFR menurun : bukan patomekanisme yg tepat,
Retensi Na terjadi karena perbedaan tekanan onkotik yg disebabkan
karena hilangnya protein pasca proteinuria

PEMBAHASAN
B. Hipoalbuminemia akibat proteinuria masif : bukan patomekanisme yg
tepat, proteinuria masif memang benar menyebabkan hipoalbuminemia,
namun pada kasus GNAPS Deposit kompleks antigen-antibodi

54 menyebabkan kerusakan pada sistel filtrasi ginjal sehingga protein yg


seharusnya tidak ikut terbuang bersama urin, malah keluar bersama urin

C. Ekspansi cairan ekstravaskuler akibat proteinuria masif : bukan


patomekanisme yg tepat, ekspansi cairan ke interstitial diakibatkan
karena perbedaan tekanan onkotik sebagai hasil dari hipoalbuminemia

E. Tekanan onkotik menurun karena proteinuria : bukan patomekanisme yg


tepat, proteinuria memang memicu terjadinya penurunan tekanan
onkotik, namun pada kasus GNAPS Deposit kompleks antigen-antibodi
menyebabkan kerusakan pada sistel filtrasi ginjal sehingga protein yg
seharusnya tidak ikut terbuang bersama urin, malah keluar bersama urin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi etiologi kasus ini adalah

54 D. DEPOSIT KOMPLEKS ANTIGEN-


ANTIBODI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke
RS dengan keluhan kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal
ini terutama dialami pasien saat menangis dan bermain.
Pasien memiliki pertumbuhan yang kurang berkembang.
Pada pemeriksaan tanda vital normal, sianosis pada mukosa
SOAL bibir dan ujung ekstremitas, hipertrofi ventrikel kanan dan
adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2 kiri. Apa
diagnosis pasien tersebut ?
55 A. VSD
B. Coartation of aorta
C. ASD
D. PDA
E. TOF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. TOF

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• anak laki-laki usia 10 tahun kebiruan pada bibir

55 dan ujung jari.


• riwayat pertumbuhan yang kurang berkembang.
• pemeriksaan tanda vital normal
• pemfis : sianosis pada mukosa bibir dan ujung
ekstremitas, hipertrofi ventrikel kanan dan adanya
murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2 kiri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TETRALOGY OF VALLOT
Kelainan pada TOF :
• 1. Ventricular septal defect (VSD)
• 2. Pulmonary stenosis
PEMBAHASAN • 3. Overriding aorta
• 4. Right ventricular hypertrophy

55 • Gejala : sesak, terutama setelah aktivitas, sianosis, sering jongkok


setelah aktivitas
• Pemeriksaan fisik : sianosis, jari tabuh, RVH, murmur sistolik pada regio
katup pulomnal
• Pemeriksaan radiologis : bootshape

Sumber : Konsep Terkini Diagnosis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak, Naskah Simposium
Paralel dan Temu Ahli Pertemuan Ilmiah Tahunan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan
Dokter Anak Indonesia Cabang Jawa Timur, Surabaya.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TETRALOGY OF VALLOT
Kelainan pada TOF :
PEMBAHASAN 1. Ventricular septal defect (VSD)
2. Pulmonary stenosis

55 3. Overriding aorta
4. Right ventricular hypertrophy

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. VSD  pemfis : Murmur sistolik gada ICS 3-4 Parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum + Pada VSD besar dapat terjadi peningkatan
PEMBAHASAN tahanan vaskuler paru sehingga dapat menyebabkan takipneu dan
retraksi

55 B. Coartation of aorta  gejala dan tanda: Sesak napas, kesulitan minum,


Tekanan darah di ekstremitas atas > ekstremitas bawah, Nadi Iebih keras di
ekstremitas atas dibanding ekstremitas bawah, Sianosis pada ekstremitas
bawah, Suara jantung S2 mengeras, cardiomegali
C. ASD  pemfis : bunyi jantung S2 melebar dan menetap gada saat inspirasi
maupun ekspirasi (splitting) + Murmur sistolik pada area katup pulmonal (ICS
2 parasternal line kiri) atau murmur diastolik pada area trikuspid (ICS 3-4
parasternal line kiri)
D. PDA  pemfis : Murmur kontinyu / machinery di infraklavikula kiri atau
subklavikula kiri atau ICS 2 midclavicular line kiri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

55 E. TOF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita 70 tahun datang dengan benjolan pada anus
sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya benjolan dapat
dimasukkan saat bab dengan bantuan jari tapi sejak tadi
pagi tidak bisa. Riwayat BAB berdarah (-). Pasien riwayat
melahirkan normal 5 kali dan riwayat histerektomi 5 tahun
SOAL lalu, kadang pasien tidak bisa menahan bab.
Pemeriksaan fisik anus: masa berdarah merah, melingkar,
berlendir. Diagnosisnya adalah. . . .
56 A. fistula anus
B. prolaps uteri
C. prolaps rekti
D. hemoroid interna
E. fisura anus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Prolaps Rekti
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Wanita 70 tahun
• Benjolan pada anus sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya
56 dapat dimasukkan saat BAB dengan bantuan jari sejak
tadi pagi tidak bisa
• BAB berdarah (-)
• Riwayat melahirkan normal 5 kali dan riwayat histerektomi
5 tahun lalu
• Kadang pasien tidak bisa menahan bab = Inkontinensia
feses
• PF : anus: masa berdarah merah, melingkar, berlendir.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROLAPS REKTUM
• Prolaps rektum = prosidensia berupa
PEMBAHASAN
keluarnya seluruh tebal dinding rektum dari
anus
56
• Diagnosa :
– Penonjolan rektum dari anus
– Inkontinensia tinja partial atau total
– Pengeluaran mukus / lendir

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penyebab

PEMBAHASAN
– ANAK
• Kelainan Bawaan
– Gangguan faal sfingter; mis :

56 » Meningokel
» Agenesis sakrum
– Pasca anaplastik/rektoplastik pada malformasi anorektal
– Kelainan bawaan vesika ektopik simfisis pubis terpisah
• Hipotonik otot dasar panggul
• Obstipasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penyebab

PEMBAHASAN – DEWASA
• Kurangnya daya tahan jaringan sistem penunjang rektum
– Pasca bedah perineum atau genitalia wanita

56 – Kelainan neurologik
– Kelemahan otot usia lanjut, kurang gizi
• Peninggian tekanan intra abdomen

• Penunjang Rektum :
– Mesenterial dorsal
– Lipatan peritoneum
– Fascia
– M.Levator Rektum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan

PEMBAHASAN
– Konservatif :
56 • Laxatif
• Mengurangi tekanan saat mengedan
• Perbaikan keadaan umum dan nutrisi
– Operatif :
• Transperineal (THIER’S)
• Laparatomi : rektopeksia, sigmoidektomi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROLAPS REKTUM
PEMBAHASAN

56

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. fistula anus -> pembengkakan intermiten,
PEMBAHASAN drainase, pruritus dan ketidaknyamanan yang
bervariasi
56 B. prolaps uteri -> penonjolan mukosa uteri
D. hemoroid interna -> penonjolan mukosa rectum
interna
E. fisura anus -> di mukosa anal kanal, biasanya
karena trauma sekunder dari konstipasi, feses
yang keras, kriptitis, dan ulserasi mukosa yang
menutupi hemmorrhoid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah . . .

56 C. prolaps rekti

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 34 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan sesak
napas dan nyeri dada kanan. Sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan. Tanda vital: TD 90/50mmHg, HR
98x/menit, RR 26x/menit. Inspeksi: dinding dada asimetris,
hemithorax kanan tertinggal, jejas (-). Perkusi: dull sebelah
SOAL kanan. Auskultasi: melemah di kanan. Diagnosis yang
mungkin?
A. Hemotoraks
57 B. Cardiac tamponade
C. Efusi pleura
D. Simple pneumothoraks
E. Tension pneumothoraks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Hemotoraks

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Wanita, 34 tahun,

57 • keluhan sesak napas dan nyeri dada kanan.


• Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan.
• PF : TD 90/50mmHg, HR 98x/menit, RR 26x/menit.
• Inspeksi: dinding dada asimetris, hemithorax
kanan tertinggal, jejas (-), Perkusi: dull sebelah
kanan, Auskultasi: melemah di kanan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Hemotoraks Laserasi •Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok,
PEMBAHASAN Pembuluh darah takikardia, Frothy/ bloodysputum.
Dikavum toraks •Suara napas menghilang pada tempat yang

57
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak.
Simple Trauma tumpul •Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
pneumotoraks spontan Udara bocor kedalam rongga dada.
•Nyeri dada, dispneu, takipneu.
•Suara napas menurun /menghilang, perkusi
Dada hipersonor
Open Luka penetrasi di •Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
pneumotoraks areatoraks masukkeronggapleura.
•Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis.
•Suara napas menurun/ menghilang
•Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi
•Sucking chest wound
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Tension Udara yg terkumpul •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah,
PEMBAHASAN pneumotoraks Dirongga pleura tidak •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi
Dapat keluarlagi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea.
(mekanisme pentil) •Penggunaan otot-otot bantu napas,

57 Flailchest Fraktur segmental


Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor.
•Nyeri saat bernapas
Tulang iga, •Pernapasan paradoksal
Melibatkan minimal 3
Tulang iga.
Efusipleura CHF, pneumonia, •Sesak,batuk,nyeridada,yang
keganasan, TBparu, disebabkanolehiritasipleura.
emboliparu •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun,
Pergerakan dinding dada tertinggal
Pada area yang terkena.
Pneumonia Infeksi,inflamasi •Demam, dispneu, batuk, ronki
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hemothorax

PEMBAHASAN

57

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Hemotoraks ialah terdapatnya darah di dalam
rongga pleura. Kondisi tersebut disebabkan oleh
laserasi pembuluh darah interkostal atau arteri
mammaria interna atau laserasi paru, dapat
dicetuskan oleh trauma tembus atau tumpul.
Hemotoraks yang besar dan akut dapat terlihat
pada foto toraks, seperti gambaran efusi pleura,
yaitu radioopak
PEMBAHASAN • Tanda – dan gejala
• Anxiety/Restlessness

57
• Tachypnea
• Signs of Shock
• Frothy, Bloody Sputum
• Diminished Breath Sounds on Affected Side
• Tachycardia
TATALAKSANA
• Memerlukan pemasangan chest tube/water
sealed drainage (WSD). Jika volume darah yang
diperoleh 1500 ml dari tube atau lebih dari 200
ml/jam selama 2-4 jam, operasi eksplorasi
direkomendasikan.

May put pressure on the heart


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

57
Jawaban lainnya…
B. Cardiac tamponade -> Hipotensi, JVP
PEMBAHASAN meningkat, suara jantung menjauh (trias Beck)
C. Efusi pleura ->perkusi pekak, vocal fremitus
57 menurun, sudut kostofrenikus tumpul, suara nafas
menurun
D. Simple pneumothoraks -> Dispneu, takipneu,
Suara napas menghilang, perkusi hipersonor
E. Tension pneumothoraks -> Dispneu, takipneu,
takikardia, distensi Vena jugular, hipotensi,
deviasitrakea, Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien yang tepat adalah . .

57 A. Hemotoraks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan sulit buang air kecil.
Tampak ujung penis kemerahan. Apabila kencing
bagian ujung penis tampak menggelembung.
SOAL
Terapi awal pada pasien ini?
A. Sirkumsisi
B. Dorsumsisi
58 C. Antibiotik
D. Uretroplasty
E. Analgetik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Antibiotik

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang anak laki-laki usia 4 tahun

58 • keluhan sulit buang air kecil


• Tampak ujung penis kemerahan
• Apabila kencing bagian ujung penis tampak
menggelembung
• Dx : Phimosis dengan postitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Phimosis vs Paraphimosis
• Fimosis: preputium tidak dapat diretraksi, sakit
PEMBAHASAN dan nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan
sebelum berkemih ada gelembung di penis
• Parafimosis: preputium menjepit batang penis,
58 saat diretraksi tidak dapat dikembalikan lagi,
merupakan keadaan emergency dalam
urologi
• Hipospadia: orifium uretra eksterna tidak
berada di ujung glans penis, tetapi di bagian
bawah (ventral), keluhan pasien: kencing
menetes
• Epispadia: OUE pada bagian atas (dorsal)
penis
Phimosis vs Paraphimosis

PEMBAHASAN • FIMOSIS • PARAFIMOSIS


• Emergensi

58 • Bukan emergensi
• Prepusium tidak bisa ditarik ke
belakang
• Prepusium yang ditarik ke
belakang tidak bisa ditarik
kembali  terjepit dan edema
• Gejala umum  kulit prepusium
• Gejala umum  ujung penis
menggembung edema, terdapat cincin menjepit
penis  bisa iskemia
• Tatalaksana  sirkumsisi • Tatalaksana:
• Manual reduksi
• Cairan hipertonik kompres
• Pungsi
• Aspirasi
• Insisi vertikal
• Sirkumsisi  urologi
Fimosis
PEMBAHASAN • Prepusium penis yang tidak dapat
diretraksi ke proksimal sampai korona

58 glandis.

• Dialami sebagian besar bayi karena


terdapat adhesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis. Adhesi
tersebut mulai terpisah seiring
bertambah usia.

• Bila tidak ada keluhan, masih dapat


dianggap fisiologis hingga usia 3-4
tahun.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Komplikasi Fimosis
&Patofisiologinya
PEMBAHASAN • Ujung prepusium menyempit,
– Smegma >>  benjolan lunak di ujung penis.

58 – Pancaran urin kecil  urin terkumpul di sakus prepusium


 penis tampak menggelembung saat BAK.
– Higiene berkurang  infeksi prepusium (postitis), infeksi
glans (balanitis), balanopostitis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Fimosis
• Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada
PEMBAHASAN penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks
pada ujung prepusium sebagai fimosis sekunder.
• Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan

58 penatalaksanaan non-operatif, misalnya seperti pemberian krim steroid


topikal yaitu betamethasone selama 4-6 minggu pada daerah glans penis.
• Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis
merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi . Tentunya pada balanitis
atau postitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi.
• Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila terdapat
obstruksi dan balanopostitis. Bila ada balanopostitis, sebaiknya dilakukan
sayatan dorsal terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna
setelah radang mereda.

Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi . Edisi ketiga. Malang :Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. 2011 : 14, 236-237 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Sirkumsisi -> terapi pada phimosis tanpa disertai
PEMBAHASAN infeksi
B. Dorsumsisi -> terapi pada paraphimosis
58 D. Uretroplasty -> bukan indikasi terapi
E. Analgetik -> bukan terapi utama

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Terapi awal pada pasien adalah . . .

58 C. Antibiotik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki datang ke IGD dengan keluhan rasa
tidak nyaman pada skrotumnya, kadang pasien
merasakan nyeri di daerah skrotum. Pada pemeriksaan
didapatkan seperti kantung cacing pada skrotum. Pasien
sudah menikah 10 tahun namun belum memiliki
SOAL keturunan. Hasil analisis spermanya jumlah: 15 juta/ml,
morfologi abnormal, hanya 20% sperma yang mampu
bergerak. Apa diagnosis pada pasien ini?
59 A. Epididimitis
B. Hernia inguinalis lateralis
C. Hernia inguinalis medialis
D. Varikokel
E. Hidrokel

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Varikokel

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki datang ke IGD

59 • rasa tidak nyaman pada skrotumnya, kadang


nyeri di daerah skrotum
• PF : kantung cacing pada skrotum
• sudah menikah 10 tahun namun belum memiliki
keturunan
• Hasil analisis spermanya jumlah: 15 juta/ml,
morfologi abnormal, hanya 20% sperma yang
mampu bergerak.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Male Genital Disorders

PEMBAHASAN

59
Varikokel
PEMBAHASAN

• Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus

59 pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika


interna.

• Varikokel merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria; dan


didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel.
ETIOLOGI
• hilangnya mekanisme pompa otot atau atrofi otot kremaster, kelemahan kongenital,
PEMBAHASAN
proses degeneratif pleksus pampiniformis.

59 • Hipertensi v. renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena kava inferior.


• Turbulensi dari v. supra renalis kedalam juxta v. renalis internus kiri berlawanan
dengan kedalam v. spermatika interna kiri.
• Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal v. spermatika .
• Tekanan v. spermatika interna meningkat
• Sekunder : tumor retro, trombus v. renalis, hidronefrosis.
PATOGENESIS
PEMBAHASAN Varikokel -> mengganggu proses spermatogenesis dengan cara:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis -> hipoksia

59 2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (katekolamin dan


prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan
kanan -> zat-zat hasil metabolit tidak dapat dialirkan dari
testis kiri ke testis kanan -> menyebabkan gangguan
spermatogenesis testis kanan -> infertilitas.
GEJALA KLINIS

• Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak


PEMBAHASAN setelah beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang
mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa

59 nyeri.
• Varikokel jarang menimbulkan rasa tidak nyaman.
• Keluhan yang biasa dimunculkan antara lain adanya
rasa sakit yang tumpul atau rasa berat pada sisi
dimana varikokel terdapat.
PEMERIKSAAN FISIK

PEMBAHASAN • Pemeriksaan dilakukan dgn pasien dalam posisi berdiri, perhatikan


keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi -> bentukan seperti

59 kumpulan cacing-cacing di dalam kantung (bag of worms) yang berada


di sebelah kranial testis, adanya distensi kebiruan dari dilatasi vena .
• Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur vena harus dipalpasi
dengan manuver valsava.
PEMERIKSAAN FISIK
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3
tingkatan/derajat:
PEMBAHASAN
1. Derajat I kecil: varikokel dapat dipalpasi setelah pasien
melakukan manuver valsava
59 2. Derajat II sedang: varikokel dapat dipalpasi tanpa
melakukan manuver valsava
3. Derajat III besar: varikokel sudah dapat dilihat bentuknya
tanpa melakukan manuver valsava.
(manuver valsava = mengedan)
PEMERIKSAAN FISIK
• pemeriksaan auskultasi dengan memakai
PEMBAHASAN
stetoskop Doppler sangat membantu, karena
alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan

59 aliran darah pada pleksus pampiniformis.


• Untuk lebih objektif dalam menentukan besar
atau volume testis dilakukan pengukuran
dengan alat orkidometer.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMBAHASAN • pemeriksaan analisis semen dilakukan untuk
menilai seberapa jauh varikokel telah
59 menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi.

• Hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan


pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma,
meningkatnya jumlah sperma muda (immature,)
dan terdapat kelainan bentuk sperma (tapered).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN • Angiografi/Venografi
• Ultrasonografi (USG)
59
PENATALAKSANAAN

Indikasi Operasi :
PEMBAHASAN
• Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter semen
yang abnormal terkait dengan atrofi testikular ipsilateral atau
59 dengan nyeri ipsilateral testis yang makin memburuk setiap
hari, harus segera dioperasi dengan tujuan membalikkan
proses yang progresif dan penurunan durasi-dependen fungsi
testis.

• Remaja dengan varikokel grade I – II tanpa atrofi dilakukan


pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis, jika
didapatkan testis yang menghilang pada sisi varikokel, maka
disarankan untuk dilakukan varikokelektomi.
TINDAKAN OPERASI
Ligasi dari vena spermatika interna dapat
PEMBAHASAN
dilakukan dengan berbagai teknik.
1. Teknik Retroperitoneal (palomo)
59 2. Teknik Inguinal (ivanissevich)
3. Teknik Laparoskopik
4. Microsurgical varicocelectomy (Marmar-Goldstein )
5. Teknik Embolisasi
PROGNOSIS

PEMBAHASAN
• 6 bulan setelah operasi didapatkan perbaikan signifikan

59 volume testis kiri dan konsentrasi spermatozoa.


• Kehamilan terjadi pada 3 bulan pasca operasi berkisar 25% dan
meningkat menjadi 50% pada 6 bulan pasca operasi.
Jawaban lainnya…
A. Epididimitis -> nyeri di testis, phren sign (+)
PEMBAHASAN B. Hernia inguinalis lateralis -> Benjoan daerah
inguinal lateral
59 C. Hernia inguinalis medialis -> Benjoan daerah
inguinal medial
E. Hidrokel-> akumulasi cairan pada testis, skrotum
mebesar ,Transillumination +

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien adalah . . . .

59 D. Varikokel

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan nyeri
saat BAK, dirasakan sejak 3 hari yang lalu, disertai
demam. Terasa panas saat BAK, pasien tidak
dapat menahan kencing, mual (-) muntah (-), nyeri
SOAL
suprapubik (+). Pemeriksaan urine menunjukan pH7
dengan nitrit (+). Diagnosisnya adalah. . .
A. Pyelonefritis
60 B. Sistitis
C. Uretritis
D. Ureterolithiasis
E. Nefrolithiasis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Sistitis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Wanita usia 28 tahun

60 • keluhan nyeri saat BAK, dirasakan sejak 3 hari


yang lalu, disertai demam
• Terasa panas saat BAK, pasien tidak dapat
menahan kencing, mual (-) muntah (-), nyeri
suprapubik (+)
• Pemeriksaan urine menunjukan pH7 dengan nitrit
(+) -> penanda terdapat bakteri pada urin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sistitis Non Komplikata

PEMBAHASAN
• Sistitis adalah infeksi kandung kemih dengan
sindroma klinis yang terdiri dari disuria, frekuensi,
urgensi dan kadang adanya nyeri pada
60 suprapubik.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala dan Tanda

PEMBAHASAN
• Gejala iritatif berupa disuria, frekuensi, urgensi,
berkemih dengan jumlah urin yang sedikit, dan
kadang disertai nyeri supra pubis.
60 • Sistitis ditandai dengan adanya leukosituria,
bakteriuria, nitrit, atau leukosit esterase positif
pada urinalisis. Bila dilakukan pemeriksaan kultur
urin positif.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko

PEMBAHASAN
• Pada wanita faktor risiko terjadinya sistitis berbeda
pada usia muda dan usia tua.

60 • Pada wanita usia muda dan premenopause


faktor risikonya berupa hubungan seksual,
penggunaan spermatisida, partner seksual baru,
ibu dengan riwayat ISK, riwayat ISK pada masa
kanak-kanak.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko

PEMBAHASAN
• Sedangkan pada wanita tua dan post
menopause faktor risiko terjadinya sistitis adalah
riwayat ISK sebelum menopause, inkontinensia,
60 vaginitis atrofi karena defisiensi estrogen, sistokel,
peningkatan volume urin pasca berkemih,
golongan darah, kateterisasi dan status fungsional
yang memburuk pada wanita tua di rumah
jompo.
• Pada pria, angka kejadiannya hanya sedikit dan
paling sering terjadi pada usia 15-50 tahun.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis

PEMBAHASAN
• Diagnosis sistitis akut non komplikata dapat
ditegakkan berdasarkan

60 • riwayat gejala iritatif seperti disuria, frekuensi dan


urgensi; dan tidak adanya discharge atau iritasi
vagina, pada wanita yang tidak memiliki faktor
risiko.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Laboratorium
• Pengujian urin dengan dipstik adalah sebuah
alternatif dari pemeriksaan urinalisis Kultur urine
PEMBAHASAN
direkomendasikan hanya untuk mereka yang :
• Diduga menderita pielonefritis akut,
60 • Gejala yang tidak hilang atau terjadi kembali
dalam 2-4 minggu setelah penyelesaian terapi,
• Wanita yang menunjukkan gejala tidak khas,
• Wanita hamil,
• Pria yang diduga ISK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan

PEMBAHASAN
• Terapi antibiotik jangka pendek dapat dipikirkan
untuk terapi sistitis pada kehamilan, Secara umum
terapi sistitits pada kehamilan dapat diberikan
60 penisilin, sefalosporin, fosfomisin, nitrofurantoin
(tidak boleh pada kasus defisiensi G6PD dan
pada masa akhir kehamilan), trimethoprim (tidak
boleh pada masa awal kehamilan), dan
sulfonamide (tidak boleh pada masa akhir
kehamilan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
• Terapi sistitis pada pria direkomendasikan paling
sedikit selama 7 hari,

60 • dengan pilihan antibiotik TMP-SMX atau


fluoroquinolone, dengan catatan ada uji
sensitivitas.

Sumber : Guideline Penatalaksanaan Infeksi


Saluran Kemih dan Genitalia Pria 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pyelonefritis -> peradangan pada ginjal
dengan manifestasi demam, nyeri ketok CVA
PEMBAHASAN (+)
C. Uretritis -> tidak relevant
60 D. Ureterolithiasis -> batu pada saluran kencing,
nyeri berkemih, hematuria
E. Nefrolithiasis->Nyeri regio flank / nyeri pinggang,
dapat berupa nyeri kolik akibat aktivitas
peristaltik otot polos sistem kalises, atau non-
kolik akibat peregangan kapsul ginjal,
hidronefrosis, atau infeksi pada ginjal, nyeri
ketok kostovertebra (+), massa ginjal (bila
hidronefrosis)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

60 B. Sistitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien datang post jatuh dengan posisi tangan
kanan menumpu, mengeluh nyeri di lengan bawah
kanan, edema, hiperemis, angulasi, pergerakan
pergelangan tangan terbatas karena nyeri. Pada
SOAL
pemeriksaan radiologis didapatkan fraktur os radius
sepertiga distal disertai displacement segmen distal
ke ventral. Diagnosis?
61 A. Fraktur colles
B. Fraktur smith
C. Fraktur montegia
D. Fraktur galleazi
E. Fraktur radius 1/3 distal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Fraktur galleazi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pasien datang post jatuh

61 • posisi tangan kanan menumpu, mengeluh nyeri di


lengan bawah kanan, edema, hiperemis,
angulasi, pergerakan pergelangan tangan
terbatas karena nyeri
• Ro : fraktur os radius sepertiga distal disertai
displacement segmen distal ke ventral.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur
Klasifikasi fraktur terbuka (Gustillo & Anderson)
PEMBAHASAN

61

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur
PEMBAHASAN • Curiga fraktur jika
– Look: shortening, angulasi, rotasi,

61 – Feel: nyeri, krepitasi, pulsasi distal tidak teraba


– Move: ROM terbatas

• Sindrom kompartemen 6P:


– Pain
– Pulselessness
– Pallor
– Paresthesia
– Paralysis
– Poikilothermi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi
PEMBAHASAN • Pada fraktur terbuka, luka dibersihkan dengan cairan
fisiologis jika terdapat benda asing pada luka,
61 disingkirkan.
• Jika ada perdarahan, dilakukan balut tekan.
• Pada fraktur terbuka atau tertutup, sebisa mungkin
posisi dikembalikan ke posisi normalnya.
• Dilakukan bidai untuk fiksasi. Prinsip pemasangan bidai
adalah melewati 2 sendi dan minimal pada 2 sisi.
• Pemberian antibiotik, antitetanus, atau analgesik dapat
dipertimbangkan
• Rujuk ke ortopedi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jenis Fraktur Radius/Ulna

PEMBAHASAN • Galeazzi

61 • Montegia
• Colle ’ s
• Smith ’s

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Montegia vs Galeazzi

PEMBAHASAN

61

• Montegia
– Dislokasi head radius MU-GR = MAGER
– Fraktur ½ proksimal ulna
• G aleazzi fraktur R adius
Galeazzi
– Dislokasi radioulnar
M ontegia fraktur U lna
– Fraktur 1/3 distal radius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Colle’s vs Smith’s

PEMBAHASAN

61 Colle’s Smith’s

• Colle ’s • Smith ’s
– Terjatuh dengan tangan ekstensi – Terjatuh dengan tangan fleksi
– Fragmen distal yang mengalami – Fragmen distal yang mengalami
fraktur, terletak pada bagian fraktur, terletak pada bagian
palm/punggung tangan  mirip volar/telapak
fork/garpu
• coll ES  E k S tensi
• sm I th  I nward/fleksi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fraktur colles -> Fragmen distal yang
PEMBAHASAN mengalami fraktur, terletak pada bagian
palm/punggung tangan
61 B. Fraktur smith -> Fragmen distal yang mengalami
fraktur, terletak pada bagian volar/telapak
C. Fraktur montegia -> fraktur 1/3 ulna, dislokasi
radius
E. Fraktur radius 1/3 distal -> kurang spesifik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

61 D. Fraktur galleazi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien anak usia 8 bulan dibawa ke IGD dengan
keluhan BAB cair bercampur lendir dan darah.
Pada pemeriksaan fisik teraba massa di kuadran kiri
dan tengah abdomen. Pada pemeriksaan rectal
SOAL
toucher ditemukan portio like sign. Diagnosis yang
tepat pada pasien adalah…
A. Atresia esophagus
62 B. Intususepsi
C. Colitis ulseratif
D. Appendisitis akut
E. Volvulus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Intususepsi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pasien anak usia 8 bulan dibawa ke IGD

62 • keluhan BAB cair bercampur lendir dan darah.


• PF : teraba massa di kuadran kiri dan tengah
abdomen.
• rectal toucher ditemukan portio like sign.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Congenital Malformation
Disorder Definition RadiologicFindings
PEMBAHASAN
Hirschprung Congenital Barium Enema: atransition zone that
aganglionic Separates the small-tonormal - diameter

62 Intussusception
megacolon

Apart of the
Aganglionic bowel from the dilated bowel
above
Intussusception found in air or barium
intestinehas enema
Invaginated into
Another section of
intestine
Duodenal Dueodenum PlainX-ray: Double Bubble sign
atresia
AnalAtresia birthdefectsin Knee chest position/ invertogram: to
whichtherectumis Determined the distance of rectum stump
malformed To the skin(anal dimple)
http://emedicine.medscape.com/
Intususepsi
PEMBAHASAN

62

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Intususepsi

PEMBAHASAN
• Diagnosis
• Paling sering umur 6 bulan-1 tahun
• Gambaran klinis:
62 • Awal: kolik yang sangat hebat disertai muntah. Anak
menangis kesakitan.
• Lebih lanjut: kepucatan pada telapak tangan, perut kembung,
tinja berlendir bercampur darah (currant jelly stool) dan
dehidrasi.
• Palpasi abdomen teraba massa seperti sosis.
• Ultrasonografi: tampak tanda donat/pseudo-kidney.

Buku Saku Pedoman


Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit, WHO
Tatalaksana

PEMBAHASAN • Barium enema


• Diagnosis: gambaran meniskus.

62 • Tekanan cairan barium akan mereduksi intususepsi.


• Reduksi berhasil bila beberapa bagian usus halus telah
terisi barium/udara.
• Pasang NGT
• Resusitasi cairan.
• Antibiotik jika ada tanda infeksi (demam, peritonitis)
• Lakukan PEMERIKSAAN ULANG SEGERA oleh dokter
bedah.
• Pembedahan jika reduksi dengan enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus yang iskemi atau mati, reseksi
perlu dilakukan.
INTUSUSEPSI
PEMBAHASAN

62
INTUSUSEPSI
PEMBAHASAN

62
INTUSUSEPSI
PEMBAHASAN

62
Jawaban lainnya…
A. Atresia esophagus -> kelainan kongenital,
PEMBAHASAN muntah mengalir, ngt tidak bisa masuk
C. Colitis ulseratif -> diare kronis, nyeri perut,
62 demam, lead pipe lession
D. Appendisitis akut -> nyeri perut menjalar kanan
bawah, rovsing sign (+), demam
E. Volvulus -> usus terpelintir, nyeri kolik, muntah
bilus, crock screw appriance

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . . .

62 B. Intususepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan 26 tahun dibawa ke IGD setelah
mengalami KLL. Kesadaran composmentis dan pasien
mengeluh sesak. TD: 80/60mmHg, N: 110x/m, RR:32x/m.
Terdapat jejas di dada kanan. Pada pemeriksaan: gerak
dada kanan tertinggal, perkusi hipersonor, dan suara
SOAL vesikuler kanan menurun, tampak pelebaran vena
jugularis. Hasil foto thorax terdapat clear area 75%
tampak kolaps ke arah hilus dan gambaran lucent
63 avaskuler. Penatalaksanaan awal pada pasien ini?
A. Intubasi trakea
B. Needle thoracosintesis
C. Memasang chest tube (WSD)
D. Pasang mayo
E. Perikardiosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Needle thoracosintesis
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Seorang perempuan 26 tahun mengalami KLL.
• mengeluh sesak
63 • PF : TD: 80/60mmHg, N: 110x/m, RR:32x/m, jejas di
dada kanan.
• gerak dada kanan tertinggal, perkusi hipersonor,
dan suara vesikuler kanan menurun, tampak
pelebaran vena jugularis
• Ro: terdapat clear area 75% tampak kolaps ke
arah hilus dan gambaran lucent avaskuler

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Hemotoraks Laserasi •Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok,
PEMBAHASAN Pembuluh darah takikardia, Frothy/ bloodysputum.
Dikavum toraks •Suara napas menghilang pada tempat yang

63
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak.
Simple Trauma tumpul •Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
pneumotoraks spontan Udara bocor kedalam rongga dada.
•Nyeri dada, dispneu, takipneu.
•Suara napas menurun /menghilang, perkusi
Dada hipersonor
Open Luka penetrasi di •Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
pneumotoraks areatoraks masukkeronggapleura.
•Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis.
•Suara napas menurun/ menghilang
•Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi
•Sucking chest wound
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Tension Udara yg terkumpul •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah,
PEMBAHASAN pneumotoraks Dirongga pleura tidak •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi
Dapat keluarlagi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea.
(mekanisme pentil) •Penggunaan otot-otot bantu napas,

63 Flailchest Fraktur segmental


Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor.
•Nyeri saat bernapas
Tulang iga, •Pernapasan paradoksal
Melibatkan minimal 3
Tulang iga.
Efusipleura CHF, pneumonia, •Sesak,batuk,nyeridada,yang
keganasan, TBparu, disebabkanolehiritasipleura.
emboliparu •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun,
Pergerakan dinding dada tertinggal
Pada area yang terkena.
Pneumonia Infeksi,inflamasi •Demam, dispneu, batuk, ronki
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

63
PATOFISIOLOGI PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

63
MEKANISME TERJADI PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

63
DIAGNOSIS PNEUMOTHORAKS
PEMBAHASAN

63
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGNOSIS PNEUMOTHORAKS
PEMBAHASAN

63
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
WSD (Water Seal Drainage)

PEMBAHASAN

63
Jawaban lainnya…
A.Intubasi trakea -> bukan terapi utama
PEMBAHASAN C.Memasang chest tube (WSD) ->dilakukan setelah
needle thorakosintesis
63 D.Pasang mayo -> tidak relevant
E. Perikardiosintesis -> pada tamponade jantung

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penatalaksanaan awal yang tepat
PEMBAHASAN adalah . . .

63 B. Needle thoracosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki 70 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sulit BAK, kadang kencing terasa tidak lampias,
pasien harus mengedan saat akan memulai kencing.
Keluhan dirasakan sejak 6 bulan terakhir, penurunan
berat badan sejak 1 tahun terakhir. dari pemeriksaan RT
SOAL didapatkan: prostat teraba membesar dengan konsistensi
keras dan berdungkul. PSA meningkat. Diagnosis?
A. BPH
64 B. Keganasan Prostat
C. Ureterolithiasis
D. Vesikolithiasis
E. Prostatitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Keganasan Prostat

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pasien laki-laki 70 tahun

64 • keluhan sulit BAK, kadang kencing terasa tidak


lampias, pasien harus mengedan saat akan
memulai kencing
• sejak 6 bulan terakhir
• Penurunan berat badan sejak 1 tahun terakhir
• RT didapatkan: prostat teraba membesar dengan
konsistensi keras dan berdungkul
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ca Prostat
PEMBAHASAN • Tumor pada umumnya tumbuh dengan lambat dan
sisanya terkurung pada kelenjar selama bertahun-tahun

64 • tumor menghasilkan sedikit atau tidak ada gejala-gejala yang


terlihat dari luar (kelainan-kelainan di pengujian fisik).

• Kanker dapat menyebar di luar prostat ke sekitar


jaringan.
• metastasize ke seluruh area-area lain badan, seperti tulang-
tulang, paru-paru, dan hati.

• Kanker ini paling umum pada pria, terutama mereka yang


berusia di atas 65 tahun.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala Kanker Prostat :

PEMBAHASAN

64

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Prostatic malignancy

PEMBAHASAN

64

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anatomi Prostat
PEMBAHASAN

64

Image Source: SEER Training Website

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lobes of the Prostate

PEMBAHASAN
• Anterior lobe
64 • Median lobe
• Lateral lobe
• Posterior lobe

Image Source: SEER Training Website

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Zones of the Prostate
PEMBAHASAN • Peripheral, 60 – 70% keganasan berasal dari zona perifer
• Central, 5 – 10% keganasan berasal dari zona sentral.
64 • Transitional, 10 – 20% keganasan berasal dari zona
transitional.

Image Source: SEER


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Training Website
Kanker Prostat dikelompokkan
menjadi:
• Stadium I :
PEMBAHASAN • benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya
ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena

64 penyakit lain.
• Stadium II :
• tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik
atau tes PSA .
• Stadium III :
• tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, seperti kelenjar seminal
vesicle yang memproduksi semen tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar
getah bening.
• Stadium IV:
• kanker telah menyebar ( metastase ) ke kelenjar getah bening regional
maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

64

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGNOSA
• Pria berusia > 50 tahun dianjurkan
PEMBAHASAN • Pemeriksaan PSA total setiap setahun
• Pemeriksaan Digital Rectal Examination sekali

64 • Bila ada keluarga yang menderita kanker prostat,


• skrining dianjurkan sejak usia 40 tahun
• Digital rectal examination:
• konsistensi yang keras
• adanya nodul (benjolan di permukaan)
• pembesaran prostat yang tidak simetris.
• Tes darah . antigen khusus prostat (PSA).
• tidak konklusif
• Pada tahap pengobatan, penurunan kadar PSA
• menandakan efektivitas terapi yang dijalankan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PSA Test
PEMBAHASAN • Tes yang mengukur kadar prostate specific
antigen (PSA) dalam darah
64 • PSA -> protein yang dihasilkan oleh prostat
• Laki-laki secara normal memiliki kadar PSA
rendah, dan kadarnya akan meningkat seiring
dengan usia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PSA — Prostate Cancer
PEMBAHASAN • PSA >4.0 ng/mL -> Biopsi Prostat

mandatory biopsy • Skrinning PSA untuk Ca

64 • 50% of all the cancers


detected because of an
Prostat, tidak dapat
meningkatkan survival
rate
elevated PSA level are
localized USG Prostat

• these patients are • Hanya dapat melihat


candidates for pembesaran prostat
potentially curative • Tidak menunjukkan
therapy derajat obstruksinya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosa
• Tes PCA3.
• PCA3 yang lebih tinggi di urin menunjukkan kehadiran kanker
prostat.
• lebih akurat dibandingkan tes darah (PSA)
PEMBAHASAN • Interpretasi
• Kadar PSA 0,5-4,0ng/ml: normal

64 • Kadar PSA 4,0-10ng/ml: kemungkinan Ca 20%, lakukan TRUS, jika


PSAd (kadar PSA/ volume prostat) >0,15 lakukan biopsi.
• Kadar PSA >10ng/ml: keumungkinan Ca 50%, perlu dilakukan TRUS
dan biopsi .
• Biopsi.
• Beberapa sampel diambil pada bagian-bagian yang berbeda
dari prostat.
• Hanya dilakukan bila PSA >3
• CT scan, MRI scan dan pemeriksaan penunjang lain
• Untuk mengetahui tingkat penyebaran kanker.
• Sitologi air kemih atau cairan prostat .
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

64

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

64

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. BPH -> pembesaran prostat, pancaran kencing
PEMBAHASAN melemah
C. Ureterolithiasis -> Nyeri pinggang kolik (akibat
peristaltik) dan menjalar (nyeri alih), tergantung
64 letak batu
D. Vesikolithiasis -> Gejala iritatif (frekuensi, urgensi,
nokturia), miksi tiba-tiba berhenti dan menjadi
lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh.
E. Prostatitis -> demam mendadak, menggigil,
nyeri pada perineum, pinggang, urgensi,
frekwensi, nokturi, disuri obstruksi bladder out let,
mialgia, arthralgia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang mungkin adalah . . .

64 B. Keganasan Prostat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang pasien laki-laki datang ke IGD dengan
keluhan luka bakar derajat II dengan luas 50%.
Berat badan pasien 60kg. pasien direncanakan
untuk diberikan terapi cairan. Berapa jumlah cairan
SOAL
yang diberikan pada pasien ini untuk 8 jam
pertama?
A. 2500
65 B. 6000
C. 7200
D. 4500
E. 5000

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. 6000

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang pasien laki-laki datang ke IGD

65 • Luka bakar derajat II dengan luas 50%.


• Berat badan pasien 60kg
• Direncanakan untuk diberikan terapi cairan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Luka Bakar
PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rule of nines
PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Adult
Luka Bakar
• Bayi berusia sampai satu tahun
PEMBAHASAN
• Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%

65 • Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%.


• Dalam masa pertumbuhannya, setiap tahun di atas usia satu
tahun, maka ukuran kepala berkurang sekitar 1% dan ukuran
tungkai bertambah 0. 5%

• Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak mencapai usia

sepuluh tahun

• Usia 10 thn penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke


Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
genitalia dan perineum 1% Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Indikasi Resusitasi Cairan
PEMBAHASAN
• Rumus Baxter adalah dasar

65 pemberian cairan pertama kali


• Titrasi sesuai produksi urine
– Bila kurang dari target 0,5-1
cc/KgBB/Jam -> tambahkan
volume cairan resusitasi menjadi
150% pada jam berikutnya atau
bolus cairan 5-10cc/KgBB

Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Rumus Bexter

PEMBAHASAN

65
Jawaban lainnya…
A. 2500 -> tidak relevant
PEMBAHASAN C. 7200 -> tidak relevant
D. 4500 -> tidak relevant
65 E. 5000 -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, jumlah cairan yang diberikan pada
PEMBAHASAN pasien ini untuk 8 jam pertama adalah . . .

65 B. 6000

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan tidak
bisa BAB dan buang angin sejak 3 hari yang lalu disertai
mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital dalam batas normal, perut kembung, perkusi
perut timpani dan tidak didapatkan bising usus.
SOAL Gambaran foto abdomen terlihat distensi usus halus dan
usus besar disertai adanya air fluid dan gambaran herring
bone. Kemungkinan diagnosis pasien adalah…
66 A. Ileus obstruktif
B. Ileus paralitik
C. Ca colon
D. Tumor usus
E. Colitis ulseratif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Ileus paralitik
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Seorang laki-laki 30 tahun
• tidak bisa BAB dan buang angin sejak 3 hari yang
66 lalu disertai mual dan muntah
• tanda vital dalam batas normal, perut kembung,
perkusi perut timpani dan tidak didapatkan bising
usus
• foto abdomen distensi usus halus dan usus besar
disertai adanya air fluid dan gambaran herring
bone.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ileus
• ileus paralitik atau adynamic ileus :
PEMBAHASAN • usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi
peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan

66 neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa


adanya obstruksi mekanik
• Obstruksi:
• Adanya sumbatan mekanik yang disebabkan
karena adanya kelainan struktural sehingga
menghalangi gerak peristaltik usus.
• Obstruksi dapat parsial atau komplit
• Obstruksi simple atau strangulated
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penyebab Ileus Paralitik
• Neurologik
PEMBAHASAN • Pasca operasi • Obat-obatan
• Narkotik
• Kerusakan medula spinalis
• Antikolinergik
• Keracunan timbal kolik ureter • Katekolamin
• Iritasi persarafan splanknikus • Fenotiasin
• Pankreatitis • Antihistamin
• Metabolik • Infeksi
• Gangguan keseimbangan • Pneumonia
elektrolit (terutama • Empiema
hipokalemia) • Urosepsis
• Uremia • Peritonitis
• Komplikasi DM • Infeksi sistemik berat lainnya
• Penyakit sistemik seperti SLE, • Iskemia usus
sklerosis multipel

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis

PEMBAHASAN
• perut kembung (abdominal distention)
• anoreksia, mual dan obstipasi
• Muntah mungkin ada mungkin pula tidak ada.
• Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini
perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung
pada ileus obstruksi
• Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut
kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang
paroksismal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t

PEMBAHASAN
• Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien
bervariasi dari ringan sampai berat bergantung
pada penyakit yang mendasarinya
• didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi
timpani dengan bising usus yang lemah dan
jarang bahkan dapat tidak terdengar sama
sekali
• Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri
tekan dan nyeri lepas negatif).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ileus obstruktif -> darm contour, darm steifung,
PEMBAHASAN bising usus meningkat dan terdapat metallic
sound pada auskultasi.
66 C. Ca colon ->perubahan konsistensi feses ( seperti
kotoran kambing ), feses berdarah, ileus
obstruktif dan penurunan bb
D. Tumor usus -> tidak relevant
E. Colitis ulseratif -> lesi di rectum, meluas proksimal,
continuous lesion

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

66 B. Ileus paralitik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki usia 48 tahun mengeluhkan keluar
benjolan pada anus. Benjolan awalnya bisa masuk
sendiri namun sekarang tidak bisa masuk kembali.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mukosa
SOAL
berwarna merah. Diagnosis ?
A. Hemoroid interna grade II
B. Hemoroid interna grade III
67 C. Hemoroid interna grade IV
D. Prolapse recti
E. Fistula ani

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Hemoroid interna grade IV

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki usia 48 tahun

67 • Benjolan pada anus


• Awalnya bisa masuk sendiri namun sekarang tidak
bisa masuk kembali
• PF : didapatkan mukosa berwarna merah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANATOMI
Transisi epitel
PEMBAHASAN gepeng (kulit) ke
epitel kolumnar

67
(saluran cerna)
Bila benjolan
berasal dari atas
linea dentata 
hemoroid interna

Pada biopsi
ditemukan epitel
gepeng, artinya
benjolan berasal
dari bawah linea
dentata 
hemoroid eksterna
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GRADING HEMORRHOIDS

PEMBAHASAN

67
MANAJEMEN HEMORRHOIDS
PEMBAHASAN • Simptomatik (nyeri)
• Sitz baths (duduk di air hangat, 10-20 menit, dapat
67 mengurangi nyeri)
• Perubahan gaya hidup (serat tinggi, hindari
menahan BAB/BAB mengejan)
• Tindakan operatif
TATALAKSANA HEMORRHOIDS

PEMBAHASAN

67

Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.
ACG ( American College of
Gastroenterology Guideline
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Hemoroid interna grade II-> keluar namun dapat
PEMBAHASAN masuk spontan
B. Hemoroid interna grade III -> keluar namun
67 dapat dimasukan secaa manual
D. Prolaps recti -> penonjolan mukosa rectum,
penebalan konsentris cincin mukosa, penurunan
tonus sfingter ani
E. Fistula ani -> pembengkakan intermiten,
drainase, pruritus dan ketidaknyamanan yang
bervariasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

67 C. Hemoroid interna grade IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
seorang laki-laki usia 58 tahun datang dengan keluhan
tidak bisa kencing. Pasien mengatakan sering mengedan
untuk bisa kencing. Pada pemeriksaan rectal toucher
didapatkan sfingter ani menjepit kuat, prostat teraba
kenyal, tidak berdungkul-dungkul, pole atas tidak teraba.
SOAL Pada pemeriksaan PSA didapatkan hasilnya 3,6 dan IPSS :
34. Diagnosa pasien adalah ?
A. BPH
68 B. karsinoma prostat
C. Prostatitis
D. Ureterolitiasis
E. Vesikolitiasis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. BPH

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki usia 58 tahun

68 • Keluhan tidak bisa kencing


• Sering mengedan untuk bisa kencing
• PF : rectal toucher didapatkan sfingter ani
menjepit kuat, prostat teraba kenyal, tidak
berdungkul-dungkul, pole atas tidak teraba
• PSA : 3,6 dan IPSS : 34.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
BPH
PEMBAHASAN

adalah pertumbuhan
68 berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas.
Pembesaran prostat jinak
diakibatkan sel-sel prostat
memperbanyak diri
melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki
berusia di atas 50 tahun
yang menyumbat saluran
kemih.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
NORMAL TIDAK NORMAL
PEMBAHASAN

68

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
 Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah
PEMBAHASAN
diteliti.
 Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin

68 meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria


di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria
diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah
(Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH.
 Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49
tahun mencapai hampir 15%, usia 50-59 tahun
prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada usia 60
tahun mencapai angka sekitar 43%.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Etiologi

PEMBAHASAN Umur
Pria berumur lebih dari 50 tahun,

68 kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%.


Ketika berusia 80 – 85 tahun, kemungkinan
itu meningkat menjadi 90%.

Faktor Hormonal
Testosteron – > hormon pada pria.
Beberapa penelitian menyebutkan karena
adanya peningkatan kadar testosteron pada pria
(namun belum dibuktikan secara ilmiah) .

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hipotesis penyebab timbulnya
hiperplasia prostat
PEMBAHASAN

68
Ketidaksei
Teori mbangan Interaksi Berkurangnya
Teori sel
dihidrotest antara stroma- kematian sel
stem
osteron estrogen- epitel prostat
testosteron

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

Kelenjar Prostat terdiri Mekanisme BPH secara umum

68 dari atas 3 jaringan :


• Epitel atau
glandular, stromal
patofisiologi penyebab
BPH secara jelas
belum diketahui
hasil dari faktor statik
(pelebaran prostat
secara berangsur-
dengan pasti. angsur) dan faktor
atau otot polos, dan dinamik (pemaparan
kapsul. Namun diduga terhadap agen atau
• Jaringan stromal intaprostatik kondisi yang
dan kapsul dihidrosteron (DHT) menyebabkan
ditempeli dengan dan 5 α - reduktase tipe konstriksi otot polos
reseptor adrenergik II ikut terlibat. kelenjar.)
α 1.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TANDA DAN GEJALA

PEMBAHASAN

68 

Sering kencing
Sulit kencing
Tanda klinis terpenting BPH
adalah ditemukannya
pembesaran konsistensi
 Nyeri saat berkemih
kenyal, pool atas tidak teraba
 Urin berdarah
pada pemeriksaan colok
 Nyeri saat ejakulasi
dubur/ digital rectal
 Cairan ejakulasi
examination (DRE) . Apabila
berdarah
teraba indurasi atau terdapat
 Gangguan ereksi
bagian yang teraba keras,
 Nyeri pinggul atau
perlu dipikirkan kemungkinan
punggung
prostat stadium 1 dan 2.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis

PEMBAHASAN Dapat dibagi ke dalam dua kategori :

68 Obstruktif :
terjadi ketika faktor
dinamik dan atau
Iritatif :
hasil dari
obstruksi yang
faktor statik sudah berjalan
mengurangi lama pada leher
pengosongan kandung kemih.
kandung kemih.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis of BPH
• Symptom assessment
– the International Prostate Symptom Score ( IPSS ) is recommended as it is used
worldwide
– IPSS is based on a survey and questionnaire developed by the American Urological
Association (AUA). It contains:
PEMBAHASAN • seven questions about the severity of symptoms; total score 0 – 7 (mild), 8 – 19 (moderate),
20 – 35 (severe)
• eighth standalone question on QoL

68 •


Digital rectal examination(DRE)
– inaccurate for size but can detect shape and consistency
Prostat Volume determination- ultrasonography
• Urodynamic analysis
– Q max >15mL/second is usual in asymptomatic men from 25 to more than 60 years of
age
• Measurement of prostate-specific antigen (PSA)
– high correlation between PSA and Prostat Volume, specifically Trantitional Zone
Volume
1
– men with larger prostates have higher PSA levels
– PSA is a predictor of disease progression and screening tool for CaP
– as PSA values tend to increase with increasing PV and increasing age, PSA may be
used as a prognostic marker for BPH
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

68

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH – Pemeriksaan Penunjang
• Prostate Specific Antigen (PSA)
– Spesifik ke prostat, tetapi tidak spesifik ke kanker
PEMBAHASAN – PSA tinggi  laju pertumbuhan prostat cepat, gejala BPH
lebih berat, risiko retensi urin akut meningkat

68 – Nilai normal di serum < 4 ng/mL


– Berdasarkan usia, rentang normalnya :
• 40-49 tahun = 0-2,5 ng/mL
• 50-59 tahun = 0-3,5 ng/mL
• 60-69 tahun = 0-4,5 ng/mL
• 70-79 tahun = 0-6,5 ng/mL
• Flowmetri  Qmax turun, biasanya < 15 cc
• Kateter  menilai volume urin residual
• Transrectal / Transabdominal Ultrasonography (TRUS
/ TAUS)  menilai volume prostat, volume urin residual
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN • International
Prostate

68 Symptoms
Score (IPSS)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kategori Keparahan Penyakit
BPH Berdasarkan
Keparahan SkorgejalaAUA Gejalakhasdantanda-tanda
penyakit (AsosiasiUrologis
PEMBAHASAN Amerika)
Ringan ≤7 •Asimtomatik(tanpagejala)

68 •Kecepatanurinaripuncak<10mL/s
•Volumeurineresidualsetelah
pengosongan25-50mL
•PeningkatanBUNdankreatininserum

Sedang 8-19 Semuatandadiatasditambahobstruktif


penghilangangejaladaniritatif
penghilangangejala(tandadaridetrusor
yangtidakstabil)
Parah ≥20 Semuahaldiatasditambahsatuatau
lebihkomplikasiBPH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Derajat BPH, Dibedakan menjadi
4 Stadium :
 Stadium 1 :
PEMBAHASAN
Obstruktif tetapi kandung kemih masih
mengeluarkan urin sampai habis.
68  Stadium 2 : masih tersisa urin 60-150 cc.

 Stadium 3 : setiap BAK urin tersisa kira-kira 150 cc.

 Stadium 4 :
retensi urin total, buli-buli penuh pasien tampak
kesakitan urin menetes secara periodik.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Grade Pembesaran Prostat

PEMBAHASAN
Rectal Grading
Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :
68 • Grade 0 : Penonjolan prostat 0-1 cm ke dalam rectum.

• Grade 1 : Penonjolan prostat 1-2 cm ke dalam rectum.

• Grade 2 : Penonjolan prostat 2-3 cm ke dalam rectum.

• Grade 3 : Penonjolan prostat 3-4 cm ke dalam rectum.

• Grade 4 : Penonjolan prostat 4-5 cm ke dalam rectum.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gambaran BNO IVP
Pada BNO IVP dapat ditemukan:
• Indentasi caudal buli-buli
PEMBAHASAN • Elevasi pada intraureter
menghasilkan bentuk J-ureter
(fish-hook appearance)

68 • Divertikulasi dan trabekulasi


vesika urinaria

“Fish Hook appearance”(di tandai


Indentasi caudal buli-buli dengan anak panah)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Pada USG (TRUS, Transrectal
Ultrasound)
• Pembesaran kelenjar

68 pada zona sentral


• Nodul hipoechoid atau
campuran echogenic
• Kalsifikasi antara zona
sentral
• Volume prostat > 30 ml 8

CT Scan:
• Tampak ukuran prostat
membesar di atas ramus superior
simfisis pubis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritma manajemen terapi
BPH
BPH
PEMBAHASAN

68 Menghilangkan gejala
ringan
Menghilangkan gejala
sedang
Menghilangkan gejala parah
dan komplikasi BPH

Operasi
Watchful
waiting
α -adrenergik α -adrenergik
antagonis atau antagonis dan 5- α
5- α Reductace
Reductace inhibitor inhibitor

Jika respon Jika respon Jika respon Jika respon tidak


berlanjut tidak berlanjut, berlanjut berlanjut, operasi
operasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Farmakologi
Jika gejala ringan -> maka pasien cukup dilakukan watchful waiting
PEMBAHASAN
(perubahan gaya hidup).

68 Jika gejala sedang -> maka pasien diberikan obat tunggal antagonis α
adrenergik atau inhibitor 5α - reductase.
Jika keparahan berlanjut -> maka obat yang diberikan bisa dalam
bentuk kombinasi keduanya.
Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan pembedahan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
antagonis α adrenergik
PEMBAHASAN • Mekanisme kerja : memblok reseptor adrenergik α 1 sehingga
mengurangi faktor dinamis pada BPH dan akhirnya berefek
68 relaksasi pada otot polos prostat.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
inhibitor 5α - reductase

PEMBAHASAN • Mekanisme kerja dari obat ini adalah mengurangi volume


prostat dengan menurunkan kadar hormon testosteron.
68 • 5α -reduktase inhibitor digunakan jika pasien tidak dapat
mentolerir efek samping dari alfa blocker.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

68
• Alpha-1 Blocker  merelaksasikan otot polos di bladder neck, kapsul
prostat, dan urethra prostatika  mengurangi obstruksi
– Efek samping = hipotensi orthostatik dan dizziness.
– Alpha-1A Blocker (tamsulosin, alfuzosin, silodosin)  lebih uroselektif, EFEK
SAMPING HIPOTENSI MINIMAL
• 5-Alpha Reductase Inhibitor (5-ARI)  menghambat enzim 5-Alpha
Reductase yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron 
mengurangi volume prostat jangka panjang & menurunkan kebutuhan
pembedahan
– Efek samping = penurunan libido dan disfungsi ereksi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Non Farmakologi
PEMBAHASAN  Pembatasan Minuman Berkafein
 Tidak mengkonsumsi alkohol
68  Pemantauan beberapa obat seperti diuretik,
dekongestan, antihistamin, antidepresan
 Diet rendah lemak
 Meningkatkan asupan buah-buahan dan
sayuran
 Latihan fisik secara teratur
 Tidak merokok

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH – Tatalaksana Bedah
PEMBAHASAN
• Indikasi • TURP (Trans Urethral
– Retensi urin akut

68 – Retensi urin kronis (selalu


>300 mL)
– Volume residu urin >100 mL
Resection Prostatectomy)
90-95%
– ISK berulang
– Gross hematuria
• Open prostatectomy
– Gagal ginjal – 5-10 %
– Divertikulum buli yang besar – BPH besar (>50-100 gram,
– Batu buli
– Keluhan pasien sedang-berat volume >80-100 cm3)
– Tidak ada perbaikan dengan
terapi non-bedah yang
optimal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. karsinoma prostat -> keganasan pada prostat
PEMBAHASAN C. Prostatitis -> demam mendadak, menggigil, nyeri
pada perineum, pinggang, urgensi,
frekwensi, nokturi, disuri obstruksi bladder out let,
68 mialgia, arthralgia
D. Ureterolitiasis -> Nyeri pinggang kolik (akibat
peristaltik) dan menjalar (nyeri alih), tergantung
letak batu
E. Vesikolitiasis -> Gejala iritatif (frekuensi, urgensi,
nokturia), miksi tiba-tiba berhenti dan menjadi
lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

68 A. BPH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki berusia 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan
nyeri tungkai bawah, pasien riwayat terjatuh dari
kendaraan 2 bulan yang lalu. Satu bulan yang lalu pasien
pergi ke tukang urut. Pada pemeriksaan tanda vital TD
100/70 mmHg, HR 104 x/min, RR 22 x/min, T 38,5 C. pada
SOAL status lokalis didapatkan fraktur terbuka bone exposed
pada tungkai bawah. Apa diagnosis
pada pasien tersebut?
69 A. osteomielitis
B. osteoporosis
C. osteosarkoma
D. close fracture
E. selulitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. osteomielitis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki berusia 24 tahun d

69 • Nyeri tungkai bawah, pasien riwayat terjatuh dari


kendaraan 2 bulan yang lalu.
• Satu bulan yang lalu pasien pergi ke tukang urut.
• PF: TD 100/70 mmHg, HR 104 x/min, RR 22 x/min, T
38,5 C.
• Status lokalis fraktur terbuka bone exposed pada
tungkai bawah
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Osteomielitis
• Demam (akut)
PEMBAHASAN
• Tanda-tanda radang di lokasi
osteomielitis: edema, nyeri,
69 hangat
• Leukositosis
• X-ray:
– Selulitis
– Sequestrum: serpihan tulang
yang sudah mati
– Involucrum: tulang yang baru
terbentuk
Jawaban lainnya…
B. osteoporosis -> berkurangnya massa tulang dan
PEMBAHASAN gangguan struktur tulang (perubahan
mikroarsitektur jaringan tulang) menyebabkan
69 tulang menjadi mudah patah.
C. osteosarcoma -> keganasan pada tulang
terutama pada tulang panjang
D. close fracture -> patah tulang tertutup
E. selulitis -> infeksi pada kulit, kemerahan batas
tidak tegas, ada port the entry

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

69 A. osteomielitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang bayi usia 2 minggu datang di bawa ke RS
dengan keluhan tidak bisa BAB. Riwayat BAB pertama 48
jam. Setiap bab sulit dan sedikit-sedikit jika diberi
pencahar. Pemeriksaan fisik perut distensi, hipersonor saat
diperkusi. Pemeriksaan foto polos abdomen ditemukan
SOAL meteorismus. Pemeriksaan colok dubur didapatkan tinja
memyemprot. Apa patofisiologl penyakit tersebut?
A. Tidak terdapat pembentukan ganglion di rektum
70 B. Tumor
C. Malfcrmasi anorektal
D. Malrotasi organ dalam
E. Defek penutupan dinding abdomen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Tidak terdapat pembentukan
ganglion di rektum
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Seorang bayi usia 2 minggu
• keluhan tidak bisa BAB. Riwayat BAB pertama 48
70 jam
• Setiap bab sulit dan sedikit-sedikit jika diberi
pencahar
• PF : perut distensi, hipersonor saat diperkusi.
• Ro: abdomen ditemukan meteorismus.
• Pemeriksaan colok dubur didapatkan tinja
memyemprot
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hirschprung Disease
• Kelainan kongenital akibat kegagalan
migrasi krista neuralis ke colon.
• Tidak terbentuk sel ganglionik pd
PEMBAHASAN plexus myentericus (Auerbach) dan
plexus submucosal (Meissner)

70 • 80% rectosigmoid
• Klinis :
– Delayed meconium (>24h)
– Abdominal distention
– Bilous vomiting
– Severe diarrhea alternating with
constipation
• Dx :
– Barium enema
– Rectal biopsy
– Anorectal manometry
Hirschsprung ’s disease

PEMBAHASAN
Clinical symptoms
70 • Merupakan penyakit obstruksi usus inkomplet
• Panjang segmen yang aganglionik bervariasi sehingga
gejala yang terlihat juga bervariasi
• Gejala yang tampak juga bervariasi berdasarkan umur
Symptoms in newborn
Symptoms in newborn age( enterocolitis )
age • Merupakan kondisi yang
PEMBAHASAN • Keterlambatan pasase mengancam nyawa
mekonium (dalam 24 jam • Diare merupakan tanda
70 pertama)
• Distensi Abdomen, namun
awal
• Toxic megacolon
abdomen supel
• Distensi abdomen
• Muntah
• Muntah hijau terwarnai
• Rectal tube tidak dapat oleh empedu
dimasukkan dengan mudah
• Demam dan tanda-tanda
• Setalah irigasi (pengeluaran dehidrasi
feses), gejala akan muncul • Rectal tube:explosive
kembali dalam beberapa
hari expulsion of gas and foul-
smelling stools
Manifestasi Klinis
Symptoms in Symptoms in childhood
PEMBAHASAN infants • Gracile limbs
• Konstipasi • Dilated drumlike belly

70 • Meteorismus
• Teraba Skibala
• Riw.Konstipasi lama
• Defekasi dalam 7-10 hari
• Sometimes • Multiple fecal masses
putrescent diarrhea • The stimulus of defecation
• Ulceration, bleeding is missing
• Hypoproteinaemia, • Rectum is empty and
anaemia narrow
• Electrolyte disorders
Pmeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN
Rontgen :
• Darm kontur: terlihatnya bentuk usus pada abdomen
70 • Abdomen polos
– Dilatasi usus
– Air-fluid levels.
– Empty rectum
• Darm Steifung: terlihatnya gerakan peristaltik pada
abdomen
• Contrast enema
– Transition zone
– Abnormal, irregular contractions of
aganglionic segment
– Delayed evacuation of barium
• Biopsy :
– absence of ganglion cells
– hypertrophy and hyperplasia of nerve
fibers,
Jawaban lainnya…
B. Tumor -> masa pada jaringan
PEMBAHASAN C. Malformasi anorectal -> kelainan bentuk
anorektal
70 D. Malrotasi organ dalam -> terjadinya rotasi pada
organ dalam
E. Defek penutupan dinding abdomen -> lubang
dinding abdomen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, patofisiologl penyakit tersebut adalah .
PEMBAHASAN ..

70 A. Tidak terdapat pembentukan


ganglion di rektum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 2 tahun, datang dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah. Pada pomerlksaan fisik
dijumpai tekanan darah 110/70mmHB, nadi
82x/menit, T 38°C, dan dijumpai Mc Burney sign
SOAL
posltif. Apa kemungkinan diagnosis pasien?
A. Apendisitis
B. Kolitis ulseratif
71 C. Peritonitis
D. Apendisitis Kronik
E. Abses hepar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Apendisitis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki, 2 tahun,

71 • keluhan nyeri perut kanan bawah


• Pada pomerlksaan fisik dijumpai tekanan darah
110/70mmHB, nadi 82x/menit, T 38°C, dan
dijumpai Mc Burney sign posltif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Apendisitis Akut

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Apendisitis Akut

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sign of Appendicitis

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Apendisitis  Nyeri = Positif

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis &Tatalaksana

PEMBAHASAN • Preoperatif -> observasi


TTV, resusitasi cairan, tirah
baring, puasa, antibiotik
71 IV spektrumluas
• Operatif
– Open Appendectomy=
insisi transversal (Davis-
Rockey) atau insisi oblique
(McArthur-McBurney)
pada kuadran kanan
bawah
– Laparoscopic
appendectomy

0-3 dapat dipulangkan tanpa imaging


4-6 evaluasi dengan pemeriksaan penunjang
≥7 konsulbedah
Jawaban lainnya…
B. Kolitis ulseratif -> lesi di rectum, meluas proksimal,
PEMBAHASAN continuous lesion
C. Peritonitis -> infeksi peritonium, distensi, perut
71 sepert papan
D. Apendisitis Kronik -> gejala apendisitis yang kornis
E. Abses hepar -> -> Riwayat disentri amebic,
Ludwig sign +

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kemungkinan diagnosis pasien adalah
PEMBAHASAN ...

71 A. Apendisitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki 54 tahun datang dengan keluhan
benjolan di lengan bawah, kenyal sewarna kulit
membulat tidak nyeri dengan puncta di
tengahnya. Kemungkinan diagnosisnya adalah . . .
SOAL
A. Kista Aterom
B. Kista phylar
C. Kista dermis
72 D. Steatoma
E. Kista epidermoid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Kista Aterom
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki 54 tahun

72 • keluhan benjolan di lengan bawah, kenyal


sewarna kulit membulat tidak nyeri dengan
puncta di tengahnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lipoma Kista ateroma Kista dermoid Ganglion
•Deposisil emak •Sumbatan muara •Klinis :massa •Degenerasi kistik
Dibawah kulit Kelenjar sebasea Konsistensi kistik, Jaringan periartikuler,
•Sering pada laki2 •Klinis : massakistik Tidak mobile Kapsuls endi atau
>40 Dengan puncta, tidak (menempel kedasar), Pembungkust endon
PEMBAHASAN thn nyeri, tidakmobile Sewarna kulit •Wanita > laki-laki
•Klinis :mobile, massa (menempelkekulit •Predileksi :dahi, •Klinis :massa
Padat –lunak batas atas) sudut Konsistensi kenyal,

72 tegas,permukaan
licin,berkapsul
•Predileksi :seluruh
tubuh
•Predileksi: kulit yang
Banyak mengandung
Kelenjar sebasea
•Tatalaksana
luarmata, kepala
•Tatalaksana:
•Eksisi
Batas tegas,tidak
Mobile terfiksir ke
Kapsul tendon. Massa
Dapat membesar
•Tatalaksana: •Eksisi Dengan aktifitas,
•Bedah eksisi Dapat menghilang
•Ekstirpasi spontan
•Predileksi:
Pergelangan tangan
(dorsalmanus)
•Tatalaksana:
•Imobilisasi
•Injeksi
hialorudinase
•Diseksi tonotome
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM •Aspirasi ganglion
Jawaban lainnya…
B. Kista phylar -> tidak relevant
PEMBAHASAN C. Kista dermis -> massa Konsistensi kistik, Tidak
mobile(menempel kedasar), Sewarna kulit
72 Predileksi :dahi, sudut mata
D. Steatoma -> tidak relevant
E. Kista epidermoid -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Kemungkinan diagnosisnya adalah . . .

72 A. Kista Aterom

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan usia 30 tahun diantar ke IGD RS
setelahmengalami KLL. Pasien mengeluh nyeri dada.
Pada pemeriksaan TD 130/80mmHg. N: 100x/m, RR:
16x/m. pemeriksaan status lokalis didapatkan beberapa
segment costae tidak ikut mengembang saat inspirasi
SOAL dan justru terlihat mengembang saat ekspirasi.
Didapatkan fraktur segmen costae 2,3,4, dada kanan.
Diagnosis pasien ini?
73 A. Pneumothorax
B. Flail chest
C. Cardiac tamponade
D. Hematopneumothorax
E. Hematothorax

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Flail chest

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Perempuan usia 30 tahun

73 • mengeluh nyeri dada


• PF : TD 130/80mmHg. N: 100x/m, RR: 16x/m.
• didapatkan beberapa segment costae tidak ikut
mengembang saat inspirasi dan justru terlihat
mengembang saat ekspirasi
• Didapatkan fraktur segmen costae 2,3,4, dada
kanan.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Hemotoraks Laserasi •Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok,
PEMBAHASAN Pembuluh darah takikardia, Frothy/ bloodysputum.
Dikavum toraks •Suara napas menghilang pada tempat yang

73
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak.
Simple Trauma tumpul •Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
pneumotoraks spontan Udara bocor kedalam rongga dada.
•Nyeri dada, dispneu, takipneu.
•Suara napas menurun /menghilang, perkusi
Dada hipersonor
Open Luka penetrasi di •Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
pneumotoraks areatoraks masukkeronggapleura.
•Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis.
•Suara napas menurun/ menghilang
•Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi
•Sucking chest wound
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Tension Udara yg terkumpul •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah,
PEMBAHASAN pneumotoraks Dirongga pleura tidak •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi
Dapat keluarlagi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea.
(mekanisme pentil) •Penggunaan otot-otot bantu napas,

73 Flailchest Fraktur segmental


Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor.
•Nyeri saat bernapas
Tulang iga, •Pernapasan paradoksal
Melibatkan minimal 3
Tulang iga.
Efusipleura CHF, pneumonia, •Sesak, batuk,nyeri dada,yang
keganasan, TBparu, Disebabkan oleh ritasi pleura.
emboliparu •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun,
Pergerakan dinding dada tertinggal
Pada area yang terkena.
Pneumonia Infeksi,inflamasi •Demam, dispneu, batuk, ronki
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
FLAIL CHEST Flail chest:
• Beberapa tulang iga
• Beberapa garis fraktur pada
PEMBAHASAN satu tulang iga

73

The first rib is often fractured posteriorly (black


Fraktur segmental dari tulang-tulang iga yang arrows). If multiple rib fractures occur along the
berdekatan, sehingga ada bagian dari dinding midlateral (red arrows) or anterior chest wall
dada yang bergerak secara independen (blue arrows), a flail chest (dotted
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
black lines) may result.
FLAIL CHEST
• Flail chest akibat trauma → multiple fraktur kosta (dua atau lebih
tulang iga yang berurutan mengalami fraktur pada dua tempat atau
PEMBAHASAN lebih)
• Menyebabkan → Gerakan paradoksal pada dinding dada karena
terbentuk segmen bebas yang dapat tertarik ke dalam saat inspirasi
73 (paradoks: karena dinding dada seharusnya bergerak ke luar saat
ekspirasi).
• Flail chest tidak menyebabkan hipoksia, masalah utama karena
trauma pada paru yang mengakibatkan kontusio paru
• Pemeriksaan: X-ray (multiple fraktur + gambaran radiolusen)
• Tatalaksana:
• Awal : ventilasi adekuat, pemebrian oksigen, resusitasi cairan
• Bedah:
• Stabilisasi bedahàtidak rutin dilakukan
• Operasi fiksasi jika ada penyakit yang mendasari misal Multipel Myeloma
FLAIL CHEST DAN KONTUSIO PARU

PEMBAHASAN

73
Flail chest : fraktur
iga multiple, nafas
paradoksal

Sumber : ATLS
Treatment
• ABC ’s dengan c -spine control sesuai indikasi
•Analgesik kuat
PEMBAHASAN •intercostal blocks
•Hindari analgesik narkotik

73 •Ventilation membaik -> tidal volume meningkat, oksigen darah


meningkat
• Ventilasi tekanan positif
• Hindari barotrauma
•Chest tubes bila dibutuhkan
•Perbaiki posisi pasien
•Posisikan pasien pada posisi yang paling nyaman dan membantu
mengurangi nyeri -> Pasien miring pada sisi yang terkena
•Aggressive pulmonary toilet
•Surgical fixation -> rarely needed
•Rawat inap -> 24 hours observasion
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pneumothorax -> Dispneu, takipneu, Suara
PEMBAHASAN napas menghilang, perkusi hipersonor
C. Cardiac tamponade ->Hipotensi, JVP
73 meningkat, suara jantung menjauh (trias Beck)
D. Hematopneumothorax -> tidak relevant
E. Hematothorax-> jejas pada dada, pergerakan
dada asimetris, perkusis pekak, suara nafas
menurun, vocal fremitus menurun, radioopak
pada rontgen dada

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

73 B. Flail chest

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki usia 23 tahun diantar ke IGD setelah tertusuk
benda tajam pada dada kiri. Terdapat luka di thorax
anterior sisi medial papila mamae sinistra. TD:
70/50mmHg, Vena leher tampak melebar. Suara nafas
vesikuler di kedua paru. Penatalaksanaan berikutnya
SOAL yang paling tepat adalah?
A. Rontgen thorax
B. Intubasi endotrakeal
74 C. EKG
D. Insersi tabung pada cavum thorax sebelah kiri
E. Perikardiosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Perikardiosintesis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki usia 23 tahun

74 • ke IGD setelah tertusuk benda tajam pada dada


kiri
• Terdapat luka di thorax anterior sisi medial papila
mamae sinistra
• TD: 70/50mmHg, Vena leher tampak melebar.
Suara nafas vesikuler di kedua paru
• DX : Tamponade Jantung
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cardiac Tamponade
Pemeriksaan Fisik
PEMBAHASAN Gejala
• Takikardi
• Takipnea dan DOE, rest
• Hypotension shock
74 air hunger
• Weakness • Elevated JVP with
bluntedy descent
• Presyncope
• Dysphagia • Muffled heart sounds
• Batu • Pulsus paradoxus
– Bunyi jantung masih
• Anorexia terdengar namun nadi
• (Chest pain) radialis tidak teraba saat
inspirasi
• (Pericardial friction rub)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cardiac Tamponade

PEMBAHASAN

74

“ Water bottle configuration"


 bayangan pembesaran jantung yang simetris
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cardiac Tamponade

PEMBAHASAN • Dicurigai Tamponade jantung:


– Echocardiography

74 – Pericardiocentesis
• Dilakukan segera  untuk
diagnosis dan terapi
• Needle pericardiocentesis
– Sering kali merupakan pilihan
terbaik saat terdapat kecurigaan
adanya tamponade jantung atau
terdapat penyebab yang
diketahui untuk timbulnya
tamponade jantung
Jawaban lainnya…
A. Rontgen thorax -> bukan penatalaksanaan pada
PEMBAHASAN kasus
B. Intubasi endotrakeal -> bukan penatalaksanaan
74 pada kasus
C. EKG -> bukan penatalaksanaan pada kasus
D. Insersi tabung pada cavum thorax sebelah kiri ->
bukan penatalaksanaan pada kasus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Penatalaksanaan berikutnya yang
PEMBAHASAN paling tepat adalah . . .

74 E. Perikardiosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi laki-laki usia 7 hari mengalami muntah
kehijauan 2 jam setelah minum ASI. Bayi lahir
kurang bulan dengan berat lahir 2100 gram. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan perut tampak distensi.
SOAL
Dari pemeriksaan radiologi tampak gambaran
double buble. Diagnosis pada pasien ini?
A. Atresia esofagus tanpa fistula
75 B. Atresia esofagus dengan fistula
C. Atresia pilorus
D. Atresia duodenum
E. Hirschprung’s disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Atresia duodenum

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Bayi laki-laki usia 7 hari

75 • muntah kehijauan 2 jam setelah minum ASI


• Bayi lahir kurang bulan dengan berat lahir 2100
gram.
• perut. Dari pemeriksaan radiologi tampak
gambaran double buble

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Congenital Malformation
Disorder Definition RadiologicFindings
PEMBAHASAN
Hirschprung Congenital Barium Enema: atransition zone that
aganglionic Separates the small-tonormal - diameter

75 Intussusception
megacolon

Apart of the
Aganglionic bowel from the dilated bowel
above
Intussusception found in air or barium
intestinehas enema
Invaginated into
Another section of
intestine
Duodenal Dueodenum PlainX-ray: Double Bubble sign
atresia
AnalAtresia birthdefectsin Knee chest position/ invertogram: to
whichtherectumis Determined the distance of rectum stump
malformed To the skin(anal dimple)
http://emedicine.medscape.com/
Atresia Esofagus

PEMBAHASAN Atresia Esofagus adalah esofagus


(kerongkongan) yang tidak terbentuk secara
75 sempurna. Pada atresi esofagus,
kerongkongan menyempit atau buntu; tidak
tersambung dengan lambung sebagaimana
mestinya. Kebanyakan bayi yang menderita
atresia esofagus juga memiliki fistula
trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal
antara kerongkongan dan trakea /pipa udara).
Atresia / Stenosis Duodeni
• Atresia: complete
obstruction; stenosis:
PEMBAHASAN
partial obstruction
• Lokasi tersering di
75 duodenum pars
horizontal
• Symptom: regurgitasi &
vomit (bilous vomit)
• Dx : (double bubble)
– Plain photo In approximately 80% of affected
– Barium meal / OMD neonates, the site of duodenal atresia is
postampullary, so that the patient may
present with bilious vomiting.
Double bubble Sign

PEMBAHASAN

75

• Plain film radiograph


“Double bubble” Sign Barium meal / OMD
(gas-filled stomach and duodenum
dilatation with no distal gas)
• Without abdominal distension
Jawaban lainnya…
A. Atresia esofagus tanpa fistula -> atresia tanp
PEMBAHASAN disertai defek pada esofagus
B. Atresia esofagus dengan fistula -> atresia tanp
75 disertai defek pada esofagus
C. Atresia pilorus -> tidak relevant
E. Hirschprung’s disease -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

75 D. Atresia duodenum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 20 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut.
Awalnya pasien mengeluhkan nyeri perut di epigastrium
yang menjalar ke perut kanan bawah. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah 110/S0mmHg,
nadi 98x/menit, T 39°C. Pada pemeriksaan abdomen
SOAL dijumpai defans muskuiar dan fenomena papan. Apa
diagnosis pasien?
A. Peritonitis
76 B. Apendisitis
C. Kolitis ulaeratif
D. Kolelitiasis
E. Kolesistitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Peritonitis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki, 20 tahun,

76 • keluhan nyeri perut.


• Awalnya pasien mengeluhkan nyeri perut di
epigastrium yang menjalar ke perut kanan bawah
• PF : tekanan darah 110/S0mmHg, nadi SOx/menit,
T 39°C.
• pemeriksaan abdomen dijumpai defans muskuiar
dan fenomena papan
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Peritonitis

PEMBAHASAN • Peritonitis Sekunder


– Bakteri, enzim, atau cairan empedu mencapai
76 peritoneum dari suatu robekan yang berasal dari traltus
bilier atau GIT
• Peritonitis TB
– Robekan tersebut dapat disebabkan oleh”
• Pankreatitis
• Perforasi appendiks
• Ulkus gaster
• Crohn’s disease
• Diverticulitis
• Komplikasi tifoid
Gejala dan Tanda
PEMBAHASAN

76
PEMBAHASAN

76

Gambaran radiologis pada peritonitis:


a) adanya kekaburan pada cavum abdomen
b) preperitonial fat dan psoas line menghilang
c) adanya udara bebas subdiafragma atau
d) adanya udara bebas intra peritoneal
Jawaban lainnya…
B. Apendisitis -> nyeri perut menjalar kanan bawah,
PEMBAHASAN rovsing sign (+), demam
C. Kolitis ulaeratif -> diare kronis, nyeri perut,
76 demam, lead pipe lession
D. Kolelitiasis -> tidak relevant
E. Kolesistitis-> Nyeri epigastrik/ kanan atas,
menjalar ke bahu/Punggung, mual, muntah,
demam, murphy sign (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

76 A. Peritonitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pria 49 tahun nyeri pinggang kanan yang menjalar ke
buah zakar sejak 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri ketok CVA +/-, TD 110/80 mmHg, nadi
110x / menit, Tax 36,7 C, Hasil foto polos abdomen
didapatkan radioopak di paravertebra setinggi L4. Terapi
SOAL simptomatik yang paling tepat diberikan adalah…
A. Spasmolitik dan analgetik
B. Analgetik dan antibiotik
77 C. Analgetik dan diuretik
D. Analgetik dan antipiretik
E. Spasmolitik dan roboransia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Spasmolitik dan analgetik

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pria 49 tahun

77 • nyeri pinggang kanan yang menjalar ke buah


zakar sejak 2 jam yang lalu
• PF: nyeri ketok CVA +/-.
• TD 110/80 mmHg, nadi 110x / menit, Tax 36,7 C,
• Hasil foto polos abdomen didapatkan radioopak
di paravertebra setinggi L4.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Batu Saluran Kemih (Urolithiasis)

PEMBAHASAN • Nephrolithiasis
• Ureterolithiasis
77 • Vesicolithiasis
• Urethrolithiasis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lokasi Gejala
GINJAL Nyeri regio flank / nyeri pinggang, dapat berupa
(Nephrolithiasis) -Nyeri kolik akibat aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, atau
-Non-kolik akibat peregangan kapsul ginjal, hidronefrosis, atau infeksi pada
ginjal
- Nyeri ketok kostovertebra (+), massa ginjal (bila hidronefrosis)
Nyeri pinggang kolik (akibat peristaltik) dan menjalar (nyeri alih), tergantung
PEMBAHASAN URETER
(Ureterolithiasis) letak batu :
- Ureter proksimal -> pinggang setinggi pusar (T10)

77 VESICA
- Ureter media -> medial paha, inguinal, skrotum (L1-3)
- Ureter distal -> ujung penis (S2-3), + disuria
-Gejala iritatif (frekuensi, urgensi, nokturia)
(Vesicolithiasis) -Miksi tiba-tiba berhenti dan menjadi lancar kembali dengan perubahan
posisi tubuh.
- Nyeri berkemih pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, atau kaki
-Anak sering mengeluh enuresis nokturna, sering menarik-narik penisnya
(laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (perempuan)
URETHRA Miksi tiba-tiba berhenti, -> retensi urin.
(Urethrolithiasis) -Batu pada urethra anterior -> benjolan keras di penis, atau tampak di
meatus uretra eksterna. Nyeri pada glans penis.
- Batu pada WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
urethra posterior -> nyeri pada perineum atau rectum
Urinary Tract Referred Pain

PEMBAHASAN

77

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jenis-jenis Batu

PEMBAHASAN

77

• Batu RADIOPAK pada BNO  batu KALSIUM (kalsium oksalat, kalsium


fosfat), batu CYSTINE, batu STRUVIT (MAP)
pada BNO  batu ASAM URAT murni
• Batu RADIOLUSENWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Batu Kalsium (70-80 %)
• Hiperkalsiuri
– Absorptif (peningkatan absrobsi di usus)
PEMBAHASAN – renal (reabsorbsi turun)
– resorptif (kalsium tulang)  pada hiperparatiroidisme

77 • Hiperoksaluri
– post operasi usus atau banyak konsumsi makanan yang kaya oksalat (teh, kopi
instan, soft drink, coklat, bayam, dll)
• Hiperurikosuria
– asam urat bertindak sebagai inti batu/nidus untuk terbentuknya batu kalsium
oksalat.
• Hipositraturia
– Di dalam urin, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat 
cegah ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
• Hipomagnesuria.
– Di dalam urin, magnesium bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium
oksalat  cegah ikatan kalsium dengan oksalat.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Batu Struvit
PEMBAHASAN • Nama lain = MAP (magnesium ammonium phosphate)
• >> PADA PEREMPUAN, BERHUBUNGAN DENGAN ISK

77 • Infeksi oleh bakteri yang memproduksi urease ->


hidrolisis urea menjadi ammonium -> pH urin
meningkat -> mengurangi kelarutan fosfat -> struvit
mengendap
• Batu struvit dapat tumbuh besar dan memenuhi kaliks
& pelvis renalis -> membentuk staghorn calculi.
• Struvit merupakan 70% pembentuk batu staghorn,
dan biasanya bercampur dengan kalsium fosfat
-> radioopak
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Batu Staghorn
PEMBAHASAN

77

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis
PEMBAHASAN • Hematuria, kristal, tanda infeksi

Darah Rutin dan Kimia Darah


77 • Terutama ureum, creatinin, asam urat

Radiologi
• BNO / KUB  hanya untuk batu radioopak (kalsium, sistin, staghorn)
• IVP  bisa untuk batu radiolusen / non-opak (asam urat)
• USG  aman untuk ibu hamil dan pasien yang memiliki kontraindikasi IVP.
Dapat melihat semua batu (radioopak atau radiolusen pada BNO)
• Pyelografi antegrade/retrograde  bila fungsi voiding terganggu (misal
pada obstructive uropathy)
• CT scan  gold standard batu saluran kemih
BNO = Blass NierWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Overzicht/KUB = Kidney Ureter Bladder
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN

77
IVP

BNO
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM USG
Tatalaksana Urolithiasis
Indikasi pengeluaran batu aktif
PEMBAHASAN • Kasus batu dengan kemungkinan keluar spontan rendah
• Adanya obstruksi saluran kemih persisten

77 •


Ukuran batu >15 mm
Adanya infeksi
Nyeri menetap atau berulang
• Disertai infeksi
• Batu metabolik yang tumbuh cepat
• Adanya gangguan fungsi ginjal
• Keadaan sosial pasien

Indikasi terapi konservatif / ekspulsif medikamentosa


• Belum memiliki indikasi untuk pengeluaran batu aktif
• Biasanya pada batu <5WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
mm, lokasi di ureter distal, tidak ada obstuksi total
Tatalaksana Urolithiasis
Tujuan
• Mengatasi nyeri, menghilangkan batu, mencegah rekurensi
PEMBAHASAN Terapi konservatif / Terapi ekspulsif medikamentosa
• Peningkatan asupan minum (1-2 L/hari) dengan target diuresis 2L/hari

77 • Manajamen nyeri  analgetik, NSAID


• Pemantauan berkala setiap 1-14 hari sekali selama maksimal 6 minggu

Pelarutan
• Batu asam urat, hanya terjadi pada urin yang asam (pH 6,2)  alkalinisasi urindengan
Natrium bikarbonat. Lakukan terapi untuk hiperurisemia

Lithotripsi

Pembedahan
• Batu kaliks  adanya hidrokaliks, nefrolitiasis kompleks, ESWL gagal
• Batu pelvis  adanya hidronefrosis, infeksi, nyeri hebat, staghorn calculi
• Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, impaksi ureter
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Batu buli-buli  ukuran >3 cm
Jawaban lainnya…
B. Analgetik dan antibiotic -> tidak ada indikasi
PEMBAHASAN pemberian antibiotiks
C. Analgetik dan diuretik -> tidak relevant
77 D. Analgetik dan antipiretik -> tidak relevant
E. Spasmolitik dan roboransia-> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Terapi simptomatik yang paling tepat
PEMBAHASAN diberikan adalah…

77 A. Spasmolitik dan analgetik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
terdapat benjolan di wajah sejak 9 bulan terakhir.
benjolan dirasa makin membesar. Pasien mengatakan
banjolan tidak nyeri, tidak didapatkan warna kemerahan
baik pada benjolan ataupun disekitar benjolan. TD:
SOAL 120/100mmHg, N:80x/m, RR: 20x/m, lain-lain dalam batas
normal. Pemeriksaan statuslokalis: benjolan ukuran 2cm,
batas tegas, kistik, dan ada bintik hitam diatasnya.
78 Diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
A. Kista ganglion
B. Lipoma
C. Kista epidermoid
D. Kista atherom
E. Kista dermoid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Kista atherom
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Laki-laki 22 tahun
• keluhan terdapat benjolan di wajah sejak 9 bulan terakhir
78 •

benjolan dirasa makin membesar
Pasien mengatakan banjolan tidak nyeri, tidak didapatkan
warna kemerahan baik pada benjolan ataupun disekitar
benjolan
• TD: 120/100mmHg, N:80x/m, RR: 20x/m, lain-lain dalam
batas normal.
• statuslokalis: benjolan ukuran 2cm, batas tegas, kistik, dan
ada bintik hitam diatasnya.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lipoma Kista ateroma Kista dermoid Ganglion
•Deposisil emak •Sumbatan muara •Klinis :massa •Degenerasi kistik
Dibawah kulit Kelenjar sebasea Konsistensi kistik, Jaringan periartikuler,
•Sering pada laki2 •Klinis :massakistik Tidak mobile Kapsuls endi atau
>40 Dengan puncta, tidak (menempel kedasar), Pembungkust endon
thn nyeri, tidakmobile Sewarna kulit •Wanita > laki-laki
•Klinis :mobile, massa (menempelkekulit •Predileksi :dahi, •Klinis :massa
PEMBAHASAN Padat –lunak batas atas) sudut Konsistensi kenyal,
tegas,permukaan •Predileksi:kulityang luarmata, kepala Batas tegas,tidak
•Tatalaksana:

78
licin,berkapsul Banyak mengandung Mobile terfiksir ke
•Predileksi :seluruh Kelenjar sebasea •Eksisi Kapsul tendon. Massa
tubuh •Tatalaksana Dapat membesar
•Tatalaksana: •Eksisi Dengan aktifitas,
•Bedah eksisi Dapat menghilang
•Ekstirpasi spontan
•Predileksi:
Pergelangan tangan
(dorsalmanus)
•Tatalaksana:
•Imobilisasi
•Injeksi
hialorudinase
•Diseksi tonotome
•Aspirasi ganglion
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

78

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Kista ganglion -> Degenerasi kistik Jaringan
PEMBAHASAN periartikuler, Kapsuls endi atau Pembungkust
endon
78 B. Lipoma -> Degenerasi kistik Jaringan
periartikuler, Kapsuls endi atau Pembungkust
endon
C. Kista epidermoid -> benjolan non-kanker di
bawah kulit yang dapat muncul pada bagian
kulit
E. Kista dermoid -> massa Konsistensi kistik, Tidak
mobile (menempel kedasar), Sewarna kulit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

78 D. Kista atherom

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki 27 tahun. Diantar oleh keluarganya ke
IGD dengan riwayat terkena ledakan di ruang tertutup.
Kesadaran pasien menurun. Pada pemeriksaan tampak
sianosis, terdengar stridor. Ketika pasien batuk, keluar
sputum berwarna kehitaman. Apa tindakan pertama
SOAL yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
A. Pasang oksigen nasal kanul
B. Lakukan trakeostomi
79 C. Lakukan intubasi
D. Pasang infus tetesan maksimal
E. Pasang mayo

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Lakukan intubasi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki 27 tahun.

79 • riwayat terkena ledakan di ruang tertutup.


• Kesadaran pasien menurun
• tampak sianosis, terdengar stridor
• Ketika pasien batuk, keluar sputum berwarna
kehitaman.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Inhalation Injury

PEMBAHASAN • Antisipasi gangguan respirasi pada korban luka bakar yang


memiliki luka di :
– Kepala, wajah, atau dada
79 – Rambut hidung, atau alis terbakar
– Suara serak, takipnea atau keluar air liur yang banyak(pasien
kesulitan untuk menelan air liur)
– Kehilangan kesadaran di lokasi kejadian
– Mukosa Nasal atau Oral berwarna merah atau kering
– Jelaga pada mulut atau hidung
– Batuk dengan sputum kehitaman
– Lokasi kebakaran yang tertutup atau terdapat riw. terperangkap
• Semua pasien yang terperangkap dalam api memiliki
kemungkinan keracunan CO atau mengalami hipoksia
Inhalation Injury Management
• Airway, Oxygenation and Ventilation
– Penilaian awal karena sering terhadap edema
jalan napas
PEMBAHASAN • Airway Control – Pertimbangkan Intubasi awal dengan RSI(rapid
sequence intubation)  Ventilator
• Ventilator •

Inflamasi dari alveoli  mengurangi oxigenasi

79
After intubated, patients with inhalation injury
• Chest physiotherapy should receive mechanical ventilation
– Recommended HFPV (High frequency percussion
• Suctioning ventilation)
– Trend for less barotrauma, less VAP, less sedation
– Bila tidak dapat dilakukan
• Therapeutic intubasi  krikotirodotomi
bronchoscopy – Bila terdapat keragu-raguan  oxygenate and
ventilate
• Pharmacologic – Bronkodilator dapat dipertimbangkan bila
terdapat bronkospasm
adjuncts – Diuretik tidak sesuai untuk pulmonary edema
• Circulation
– Tatalaksana syok
– IV Access
• LR/NS large bore, multiple IVs
• Titrate fluids to maintain systolic BP and perfusion
– Avoid MAST/PASG
Krikotirotomy
PEMBAHASAN
Suatu insisi untuk
mengamankan jalan nafas

79 pasien selama situasi keadaan


darurat tertentu, misalnya
adanya benda asing di saluran
nafas, edema saluran nafas,
pasien yang tidak mampu
bernafas dengan sendiri
secara adekuat, atau pada
kasus trauma berat wajah
yang menghalangi masuknya
endotrakeal tube melalui
mulut.
TEKNIK KRIKOTIROTOMI :
PEMBAHASAN • Pasien tidur terlentang, kepala ekstensi

• Cari daerah antara puncak tulang rawan tiroid dan kartilago


79 krikoid

• Infiltrasi dengan anastetikum

• Buat sayatan

• Tusukkan pisau dengan arah ke bawah

• Masukkan kanul atau bila tidak tersedia bisa pipa plastik untuk

sementara
LEBIH DARI 24 JAM

PEMBAHASAN
MENGIRITASI JARINGAN DI SEKITAR SUBGLOTIS

79 TERBENTUK JARINGAN GRANULASI

STENOSIS SUBGLOTIK
PEMBAHASAN

79
Jawaban lainnya…
A. Pasang oksigen nasal kanul -> bukan terapi
PEMBAHASAN utama
B. Lakukan trakeostomi -> bukan terapi utama
79 D. Pasang infus tetesan maksimal -> bukan terapi
utama
E. Pasang mayo-> bukan terapi utama

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan pertama yang harus
PEMBAHASAN dilakukan pada pasien tersebut adalah . . .

79 C. Lakukan intubasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki 47 tahun datang ke IGD RS setelah
tangannya tersiram air panas. Pada pemeriksaan TTV
dalam batas normal. Tampak lesi kemerahan di lengan
bawah kanan dan tangan kanan. Pasien mengatakan
sangat nyeri saat disentuh. Bula (+). Apakah diagnosis
SOAL kasus diatas?
A. Combutio Derajat I
B. Combution Derajat IIa
80 C. Combutio Derajat IIb
D. Combutio Derajat III
E. Combutio Derajat IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Combution Derajat IIa

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pasien laki-laki 47 tahun ‘

80 • tangannya tersiram air panas


• Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal.
• Tampak lesi kemerahan di lengan bawah kanan
dan tangan kanan
• sangat nyeri saat disentuh. Bula (+).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Luka Bakar
PEMBAHASAN

80

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

80

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

80 prick test (+)


Rule of nines
PEMBAHASAN

80

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Adult
Jawaban lainnya…
A. Combutio Derajat I -> kulit, hiperemis, udem
PEMBAHASAN C. Combutio Derajat IIb -> rasa nyeri berkurang
D. Combutio Derajat III -> rasa nyeri berkurang,
terdapat jaringan nekrosis
80 E. Combutio Derajat IV -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

80 B. Combution Derajat IIa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 28 tahun, UK 14 minggu, datang
dengan keluhan perdarahan pervaginam dan disertai nyeri
perut bagian bawah. TFU tidak teraba, pada pemeriksaan
bimanual teraba uterus sebesar telur bebek, ostium uteri
terbuka 1 cm dan teraba jaringan. Penanganan yang
SOAL paling tepat dilakukan adalah?

A. Manual sisa plasenta


81 B.
C.
AVM atau kuretase
Pemberian tokolitik
D. Pemberian analgetik
E. Tirah baring total

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. AVM ATAU KURETASE
Keywords :
• Wanita usia 28 tahun, UK 14 minggu
PEMBAHASAN
• Keluhan perdarahan pervaginam

81 •

Nyeri perut (+), TFU tidak teraba
Pemeriksaan bimanual  teraba uterus sebesar telur
bebek
• Ostium uteri terbuka 1cm dan teraba jaringan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ABORTUS
• Definisi  pengeluaran hasil • Diagnosis
konsepsi sebelum janin dapat
• Perdarahan pervaginam
PEMBAHASAN hidup di luar kandungan  <22
• Nyeri perut
minggu / <20 minggu/<500 gram

81 (who)

• Etiologi
• Pengeluaran sebagian produk
konsepsi

• Serviks dapat tertutup/


• Janin  kelainan genetic/
kromosom terbuka

• Ibu  infeksi, hormonal, • Ukuran uterus lebih kecil dari

imunologis, anatomis, sinekia seharusnya


uteri
• Penunjang  USG
• Ayah  kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS
Jenis abortus Portio Jaringan Tatalaksana
IMINENS Tertutup (-) Tirah baring

INSIPIENS Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase


PEMBAHASAN
INKOMPLIT Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

81 KOMPLIT Tertutup (+)

Abortus lainnya
Tidak ada tindakan khusus

Abortus habitualis  telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut


Abortus septik  abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion  fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan apa – apa
(perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

81

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS IMMINENS

PEMBAHASAN

81 Jika perdarahan tetap,


dapat diberikan Tokolitik
(Nifedipine 3 x 10 mg)
Atau
Hormon Progesteron

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS INSIPIENS

PEMBAHASAN

81

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PADA KASUS  MENGALAMI ABORTUS
INKOMPLIT

PEMBAHASAN

81

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS KOMPLIT

PEMBAHASAN

81

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Manual sisa jaringan  bukan pilihan yang tepat

PEMBAHASAN C. Pemberian tokolitik  untuk kasus PPI

81 D. Pemberian analgetik  seharusnya dilakukan AVM atau


kuretase terlebih dahulu

E. Tirah baring total  untuk kasus abortus imminens

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penanganan yang paling tepat dilakukan
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

81 B. AVM ATAU KURETASE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 33 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut
hebat dan perdarahan dari jalan lahir. Pasien terlambat haid 2 bulan.
Riwayat KET pada kehamilan pertama. Pada pemeriksaan fisik pasien
tampak anemis TD 80/50 mmHg, HR 120x/menit, RR 24x/menit, suhu
afebris. Pada pemeriksaan dalam uterus teraba umur kehamilan 8
minggu, nyeri goyang portio (+). Tindakan apa yang harus segera
dilakukan?
SOAL
A. Persiapan laparotomi cito

82 B.
C.
D.
Resusitasi cairan dengan ringer laktat
Kuretase emergensi
Observasi
E. Pemeriksaan USG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. RESUSITASI CAIRAN DENGAN RINGER LAKTAT
Keywords :
• Seorang wanita usia 33 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri perut hebat dan perdarahan dari jalan lahir
• Terlambat haid 2 bulan
82 • Tampak anemis, TD 80/50 mmHg, HR 120x/menit, RR 24x/menit
• Suhu afebris
• Pemeriksaan dalam  teraba umur kehamilan 8 minggu, nyeri
goyang portio (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
• Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium
rahim

• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus
PEMBAHASAN
Klasifikasi :

82  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii :

• Ampula (55%)

• Isthmus (25%)

• Fimbria (15%)

• Interstitial (5%)

 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi :

 Faktor Uterus :
PEMBAHASAN
• Tumor rahim yang menekan tuba

82 • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)

 Faktor Ovum :

• Migrasi eksterna dari ovum

• Perlengketan membrana granulosa

• Rapid cell division

• Migrasi internal ovum

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi:

 Faktor Tuba

PEMBAHASAN • Penyempitan lumen tuba karena infeksi

• Tuba sempit, panjang, dan berlekuk

82 • Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba

• Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna

• Endometriosis tuba

• Struktur tuba sempit

• Tumor lain yang menekan tuba

• Lumen kembar dan sempit

• Perlekatan perituba dan lekukan tuba

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

• Nyeri abdomen mendadak


• Amenorea atau ganguan haid
PEMBAHASAN
• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok

82 hipovolemik
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum
douglas

• Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan


kembung
• Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN

82 Kuldosintesis
• Dilakukan untuk memeriksakan cairan
abnormal pada cavum douglas
• (+) KET  jika keluar darah berwarna
hitam - coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN
Tatalaksana Umum :
• Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau

82 Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit


pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.

Tatalaksana Khusus :
• Laparotomi CITO

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Persiapan laparotomi cito  tangani syok terlebih dahulu

PEMBAHASAN C. Kuretase emergensi  kurang tepat, dilakukan pada kasus abortus

D. Observasi  bukan pilihan yang tepat, pasien sudah syok


82 E. Pemeriksaan USG  bukan indikasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan awal yang paling tepat dilakukan
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...
B. RESUSITASI CAIRAN DENGAN RINGER LAKTAT
82

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun, G4P0A3, hamil 4 bulan datang ke
poliklinik dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak kemarin.
Perdarahan keluar sedikit-sedikit dengan sedikit sakit di perut bagian
bawah. Pasien belum merasakan pergerakan anak. TD 120/80 mmHg,
HR 100x/menit, RR 20x/menit, Tax afebris. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan uterus sebesar 17-18 minggu, ostium uteri tertutup, Hb 9,8
g/dl. Apakah diagnosis yang paling tepat?
SOAL
A. Abortus insipiens

83 B.
C.
D.
Abortus imminens
Recurren abortion
Abortus inkomplitus
E. Abortus septik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. RECURREN ABORTION
Keywords :
• Seorang wanita usia 30 tahun G4P0A3, UK 4 bulan
PEMBAHASAN • Datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak
kemarin

83 • Keluhan disertai nyeri ada perut bagian bawah


• Pasien belum merasakan gerakn janin
• TD 120/80 mmHg, HR 100x/menit, RR 24x/menit, Tax afebris
• Pemeriksaan dalam  ostium uteri tertutup
• Hb 9,8 g/dl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ABORTUS
• Definisi  pengeluaran hasil • Diagnosis
konsepsi sebelum janin dapat
• Perdarahan pervaginam
PEMBAHASAN hidup di luar kandungan  <22
• Nyeri perut
minggu / <20 minggu/<500 gram

83 (who)

• Etiologi
• Pengeluaran sebagian produk
konsepsi

• Serviks dapat tertutup/


• Janin  kelainan genetic/
kromosom terbuka

• Ibu  infeksi, hormonal, • Ukuran uterus lebih kecil dari

imunologis, anatomis, sinekia seharusnya


uteri
• Penunjang  USG
• Ayah  kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS
Jenis abortus Portio Jaringan Tatalaksana
IMINENS Tertutup (-) Tirah baring

INSIPIENS Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase


PEMBAHASAN
INKOMPLIT Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

83 KOMPLIT Tertutup (+)

Abortus lainnya
Tidak ada tindakan khusus

Abortus habitualis / reccurent  telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik  abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion  fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan apa – apa
(perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

83

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Abortus insipiens  portio terbuka, jaringan (-)

PEMBAHASAN B. Abortus imminens  portio tertutup, jaringan (-)


D. Abortus inkomplitus  portio terbuka, jaringan (+)
83 E. Abortus septik  abortus + tanda infeksi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

83 C. RECURREN ABORTION

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan G5P4A0 usia 30 tahun UK 32 minggu, mengeluh
perdarahan dari jalan lahir setelah berhubungan suami istri. Empat
minggu sebelumnya penderita juga mengeluh perdarahan setelah
berhubungan. TD 110/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit, Tax afebris.
Pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 12,5 g/dl. Pada pemeriksaan
luar didapatkan letak kepala masih tinggi dan DJJ 148x/menit, nyeri
perut tidak ada. Berdasarkan keadaan tersebut manakah faktor
SOAL predisposisi yang berperan untuk terjadinya kejadian tersebut?

84 A.
B.
C.
Primigravida
Grande multipara
Abortus berulang
D. Kehamilan premature
E. Trauma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. GRANDE MULTIPARA
Keywords :
• Seorang perempuan usia 28 tahun, UK 32 minggu, G5P4A0
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan setelah berhubungan suami istri
• Riwayat seperti ini sejak 4 minggu lalu
84 • TD 110/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit, tax afebris
• Pemeriksaan penunjang Hb 12,5 g/dl
• Pada pemeriksaan luar  letak kepala masih tunggu, DJJ
148x/menit
• Nyeri perut (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PLASENTA PREVIA

Faktor Risiko :
PEMBAHASAN
 Usia < 20 tahun atau > 35 tahun

84  Multiparitas (Grande Multigravida)

 Riwayat SC atau kuretase sebelumnya

 Tumor  mioma uteri, polip endometrium

 Kehamilan Gemeli

 Riwayat plasenta previa sebelumnya

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PLASENTA PREVIA
Tanda dan Gejala Klinis :

 Perdarahan pada usia kehamilan > 20 minggu

 Tidak ada nyeri


PEMBAHASAN
 Warna darah merah segar

84  Perdarahan bisa sedikit atau banyak

 Perdarahan berulang yang biasanya lebih banyaj dari


sebelumnya

 Perut tidak teraba tegang

 Penurunan bagian terendah belum masuk PAP

 Diagnosis pasti dengan “USG”  terlihat jaringan plasenta


pada osteum uteri eksternum yang membuka pada
inspekulo
Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PLASENTA PREVIA
Tatalaksana :

I. Aktif /Terminasi kehamilan

 Persalinan pervaginam

PEMBAHASAN • Plasenta previa letak rendah

84
• Plasenta previa marginalis

• Plasenta previa lateralis di anterior (anak letak kepala)

• Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban

 Persalinan perabdominal (SC) :

• Plasenta previa dengan perdarahan banyak

• Plasenta previa totalis

• Plasenta previa lateralis posterior

• Plasenta previa letak rendah dengan anak letak sungsang

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PLASENTA PREVIA
Tatalaksana :

II. Ekspektatif

 Syarat – syarat dilakukannya terapi ekspektatif

PEMBAHASAN • Keadaan umum ibu dan anak baik

84
• Perdarahan sedikit

• Usia kehamilan < 37 minggu atau tafsiran BB janin < 2500 gram

• Tidak ada his dalam persalinan

 Tatalaksana ekspektatif berupa :

• Pasang infus dan tirah baring

• Bila ada kontraksi prematur  berikan tokolitik

• Pemantauan kesejahteraan dengan USG dan KTG setiap hari

• Perbaiki anemia, pemberian SF, bila perlu tranfusi  tranfusi

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Primigravida  bukan faktor risiko

PEMBAHASAN C. Abortus berulang  terjadi karena adanya serviks


inkompeten
84 D. Kehamilan premature  sering terjadi pada kasus KPD

E. Trauma  risiko terjadinya IUFD atau abortus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, faktor predisposisi yang paling tepat untuk
PEMBAHASAN kasus diatas adalah ...

84 B. GRANDE MULTIPARA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 40 tahun, P4A0 datang dengan keluhan
perdarahan jalan lahir. Dua jam lalu pasien baru saja melahirkan.
Plasenta dikatakan lahir lengkap. Dari pemeriksaan didapatkan
kontraksi uterus baik. Pada saat melahirkan pasien dilakukan tindakan
episiotomi. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 8, leukosit 7000, dan
trombosit 178.000. Apakah kemungkinan penyebab perdarahan pada
kasus diatas?
SOAL
A. Sisa plasenta

85 B.
C.
D.
Gangguan pembekuan
Robekan jalan lahir
Atonia uteri
E. Inversio uteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. ROBEKAN JALAN LAHIR
Keywords :
• Seorang wanita usia 40 tahun, P4A0
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan dari jalan lahir setelah melahirkan 2 jam
lalu

85 • Riwayat dilakukan episiotomi


• Plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus baik
• Hb 8 g/dl, leukosit 7000, trombosit 178.000

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan Nifas :
 Early : 4T
• Tissue : Retensio plasenta,
PEMBAHASAN
Rest Plasenta

85 • Tonus : Atonia Uteri


• Trauma : Laserasi/robekalan
jalan lahir
• Thrombin : Gangguan faal
hemostasis
 Late : Subinvolusi Uterus
• Subinvolusio sendiri paling
sering terjadi karena anemia

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Sisa plasenta  bukan, karena pada kasus plasenta dikatakan lahir
lengkap
PEMBAHASAN
B. Gangguan pembekuan  bukan, karena dikasus trombosit masih

85 D.
diatas 150.000

Atonia uteri  bukan, karena dikasus tonus dikatakan baik

E. Inversio uteri  bukan, karena dikasis tidak ada hal mengarah ke


inversio uteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penyebab perdarahan yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

85 C. ROBEKAN JALAN LAHIR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 45 tahun datang ke UGD dirujuk oleh bidan
dengan perdarahan postpartum 2 jam yang lalu. Setelah melahirkan
anak ke-7 dengan berat janin 4200 gram. Plasenta lahir lengkap 5 menit
setelah bayi lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg,
HR 100x/menit. Pada jalan lahir tampak robekan hingga otot perineum.
Bagaimana derajat ruptur perineum pada pasien?
SOAL A. Ruptur perineum derajat 1
B. Ruptur perineum derajat 2

86 C.
D.
E.
Ruptur perineum derajat 3A
Ruptur perineum derajat 3B
Ruptur perineum derajat 4

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. RUPTUR PERINEUM DERAJAT 2
Keywords :
• Seorang wanita usia 45 tahun
PEMBAHASAN • Dirujuk oleh bidan karena perdarahan postpartum 2 jam lalu
• Setelah melahirkan anak ke-7 dengan BB 4200 gram
86 • Plasenta lahir lengkap 5 menit setelah bayi lahir
• Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 100x/menit
• Pada jalan lahir  terdapat robekan hingga otot perineum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA : LASERASI JALAN LAHIR

PEMBAHASAN

86

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA : LASERASI JALAN LAHIR

Robekan Perineum
PEMBAHASAN

86

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ruptur perineum derajat 1  hanya epitel vagina atau kulit
perineum saja
PEMBAHASAN
C. Ruptur perineum derajat 3A  robekan <50% dari sfingter ani

86 eksterna

D. Ruptur perineum derajat 3B  robekan >50% dari sfingter ani


eksterna

E. Ruptur perineum derajat 4  hingga epitel anus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, derajat robekan perineum yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

86 B. RUPTUR PERINEUM DERAJAT 2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan berusia 22 tahun dengan status obstetri G1P0A0
hamil 16 minggu datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
ante natal care (ANC). Anda melakukan pemeriksaan fisik kepada
pasien untuk menentukan tinggi fundus uteri. Dimanakah letak uterus
pasien ini pada pemeriksaan palpasi abdomen?

A. Setinggi umbilikus
SOAL B. Antara simfisis pubis dan umbilikus
C. Di atas simfisis pubis

87 D.
E.
Antara umbilikus dan sternum
Setinggi prosesus xipoideus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. ANTARA SIMPISIS PUBIS DAN UMBILIKUS
Keywords :
• Seorang perempuan usia 22 tahun, G1P0A0 hamil 16 minggu
PEMBAHASAN • Datang untuk melakukan ANC
• Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan tinggi fundus
87 uteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERKIRAAN UK

PEMBAHASAN

87

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Setinggi umbilikus  20 minggu

PEMBAHASAN C. Di atas simfisis pubis  12 minggu

D. Antara umbilikus dan sternum  40 minggu

87 E. Setinggi prosesus xipoideus  36 minggu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tinggi fundus uteri yang paling tepat untuk
PEMBAHASAN kasus diatas adalah ...
B. ANTARA SIMFISIS PUBIS DAN UMBILIKUS
87

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan keluhan keluar bercak
darah 4 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mulas dan telat
menstruasi selama 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80
mmHg, Hr 84x/menit, RR 20x/menit, Tax afebris. Pemeriksaan ginekologi
ditemukan OUE tertutup. Bagaimanakah penatalaksanaan yang tepat
pada kasus diatas?
SOAL A. Tirah baring
B. Kuretase

88 C.
D.
E.
Laparotomi
Laparoskopi
Pemberian cairan infus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. TIRAH BARING
Keywords :
• Wanita usia 24 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan keluar bercak darah 4 jam lalu
• Keluhan disertai mulas dan telat menstruasi sejak 3 bulan lalu
88 • TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, RR 20x/menit, tax afebris
• Pemeriksaan ginekologi  OUE tertutup

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ABORTUS
• Definisi  pengeluaran hasil • Diagnosis
konsepsi sebelum janin dapat
• Perdarahan pervaginam
PEMBAHASAN hidup di luar kandungan  <22
• Nyeri perut
minggu / <20 minggu/<500 gram

88 (who)

• Etiologi
• Pengeluaran sebagian produk
konsepsi

• Serviks dapat tertutup/


• Janin  kelainan genetic/
kromosom terbuka

• Ibu  infeksi, hormonal, • Ukuran uterus lebih kecil dari

imunologis, anatomis, sinekia seharusnya


uteri
• Penunjang  USG
• Ayah  kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS
Jenis abortus Portio Jaringan Tatalaksana
IMINENS Tertutup (-) Tirah baring

INSIPIENS Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase


PEMBAHASAN
INKOMPLIT Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

88 KOMPLIT Tertutup (+)

Abortus lainnya
Tidak ada tindakan khusus

Abortus habitualis  telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut


Abortus septik  abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion  fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan apa – apa
(perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

88

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PADA KASUS  MENGALAMI ABORTUS
IMMINENS

PEMBAHASAN

88 Jika perdarahan tetap,


dapat diberikan Tokolitik
(Nifedipine 3 x 10 mg)
Atau
Hormon Progesteron

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS INSIPIENS

PEMBAHASAN

88

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS INKOMPLIT

PEMBAHASAN

88

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ABORTUS KOMPLIT

PEMBAHASAN

88

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Kuretase  pada kasus abortus insipiens, inkomplit

PEMBAHASAN C. Laparotomi  bukan indikasi

D. Laparoskopi  bukan pilihan yang tepat


88 E. Pemberian cairan infus  tidak tepat, karena pasien tidak dalam
kondisi syok

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

88 A. TIRAH BARING

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 32 tahun belum menikah, datang dengan keluhan
menstruasi lama dan rata-rata 10 hari selama 2 tahun terakhir. Keluhan
lain disertai dengan nyeri yang hebat pada saat menstruasi di bagian
panggul. Pada pemeriksaan bimanual didapati nodul lunak di forniks
posterior dan nyeri saat uterus digerakkan. Diagnosis yang tepat pada
kasus diatas adalah?
SOAL A. Adenomiosis
B. Kista ovarium

89 C.
D.
E.
Radang serviks
Endometriosis
Mioma uteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ENDOMETRIOSIS
Keywords :
• Seorang wanita usia 32 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan menstruasi yang ata-rata lama dan disertai nyeri yang
hebat saat menstruasi sejak 2 tahun terakhir

89 • Pemeriksaan bimanual  terdapat nodul lunak di forniks


posterior dan nyeri saat uterus digerakkan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

89

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
FAKTOR RISIKO ENDOMETRIOSIS

• Faktor genetik :
PEMBAHASAN
Risiko 7x lebih besar pada riwayat ibu penderita endometriosis

89 • Faktor imunologi :

Tidak semua wanita dengan menstruasi retrograd akan


menderita endometriosis  mungkin ada kekurangan imun
yang mempengaruhi

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA KLINIS ENDOMETRIOSIS
• Dismenore :

Timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama


PEMBAHASAN menstruasi dan progresif

• Subfertilitas / infertilitas

89 • Disparenuia

• Abortus spontan :

Meningkat 40% dibandingkan wanita normal 15-25%

• Keluhan lain :

Di kolon & rektum  distensi abdomen, konstipasi

Di ureter  obstruksi, disuri, hematuri

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

89

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

89

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Adenomiosis

B. Kista ovarium  pada kasus tidak dijelaskan adanya tanda-tanda


PEMBAHASAN
kista

89 C. Radang serviks  pada kasus tidak dijelaskan adanya tanda atau


gejala infeksi

E. Mioma uteri  dikasus tidak dijelaskan tentang adanya massa yang


menonjol

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

89 D. ENDOMETRIOSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sepasang suami istri telah menikah selama 2,5 tahun dan
belum memiliki anak. Siklus haid istri normal. Suami diperiksa
spermanya berjumlah 3 cc, warna putih, bau khas, jumlah
15 juta/cc, motilitas 18%, dan bentuk sperma normal 6%.
Diagnosis pada kasus diatas adalah?
SOAL
A. Astenospermia
B. Azoospermia & astenospermia
90 C.
D.
Oligospermia & teratospermia
Azoospermia & teratospermia
E. Impotensi dini

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ASTENOSPERMIA
Keywords :
• Sepasang suami istri sudah menikah selama 2,5 tahun dan
PEMBAHASAN belum memiliki anak
• Hasil analisis sperma  jumlah 3cc, warna putih, bau khas,

90 jumlah 15 juta/cc, motilitas 18%, bentuk sperma normal 6%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANALISIS SPERMA

PEMBAHASAN

90

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Azoospermia & astenospermia  bila sama sekali tidak ada sperma
dan motilitas sperma total < 40% atau motilitas progresif < 32%
PEMBAHASAN
C. Oligospermia & teratospermia  bila jumlah sperma < 15 juta/cc

90 D.
dan bila morfologi normal < 4%

Azoospermia & teratospermia  bila sama sekali tidak ada sperma


dan bila morfologi normal < 4%

E. Impotensi dini  tidak bisa ereksi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

90 A. ASTENOSPERMIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan keputihan. Keputihan berwarna hijau
kekuningan dan disertai bau amis. Pemeriksaan dengan
speculum memperlihatkan dinding vagina yang
eritematosa dan sekret hijau kekuningan dan berbusa. Apa
SOAL kemungkinan penyebab yang dialami pasien?

A. Kandida
91 B.
C.
Herpes simplex virus
Trikomonas vaginalis
D. Gardenerella vaginalis
E. Human papilloma virus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. TRIKOMONAS VAGINALIS
Keywords :

PEMBAHASAN • Seorang perempuan usia 27 tahun

• Keluhan keputihan berwarna hijau kekuningan dan disertai bau


91 amis

• Pemeriksaan speculum  dinding vagina eritematosa


(Strawberry serviks) dan sekret hijau kekuningan dan berbusa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEPUTIHAN
Klinis Khas Penunjang Terapi
Bakterial vaginosis keputihan berbau amis “clue cell” Metronidazol 2 x 500
(etiologi: Gardnerella) Whiff test (+) mg selama 7 hari
pH > 5
PEMBAHASAN
Trikomoniasis keputihan kehijauan, Pewarnaan basah Metronidazol2 x 500

91 (etiologi :
Trichomonas )
berbuih/berbusa,
dispareunia,
“strawberry servix
appearance”
dengan NaCl mg selama 7 hari

Kandidiasis keputihan kental Pewarnaan KOH : Klotrimazol


vulvovaginal seperti keju / susu, pseudohifa intravaginal,
(etiologi : Candida) gatal, eritema vulva Nistatin intravaginal
vagina

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA IMS

PEMBAHASAN

91

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Kandida  keputihan kental seperti susu/keju

PEMBAHASAN B. Herpes simplex virus  ada 2 tipe, HSV tipe 1 dan tipe 2
D. Gardenerella vaginalis  ada clue cell
91 E. Human papilloma virus  kasus kondiloma akuminata

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

91 C. TRIKOMONAS VAGINALIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 28 tahun G1P0A0 datang dengan
keluhan nyeri ulu hati. TD 170/90 mmHg, proteinuria (+), UK
36 minggu, dan terdapat peningkatan SGOT/SGPT.
Diagnosis yang paling tepat dari kasus diatas adalah?

SOAL A. Preeklamsia dengan malaria


B. Preeklamsia dengan dyspepsia
C. HEELP syndrome
92 D.
E.
Preeklamsia
Preeklamsia berat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. HELLP SYNDROME
Keywords :
• Perempuan usia 28 tahun, G1P0A0
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri ulu hatiTD 170/90 mmHg, proteinuri (+)
• UK 36 minggu
92 • Nilai SGOT/SGPT meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam
PEMBAHASAN pada wanita yang sebelumnya normotensi.

92 • Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria


pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang tonik klonik disusul


dengan koma

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Hipertensi kronis :
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
PEMBAHASAN • Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu

92 • Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)


• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

Preeklampsia Ringan

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu

• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan


protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Preeklampsia Berat

• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu

PEMBAHASAN • Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥ 2+ atau pemeriksaan protein

kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam

92 • Atau disertai keterlibatan organ lain:

• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati

• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas

• Sakit kepala , skotoma penglihatan

• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif

• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik :

• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik

• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000


PEMBAHASAN sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu

92 Impending eklamsia  PEB disertai salah satu gejala dari nyeri kepala
hebat, gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan
tekanan darah yang progresif

Eklampsia :

• Kejang umum dan/atau koma

• Tanda dan gejala preeklampsia

• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,


perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HELLP SYNDROME
• Trias :

 Hemolysis  Total bilirubin > 1.2 mg/dl


PEMBAHASAN
 Elevated Liver Enzyme  SGOT > 70 U/L, LDH > 600 U/L

92  Low Platelet (<150.000)

• Manajemen sama seperti PEB, ditambahkan :

 Pasti terminasi kehamilan

 Dexamethasone IV bolus 2x10 mg, bila platelet <


100.000 atau bila ada gejala PEB lain, lalu tappering off

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HELLP SYNDROME

PEMBAHASAN

92

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Preeklamsia dengan malaria  tidak ada gejala malaria pada
kasus
PEMBAHASAN
B. Preeklamsia dengan dyspepsia  dispepsia tidak ada peningkatan

92 D.
SGOT/SGPT

Preeklamsia  hanya disertai dengan adanya proteinuri

E. Preeklamsia berat  belum terjadi peningkatan SGPT / SGOT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

92 C. HELLP SYNDROME

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita berusia 25 tahun primigravida dengan UK 36 minggu.
Pasien datang ke poli kandungan untuk kontrol kehamilan. Dilakukan
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan leopold 1
bagian janin di fundus uteri sulit diidentifikasi, leopold 2 teraba keras,
dan balotement pada sisi kanan dan teraba lunak pada sisi kiri dan
pada leopold 3 bagian janin juga sulit ditentukan. Posisi janin yang
paling mungkin berdasarkan pemeriksaan tersebut adalah?
SOAL
A. Letak kepala

93 B.
C.
D.
Letak kaki
Letak oblik
Letak lintang
E. Letak bokong

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. LETAK LINTANG
Keywords :
• Perempuan usia 25 tahun
PEMBAHASAN • Datang ke poli untuk memeriksakan kehamilan
• Leopold 1  bagian janin diatas fundus susah diraba
93 • Leopold 2  teraba keras dan ballotement di sisi kanan dan
teraba lunak di sisi kiri
• Leopold 3  Bagian janin juga sulit ditentukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LEOPOLD

PEMBAHASAN

93
• Menentukan
• Mengukur
seberapa jauh
tinggi fundus
• Mengetahui • Mengetahui masuknya janin
uteri
bagian kanan bagian terbawah • Konvergen 
• Mengetahui
dan kiri janin janin sudah masuk
bagian teratas
• Divergen 
janin
belum masuk

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LEOPOLD

PEMBAHASAN

93
• Teraba keras  kepala
• Teraba lunak  bokong
• Teraba berbenjol-benjol  ekstremitas
• Teraba garis lurus memanjang  tulang
belakang

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LEOPOLD

Analisis soal ...


• Leopold 1 bagian janin di fundus sulit diidentifikasi
PEMBAHASAN
• Leopold 2 teraba keras dan balottement pada sisi

93 kanan dan teraba lunak pada sisi kiri


• Leopold 3 bagian janin juga sulit ditemukan

Letak Lintang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Letak kepala  leopold 3 teraba keras

PEMBAHASAN B. Letak kaki  teraba 1 atau 2 bagian kecil


C. Letak oblik
93 E. Letak bokong  leopold 3 teraba lunak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, posisi janin yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

93 D. LETAK LINTANG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 37 tahun, P5A0 pasca melahirkan 1 jam yang
lalu di rumah bidan, dibawa ke RS dengan perdarahan kurang lebih 2-3
gelas, plasenta belum lahir. Pasien mengeluh lemah, limbung,
berkeringat dingin dan menggigil. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 80/60 mmHg, HR 120x/menit. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8 gr%. Apakah diagnosis yang paling tepat untuk kasus
diatas adalah?
SOAL
A. Plasenta previa

94 B.
C.
D.
Plasenta letak rendah
Retentio plasenta
Solusio plasenta
E. Sisa plasenta

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. RETENTIO PLASENTA
Keywords :
• Seorang perempuan usia 37 tahun, P5A0, pasca melahirkan 1
PEMBAHASAN jam lalu
• Perdarahan kurang lebih 2-3 gelas, plasenta belum lahir

94 • Keluhan lain  lemah, limbung, berkeringat dingin


• TD 80/60 mmHg, HR 120x/menit, Hb 8 gr%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TISSUE  RETENSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

94

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA RETENSIO PLASENTA

• Plasenta yang belum keluar 30 menit setelah janin lahir dan


PEMBAHASAN
dilakukan manajemen kala III maka termasuk retensio

94 plasenta

• Pada kasus retensio plasenta, manajemen terbaru dari WHO


meliputi :

• Oksitosin IV

• Manual plasenta

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

94

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Plasenta previa  perdarahan > 20 minggu, nyeri (-)

PEMBAHASAN B. Plasenta letak rendah  plasenta dimana tepi bawahnya berada


pada jarak lebih kurang 2 cm dari osteum uteri internum.

94 D. Solusio plasenta  perdarahan > 20 minggu, nyeri (+)

E. Sisa plasenta  perdarahan pos melahirkan karena plasenta tidak


lahir lengkap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

94 C. RETENTIO PLASENTA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 35 tahun, G5P4A0 hamil aterm, UK 38 minggu,
datang ke puskesmas dengan keluhan mules-mules. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
obstetri didapatkan leopold 1 teraba bagian keras melenting, leopold 3
teraba 2 bokong dan 1 tumit. His (+), DJJ (+) 144x/menit. Apakah
tindakan awal yang dapat dilakukan pada kasus diatas?
SOAL A. Sectio cesaria
B. Oksitosin drip

95 C.
D.
E.
Amniotomi
Partus pervaginam
Versi luar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. VERSI LUAR
Keywords :
• Seorang perempuan usia 35 tahun, G5P4A0, aterm, UK 38
PEMBAHASAN minggu
• Leopold 1 teraba keras dan melenting

95 • Leopold 3 teraba 2 bokong dan 1 tumit


• DJJ 144x/menit, His (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERSALINAN SUNGSANG
• Sungsang
sempurna /
sungsang • Bokong murni /
lengkap / sungsang
PEMBAHASAN murni
bokong
sempurna /

95 bokong lengkap

• Teraba 2
bokong, 2
• Teraba 2
bokong

• Teraba bokong
tumit dan kaki,
panggul posisi
• Teraba bokong flexi, lutut
extensi
dan kaki dalam • Bokong tidak lengkap / bokong tidak
posisi flexi sempurna / sungsang tidak lengkap /
panggul flexi sungsang tidak sempurna
lutut
• Teraba 2 bokong, 1 tumit
Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

www.futuredoctorindonesia.com
PERSALINAN SUNGSANG

Persalinan bokong/bahu
• Bokong sempurna
• Bokong murni
PEMBAHASAN • Bokong tidak
Prediktor gagal : sempurna dengan
Putar versi luar

95 • Bokong masuk panggul


• Ada pembukaan
pembukaan lengkap

Syarat putar versi luar :


• UK harus ≥ 37 minggu
• DJJ normal Gagal : SC

Per Vaginam (Bracht)

Berhasil : Per vaginam

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013
www.futuredoctorindonesia.com
Analisis kasus ...
Pada kasus :
• Pada leopold 3 teraba 2 bokong dan 1 tumit
PEMBAHASAN
• Pasien didiagnosis hamil dengan janin posisi bokong tidak sempurna

95 • DJJ 144x/menit  normal

• UK 38 mingu  aterm

• Tatalaksana awal adalah Versi Luar karena telah memenuhi


syarat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Sectio cesaria  jika dengan putar versi luar gagal

PEMBAHASAN B. Oksitosin drip  tidak ada indikasi

95 C. Amniotomi  tidak ada indikasi

D. Partus pervaginam  harus dicoba dengan putar versi


luar dulu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan awal yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

95 E. VERSI LUAR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 28 tahun datang ke IGD mengeluh nyeri perut
kanan bawah. Keluar darah dari jalan lahir berwarna coklat tua. Pasien
sudah telat haid selama 2 bulan. PF konjungtiva anemis, TD 90/70
mmHg, HR 112x/menit, RR 24x/menit. Pada pemeriksaan ginekologis
cavum douglas menonjol, nyeri goyang portio (+) tes beta HCG urin (+).
Diagnosis yang paling tepat pada kasus diatas adalah?
SOAL A. Abortus imminens
B. Abortus insipiens

96 C.
D.
E.
KET
Torsio kista ovarium
Infeksi pelvis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KET
Keywords :
• Seorang perempuan usia 28 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri perut kanan bawah dan keluar darah dari jalan
lahir berwarna coklat tua

96 • Sudah telat haid 2 bulan


• PF  konjungtiva anemis, TD 90/70 mmHg, HR 112x/menit, RR
24x/menit
• Cavum douglas menonjol, nyeri goyang portio (+), tes beta
HCG urin (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
• Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium
rahim

• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus
PEMBAHASAN
Klasifikasi :

96  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii :

• Ampula (55%)

• Isthmus (25%)

• Fimbria (15%)

• Interstitial (5%)

 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi :

 Faktor Uterus :
PEMBAHASAN
• Tumor rahim yang menekan tuba

96 • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)

 Faktor Ovum :

• Migrasi eksterna dari ovum

• Perlengketan membrana granulosa

• Rapid cell division

• Migrasi internal ovum

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi:

 Faktor Tuba

PEMBAHASAN • Penyempitan lumen tuba karena infeksi

• Tuba sempit, panjang, dan berlekuk

96 • Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba

• Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna

• Endometriosis tuba

• Struktur tuba sempit

• Tumor lain yang menekan tuba

• Lumen kembar dan sempit

• Perlekatan perituba dan lekukan tuba

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

• Nyeri abdomen mendadak


• Amenorea atau ganguan haid
PEMBAHASAN
• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok

96 hipovolemik
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum
douglas

• Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan


kembung
• Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN

96 Kuldosintesis
• Dilakukan untuk memeriksakan cairan
abnormal pada cavum douglas
• (+) KET  jika keluar darah berwarna
hitam - coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN
Tatalaksana Umum :
• Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau

96 Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit


pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.

Tatalaksana Khusus :
• Laparotomi CITO

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Abortus imminens  portio tertutup, jaringan (-)

PEMBAHASAN B. Abortus insipiens  portio terbuka, jaringan (-)

96 D. Torsio kista ovarium  nyeri mendadak pada perut


kanan atau kiri dan teraba masa terpelintir

E. Infeksi pelvis  tidak ada tanda infeksi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

96 C. KET

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 35 tahun, G3P2A0 datang ke puskesmas
dengan keluhan sesak nafas, terasa semakin berat setelah makan dan
tidur terlentang. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan wheezing,
didapatkan tinggi fundus uteri 40cm, lingkar perut 110cm, DJJ tidak
dapat ditentukan dan pemeriksaan bagian-bagian janin tidak dapat
ditentukan, namun pada pemeriksaan USG didapatkan janin tunggal,
hidup intrauterine, letak kepala, tidak ditemukan kelainan kongenital
SOAL mayor dan biometri sesuai dengan usia kehamilan 34-36 minggu.
Diagnosis yang paling tepat adalah?

97 A.
B.
Malformasi janin
Polihidramnion
C. Asma dengan kehamilan
D. Kelainan jantung dengan kehamilan
E. DM dengan kehamilan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. POLIHIDRAMNION
Keywords :
• Seorang perempuan usia 35 tahun, G3P2A0
PEMBAHASAN • Keluhan sesak nafas, memberat setelah makan dan tidur
terlentang

97 • PF  wheezing (-), TFU 40cm, DJJ dan bagian-bagian janin tidak


dapat ditentukan
• USG  janin tunggal hidup, kelainan kongenital (-), biometri
sesuai usia 34-36 minggu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UTERUS LEBIH BESAR DARI KEHAMILAN

PEMBAHASAN • Gemelli

• Polihidramnion
97 • Giant baby

• Mola Hidatidosa  terdeteksi pada kehamilan


usia muda, gambaran badai salju pada USG

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
POLIHIDRAMNION
• Hidramnion atau poli hidramnion 
jumlah air ketuban melebihi dari batas
PEMBAHASAN normal
• Volume ketuban normal  1-2 liter

97 • Oligohidramnion  kekurangan air


ketuban
• Gejala hidramnion :
• Pembesaran uterus dengan kesulitan
meraba bagian kecil janin /
mendengar denyut janin
• Akibat overdistensi  dispnea, edema
ekstremitas bawah, vulva

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Malformasi janin  pada kasus, kelainan kongenital (-)

PEMBAHASAN C. Asma dengan kehamilan  pada kasus, wheezing (-)

D. Kelainan jantung dengan kehamilan  seharusnya sesak setelah

97 beraktivitas, tidak ada data ekg

E. DM dengan kehamilan  tidak ada data tentang DM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

97 B. POLIHIDRAMNION

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 25 tahun, G2P1A0 hamil cukup bulan, datang
dengan keluhan keluar air sejak 2 hari, lendir darah (-), mulas (-), pada
pemeriksaan inspekulo ditemukan pooling cairan, jernih, tidak berbau di
forniks posterior dan dinding vagina. Pada pemeriksaan VT terdapat
pembukaan 2cm, serviks tebal. Nitrazin test (+). Diagnosis yang paling
tepat pada kasus diatas adalah?
SOAL A. Inkontinensia urin
B. Fistula vesiko vaginal

98 C.
D.
E.
Fisiologis kehamilan
KPD
Inpartu kala I

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. KPD
Keywords :
• Seorang perempuan usia 25 tahun, G2P1A0, cukup bulan
PEMBAHASAN • Keluhan keluar air sejak 2 hari
• Lendir darah (-), mulas (-)
98 • Pemeriksaan inspekulo  terdapat pooling cairan jernih, tidak
berbau di forniks posterior dan dinding vagina
• VT  pembukaan 2cm, serviks tebal, nitrazin test (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

98

Sumber : WHO Pedoman diagnosis dan tatalaksana

www.futuredoctorindonesia.com
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

98

Sumber : WHO Pedoman diagnosis dan tatalaksana

www.futuredoctorindonesia.com
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

98

Sumber : WHO Pedoman diagnosis dan tatalaksana

www.futuredoctorindonesia.com
TATALAKSANA KPD

PEMBAHASAN

98

Sumber : WHO Pedoman diagnosis dan tatalaksana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA KPD

PEMBAHASAN

98

Sumber : WHO Pedoman diagnosis dan tatalaksana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Inkontinensia urin  bukan, karena pada kasus bukan tidak bia
menahan kencing
PEMBAHASAN
B. Fistula vesiko vaginal

98 C. Fisiologis kehamilan  tidak tepat, karena belum ada tanda inpartu


seperti lendir bercampur darah ataupun kontraksi uterus

D. Inpartu kala I  tidak tepat, karena belum ada pembukaan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

98 D. KPD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita dirujuk oleh bidan dengan kala II sejak 2 jam yang lalu
dan ibu sudah mengalami kelelahan. Pemeriksaan ditemukan
pembukaan lengkap, kepala turun sampai Hodge IV, ubun-ubun kecil
arah jam 12. Penanganan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah?

A. Vakum ekstraksi
B. Forsep
SOAL C. Oksitosin
D. Sectio cesarea

99 E. APN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. FORCEP
Keywords :
• Seorang perempuan dirujuk oleh bidan dengan kala II sejak 2
PEMBAHASAN jam lalu dan sudah kelelahan
• Pemeriksaan  pembukaan lengkap, kepala turun hodge IV,

99 ubun-ubun kecil arah jam 12

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kala II Memanjang

PEMBAHASAN • Tidak ada kemajuan penurunan terendah janin


pada kala II
99 • Maksimal 2 jam untuk nullipara dan 1 jam untuk
multipara
• Maksimal 3 jam untuk nullipara dan 2 jam untuk
multipara dengan analgesia epidural

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
Indikasi Persalinan Operatif
Pervaginam (Forsep/ Vakum)
99 Maternal  penyakit jantung, trauma paru, infeksi
intrapartum , kondisi neurologi tertentu,
pemanjangan kala II (TERSERING)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Vakum ekstraksi  bukan indikasi, karena ibu telah kelelahan

PEMBAHASAN C. Oksitosin  tidak ada indikasi karena bukaan telah lengkaP

D. Sectio cesarea  harus dicoba dengan forcep terlebih dahulu


99 E. APN  bukan pilihan yang tepat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penanganan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

99 B. FORCEP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 22 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan
perdarahan dari jalan lahir dalam jumlah banyak setelah melahirkan
anak pertamanya di dukun beranak. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
HR 100x/menit dan kontraksi uterus lemah. Penanganan yang paling
tepat untuk kasus diatas adalah?

A. Misoprostol
SOAL B. Amoksisilin
C. Ergonovin

100 D.
E.
Ridoprin
Oxytocin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. OXYTOCIN
Keywords :
• Seorang perempuan usia 22 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan dari jalan lahir setelah melahirkan anak
pertama di dukun beranak

100 • Pemeriksaan fisik  TD 100/60 mmHg, HR 100x/menit, kontraksi


uterus lemah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI
Definisi :

 Keadaan terhadap lemah atau gagalnya


PEMBAHASAN
tonus/kontraksi otot rahim yang menyebabkan

100 uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka


dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir

 Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada


daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar

 Penyebab tersering perdarahan postpartum (2/3


dari semua perdarahan postpartum disebabkan
oleh atonia uteri

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI
Faktor Risiko :

 Distensi rahim yang berlebihan oleh karena kehamilan


PEMBAHASAN
gemeli, polihidramnion, atau bayi makrosomia

100 


Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep

Kehamilan grande multipara

 Ibu dengan keadaan umum yang jelek seperti anemis


atau menderita penyakit kronis

 Adanya mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim

 Memiliki riwayat atonia uteru sebelumnya

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI

TANDA DAN GEJALA


PEMBAHASAN

100 Gejala Yang Selalu


Ada
• Kontraksi lembek
• Perdarahan post
partum

Gejala Yang Syok (TD rendah,


Terkadang Timbul Takikardia, gelisah)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI
1. Oksitosin

• Jika uterus tidak keras  diindikasikan untuk pemijatan fundus


secara kuat
PEMBAHASAN
• Berikan 20 unit (2 ampul) oksitosin dalam 1000 ml cairan

100 kristaloid dengan kecepatan 10 ml/menit bersamaan dengan


pemijatan uterus.

• Jangan diberikan bolus  Hipotensi dan aritmia

2. Ergotamin

• Diberikan jika oksitosin yang disalurkan secara cepat melalui infus tidak
terbukti efektif

• Sebagian dokter memberikan metergin 0,2 mg secara intramuskuler

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI
3. Derivat Prostaglandin (Misiprostol)

• Dalam keadaan uterus tidak berespon terhadap


oksitosin/ergometrin  hal ini dapat dipergunakan
PEMBAHASAN
• Berikan prostaglandin F2a (250 mg) secara intramuskuler atau

100
langsung pada miometrium (trans abdominal)

• Pemberian dapat diulang dalam 5 menit dan 2 atau 3 jam


setelahnya

4. Kompresi Bianual

• Jika obat-obatan tersebut tidak berespons untuk waktu yang singkat


 kompresi bimanual

• Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina dan sambil


membuat kepalan yang diletakkan pada forniks anterior,
sedangkan tangan kanan pada perut penderita dan memegang
fundus dengan telapak tangan dan dengan ibu jari didepan serta
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan jari-jari lain di belakang uterus
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI

5. Tampon uretrovaginal

PEMBAHASAN • Selain kompresi bimanual  hal ini dapat digunakan

• Namun sudah jarang digunakan  harus dilakukan

100 secara sempurna

6. Tindakan Operatif

• Jika semua usaha yang dilakukan gagal  Tindakan


Operatif

• Dapat dilakukan laprotomi  mengikat arteri hipogastrika


kanan dan kiri
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Misoprostol  jika tidak membaik dengan oksitosin

PEMBAHASAN B. Amoksisilin  antibiotik


C. Ergonovin
100 D. Ridoprin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penanganan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

100 E. OXYTOCIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan 4 bulan
mengeluh perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir. Sebelumnya pasien
sudah dikonfirmasi hamil oleh dokter menggunakan USG 2 bulan
sebelumnya. Pada pemeriksaan didapatkan TFU sesuai dengan umur
kehamilan, spekulum porsio tertutup, perdarahan (-). Plano tes (-).
Apakah diagnosis pasien pada kasus tersebut?
SOAL A. Abortus imminens
B. Abortus insipiens

101 C.
D.
E.
Mola hidatidosa
Missed abortus
Abortus inkomplit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. MISSED ABORTUS
Keywords :
• Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0, hamil 4 bulan
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir
• Sebelumnya sudah dikonfirmasi hamil oleh dokter 2 bulan lalu
101 • Pada pemeriksaan  TFU sesuai usia kehamilan, spekulum
porsio tertutup, perdarahan (-). Plano test (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ABORTUS
• Definisi  pengeluaran hasil • Diagnosis
konsepsi sebelum janin dapat
• Perdarahan pervaginam
PEMBAHASAN hidup di luar kandungan  <22
• Nyeri perut
minggu / <20 minggu/<500 gram

101 (who)

• Etiologi
• Pengeluaran sebagian produk
konsepsi

• Serviks dapat tertutup/


• Janin  kelainan genetic/
kromosom terbuka

• Ibu  infeksi, hormonal, • Ukuran uterus lebih kecil dari

imunologis, anatomis, sinekia seharusnya


uteri
• Penunjang  USG
• Ayah  kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS
Jenis abortus Portio Jaringan Tatalaksana
IMINENS Tertutup (-) Tirah baring

INSIPIENS Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase


PEMBAHASAN
INKOMPLIT Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

101 KOMPLIT Tertutup (+)

Abortus lainnya
Tidak ada tindakan khusus

Abortus habitualis  telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut


Abortus septik  abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion  fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan apa – apa
(perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

101

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Abortus imminens  portio tertutup, jaringan (-)

PEMBAHASAN B. Abortus insipiens  portio terbuka, jaringan (-)


C. Mola hidatidosa  TFU lebih besar dari UK
101 E. Abortus inkomplit  portio terbuka, jaringan (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

101 D. MISSED ABORTUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 20 tahun melahirkan di bidan dibawa ke UGD
karena perdarahan setelah melahirkan sejak 2 jam yang lalu setelah
plasenta lahir, keluar benjolan berwarna merah dan perdarahan.
Tanda-tanda vital TD 70/50 mmHg, HR 138x/menit dan teraba lemah, RR
28x/menit. Pada inspeksi ditemukan benjolan kasar berwarna merah
dan perdarahan. Diagnosis yang paling mungkin adalah?
SOAL A. Inversio uteri
B. Ruptur uteri

102 C.
D.
E.
Ruptur vagina
Mioma uteri
Myoma geburt

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. INVERSIO UTERI
Keywords :
• Seorang wanita usia 20 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan setelah melahirkan sejak 2 jam lalu setelah
plasenta lahir

102 • Keluar benjolan berwarna merah dan perdarahan


• TTV TD 70/50 mmHg, HR 138x/menit, RR 28x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERDARAHAN POST PARTUM

PEMBAHASAN

102

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERDARAHAN POST PARTUM

PEMBAHASAN

102

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Ruptur uteri  perdarahan segera, nyeri perut hebat, kontraksi
hilang
PEMBAHASAN
C. Ruptur vagina  terdapat robekan pada vagina

102 D. Mioma uteri  tumor jinak pada dinding uterus, teraba masa di
sekitar rahim

E. Myoma geburt  mioma yang keluar dari rahim ke vagina melalui


saluran serviks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

102 A. INVERSIO UTERI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 36 tahun G7A4P2, hamil 8 bulan, ANC
sekarang TD 160/100 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sebelum hamil. ANC sebelumnya TD 140/90 mmHg.
Pasien pernah punya riwayat tekanan darah tinggi saat hamil
sebelumnya. Diagnosis yang paling mungkin adalah?

A. Preeklamsia berat
SOAL B. Eklamsia
C. Superimposed preeklamsia

103 D.
E.
Hipertensi kronis
Preeklamsia ringan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. HIPERTENSI KRONIS
Keywords :
• Seorang perempuan usia 36 tahun, G7A4P2, hamil 8 bulan
PEMBAHASAN • Pemeriksaan saat ini TD 160.100 mmHg, HR 80x/menit, RR
20x/menit

103 • Riwayat hipertensi (+), ANC sebelumnya TD 140/90 mmHg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam
PEMBAHASAN pada wanita yang sebelumnya normotensi.

103 • Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria


pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang tonik klonik disusul


dengan koma

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Hipertensi kronis :
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
PEMBAHASAN
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu

103 • Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)


• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

Preeklampsia Ringan

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu

• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan


protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Preeklampsia Berat

• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu

PEMBAHASAN • Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥ 2+ atau pemeriksaan protein

kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam

103 • Atau disertai keterlibatan organ lain:

• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati

• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas

• Sakit kepala , skotoma penglihatan

• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif

• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik :

• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik

• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000


PEMBAHASAN sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu

103 Impending eklamsia  PEB disertai salah satu gejala dari nyeri kepala
hebat, gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan
tekanan darah yang progresif

Eklampsia :

• Kejang umum dan/atau koma

• Tanda dan gejala preeklampsia

• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,


perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HELLP SYNDROME
• Trias :

 Hemolysis  Total bilirubin > 1.2 mg/dl


PEMBAHASAN
 Elevated Liver Enzyme  SGOT > 70 U/L, LDH > 600 U/L

103  Low Platelet (<150.000)

• Manajemen sama seperti PEB, ditambahkan :

 Pasti terminasi kehamilan

 Dexamethasone IV bolus 2x10 mg, bila platelet <


100.000 atau bila ada gejala PEB lain, lalu tappering off

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HELLP SYNDROME

PEMBAHASAN

103

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Preeklamsia berat  HT + proteinuri minimal (+2)

PEMBAHASAN B. Eklamsia  sudah disertai kejang


C. Superimposed preeklamsia  hipertensi kronis + peb
103 E. Preeklamsia ringan  HT + proteinuri (+1)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

103 D. HIPERTENSI KRONIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan keluar
bercak darah dari kemaluan. Sudah 2 bulan tidak menstruasi. Keluhan
disertai mual dan muntah. TFU 3 jari diatas pusar. Plano test (+), DJJ (-),
ballotement (-). Diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas adalah?

A. KET
B. Abortus imminens
SOAL C. Abortus insipiens
D. Missed abortus

104 E. Mola hidatidosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. MOLA HIDATIDOSA
Keywords :
• Seorang perempuan usia 30 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan keluar bercak darah dari kemaluan
Sudah 2 bulan tidak menstruasi
104 •
• Keluhan disertai mual dan muntah
• TFU 3 jari diatas pusat, plano test (+), DJJ (-), ballotemen (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI

PEMBAHASAN
Mola Hidatidosa (hamil anggur)

104  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar,


dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang,
dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidrofik  membentuk anggur

 Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih,


tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

KLASIFIKASI
PEMBAHASAN

104 Lengkap Parsial Invasif

• Vili Hidropik • Janin tidak • Korioadenoma


• Tidak ada janin teridentifikasi destruen
dan membran • Campuran vili • Menginvasi
• Kromosom hidropik dan miometrium
maternalhaploid normal • Terdiagnosis 6
• Paternal 2 haploid • Kromosom bulan pasca
paternal diploid evakuasi mola

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

104

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

PEMBAHASAN
Penyebab belum diketahui
secara pasti

104 Faktor Predisposisi antara lain :


• Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan)
• Imunoselektif  trofoblast
• Sosioekonomi rendah
• Paritas tinggi
• Usia hamil > 45 tahun
• Kekurangan protein
• Infeksi virus
• Faktor kromosom yang belum jelas
Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA
• Besar uterus > UK (50% > UK)
• Perdarahan pervaginam
Gejala
• Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-)
PEMBAHASAN Klinis • Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan
tirotoksikosis

104 USG
• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai
salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional
• MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai
“echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus
gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal

Lab • Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi

• Degenerasi hidropik vili korealis


Histo -
• Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan
patologi • Proliferasi sel-sel trofoblas

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

104
Hasil USG Kasus Mola
Hidatidosa

Gambaran Klinis Kasus


Mola Hidatidosa
Histopatologi Kasus
Mola Hidatidosa
www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PRINSIP TATALAKSANA
PEMBAHASAN
Perbaikan Keadaan Umum

104
Evakuasi Mola Hidatidosa

Pengawasan Lanjut Pasca


Evakuasi

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Perbaikan Keadaan Umum :

104 • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan /


mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis

• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan


infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit) 
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan
 Pengeluaran jaringan mola :
• (kuretage / vakum kuretase)
• Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak
Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) :

104 • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas


• Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate
(MTX) atau Actinomycin
 Pemeriksaan tindak lanjut :
• Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1
tahun)
• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan
• Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak
mengacaukan hasil
Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. KET  perdarahan < 20 minggu, nyeri perut hebat di sisi kanan atau
kiri, plano test (+)
PEMBAHASAN
B. Abortus imminens  portio tertutup, jaringan (-)

104 C. Abortus insipiens  portio terbuka, jaringan (-)

D. Missed abortus  fetus meninggal sebelum usia 20 minggu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

104 E. MOLA HIDATIDOSA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 28 tahun, datang dengan keluhan
nyeri pada payudaranya sejak 5 hari terakhir. Pasien baru
saja melahirkan anaknya sekitar 3 minggu lalu dan
dikatakan aktif memberi ASI. Payudara tampak hiperemis
dan nyeri tekan. Tanda vital ditemukan suhu aksila terukur
SOAL 38oC. Diagnosis yang tepat adalah?

A. Mastitis
105 B.
C.
Abses payudara
Mastalgia
D. Ginekomasti
E. Kanker payudara

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. MASTITIS
Keywords :
• Perempuan, 28 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri pada payudara
Post melahirkan 3 minggu lalu dan aktif menyusui
105 •
• Pemeriksaan payudara tampak hiperemis
• Tanda vital ditemukan suhu aksila 38oC

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MASTITIS

PEMBAHASAN

105

Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London:
Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA MASTITIS DAN ABSES MAMMAE

PEMBAHASAN

105

Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London:
Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Abses payudara  keluhan mirip mastitis, namun keluar cairan
kental (pus) dari puting, fluktuatif
PEMBAHASAN
C. Mastalgia  nyeri pada payudara tanpa gejala sistemik.

105 D. Ginekomasti  biasanya pada laki-laki dimana terjadi pembesaran


pada kelenjar payudara

E. Kanker payudara  keganasan pada payudara, dominan teraba


benjolan, penurunan berat badan (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

105 A. MASTITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan berusia 35 tahun, datang ke poli
umum puskesmas dengan keluhan benjolan di kelopak
mata kanan bagian dalam, benjolan muncul sejak 2 bulan
yang lalu, saat awal muncul terasa sakit tetapi saat ini
sudah tidak sakit, tidak membesar, penglihatan tidak
SOAL terganggu. Pemeriksaan fisik menunjukkan massa padat di
palpebra superior, eritema (-), nyeri tekan (-). Diagnosis
untuk kasus ini adalah
106 A.Hordeoulum interna
B. Hordeolum eksterna
C.Kalazion
D.Blefaritis anterior
E. Dakrioadenitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KALAZION

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• benjolan di kelopak mata, 2 bulan

106 • nyeri (-), penglihatan normal


• PF: massa padat di palpebra superior, eritema (-),
nyeri tekan (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KALAZION VS HORDEOLUM
Seringkali berasal dari hordeolum kronik Akibat sumbatan kelenjar zeis dan moll
→ membentuk jaringan granulasi → (hordeolum eksterna atau kelenjar
PEMBAHASAN tanda inflamasi (-), nyeri (-), hiperemis meibom (hordeolum interna)
(-) Biasanya merupakan infeksi

106 Tatalaksana:
• Kecil → dibiarkan / injeksi steroid +
kompres mata
Staphylococcus
Nyeri (+), hiperemis (+)
Tatalaksana :
• Mata dikompres hangan 4 -6x/hari
• Besar → insisi kuretase selama 15 menit
• Kelopak mata dibersihkan dengan
sabun/sampo
• Oxytetrasiklin / kloramfenikol salep
mata / 8 jam atau kloramfenikol
tetes mata 1 tetes/2 jam
• Oral: eritromisin 500 mg sesuai BB

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KALAZION VS HORDEOLUM

PEMBAHASAN

106

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A.Hordeoulum interna : nyeri (+), hiperemis (+), onset < 2
PEMBAHASAN minggu
B. Hordeolum eksterna: nyeri (+), hiperemis (+), onset < 2
minggu
106 D. Blefaritis anterior: radang pada tepi kelopak mata,
terdapat sisik dan krusta di sekitar dasar bulu mata
E. Dakrioadenitis: radang pada kelenjar lakrimalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis untuk kasus ini adalah…

106 C. KALAZION

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia10 tahun, datang ke poli KIA
puskesmas dengan keluhan benjolan di kelopak mata kiri
bawah bagian dalam sejak 3 hari yang lalu, benjolan terasa
sakit dan memerah, penglihatan masih jelas. Pemeriksaan
fisik menunjukkan massa kenyal di palpebra inferior,
SOAL hiperemis (+), nyeri tekan (+), injeksi conjunctiva palpebra
inferior (+). Penyebab terjadinya penyakit tersebut adalah…

107 A.Sumbatan kelenjar meibom


B. Sumbatan kelenjar zeis
C.Sumbatan kelenjar moll
D.Sumbatan kelenjar lacrimalis
E. Sumbatan kelenjar sebacea

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. SUMBATAN KELENJAR MEIBOM

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian

107 dalam, 3 hari


• Benjolan sakit dan memerah, penglihatan jelas.
• PF: massa kenyal di palpebra inferior, hiperemis
(+), nyeri tekan (+), injeksi conjunctiva palpebra
inferior (+)
→ Diagnosis: hordeolum interna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM
• Akibat sumbatan kelenjar zeis dan moll (hordeolum
eksterna atau kelenjar meibom (hordeolum interna)
PEMBAHASAN
• Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus
• Nyeri (+), hiperemis (+)
107

Hordeolum eksterna Hordeolum interna


Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM vs KALAZION

PEMBAHASAN

107

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM
• Tatalaksana :
PEMBAHASAN Mata dikompres hangan 4 -6x/hari selama 15 menit
Kelopak mata dibersihkan dengan sabun bayi (yang tidak
mengiritasi mata)
107 Oxytetrasiklin / kloramfenikol salep mata / 8 jam atau
kloramfenikol tetes mata 1 tetes/2 jam
Oral: eritromisin 500 mg sesuai BB
Konservatif tidak respon → pembedahan untuk drainase
hordeolum

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Sumbatan kelenjar zeis : hordeolum eksterna
PEMBAHASAN C.Sumbatan kelenjar moll: hordeolum eksterna
D.Sumbatan kelenjar lacrimalis: dakrioadenitis

107 E. Sumbatan kelenjar sebacea: kelenjar sebacea di mata


berdiferensiasi menjadi kelenjar zeis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penyebab terjadinya penyakit tersebut
adalah…
PEMBAHASAN

107 A. Sumbatan kelenjar meibom

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun, datang ke poli
KIA puskesmas dengan keluhan benjolan di kelopak mata
kanan atas sejak 3 hari yang lalu, benjolan terasa sakit dan
memerah. Mata kanan pasien juga memerah dan keluar air
mata, penglihatan masih jelas. Pemeriksaan fisik
SOAL menunjukkan massa kenyal di palpebra superior, eritema
(+), nyeri tekan (+), injeksi conjunctiva palpebra superior (+).
Tatalaksana yang kurang tepat untuk kasus di atas adalah
108 A. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit
B. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau sabun
bayi (yang tidak menimbulkan iritasi)
C. Oxytetrasiklin salep mata setiap 8 jam
D. Fluorometolon tetes mata dua kali sehari
E. Eritromisin oral 500 mg sesuai dengan berat badan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. FLUOROMETOLON TETES MATA DUA
KALI SEHARI
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• benjolan di kelopak mata kanan atas, 3 hari

108 • Benjolan sakit dan merah, penglihatan jelas


• PF: massa kenyal di palpebra superior, eritema (+),
nyeri tekan (+), inj conjunctiva palpebra superior
(+).

→ Diagnosis: hordeolum eksterna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM
• Akibat sumbatan kelenjar zeis dan moll (hordeolum
eksterna atau kelenjar meibom (hordeolum interna)
PEMBAHASAN
• Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus
• Nyeri (+), hiperemis (+)
108

Hordeolum eksterna Hordeolum interna


Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM vs KALAZION

PEMBAHASAN

108

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HORDEOLUM
• Tatalaksana :
PEMBAHASAN Mata dikompres hangan 4 -6x/hari selama 15 menit
Kelopak mata dibersihkan dengan sabun/sampo

108 Oxytetrasiklin / kloramfenikol salep mata / 8 jam atau


kloramfenikol tetes mata 1 tetes/2 jam
Oral: eritromisin 500 mg sesuai BB
Konservatif tidak respon → pembedahan untuk drainase
hordeolum

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit :
PEMBAHASAN tatalaksana hordeolum
B. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau sabun
bayi (yang tidak menimbulkan iritasi): tatalaksana
108 hordeolum
C. Oxytetrasiklin salep mata setiap 8 jam: tatalaksana
hordeolum
E. Eritromisin oral 500 mg sesuai dengan berat badan:
tatalaksana hordeolum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang kurang tepat untuk
PEMBAHASAN kasus di atas adalah

108 D. Fluorometolon tetes mata


dua kali sehari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan
keluhan mata kemasukan serbuk besi ketika dia sedang
mengelas di tempat kerjanya. Mata terasa nyeri, merah,
dan berair. Penglihatan masih jelas. Pemeriksaan fisik
menunjukkan terdapat benda kehitaman di konjungtiva
SOAL bulbi, injeksi konjungtiva (+), kornea dan lensa dalam batas
normal. Pemeriksaan visus OD: 6/6 dan OS: 6/6. Tatalaksana
yang tepat adalah….
109 A.
B.
Tetes anestesi mata dan diambil dengan kapas
Tetes anestesi mata dan diambil dengan lidi kapas
C. Tetes anestesi mata dan diambil dengan spuit 3 cc
D. Tetes anestesi mata dan diberikan antibiotik
E. Tetes antibiotik mata kemudian dirujuk

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Tetes anestesi mata dan diambil
dengan lidi kapas

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 25 th, pekerja bengkel las

109 • Mata kemasukan korpal serbuk


• Mata nyeri, merah, dan berair. Penglihatan masih
jelas.
• PF: benda kehitaman di konjungtiva bulbi, injeksi
konjungtiva (+), VODS: 6/6

→ Diagnosis: benda asing di konjungtiva


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
• Keluhan: mata nyeri, merah, dan berair, sensasi benda
asing, dan fotofobia
PEMBAHASAN
• Faktor risiko: pekerja di bidang industri yang tidak pakai
kacamata pelindung (pekerja gerinda, las, pemotong
109 keramik)
• PF:
• Visus normal
• Injeksi konjungtiva tarsal atau bulbi (+)
• Ditemukan benda asing di konjungtiva

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
• Tatalaksana
PEMBAHASAN a. Tetes mata tetrakain 0,5% 1-2 tetes
b. Gunakan lup

109 c. Angkat benda asing dengan lidi kapas atau jarum suntik
uk 23G
d. Arah pengambilan dari tengah ke tepi
e. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan povidon iodine
pada tempat bekas benda asing
f. Antibiotik topikal (mis kloramfenikol tetes mata 1 tetes/ 2
jam selama 2 hari)

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Tetes anestesi mata dan diambil dengan kapas :
PEMBAHASAN kurang tepat karena harus berbentuk lidi kapas
C. Tetes anestesi mata dan diambil dengan spuit 3 cc:
kurang tepat karena baru akan dilakukan apabila
109 gagal dengan lidi kapas
D. Tetes anestesi mata dan diberikan antibiotik: kurang
tepat karena antibiotik diberikan setelah benda asing
terangkat
E. Tetes antibiotik mata kemudian dirujuk: tatalaksana
dari benda asing di kornea (bukan kompetensi dokter
umum)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yang tepat adalah

109 B. Tetes anestesi mata dan


diambil dengan lidi kapas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang ke IGD dengan
keluhan mata pedih, berair, dan silau setelah terkena
larutan kimia. Penglihatan pasien buram. Pasien bekerja di
pabrik tekstil. Pemeriksaan visus sulit dinilai karena pasien sulit
membuka matanya. Tatalaksana awal yang paling tepat
SOAL pada kasus ini adalah…

110 A. Periksa dengan kertas lakmus untuk menentukan derajat


kerusakan mata
B. Berikan steroid tetes mata untuk mengurangi inflamasi
C. Berikan sikoplegik untuk mengistirahatkan iris
D. Berikan antibiotik tetes mata segera
E. Irigasi dengan NaCl 0,9% sebanyak mungkin selama 15-
30 menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. IRIGASI DENGAN NACL 0,9% SEBANYAK
MUNGKIN SELAMA 15-30 MENIT

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• laki-laki, 33 tahun, pekerja pabrik tekstil

110 • mata pedih, berair, dan silau setelah terkena


larutan kimia. Penglihatan buram.
• Pemeriksaan visus sulit dinilai

→ Diagnosis: trauma kimia mata

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KIMIA MATA
• Keluhan: mata merah, bengkak, dan iritasi; rasa sakit pada
mata; penglihatan buram; sulit membuka mata; rasa
PEMBAHASAN mengganjal pada mata
• PF:
110 •

Hiperemia konjungtiva
Defek epitel kornea dan konjungtiva
• Iskemia limbus kornea
• Kekeruhan kornea dan lensa
• Visus berkurang
• Tes kertas lakmus:
• Warna merah: zat penyebab bersifat asam
• Warna biru: zat penyebab bersifat basa

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA BASA VS ASAM
Trauma Alkali / Basa: Trauma Asam:
PEMBAHASAN • Proses saponifikasi → • Koagulasi, denaturasi, dan
penetrasi cepat → kotraksi presipitasi protein kornea

110 sklera dan trabekular →


peningkatan TIO
• Peningkatan TIO kedua 2 -
→ membentuk barier
sehingga membatasi
kerusakan jaringan
4 jam setelah onset karena
peningkatan PG → uveitis

Sumber: American Academy of Ophthalmology


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KIMIA MATA
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Segera lakukan irigasi mata dengan cairan mengalir
sebanyak mungkin dan nilai dengan kertas lakmus. Irigasi
terus dilakukan hingga tidak terjadi pewarnaan pada
110 kertas lakmus
• Lakukan eversi pada kelopak mata selama irigasi dan
singkirkan debris pada permukaan bola mata atau forniks
• Setelah irigasi selesai, nilai tajam penglihatan
• Rujuk ke dokter spesialis mata

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Periksa dengan kertas lakmus untuk menentukan
PEMBAHASAN derajat kerusakan mata : bukan merupakan
tatalaksana
B. Berikan steroid tetes mata untuk mengurangi
110 inflamasi: dapat diberikan setelah dilakukan irigasi
C. Berikan sikoplegik untuk mengistirahatkan iris: dapat
diberikan setelah dilakukan irigasi
D. Berikan antibiotik tetes mata segera: dapat diberikan
setelah dilakukan irigasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah
E. Irigasi dengan NaCl 0,9% sebanyak
110 mungkin selama 15-30 menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusia 70 tahun, datang ke poli umum
puskesmas dengan keluhan pandangan mata semakin
lama semakin kabur, tampak ada bayangan putih di kedua
bola matanya. Mata tidak merah ataupun nyeri. Pada
pemeriksaan visus, didapatkan OD: visus 6/60 dikoreksi
SOAL menjadi 6/20, OS: visus 6/60 dikoreksi menjadi 6/20. TIO
kedua mata normal dengan palpasi. Pemeriksaan
oftalmologi menunjukkan bilik mata depan dalam, lensa
111 kedua mata keruh dan shadow test positif. Funduskopi
samar-samar dalam batas normal. Diagnosis pada kasus ini
adalah…
A. Katarak imatur
B. Katarak matur
C. Katarak hipermatur
D. Katarak morgagni
E. Katarak sekunder

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. KATARAK IMATUR

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• laki-laki, 70 tahun

111 • pandangan mata semakin lama semakin kabur,


bayangan putih di kedua bola matanya.
• Visus OD: 6/60 dikoreksi → 6/20, OS: 6/60 dikoreksi
→ 6/20
• TIO normal, bilik mata depan dalam, lensa keruh,
shadow test (+). Funduskopi dbn

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK
Berdasarkan onset kejadian
PEMBAHASAN • Katarak didapat
• Katarak senilis (berkaitan dengan usia)
• Katarak traumatik ( bentuk kekeruhan lensa stelata/bintang)
111 • Katarak sekunder (kekeruhan kapsul posterior lensa pasca operasi
katarak)
• Katarak komplikata (akibat penyakit lain, mis. DM → katarak
subkapsular posterior)
• Katarak kongenital

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK
Berdasarkan Maturitas
PEMBAHASAN
Imatur Matur Hipermatur/
morgagni

111 Kekeruhan

Shadow test
Sebagian

+
Seluruh

_
Lensa jatuh

pseudopositif

Visus > 6/60 < 6/60 < 6/60

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK
Berdasarkan morfologi
PEMBAHASAN • Katarak nuklear → pada miopia berat
• Katarak kapsular

111 • Katarak subkapsular

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Katarak matur : shadow test (-), visus < 6/60
PEMBAHASAN C. Katarak hipermatur: shadow test pseudopositif, visus <
6/60
D. Katarak morgagni: nama lain katarak hipermatur
111 E. Katarak sekunder: akibat dari operasi katarak
sebelumnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…

111 A. Katarak imatur

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poli umum
puskesmas dengan keluhan pandangan mata semakin
lama semakin kabur, tampak ada bayangan putih di kedua
bola matanya. Mata tidak merah ataupun nyeri. Pada
pemeriksaan visus, didapatkan OD: visus 6/75 dikoreksi
SOAL menjadi 6/20, OS: visus 6/90 dikoreksi menjadi 6/30. TIO
kedua mata normal dengan palpasi, bilik mata depan
dalam, lensa kedua mata keruh dan shadow test negatif.
112 Funduskopi sulit dinilai. Pasien saat ini rutin minum obat
metformin dan glimepirid. Diagnosis pada kasus ini
adalah…
A. Katarak senilis
B. Katarak imatur
C. Katarak hipermatur
D. Katarak komplikata
E. Katarak sekunder

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. KATARAK KOMPLIKATA

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• laki-laki, 60 tahun

112 • pandangan mata semakin lama semakin kabur,


bayangan putih di kedua bola matanya.
• Visus OD: 6/75 dikoreksi → 6/20, OS: 6/90 dikoreksi
→ 6/30
• TIO normal, bilik mata depan dalam, lensa keruh,
shadow test (-). Funduskopi sulit dinilai

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK
Berdasarkan onset kejadian
PEMBAHASAN • Katarak didapat
• Katarak senilis (berkaitan dengan usia)
• Katarak traumatik ( bentuk kekeruhan lensa stelata/bintang)
112 • Katarak sekunder (kekeruhan kapsul posterior lensa pasca operasi
katarak)
• Katarak komplikata (akibat penyakit lain, mis. DM → katarak
subkapsular posterior)
• Katarak kongenital

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK
Berdasarkan Maturitas
PEMBAHASAN
Imatur Matur Hipermatur/
morgagni

112 Kekeruhan

Shadow test
Sebagian

+
Seluruh

_
Lensa jatuh

pseudopositif

Visus > 6/60 < 6/60 < 6/60

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KATARAK KOMPLIKATA
• Terjadi pada usia lebih muda daripada katarak senilis
karena stres osmotik dari akumulasi intraseluler sorbitol
PEMBAHASAN dalam lensa akibat peningkatan glukosa intraokular.
• Terdapat gambaran snowflake, yaitu opasitas subkapsular
112 berwarna abu-putih.

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Katarak senilis : akibat usia tua
PEMBAHASAN B. Katarak imatur: shadow test (+)
C. Katarak hipermatur: shadow test pseudopositif

112 E. Katarak sekunder: pasca operasi katarak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…

112 D. KATARAK KOMPLIKATA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke poli umum
dengan keluhan mata merah, gatal, nyeri, seperti ada yang
mengganjal, dan berair sejak 3 hari yang lalu. Pada pagi
hari, setelah bangun tidur, matanya mengeluarkan kotoran
kental berwarna kuning kehijauan. Penurunan penglihatan
SOAL disangkal. Pasien mengaku sering memakai lensa kontak
untuk menunjang profesinya sebagai model. Pemeriksaan
visus OD: 6/6 dan OS: 6/6. Pada pemeriksaan oftalmologi
113 ditemukan injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen, papil
di konjungtiva tarsal. Diagnosis pada kasus ini adalah…
A. Konjungtivitis viral
B. Konjungtivitis vernal
C.Konjungtivitis bakteri
D. Keratitis bakteri
E. Ulkus kornea

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KONJUNGTIVITIS BAKTERI

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan,18 tahun

113 • mata merah, gatal, nyeri, seperti ada yang


mengganjal, berair, 3 hari
• Sekret mata kental, kuning kehijauan. Penurunan
penglihatan (-). Sering memakai lensa kontak
• VODS: 6/6
• PF: injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
papil di konjungtiva tarsal.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa Bakteri: kloramfenikol


streptococci, gonococci, berpasir, sensasi terbakar, tetes 6 dd gtt 1 / salep
PEMBAHASAN corynebacterium strains biasanya bilateral, mata 3 dd ue 3 hari
kelopak mata susah Gonore: kloramfenikol
membuka, injeksi tetes mata 0,5 – 1% 1

113 konjungtiva difus,


discharge mukopurulen,
papil (+)
tetes/jam dan bayi: inj
penicillin 50.000
U/kgbb/hari sampati
tidak ditemukan kuman
GO pada sediaan apus 3
hari berutut-turut.
Virus Adenovirus, herpes Mata berair unilateral, Air mata buatan
simplex virus atau merah, rasa tidak Antiviral → herpes simplex
varicella-zoster virus nyaman, fotofobia, virus / varicella-zoster virus
edema kelopak mata, : salep acyclovir 3% 5 dd
limfadenopati preauriklar, ue 10 hari
injeksi konjungtiva
folikular, pseudomembran
(+/-)
Memburuk pada hari 3-5,
sembuh sendiri dalam 7-
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 14 hari
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Jamur Candida sp, Jarang, pasien Antijamur topikal


PEMBAHASAN Blastomyces imunokompromais,
dermatitidis, Sporothrix pasien yang mendapat
schenckii terapi antibiotik

113 Vernal Alergi Peradangan


konjungtiva kronis, riw
keluarga atopi, gatal ,
fotofobia, sensasi
benda asing,
Hindari alergen,
antihistamin topikal,
mast cell stabilizer,
simptomatik,
fluorometolon tetes
blefaropsame, mata 2 dd gtt 1 2
cobblestone pappilae, minggu
horner trantas dot
Inklusi Chlamydia trachomatis Mata merah dan nyeri Doxycycline 100 mg 2
selama beberapa dd 1 21 hari / eritromisi
minggu/bulan, sekret 240 mg 4 dd 1 21 hari
mukopurulen, lengket, Antibiotik topikal
sensasi benda asing,
mata berair, kelopak
mata bengkak, kemosis,
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 folikel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A.Konjungtivitis viral : sekret jernih dan cair, limfadenopati
PEMBAHASAN preaurikular, folikel (+)
B. Konjungtivitis vernal: cobblestone (+), konjungtiva tarsal
(+)
113 D. Keratitis bakteri: gangguan visus (+), edema kornea, nyeri
E. Ulkus kornea: gangguan visus (+), infiltrat, tes fluoresens (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…

113 C. KONJUNGTIVITIS BAKTERI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke poli KIA dengan
keluhan mata kanan merah, gatal, seperti ada yang
mengganjal, dan berair sejak 3 hari yang lalu. Pada pagi
hari, setelah bangun tidur, matanya mengeluarkan kotoran
berwarna putih jernih. Penurunan penglihatan disangkal.
SOAL Kakak pasien juga mengeluhkan hal yang sama tetapi
sekarang sudah sembuh. Pemeriksaan visus OD: 6/6 dan OS:
6/6. Pada pemeriksaan fisik ditemukan injeksi konjungtiva
114 (+), folikel di konjungtiva tarsal, limfadenopati preaurikular
(+). Diagnosis pada kasus ini adalah…
A. Konjungtivitis viral
B. Konjungtivitis vernal
C.Konjungtivitis bakteri
D. Keratitis bakteri
E. Ulkus kornea

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. KONJUNGTIVITIS VIRAL

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Anak laki-laki,10 tahun

114 • mata kanan merah, gatal, seperti ada yang


mengganjal, dan berair, 3 hari
• Sekret berwarna putih jernih. Penurunan
penglihatan (-). RPK: Kakak sakit yang sama (+)
• VODS: 6/6
• PF: inj konjungtiva (+), folikel di konjungtiva tarsal,
limfadenopati preaurikular (+).
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

114

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa Bakteri: kloramfenikol


streptococci, gonococci, berpasir, sensasi terbakar, tetes 6 dd gtt 1 / salep
PEMBAHASAN corynebacterium strains biasanya bilateral, mata 3 dd ue 3 hari
kelopak mata susah Gonore: kloramfenikol
membuka, injeksi tetes mata 0,5 – 1% 1

114 konjungtiva difus,


discharge mukopurulen,
papil (+)
tetes/jam dan bayi: inj
penicillin 50.000
U/kgbb/hari sampati
tidak ditemukan kuman
GO pada sediaan apus 3
hari berutut-turut.
Virus Adenovirus, herpes Mata berair unilateral, Air mata buatan
simplex virus atau merah, rasa tidak Antiviral → herpes simplex
varicella-zoster virus nyaman, fotofobia, virus / varicella-zoster virus
edema kelopak mata, : salep acyclovir 3% 5 dd
limfadenopati preauriklar, ue 10 hari
injeksi konjungtiva
folikular, pseudomembran
(+/-)
Memburuk pada hari 3-5,
sembuh sendiri dalam 7-
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 14 hari
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Jamur Candida sp, Jarang, pasien Antijamur topikal


PEMBAHASAN Blastomyces imunokompromais,
dermatitidis, Sporothrix pasien yang mendapat
schenckii terapi antibiotik

114 Vernal Alergi Peradangan


konjungtiva kronis, riw
keluarga atopi, gatal ,
fotofobia, sensasi
benda asing,
Hindari alergen,
antihistamin topikal,
mast cell stabilizer,
simptomatik,
fluorometolon tetes
blefaropsame, mata 2 dd gtt 1 2
cobblestone pappilae, minggu
horner trantas dot
Inklusi Chlamydia trachomatis Mata merah dan nyeri Doxycycline 100 mg 2
selama beberapa dd 1 21 hari / eritromisi
minggu/bulan, sekret 240 mg 4 dd 1 21 hari
mukopurulen, lengket, Antibiotik topikal
sensasi benda asing,
mata berair, kelopak
mata bengkak, kemosis,
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 folikel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

114

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Konjungtivitis vernal: cobblestone (+) pada konjungtiva
PEMBAHASAN tarsal (+)
C. Konjungtivitis bakteri: sekret mukopurulen, papil (+) di
konjungtiva tarsal, pseudomembran (+)
114 D. Keratitis bakteri: gangguan visus (+), edema kornea, nyeri
E. Ulkus kornea: gangguan visus (+), infiltrat, tes fluoresens
(+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…

114 A. KONJUNGTIVITIS VIRAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poli umum
dengan keluhan pandangan buram saat membaca buku.
Pasien harus menjauhkan kertas yang dibaca agar dapat
melihat lebih jelas. Mata terasa lelah, berair, dan keluhan
memburuk di malam hari. Pemeriksaan visus dalam bata
SOAL normal. Pemeriksaan fisik menunjukkan segmen anterior
dalam batas normal. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis adalah…
115
A. schirmer test
B. Kartu jaeger
C. Trial frame
D. Hirschberg test
E. Pinhole test

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. KARTU JAEGER

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 55 tahun

115 • pandangan buram saat membaca buku, harus


menjauhkan kertas yang dibaca, mata terasa
lelah, berair, dan keluhan memburuk di malam
hari.
• Pemeriksaan visus dbn
• PF: segmen anterior dbn
→ Diagnosis: presbiopia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PRESBIOPIA
• Daya
akomodai
PEMBAHASAN mata
melemah
karena
lensa
115 mengeras
akibat
penuaan
• Sulit melihat
jarak dekat
• Tatalaksana
: lensa
positif

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KARTU JAEGER
• Untuk pemeriksaan
visus jarak
PEMBAHASAN dekat/memembaca
• Terdiri dari 10
115 paragraf → uk J10
(terbesar) – J1
(terkecil)
• Jarak baca sekitar 14
inchi / 30 cm

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA
Adisi Lensa berdasarkan usia
PEMBAHASAN
40 – 44 th 45 – 49 th 50 -54 th 55 – 59 th ≥ 60 th
+ 1.0 D + 1.5 D + 2.0 D + 2.5 D + 3.0 D
115

Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. schirmer test : untuk mendiagnosis dry eye
PEMBAHASAN C. Trial frame: untuk menentukan lensa yang harus
diberikan pada penderita miopia / hipermetropia
D. Hirschberg test: untuk mendiagnosis strabismus
115 E. Pinhole test: untuk menentukan apakah penurunan visus
disebabkan oleh gangguan refraksi atau kelainan pada
organ mata

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis adalah…

PEMBAHASAN

115 B. KARTU JAEGER

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Putri, 21 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kanannya sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki
riwayat sering membersihkan telinganya dengan cotton
bud. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan tragus
SOAL dan 2/3 medial meatus akustikus eksternus tampak sempit
serta dindingnya mengalami edema dan hiperemis.
Diagnosis ?
116 A. Otitis Eksterna sirkumskripta
B. Otitis Eksterna difusa
C. Otitis Media Akut
D. Otitis Media Supuratif Kronik
E. Otitis Meda Efusi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Otitis Eksterna Difusa

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan, 3 hari

116 • Kebiasaan mengkorek telinga dengan cutton bud


• Nyeri tekan tragus
• 2/3 medial meatus akustikus eksternus tampak
sempit serta dindingnya mengalami edema dan
hiperemis

 Diagnosis : OE Difusa
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Eksterna Difusa
• OE difusa merupakan infeksi pada 2/3 dalam meatus
PEMBAHASAN
akustikus ekternus
• Etiologi : pseudomonas auriginosa, staphylococcus aureus,
116 staphylococcus albus
• F. predisposisi : gatal pada liang telinga → digaruk dgn jari
atau cutton bud → maserasi kulit dan trauma lokal
→hilangnya lapisan lipid untuk proteksi liang telinga
→bakteri mudah masuk

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Eksterna Difusa
Diagnosa :
PEMBAHASAN
• Anamnesis :

116 - Otalgia
- Telinga terasa penuh
- Gatal pada telinga
- CHL
• PF :
- Otoskopi : 2/3 medial MAE sempit, edema dan hiperemis
- Nyeri tekan tragus dan nyeri tarik helix
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Otitis Eksterna sirkumskripta : infeksi folikel rambut
PEMBAHASAN
pada 1/3 lateral MAE , otalgia, patognomonis
ditemukan furunkel pada MEA
C. Otitis Media Akut : infeksi pada telinga tengah <12
116 minggu, 5 stadium yaitu oklusi tuba, hiperemis,
supurasi, perforasi, resolusi
D. Otitis Media Supuratif Kronik : infeksi telinga tengah
disertai perforasi membran timpani dan otorhea
selama >12 minggu
E. Otitis Media Efusi : akumulasi sekret nonpurulent
dalam teling tengah dengan membran timpani utuh
tanpa tanda radang ataupun infeksi
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...

116 B. Otitis Eksterna Difusa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn Dadang, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri
telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. Selain itu pasien
mengeluh wajahnya menjadi perot. Riwayaat DM (+). PF :
TV dbn, paresis nervus VII dextra (+), otoskopi : jaringan
SOAL granulasi pada dasar meatus akustikus ekternus.
Organisme penyebab yg paling mungkin adalah ?

117 A. Staphylococcus aureus


B. Staphylococcus albus
C. Psuedomonas Aeruginosa
D. Varicella Zooster Virus
E. Aspergillus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Psuedomonas Aeruginosa

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan, 14 hari

117 • Riwayat DM
• Paresis n. VII
• Jaringan Granulasi pada dasar Meatus Akustikus
Eksternus

 Diagnosis : Otitis Eksterna Maligna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Eksterna Maligna
• OE maligna (OE nekrotik) merupakan infeksi difus pada
PEMBAHASAN
liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya termasuk
basis cranii
117 • Etiologi : pseudomonas auriginosa
• F. predisposisi : DM→ PH serumen lebih basa sehingga
mudah terkena infeksi, selain itu mikroangiopati pada
pasien DM memperburuk infeksi yg ada serta
menghambat proses penyembuhan

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Eksterna Maligna
Diagnosa :
PEMBAHASAN
• Anamnesis :
- Telinga terasa gatal dan nyeri
117 - Sekret telinga banyak dan purulent
- Tanda kelemahan n. VII perifer (perot)
• PF :
- Otoskopi : Granulasi pada dasar MAE
- Paresis n. VII perifer
• LAB : kultur sekret (pseudomonas aureginosa (+)), uji sensitivitas
AB anti-pseudomonas
• Radiologi : CT Scan, MRI
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Eksterna Maligna
Pseudomonas aureginosa culture :
PEMBAHASAN

117

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Staphylococcus aureus : Etiologi OE sirkumskripta
PEMBAHASAN dan difusa
B. Staphylococcus albus : Etiologi OE sirkumskripta
117 dan difusa
D. Varicella Zooster Virus : Etiologi pada Ramsay
Hunt syndrom
E. Aspergillus : Etiologi pada Otomikosis

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Organisme yg mungkin sbg penyebab
PEMBAHASAN pada pasien adalah...

117 C. Psuedomonas Aeruginosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Indri, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kanannya sejak 7 hari yang lalu disertai bintil berisi
cairan yang menyebar sekitar telinga kanan pasien.
Selain itu pasien juga merasa wajajhnya perot saat
SOAL bercermin pagi tadi. Pasien memiliki riwayat cacar
sebelumnya saat masih remaja. PF : TV dbn, Status lokalis
didapatkan vesikel dengan dasar eritema tersebar dari
118 pipi kanan, preaurikula, hingga retro aurikula . Diagnosis ?

A. Otitis Eksterna sirkumskripta


B. Otitis Eksterna difusa
C. Otitis Eksterna Maligna
D. Otitis Media Supuratif Kronik
E. Ramsay Hunt Syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Ramsay Hunt Syndrome

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan disertai bintil berisi cairan

118 • Riwayat cacar (+)


• ST lokalis Vesikel dengan dasar eritema
dermatomal
• Paresis n. VII perifer dextra

 Diagnosis : Ramsay Hunt Syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ramsay Hunt Syndrome
• Ramsay hunt syndrom atau herpes zooster oticus adalah
PEMBAHASAN
infeksi virus varicella zooster yang menyerang satu atau
lebih dematom saraf, misalnya n. trigeminalis, gangglion
118 geniculatum.
• Etiologi : VZV

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ramsay Hunt Syndrom
Diagnosa :
PEMBAHASAN
• Anamnesis :

118 - Otalgia
- Bintil berisi cairan di telinga
• PF :
- Vesikel dengan dasar eritem pada regio auricula
- Paresis n. VII perifer ipsilateral
- SNHL
Terapi : Sesuai Tx Herpes Zooster
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Otitis Eksterna sirkumskripta : infeksi folikel rambut
pada 1/3 lateral MAE , otalgia, patognomonis
PEMBAHASAN ditemukan furunkel pada MEA
B. Otitis Eksterna difusa : infeksi 2/3 medial MAE,
118 otalgia, MAE sempit, edema dan hiperemis
C. Otitis Eksterna Maligna : merupakan infeksi difus
pada liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya
termasuk basis cranii, paresis n. VII perifer akibat
destruksi oleh pseudomonas, bukan infeksi VZV spt
pada ramsay hunt syndrom
D. Otitis Media Supuratif Kronik : infeksi telinga tengah
disertai perforasi membran timpani dan otorhea
selama >12 minggu

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...

118 E. Ramsay Hunt Syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Anton, 10 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu disertai
demam tinggi dan penurunan pendengaran. Pasien
sebelumnya batuk pilek namun tidak diobati. PF : TV
SOAL T=38.5oC, Status lokalis otoskopi didapatkan spt pada
gambar. Diagnosis ?

119 A. Otitis Media Akut stadium oklusi


B. Otitis Media Akut stadium hiperemis
C. Otitis Media Akut stadium supurasi
D. Otitis Media Akut stadium perforasi
E. Otitis Media Akut stadium resolusi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Otitis Media Akut stadium supurasi

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan kiri disertai demam tinggi

119 • Penurunan pendengaran


• Otoskopi : Membran timpani menonjol kearah luar
(bulging) disertai titik iskemik berwarna kekuningan

 Diagnosis : OMA stadium Supurasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut
• OMA adalah inflamasi pada mukosa telinga tengah atau cavum tympani
yg disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh pada silia tuba
PEMBAHASAN
auditiva sehingga mikroba dari nasofaring dapat masuk ke dalam telinga
tengah

119 • Klasifikasi berdasarkan durasi waktu dibagi menjadi :


1. Otitis Media Akut : 0-3 minggu
2. Otitis Media Subakut : 3-12 minggu
3. Otitis Media kronik : > 12 minggu
• Etiologi :
Bakteri :
- Streptococcus pneumonia (40%)
- H. influenza (25-30%) terutama pada anak < 5 thn
Virus : RSV, Mononukleosis, Campak
Lainnya : Chlamydia, mycoplasma
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

119

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

119

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

119

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Oklusi tuba: Dekongestan topikal (ephedrine HCl)
• Hiperemis : AB selama 7 hari
119 (ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) & analgetik.
• Supurasi: Miringotomi + AB
• Perforasi: Ear toilet (H2O2 3%) + AB
• Resolusi: Jika tidak terjadi fase resolusi, lanjutkan
AB sampai 3 minggu

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Otitis Media Akut stadium oklusi : MT retraksi,
PEMBAHASAN suram, reflex cahaya (-)
B. Otitis Media Akut stadium hiperemis : MT
119 hiperemis dan edema
D. Otitis Media Akut stadium perforasi : Perforasi
pada MT dan terdapat sekret pada MAE
E. Otitis Media Akut stadium resolusi : MT bisa
menutup atau tetap perforasi, kemudian sekret
bisa aktif atau sudah berkurang

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
C. Otitis Media Akut stadium supurasi
119

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Anton, 10 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu disertai
demam tinggi dan penurunan pendengaran. Pasien
sebelumnya batuk pilek namun tidak diobati. PF : TV
SOAL T=38.5oC, Status lokalis otoskopi didapatkan retraksi
membran timpani, MT tampak keruh dan reflex cahaya
(+). Diagnosis ?
120 A. Otitis Media Akut stadium oklusi tuba
B. Otitis Media Akut stadium hiperemis
C. Otitis Media Akut stadium supurasi
D. Otitis Media Akut stadium perforasi
E. Otitis Media Akut stadium resolusi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Otitis Media Akut stadium oklusi tuba

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan kiri disertai demam tinggi

120 • Penurunan pendengaran


• Otoskopi : Membran timpani retraksi, keruh dan
reflex cahaya (-)

 Diagnosis : OMA stadium Oklusi Tuba

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut
• OMA adalah inflamasi pada mukosa telinga tengah atau cavum tympani
yg disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh pada silia tuba
PEMBAHASAN
auditiva sehingga mikroba dari nasofaring dapat masuk ke dalam telinga
tengah

120 • Klasifikasi berdasarkan durasi waktu dibagi menjadi :


1. Otitis Media Akut : 0-3 minggu
2. Otitis Media Subakut : 3-12 minggu
3. Otitis Media kronik : > 12 minggu
• Etiologi :
Bakteri :
- Streptococcus pneumonia (40%)
- H. influenza (25-30%) terutama pada anak < 5 thn
Virus : RSV, Mononukleosis, Campak
Lainnya : Chlamydia, mycoplasma
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

120

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

120

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Oklusi tuba: Dekongestan topikal (ephedrine HCl)
• Hiperemis : AB selama 7 hari
120 (ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) & analgetik.
• Supurasi: Miringotomi + AB
• Perforasi: Ear toilet (H2O2 3%) + AB
• Resolusi: Jika tidak terjadi fase resolusi, lanjutkan
AB sampai 3 minggu

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Otitis Media Akut stadium hiperemis : MT
PEMBAHASAN hiperemis dan edema
C. Otitis Media Akut stadium supurasi : MT menonjol
120 ke arah luar (bulging) disertai titik nekrosis
berwarna kekuningan
D. Otitis Media Akut stadium perforasi : Perforasi
pada MT dan terdapat sekret pada MAE
E. Otitis Media Akut stadium resolusi : MT bisa
menutup atau tetap perforasi, kemudian sekret
bisa aktif atau sudah berkurang
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
A. Otitis Media Akut stadium oklusi tuba
120

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Anton, 10 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu disertai
demam tinggi dan penurunan pendengaran. Pasien
sebelumnya batuk pilek namun tidak diobati. PF : TV
SOAL T=38.5oC, Status lokalis otoskopi didapatkan retraksi
membran timpani, MT tampak keruh dan reflex cahaya
(+). Terapi yang paling tepat adalah ?
121 A. Dekongestan topikal
B. Antibiotik
C. Miringotomi
D. H2O2 3%
E. Mukolitik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Dekongestan Topikal

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Nyeri telinga kanan kiri disertai demam tinggi

121 • Penurunan pendengaran


• Otoskopi : Membran timpani retraksi, keruh dan
reflex cahaya (-)

 Diagnosis : OMA stadium Oklusi Tuba

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut

PEMBAHASAN

121

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Akut
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Oklusi tuba: Dekongestan topikal (ephedrine HCl)
• Hiperemis : AB selama 7 hari
121 (ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) & analgetik.
• Supurasi: Miringotomi + AB
• Perforasi: Ear toilet (H2O2 3%) + AB
• Resolusi: Jika tidak terjadi fase resolusi, lanjutkan
AB sampai 3 minggu

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Antibiotik : diberikan jika sudah ada bukti infeksi
PEMBAHASAN atau pada OMA stadium II-V
C. Miringotomi : pada OMA std supurasi
121 D. H2O2 3% : pada OMA stadium Perforasi
E. Mukolitik : dapat diberikan pada stadium oklusi
tuba untuk membantu mengurangi sekret
sehingga oklusi berkurang, namun terapi yg
paling tepat adalah membuka kembali tuba
untuk mengembalikan tekanan negatif
menggunakan dekongestan topikal.
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Terapi yang paling tepat untuk pasien
PEMBAHASAN adalah...
A. Dekongestan Topikal
121

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Andi, 30 tahun, datang dengan keluhan keluar cairan
berbau busuk dari telinga kiri sejak 3 bulan yang lalu
disertai penurunan pendengeran. Pasien tidak berobat
sejak awal keluar cairan dari telinga. PF : TV dbn, Status
SOAL lokalis otoskopi didapatkan sekret tebal pada MAE,
perforasi marginal membran timpani , jaringan granulasi
berwarna putih yang mendestruksi os maleus. Diagnosis ?
122 A. OMSK tipe benigna
B. OMSK tipe maligna
C. OMA stadium perforasi
D. OMA resolusi
E. OE maligna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. OMSK tipe maligna

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• keluar cairan berbau busuk dari telinga kiri sejak 3 bulan

122 • Penurunan pendengaran


• Otoskopi : perforasi marginal membran timpani , jaringan
granulasi berwarna putih yang mendestruksi os maleus
(kolesteatom)

 Diagnosis : OMSK tipe maligna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• OMSK adalah Infeksi kronis pada sebagian atau seluruh telinga
tengah yang dikarakteristikkan dengan perforasi permanen dari
PEMBAHASAN membran timpani dan adanya sekret telinga yang keluar secara terus
menerus.

122 • Dialami diatas 12 minggu


• Merupakan peradangan pada mukosa telinga tengah yang gagal
mengalami resolusi (kelanjutan dari OMA) sehingga dapat
mengakibatkan erosi ossikula auditiva. Klasifikasi OMK mengacu pada
pembagian anatomis telinga tengah dan patologi penyakitnya.
Adapun pembagian OMK antara lain:
–Tipe Tubotimpanal
–Tipe Atikoantral

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

PEMBAHASAN

122

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Diagnosa :
PEMBAHASAN TRIAS OMSK :
1. Onset > 12 minggu

122 2. Otorhea
3. Perforasi membran timpani

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Therapy :
PEMBAHASAN

122

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
OMSK benigna :
PEMBAHASAN • Prinsip terapi : konservatif atau medikamentosa
• larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari sekret yang keluar terus menerus
• antibiotika dan kortikosteroid tetes telinga

122 • oral : ampisilin atau eritromisin atau ampisilin asam klavulanat.


• Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi
selama 2 bulan : miringoplasti atau timpanoplasti
• sumber infeksi diobati misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

OMSK Maligna
• Prinsip terapi : pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau
tanpa timpanopplasti
• konservatif dengan medikamentosa : sementara sebelum
pembedahan
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. OMSK tipe benigna : onset >12 minggu, MT
PEMBAHASAN perforasi pars tensa atau central, otrhea,
granulasi (-), kolesteatom (-)
122 C. OMA stadium perforasi : onset 0-3 minggu, MT
perforasi, otorhea.
D. OMA resolusi : onset 0-3 minggu, MT perforasi
atau sudah menutup, otorhea atau sudah
kering.
E. OE maligna : MT intak/tidak ada perforasi,
patognomonis jaringan granulasi didasar MAE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
B. OMSK tipe maligna
122

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. MAde, 10 tahun, datang dengan keluhan nyeri
dibelakang telinga sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya
keluar cairan dari telinga dan demam hilang timbul
dalam 3 bulan ini. Pada PF telinga tampak spt pada
SOAL gambar. Bagian belakang telinga tampak hiperemis,
nyeri tekan atau ketuk (+), fluktuasi (-). Diagnosis ?

123 A. Abses bezold


B. Abses citeli
C. Abses Lucs
D. Retropharing abses
E. Mastoiditis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Mastoiditis

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Nyeri belakang telinga → proccessus mastoideus

123 • Sebelumnya keluar cairan (otorea) 3 bulan → OMSK


• Proc mastoid tampak merah, nyeri tekan, tidak ada fluktuasi
(bukan abses)

 Diagnosis : Mastoditis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Mastoditis
• Peradangan pada mukoperiost selule mastoid atau tulang mastoid
yang merupakan komplikasi dari OMSK berupa penyebaran infeksi
PEMBAHASAN seslule mastoid melalui anthrum mastoideum.
• Tanda dan Gejala:

123 - Otorea yang profuse


- Discharge kuning, kental, dan berbau
- Rasa sakit di belakang telinga spontan atau dipresipitasi dengan
penekanan
- Tuli konduksi.
- Processus mastoid tampak merah tanpa fluktuasi.

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Mastoditis
Komplikasi Mastoiditis :
PEMBAHASAN 1. Abses bezold : abses pada area musculus sternocleidomastoideus
2. Abses citeli : abses pada area musculus digastricus ke arah ocipital

123 3. Abses Luc : abses pada area dinding posterior MAE


4. Abses retrofaring : penyebaran infeksi melalui tuba eustachii ke
dinding faring posterior

Abses bezold Abses citeli

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Abses bezold : abses pada area musculus
PEMBAHASAN sternocleidomastoideus
B. Abses citeli : abses pada area musculus
123 digastricus ke arah ocipital
C. Abses Luc : abses pada area dinding posterior
MAE
D. Abses retrofaring : penyebaran infeksi melalui
tuba eustachii ke dinding faring posterior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
E. Mastoiditis
123

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Mahfud, 60 tahun, mengeluh adanya penurunan
pendengeran pada kedua telinganya. Pasien juga
mengeluh tidak nyaman jika berbicara pada kondisi
ramai dan lebih nyaman saat kondisi sepi. Pada PF TV
SOAL dbn, St lokalis telinga luar dan otoskopi tampak dbn. Hasil
audiometri menunjukan adanya penurunan ambang
pendengaran >80 db mulai pada frekuensi >1000Hz
124 dengan air bone gap tidak ada. Diagnosis ?

A. Tuli konduktif
B. Serumen Obsturan
C. Presbikusis
D. Noice Induce Hearing Loss
E. Tuli akibat ototoksik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Presbikusis

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• 60 tahun

124 • Penurunan pendengeran gradual simetris


• Lebih nyaman berbicara ditempat sepi dan tidak nyaman
berbicara ditempat ramai (coctail party deafness) → SNHL
• Audiometri >80 db pada frekuensi tinggi >1000 Hz tanpa air
bone gap (SNHL)

 Diagnosis : Presbikusis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Presbikusis
• Atrofi & perubahan vaskuler pd stria vaskularis. Degenerasi sel-sel
rambut penunjang di organ Corti. Berkurangnya jumlah & ukuran sel
PEMBAHASAN ganglion & saraf .
• Klinis:

124 – Usia >60 tahun


– Pendengaran berkurang perlahan & progresif, simetris,
– Telinga berdenging
– Tidak enak berbicara di tempat ramai (Cocktail party deafness)
– Bila mendengar suara keras terasa nyeri (recruitment)
– Uji Penala : R: +, W lateralisasi ke telinga sehat (tuli sensorineural)
– Audiogram : tuli sensorineural penurunan biasanya mulai frek.>1000Hz
– Audiometri tutur : gangguan diskriminasi wicara
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Audiometri

PEMBAHASAN

124

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Tuli konduktif : nyaman berbicara pada saat kondisi
raman, berbicara keras, audiometri terdapat Air Bone
PEMBAHASAN gap
B. Serumen Obsturan : terdapat serumen di MAE yg dapat
124 menyebabkan CHL
D. Noice Induce Hearing Loss : SNHL, riwayat terpapar bising
dalam jangka waktu lama, audiometri khas terdapat
takik pada frek 4000Hz “Kahart Notch”
E. Tuli akibat ototoksik : Riwayat konsumsi obat ototoksik
seperti aminoglikosida, diuretik, anti inflamasi (salisilat),
anti malaria (Klorokuin), anti Kanker (CIS platinum)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
C. Presbikusis
124

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Ahmad, 35 tahun, mengeluh adanya penurunan
pendengeran pada kedua telinganya. Pasien bekerja di
sebuah pabrik pembuatan besi sudah 5 tahun jam kerja
selama 10 jam per hari. Pada PF TV dbn, St lokalis telinga
SOAL luar dan otoskopi tampak dbn. Hasil audiometri
menunjukan sbg berikut. Diagnosis ?

125 A. Tuli konduktif


B. Serumen Obsturan
C. Presbikusis
D. Noice Induce Hearing Loss
E. Tuli akibat ototoksik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Noice Induce Hearing Loss

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Penurunan pendengeran

125 • Terpapar bising dalam jangka waktu yang lama


• Audiometri khas terdapat takik pada frek 4000Hz “Kahart
Notch”

 Diagnosis : NIHL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Noice Induce Hearing Loss
Kerusakan bagian organ Corti : membran, stereosilia, sel rambut,
PEMBAHASAN Klinis:
• pendengaran terganggu biasanya bilateral
• Telinga berdenging
125 • Riwayat terpajan bising dalam jangka waktu lama. Bising > 85 dB >8
jam perhari atau 40 jam perminggu
• Pada gangguan pendengaran cukup berat, sukar menangkap
ercakapan
• Uji Penala : R: +, W : tak ada lateralisasi, atau lateralisasi ke sisi yg lebih
baik (tuli sensorineural)
• Audiogram : tuli sensorineural, penurunan pada frek 3000- 6000Hz,
terdapat takik pd frek 4000Hz (“Kahart Notch”)
• Audiometri tutur : gangguan diskriminasi wicara

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Audiometri

PEMBAHASAN

125

SNHL - NIHL SNHL - Presbikusis

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Tuli konduktif : nyaman berbicara pada saat kondisi
raman, berbicara keras, audiometri terdapat Air Bone
PEMBAHASAN gap
B. Serumen Obsturan : terdapat serumen di MAE yg dapat
125 menyebabkan CHL
C.Presbikusis : SNHL, usia tua, audiometri penurunan mulai
frek >1000Hz dan tidak naik lagi atau terus menurun
E. Tuli akibat ototoksik : Riwayat konsumsi obat ototoksik
seperti aminoglikosida, diuretik, anti inflamasi (salisilat),
anti malaria (Klorokuin), anti Kanker (CIS platinum)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
D. Noice Induce Hearing Loss
125

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak perempuan, usia 13 tahun, diantar ibunya ke poliklinik
dengan keluhan gatal pada kulit kepala yang semakin
memburuk sejak 2 bulan terakhir. Tidak ada rambut rontok
maupun ketombe. Pasien sudah berganti-ganti shampo,
namun dirasakan tidak ada perubahan. Adik pasien di
SOAL rumah memiliki keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kulit kepala eritematosa, terdapat erosi dan
ekskoriasi di area oksipital dan temporal. Pada sela-sela
126 rambut ditemukan telur yang menempel. Dokter
mengatakan pasien mengalami kutu rambut. Tatalaksana
apakah yang diberikan kepada pasien tersebut?
A. Ketokonazol cream 2%
B. Albendazol oral 1 x 400 mg
C. Shampo selenium sulfida 1,8%
D. Gameksan 1%
E. Albendazol oral 1 x 400 mg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. GAMEKSAN 1%
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 13 tahun
• Gatal pada kulit kepala yang semakin memburuk sejak 2
126 bulan terakhir
• Rambut rontok (-) ketombe (-)
• RPK: adik pasien di rumah memiliki keluhan yang sama
• PF: kulit kepala eritematosa, terdapat erosi dan ekskoriasi
di area oksipital dan temporal. Pada sela-sela rambut
ditemukan telur yang menempel

 Diagnosis : Pedikulosis kapitis


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEDIKULOSIS
• Infeksi kulit/rambut pada
manusia yang disebabkan oleh
PEMBAHASAN Pediculus
• 3 macam infeksi pada manusia:

126 • Pedikulosis kapitis:


disebabkan oleh Pediculus
humanus var. capitis
• Pedikulosis korporis:
disebabkan oleh Pediculus
humanus var. corporis
• Pedikulosis pubis: disebabkan
oleh Pthirus pubis

Sumber: Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2007
PEDIKULOSIS KAPITIS
• Etiologi: Pediculus humanus var.
capitis
PEMBAHASAN
• Epidemiologi: sos-ek kumuh, kontak
• Gejala: awalnya gatal terutama daerah oksiput dan
126 temporal
• Parasit: menghasilkan liur + eksreta yang masuk ke kulit
saat menghisap darah  GATAL  digaruk  erosi dan
ekskoriasi, kadang disertai infeksi sekunder  pus/krusta
• PF: abu-abu mengkilat pada batang rambut
• Predileksi: rambut daerah oksiput dan temporal
• Pemeriksaan: menemukan parasit

Sumber: Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2007
TATALAKSANA PEDIKULOSIS KAPITIS
• Malathion 0,5-1,0% lotio/spray
• Permethrin 1% lotio/krim
PEMBAHASAN
• Ivermectin 0,5% lotio

126 • Gameksan 1% lotio/krim


• Mudah didapat dan murah
• Oleskan dan diamkan selama 12 jam,
lalu cuci/keramas, dan sisir dengan
serit agar semua kutu dan telur
terlepas

Sumber: Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2007
Jawaban lainnya…
B. Albendazol oral 1 x 400 mg : indikasi pada taeniasis,
askariasis, infestasi cacing tambang, ancylostomiasis,
PEMBAHASAN
trichuriasis
C. Ivermectin 1 x 3 mg : tidak ada ivermectin sediaan oral
126 D. Ketokonazol cream 2% : indikasi pada infeksi jamur
E. Shampo selenium sulfida 1,8% : indikasi pada infeksi jamur
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yang diberikan adalah…

126 D. GAMEKSAN 1%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki, usia 4 tahun, dibawa ibunya ke poliklinik
dengan keluhan muncul lepuh-lepuh di sekitar hidung dan
mulut sejak 5 hari yang lalu. Lepuh dikatakan mudah pecah
dan membentuk keropeng. Pasien memiliki riwayat batuk
dan pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan erosi multipel dengan tepi hiperemis tertutup
krusta kental berwarna kuning keemasan seperti madu
disekitar hidung dan mulut. Tatalaksana apakah yang
127 paling tepat diberikan kepada pasien tersebut?
A. Gentamisin topikal
B. Mupirocin topikal
C. Klindamisin topikal
D. Azitromisin oral
E. Eritromisin oral

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. MUPIROCIN TOPIKAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 4 tahun
• Muncul lepuh-lepuh di sekitar hidung dan mulut, 5 hari
127 • Lepuh mudah pecah dan membentuk keropeng
• Memiliki riwayat batuk dan pilek 1 minggu yang lalu
• PF: erosi multipel dengan tepi hiperemis tertutup krusta
kental berwarna kuning keemasan seperti madu disekitar
hidung dan mulut

 Diagnosis : Impetigo Non Bulosa / Impetigo Krustosa /


Impetigo Kontagiosa
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PIODERMA SUPERFISIAL –
IMPETIGO KRUSTOSA
PEMBAHASAN • Suatu penyakit infeksi kulit
yang disebabkan oleh infeksi
S. β-hemolitikus
127 • Predileksi : wajah sekitar mulut
dan hidung
• PF: erosi tertutup krusta madu
dikelilingi makula eritematosa
PIODERMA SUPERFISIAL –
IMPETIGO KRUSTOSA
Tatalaksana
PEMBAHASAN
• Jika banyak pus atau krusta 
kompres NaCl 0,9% /

127 Permanganas Kalikus / antiseptik


lainnya
• Antibiotik topikal  salep/krim
Mupirocin 2% / Asam fusidat 2% /
Neomisin / Basitrasin
• Antibiotik oral  beta laktamase
resisten penisilin (Oksasilin /
Kloksasilin / Dikloksasilin /
Flukoksasilin), amoksisilin,
sefalosporin, eritromisin
Jawaban lainnya…
A. Gentamisin topikal : salah, karena gentamisin digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif
PEMBAHASAN
C. Klindamisin topikal : salah, karena klindamisin digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri anaerob atau gram
127 positif yang rentan, dimana lebih sering digunakan untuk
infeksi Propionibacterium acnes (kasus acne)
D. Azitromisin oral : dapat dipertimbangkan namun kurang
tepat, karena tatalaksana yang lebih diutamakan
adalah penggunaan antibiotik topikal
E. Eritromisin oral : dapat dipertimbangkan namun kurang
tepat, karena tatalaksana yang lebih diutamakan
adalah penggunaan antibiotik topikal
Jadi, tatalaksana yang paling tepat diberikan
PEMBAHASAN adalah…

127 B. MUPIROCIN TOPIKAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, seorang petani, usia 76 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan terdapat luka borok di dahi sebelah kanan sejak
3 tahun yang lalu dan semakin meluas sejak 2 bulan terakhir. Luka
sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak kunjung sembuh
dan justru berkembang menjadi borok. Pasien juga merasa
semakin kurus. Pada pemeriksaan fisik umum dalam batas
SOAL normal. Pemeriksaan status dermatologi pada regio frontalis
kanan didapatkan massa dengan diameter ± 6 cm, mudah

128 berdarah, tepi kesan meninggi, permukaan berbenjol-benjol. Di


bagian tengah terkesan kotor, terdapat papul kehitaman
mengkilat, dan eritema. Pemeriksaan histopatologi didapatkan
gambaran mutiara tanduk. Diagnosis yang mungkin pada kasus
diatas…
A. Keratosis aktinik
B. Luka kronik
C. Granuloma
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. KARSINOMA SEL SKUAMOSA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, seorang petani, 76 tahun
• Terdapat luka borok di dahi sebelah kanan sejak 3 tahun
128 yang lalu dan semakin meluas sejak 2 bulan terakhir
• Awalnya luka  diobati  tidak sembuh-sembuh  borok
• Merasa semakin kurus
• PF: pada regio regio frontalis kanan didapatkan massa
dengan diameter ± 6 cm, mudah berdarah, tepi kesan
meninggi, permukaan berbenjol-benjol. Di bagian tengah
terkesan kotor, terdapat papul kehitaman mengkilat, dan
eritema
• Histo-PA: gambaran mutiara tanduk
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEGANASAN PADA KULIT
Karsinoma sel basal Karsinoma sel skuamosa
• Berasal dari sel epidermal • Berasal dari sel epidermis
pluripoten • Etiologi: sinar matahari, genetik,
PEMBAHASAN • Faktor predisposisi: lingkungan herediter, arsen, radiasi,
(radiasi, arsen, paparan sinar hidrokarbon, ulkus, sikatriks
matahari, trauma, ulkus, sikatriks) • Usia tersering 40 – 50 tahun
128 dan genetik
• Usia diatas 40 tahun
• Dapat bentuk intraepidermal
• Dapat bentuk invasif: mula-mula
• Biasanya di daerah berambut, berbentuk nodus keras, licin,
invasif, jarang metastasis kemudian berkembang menjadi
• Bentuk paling sering adalah verukosa/papiloma. Fase lanjut
nodulus: menyerupai kutil, tidak tumor menjadi keras, bertambah
berambut, berwarna besar, invasif, dapat terjadi
coklat/hitam, berkilat (pearly), ulserasi/ metastasis biasanya
apabila melebar pinggirannya melaluii KGB
meninggi ditengah menjadi ulkus
(ulkus rodent) kadang disertai
telangiektasis, teraba keras Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed.
Balai Penerbit FKUI.
KEGANASAN PADA KULIT
Melanoma maligna
• Etiologi: belum pasti. Mungkin
faktor herediter atau iritasi
berulang pada tahi lalat
PEMBAHASAN
• Usia 30 – 60 tahun
• Bentuk:
128 • Superfisial: bercak dengan warna
bervariasi, tidak teratur, berbatas
tegas, sedikit penonjolan
• Nodular: nodus berwarna biru
kehitaman dengan batas tegas
• Lentigo melanoma maligna:
plakat berbatas tegas, coklat
kehitaman, meliputi muka

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

128
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

128
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

128
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
• Kanker kulit kedua tersering Gejala klinis:
setelah karsinoma sel basal • Benjolan bersisik/krusta yang berasal
• Faktor risiko: dari ulkus yang tidak kunjung
PEMBAHASAN
• Paparan UV seumur sembuh
hidup (kumulatif) • Permukaan kasar

128 • Terapi imunosupresi


• Paparan terhadap
• Dapat berdarah
• Pada area yang terpapar sinar UV
radiasi pengion/ • Bisa nyeri
karsinogen kimiawi
• Benjolan membesar dalam
• Kulit putih (terutama beberapa minggu hingga bulan
kaukasia dengan mata
biru, hazel; atau rambut
pirang/merah)
• Albinisme
• Terdapat luka kronis
Sumber: https://www.aad.org/public/diseases/skin-cancer/squamous-cell-carcinoma
KARSINOMA SEL SKUAMOSA

PEMBAHASAN

128
Jawaban lainnya…
A. Keratosis aktinik : bercak (makula, plak) bersisik pada kulit
yang mengalami kerusakan akibat sinar UV, dan
PEMBAHASAN
merupakan lesi pra-kanker
B. Luka kronik : luka yang tidak mengalami tahapan
128 penyembuhan luka seharusnya dalam waktu 3 bulan/
tepi luka hiperproliferatif, meninggi, tetapi tidak
menutup. Tidak ada pertumbuhan massa progresif
seperti tumor.
C. Granuloma : papul/nodul pada wajah yang teraba
lunak, tepi rata dan berbatas tegas. Sewarna kulit, coklat
kemerahan
D. Karsinoma sel basal : destruksi lokal, berupa ulkus yang
dasarnya terdapat perdarahan aktif
Jadi, diagnosis yang mungkin pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

128 E. KARSINOMA SEL SKUAMOSA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan gatal pada jari manis tangan kanan sejak
3 hari yang lalu. Pasien baru memakai cincin imitasi untuk
pertama kali dan tidak pernah memakai perhiasan apapun
sebelumnya. Pemeriksaan status dermatologi pada area
SOAL digiti IV manus dekstra didapatkan vesikel, papul
eritematosa multipel, erosi, ekskoriasi, dan krusta yang
melingkari jari. Teraba hangat. Diagnosis yang tepat pada
129 kasus diatas…
A. Dermatitis atopi
B. Dermatitis serpiginosa
C. Dermatitis kontak iritan
D. Dermatitis kontak alergi
E. Urtikaria

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DERMATITIS KONTAK ALERGI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 28 tahun
• Gatal pada jari manis tangan kanan, 3 hari
129 • Memakai cincin imitasi untuk pertama kali dan tidak
pernah memakai perhiasan apapun sebelumnya
• PF: pada area digiti IV manus dekstra didapatkan vesikel,
papul eritematosa multipel, erosi, ekskoriasi, dan krusta
yang melingkari jari. Teraba hangat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap suatu substansi yang
berkontak langsung dengan kulit
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam, hari, hingga tahun setelah
PEMBAHASAN
kontak pertama
• Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus dengan jumlah alergen
129 yang terpapar
• Karakteristik umum lesi DKA:
• Sebagian besar: lesi hanya terjadi pada area kulit tempat
kontak dengan alergen
• Dapat merah, bengkak, dan melepuh, atau kering, dan kasar

Sumber: https://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html
PPK PERDOSKI. 2011
DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
Contoh kasus DKA
• Alergi nikel yang dijadikan rantai
pada jam tangan
PEMBAHASAN
• Alergi terhadap bahan plester luka
(rosin)

129 • Dermatitis tangan pada pekerja


pabrik karet
• Dermatitis fotokontak  alergi
terhadap sunscreen atau sabun
antibakteri yang timbul setelah
paparan terhadap sinar matahari
• Lainnya: DKA terhadap parfum, cat
rambut, obat topikal

Sumber: https://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html
PPK PERDOSKI. 2011
DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI)
• Salah satu bentuk dermatitis kontak
• Terjadi karena kulit rusak akibat friksi, faktor lingkungan (suhu
dingin), paparan berlebihan terhadap air, maupun bahan kimia
PEMBAHASAN
seperti cairan asam, alkali, detergen, maupun pelarut
• Tingkat keparahan dermatitis bergantung pada:
129 • Jumlah dan kekuatan zat iritan
• Durasi (seberapa lama) dan frekuensi (seberapa sering)
paparan terhadap iritan
• Kerentanan kulit masing-masing individual  dipengaruhi oleh
tebal/tipisnya kulit di suatu lokasi, produksi minyak pelembab,
dan adanya kecenderungan atopi
• Faktor lingkungan: suhu dan kelembaban

Sumber: https://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html
PPK PERDOSKI. 2011
DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI)
Patogenesis:
• Kerusakan kulit akibat iritan >> kemampuan untuk beregenerasi
• Iritan ↓ jumlah minyak dan pelembab alami pada kulit  ↑
PEMBAHASAN penetrasi iritan ke bagian kulit lebih dalam  menginisiasi inflamasi
Klasifikasi:

129 • DKI akut


• Terpapar dengan iritan kuat (cairan asam atau
basa kuat), biasanya tidak sengaja/kecelakaan 
bengkak, lepuh, nyeri, merah
• DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air, sabun, atau
detergen dalam waktu cukup lama (beberapa
minggu)  kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit  luka dengan krusta dan
keropeng
Sumber: https://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html
PPK PERDOSKI. 2011
DKA VS DKI

PEMBAHASAN

129
DKA VS DKI

PEMBAHASAN

129
TATALAKSANA
• Mencegah paparan dengan iritan/alergen potensial
• Jika paparan pada kulit telapak tangan: gunakan sarung tangan
PEMBAHASAN • Akibat iritan kuat yang menyebabkan luka bakar kimiawi: lakukan
irigasi ± antidote topikal spesifik

129 • Simtomatik: antihistamin oral untuk mengurangi gatal


• Prinsip umum:
• Penggunaan krim pelembab
• Steroid topikal untuk mengurangi inflamasi, secara umum 
potensi sedang (flucinolone acetonide)
• Antibiotik apabila ada infeksi sekunder

Sumber: https://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html
PPK PERDOSKI. 2011
Jawaban lainnya…
A. Dermatitis atopi : peradangan kulit kronik yang gatal
disertai kulit kering. Predileksi (dewasa): ekstensor
PEMBAHASAN
ekstremitas. Biasanya ada stigma atopi lainnya.
B. Dermatitis serpiginosa : dermatitis yang lesinya berupa
129 garis linear berkelok-kelok
C. Dermatitis kontak iritan : lepuh dan radang hebat jika
akut, akibat zat iritan kuat, merah, kulit pecah; jika kronik,
akibat zat iritan lemah (biasanya berkaitan dengan
pekerjaan)
E. Urtikaria : reaksi vaskular di kulit berupa edema, warna
pucat-kemerahan, rasa gatal dan panas
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

129 D. DERMATITIS KONTAK ALERGI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi laki-laki, usia 4 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan terdapat ruam kemerahan di sekitar
bokong dan kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengenakan popok sejak lahir dan mengganti popok satu
kali setiap hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi
SOAL eritematosa, namun tidak disertai lesi satelit dan tidak ada
lesi pada lipatan kulit. Diagnosis yang paling mungkin pada
kasus diatas…
130 A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis herpetiformis
C. Dermatitis popok iritan
D. Dermatitis popok kandida
E. Dermatitis numularis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. DERMATITIS POPOK IRITAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi laki-laki, 4 bulan
• Terdapat ruam kemerahan di sekitar bokong dan
130 kemaluan, 1 minggu
• Ganti popok satu kali setiap hari
• PF: lesi eritematosa, namun tidak disertai lesi satelit dan
tidak ada lesi pada lipatan kulit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS POPOK (NAPKIN/DIAPER
DERMATITIS)
• Terbagi menjadi dua tipe, yakni
iritan dan kandida
PEMBAHASAN • Pencetus: kontak lama dengan
popok basah karena urine/feses,
kelembaban yang tinggi
130 • Predileksi: genitokrural sesuai area
kulit yang kontak dengan popok
• PF: makula eritematosa, batas agak
tegas, bentuk popok berkontak
• Periksa KOH jika dicurigai terinfeksi
kandida
• Tatalaksana: steroid topikal potensi
lemah (iritan), kombinasi anti
kandida topikal (nistatin/azol) +
seng oksida pada kasus dermatitis
popok kandida
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI
SOAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS POPOK (NAPKIN/DIAPER
DERMATITIS)
Diaper Rash Candida
• PF: makula eritematosa, batas
PEMBAHASAN agak tegas dengan lesi satelit,
bentuk popok berkontak, terdapat
lesi pada lipatan kulit
130

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI


DERMATITIS POPOK (NAPKIN/DIAPER
DERMATITIS)
Diaper Rash Iritan
• PF: makula eritematosa, batas
PEMBAHASAN agak tegas, bentuk popok
berkontak, tidak mengenai
daerah lipatan kulit, lesi satelit (-)
130

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI


Jawaban lainnya…
A. Dermatitis kontak alergi : sudah tampak manifestasinya
sejak awal pemakaian
PEMBAHASAN
B. Dermatitis herpetiformis : dermatitis dengan manifestasi
seperti herpes
130 D. Dermatitis popok kandida : lesi satelit (+), terdapat lesi
pada lipatan kulit
E. Dermatitis numularis : dermatitis dengan efloresensi
numular
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

130 C. DERMATITIS POPOK IRITAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 25 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan
berwarna putih kehijauan, berbau busuk, dan berbusa.
Keluhan disertai rasa nyeri saat berhubungan seksual.
Pemeriksaan fisik umum didapatkan labium edema,
SOAL eritema, dan nyeri. Pada pemeriksaan inspekulo serviks
tampak strawberry appearance. Apakah hasil pemeriksaan
penunjang yang didapatkan?
131 A. Ditemukan adanya parasit pada KOH 10%
B. pH < 4,5
C. Ditemukan adanya bentukan pseudohifa pada KOH 10%
D. Clue cell (+)
E. Ditemukan adanya parasit pada sediaan basah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. DITEMUKAN ADANYA PARASIT
PADA SEDIAAN BASAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 25 tahun
• Keputihan 5 hari
131 • Keputihan berwarna putih kehijauan, berbau busuk, dan
berbusa
• Disertai rasa nyeri saat berhubungan seksual(dispareunia)
• PF: labium edema, eritema, dan nyeri
• Inspekulo: strawberry appearance

 Diagnosis: Trikomoniasis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRIKOMONIASIS
• Discharge: keputihan kuning-kehijauan,
berbau busuk, berbusa
• Gejala: gatal, dispareunia, disuria
PEMBAHASAN
• Faktor risiko:
• IUD
131 • Merokok
• Multiple sexual partner
• Pemeriksaan mikroskopik: motile trichomonads
dan leukosit
• Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor
• Kultur: media Diamond
• pH 4,5
• Tanda khas: Strawberry cervix
Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
PEMBAHASAN

131

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

131
Gambaran parasit
Trichomonas vaginalis
pada sediaan basah NaCl
Gambaran inspekulo serviks
0,9%
DIAGNOSA BANDING
Bacterial Vaginosis
• Discharge: putih keabuan dengan bau amis,
Whiff test (KOH 10%)
PEMBAHASAN
• Pemeriksaan NaCl: Clue cell (+)
• Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor
131

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
DIAGNOSA BANDING
Candidiasis vulvovaginalis
• Discharge: putih kental seperti susu pecah,
gatal dominan
PEMBAHASAN
• Pemeriksaan KOH 10%: pseudohifa dengan
blastospora

131

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

131
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

131

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
Jawaban lainnya…
A. Ditemukan adanya parasit pada KOH 10% : tidak ada
PEMBAHASAN B. pH < 4,5 : ditemukan pada kasus candidiasis vaginalis
C. Ditemukan adanya gambaran pseudohifa pada KOH

131 10% : ditemukan pada kasus candidiasis vaginalis


D. Clue cell (+) : ditemukan bentukan sel epitel ditutupi
banyak bakteri pada sediaan basah NaCl 0,9% kasus
bakterial vaginosis
Jadi, hasil pemeriksaan penunjang yang
PEMBAHASAN didapatkan adalah…

131 E. DITEMUKAN ADANYA PARASIT


PADA SEDIAAN BASAH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 25 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri dan panas pada ujung penis saat buang air
kecil sejak 5 hari yang lalu. Sejak 4 hari yang lalu pasien
mengeluhkan keluar cairan jernih kental dari ujung
kemaluan, menetes terutama pada pagi hari. Riwayat
SOAL berhubungan seksual dengan PSK kurang lebih 1 minggu
lalu. Pemeriksaan fisik tampak ostium uretra eksternum
sedikit edema, eritematosa, dan mengeluarkan sekret
132 mukopurulen. Pada pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan adanya bakteri diplokokus namun terdapat
badan inklusi. Penyebab keluhan pada pasien yang tepat
adalah…
A. Neisseria gonorrhoe
B. Treponema pallidum
C. Bacteroides spp
D. Chlamydia trachomatis
E. Haemophillus ducreyi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. CHLAMYDIA TRACHOMATIS
KEYWORDS :
• Pasien laki-laki, 25 tahun
PEMBAHASAN
• Nyeri dan panas pada ujung penis saat buang air kecil, 5 hari
• Keluar cairan jernih kental dari ujung kemaluan, menetes
132 terutama pada pagi hari, 4 hari yang lalu
• Riwayat berhubungan seksual dengan PSK kurang lebih 1
minggu lalu
• PF: ostium uretra eksternum sedikit edema, eritematosa, dan
mengeluarkan sekret mukopurulen
• Lab: bakteri diplokokus (-), badan inklusi (+)

 Diagnosis mengarah pada kasus uretritis nonspesifik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI GENITAL NONSPESIFIK
• Peradangan di urethra, Gejala klinis:
rektum, atau serviks yang • Pria: setelah 1 – 3 minggu kontak
disebabkan oleh kuman seksual, disuria ringan, sering
PEMBAHASAN nonspesifik kencing, duh tubuh seropurulen
• Etiologi: • Wanita: asimptomatis, duh tubuh

132 • Chlamydia trachomatis


(50%), ureaplasma
urealitycum, dan
ringan, disuria ringan, nyeri pelvis
dan dispareunia, servisitis

mycoplasma hominis,
trichomonas vaginalis,
HSV, gardnella vaginalis,
alergi, dan bakteri

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NONSPESIFIK
Diagnosis:
Pewarnaan gram, kriteria:
PEMBAHASAN • Tidak ditemukan diplokokus gram
negatif intrasel maupun ekstrasel PMN

132 • Tidak ditemukan pseudohifa,


blastospora, dan trikomonas
• Jumlah PMN > 5/lpb, pada spesimen
duh urethra ATAU PMN > 30/lpb pada
duh serviks
• Terkadang pada kasus patogen
chlamydia akan ditemukan badan
inklusi intrasitoplasmik basofilik
(keunguan)

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NONSPESIFIK

PEMBAHASAN

132

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NONSPESIFIK
Tatalaksana:
• Nonmedikamentosa: abstinensia, notifikasi pasangan
PEMBAHASAN • Medikamentosa:
• Doksisiklin 2 x 100 mg sehari, selama 7 hari, ATAU

132 • Azitromisin 1 gram dosis tunggal, ATAU


• Eritromisin (alergi azitromisin, ibu hamil, anak usia < 12 tahun) 4 x 500
mg sehari, selama 1 minggu, atau 4 x 250 mg sehari, selama 2
minggu

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
Jawaban lainnya…
A. Nerisseria gonorrhoe : menyebabkan kasus GO
PEMBAHASAN B. Treponema pallidum : menyebabkan sifilis/ulkus durum
C. Bacteroides spp : menyebabkan bakterial vaginosis (BV)

132 E. Haemophillus ducreyi : menyebabkan ulkus mole


PEMBAHASAN Jadi, penyebab keluhan pada pasien adalah…

132 D. CHLAMYDIA TRACHOMATIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak perempuan, usia 8 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bercak kemerahan gatal pada lipat siku,
lipat lutut setelah mengkonsumsi seafood. Menurut orang
tua pasien, sewaktu pasien masih bayi pernah mengalami
keluhan yang sama tapi di daerah pipi. Diketahui ayah
SOAL pasien memiliki riwayat asma. Pemeriksaan fisik umum
dalam batas normal. Status dermatologis pada fosa cubiti,
fosa poplitea tampak makula eritematosa multipel, plakat,
133 skuama, dan sedikit erosi. Dilakukan pemeriksaan darah tepi
dan didapatkan ukuran 10-14 mm, inti bersegmen, granulasi
(+) warna jingga, dan tidak menutupi inti. Gambaran
apakah yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium
pada anak ini?
A. Hitung jenis: limfosit
B. Hitung jenis: eosinofil
C. Hitung jenis: neutrofil
D. Hitung jenis: basofil
E. Hitung jenis: monosit
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. HITUNG JENIS: EOSINOFIL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak perempuan, 8 tahun
• Muncul bercak kemerahan gatal pada lipat siku, lipat lutut

133 setelah konsumsi seafood


• Sewaktu bayi pernah mengalami keluhan yang sama tapi di
daerah pipi
• RPK: ayah pasien memiliki riwayat asma
• PF: dbn
• Dermatologis: pada fosa cubiti, fosa poplitea tampak makula
eritematosa multipel, plakat, skuama, dan sedikit erosi
• Lab: ukuran 10-14 mm, inti bersegmen, granulasi (+) warna
jingga, dan tidak menutupi inti
 Diagnosis: Dermatitis atopi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS ATOPI
• Inflamasi pada kulit yang • Area predileksi berbeda pada
bersifat kronis dan residif kelompok usia berbeda
Manifestasi klinis: • Lebih sering pada bayi dan anak
PEMBAHASAN
• Gejala utamanya berupa • Sering disertai rhinitis alergi dan
gatal, kulit kering (sampai asma (riwayat atopi)  pada diri

133 dengan ekskoriasi dan


likenifikasi), dan disertai
tanda radang (terutama
sendiri maupun keluarga

eritema)
• Bentuk polimorfik,
bergantung pada fase/usia:
• Akut
• Subakut
• Kronis

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
KLASIFIKASI DERMATITIS ATOPI
Dermatitis atopi tipe infantil (2 bulan Dermatitis atopi tipe anak (2-12
– 2 tahun): tahun):
• Lesi akut: eritema dengan papul • Lanjutan dari tipe infantil atau timbul
dan vesikel yang halus, eksudatif sendiri (de novo)
PEMBAHASAN (basah)  menjadi krusta
• Lesi subakut-kronis: lesi lebih kering,
• Usia 18 bulan  transformasi papuler, ada sedikit likenifikasi dan

133 menjadi likenifikasi


• 2 tahun seharusnya sembuh, jika
tidak  berlanjut ke D.A. tipe anak
skuama. Ekskoriasi dan erosi tampak
prominen
• Predileksi: lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan bagian fleksor
• Predileksi: pipi, leher, ekstremitas sisi
 dapat meluas
ekstensor

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
KLASIFIKASI DERMATITIS ATOPI
Dermatitis atopi tipe remaja dan
dewasa (> 12 tahun):
• Lesi kronis: plak papular
PEMBAHASAN eritematosa dengan likenifikasi
yang lebih jelas; hiperpigmentasi
dan hiperkeratosis (skuama)

133 • Predileksi:
• Remaja: lipat siku, lipat lutut,
samping leher, dahi, dan sekitar
mata
• Dewasa: distribusi tidak khas,
paling banyak di tangan dan
pergelangan tangan

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• No biomarker for the diagnosis atopic dermatitis (AD) is known.
Laboratory testing is seldom necessary.
• A complete blood cell count for thrombocytopenia helps exclude
PEMBAHASAN Wiskott-Aldrich syndrome, and testing to rule out other
immunodeficiencies may be helpful. This also helps to identify
peripheral eosinophilia, which may help to support the diagnosis.
133 • An increasing serum IgE level can be helpful to support the
diagnosis.
• Scrapping to exclude tinea corporis is occasionally helpful.

Sumber: Emedicine
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

133

Sumber: Emedicine
TATALAKSANA DERMATITIS ATOPI
Nonmedikamentosa: Medikamentosa (Terapi topikal):
• AVOIDANCE/Hindari faktor • Steroid topikal
pencetus! (the easiest, the first, the • Bayi, anak: potensi lemah s/d
effective) sedang (kompres dulu untuk lesi
PEMBAHASAN • Menjaga kelembaban kulit dengan basah)
menggunakan sabun pH netral • Dewasa: potensi sedang s/d kuat

133 (hypoallergic), hindari antiseptik


• Stress management yang baik
• Inhibitor kalsineurin: pimekrolimus
cream 1%; tacrolimus oint 0,03%;
tacrolimus oint 0,1%
Prinsip terapi medikamentosa: • Emolien: pelembab dengan krim
• Mengurangi gatal hidrofilik urea 10%; pakai emolien
4x/hari yang kaya seramida
• Menekan radang
• Lainnya: wet dressing untuk lesi
• Menjaga kelembaban kulit
kronik refrakter; ter untuk lesli
• Mengatasi infeksi sekunder bila perlu likenifikasi; fototerapi untuk lesi luas
dan refrakter
• Kortikosteroid oral dan antihistamin
oral bila diperlukan
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
TATALAKSANA DERMATITIS ATOPI
Medikamentosa (Sistemik):
• Antihistamin: yang sedatif lebih
dianjurkan untuk anak
• Bersifat sebagai adjuvant
PEMBAHASAN
• Hanya bila gatal sangat
menganggu

133 • Antibiotik: bila ada infeksi sekunder


• Steroid: hanya pemberian singkat
• Imunosupresan lain: siklosporinA,
mofetil mikofenolat, metotreksat,
dan azatioprin

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
Jadi, gambaran yang ditemukan pada
PEMBAHASAN pemeriksaan laboratorium adalah…

133 B. HITUNG JENIS: EOSINOFIL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 46 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bula di perut, punggung, dan lengan sejak
3 minggu yang lalu. Lesi berwarna kemerahan dan disertai
keropeng yang nyeri dan perih. Selain itu, pasien
mengeluhkan matanya sering mengeluarkan cairan dan
SOAL kotoran. Pasien juga memiliki banyak sariawan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda Nikolsky positif dan
tanda Asboe-Hansen positif. Diagnosis kasus ini adalah ....
134 A. Impetigo bulosa
B. Pemfigoid bulosa
C. Pemfigus vulgaris
D. Steven’s Johnson Syndrome
E. Streptococcal scalded skin syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PEMFIGUS VULGARIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 46 tahun
• Muncul bula di perut, punggung, dan lengan, 3 minggu
134 • Lesi berwarna kemerahan dan disertai keropeng yang
nyeri dan perih
• Disertai matanya sering mengeluarkan cairan dan kotoran
• PF: tanda Nikolsky (+), tanda Asboe-Hansen (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMFIGUS VULGARIS
• Penyakit autoimun berupa
munculnya bula di kulit dan
mukosa
PEMBAHASAN
• Gejala:
• Muncul bula di kulit dengan

134 dasar eritematosa


• Bula dapat pecah menjadi
erosi yang nyeri
• Bula pada mukosa
biasanya tidak intak, tetapi
berbentuk erosi yang nyeri
• Nikolsky sign (+)
• Asboe-Hansen sign (+)

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
PEMFIGUS VULGARIS
Nikolsky’s sign
• Bula diusap dengan lembut 
lapisan teratas kulit akan
PEMBAHASAN
terlepas dari lapisan di
bawahnya

134 • Ditemukan pada: pemfigus,


SJS, TEN, Streptococcal
Scalded Skin Syndrome

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
PEMFIGUS VULGARIS
Asboe-Hansen’s sign
Tepi bula ditekan  bula akan
meluas ke daerah kulit yang
PEMBAHASAN
sehat

134

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
DIAGNOSA BANDING
Pemfigoid Bulosa
• Mirip pemfigus bulosa, namun
Nikolsky’s sign negatif
PEMBAHASAN
• Asboe-Hansen sign negatif
• Biasanya mengenai pasien usia >
134 50 tahun

S4
• Streptococcal Scalded Skin
Syndrome
• Eksfoliasi generalisata akibat
infeksi toksin S. aureus
• Biasanya pada bayi

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
DIAGNOSA BANDING
SJS
• Stenven Johnson Syndrome
PEMBAHASAN • Reaksi alergi obat
• Eksfoliasi kulit dan mukosa (< 10%)

134 • Mirip pemfigus bulosa, namun


Nikolsky’s sign (-)
• Asboe-Hansen’s sign (-)

Impetigo Bulosa
• Staphylococcus aureus:
bergerombol
• Predileksi: aksila, dada, punggung
• Lesi eritema dengan bula

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
Jawaban lainnya…
A. Impetigo bulosa : salah satu penyakit pioderma, berupa
lesi eritema yang jika krusta diangkat akan tampak ulkus
PEMBAHASAN
B. Pemfigoid bulosa : mirip pemfigus bulosa, namun
Nikolsky’s sign negatif, biasanya pada pasien > 50 tahun
134 D. Steven Johnson Syndrome : reaksi alergi obat berupa
eksfoliasi kulit dan mukosa
E. Streptococcal scalded skin syndrome : eksfoliasi
generalisata akibat toksin S. aureus, biasanya pada bayi
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat adalah…

134 C. PEMFIGUS VULGARIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul lenting-lenting berisi cairan. Keluhan
dirasakan muncul sejak 5 hari yang lalu disertai nyeri hebat
di daerah zakar dan lipatan paha. Pemeriksaan fisik tampak
vesikel bergerombol di daerah genitalia. Pada pemeriksaan
SOAL penunjang ditemukan cytopathic effect (CPE). Apakah
tatalaksana yang tepat diberikan pada kasus?
A. Asiklovir 5 x 200 mg
135 B. Asiklovir 2 x 200 mg
C. Asiklovir 2 x 400 mg
D. Asiklovir 3 x 200 mg
E. Asiklovir 5 x 400 mg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ASIKLOVIR 5 X 200 MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 32 tahun
• Muncul lenting-lenting berisi cairan, 5 hari
135 • Disertai nyeri hebat di daerah zakar dan lipatan paha
• PF: vesikel bergerombol di daerah genitalia
• Lab: cytopathic effect (CPE)

 Diagnosis: Herpes simpleks genitalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HERPES SIMPLEKS
• Infeksi yang ditandai Gejala klinis:
dengan adanya vesikel • Infeksi primer: vesikel berkelompok
yang berkelompok di atas di atas kulit yang sembab dan
PEMBAHASAN kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih yang
eritematosa di daerah kemudian seropurulen, dapat
dekat mukokutan

135 • Predileksi:
• HSV tipe 1  perioral
menjadi krusta dan kadang
mengalami ulserasi dangkal, tidak
terdapat indurasi dan geja sistemik.

• HSV tipe 2  genitalia • Fase laten: tidak ditemukan gejala


klinis, HSV dapat ditemukan dalam
• Transmisi: kontak langsung keadaan tidak aktif di ganglion
• Epidemiologi: anak subklinis, darsal
dewasa (PMS) • Infeksi rekuren: gejala lebih ringan
dari infeksi primer, akibat HSV yang
sebelumnya tidak aktif mencapai
kulit dan menimbulkan gejala klinis
Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
HERPES SIMPLEKS VIRUS 1 PRIMER
Terutama pada bayi dan anak-
anak
• Gingivostomatitis: vesikel 
PEMBAHASAN pecah  ulkus pada lidah,
tenggorokan, palatum, dan

135 mukosa bukal


• Demam
• Limfadenopati dengan nyeri
Tatalaksana:
• Asiklovir 5x200 mg selama 5
hari
• Valsiklovir 3x1 g selama 7 hari

Sumber: Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI.
HERPES SIMPLEKS GENITAL (HSG)
• Etiologi: Herpes simplexvirus
tipe 2 (lebih sering)
• Dapat rekuren karena
PEMBAHASAN dorman di ganglia dorsalis
medulla spinalis

135 • Klasifikasi klinis:


• HG episode pertama lesi
primer
• HG episode pertama lesi
non primer
• HG rekuren
• HG asimptomatik

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


HERPES SIMPLEKS GENITALIS (HSG)
HG episode pertama, primer
(pemeriksaan serologis HSV
negatif)
PEMBAHASAN • Vesikel  erosi  ulkus
• Berkelompok, dasar eritematosa,

135 nyeri (+)


• Paling sering: ulkus berkrusta
• Pembentukan lesi: 10 hari
• Mulai masa konvalesens di hari ke
12-21
• Gejala tambahan:
• Disuria, keputihan
• Keluhan sistemik (prodromal)

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


HERPES SIMPLEKS GENITALIS (HSG)
HG episode pertama, non-
primer (pemeriksaan serologis
HSV yang sudah positif)
PEMBAHASAN Pernah terinfeksi HSV jenis
apapun sebelumnya

135 • Efloresensi = primer


• Jumlah lebih sedikit dan
lebih ringan
• Mulai masa konvalesens di
hari ke 10-14
• Gejala tambahan: jarang

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


HERPES SIMPLEKS GENITALIS (HSG)
HG rekuren
• Vesikel  erosi  ulkus
PEMBAHASAN • Jumlah lebih sedikit dan lebih
ringan
• Lokasi = lesi primer sebelumnya,
135 unilateral
• Predileksi: penis, vulva, anus,
bokong
• Menghilang dalam 5 hari
• Gejala tambahan:
• Parestesia sebelum lesi
muncul

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


HERPES SIMPLEKS GENITALIS (HSG)
HG asimptomatik
• Tidak ada gejala
PEMBAHASAN • Serologi antibodi herpes
positif

135

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


CYTOPATHIC EFFECT (CTE)
• Perubahan patognomonis yang
terjadi pada sel-sel yang
terinfeksi virus pada kultur
PEMBAHASAN jaringan
• Hal ini presumtif mengidentifikasi

135 virus yang didapatkan pada


spesies
• Contoh:
• Adenovirus  grape-like cluster
• Rhinovirus  irregular, rounded
“dew drop”
• Herpes simplex virus 
multinucleated giant cell

Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011


CYTOPATHIC EFFECT (CTE)

PEMBAHASAN

135
CYTOPATHIC EFFECT (CTE)

PEMBAHASAN

135
TATALAKSANA HSG
HG episode pertama (lesi inisial): HG rekuren
primer dan non-primer • Medikamentosa: analgetik, kompres
• Medikamentosa: analgetik, kompres DAN antivirus (pilih salah satu)
PEMBAHASAN DAN antivirus (pilih salah satu) • HANYA untk keluhan yang berat:
• Asiklovir 5x200 mg selama 7-10 regimen dosis = HG episode

135 hari
• Asiklovir 3x400mg selama 7-10
hari
pertama, durasi 5 hari
• Atau REKUREN > 6x/tahun: terapi
antivirus supresif
• Valasiklovir 2x500-1000mg selama • Asiklovir 2x400mg/hari, atau
7-10 hari • Valasiklovir 1x500mg/hari, atau
• Famsiklovir 3x250mg selama 7-10 • Famsiklovir 2x250mg/hari
hari
• Edukasi:
• Abstinensia dari hubungan
seksual
• Potensi sudah dan akan
menularkan ke pasangan seksual Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011.
Jawaban lainnya…
B. Asiklovir 2 x 200 mg : salah dosis
PEMBAHASAN C. Asiklovir 2 x 400 mg : untuk mencegah kekambuhan
D. Asiklovir 3 x 200 mg : salah dosis

135 E. Asiklovir 5 x 400 mg : salah dosis


Jadi, terapi yang tepat diberikan untuk mencegah
PEMBAHASAN kekambuhan adalah…

135 A. ASIKLOVIR 5 X 200 MG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan terdapat botak di kepala sejak 2 minggu
yang lalu. Tidak ada riwayat gatal dan luka di kepala
sebelumnya. Keluhan disertai kemerahan pada seluruh
tubuh termasuk telapak tangan dan kaki. Diketahui pasien
SOAL adalah seorang PSK. Pemeriksaan fisik didapatkan alopesia
area parietal dengan tepi bergerigi seperti digigit serangga.
Tampak eritema pada seluruh tubuh. Riwayat menderita
136 luka di kelamin namun tidak nyeri dan sembuh sendiri.
Pemeriksaan penunjang apakah yang dilakukan pada
kasus?
A. Darah rutin
B. Biopsi
C. BTA
D. VDRL, TPHA
E. Mikroskopik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. VDRL, TPHA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 28 tahun
• Botak di kepala, 2 minggu
136 • Disertai kemerahan pada seluruh tubuh termasuk telapak
tangan dan kaki
• Riwayat gatal dan luka di kepala (-)
• Riwayat menderita luka di kelamin namun tidak nyeri dan
sembuh sendiri
• PF: alopesia area parietal dengan tepi bergerigi seperti
digigit serangga, eritema pada seluruh tubuh
 Diagnosis: sifilis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SIFILIS

PEMBAHASAN

136
STADIUM SIFILIS
Sifilis stadium I (primer) Sifilis stadium II (sekunder)
• Masa inkubasi: 2-4 minggu • 6-8 minggu setelah stadium I
• Papul  erosi  ULKUS • S II dini vs laten
PEMBAHASAN
• Bulat, soliter • Dini: distribusi lesi kulit
• Dasar jaringan granulasi, bersih generalisata
136 • Dinding tidak bergaung
• Tidak ada tanda inflamasi
• Laten: lokalisir
• Variasi lesi kulit:
• Indurasi  ULKUS DURUM • Roseola sifilitika
• Sembuh sendiri 3-10 minggu • Papul  papuloskuamosa
• Pustul: paling jarang
Stadium laten lanjut
• Tidak menular Sifilis stadium III (tersier)
• Asimptomatis Sistemik: berupa destruksi jaringan
akibat guma
SIFILIS

PEMBAHASAN

136
SIFILIS
Disease Dark Field RPR VDRL FTA-Abs TPPA/TPHA AIA
Primary syphilis + + +
(10 to 90 days)
PEMBAHASAN Secondary syphilis + + + + +
(6 weeks to 6 months)

136 Tertiary syphilis


(10 to 30 years)

Keterangan:
+/- +/- + + +

• RPR: Rapid Plasma Reagin


• VDRL: Venereal Disease Research Laboratory Test
• FTA-Abs: Fluorescent Treponemal Antibody Absorption
• TPPA: Treponema Pallidum Particle Agglutination
• TPHA: Treponema Pallidum Hemagglutination Assay
• AIA: Automated Immunoassay for Syphilis Antibody
SIFILIS

PEMBAHASAN

136
SEROLOGICAL MARKERS FOR DIAGNOSIS
OF SYPHILIS

PEMBAHASAN

136
PEMBAHASAN

136
SIFILIS

PEMBAHASAN

136
Jawaban lainnya…
A. Darah rutin : bukan sebagai dasar diagnosis
PEMBAHASAN B. Biopsi : tidak ada indikasi dilakukan biopsi
C. BTA : dapat dilakukan pada kasus limfadenitis TB

136 E. Mikroskopik : tidak jelas (rancu antara mikroskopik biasa


atau menggunakan kamar gelap/dark field)
Jadi, pemeriksaan penunjang yang dilakukan
PEMBAHASAN pada kasus adalah…

136 D. VDRL, TPHA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 33 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan timbul bentol-bentol pada wajah sejak 3
minggu yang lalu. Tidak ada rasa gatal atau nyeri. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan papul berukuran lentikuler,
tidak kemerahan, dan terdapat lekukan pada bagian
SOAL tengah seperti kubah. Apabila ditekan akan keluar massa
putih seperti nasi. Apa pilihan terapi yang tepat pada
pasien ini?
137 A. Ekstraksi
B. Podofilotoksin 0,5%
C. Krim asiklovir
D. TCA 25%
E. TCA 90%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. EKSTRAKSI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 33 tahun
• Timbul bentol-bentol pada wajah, 3 minggu
137 • Gatal (-), nyeri (-)
• PF: papul berukuran lentikuler, tidak kemerahan, dan
terdapat lekukan pada bagian tengah seperti kubah.
Apabila ditekan akan keluar massa putih seperti nasi

 Diagnosis: moluskum kontangiosum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOLUSKUM KONTANGIOSUM
• Penyebab: Poxvirus
• Papul putih seperti lilin, berbentuk
kubah dengan lekukan di bagian
PEMBAHASAN
tengah (delle), bila dipijat akan
tampak keluar massa berwarna

137 putih seperti nasi


• Tatalaksana
• Tidak perlu terapi karena
dapat sembuh sendiri
• Mengeluarkan badan
moluskum
• Ekstraktor komedo, kuret,
elektrokauter, bedah beku
• Imiquinod 1-5%

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2017
Jawaban lainnya…
B. Podofilotoksin 0,5% : dosis untuk herpes genitalis
PEMBAHASAN C. Krim asiklovir : untuk herpes simpleks
D. TCA 25% : dosis untuk veruka vulgaris

137 E. TCA 90% : dosis untuk herpes genitalis


Jadi, pilihan terapi yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

137 A. EKSTRAKSI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 37 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan muncul bentol-bentol kemerahan setelah makan
seafood. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama
dan diberikan CTM, kemudian keluhan menghilang.
Diketahui pasien adalah seorang supir bus. Obat apa yang
SOAL tepat diberikan untuk mengatasi gejala pada pasien
tersebut?
A. Promethazine
138 B. Dimenhidrinat
C. Doxylamine
D. Difenhidramine
E. Cetirizine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. CETIRIZINE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 37 tahun, supir bus
• Muncul bentol-bentol kemerahan setelah makan seafood
138 • Pernah mengalami keluhan yang sama  CTM  keluhan
menghilang

 Diagnosis: urtikaria

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA
Antihistamin terhadap reseptor H1

PEMBAHASAN

138

Sumber: Katzung. Basic Pharmacology


TATALAKSANA
Antihistamin terhadap reseptor H1

PEMBAHASAN

138

Sumber: Katzung. Basic Pharmacology


TATALAKSANA
Antihistamin terhadap reseptor H1

PEMBAHASAN

138

Sumber: Katzung. Basic Pharmacology


Jawaban lainnya…
A. Promethazine : generasi 1, sedatif (+)
PEMBAHASAN B. Dimenhidrinat : generasi 1, sedatif (+)
C. Doxylamine : generasi 1, sedatif (+)

138 D. Difenhidrinat : generasi 1, sedatif (+)


Jadi, obat yang tepat diberikan untuk mengatasi
PEMBAHASAN gejala pasien adalah…

138 E. CETIRIZINE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 19 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul bercak keputihan pada punggung dan lengan atas sejak 3
minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa gatal yang bertambah
parah saat berkeringat. Bercak keputihan tidak hilang dengan
pemberian salep anti gatal dan malah bertambah gatal, lalu salep
diberhentikan 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kulit tampak
makula hipopigmentasi multipel numular hingga plakat disertai skuama
SOAL halus, batas tegas, tepi tidak teratur. Pemeriksaan sediaan langsung
KOH didapatkan hasil sebagai berikut.

139

Interpretasi hasil kerokan kulit diatas adalah…


A. Hifa panjang tak bersepta dengan pertunasan
B. Hifa panjang bersepta dengan arthrospora
C. Hifa pendek dengan spora bergerombol
D. Hifa pendek bersepta dengan blastospora
E. Hifa panjang tak WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
bersepta dengan blastospora
C. HIFA PENDEK DENGAN SPORA
BERGEROMBOL
KEYWORDS :
• Pasien laki-laki, 19 tahun
PEMBAHASAN
• Muncul bercak keputihan pada punggung dan lengan atas, 3
minggu

139 • Disertai dengan rasa gatal yang bertambah parah saat


berkeringat
• tidak hilang dengan salep anti gatal dan malah bertambah gatal,
lalu salep diberhentikan 3 hari yang lalu
• PF: makula hipopigmentasi multipel numular hingga plakat disertai
skuama halus, batas tegas, tepi tidak teratur
• KOH:

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PTIRIASIS VERSICOLOR
• = Tinea versikolor / Tinea flava /
panu
• Penyakit jamur superfisial (non
PEMBAHASAN dermatofitosis) kronik yang
disebabkan oleh Malassezia furfur Efloresensi:

139 • Epidemiologi: daerah tropis >>


Gejala:
• Makulo-papular tertutup skuama
halus (finger nail sign)
• Asimptomatik – gatal ringan, • Dini: putih  lama: kehitaman 
berfluoresensi kronis: bervariasi
• Gatal saat berkeringat Pemeriksaan:
• Muncul bercak berskuama halus • Lampu Wood: kuning keemasan
berwarna putih sampai coklat • KOH 20%: hifa pendek lurus/
hitam, meliputi badan, ketiak, bengkok, spora bulat
lipat paha, lengan, tungkai, bergerombol (meatball &
leher, muka, kulit kepala yang spaghetti appearance)
berambut
Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2017
PTIRIASIS VERSICOLOR

PEMBAHASAN

139
KOH 20%: hifa pendek lurus/
bengkok, spora bulat
bergerombol (meatball &
spaghetti appearance)

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2017
TATALAKSANA PTIRIASIS VERSICOLOR
Antijamur Topikal Antijamur Oral
• Selenium sulfida shampoo • Indikasi: jika terapi topikal gagal
2,5% atau lesi luas, residif
PEMBAHASAN
• Ketoconazole shampoo 2% • Ketoconazole 1 x 200 mg selama
10 hari

139

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI. 2017
Jawaban lainnya…
A. Hifa panjang tak bersepta dengan pertunasan : hasil
kerokan kulit pada kasus kandidiasis
PEMBAHASAN
B. Hifa panjang bersepta dengan arthrospora : hasil
kerokan kulit pada kasus infeksi jamur dermatofitosa
139 (tinea)
D. Hifa pendek bersepta dengan blastospora : tidak ada
interpretasi ini pada infeksi jamur
E. Hifa panjang tak bersepta dengan blastospora : hasil
kerokan kulit pada kasus kandidiasis
Jadi, interpretasi hasil kerokan kulit di atas
PEMBAHASAN adalah…

139 C. HIFA PENDEK DENGAN SPORA


BERGEROMBOL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien anak laki-laki, usia 10 tahun, datang dibawa ibunya ke poliklinik
dengan keluhan rambut rontok. Keluhan mulai muncul sejak 1 bulan
yang lalu dan kadang disertai rasa gatal di kepala. Pada pemeriksaan
fisik tampak sebuah makula eritematosa minimal, berbatas tegas
dengan skuama halus di atasnya. Selain itu, tampak rambut patah
pada pangkal rambut dan rambut yang tersisa berwarna keabuan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Lampu Woods didapatkan hasil seperti
SOAL pada gambar berikut.

140
Tatalaksana yang tepat diberikan pada kasus diatas adalah…
A. Griseofulvin oral 6-8 minggu
B. Mikonazol salep 6-8 minggu
C. Prednison oral 2 minggu
D. Selenium sulfida shampoo 6-8 minggu
E. Nistatin oral 8 minggu
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. GRISEOFULVIN ORAL 6-8 MINGGU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien anak laki-laki, 6 tahun
• Rambut rontok, 3 minggu
140 • Disertai dengan rasa gatal di kepala
• PF: makula eritematosa minimal, berbatas tegas dengan
skuama halus di atasnya. Selain itu, tampak rambut patah pada
pangkal rambut dan rambut yang tersisa berwarna keabuan
• Lampu Woods: warna kehijauan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TINEA KAPITIS – KLASIFIKASI

PEMBAHASAN

140 Grey Patch Ringworm


• Papul eritem sekitar
Kerion
• Folikulitis  kerion
Black Dot Ringworm
• Rambut rapuh dan
batang rambut  patah  tepat pada
• Kerion = benjolan muara folikel 
melebar dan bersisik
lunak, pus (+), gambaran bintik
• Rambut abu-abu “basah” hitam “black dot”
dan mudah patah
• Gatal (+), nyeri (+), • Termasuk endotrik
• Alopecia (+), gatal alopecia (+)
(+)
• Demam &
• Lampu Wood (+): limfadenopati (+)
warna hijau
• Termasuk ektotrik
• Termasuk ektotrik
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004; Fitzpatrick Dermatology.
TINEA KAPITIS – PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan penunjang: Lampu Wood
• Fluoresensi kehijauan: Microsporum canis, M. audoinii, M.
ferrugineum (penyebab grey patch ringworm)
PEMBAHASAN
• Untuk pemeriksaan penunjang KOH digunakan kerokan kulit
kepala dan rambut sebagai bahan pemeriksaan
140 • Kerokan kulit: artrospora dan hifa panjang bersekat
• Rambut: artrospora
• Pemeriksaan sediaan dengan KOH:
• 10% untuk rambut
• 20% untuk kulit dan kuku
• Kultur: tidak rutin dilakukan. Jika dilakukan  media berupa Agar
Dextrose Subarround

Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004; Fitzpatrick Dermatology.


TINEA KAPITIS – PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan penunjang: Lampu Wood

PEMBAHASAN

140

Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004; Fitzpatrick Dermatology.


TINEA KAPITIS – TATALAKSANA
• Prinsip: pengobatan oral paling efektif
• Griseofulvin
• 500-1000 mg untuk dewasa dibagi 4 dosis
PEMBAHASAN • Dosis anak: 15-25 mg/kgbb/hari
• Lama pengobatan 6-8 minggu (minimal!) s/d 3-4 bulan
140 • Kontraindikasi pada kehamilan
• Ketokonazol: 3,3-6,6 mg/kgbb selama 3-6 minggu
• Itrakonazol: 100 mg/hari selama 5 minggu
• Terbinafin: 62,5-250 mg/hari selama 6 minggu atau 3-6 mg/kgbb/hari
selama 4 minggu
• Pengobatan tambahan: sampo diberikan minimal 3x/minggu,
didiamkan minimal 5 menit sebelum dibilas
• Sampo ketokonazole 2%
• Sampo selenium sulfida 2,5%
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004; Fitzpatrick Dermatology.
Jawaban lainnya…
B. Mikonazol salep 8 minggu : antijamur golongan azol
yang hanya terdapat dalam bentuk salep/cream.
PEMBAHASAN
Namun sediaan salep/cream tidak dianjutkan untuk
area kepala/ berambut
140 C. Prednison oral 2 minggu : kortikosteroid justru
memperberat infeksi jamur sehingga tidak diberikan
meskipun terdapat tanda-tanda peradangan/inflamasi
D. Selenium sulfida shampoo 6-8 minggu : sebagai obat
tambahan
E. Nistatin oral 8 minggu : DOC untuk kasus kandidiasis
Jadi, tatalaksana yang tepat diberikan pada
PEMBAHASAN kasus diatas adalah…

140 A. GRISEOFULVIN ORAL 6-8


MINGGU

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki laki, 62 tahun, dibawa ke IGD dengan
penurunan kesadaran sejak 2 jam SMRS. Sebelumnya pasien
mengeluh nyeri kepala lalu menurut keluarga pasien juga
sempat muntah sebelum tidak sadar. Riwayat penyakit
sebelumnya pasien hipertensi, minum obat dan kontrol jika
SOAL ada keluhan.
PF : kesadaran sopor, TD 210/120 mmHg, RR: 30x/menit
dengan periode apneu. Refleks patologis Babinski (+/+).
141 Diagnosis yang paling tepat?

A. Perdarahan subdural
B. Perdarahan epidural
C. Hipertensi urgensi
D. Stroke iskemik
E. Stroke hemoragik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. STROKE HEMORAGIK

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Penurunan kesadaran, 2 jam SMRS

141 • Nyeri kepala, muntah


• Riwayat hipertensi (+), tidak terkontrol
• PF: sopor, TD 210/120, RR meningkat, periode
apneu (+), Refleks Babinski (+/+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STROKE HEMORAGIK VS STROKE ISKEMIK
STROKE HEMORAGIK STROKE ISKEMIK
PEMBAHASAN Etiologi Perdarahan intraserebral Trombus / emboli
Klinis - Defisit neurologis akut - Defisit neurologis akut

141 - Umumnya disertai penurunan


kesadaran
- Hipertensi, hipertermia, tanda lesi
- Kesadaran umumnya tidak
terganggu
- Gejala fokal sesuai dengan lokasi
UMN (+) iskemik pada otak
- Dapat disertai yeri kepala hebat, - Tanda lesi UMN (+):
muntah proyektil (tanda hiperrefleksia, refleks patologis
peningkatan TIK) (+)
CT Scan Lesi nampak sebagai area hiperdens Lesi tampak sebagai area hipodens

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SIRIRAJ STROKE SCORE
• Penilaian berdasarkan keadaan klinis pasien saat datang terutama bila tidak
ada fasilitas radiologi untuk baku emas diagnosis stroke (CT Scan).
PEMBAHASAN
VARIABEL GEJALA KLINIS SKOR

141 Derajat Kesadaran

Muntah
Sadar
Apatis, stupor
Koma
Ya
0
1
2
1
Skor
>1 : Stroke
Tidak 0 perdarahan

Nyeri Kepala Ya 1 <-1 : stroke


Tidak 0 infark
Tanda Ateroma 1 atau lebih tanda ateroma 1
(Angina Pectoris, Claudicatio Tidak ada 0
intermitten, Diabetes Mellitus)

= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah


diastolik) – (3 x ateroma) – 12
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Perdarahan subdural : tidak disebutkan riwayat
PEMBAHASAN trauma kepala sebelumnya
B. Perdarahan epidural : tidak disebutkan riwayat
141 trauma kepala sebelumnya
C. Hipertensi urgensi : ada gangguan organ target
(pada soal: otak  stroke)
D. Stroke iskemik : disertai penurunan kesadaran,
tanda peningkatan TIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi diagnosis yang paling tepat untuk
PEMBAHASAN pasien di atas yaitu….

141 E. STROKE HEMORAGIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 49 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan lemah sisi kiri
tubuh sejak 7 hari SMRS. Lemah dirasakan semakin lama semakin berat.
Riwayat nyeri kepala (+), muntah (+), demam (+) naik turun, kejang (+).
Pasien memiliki riwayat 2 tahun yang lalu minum obat batuk rutin tiap
hari selama seharusnya 6 bulan tetapi hanya diminum selama 2 bulan.
PF: Kesadaran: komposmentis, TD: 140/90, N: 98, RR: 16× Temp: 37.9°C
Pemeriksaan neurologis: hemiparese sinistra, wajah simetris, pupil isokor,
SOAL refleks cahaya (+/+), refleks babinski (+) kaki kiri.
CT scan: tampak lesi hipodens multipel dengan tepi hiperdens, bentuk

142 bulat, batas tegas, ukuran 1x1x1 cm pada lobus parietal hemisfer kanan.
Mekanisme yang mendasari kerusakan jaringan otak pada kasus ini
yaitu?
A. Sumbatan aliran LCS
B. Pecahnya pembuluh darah
C. Reaksi imun
D. Pertumbuhan sel yang abnormal
E. Iskemik neuron

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. REAKSI IMUN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Lemah sisi kiri tubuh
• Demam naik turun tapi tidak pernah terlalu tinggi (subfebris)

142 • Riwayat minum obat batuk 6 bulan tapi hanya 2 bulan (OAT)
• Penurunan kesadaran (-), TD: 140/90, N: 98X, RR: 20× Temp:
37.9°C
• Nyeri kepala (+), muntah (+) tanda peningkatan TIK
• Kejang (+)  gejala fokal
• Abnormalitas pada status neurologis: hemiparesis sinistra, refleks
babinski (+) kaki kiri (tanda lesi UMN)
• CT scan: lesi hipodens multipel dengan tepi hiperdens, bentuk
bulat, batas tegas, ukuran 1x1x1cm pada lobus parietal
hemisfer kanan. (gambaran tuberkuloma)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TUBERKULOSIS
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
PEMBAHASAN (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
• Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB.

142 • Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi
penyebaran limfogen dan hematogen.
• Penyebaran limfogen: kuman menyebar ke kelenjar limfe regional membentuk
kompleks primer.
• Penyebaran hematogen, kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke
seluruh tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut
sebagai penyakit sistemik.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TUBERKULOSIS
• Pada penyebaran hamatogen kuman TB akan mencapai berbagai organ di
PEMBAHASAN seluruh tubuh.
• Organ yang biasanya dituju adalah organ yang mempunyai vaskularisasi
baik, misalnya otak, tulang, ginjal, dan paru sendiri, terutama apeks paru atau

142 lobus atas paru. Di berbagai lokasi tersebut, kuman TB akan bereplikasi dan
membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan
membatasi pertumbuhannya.
• Di dalam koloni tersebut kuman tetap hidup dalam bentuk dormant. Fokus ini
umumnya tidak langsung berlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk
menjadi fokus reaktivasi.
• Imunitas menurun  reaktivasi penyakit TB sesuai dengan lokasi fokus.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

PEMBAHASAN

142

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GAMBARAN RADIOLOGI TUBERKULOMA

PEMBAHASAN

142

Sumber:
Courtesy of dr. Piyush Ojha
Dept. of neurology, Govt Medical College, Kota

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Sumbatan aliran LCS  gambaran pembesaran
PEMBAHASAN ventrikel, pada anak ada gambaran klinis
hidrosefalus
142 B. Pecahnya pembuluh darah  tanda seperti
ICH/SAH/SH, atau ada riwayat trauma sebelumnya
D. Pertumbuhan sel yang abnormal  tanda
keganasan secara umum, riwayat keganasan di
organ lain sebelumnya, curiga metastasis
E. Iskemik neuron  faktor risiko stroke seperti
riwayat hipertensi, dislipidemia, onset mendadak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, mekanisme yang mendasari kerusakan
PEMBAHASAN jaringan otak pada kasus ini yaitu

142 C. REAKSI IMUN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 30 tahun, terjatuh dari pohon dan
kepalanya membentur tembok. Setelah kejadian pasien
sempat pingsan sebentar lalu sadar dan berjalan pulang
ke rumah. Beberapa saat kemudian pasien ditemukan
tidak sadar di rumah. Keluarga segera membawa ke IGD.
SOAL Di RS dilakukan pemeriksaan CT scan kepala.
Apa yang ditemukan pada pemeriksaan CT scan kepala
pasien ini?
143 A. Subdural hematom
B. Epidural hematom
C. Sub arachnoid hemorrhage
D. Intracranial hematom
E. Hydrocephalus communicans

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. EPIDURAL HEMATOM

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Terjatuh dari pohon dan kepala membentur

143 tembok  riwayat trauma kepala (+)


• Pasien sempat pingsan sadar sendiri dan bisa
berjalan pulang  ditemukan tidak sadar
kemudian. Ada lucid interval.

 Gambaran EDH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Didahului riwayat trauma sebelumnya.
• Ada periode tidak sadar – sadar – tidak sadar
PEMBAHASAN (lucid interval)
• Gejala klasik: lucid interval,
hemiparesis/hemiplegia, pupil anisokor
143 • Penurunan kesadaran disebabkan oleh efek
peningkatan tekanan intracranial karena
desakan dari volume perdarahan yang aktif
meningkat.
• Sering akibat ruptur a. meningea media
• Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens
bikonveks (panah merah). Akumulasi darah
terdapat di antara tabula interna calvaria dan
EPIDURAL HEMATOM bagian luar dari duramater yang terlepas dari
tulang calvaria yang dilekatinya.
• Biasanya disertai dengan fraktur tulang yang
Sumber: Medscape, 2016 berkaitan dengan lokasi hematom
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Subdural hematom (SDH) merupakan jenis massa
PEMBAHASAN intrakranial akibat trauma yang tersering.
• Didahului riwayat trauma sebelumnya. Baik
trauma berat maupun yang tidak terlalu berat,

143 terutama pada orang usia tua ataupun yang


menerima pengobatan dengan antikoalgulan.
• Sering akibat ruptur bridging veins
• SDH dibedakan berdasarkan ukuran, lokasi, dan
waktu terjadinya. (akut, subakut, kronik)
• Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens
semilunar (akut). Akumulasi darah terdapat di
antara bagian dalam duramater dan luar
parenkim otak dan arachnoid
SUBDURAL HEMATOM

Sumber: Medscape, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Perdarahan subarachnoid (SAH) merupakan
PEMBAHASAN perdarah yang terjadi di antara cavum
subarachnoid dan piamater.
• SAH dapat terjadi dalam berbagai situasi klinis,

143 salah satunya trauma kepala.


• SAH spontan (nontraumatik) biasanya terjadi
akibat ruptur aneurisma ataupun malformasi
arteri-vena (AVM)
• Ditandai dengan: nyeri kepala hebat
(thunderclap headache), nyeri pada mata, bisa
terdapat gangguan penglihatan ataupun
diplopia, muntah, tanda rangsang meningeal
(+), peningkatan suhu tubuh, takikardia
SUBARACHNOID HEMORRHAGE • Gambaran CT scan berupa hiperdensitas yang
terlihat di daerah cisterna subarachnoid
Sumber: Medscape, 2017 mengikuti girus.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Intracerebral hemorrhage (ICH) merupakan
PEMBAHASAN akumulasi darah yang patologis di dalam
parenkim otak.
• ICH dapat disertai dengan edema yang

143 kemudian dapat menimbulkan desakan


terhadap daerah sekitarnya sehingga
menyebabkan gangguan neurologis.
• ICH nontraumatika paling sering akibat rusaknya
pembuluh darah di otak karena hipertensi,
namun dapat juga karena disfungsi autoregulasi
otak yang menyebabkan aliran darah di otak
menjadi berlebihan.
• Bisa juga akibat ruptur AVM ataupun aneurisma,
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE gangguan hemostasis, dan gangguan aliran
vena
Sumber: Medscape, 2017

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Subdural hematom  pasien usia muda, tidak
PEMBAHASAN ada riwayat terapi antikoagulan, mekanisme
trauma bukan accelerate-decelerate
C. Subarachnoid hemorrhage tidak disebutkan
143 riwayat nyeri kepala hebat, adanya bruit
D. Intracerebral hemorrhage  riwayat
peningkatan tekanan darah sebelumnya,
gangguan hemostasis
E. Hydrocephalus communicans pelebaran
sistem ventrikel, tanda peningkatan tekanan
intracranial, riwayat trauma (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, temuan CT Scan kepala pada kasus ini
PEMBAHASAN yaitu

143 B. EPIDURAL HEMATOM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita, 25 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala sebelah yang dirasakan sejak 4-5 jam yang lalu.
Saat terjadi nyeri kepala pasien tidak dapat beraktivitas
sama sekali, karena kepala terasa berdenyut sebelah.
Pasien mengeluh keluhan seperti ini sering berulang dan
SOAL mereda dengan konsumsi Ibuprofen, namun kali ini tidak
mereda. Sebelum nyeri kepala muncul biasanya pasien
mengeluh mata berkunang-kunang dan mual serta
144 muntah.
Terapi yang tepat adalah?
A. Oksigen 100% 10 lpm
B. Sumatriptan
C. Chlorpheniramin maleat
D. Dexametason
E. Ergotamin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. SUMATRIPTAN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Nyeri kepala sebelah, berdenyut, durasi 4-5jam,
sampai tidak bisa beraktivitas
144 • Nyeri kepala berulang mereda dengan Ibuprofen
• Serangan kali ini tidak mereda dengan Ibuprofen
• Sebelum nyeri kepala ada mata berkunang-
kunang, mual, muntah

 Diagnosis: migraine dengan aura (classic


migraine)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIGRAINE HEADACHE
• Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk
PEMBAHASAN nyeri kepala primer. Nyeri kepala berulang dengan
manifestasi serangan selama 4-72 jam.

144 • Karakteristik: nyeri kepala unilateral, berdenyut,


intensitas sedang atau berat, bertambah berat
dengan aktivitas fisik yang rutin dan dapat diikuti
dengan nausea, fotofobia, fonofobia
• Migren bila tidak diterapi akan berlangsung antara 4-
72 jam dan yang klasik terdiri atas 4 fase yaitu fase
prodromal (kurang lebih 25 % kasus), fase aura
(kurang lebih 15% kasus), fase nyeri kepala dan fase
postdromal.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIGRAINE HEADACHE
• Anamnesis:
PEMBAHASAN • Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita
migren merasakan nyeri hanya pada satu sisi kepala,

144 hanya sedikit yang merasakan nyeri pada kedua sisi


kepala.
• Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
• Nyeri bertambah parah dengan aktivitas.
• Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari.
• Disertai mual dengan atau tanpa muntah.
• Fotofobia dan/atau fonofobia
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIGRAINE HEADACHE
• Faktor pencetus:
PEMBAHASAN • Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau
sebelumnya/ perubahan hormonal.
• Puasa dan terlambat makan
144 • Makanan tertentu misalnya akohol, coklat, susu, keju dan
buah-buahan, yang mengandung MSG
• Cahaya kilat atau berkelip.
• Banyak tidur atau kurang tidur
• Faktor herediter
• Faktor psikologis: cemas, marah, sedih
• Pemeriksaan Fisik tanda vital, status generalis, dan
status neurologis umumnya dalam batas normal.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIGRAINE HEADACHE
• Terapi abortif:
• Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid (OAINS)
PEMBAHASAN • Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika
analgetik atau OAINS tidak ada respon.

144 • Analgetik dan OAINS:


a. Aspirin 500 - 1000 mg per 4-6 jam
b. Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam
c. Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akut ringan
sampai sedang
d. Kalium diklofenak (powder) 50 -100 mg per hari dosis tunggal
• Triptan oral dapat digunakan pada semua migraine berat jika serangan
sebelumnya belum dapat dikendalikan dengan analgesik sederhana.
• Ergotamin tidak direkomendasikan untuk serangan migraine akut.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Oksigen 100% 10lpm penanganan awal cluster
PEMBAHASAN headache
C. Chlopheniramin maleat  obat antihistamin
144 D. Dexamethasone  Steroid
E. Ergotamine  tidak direkomendasikan untuk
serangan migraine akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, terapi yang tepat pada kasus ini yaitu

144 B. SUMATRIPTAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien datang mengeluhkan adanya kelemahan di
kedua tangan dan kaki. Kelemahan dimulai dari kaki
baru kemudian ke tangan, dimulai dari ujung jari dan
telapak. Terdapat rasa kehilangan sensasi sentuhan di
kedua tangan dan kaki seperti menggunakan kaos kaki
SOAL dan sarung tangan. Sebelum serangan pasien mengaku
ada riwayat sakit batuk pilek sekitar 1-2 minggu
sebelumnyal, dari hasil pemeriksaan didapatkan pasien
145 tetraparese, reflex fisiologis menurun, tidak ditemukan
refleks patologis.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah ?

A. Myastenia Gravis
B. GBS
C. Stroke
D. Acute Flaccid Paralysis
E. Poliomielitis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. GBS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Kelemahan anggota gerak kiri & kanan

145 • Dimulai dari anggota gerak bawah naik ke


anggota gerak atas mulai dari ujung jari
• Kehilangan sensasi sentuhan pada telapak kaki
dan tangan (stocking and gloves phenomenon)
• Riwayat batuk pilek 1-2 minggu sebelum keluhan
muncul
• Tetraparesis, refleks fisiologis menurun, tidak ada
refleks patologis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GUILLAIN-BARRE SYNDROME
• Sindrom Guillain-Barre adalah kumpulan gejala
PEMBAHASAN yang manifestasinya muncul sebagai
poliradikuloneuropati inflamasi akut yang ditandai
145 dengan kelemahan dan refleks yang menurun
bahkan menghilang.
• GBS terjadi proses demielinisasi neuron dengan
kelemahan yang naik dari distal ke proksimal
(ascending weakness).
• Muncul sekitar 2-4 minggu setelah infeksi respirasi
ataupun gastrointestinal ringan.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GUILLAIN-BARRE SYNDROME
• Keluhan yang muncul antara lain:
PEMBAHASAN • Kelemahan otot muka (mirip bell’s palsy)
• Diplopia

145 •

Disartria
Disfagia
• Optalmoplegia
• Kelemahan ascendens dan simetris
• Gangguan otonom
• Gangguan otot napas

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GUILLAIN-BARRE SYNDROME
• Pemeriksaan Fisik:
PEMBAHASAN • Kelemahan saraf cranial (III, IV, VI, VII, IX, X)
• Kelemahan anggota gerak yang cenderung simetris dan

145 asendens
• Hiporefleksia atau arefleksia
• Tidak ada klonus atau refleks patologis
• Pemeriksaan Penunjang:
• Laboratorium darah: darah lengkap, serum elektrolit, tes
fungsi hepar, kadar creatinine phosphokinase, LED,
• Lumbal Pungsi : disosiasi sitoalbumin (protein meningkat
>400mg/L, tanpa disertai peningkatan selularitas LCS)

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI,2016. Medscape,2018.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GUILLAIN-BARRE SYNDROME
• Tata laksana (menurut Acuan PPK Neurologi PERDOSSI 2016):
• First line: IVIG 0,4 gram/ kg BB/ hari selama 5 hari atau plasma
PEMBAHASAN exchange.
• IVIG memiliki efek samping yang lebih sedikit, sehingga lebih

145 banyak dipilih


• Kombinasi methylprednisolone dosis tinggi dan IVIG memiliki
manfaat singkat
• Pada anak-anak pemberian IVIG lebih direkomendasikan
• Pemberian IVIG pada kasus yang relaps tetap harus
dipertimbangkan (GPP/Good Practice Point)
• Pasien dirawatinapkan untuk pemantauan ketat hingga dapat
ditentukan pasien sudah dalam fase plateau atau mulai
kembali pulih. Karena jika memburuk pasien dapat mengalami
gangguan neuromuskular, insufisiensi nafas, dan gangguan
otonom dengan komplikasi kardiovaskular.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Myastenia Gravis  penyakit autoimun kronis
ditandai dengan gangguan antibodi pada transmisi
PEMBAHASAN neuromuskular sehingga terjadi kelemahan otot.
Membaik dengan istirahat.

145 C. Stroke  kelemahan anggota gerak onset


mendadak, akibat gangguan perfusi otak, manifestasi
sesuai bagian otak yang terkena
D. Acute flaccid paralysis  kelompok besar dari
kelumpuhan mendadak tipe LMN. GBS termasuk di
dalamnya.
E. Poliomielitis  infeksi pada cornu anterior medulla
spinalis oleh poliovirus. Kelumpuhan bersifat permanen.
Sensorik dan otonom tidak terganggu.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

145 B. GBS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita 58 tahun, datang dengan keluhan
sulit menahan BAB dan BAK. Kaki kiri dan kanan
terasa berat sejak 3 bulan SMRS. Sekitar 8 bulan
terakhir pasien juga merasa sering kesemutan.
SOAL
Pasien riwayat mastektomi 2 tahun SMRS.
Diagnosis yang paling mungkin?

146 A.
B.
Ependimoma
Meningioma
C. Syringomyelia
D. Metastatic tumor ke medulla spinalis
E. Tumor primer medulla spinalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. METASTATIC TUMOR KE
MEDULLA SPINALIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita 58 tahun

146 • Sulit menahan BAB dan BAK


• Kaki kiri dan kanan terasa berat sejak 3 bulan SMRS
• Sekitar 8 bulan terakhir sering kesemutan
Progresif

• Pasien riwayat mastektomi 2 tahun SMRS


 Riwayat kegansan (+)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BONE METASTASIS
• ETIOLOGI:
PEMBAHASAN • Ca prostat (~50%)
• Ca mammae (2/3 kasus)
• Ca paru

146 • Ca ginjal
• RADIOLOGI:
• X-Ray
• CT Scan
• GEJALA: • MRI
• Nyeri tulang • Bone scintigraphy
• Fraktur patologis
• Penekanan medulla
spinalis
• Peningkatan kalsium darah
• Dll

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
METASTASIS CA MAMMAE
• Daerah yang paling sering
PEMBAHASAN menjadi lokasi rekurensi ca
mammae antara lain:

146 Dinding dada, limfonodi


lokal/regional, dan/atau tulang

• Daerah yang lebih jarang


menjadi lokasi rekurensi ca
mammae antara lain:
Hepar, paru, dan SSP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ependimoma  tumor glial yang berasal dari sel
ependim SSP. Tumor ganas otak tersering #2 pada anak.
PEMBAHASAN

B. Meningioma  tumor pada meninges, bisa jinak, ganas,


146 ataupun atipikal. Seringkali jinak.

C. Syringomyelia  kista berisi cairan pada medulla spinalis.


Gejala nyeri, kelemahan dan kekauan dirasakan seiring
membesarnya kista

E. Tumor primer medulla spinalis  sudah disebutkan riwayat


keganasan sebelumnya. Jarang double primary
malignancy.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

146 D. METASTATIC TUMOR KE


MEDULLA SPINALIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki,45 tahun, datang ke IGD dengan
keluhan bicara pelo dan kelemahan separuh anggota
gerak badan sebelah kanan. Keluhan tersebut membaik
dalam 30 menit tanpa gejala sisa. Riwayat penyakit
lainnya disangkal.
SOAL PF Kesadaran CM, TD 150/90, HR 88, RR 18, Temp 37.1.
Apakah terapi yang tepat untuk pasien tersebut?

147 A.
B.
Warfarin
Citicolin
C. Piracetam
D. Aspirin
E. Piridoksin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ASPIRIN

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki,45 tahun

147 • Bicara pelo dan kelemahan separuh anggota


gerak badan sebelah kanan yang membaik
dalam 30 menit tanpa gejala sisa.
• Riwayat penyakit lainnya disangkal
• Kesadaran CM, TD 150/90, HR 88, RR 18, Temp 37.1

• Diagnosis: Transient Ischemic Attack (TIA)


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK
• Episode yang terjadi sementara yang disebabkan oleh iskemia
PEMBAHASAN disfungsi neurologis fokal dari serebral, medula spinalis, retina
tanpa adanya infark akut.

147 • Anamnesis:
• Ada tidaknya defisit neurologi akut yang terjadi sementara,
kemudian pulihsempurna dalam waktu kurang dari 24 jam
• Beberapa gejala umum yang terjadi pada TIA meliputi
hemiparesis, monoparesis atau hemiparesis bilateral,
hilangnya penglihatan monokuler atau binokuler, diplopia,
disfagia, disartria, ataksia, vertigo, afasia yang terjaditiba-
tiba, namun kembali pulih sempurna dalam waktu kurang
dari 24 jam dan tidak meninggalkan gejala sisa.
Sumber:
National Stroke Association
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SKOR ABCD2
• Penilaian tingkat kegawatan dan risiko terjadinya stroke
PEMBAHASAN

147 INTERPRETASI:
0—3 : risiko rendah
4—5 : risiko sedang
6—7 : risiko tinggi

Sumber:
National Stroke Association,
Acuan PPK Neurologi
PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA TIA
• Anti agregasi platelet: aspirin, klopidogrel dosis 75 mg,
PEMBAHASAN dipiridamol dosis 200 mg, cilostazol dosis 100 mg
• Antikoagulan untuk TIA kardioemboli : warfarin 2 mg

147 • Antikoagulan tidak direkomendasikan pada TIA


aterotrombotik
• Neuroprotektan
• Penatalaksanaan faktor risiko:
• Anti hipertensi : fase akut stroke dengan persyaratan
tertentu
• Anti diabetika : fase akut stroke dengan persyaratan
tertentu
• Antidislipidemia : atas indikasi Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Warfarin  antikoagulan
PEMBAHASAN B. Citicolin  neuroprotektan
C. Piracetam  neuroprotektan
147 E. Piridoksin  vitamin B6

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, terapi yang tepat pada kasus ini yaitu

147 D. ASPIRIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 3 bulan sebelumnya. Nyeri
menjalar hingga ke paha belakang, bertambah parah
jika pasien berjalan, bersin, dan mengedan. Nyeri
berkurang dengan posisi tidur tengkurap. Riwayat trauma
SOAL disangkal, riwayat mengangkat beban yang berat
disangkal. Sebelum nyeri mulai dirasakan, pasien
mengaku sempat menendang tembok menggunakan
148 kaki kiri.
Diagnosis yang paling mungkin?

A. Guillain Barre Syndrome


B. Myasthenia Gravis
C. Hernia Nucleus Pulposus
D. Conus medularis syndrome
E. Horner syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
• KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Nyeri pinggang kanan 3 bulan
148 • Nyeri menjalar hingga ke paha belakang
• Memberat dengan berjalan, bersin, dan mengedan.
• Membaik dengan posisi tidur tengkurap
• Riwayat trauma dan angkat beban disangkal
• Sebelum nyeri, sempat menendang tembok
menggunakan kaki kiri.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

PEMBAHASAN
• Keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui
robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/
dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah
148 ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga
menimbulkan gangguan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
GEJALA KLINIS:
PEMBAHASAN
• Nyeri pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai
dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian
148 atas). Dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus.
1.Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut,
kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler).
2.Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk,
mengangkat barang berat.
3.Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 –
S1 (garis antara dua krista iliaka).
4.Nyeri Spontan, sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi
berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat. Sedangkan bila
berbaring nyeri berkurang atauhilang
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran, FKUI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INERVASI

PEMBAHASAN

148

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN HNP
• Motorik
–Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul
dan lutut, serta kaki yang berjingkat.
PEMBAHASAN –Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
• Sensorik

148
–Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
–Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.

•Tes Khusus
1.Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)
–Tungkai penderita diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90°.
2.Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian medial dari ibu jari kaki (L5).
3.Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1).
4.Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
5.Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari kaki
6.Kadang-kadang terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine, merupakan indikasi untuk segera
operasi.
7.Kadang-kadang terdapat anestesia di perincum, juga merupakan indikasi untuk operasi.
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran, FKUI
8.Tes kernique
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN HNP
• Radiologi
–Foto X-ray tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau
PEMBAHASAN memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan
pembentukan osteofit.
–Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila

148 operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat


protrusi diskus.
–CT scan untuk melihat lokasi HNP
–Diagnosis ditegakan dengan MRI setinggi radiks yang dicurigai.

•EMG
–Untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran, FKUI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA HNP
•Medikamentosa: anti nyeri NSAID/ opioid, muscle relaxant, transquilizer.
•Fisioterapi
PEMBAHASAN – Tirah baring (bed rest) 3 – 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih utuh
(intact), sel bisa kembali ke tempat semula.

148 – Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.


– Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
– Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis,
indikasi operasi.
– Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat
benda berat, tidur dengan alas keras atau landasan papan.
– Fleksi lumbal
– Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.
– Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari
atau lebih dan pasien diobati sebagai kasus ringan.
•Operasi
Sumber: Kapita Selekta Kedokteran, FKUI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Guillain Barre Syndrome  stocking and glove
anesthesia phenomenon
PEMBAHASAN

B. Myasthenia Gravis  autoantibodi terhadap reseptor


148 kolinergik membran post sinaptik

D. Conus medularis syndrome  lesi pada distal


medulla spinalis, saddle and perineal
anestesi/hipestesia, gangguan BAB dan BAK

E. Horner syndrome  gangguan saraf simpatis ke


mata (oculosympathetic paresis), ditandai dengan
trias miosis, ptosis, dan hemifacial anhidrosis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

148 C. HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan, 23 tahun, mengeluhkan pusing dan
mual serta muntah saat perjalanan naik kereta api.
Demam (-), riwayat penggunaan obat ototoksik (-).
Terapi medikamentosa apa yang sebaiknya di berikan
pada pasien ini?
SOAL
A. Ondansetron
B. Dimenhydrinate
149 C.
D.
Omeprazole
Metoklopramid
E. Domperidone

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. DIMENHYDRINATE

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan, 23 tahun

149 • Pusing, merasa mual dan muntah saat perjalanan


naik kereta api
• Demam (-), riwayat penggunaan obat-obatan
ototoksik (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOTION SICKNESS
• Motion sickness terjadi diperkirakan akibat konflik stimulus
PEMBAHASAN terhadap berbagai reseptor terhadap pergerakan 
vestibular, visual, proprioseptif

149 • Keluhan lebih dirasakan terutama bila pasien tidak


bergerak (pasif), dan lebih jarang terjadi bila dalam
pergerakan aktif seperti berjalan ataupun berenang.
• Disebabkan oleh gerakan berulang seperti gerakan
ombak di laut, pergerakan di mobil (dalam kasus ini di
kereta api), turbulensi di pesawat, dll.

Sumber: Medscape, 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOTION SICKNESS
• Keluhan yang muncul antara lain:
PEMBAHASAN • Mual
• Rasa tidak nyaman pada daerah epigastrium

149 •

Muntah
Pucat
• Keringat dingin
• Mulut kering
• Pusing
• Iritabel

Sumber: Medcape, 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA MOTION SICKNESS
• Tujuan terapi farmakologis pada motion sickness
PEMBAHASAN adalah mengurangi gejalanya, misalnya mual
• Obat yang digunakan:
149 •

Agen antikolinergik  scopolamine
Antihistamin  dimenhydrinate, meclizine, cyclizine,
• Simpatomimetik  ephedrine
• Amfetamin  risiko kecanduan obat!
• Kafein  bila dikombinasi dengan terapi farmakologis lainnya
misalnya promethazine
• Lainnya: antiemetik (mengurangi mual, bukan mencegah motion
sickness), benzodiazepin (efek sedasi)

Sumber: Medcape, 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA MOTION SICKNESS
• Terapi nonfarmakologis:
PEMBAHASAN • Minimalisir konflik sensorik dari sistem vestibular, visual, dan
proprioseptif  menggunakan sunglasses ataupun menutup mata,
mengurangi pergerakan kepala dan leher

149 • Hindari membaca, menonton, atau melakukan pekerjaan yang


membutuhkan penglihatan jarak dekat
• Pilih posisi yang pergerakannya paling minimal. Misalnya memilih
tempat duduk di bagian tengah atau depan dari kendaraan, di
kapal duduk di dek bawah (waterline)
• Lihat ke horizon yang luas
• Posisi berbaring pronasi
• Lihat ke arah yang sesuai dengan arah pergerakan

Sumber: Medcape, 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ondansetron  antiemetik mengurangi muntah,
PEMBAHASAN bukan mencegah motion sickness

149 C. Omeprazole  PPI mengurangi sekresi asam


lambung

D. Metoklopramid  antiemetik, gastrokinetik

E. Domperidone  antiemetik, gastrokinetik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi medikamentosa yang sebaiknya
PEMBAHASAN diberikan pada kasus ini yaitu

149 B. DIMENHYDRINATE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 50 tahun, mengeluhkan kelopak mata
sulit dibuka sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan kelemahan anggota gerak
yang dipicu oleh aktivitas, terutama sore hari
menjelang waktu pulang kantor, dan membaik setelah
SOAL istirahat. Wartenberg test (+).
Apakah diagnosis pasien ini ?
150 A.
B.
Polineuropati
Neuropati okular
C. Myastenia gravis
D. Distrofi muskular
E. GBS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. MYASTENIA GRAVIS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 50 tahun

150 • Kelopak mata sulit dibuka, kelemahan anggota


gerak yang memberat dengan aktivitas
• Keluhan dirasakan terutama sore hari  setelah
seharian beraktivitas
• Membaik dengan istirahat
• Wartenberg test (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MYASTENIA GRAVIS
• Kelemahan yang terjadi akibat gangguan transmisi
PEMBAHASAN pada neuromuscular junction et causa terdapat
antibodi (IgG) terhadap reseptor nikotinik asetilkolin
150 (ACh) di membran post-sinaptik.
• Gambaran klinis:
• Kelemahan tubuh asimetris, memburuk/dicetuskan
dengan aktivitas, membaik dengan istirahat
• Gejala biasanya dimulai dengan ptosis (otot ekstraokuler)
• Otot-otot faring dan facialis  disartria, disfagia, wajah
datar
• Pada tahap lanjut, dapat mengenai otot pernapasan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MYASTENIA GRAVIS
• Pemeriksaan:
PEMBAHASAN • Anti-acetylcholine receptor antibody
• Anti-striated muscle antibody  84% pada pasien dengan
thymoma
150 • Tensilon test
• Single fiber EMG
• CXR / Chest CT  mencari adanya thymoma
• Tata laksana
• AChE inhibitors  piridostigmin bromide (Mestinon) dan
Neostigmin bromide
• Imunoglobulin intravena (IVIg)
• Plasma exchange (PE)
• Kortikosteroid (prednisone) diberikan bersama IVIg dan PE
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TES KONFIRMASI MG
• Wartenberg test
PEMBAHASAN • Pasien diminta menatap tanpa kedip kepada suatu benda yang
terletak diatas dan diantara bidang kedua mata untuk beberapa
waktu lamanya. Pada Myasthenia Gravis, kelopak mata yang
150 terkena akan menunjukkan ptosis.
• Tensilon test / Edrophonium test
• Edrophonium chloride (Tensilon) adalah obat yang secara berkala
menghalangi aksi dari asetilkolineterase.
• Pada MG, Tensilon akan memperpanjang stimulasi otot dan
mengurangi kelemahan otot. Sehingga gejala dirasakan
membaik.

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Polineuropati  kehilangan sensasi sensorik,
PEMBAHASAN simetris, mengenai saraf terpanjang terlebih dahulu
(bagian distal dahulu baru ke proksimal)
150 B. Neuropati okular  gejala terbatas pada mata
D. Distrofi muskular  kelemahan otot progresif
disertai berkurangnya massa otot
E. GBS  stocking-glove phenomenon, ada riwayat
infeksi ringan (ISPA atau diare akut) 2-4 minggu
sebelum muncul gejala

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

150 C. MYASTENIA GRAVIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 40 tahun, dibawa ke IGD dengan
penurunan kesadaran. Pasien sebelumnya sedang berolah
raga lalu tiba-tiba terlihat sangat kesakitan memegang
kepalanya. Riwayat benturan kepala sebelumnya dan
riwayat hipertensi disangkal. Pasien sempat muntah (+). PF:
SOAL kesadaran somnolen-sopor, TD 170/100mmHg, HR 90x/m, RR
22x/m. Rangsang meningeal (+), kaku kuduk (+), Brudzinski
sign I-II (+)
151 Diagnosis yang paling mungkin?

A. EDH
B. SAH
C. ICH
D. SDH
E. SNH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. SAH
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 40 tahun
• Penurunan kesadaran
151 • Sedang berolah raga tiba-tiba terlihat sangat
kesakitan memegang kepalanya  nyeri kepala
hebat, mendadak
• Riwayat benturan kepala sebelumnya dan riwayat
hipertensi disangkal  eksklusi cedera kepala
• Muntah (+)
• PF: kesadaran somnolen-sopor, TD 170/100mmHg, HR
90x/m, RR 22x/m. Rangsang meningeal (+), kaku
kuduk (+), Brudzinski sign I-II (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SUBARACHNOID HEMATOMA
• Suatu keadaan kegawatdaruratan yang ditandai oleh nyeri kepala
yang sangat hebat, “worst headache ever” (VAS 9-10) yang muncul
PEMBAHASAN akut/tiba-tiba akibat
• Anamnesis:

151 • Gejala prodomal:


 Gejala peningkatan TIK: nyeri kepala, muntah, penurunan
kesadaran.
 Gejala rangsang meningeal : nyeri kepala, kaku leher, silau,
penurunan kesadaran
• Gejala khusus untuk perdarahan subarahnoid dapat berupa:
 Manifestasi peningkatan tekanan intrakranial karena edema
serebri, hidrosefalus dan terjadinya perdarahan berulang
 Defisit neurologis fokal
 Manifestasi stroke iskemik karena vasospasme bergantung
kepada komplikasinya Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERDARAHAN INTRAKRANIAL

PEMBAHASAN

151

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA SAH

PEMBAHASAN

151

Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. EDH  epidural hematom, riwayat trauma (+),
PEMBAHASAN lucid interval (+)

151 C. ICH  intracranial hemorrhage

D. SDH  subdural hematom, usia tua, riwayat


trauma kepala (ringan//sedang/berat), akut,
subakut, kronik

E. SNH  stroke non hemoragik / stroke iskemik


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

151 B. SAH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang pria, 30 tahun, mengeluh nyeri pada sisi kiri
wajah dirasakan sejak 4 hari yang lalu, Nyeri dirasakan
lebih berat saat menguyah makanan, menyikat gigi,
ataupun ketika wajah disentuh. RIwayat trauma di
bagian kepala disangkal, riwayat demam disangkal. PF
SOAL tanda vital dalam batas normal.
Terapi apakah yang paling tepat diberikan untuk pasien
ini?
152 A. Carbamazepine
B. Paracetamol
C. Morfin
D. Sumatriptan
E. Ergotamin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. CARBAMAZEPINE

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Pria, 30 tahun

152 • nyeri pada sisi kiri wajah dirasakan sejak 4 hari


yang lalu
• Nyeri memberat saat menguyah makanan,
menyikat gigi, ataupun ketika wajah disentuh.
• Riwayat trauma di bagian kepala disangkal
• Riwayat demam disangkal.
• PF tanda vital dalam batas normal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
NEURALGIA TRIGEMINAL

PEMBAHASAN

152

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
NEURALGIA TRIGEMINAL
• Rasa nyeri tajam di daerah inervasi N. trigeminus (N.V)
PEMBAHASAN yang dapat merupakan kondisi idiopatik maupun
simtomatik
• Anamnesis:
152 • Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa detik
sampai kurang dari 2 menit.
• Nyeri dirasakan sepanjang inervasi satu atau lebih cabang n
V. Onset nyeri mendadak, berat, tajam seperti ditikam,
panas atau kesetrum dan superfisial.
• Alodinia (rangsangan antara lain: menggosok gigi, makan ,
mengunyah, mencukur, atau mencuci wajah dan tiupan
angin, bicara)
• Diantara dua serangan tidak ada rasa nyeri, jika ada hanya
berupa nyeri ringan atau tumpul.
Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA NEURALGIA
TRIGEMINAL
PEMBAHASAN

152

Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Paracetamol  NSAIDs, untuk nyeri nosiseptif.
PEMBAHASAN
Sementara neuralgia trigeminal adalah nyeri
neuropatik

152 C. Morfin  tidak termasuk dalam pilihan tata laksana


neuralgia trigeminal

D. Sumatriptan  migraine

E. Ergotamin  migraine, tidak direkomendasikan pada


serangan migraine akut.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang paling tepat diberikan
PEMBAHASAN pada kasus ini yaitu

152 A. CARBAMAZEPINE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, 42 tahun, diantar keluarganya
dengan penurunan kesadaran, sopor, kaku kuduk
(+), suhu 39°C, TD 120/80, nadi 80x/mnt, rr 24x/mnt,
pada pemeriksaan LCS didapatkan jumlah sel 600,
SOAL
PMN 20%, limfosit 65%, monosit 15%.
Diagnosis pada pasien tsb adalah?

153 A.
B.
Meningitis virus
Meningitis tuberkulosis
C. Encephalitis
D. Meningitis bakteri
E. Meningoencephalitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. MENINGITIS VIRUS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 42 tahun

153 • Penurunan kesadaran, sopor, kaku kuduk (+)


• Suhu 39°C, TD 120/80, nadi 80x/mnt, rr 24x/mnt
• Pemeriksaan LCS: jumlah sel 600, PMN 20%, limfosit
65%, monosit 15%  predominan limfosit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TEMUAN HASIL ANALISIS LCS PADA
MENINGITIS
PEMBAHASAN

153

Sumber: AAFP, 2003


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Meningitis tuberkulosis  dijelaskan gejala infeksi
PEMBAHASAN tb sebelumnya

153 C. Encephalitis  kejang, gejala fokal

D. Meningitis bakteri  jumlah sel biasanya >1000


dengan predominan PMN

E. Meningoencephalitis  tanda encephalitis tidak


dijelaskan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

153 A. MENINGITIS VIRUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan 45 tahun datang dengan keluhan pusing
berputar merasa dirinya berputar sejak 30 menit. Mual
dan muntah (+). Diperberat jika menengok ke kanan kiri
dan membuka mata. Tidak ada tinitus dan penurunan
pendengaran.
SOAL Tes penunjang pemeriksaan yang tepat ?

A. Pemeriksaan EEG
154 B.
C.
Pemeriksaan timpanometri
Tes postural
D. Tes ASSR
E. Tes OAE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. TES POSTURAL

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan, 45 tahun

154 • Pusing berputar merasa dirinya berputar sejak 30


menit  vertigo
• Mual dan muntah (+)
• Diperberat jika menengok ke kanan kiri dan
membuka mata dipengaruhi posisi
• Tidak ada tinitus dan penurunan pendengaran 
eksklusi Meniere’s disease
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPPV
• Vertigo yang dicetuskan oleh perubahan posisi
PEMBAHASAN
kepala
• Ada nistagmus rotatorik ke arah telinga yang
154 mengalami gangguan
• Pemeriksaan yang menunjang diagnosis salah
satunya adalah: Dix-Hallpike maneuver
• Diagnosis Banding:
• Neuritis vestibuler : gejala vertigo perifer, riwayat infeksi viral
(+), nistagmus horizontal ke arah telinga yang sehat, nyeri (+)
• Labirinitis : vertigo (+), onset akut, penurunan pendengaran
(+), tinnitus (-) Sumber: Buku Ajar THT FKUI, Medscape.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIX HALLPIKE TEST

PEMBAHASAN

154

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA

PEMBAHASAN • Vestibulosupresan
• CRP (canalith repositioning procedure) dengan
154 maneuver Epley kanalitiasis pada kanal anterior
dan posterior, dilakukan setelah Dix-Hallpike
• Perasat Liberatory (Semont)  kupulolitiasis
• Latihan Brandt-Daroff  untuk gejala sisa ringan,
dapat dilakukan mandiri

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EPLEY MANEUVER

PEMBAHASAN

154

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRANDT-DAROFF EXERCISE

PEMBAHASAN

154

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pemeriksaan EEG  mengetahui gelombang
PEMBAHASAN
kelistrikan otak

B. Pemeriksaan timpanometri  pemeriksaan


154 pendengaran
D. Tes ASSR  Auditory Steady-State Response.
Pemeriksaan audiogram untuk pemeriksaan terkait
pendengaran, hearing loss.

E. Tes OAE  Otoacoustic Emissions test. Pemeriksaan


untuk skrining pendengaran pada bayi ataupun anak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi tes untuk penunjang pemeriksaan
PEMBAHASAN pada pasien di atas yaitu….

154 C. TES POSTURAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki usia 58 tahun datang dengan
keluhan pandangan mata buram sejak 2 jam yang
lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu. PF tekanan darah 220/120 mmHg, nadi
SOAL
106x/m, RR 20x/m, Suhu 36,9C.
Diagnosis yang paling mungkin untuk pasien di
atas yaitu?
155 A. Krisis hipertensi
B. Hipertensi emergensi
C. Hipertensi urgensi
D. Stroke iskemik
E. Stroke hemoragik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. HIPERTENSI EMERGENSI

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 58 tahun

155 • datang dengan keluhan pandangan mata


buram sejak 2 jam yang lalu  tanda kerusakan
target organ (+)
• Riwayat hipertensi (+) sejak 5 tahun yang lalu.
• PF TD: 220/120 mmHg, nadi 106x/m, RR 20x/m,
Suhu 36,9C

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI
• Kenaikan tekanan darah dari nilai normal yang dikonfirmasi setelah
dua kali pengukuran.
PEMBAHASAN
• Klasifikasi yang digunakan: JNC 7 (guideline terapi terbaru: JNC 8)

155 Normal
Stage

Prehypertension
<120 mmHg
Systolic

120-139 mmHg
<80 mmHg
Dyastolic

80-89 mmHg
Stage-1 HT 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stage-2 HT >160 mmHg >100 mmHg

• Krisis Hipertensi: TD sistolik >180mmHg atau diastolik >120mmHg,


dengan/tanpa kerusakan target organ
• Hipertensi Urgensi : kenalikan TD > 180/120 mmHg tanpa kerusakan
target organ
• Hipertensi Emergensi : Hipertensi urgensi + kerusakan target organ
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KRISIS HIPERTENSI
• Kerusakan target organ dapat berupa:
PEMBAHASAN • Ensefalopati hipertensif
• Perdarahan intracerebral/intrakranial

155 • Papiledema, retinopati hipertensi


• Ruptur aneurisma
• Infark miokard akut
• Edema paru akut akibat disfungsi ventrikel kiri
• Gagal ginjal akut

• Penurunan tekanan darah pada hipertensi urgensi sebaiknya dicapai dalam


waktu 24–48 jam
• Penurunan tekanan darah pada hipertensi emergensi perlu dilakukan secepatnya
untuk mencegah terjadinya kerusakan target organ yang permanen.

Sumber: Pubmed, 2010. Pubmed from Frontier Cardiovasc Med, 2016.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATOFISIOLOGI KRISIS HIPERTENSI

PEMBAHASAN

155

Sumber:
Pubmed from Frontier Cardiovasc Med, 2016.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Krisis hipertensi  mencakup hipertensi
PEMBAHASAN emergensi dan hipertensi urgensi
C. Hipertensi urgensi  bila tidak ada kerusakan
155 target organ
D. Stroke iskemik  defisit neurologis akut akibat
hipoperfusi otak karena sumbatan
E. Stroke hemoragik  defisit neurologis akut akibat
hipoperfusi otak karena pecahnya pembuluh
darah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

155 B. HIPERTENSI EMERGENSI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Nn. Gina, berusia 20 tahun, dibawa keluarganya karena
sering tertawa sendiri, melompat-lompat, dan terkadang
menangis. Pasien merasa akan dibunuh oleh mantan
pacarnya yang sudah meninggal. Pasien juga sering
mendengar bisikan untuk menyuruhnya bunuh diri. Pada
SOAL saat pemeriksaan, pasien kooperatif, mood labil, kesan
afek terbatas. Keluhan ini muncul sudah selama 12 hari.
Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
156 Riwayat keluarga dengan keluhan seperti ini tidak
diketahui. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah ?

A. Skizofrenia Paranoid
B. Gangguan Waham
C. Gangguan Psikotik Akut
D. Gangguan Bipolar Episode Mania dengan Gangguan
Psikotik
E. Gangguan Skizoafektif
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Gangguan Psikotik Akut

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Wanita, 20 tahun

156 • Tertawa sendiri, melompat-lompat, dan


terkadang menangis
• Merasa akan dibunuh oleh mantan pacarnya
yang sudah meninggal
• Pasien kooperatif, mood labil, kesan afek terbatas
• Keluhan ini muncul sudah selama 12 hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Gangguan Psikotik Akut
• Onset yang akut (2 minggu atau kurang)  gejala
PEMBAHASAN
Psikotik nyata dan mengganggu aktivitas
kehidupan sehari-hari
156 • Adanya sindrom yang khas “polimorfik” dan
“Schizophrenia-like”
• Adanya stress akut
• Tidak diketahui akan berlangsung berapa lama
• Tidak ada gangguan organik

Sumber : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Schizophrenia Paranoid (Gejala positif (4 Thought, 4
PEMBAHASAN Delusion, halusinasi), disertai gejala negative, Onset 1
bulan atau lebih, halusinasi dan waham harus menonjol
B. Gangguan waham (waham yang menetap, sampai 3
156 bulan, tidak ada halusinasi)
D. Gangguan Bipolar Episode Mania dengan Gejala
Psikotik (Terdapat gejala mania dengan riwayat gejala
depresi, disertai gejala psikotik)
E. Gangguan Skizoafektif (gejala schizophrenia dan gejala
afektif muncul bersamaan dan sama menonjolnya)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Diagnosis yang tepat pada pasien ini
PEMBAHASAN adalah…

156 C. Gangguan Psikotik Akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Ambar, 40 Tahun datng dengan keluhan selalu menaruh
curiga bahwa suaminya selingkuh dengan wanita lain. Hal ini
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu setelah suaminya diangkat
menjadi kepala cabang di kantornya. Pasien selalu berusaha
menelpon suaminya dan menanyakan segala aktivitas yang
dilakukan. Sampai 6 bulan terakhir pasien melarang suaminya
SOAL membawa handphone sama sekali. Suaminya selalu
mengatakan bahwa ia tidak selingkuh, hanya memang

157 pekerjaannya yang cukup banyak. Pada pemeriksaan psikiatri


tidak ditemukan gejala psikiatri yang lain, hanya kecurigaan
pada suaminya. Apakah diagnosis yang tepat ?

A. Gangguan Penyesuaian
B. Gangguan Cemas Menyeluruh
C. Gangguan Campuran Cemas dan Depresi
D. Gangguan Waham Menetap
E. Gangguan Obsesif-Kompulsif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Gangguan Waham Menetap

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Perasaan curiga

157 • Sejak 1 tahun yang lalu


• 6 bulan pasien melarang suaminya membawa HP
• Tidak ada kelainan psikiatri lain

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Gangguan Waham
Menetap
• Waham yang menonjol
PEMBAHASAN
• Sudah berjalan 3 bulan atau lebih
• Waham bersifat pribadi
157 • Dapat muncul gejala depresi (full-blown), dengan
syarat jika gejala afektif hilang, waham masih
menetap
• Tidak ada kelainan organik
• Tidak ada halusinasi

Sumber : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Gangguan Penyesuaian (onset biasanya 1 bulan setelah
PEMBAHASAN kejadian yang “stressful”, dimana gejala yang dominan
adalah cemas, karena suatu perubahan kehidupan
yang penting)
157 B. Gangguan Cemas Menyeluruh (cemas terus menerus,
tidak diketahui penyebab cemasnya)
C. Gangguan Campuran Cemas dan Depresi (gejala
cemas dan depresi ditemukan secara bersamaan)
E. Gangguan Obsesif Kompulsif (kejadian ini setaip hari
dan paling tidak 2 minggu berturut-turut, pikiran yang
disadari,tidak berhasil dilawan, dapat menenangkan
pikiran, repetisi)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat adalah…

157 D. Gangguan Waham Menetap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Anto, berusia 45 tahun dibawa oleh keluarga nya ke IGD RS
karena pasien mengalami penurunan kesadaran sejak 2 hari
yang lalu. Penurunan kesadaran ini kadang kala membaik
kadang semakin parah. Pasien mengaku bahwa ada anak
kecil perempuan yang sedang menakuti dirinya. Pasien
menjadi berbicara dengan kacau serta gelisah. Tidak
SOAL didapatkan riwayat demam, sakit kepala, lemah sepuh tubuh,
trauma kepala, sering lupa, maupun kejang. Pasien hanya

158 memiliki riwayat DM tidak terkontrol dengan obat. Pada


pemeriksaan status mental didapatkan pasien mengalami
kesulitan untuk memusatkan, mempertahanka, dan
mengalihkan perhatian. Apakah diagnosis yang tepat untuk
kasus ini ?

A. Demensia
B. Delirium
C. Gangguan Amnestik
D. Gangguan Konversi
E. Psikotik Akut lir-skizofrenia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Delirium
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Penurunan kesadaran 2 hari

158 • Penurunan kesadaran fluktuatif (kadang baik-


kadang buruk)
• Ada banyangan anak kecil perempuan yang
menakuti dirinya  Halusinasi
• Berbicara kacau dan gelisah
• Riwayat DM tidak terkontrol
• Px Status Mental : kesulitan memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Delirium
• Gangguan kesadaran dan perhatian
PEMBAHASAN • Kesadaran berkabut  koma
• ↓ kemampuan mengarahkan, memusatkan, mempertahankan, dan
mengalihkan perhatian

158 • Gangguan kognitif


• Ilusi-halusinasi
• Ganggaun daya ingat
• Disorientasi waktu, tempat, dan orang
• Gangguan psikomotor
• Hipo atau hiperaktivitas, arus pembicaraan bertambah atau berkurang
• Gangguan skilus tidur-bangun
• Insomnia, memburuk jika malam hariu, mimpi buruk
• Ganggaun emosional
• Onset cepat, perjalanan penyakit timbul setiap hari, berlangsung < 6
bulan.
Sumber : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penyebab Delirium

PEMBAHASAN

158
Sumber :
Mnemonic & More For Psychiatry (David J. Robinson, M.D.,
F.R.C.P.C

Steis, RM, Shaughnessy M, Gordon SM. Delirium: A Very


Common Problem You May Not Recognize. Journal of
Psychosocial Nursing and Mental Health Services.
2012;50(7):17-20

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Demensia (Perjalanan penyakit lebih panjang, ditandai
dengan gangguan kemampuan daya ingat dan daya
PEMBAHASAN pikir, tidak ada gangguan kesadaran)
C. Gangguan Amnestik (gangguan daya ingat, tetapi tidak
158 didapatkan gangguan kognitif lain, dan apda
umumnya dikarenakan penyakit organic  trauma
kepala, gangguan metabolik)
D. Gangguan Konversi (gangguan psikiatri dalam bentuk
suatu gangguan neurologi, dan biasanya muncul
setelah ada stressor berat  tiba-tiba pasien buta tanpa
kelainan organik)
E. Psikotik Akut Lir-Skizofrenia (onset < 2 minggu, stresoor
berat, terdapat gejala skizofrenia)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat adalah…

158 B. Delirium

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn Galih, usia 35 tahun dikonsulkan dari bagian penyakit
dalam ke poliklinik psikiatri RS karena keluhan perut sering
kembung, buang air besar kadang tidak lancer, dan merasa
ada yang bergerak di dalam ususnya. Pasien yakin bahwa
ada tumor ganas di dalam ususnya. Keadaan ini sudah
dialaminya 10 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan bagian
SOAL penyakit dalam tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien ini ?

159 A. Psikosomatik
B. Somatisasi
C. Hipokondriasis
D. Gangguan Konversi
E. Gangguan Waham Menetap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Hipokondriasis

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Keluhan gangguan pencernaan

159 • Yakin jika ada tumor ganas (1 penyakit yang


parah)
• Sudah 10 bulan
• Pada hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
tidak ditemukan ada kelainan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Hipokondriasis

PEMBAHASAN
• Memiliki keyakinan yang tetap pada satu
penyakit fisik yang serius. Serta preokupasi yang
menetap kemungkinan perubahan pada bentuk
159 fisiknya (tidak sampai waham)
• Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dokter

Sumber : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Beda Hipokondriasis dan
Somatisasi
Hipokondriasis Somatisasi
PEMBAHASAN
Keyakinan 1 penyakit yang Keluhan penyakit yang
serius bermacam-macam
159 Sudah berjalan 6 bulan (DSM IV- Sampai 1 tahun
TR)
Tidak mau menerima nasehat dokter (Shopping doctor)
Preokupasi terhadap Terjadi disabilitas dalam
penyakitnya, sehingga muncul fungsinya di masyarakat dan
disabilitas keluarga karena keluhan
fisiknya
Sumber : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
DSM IV - TR
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Psikosomatik (terdapat penyakit pada Aksis III,
PEMBAHASAN eksaserbasi jika terdapat stressor atau gangguan
psikologis)
B. Somatisasi (Keluhan fisik yang lebih dari satu, tidak
159 menerima penjelasan dokter, disabilitas sosial)
D. Gangguan Konversi (gangguan psikiatri dalam bentuk
suatu gangguan neurologi, dan biasanya muncul
setelah ada stressor berat  tiba-tiba pasien kejang
tanpa kelainan organik)
E. Gangguan waham menetap (waham dominan, waham
bersifat pribadi, pada umumnya dapat menceritakan
waham tersebut, sudah 3 bulan atau lebih)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat adalah…

159 C. Hipokondriasis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita datang ke Rumah Sakit bersama dengan
keluarganya. Pasien sering mengeluh nyeri kepala. Nyeri
kepala hilang timbul. Pasien merasa otanya seperti keluar
setelah hakim memutuskan perkaranya ketika siding terakhir.
Dokter kesulitan dalam memahmi perkataan pasien. Ketika
ditanya apakah ada permasalahan psikologis, pasien hanya
SOAL menjawab bahwa dia sedang sakit kepala. Berapakah tilikan
pasien ini ?

160 A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. 3

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Pasien mengeluh nyeri kepala

160 • Merasa otaknya keluar setelah hakim


memutuskan perkaranya  menyalahkan faktor
eksternal
• Ketika ditanya ada permasalahan psikologis,
pasien hanya menjawab sakit kepala

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Insight / Tilikan
Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

• Pemahaman seseorang terhadap kondisi dan situasi


PEMBAHASAN dirinya dalam konteks realitas sekitarnya (pemahaman
pasien terhadap penyakitnya)

160 •

Tingkatan Tilikan
I : Penyangkalan total terhadap penyakitnya (true denial)
II : Ambivalensi , agak menyadari dirinya sakit dan membutuhkan
bantuan, tetapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya
• III : menyadari dirinya sakit, namun menyalahkan orang lain, faktor
eksternal, faktor organic sebagi penyebab sakit
• IV : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, tetapi tidak tahu sebab
penyakit
• V : menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan dengan sakit,
tetapi tidak menerapkan saran dalam perilaku praktisnya.
• VI : tilikan sehat. Sadar penuh tentang situasi diri untuk mencapai
perbaikan. True Emotional Insight

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 1 (Penyangkalan total terhadap penyakitnya (true
PEMBAHASAN denial)
B. 2 (Ambivalensi , agak menyadari dirinya sakit dan
membutuhkan bantuan, tetapi dalam waktu yang
160 bersamaan menyangkal penyakitnya)
D. 4 (menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, tetapi
tidak tahu sebab penyakit)
E. 5 (menyadari penyakitnya dan faktor yang
berhubungan dengan sakit, tetapi tidak menerapkan
saran dalam perilaku praktisnya)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tilikan pada pasien ini adalah …

160 C. 3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita 35 tahun datang ke poliklinik jiwa RS dengan
keluhan susah memulai tidur sejak 1 bulan terakhir ini. Pasien
juga mengeluh sering terbangun dan susah untuk memulai
tidur kembali pada malam hari, pasien juga sering terbangun
terlalu pagi. Saat ini pasien mengeluh jika badannya sering
lelah dan tidak bersemangat jika pagi hari. Pemeriksaan fisik
SOAL dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Apa
diagnosis pada pasien ini ?

161 A. Parasomnia
B. Hypersomnia
C. Insomnia
D. Somnabulisme
E. Gangguan jadwal tidur-jaga non organik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Insomnia

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Susah memulai tidur
161 • 1 bulan
• Sering terbangun dan susah untuk memulai tidur
kembali pada malam hari
• Sering terbangun terlalu pagi
• Badannya sering lelah dan tidak bersemangat jika
pagi hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Tidur (F51)
Dyssomnia Parasomnia
Insomnia Hypersomnia Gangguan Jadwal Peristiwa episodik
PEMBAHASAN Tidur-jaga abnormal yang
terjadi pada saat
Kriteria Waktu Minimal 3 kali / 1 Setiap hari dalam Setiap hari dalam
tidur
minggu selama 1 waktu 1 bulan waktu 1 bulan

161 Penemuan Klinis


bulan
• Sulit masuk tidur/
mempertahank
an/ kualitas tidur


Sleep attacks
Tidak ada gejala
tambahan
• Pola tidur-jaga
dari individu
tidak seirama
yg buruk narcolepsy atau dengan pola
• Preokupasi tidak bukti klinis sleep tidur-jaga yang
bisa tidur apnoe normal
• Ketidak puasan • Tidak ada gejala • Insomnia pada
baik kualitas/ neurologis waktu orang
kuantitas tidur tidur,
hypersomnia
waku orang
jaga
• Ketidak puasan
baik kualitas/
kuantitas tidur
Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Parasomnia (Peristiwa episodik abnormal yang terjadi
PEMBAHASAN pada saat tidur)
B. Hypersomnia (Rasa Kantuk yang berlebihan, sleep
attacks, setiap hari selama 1 bulan)
161 D. Somnabulisme (sleepwalking)
E. Gangguan Jadwal Tidur-Jaga Non Organik (pola tidur
individu beda dengan individu pada umumnya, setiap
hari dalam 1 bulan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …

161 C. Insomnia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn Parno, berusia 40 tahun datang ke poliklinik suatu RS
dengan keluhan mudah lupa. Setiap selesai mengerjakan
sesuatu ia selalu lupa apakah ia sudah melakukannya atau
belum, sehingga ia mengulang dan mengulang lagi apa
yang dilakukannya tadi untuk meyakinkan perbuatan
berulang yang dilakukannya seperti mengunci pintu rumah
SOAL saat hendak pergi menuju kantor. Ia mengeluh lelah
mengulang-ulang perbuatannya tersebut tetapi jika tidak

162 diulang-ulang maka ia akan merasa tidak tenang dan cemas.


Diagnosis dari kasus di atas adalah ?

A. Demensia
B. Gangguan Amnestik
C. Gangguan Cemas Menyeluruh
D. Delirium
E. Gangguan Obsesif-Kompulsif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Gangguan Obsesif Kompulsif

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Mengulang dan mengulang lagi apa yang

162 dilakukannya
• Meyakinkan perbuatan berulang yang
dilakukannya
• Tetapi jika tidak diulang-ulang maka ia akan
merasa tidak tenang dan cemas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Obsesif Kompulsif
• Harus ada gejala obsesif / kompulsif / keduanya
PEMBAHASAN
• Setiap hari selama 2 minggu
• Menyebabkan distress yang bemakna
162 • Gejala Obsesif
• Disadari dari pikiran atau impuls diri sendiri
• Ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak dapat dilawan
• Memeberikan perasaan lega atau ketenangan
• Pengulangan yang tidak menyenangkan
Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Obsesif Kompulsif
• Pola :
PEMBAHASAN • Kontaminasi (berhubungan dengan kotoran)
• Keraguan yang berlebihan (patologis)
162 •

Pikiran Intrusif
Simetris atau detail
• Tatalaksana pada pasien dengan gangguan ini :
dengan psikoterapi serta pemberian
farmakoterapi (SSRI  Fluoxetin)
Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2): Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Demensia (Perjalanan penyakit lebih panjang, ditandai
dengan gangguan kemampuan daya ingat dan daya
PEMBAHASAN pikir, tidak ada gangguan kesadaran)
B. Gangguan Amnestik (gangguan daya ingat, tetapi tidak
162 didapatkan gangguan kognitif lain, dan apda
umumnya dikarenakan penyakit organic  trauma
kepala, gangguan metabolik)
D. Gangguan Cemas Menyeluruh (cemas terus menerus,
tidak diketahui penyebab cemasnya, tidak melakukan
kegiatan yang repetitif)
E. Delirium (penurunan kesadaran, kesadaran bersifat
fluktuatif, gangguan persepsi, ganggaun memusatkan,
mempertahankan perhatian )

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …

162 E. Gangguan Obsesif Kompulsif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Nn. Tika , 25 tahun di bawa keluarganya ke dokter karena
tidak tidur sudah selama 2 minggu terakhir. Pasien merasa
tidak perlu tidur karena akan membuat suatu projek besar
yang akan memeberikan manfaat yang besar bagi dunia.
Pasien akan selalu mengamuk dan memukuli keluarganya
karena merasa dibatasi dan diganggu aktivitasnya selama ini.
SOAL Keluarga mengatakan 6 bulan yang lalu pasien sering
melamun dan sering mengurung diri di kamar serta sering

163 menangis, apakah diagnosis dari pasien ini ?

A. Hipotimia
B. Gangguan Bipolar tipe 1
C. Gangguan Bipolar tipe 2
D. Skizofrenia Hebefrenik
E. Skizofrenia Paranoid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Gangguan Bipolar Tipe 1
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien merasa tidak perlu tidur karena akan
membuat suatu projek besar yang akan
163 memeberikan manfaat yang besar bagi dunia 
peningkatan energi dan aktivitas dan didapatkan
gejala psikotik
• 2 minggu
• Mengamuk dan memukuli keluarganya
• 6 bulan yang lalu pasien sering melamun dan sering
mengurung diri di kamar serta sering menangis 
episode depresi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Gangguan Afektif Bipolar
• Terdapat episode berulang (sekurang-kurangnya
PEMBAHASAN 2 episode)
• Pada waktu tertentu terjadi penngkatan afek dan
163 penambahan energi dan aktivitas
(mania/hipomania) dan pada waktu lain
penurunan afek dan pengurangan energi dan
aktivitas(depresi)
• Episode mania (2 minggu – 4-5 bulan)
• Episoder depresi (rata-rata 6 bulan)
Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan Afektif
PEMBAHASAN Bipolar

163 Episode kini


Hipomanik
Episode kini Manik Episode Kini Depresif
Episode Kini
Campuran

Tanpa Gejala Episode Kini Depresif Episode Kini Depresif


Gejala Psikotik
Psikotik Ringan atau Sedang Berat

Tanpa Gejala
Gejala Psikotik
Psikotik

Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tipe Gangguan Afektif Bipolar
(DSM IV-TR dan Kaplan)
PEMBAHASAN
Bipolar 1 Bipolar 2

163 Memenuhi kriteria bipolar

Mania (ADL Hipomania (ADL Tidak


terganggu) terganggu)

Depresi Mayor (ADL Terganggu

Sumber: Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010)
DSM IV-TR
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Hipotimia (perasaan tidak enak, perasaan sedih tetapi
PEMBAHASAN tidak sampai depresi)
C. Gangguan Bipolar tipe 2 (gangguan ini memiliki fase
hipomania dan depresi mayor dalam 1 siklusnya)
163 D. Skizofrenia hebefrenik (memenuhi kriteria skizofrenia,
dengan gejala yang deteriorasi proses pikir, inkoherensi,
serta perilaku tidak bertujuan)
E. Skizofrenia paranoid (memenuhi kriteria skizofrenia,
dengan gejala tambahan berupa halusinasi auditorik
yang menonjol)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …

163 B. Gangguan Bipolar tipe 1

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sdr. Slamet, 26 tahun, diatantar oleh keluarganya ke IGD RS
oleh keluarganya karena lemas seluruh tubuh disertai nyeri
terutama pada daerah persendian. Pasien tampak gelisah,
berkeringat dan menggigil. Didapatkan riwayat menggunakan
obat-obatan melalui suntikan sejak 8 bulan terakhir ini. Pasien
terakhir menggunakan obat-obatan tersebut 2 hari yang lalu.
SOAL Pada pemeriksaan fisik pupil menjadi midriasis, tangan tremor,
apakah yang terjadi pada pasien ini ?

164 A. Gejala Panik


B. Gajala Waham
C. Keadaan Putus Zat
D. Intoksikasi akut
E. Sindrom Ketergantungan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Keadaan Putus Zat

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Lemas seluruh tubuh disertai nyeri terutama pada

164 daerah persendian


• Tampak gelisah, berkeringat dan menggigil
• Riwayat menggunakan obat-obatan melalui
suntikan sejak 8 bulan
• Pupil menjadi midriasis, tangan tremor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat
Intoksikasi Akut Sindrom Ketergantungan Keadaan Putus Zat

• Dose dependent • Pola pemakaian zat maladaptif • Sindrom spesifik zat akibat
PEMBAHASAN • Atau pada individu kelainan menyebabkan penghentian (atau penurunan)
organi (insufisiensi hepar atau gangguan/penderitaan yang pemakaian zat yang telah
ginjal)  dosis kecil akan bermakna secara klinis dengan ciri digunakan dalam waktu yang

164 •


intoksikasi
Kondisi peralihan yang timbul
setelah mengkonsumsi
Intensitas intoksikasi berkurang
dengan berlalunya waktu dan


(> 3);
Kompulsif untuk mengunakan zat
Kesulitan mengedalikan perilaku
menggunakan zat
Toleransi

lama dan berat.
Gejala putus zat akan mereda
dengan meneruskan kembali
penggunaan zat.

efeknya hilang jika tidak • Didapatkan gejala putus zat bila


mengkonsumsi penggunaan dihentikan
• Secara progresif mengabaikan
kesenangan/minat lain
• Tetap menggunakan zat, meski
menyadari ada akibat merugikan

Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), DSM IV-TR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Keadaan Putus Zat Opioid
• Berdasarkan clue soal didapatkan riwayat penggunaan obat-obatan suntik sejak 8 bulan,
terakhir menggunakan obat tersebut 2 hari yang lalu, dan didapatkan hasil pemeriksaan fisik
pupil midriasis, tangan tremor mengarahkan diagnosis pada keadaan putus zat opiat/opioid.
PEMBAHASAN • •Penggunaan Opiat/opioid injeksi terutama untuk Morfin dan Heroin. Sindrom putus zat morfin
dan heroin dimulai dalam 6 – 8 jam setelah dosis terakhir, umumnya setelah periode
pemakaian kontinu atau pemberian antagonisnya.

164 • Adapun gejala putus zat opiat/opioid meliputi;





Tanda vital meningkat, midriasis pupil
Mood disforik
Mual dan muntah
• Nyeri otot
• Lakrimasi/rinorea
• Dilatasi pupil, piloereksi, atau berkeringat
• Diare
• Menguap
• Demam
• Insominia

Sumber:
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Gejala Panik (terdapatnya fase cemas yang berat 
PEMBAHASAN dengan overaktivitas autonomik)
B. Gejala Waham (keyakinan atau fikiran yang salah,
karena bertentangan dengan kenyataan (Realita))
164 D. Intoksikasi Akut (kondisi yang muncul merupakan
peralihan setelah mengkonsumsi suatu zat)
E. Sindrom Ketergantungan(perilaku maladaptif yang
menyebabkan seseorang akan mengkonsumsi zar=t
terus menerus)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, yang terjadi pada pasien ini adalah …

164 C. Keadaan Putus Zat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. James, 40 tahun,datang di bawa ke dokter oleh
keluarganya karena sering menyeluh nyeri pada dahi kiri sejak 4
bulan terakhir ini. Nyeri ini dirasakan pasien jika terdapat suatu
gelombang yang masuk melalui dahi kirinya. Pasien meyakini
jika ia adalah seorang yang ditunjuk tuhan untuk melindungi
dunia ini dari kehancuran. Pasien juga mengatakan sering
SOAL melihat dengan manusia bersayap yang terbang dari langit
untuk memberikan pesan dari tuhan. Pasien tampak tenang,

165 dan tidak mengamuk. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium


tidak ditemukan kelainan. Apakah terapi medikamentosa yang
paling tepat untuk diberikan kepada pasien ?

A. Haloperidol 1 x 5 mg IM
B. Risperidone 2 x 2 mg PO
C. Haloperidol 3 x 10 mg PO
D. Risperidone 2 x 8 mg PO
E. Olanzapine 3 x 15 mg PO

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Risperidone 2 x 2 mg PO
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • 4 bulan
• Terdapat suatu gelombang yang masuk melalui dahi
165 kirinya  Thought of Withdrawal
• Meyakini jika ia adalah seorang yang ditunjuk tuhan
untuk melindungi dunia ini dari kehancuran  Waham
kebesaran (bagian dari waham paranoid)
• Manusia bersayap yang terbang dari langit untuk
memberikan pesan dari tuhan  Halusinasi Visual
• Pasien tampak tenang, dan tidak mengamuk

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Prinsip Pemilihan Antipsikotik

PEMBAHASAN • Pada dasarnya semua obat antipsikotik mepunyai


efek primer (efek klinis) yang sama pada dosis
ekuivalen. Perbedaan terutama pada efek
165 sekunder (efek samping: sedasi, otonomik,
ekstrapiramidal)
• Pemilihan jenis obat antipsikotik mempertimbangkan
gejala psikosis yang dominan dan efek samping
obat.

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Prinsip Pemilihan Antipsikotik
Dominan Gejala Positif Dominan Gejala Negatif Tidak memberi Respon Terbukti efektif
Klinis

PEMBAHASAN • Gaduh gelisah, • Apatis, menarik diri, • Bila obat anti psikotik • Bila riwayat
hiperaktif, sulit tidur, afek tumpul, pasif, tertentu tidak penggunaan obat
kacau, pikiran hipoaktof, hipobilia, memberikan respon antipsikotik efektof

165
perasaan, perilaku, kemiskinan isi piker klinis dalam dosis dan dapat ditolerir
waham, halusinasi • Gunakan yang yang optimal dan dengan baik efek
• Gunakan yang memiliki efek sedasi dalam jangka waktu sampingnya 
memiki efek sedasi kuat lemah yang memeadai  DIPILIH KEMBALI
kuat • Usahakan pilih dari GANTI dengan obat untuk pemakaian
• Chlopromazine, golongan atipikal, anti psikotik yang lain saat ini
thioridazine seperti risperidone (sebaiknya dari
• Atau jika terpaksa golongan yang
menggunakan yang TIDAK SAMA)
tipikal seperti
Haloperidol,
Trifluperazine,
Fluphenazine

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rute Pemberian Antipsikotik
• Oral
• Seluruh antipsikotik memiliki preparat sediaan oral
• Sebagian besar antipsikotik tidak diabsorbsi lengkap setelah pemberian oral, walaupun
PEMBAHASAN preparat cair (liquor) diabsorbsi lebih efisien dibanding sediaan oral yang lain.
• Diindikasi untuk terapi harian pada pasien yang kooperatif dan taat minum obat dengan

165 sediaan oral.

• Parenteral
• Beberapa antipsikotik juga tersedia dalam sediaan parenteral yang dapat diberikan
secara intramuskular dalam situasi gawat darurat, dengan pencapaian konsentrasi
terapeutik plasma yang lebih cepat dibanding sediaan oral.
• Indikasinya terutama pada keadaan pasien inkooperatif, gaduh gelisah, berpotensi atau
sudah membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
• Terdapat pula antipsikotik dalam bentuk depot parenteral kerja lama yang dapat
diberikan sekali tiap 1 – 4 minggu. Diindikasikan pasien yang tidak teratur atau taat
minum obat dalam sediaan oral harian.

Sumber:
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dosis Pemberian Antipsikotik
Golongan Nama Generik Dosis Anjuran
Chlorpromazine 150-600 mg/h
Perphenazine 12-24 mg/h
Fluphenazine 10-15 mg/h
PEMBAHASAN
Phenothiazine Fluphenazine decanoate 25 mg / 2-4 minggu
Levomepromazine 25-50 mg/h

165 Butyrophenone
Trifluoperazine
Thipridazine
Haloperidol
Haloperidol Decanoate
10-15 mg/h
150-600 mg/h
5-15 mg/h
50 mg/2-4 minggu
Diphenyl-butyl-
Pimozide 2-4 mg/h
Piperidine
Benzamide Sulpiride 300-600 mg/h
Clozapine 25-100 mg/h
Dibenzodiazepine Olanzapine 10-20 mg/h
Quetiapine 50-400 mg/h
Benzisoxazole Risperidone 2-6 mg/h
Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Haloperidol 1 x 5 mg IM (tidak ada indikasi diberikan
PEMBAHASAN secara parenteral)
C. Haloperidol 3 x 10 mg PO (melebihi dosis anjuran)

165 D. Risperidone 2 x 8 mg PO (melebihi dosis anjuran)


E. Olanzapine 3 x 15 mg PO (melebihi dosis anjuran)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang paling tepat pada pasien
PEMBAHASAN ini adalah …

165 B. Risperidone 2 x 2 mg PO

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang dokter diminta oleh sebuah perusahaan jamu
untuk mempromosikan produknya. Dokter tersebut
berhati-hati dalam hal ini karena tidak berani
mempromosikan sesuatu yang belum diuji kebenarannya.
Prinsip bioetik apakah yang diterapkan oleh dokter
SOAL tersebut?
A. Justice
B. Altruism
166 C. Autonomy
D. Beneficence
E. Nonmaleficence

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Non Maleficence

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Dokter diminta mempromosikan produk.

166 B. Dokter tersebut berhati-hati dalam hal ini karena


tidak berani mempromosikan sesuatu yang
belum diuji kebenarannya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KAIDAH DASAR MORAL
1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
PEMBAHASAN sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya.
2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan
166 sengaja melakukan tindakan yang malah
merugikan/invasif tanpa ada hasilnya → dasar agar
tidak terjadi kelalaian medis.
3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat,
untuk mencegah atau menghilangkan sakit.
4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang
sama.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainya.......
A. Justice : perlakuan yang sama untuk kasus yang
sama.
PEMBAHASAN
B. Altruism : Doktrin etik yang memegang prinsip
bahwa individu memegang tugas moral untuk
166 menolong, melayani, dan mengutamakan orang
lain dan bila perlu mengorbankan kepentingan diri
sendiri.
C. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya.
D. Beneficence: mengambil langkah yang
bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan
sakit.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi prinsip bioetik pada kasus ini adalah

166 E. Non Maleficence

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Saat Anda praktek di puskesmas, seorang mayat usia 30-
40 tahun dikirim dengan dugaan penganiayaan.
Didapatkan banyak luka pada tubuh korban dan
sebagian masih mengeluarkan darah. Polisi minta
dilakukan pemeriksaan luar dan dalam pada mayat
SOAL tersebut. Apa yang tidak ada pada kesimpulan visum et
repertum?
A. Benda penyebab luka
167 B. Cara kematian korban
C. Kualifikasi derajat luka
D. Sebab kematian korban
E. Jumlah luka pada tubuh korban

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Kualifikasi derajat luka

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Mayat

167 • Banyak luka


• Pemeriksaan luar dan dalam pada mayat
tersebut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KESIMPULAN VISUM

PEMBAHASAN
Kesimpulan visum mati memuat :
a. Identitas

167 b. Jenis kekerasan


c. Jenis luka
d. Lokasi Luka
e. Sebab kematian
f. Mekanisme kematian
g. Waktu kematian

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Benda penyebab luka : ada dalam visum mati
PEMBAHASAN B. Cara kematian korban : ada dalam visum mati
D. Sebab kematian korban : ada dalam visum mati
167 E. Jumlah luka pada tubuh korban : ada dalam
visum mati

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi yang tidak terdapat pada kesimpulan
PEMBAHASAN visum et repertum pada visum mati adalah

167 C. Kualifikasi sebab kematian


luka

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi dibuang di Gorong-gorong. Hasil pemeriksaan luar
didapatkan PB 48 cm, BB 3100 gram, LK 35 cm, kuku
melawati jari, putting susu terlihat jelas, testis sudah turun
ke dalam scrotum, memar tepat di pertengahan kepala.
Hasil pemeriksaan dalam didapatkan paru mottle pink,
SOAL menutupi sebagian jantung, perabaan seperti spons,
pada kepala didapatkan perdarahan difus di sepanjang
falk serebri, didapatkan penulangan di distal femur
168 diameter 0,5 cm. Apakah teknik otopsi yang harus
dilakukan pada kasus ini?

a. Docimacia pulmonum hidrosaticum


b. Breslau second life
c. Open window
d. Wreden wendt
e. Cranium slicing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Open Window

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Pada kepala didapatkan perdarahan difus di

168 sepanjang falk serebri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Untuk mengetahui penyebab kematian
trauma kepala atau pemukulan kepala
Menggunakan teknik open window
PEMBAHASAN

168
Pada pemukulan kepala yang sering
ditemukan adalah fraktur tengkorak dan
hematom jaringan otak. Gambar disamping
menunjukkan adanya subdural hematom
pada pemukulan kepala
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainya.......
A. Docimacia pulmonum hidrosaticum nama lain uji
apung paru. Uji ini berfungsi untuk mengetahui
tanda pernafasan secara makroskopik. Bayi lahir
PEMBAHASAN hidup akan menunjukkan hasil paru yang
mengapung
B. Breslau second life nama lain uji lambung usus. Uji ini
168 untuk berapa lama bayi telah hidup. Lambung 
beberapa saat, usus halus  1-2 jam, usus besar 
5-6 jam, rektum  >12 jam
D. Wreden wendt nama lain uji telinga tengah. Tes ini
menguji adanya udara ke dalam rongga telinga
tengah karena terbukanya tuba eustachii akibat
gerakan menelan saat bayi bernafas. Pada tes
positif jika ada gelembung.
E. Cranium slicing digunakan untuk mengetahui lesi
kepala dengan CT-scan 16 slice atau 64 slice. Di
Indonesia, jarang digunakan untuk otopsi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi teknik otopsi kepala pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah

168 C. Open Window

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi laki laki dan ari-arinya ditemukan di tempat sampah
kamar mandi SPBU. Bayi tsb dibawa ke instalasi
kedokteran forensic dan medikolegal RSDK untuk
pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar: PB 49 cm, BB 3000
gram, LK 34 cm, kuku melewati ujung jari, putting susu
SOAL terlihat jelas, testis turunke skrotum, memar di
pertengahan kepala. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan paru mottled pink, menutupi sebagian
169 jantung, perabaanspt spons, pada kepala perdarahan
difus di sepanjang falx cerebri, didapatkan inti
penulangan distal femur diameter 0,5 cm. dari tanda di
atas, kesimpulan:
a. Bayi aterm, lahir hidup
b. Bayi viable, lahir hidup
c. Bayi aterm, lahir mati
d. Bayi viable, lahir mati
e. Bayi non viable, lahir hidup
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Bayi aterm, lahir hidup

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Pada pemeriksaan luar: PB 49 cm, BB 3000 gram

169 B. kuku melewati ujung jari, putting susu terlihat


jelas, testis turunke skrotum, didapatkan inti
penulangan distal femur diameter 0,5 cm
C. Pada pemeriksaan dalam didapatkan paru
mottled pink, menutupi sebagian jantung,
perabaanspt spons

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Syarat bayi aterm dan lahir hidup

PEMBAHASAN

169 a.
Lahir hidup
Dada mengembang a.
Lahir mati
Dada tidak mengembang
b. Tulang iga mendatar b. Tulang iga melengkung
c. Sela iga melebar c. Sela iga sempit
d. Puncak diafragma sela iga 5/6 d. Puncak diafragma sela iga 3/4
e. Paru : e. Paru :
- Memenuhi rongga dada & menutupi sebagian - Kolaps
kandung jantung - Tepi tajam
- Tepi tumpul - Perabaan kenyal
- Gambaran mozaik warna mottled pink - Test apung paru (-)
- Perabaan lembut ~ BUSA - Mikroskopis : ditemukan mekonium
- Test apung paru (+) dan sel squamous di alveolus
- Mikroskopis : edema, alveoli mengembang,
diselaputi mb. Hialin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainya.......
B. Bayi viable, lahir hidup: Syarat bayi viable yaitu
usia kehamilan >28 minggu tanpa kecacatan
PEMBAHASAN berat. Bayi viable meliputi preterm,aterm,dan
postterm. Bukan jawaban

169 C. Bayi aterm, lahir mati: bayi lahir hidup pada


kasus ini didapatkan dari tanda pada
pernafasan seperti pembahasan sebelumnya.
bukan jawaban
D. Bayi viable, lahir mati: bukan jawaban
E. Bayi non viable, lahir hidup: bukan jawaban

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi kesimpulan pada kasus ini adalah

169 C. Bayi aterm, lahir hidup

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan 18 tahun datang ke IGD
diantar oleh ayah dan polisi untuk visum karena
mengaku telah diperkosa 2 jam yang lalu oleh
seorang pria yang baru dikenalnya lewat media
SOAL
sosial
Apakah izin yang sah menurut hukum untuk
melakukan senggama, kecuali
170 a. Sadar
b. Wanita >18 tahun
c. Tidak terikat perkawinan dengan lelaki lain
d. Bukan keluarga dekat
e. Sehat akal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Sadar

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Seorang perempuan 18 tahun datang ke IGD

170 B. mengaku telah diperkosa 2 jam yang lalu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Syarat Senggama yang legal

PEMBAHASAN
Senggama yang legal ( tidak melanggar hukum )
adalah yang dilakukan dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut (Sofwan dahlan, 2000):
170 • Ada izin ( consent ) dari wanita yang disetubuhi
• Wanita tersebut sudah cukup umur, sehat
akalnya, tidak sedang dalam keadaan terikat
perkawinan dengan laki-laki lain dan bukan
anggota keluarga dekat.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Wanita >18 tahun: berdasarkan KUHP pasal 267,
PEMBAHASAN wanita cukup umur yaitu wanita diatas 15 tahun.
C. Tidak terikat perkawinan dengan lelaki lain:
berdasarkan KUHP pasal 286 yaitu mengenai
170 persetubuhan diluar perkawinan dan keadaan
tidak berdaya
D. Bukan keluarga dekat: berdasarkan KUHP pasal
294 mengenai perbuatan cabul terhadap
anaknya, anak tirinya, anak yang dibawah
pengawasannya, dan anak dibawah umur
E. Sehat akal: berdasarkan KUHP pasal 89
mengenai tindak pidana perkosaan pada wanita
tidak berdaya
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi yang bukan merupakan syarat
PEMBAHASAN senggama legal adalah

170 A. Sadar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang kakek ditemukan meninggal di belakang stasiun.
Jenazah kemudian dibawa ke RS untuk dilakukan pemeriksa
an luar. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada pukul 19.00
WIB tidak didapatkan tanda – tanda kekerasan tajam
maupun tumpul. Didapatkan lebam mayat pada tengkuk.
SOAL Punggung, pinggang, warna merah keunguan, hilang
dengan penekanan, kaku mayat pada kelopak mata dan
rahang mudah dilawan, pembusukan belum ada.
171 Apakah tanda pasti kematian lain yang dapat diperiksa
untuk menentukan perkiraan waktu kematian?

a. Kekeruhan kornea
b. Penurunan suhu
c. Taches noire sclerotique
d. Pengosongan sambung
e. Adiposera

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Penurunan Suhu
• KEYWORD
PEMBAHASAN
A. dilakukan pemeriksaan pada pukul 19.00 WIB
tidak didapatkan tanda – tanda kekerasan
171 tajam maupun tumpul
B. lebam mayat pada tengkuk. Punggung,
pinggang, warna merah keunguan, hilang
dengan penekanan,
C. kaku mayat pada kelopak mata dan rahang
mudah dilawan,
D. pembusukan belum ada.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tanda-tanda kematian

PEMBAHASAN

171

Pada soal ini ditanyakan mengenai tanda pasti kematian lain


selain dalam soal.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Kekeruhan kornea: merupakan tanda tidak pasti
kematian. 10 menit setelah kematian korne
PEMBAHASAN kekeringan ynag menyebabkan kekeruhan namun
dapat dihilangkan dengan meneteskan air.
c. Taches noire sclerotique: merupakan perubahan
171 pada sklera mata

d. Pengosongan lambung: kecepatan


pengosongan lambung bervariasi sehingga
tidakdapat menunjukkan waktu kematian
e. Adiposera: faktor yang menghambat terjadinya
pembusukan. Tampilan fisik berupa berwarna
keputihan, lunak, berminyak, berbau tengik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi tanda pasti kematian pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah adalah

171 B. Penurunan suhu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Alat bukti yang sah menurut pasal 184 KUHAP
adalah 1. Keterangan saksi 2. Petunjuk 3.
Keterangan ahli 4.surat 5. Keterangan terdakwa

SOAL
a. 1,4,2,3,5
b. 5,1,4,2,3
c. 2,5,4,1,3
172 d. 1,3,4,2,5
e. 4,2,1,3,5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. 1,3,4,2,5

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. pasal 184 KUHAP

172 B. Alat bukti yang sah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Alat bukti sah berdasaskan
pasal 184:
1. Keterangan saksi
PEMBAHASAN 2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
172 5. Keterangan terdakwa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi urutan alat bukti yang sah berdasarkan
PEMBAHASAN pasal 184 adalah

172 D. 1,3,4,2,5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorangg mahasiswa ditemukan meninggal di
rumanhnya di bawah kolong tempat tidu dengan leher
terlilit tali dan beberapa luka memar dan lecet di wajah
dan badan. Jenazah kemudian dibawa ke forensic untuk
dilakukan otopsi. Dari px luar didapatkan wajah tampak
SOAL sembab, bitnik perdarahan kanan dan kiri, empat buah
memar pada rahang bawah kri terbentuk yang bulat,
beberapa luka lecet di wajah jejas jerat melingkar secara
173 penuh dengan arah mendatar. Apakah penyebab
kematian pada jenazah di atas

a. Chocking
b. Gaging
c. Penjeratan
d. Pecekikan
e. Gantung

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Penjeratan

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Seorang mahasiswa ditemukan meninggal di

173 rumangnya di bawah kolong tempat tidu


dengan leher terlilit tali
B. Dari px luar didapatkan wajah tampak sembab,
bitnik perdarahan kanan dan kiri, empat buah
memar pada rahang bawah kri terbentuk yang
bulat, beberapa luka lecet di wajah jejas jerat
melingkar secara penuh dengan arah
mendatar
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penjeratan
• Lilitan tali di leher menjadi erat karena tarikan kedua ujungnya
oleh orang lain.
• Cara kematian : Pembunuhan >
• Kelainan Post mortem :
PEMBAHASAN
• Jejas jerat tidak begitu jelas
• Arah jejas jerat mendatar
173 • Sifat-sifat seperti gantung
• Tanda-tanda khusus dari jeratan dengan tali:
• Jejas jerat pada leher: tidak sejelas jejas gantung, arahnya horisontal (tinggi
kedua ujung jejas jerat bisa sama atau tidak sama), kedalamannya reguler
(sama) tetapi jika ada simpul atau tali disilangkan maka jejas jerat pada
tempat tersebut lebih dalam atau lebih nyata.
• Lecet/memar pada leher. Pada peristiwa pembunuhan sering ditemukan
adanya lecet-lecet atau memar di sekitar jejas yang terjadi karena korban
berusaha membuka jeratan.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Chocking atau penyumpalan yaitu tertutupnya saluran
napas dari dalam
PEMBAHASAN b. Gaging sama dengan choking
d. Pecekikan: Penekanan struktur internal leher beserta
saluran napas bagian atas yang dilakukan dengan tangan
173 atau lengan bawah sehingga terjadi penyempitan saluran
nafas
e. Gantung: Tali di leher menjadi erat karena berat badan
sendiri. Luka yg disebabkan lilitan tali di leher disebut :
Jejas jerat. Arah jejas melingkar mengarah ke atas (ke
arah simpul) dan membentuk sudut atau jika jejas
diteruskan akan membentuk sudut semu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi penyebab kematian pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah

173 C. Penjeratan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun datang dengan
keluhan lemas, mudah capek dan cepat
mengantuk. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
konjungtiva pucat dan spoon nail (+). Dari
SOAL
pemeriksaan fisik didapatkan Hb 7 g/dl. Dokter
menganjurkan untuk transfusi darah dan
menjelaskan terlebih dahulu tentang indikasi, efek
174 samping dan prinsip transfusi darah. Setelah itu,
dokter baru meminta persetujuan pasien.
Prinsip bioetik apakah yang diterapkan oleh dokter
tersebut?
A. Justice
b. Altruism
c. Autonomy
d. Beneficence
e. Nonmaleficence
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Autonomy

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Dokter menganjurkan untuk transfusi darah dan

174 menjelaskan terlebih dahulu tentang indikasi,


efek samping dan prinsip transfusi darah.
B. Setelah itu, dokter baru meminta persetujuan
pasien.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KAIDAH DASAR MORAL
1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
PEMBAHASAN sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya  dasar
informed consent & kerahasiaan medis.
2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan
174 sengaja melakukan tindakan yang malah
merugikan/invasif tanpa ada hasilnya → dasar agar
tidak terjadi kelalaian medis.
3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat,
untuk mencegah atau menghilangkan sakit.
4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang
sama.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainya.......
A. Justice : perlakuan yang sama untuk kasus yang
sama.
PEMBAHASAN
B. Altruism : Doktrin etik yang memegang prinsip
bahwa individu memegang tugas moral untuk
174 menolong, melayani, dan mengutamakan orang
lain dan bila perlu mengorbankan kepentingan diri
sendiri.
C. Beneficence: mengambil langkah yang
bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan
sakit.
D. tidak dengan sengaja melakukan tindakan yang
malah merugikan/invasif tanpa ada hasilnya →
dasar agar tidak terjadi kelalaian medis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi penyebab kematian pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah

174 A. Autonomy

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita 18thn dating ek IGD RSUP dr. kariadi ingin
meninta visum et repertum. Dari anamnesis didapatkan
bahwa korban telah dipukul oleh pacarnya +2jam yang
lalu sehigga didapatkan memar pada kelopak mata
kanan. Jika akibat luka tsb menyebabkan korban tdk bisa
SOAL
beraktifitas selama tiga hari maka kualifikasi luka tersebut
adalah?
175 a. Luka ringan
b. Luka ringan-sedang
c. Luka sedang
d. Luka berat
e. Luka sangat berat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Luka sedang

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. didapatkan memar pada kelopak mata kanan.

175 B. luka tsb menyebabkan korban tdk bisa


beraktifitas selama tiga hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Luka sedang

PEMBAHASAN
Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B
Luka derajat II adalah apabila luka tersebut
menyebabkan penyakit atau menghalangi
175 pekerjaan korban untuk sementara waktu.
Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal
351 ayat 1.
Pada kasus ini pasien tidak dapat beraktivitas
selama 3 hari sehingga bisa disimpulkan kualifikasi
luka yaitu luka sedang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Luka
A. Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C
Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan
penyakit atau tidak menghalangi pekerjaan korban. Hukuman
bagi pelakunya menurut KUHP pasal 352 ayat 1.
PEMBAHASANB. Luka Ringan-Sedang tidak ada
D. Luka berat / luka derajat III / luka golongan A
175 Luka derajat III menurut KUHP pasal 90 ada 6, yaitu:
- Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa
bahaya maut
- Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban
selamanya
- Hilangnya salah satu panca indra korban
- Cacat besar
- Terganggunya akan selama > 4 minggu
- Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu
E. Luka Sangat berat tidak ada
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Chocking atau penyumpalan yaitu tertutupnya saluran
napas dari dalam
PEMBAHASAN b. Gaging sama dengan choking
d. Pecekikan: Penekanan struktur internal leher beserta
saluran napas bagian atas yang dilakukan dengan tangan
175 atau lengan bawah sehingga terjadi penyempitan saluran
nafas
e. Gantung: Tali di leher menjadi erat karena berat badan
sendiri. Luka yg disebabkan lilitan tali di leher disebut :
Jejas jerat. Arah jejas melingkar mengarah ke atas (ke
arah simpul) dan membentuk sudut atau jika jejas
diteruskan akan membentuk sudut semu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi kualifikasi luka pada kasus ini adalah

175 C. Luka Sedang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Posyandu dengan 6 kader. Penimbangan
dilakukan >8x/tahun. Kinerja tercapai <50%. Akan
tetapi saat ini dana desa baru dapat mendukung
pendanaan posyandu <50% tersebut. Tipe
SOAL
Posyandu diatas adalah?
A. Posyandu pratama
B. Posyandu mandiri
176 C. Posyandu madya
D. Posyandu purnama
E. Posyandu paripurna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. POSYANDU MADYA

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Kader jumlah 6

176 • Penimbangan dilakukan >8x/tahun


• Kinerja Posyandu <50%
• Dana desa untuk posyandu <50%

 Tipe Posyandu: Posyandu Madya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TIPE-TIPE POSYANDU
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
PEMBAHASAN 1 Frekuensi <8x/tahun >8x/tahun
Penimbangan
2. Rerata Kader Tugas <5 >5
176 3. Rerata Cakupan D/S <50%
(Ditimbang/Seluruh)
>50%

4. Cakupan Kumulatif <50% >50%


KB. KIA, Imunisasi

5. Program Tambahan (-) (+)

6. Cakupan Dana <50% >50%


Sehat
Sumber: Depkes RI, 2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Posyandu pratama : penimbangan <8x/tahun,
PEMBAHASAN Jumlah kader <5
B. Posyandu mandiri : Kinerja Posyandu >50%, Ada
176 program tambahan, dana sehat >50%
D. Posyandu purnama: Kinerja Posyandu >50%,
Ada program tambahan, dana sehat <50%
E. Posyandu paripurna: Tidak termasuk tipe
posyandu menurut Depkes RI, 2004

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Tipe Posyandu diatas adalah...

176 C. POSYANDU MADYA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tim dokter akan melakukan penelitian tentang
pemberian tablet besi pada remaja putri untuk
mengetahui angka kejadian anemia. Dari 60 orang
remaja putri yang mengalami anemia, 40 orang
SOAL
tidak mendapatkan tablet besi. Dari 60 orang
remaja putri yang tidak mengalami anemia, 20
orang tidak mendapatkan tablet besi. Jenis
177 hubungan kausal pada kasus ini adalah?
a. Prevalence rate
b. Relative risk
c. Prevalency risk
d. Odds ratio
e. Incidence rate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D.ODDS RATIO
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Dari 60 orang remaja putri yang mengalami anemia
(Kelompok Sakit), 40 orang tidak mendapatkan tablet
besi (Faktor Risiko)
177 • Dari 60 orang remaja putri yang tidak mengalami
anemia (Kelompok Sehat), 20 orang tidak
mendapatkan tablet besi (Faktor Risiko).
• Dimulai dari Penyakit(Anemia) lalu ditelusuri Faktor
Risiko (Pemberian Tablet Besi/Tidak) Retrospektif

Tipe penelitian Case Kontrol -- Jenis Asosiasi yang


dipakai Odds Ratio

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DESAIN PENELITIAN ANALITIK
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
PEMBAHASAN
•Waktu singkat •Retrospektif (Meninjau ke •Prospektif(diikuti) &
•Faktor Risiko dan Penyakit belakang) retrospektif (Meninjau ke

177 dianalisa secara BERSAMAAN


saat itu juga
•Faktor Risiko yang pertama
diketahui baru Penyakit
•Subyek biasanya digolongkan
menjadi kelompok sakit dan
sehat lalu dicari faktor risiko ke
belakang
belakang, ex: rekam medis)
•Ada Durasi Waktu
•Semua subyek berawal
dari kondisi sehat
•Hubungan kausal paling •Artinya penyakit diketahui •Kendala etik (+)
lemah pertama baru Faktor Risiko •Waktu lama
•Hubungan kausal diukur •Hubungan kausal >kuat •Hubungan kausal diukur
dengan Prevalensi Risk dr cross sectional dengan Relative Risk
•Kendala etik (-)
•Hubungan kausal diukur
dengan Odds ratio

Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis


Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Prevalence Rate: Angka kejadian penyakit
PEMBAHASAN lama+baru, bukan hubungan kausal
B. Relative risk: Hubungan kausal Cohort
177 C. Prevalency risk: Hubungan kausal Cross
Sectional
E. Incidence rate: angka kejadian penyakit baru,
bukan hubungan kausal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Jenis hubungan kausal pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah...

177 D. ODDS RATIO

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dokter A ingin meneliti efek pemberian susu sapi
terhadap kejadian alergi pada bayi usia 6 bulan.
Penelitian dimulai dari saat bayi lahir dan diikuti sampai
usia 6 bulan sampai bayi timbul alergi. Penelitian Analitik
yg dilakukan secara prospektif untuk mencari Relative
SOAL Risk adalah..
A. Cohort
B. Case control
178 C. Experimental
D. Deskriptif
E. Cross Sectional

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. COHORT

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Penelitian Analitik

178 • Prospektif
• Relative Risk

 Desain Penelitian Cohort

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DESAIN PENELITIAN ANALITIK
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
PEMBAHASAN
•Waktu singkat •Retrospektif (Meninjau ke •Prospektif(diikuti) &
•Faktor Risiko dan Penyakit belakang) retrospektif (Meninjau ke

178 dianalisa secara BERSAMAAN


saat itu juga
•Faktor Risiko yang pertama
diketahui baru Penyakit
•Subyek biasanya digolongkan
menjadi kelompok sakit dan
sehat lalu dicari faktor risiko ke
belakang
belakang, ex: rekam medis)
•Ada Durasi Waktu
•Semua subyek berawal
dari kondisi sehat
•Hubungan kausal paling •Artinya penyakit diketahui •Kendala etik (+)
lemah pertama baru Faktor Risiko •Waktu lama
•Hubungan kausal diukur •Hubungan kausal >kuat •Hubungan kausal diukur
dengan Prevalensi Risk dr cross sectional dengan Relative Risk
•Kendala etik (-)
•Hubungan kausal diukur
dengan Odds ratio

Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis


Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Case Control: penelitian analitik dengan
PEMBAHASAN hubungan kausal diukur dengan Odds Ratio
C. Experimental: tipe penelitian berdasarkan ada
178 tidaknya intervensi dari peneliti.
D. Deskriptif: tidak termasuk penelitian analitik
E. Cross Sectional: penelitian analitik dengan
hubungan kausal diukur dengan Prevalence Risk

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Penelitian Analitik yg dilakukan secara
prospektif untuk mencari Relative Risk
PEMBAHASAN adalah...

178 A. COHORT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Salah satu prinsip BPJS memberikan jaminan yang
berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan
atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sesuai uraian diatas, prinsip BPJS
yang diterapkan adalah?
SOAL A. Fleksibilitas
B. Portabilitas
C. Transferbilitas
179 D. Kegotongroyongan
E. Akuntabilitas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. PORTABILITAS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Jaminan Berkelanjutan

179 • Pindah kerja atau tempat tinggal

 Prinsip Portabilitas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UU No 40/2004 TENTANG SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL
PEMBAHASAN 1. Kemanusiaan 1. Jaminan Kesehatan .1. Kegotong-royongan

3 Azas

9 Prinsip
5 Program
2. Manfaat (BPJS Kesehatan) 2. Nirlaba

179 3. Keadilan sosial bagi


seluruh rakyat indonesia
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
3. Jaminan Hari Tua
4. Jaminan Pensiun
3. Keterbukaan
4. Kehati-hatian
5. Akuntabilitas
5. Jaminan Kematian 6. Portabilias
(BPJS Ketenagakerjaan 7. Kepesertaan Wajib
8. Dana Amanat
9. Hasil Pengelolaan dana
digunakan seluruhnya untuk
pengembangan program
dan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta

Sumber: UU No 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
9 PRINSIP BPJS

PEMBAHASAN

179

Sumber: Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya..

PEMBAHASAN
A. Fleksibilitas: Tidak termasuk 9 prinsip BPJS
C. Transferbilitas: tidak termasuk 9 prinsip BPJS
179 D. Kegotongroyongan: peserta berisiko rendah
membantu yang berisiko tinggi; dan peserta
sehat membantu yang sakit.
E. Akuntabilitas: Prinsip manajemen yang
diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan
pengelolaan dana yang berasal dari iuran
peserta dan hasil pengembangannya.
(pertanggungjawaban)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
Jadi, prinsip BPJS yang diterapkan adalah...

179 A. PORTABILITAS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan 35 tahun dirawat oleh dokter keluarga
dengan diagnosis ulkus DM. Lalu dokter
bekerjasama dengan perawat untuk merawat luka
pasien secara optimal. Prinsip kedokteran keluarga
SOAL
yang diterapkan adalah?
A. Berkesinambungan
B. Komprehensif
180 C. Koordinatif
D. Kolaboratif
E. Holistik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KOORDINATIF

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Bekerjasama dengan Perawat (Profesi berbeda)

180  Prinsip Koordinatif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
9 Prinsip Kedokteran Keluarga

PEMBAHASAN
1. Pelayanan Holistik (Menyangkut
aspek bio-psiko-sosial pasien) dan 2. Berkesinambungan/Kontinu

180
Komprehensif (Promotif, Preventif, (terus-menerus)
Kuratif, Rehabilitatif)

4. Pelayanan Koordinatif dan


Kolaboratif (Interpersonil)
•Koordinatif (dengan profesi lain
3.Mengutamakan Pencegahan/ ex: perawat)
Preventif •Kolaboratif (sesama profesi
dokter)

Sumber: Prasetyawati, AE. Buku Kedokteran Keluarga FK UNS


fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
9 Prinsip Kedokteran Keluarga

PEMBAHASAN
6. Pelayanan yang
5. Penangan personal bagi
mempertimbangkan keluarga, 7. Pelayanan yang menjunjung
setiap pasien sebagai bagian

180 integrasi keluarga


lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat


9. Pelayanan yang sadar biaya
diaudit dan dapat
dan sadar mutu
dipertanggungjawabkan

Sumber: Prasetyawati, AE. Buku Kedokteran Keluarga FK UNS


fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Berkesinambungan: Terus menerus/kontinu
PEMBAHASAN B. Komprehensif: dokter melayani secara promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif
180 D. Kolaboratif: prinsip interpesonil (sama-sama
profesi dokter)
E. Holistik: memandang pasien melalui aspek bio-
psiko-sosial

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Prinsip kedokteran keluarga yang
PEMBAHASAN diterapkan adalah...

180 C. KOORDINATIF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang Pria usia 30 tahun datang ke dokter
karena seluruh tubuhnya kuning disertai rasa mual
dan muntah. Kemudian dokter menyarankan untuk
pemeriksaan laboratorium. Level of prevention
SOAL
yang diterapkan oleh dokter tersebut adalah?
A. Health Promotion
B. Specific Protection
181 C. Early Diagnosis
D. Rehabilitation
E. Disability Limitation

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. EARLY DIAGNOSIS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Pasien datang ke dokter karena seluruh tubuh

181 kuning (Sakit)


• Pemeriksaan Laboratorium (Penegakan Diagnosis)

 Termasuk level of prevention: Early Diagnosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PENCEGAHAN SECARA UMUM
1. Primer: semua tindakan yg ditujukan pd faktor penyebab
PEMBAHASAN penyakit, bertujuan mencegah reaksi interaksi penyebab
penyakit, mencegah timbulnya penyakit (Individu masih

181 2.
sehat)
Sekunder: tindakan yang bertujuan mencegah stimulus/
penyakit yg telah terlanjur terjadi (individu sakit), agar tdk
menjadi menahun (chronic state), agar kasus penyakit
dpt sembuh tanpa cacat atau menjadi karier
3. Tersier: bertujuan mencegah berkembangnya penyakit ke
tingkat yg lebih berat/fatal, mencegah
kematian/kesembuhan dg cacat/kesembuhan sbg karier

Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGRAM 5 LEVEL OF
PREVENTION
PEMBAHASAN

181

Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
5 LEVEL OF PREVENTION
(Leavel and Clark)
1. Health Promotion
PEMBAHASAN
(Upaya Promosi Kesehatan)
2. Specific Protection
181 3.
(Upaya Proteksi Kesehatan)
Early Diagnosis and Prompt Treatment
(Upaya Diagnosis Dini dan Tindakan
Tepat/Cepat)
4. Disability Limitation
(Upaya Pemberantasan Akibat Buruk )
5. Rehabilitation
( Upaya Pemulihan Kesehatan)
Sumber: Leavell and Clark: Preventive Medicine for the Doctor in His Community, An
Epidemiologic Approach, 3rd ed. Huntington, NY, RE Dreges, 1997.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
1. HEALTH PROMOTION
• Merupakan upaya non kuratif/ non medis, mudah, dapat
PEMBAHASAN dikerjakan oleh non dokter.
• Upaya Mempromosikan menyebarluaskan informasi
kesehatan
Upaya peningkatan pengetahuan/penyuluhan
181 •
1. Health education
2. Peningkatan gizi
3. Gizi seimbang
4. Pengawasan pertumbuhan anak
5. Perumahan sehat
6. Lingkungan sehat
7. Hiburan/rekreasi
8. Nasehat perkawinan
9. Pendidikan sex
10. Pentingnya SADARI, dll
Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
2. SPECIFIC PROCTECTION

PEMBAHASAN
• Upaya perllindung terhadap risiko yang
mengancam status kesehatan
1. Imunisasi
181 2. Alat Pelindung Diri (Masker, Handscoon, Topi,
Celemek, Seat Belt, Sepatu Boot)

Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
3. EARLY DIAGNOSIS AND
PROMPT TREATMENT
• Deteksi dini terhadap adanya penyakit
PEMBAHASAN • Skrining Penyakit (Pemeriksaan Laboratorium, Kultur, PCR)
• Pemeriksaan kesehatan berkala
• ANC
181 • Penanganan atau pengobatan yang setepat-
tepatnya terhadap penyakit.
• Menyembuhkan & mencegah berlanjutnya proses
penyakit
• Mencegah penyebaran penyakit menular
• Mencegah komplikasi

Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
4. DISABILITY LIMITATION

PEMBAHASAN
• Perawatan yang baik & tepat
• Mencegah komplikasi lebih lanjut
• Perbaikan fasilitas utk mengatasi cacat &
181 mencegah kematian

Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
5. REHABILITATION

PEMBAHASAN
• Upaya tertentu yang dilakukan agar penderita
dimungkinkan untuk dikembalikan seperti
semula sebelum menderita penyakit &
181 dimungkinkan untuk dikembalikan ditengah-
tengah masyarakat lagi
• Contoh:
1. Fasilitas utk melatih kembali kemampuan yg masih
tersisa
2. Pembinaan ODHA (orang dengan HIV AIDS)
3. Pembinaan khusus untuk penderita Sakit Jiwa
Sumber: Rivai. Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal Mutiara
Kesehatan Indonesia. 1: (1).2015. Universitas Sumatera Utara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Health Promotion: upaya promosi kesehatan
PEMBAHASAN individu masih sehat
B. Specific Protection: upaya preventif terhadap
penyakit pada individu sehat dengan
181 memberikan alat pelindung diri/imunisasi
D. Rehabilitation: upaya mengembalikan
kemampuan pasien yang telah mengalami
komplikasi oleh penyakitnya
E. Disability Limitation: upaya mencegah
komplikasi penyakit lebih lanjut pada individu
yang sakit.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Level of prevention yang diterapkan
PEMBAHASAN oleh dokter tersebut adalah

181 C. EARLY DIAGNOSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di suatu wilayah terdapat 100.000 penduduk.
Terdapat 10.000 penduduk berisiko terkena
Penyakit Jantung Koroner (PJK) Dalam setahun ada
2000 kematian dari semua penyebab. Terdapat 200
SOAL
kasus PJK baru (150 laki-laki dan 50 wanita) dan 400
kasus lama (300 laki-laki dan 100 wanita). Kematian
akibat PJK 30 orang (20 laki-laki dan 10 wanita).
182 Angka kematian spesifik kasus PJK adalah?
A. (30/600)*100
B. (30/100.000)*100
C. (200/10.000)*100
D. (600/100.000)*100
E. (2000/100.000)*1000

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. (30/100.000)*100

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• 100.000 penduduk

182 • Kematian akibat PJK 30 orang


• Angka kematian spesifik

 Case Specific death Rate(CSDR)=𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕


𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂 𝑷𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊
× 𝟏𝟎𝟎
𝟑𝟎
 Case Specific death Rate(CSDR)=𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 × 𝟏𝟎𝟎

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BIOSTATISTIK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑢
• Incidence Rate= × 100
PEMBAHASAN 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
• Case Fatality Rate(CFR)= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 × 100

182 • Case
100
Specific death Rate(CSDR)=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
×

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑏𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑡𝑖


• Angka Kematian Ibu=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 × 100.000
• Jumlah ibu mati yang dimaksud adalah saat hamil,
melahirkan, dan nifas
Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of
Epidemiology in Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html .
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BIOSTATISTIK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑢+𝐿𝑎𝑚𝑎
• Prevalensi Rate= × 100
PEMBAHASAN 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛
• Crude Death Rate= × 1000
182 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
• Cumulative insidence rate
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑖<1𝑡ℎ
• Infant Mortality Rate=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 × 100%

Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of


Epidemiology in Public Health Practice, Third Edition An Introduction to
Applied Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html .
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. (30/600)*100 : Case Fatality Rate
PEMBAHASAN C. (200/10.000)*100: Incidence Rate
D. (600/100.000)*100: Prevalence Rate
182 E. (2000/100.000)*1000: Crude Death Rate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Angka kematian spesifik kasus PJK
PEMBAHASAN adalah...

182 B. (30/100.000)*100

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di suatu wilayah terdapat 150.000 penduduk.
Terdapat 10.000 penduduk berisiko terkena
Penyakit stroke Dalam setahun ada 3000 kematian
dari semua penyebab. Terdapat 300 kasus stroke
SOAL
baru (250 laki-laki dan 50 wanita) dan 500 kasus
lama (400 laki-laki dan 100 wanita). Kematian
akibat stroke 50 orang (40 laki-laki dan 10 wanita).
183 Angka prevalensi kasus stroke adalah?
A. (50/800)*100 : Case Fatality Rate
B. (50/150.000)*100 : Crude Specific Death Rate
C. (300/10.000)*100: Incidence Rate
D. (800/150.000)*100: Prevalence Rate
E. (3000/150.000)*1000: Crude Death Rate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. (800/150.000)*100

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• 150.000 penduduk

183 • Terdapat 300 kasus stroke baru dan 500 kasus


lama
• Angka prevalensi
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒔𝒖𝒔 𝑩𝒂𝒓𝒖+𝑳𝒂𝒎𝒂
Prevalensi Rate= × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊
𝟑𝟎𝟎+𝟓𝟎𝟎 𝟖𝟎𝟎
Prevalensi Rate= × 𝟏𝟎𝟎= × 𝟏𝟎𝟎
𝟏𝟓𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟓𝟎.𝟎𝟎𝟎

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BIOSTATISTIK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑢
• Incidence Rate= × 100
PEMBAHASAN 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
• Case Fatality Rate(CFR)= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 × 100

183 • Case
100
Specific death Rate(CSDR)=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
×

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑏𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑡𝑖


• Angka Kematian Ibu=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 × 100.000
• Jumlah ibu mati yang dimaksud adalah saat hamil,
melahirkan, dan nifas
Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of
Epidemiologyin Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BIOSTATISTIK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑢+𝐿𝑎𝑚𝑎
• Prevalensi Rate= × 100
PEMBAHASAN 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛
• Crude Death Rate= × 1000
183 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
• Cumulative insidence rate
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑖<1𝑡ℎ
• Infant Mortality Rate=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 × 100%

Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of


Epidemiologyin Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. (50/800)*100 : Case Fatality Rate
PEMBAHASAN B. (50/150.000)*100 : Crude Specific Death Rate
C. (300/10.000)*100: Incidence Rate
183 E. (3000/150.000)*1000: Crude Death Rate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Angka prevalensi kasus stroke adalah...

183 D. (800/150.000)*100

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
1000 orang siswa tercatat di SD X ternyata 500
orang (200 orang laki-laki dan 300 orang
perempuan) terkena penyakit muntah berak
setelah makan pecel di kantin sekolah. Lalu setelah
SOAL
2 hari, 300 siswa baru terkena muntah berak. Angka
Attack Rate kasus diatas adalah?
A. 60%
184 B. 20%
C. 30%
D. 50%
E. 80%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. 50%

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• 1000 orang siswa

184 • 500 orang terkena muntah berak setelah makan

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒂𝒕


Attack Rate=𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕
× 𝟏𝟎𝟎
𝟓𝟎𝟎
 Attack Rate=𝟏𝟎𝟎𝟎 × 𝟏𝟎𝟎=50%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ATTACK RATE
• Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
PEMBAHASAN ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada
saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah :
184 • Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
• Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan
Penularan Penyakit tersebut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑎𝑡
• Attack Rate=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 ×
100

Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of


Epidemiologyin Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SECONDARY ATTACK RATE
• Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
PEMBAHASAN terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan
jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah
terkena penyakit pada serangan pertama.
184 • Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu
Keluarga ).
• Rumus yang digunakan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
• Secondary Attack Rate=𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘−𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 × 100

Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of Epidemiologyin


Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied Epidemiology and
Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 60%: Secondary Attack Rate
PEMBAHASAN B. 20%: Attack Rate pada laki-laki
C. 30%: Attack rate pada perempuan
184 E. 80%: Angka kejadian total muntaber

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Angka Attack Rate kasus diatas
PEMBAHASAN adalah...

184 D.50%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
1000 orang siswa tercatat di SD X ternyata 500
orang (200 orang laki-laki dan 300 orang
perempuan) terkena penyakit muntah berak
setelah makan pecel di kantin sekolah. Lalu setelah
SOAL
2 hari, 300 siswa baru terkena muntah berak. Angka
Secondary Attack Rate kasus diatas adalah?
A. 60%
185 B. 20%
C. 30%
D. 50%
E. 80%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. 60%

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• 1000 orang siswa

185 • 500 orang terkena muntah berak setelah makan


• Setelah 2 hari, 300 siswa baru terkena muntah
berak
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂
Secondary Attack Rate=𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌−𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂
× 𝟏𝟎𝟎
𝟑𝟎𝟎 𝟑𝟎𝟎
Secondary Attack Rate=𝟏𝟎𝟎𝟎−𝟓𝟎𝟎 × 𝟏𝟎𝟎 = 𝟓𝟎𝟎 × 𝟏𝟎𝟎= 60%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ATTACK RATE
• Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
PEMBAHASAN ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate
185 adalah :
• Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit.
• Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula
kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑎𝑡
• Attack Rate= ×
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
100
Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of
Epidemiologyin Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html .
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SECONDARY ATTACK RATE
• Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
PEMBAHASAN terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan
jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah
terkena penyakit pada serangan pertama.
185 • Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu
Keluarga ).
• Rumus yang digunakan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
• Secondary Attack Rate=𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘−𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 ×
100
Sumber: Centers of Disease Control and Prevention. 2012. Principles of
Epidemiologyin Public Health Practice, Third Edition An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson3/section2.html .
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. 20%: Attack Rate pada laki-laki
PEMBAHASAN C. 30%: Attack Rate pada perempuan
D. 50%: Atack Rate
185 E. 80%: Angka kejadian total muntaber

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Angka Secondary Attack Rate kasus
PEMBAHASAN diatas adalah...

185 A.60%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 29 tahun, datang dibawa oleh
temannya ke IGD RS dengan keluhan nyeri pada tungkai kiri
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan Airway dan
Breathing clear, TTV dalam batas normal, pada tungkai kiri
SOAL terdapat luka robek dengan perdarahan aktif, dan
hematom pada hipokondrium kiri. Apakah penanganan
yang paling tepat diberikan pada pasien?
186 A. Berikan oksigen
B. Bebat perdarahan dan resusitasi cairan
C. Bebat luka
D. Pemasangan collar neck
E. Rontgen thoraks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. BEBAT PERDARAHAN DAN
RESUSITASI CAIRAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Seorang laki-laki, 29 tahun
• Nyeri tungkai kiri, post KLL 1 jam yang lalu
186 • PF: Airway-Breathing clear, TTV dalam batas normal, pada
tungkai kiri terdapat luka robek dengan perdarahan aktif,
dan hematom pada hipokondrium kiri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INITIAL ASSESSMENT
• Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
penderita. Waktu berperan sangat penting. Oleh karena itu,
diperlukan cara yang mudah, cepat, dan tepat. Proses awal ini
PEMBAHASAN dikenal dengan istilah Initial Assessment (penilaian awal)
Penilaian awal meliputi:

186 1. Persiapan
2. Triase
3. Primary survey (ABCDE)  sesuai indikasi (keadaan pasien)
4. Resusitasi
5. Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi
6. Secondary survey
7. Tambahan terhadap secondary survey
8. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
9. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – A
AIRWAY dengan kontrol servikal
• Penilaian
a) Mengenal patensi airway (inspeksi, palpasi, auskultasi)
PEMBAHASAN b) Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
• Pengelolaan airway

186 a) Lakukan chin lift dan/atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line-
immobilization
b) Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan
alat yang rigid
c) Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
d) Pasang airway definitif sesuai indikasi
• Fiksasi leher
• Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap
penderita multitrauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau
perlukaan diatas klavikula
• Evaluasi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
AIRWAY MANAGEMENT
• Simple management
maneuver
a) Suction
PEMBAHASAN
b) Chin lift
Pasien tidak sadar:
c) Jaw thrust

186 • “Definitive airway”  cuffed


tube in trachea 
endotracheal tube
• GCS < 9
• Obstruksi karena: lidah, aspirasi,
benda asing, trauma maksilofasial,
trauma leher
• Management:
• Careful endoscopic exam
• Careful and gentle intubation, or
• Surgical airway (?)

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


AIRWAY MANAGEMENT
In-line Cervical Immobilization

PEMBAHASAN

186

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


AIRWAY MANAGEMENT
Modifikasi untuk pasien dengan kecurigaan trauma medulla spinalis:
1. Tongue/jaw lift
2. Modified jaw thrust
PEMBAHASAN

186
SUMBATAN JALAN NAPAS
• Mengorok Oropharyngeal Airway:
• Obstruksi jalan napas atas • Semicircular, disposable, and made of
karena lidah hard plastic. Guedel and Berman are
PEMBAHASAN the frequent types.
• Gargling
• Guedel: tubular and has hole in the
• Obstruksi jalan napas atas

186 karena cairan (darah,


muntahan)  suction
• Wheezing
middle
• Berman: solid and has channeled
sides
• Tujuan: menarik lidah menjauh dari
• Due to narrowing of the dinding faring posterior (agar lidah
lower airways tidak jatuh ke hipofaring dan menutup
jalan napas)

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


INDIKASI AIRWAY DEFINITIVE
Kebutuhan untuk perlindungan airway Kebutuhan untuk ventilasi
Tidak sadar Apnea
• Paralisis neuromuskular
• Tidak sadar
PEMBAHASAN
Fraktur maksilofasial Usaha napas yang tidak adekuat
• Takipnea

186 • Hipoksia
• Hiperkarbia
• Sianosis
Bahaya aspirasi Cedera kepala tertutup berat yang
• Perdarahan membutuhkan hiperventilasi singkat,
• Muntah bila terjadi penurunan keadaan
neurologis
Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera laring, trakea
• Stridor
PRIMARY SURVEY – B
BREATHING dan Ventilasi-Oksigenasi
• Penilaian
a) Buka leher dan dada pasien, dengan tetap memperhatikan kontrol
servikal in-line-immobilization
PEMBAHASAN b) Tentukan laju dan dalam pernapasan
c) Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan

186 deviasi trakea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-
otot tambahan, dan tanda-tanda cedera lainnya
d) Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
e) Auskultasi thoraks bilateral
• Pengelolaan
a) Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (NRM 11-12 lpm)
b) Ventilasi dengan Bag Valve Mask
c) Menghilangkan tension pneumothorax
d) Menutup open pneumothorax
e) Memasang pulse oxymeter
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Evaluasi Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – C
CIRCULATION dengan kontrol perdarahan
• Penilaian
a) Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
b) Mengetahui sumber perdarahan internal
c) Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus
PEMBAHASAN d) Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan tanda diperlukannya resusitasi
masif segera

186
e) Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis
f) Periksa tekanan darah
• Pengelolaan
a) Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
b) Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi pada ahli
bedah
c) Pasang infus IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur), golongan darah dan cross-
match serta analisis gas darah (BGA)
d) Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat
e) Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien fraktur pelvis yang
mengancam jiwa
f) Cegah hipotermia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Evaluasi Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH

PEMBAHASAN

186
PRIMARY SURVEY – D
DISABILITY
• Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
• Nilai pupil: besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi
PEMBAHASAN tanda-tanda lateralisasi
• Evaluasi dan re-evaluasi airway, oksigenasi-ventilasi, dan circulation

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – E
EXPOSURE/ENVIRONMENT
• Buka pakaian pasien, periksa jejas
• Cegah hipotermia: beri selimut hangat dan tempatkan pasien
PEMBAHASAN pada ruangan yang cukup hangat

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
ANALISA KASUS
• Terdapat luka robek dengan perdarahan aktif  luka harus
dibebat untuk menghentikan dan/atau mengurangi jumlah
perdarahan
PEMBAHASAN • Perdarahan aktif  tentunya terdapat kehilangan volume
cairan tubuh (terutama intravaskular)  dilakukan resusitasi
cairan untuk menggantikan volume darah yang hilang
186 • Hematom pada hipokondrium kiri  patut dicurigai adanya
kemungkinan ruptur lien atau gaster  dapat menyebabkan
perdarahan intraabdomen dimana kehilangan darah tidak
dapat diketahui dengan jelas dan sulit untuk dikontrol 
dilakukan resusitasi cairan menggantikan volume darah
yang hilang
• Namun resusitasi cairan tidak boleh dilakukan secara
membabi buta, harus tetap dievaluasi TTV dan balans cairan
(input = output) sehingga tidak terjadi overload cairan pada
pasien
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Berikan oksigen : dapat dipertimbangkan namun kurang
tepat, karena airway dan breathing clear. Selain itu
PEMBAHASAN
masalah utama yang dihadapi adalah adanya luka
robek, perdarahan aktif, dan hematom pada
186 hipokondrium kiri
C. Bebat luka : kurang tepat, karena pasien sudah
mengalami kehilangan darah sebelum luka dibebat dan
masih terdapat kemungkinan adanya perdarahan
intraabdomen (hematom pada hipokondrium kiri)
D. Pemasangan collar neck : dilakukan apabila ada jejas
diatas klavikula, penurunan kesadaran, atau terdapat
multipel trauma
E. Rontgen thoraks : dilakukan apabila terdapat kelainan
pada airway-breathing atau terdapat jejas pada thoraks
PEMBAHASAN Jadi, penanganan yang paling tepat adalah…

186 B. BEBAT PERDARAHAN DAN


RESUSITASI CAIRAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 35 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan luka bakar pada dada dan perut setelah tersiram
air panas. Pasien merasakan nyeri hebat. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD
140/80 mmHg, nadi 98 kali/menit, RR 30 kali/menit, dan suhu
SOAL 36,7C. Terdapat eritematosa pada dada dan perut, sudah
terdapat bula, sebagian bula sudah banyak yang pecah
dan berair. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
187 A. Luka bakar gr I
B. Luka bakar gr II
C. Luka bakar gr III
D. Luka bakar gr IV
E. Luka bakar gr V

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. LUKA BAKAR GR II
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Seorang perempuan, 35 tahun
• Luka bakar pada dada dan perut setelah tersiram air
187 panas
• Disertai nyeri hebat
• PF: kesadaran compos mentis, TD 140/80, nadi 98x/m, RR
30x/m, suhu 36,7C. Terdapat eritematosa pada dada dan
perut, sudah terdapat bula, sebagian bula sudah banyak
yang pecah dan berair

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

187
PEMBAHASAN

187
TATALAKSANA EMERGENSI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

187

Emergency Management of Sever Burns (EMSB). Course Manual 17th edition Feb 2013.
Austalia dn New Zealand Burn Association Ltd 1996
PEMBAHASAN

187
RULE OF NINE

PEMBAHASAN

187

Dewasa Bayi/anak
• Bayi berusia sampai satu tahun
• Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
• Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%
• Dalam masa pertumbuhan, setiap tahun diatas usia satu tahun,
PEMBAHASAN maka ukuran kepala berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0,5%

187 • Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak mencapai usia 10


tahun
• Usia 10 tahun, penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%

Sumber: Emergency Management of Sever Burns (EMSB). Course Manual 17th edition
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Feb 2013. Austalia dn New Zealand Burn Association Ltd 1996
Jawaban lainnya…
A. Luka bakar gr I : sebatas hanya eritematosa, nyeri (+)
PEMBAHASAN C. Luka bakar gr III : lesi berwarna keputihan, kering, nyeri (-)
D. Luka bakar gr IV : tidak ada klasifikasi ini

187 E. Luka bakar gr V : tidak ada klasifikasi ini


PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien tersebut adalah…

187 B. LUKA BAKAR GR II

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan, usia 30 tahun, diantar ke IGD dengan
keluhan fraktur terbuka pada femur kanan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/50 mmHg, nadi 122
kali/menit, dan RR 28 kali/menit. Terdapat kassa yang
menutupi fraktur terbuka basah penuh dengan darah.
SOAL Apakah cairan yang paling tepat digunakan untuk resusitasi
pasien tersebut?
A. NaCl 0,9%
188 B. NaCl 3%
C. RL
D. D5
E. D5RL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. RL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Seorang perempuan, 30 tahun
• Terdapat luka terbuka pada femur kanan
188 • PF: TD 80/50 mmHg, nadi 122 kali/menit, dan RR 28
kali/menit. Terdapat kassa yang menutupi fraktur terbuka
basah penuh dengan darah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INITIAL ASSESSMENT
• Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
penderita. Waktu berperan sangat penting. Oleh karena itu,
diperlukan cara yang mudah, cepat, dan tepat. Proses awal ini
PEMBAHASAN dikenal dengan istilah Initial Assessment (penilaian awal)
Penilaian awal meliputi:

188 1. Persiapan
2. Triase
3. Primary survey (ABCDE)  sesuai indikasi (keadaan pasien)
4. Resusitasi
5. Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi
6. Secondary survey
7. Tambahan terhadap secondary survey
8. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
9. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – A
AIRWAY dengan kontrol servikal
• Penilaian
a) Mengenal patensi airway (inspeksi, palpasi, auskultasi)
PEMBAHASAN b) Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
• Pengelolaan airway

188 a) Lakukan chin lift dan/atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line-
immobilization
b) Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan
alat yang rigid
c) Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
d) Pasang airway definitif sesuai indikasi
• Fiksasi leher
• Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap
penderita multitrauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau
perlukaan diatas klavikula
• Evaluasi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
AIRWAY MANAGEMENT
• Simple management
maneuver
a) Suction
PEMBAHASAN
b) Chin lift
Pasien tidak sadar:
c) Jaw thrust

188 • “Definitive airway”  cuffed


tube in trachea 
endotracheal tube
• GCS < 9
• Obstruksi karena: lidah, aspirasi,
benda asing, trauma maksilofasial,
trauma leher
• Management:
• Careful endoscopic exam
• Careful and gentle intubation, or
• Surgical airway (?)

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


AIRWAY MANAGEMENT
In-line Cervical Immobilization

PEMBAHASAN

188

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


AIRWAY MANAGEMENT
Modifikasi untuk pasien dengan kecurigaan trauma medulla spinalis:
1. Tongue/jaw lift
2. Modified jaw thrust
PEMBAHASAN

188
SUMBATAN JALAN NAPAS
• Mengorok Oropharyngeal Airway:
• Obstruksi jalan napas atas • Semicircular, disposable, and made of
karena lidah hard plastic. Guedel and Berman are
PEMBAHASAN the frequent types.
• Gargling
• Guedel: tubular and has hole in the
• Obstruksi jalan napas atas

188 karena cairan (darah,


muntahan)  suction
• Wheezing
middle
• Berman: solid and has channeled
sides
• Tujuan: menarik lidah menjauh dari
• Due to narrowing of the dinding faring posterior (agar lidah
lower airways tidak jatuh ke hipofaring dan menutup
jalan napas)

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


INDIKASI AIRWAY DEFINITIVE
Kebutuhan untuk perlindungan airway Kebutuhan untuk ventilasi
Tidak sadar Apnea
• Paralisis neuromuskular
• Tidak sadar
PEMBAHASAN
Fraktur maksilofasial Usaha napas yang tidak adekuat
• Takipnea

188 • Hipoksia
• Hiperkarbia
• Sianosis
Bahaya aspirasi Cedera kepala tertutup berat yang
• Perdarahan membutuhkan hiperventilasi singkat,
• Muntah bila terjadi penurunan keadaan
neurologis
Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera laring, trakea
• Stridor
PRIMARY SURVEY – B
BREATHING dan Ventilasi-Oksigenasi
• Penilaian
a) Buka leher dan dada pasien, dengan tetap memperhatikan kontrol
servikal in-line-immobilization
PEMBAHASAN b) Tentukan laju dan dalam pernapasan
c) Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan

188 deviasi trakea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-
otot tambahan, dan tanda-tanda cedera lainnya
d) Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
e) Auskultasi thoraks bilateral
• Pengelolaan
a) Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (NRM 11-12 lpm)
b) Ventilasi dengan Bag Valve Mask
c) Menghilangkan tension pneumothorax
d) Menutup open pneumothorax
e) Memasang pulse oxymeter
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Evaluasi Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – C
CIRCULATION dengan kontrol perdarahan
• Penilaian
a) Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
b) Mengetahui sumber perdarahan internal
c) Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus
PEMBAHASAN d) Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan tanda diperlukannya resusitasi
masif segera

188
e) Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis
f) Periksa tekanan darah
• Pengelolaan
a) Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
b) Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi pada ahli
bedah
c) Pasang infus IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur), golongan darah dan cross-
match serta analisis gas darah (BGA)
d) Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat
e) Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien fraktur pelvis yang
mengancam jiwa
f) Cegah hipotermia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Evaluasi Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH

PEMBAHASAN

188
PILIHAN CAIRAN KRISTALOID
Ringer Lactate (RL) Normal Saline
(NS/NaCl)

PEMBAHASAN Increase MAP + +


Recovered Base Excess (BE) + -

188 Decrease peripheral resistance


Serum potassium increased (risk of
hyperkalemia)
+
-
+
+

Risk of hyperchloremic acidosis - +

Sumber: Wenjun ZM, Douglas SC, and Michael AD. Comparisons of Normal Saline
and Lactated Ringer’s Resuscitation on Hemodynamics, Metabolic Responses,
and Coagulation in Pigs After Severe Hemorrhagic Shock.
Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 2013; 21:86.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4029282/
PRIMARY SURVEY – D
DISABILITY
• Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
• Nilai pupil: besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi
PEMBAHASAN tanda-tanda lateralisasi
• Evaluasi dan re-evaluasi airway, oksigenasi-ventilasi, dan circulation

188

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PRIMARY SURVEY – E
EXPOSURE/ENVIRONMENT
• Buka pakaian pasien, periksa jejas
• Cegah hipotermia: beri selimut hangat dan tempatkan pasien
PEMBAHASAN pada ruangan yang cukup hangat

188

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
Jawaban lainnya…
A. NaCl 0,9% : dapat disebut Normal Saline (NS), merupakan
salah satu cairan kristaloid, namun untuk tatalaksana
PEMBAHASAN resusitasi cairan pada kasus perdarahan lebih diutamakan
penggunaan RL, karena efek vasodilator, terdapat faktor

188 risiko asidosis metabolik, dan hiperkalemia pada NS


B. NaCl 3% : termasuk cairan hipertonik (hypertonic saline/HTS)
dengan konsentrasi NaCl yang lebih besar daripada NS,
digunakan untuk koreksi natrium (kasus hiponatremi),
pencegahan komplikasi serius sistem saraf pusat, dan/atau
edema pulmonum
D. D5 : salah satu cairan koloid, bukan sebagai tatalaksana
awal resusitasi cairan
E. D5RL : Dextrose 5% dalam RL, bukan sebagai tatalaksana
awal resusitasi cairan
Jadi, cairan yang paling tepat digunakan
PEMBAHASAN untuk resusitasi pasien tersebut adalah…

188 C. RL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, dibawa ke IGD setelah tidak
sengaja tertusuk besi pagar di dada sebelah kiri saat
bekerja. Selain itu, pasien juga merasa sesak napas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD
100/70 mmHg, nadi 72 kali/menit, RR 32 kali/menit, gerakan
SOAL napas hemitoraks kiri tertinggal, fremitus kiri melemah,
hipersonor, dan terdengar sucking sound. Tindakan yang
dapat segera dilakukan adalah…
189 A. Foto rontgen
B. Pasang ETT
C. Pasang WSD pada hemitoraks kanan
D. Pasang needle thoracocentesis
E. Pasang isolasi dengan perekat 3 sisi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. PASANG ISOLASI DENGAN
PEREKAT 3 SISI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 32 tahun
• Tertusuk besi pagar di dada sebelah kiri saat bekerja
189 • Disertai sesak napas
• PF: compos mentis, TD 100/70, nadi 72x/m, RR 32x/m,
gerakan napas hemitoraks kiri tertinggal, fremitus kiri
melemah, hipersonor, dan terdengar sucking sound

 Diagnosis: open pneumotoraks sinistra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGNOSIS ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA
Hematotoraks Laserasi pembuluh darah di • Ansitas/gelisah, takipnea, tanda-tanda syok,
kavum toraks takikardia, froty/bloody sputum
• Suara napas menghilang pada tempat yang
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak
PEMBAHASAN Simpel pneumotoraks Trauma tumpul spontan • Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
udara bocor ke dalam rongga dada
• Nyeri dada, dyspnea, takipnea

189 Open pneumotoraks Luka penetrasi di area


• Suara napas menghilang/menurun, perkusi
dada hipersonor
• Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
toraks masuk ke dalam rongga pleura
• Dyspnea, nyeri tajam, emfisema subkutis
• Suara napas menurun/menghilang
• Red bubbles saat ekshalasi pada luka penetrasi
• Sucking chest wound
Tension Udara yang terkumpul di • Tampak sakit berat, ansietas/gelisah
pneumotoraks rongga pleura tidak dapat • Dyspnea, takipnea, takikardia, distensi vena
keluar lagi (mekanisme jugularis, hipotensi, deviasi trakea
pentil) • Penggunaan otot-otot bantu napas, suara
napas menghilang, perkusi hipersonor
DIAGNOSIS ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA
Flail chest Fraktur segmental tulang • Nyeri saat bernapas
iga, melibatkan minimal 3 • Pernapasan paradoksal (gerak dada yang
tulang iga berkebalikan pada segmen yang terkena/flail)
Efusi pleura CHF, pneumonia, • Sesak, batuk, nyeri dada yang disebabkan oleh
PEMBAHASAN keganasan, TB paru, emboli iritasi pleura
paru • Perkusi pekak, fremitus taktil menurun,
pergerakan dinding dada tertinggal pada area

189 Pneumonia Infeksi, inflamasi


yang terkena
Demam, dyspnea, batuk, ronki
OPEN PNEUMOTHORAX
• Luka pada dinding dada
menyebabkan paru
kolaps karena
peningkatan tekanan
PEMBAHASAN pada rongga pleura
• Dapat mengancam jiwa

189 dan memburuk dengan


cepat
Tatalaksana:
• ABC’s dengan c-spine
control sesuai indikasi
• Oksigen aliran tinggi 
bag valve mask
• Pasang occlusive dressing
pada luka
• Memberitahukan RS dan
unit trauma secepatnya
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PEMBAHASAN

189
Jawaban lainnya…
A. Foto rontgen : kurang tepat, karena dari pemeriksaan
fisik saja sudah jelas menunjukkan pneumothoraks, dan
PEMBAHASAN
dapat dilakukan setelah keadaan pasien stabil
B. Pasang ETT : salah, karena pasien dalam keadaan
189 compos mentis
C. Pasang WSD pada hemitoraks kanan : kurang tepat,
karena udara akan tetap terakumulasi di dalam kavum
pleura dan akan semakin menyebabkan paru kolaps
karena tidak dilakukan penutupan pada luka tusuk di
dada
D. Pasang needle thoracocentesis : salah, ini dilakukan
pada kasus tension pneumotoraks
Jadi, tindakan yang dapat segera dilakukan
PEMBAHASAN adalah…

189 E. PASANG ISOLASI DENGAN


PEREKAT 3 SISI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan sesak napas sejak mengalami kecelakaan lalu lintas
30 menit yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri dada
sebelah kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran kompos mentis, pasien tampak sesak, TD 120/80
SOAL mmHg, nadi 98 kali/menit, RR 34 kali/menit, dan suhu 36,6C.
Gerak dada hemitoraks kanan tertinggal, sela iga melebar,
perkusi redup hingga setinggi ICS 3, dan suara napas
190 menghilang. Berdasarkan pemeriksaan foto toraks
didapatkan perselubungan homogen di hemitoraks kanan,
sudut kostophrenikus tertutup perselubungan. Tatalaksana
awal yang tepat pada pasien tersebut adalah…
A. Intubasi
B. Plester 3 sisi
C. Dekompresi dengan jarum
D. Pemasangan WSD
E. Torakotomi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PEMASANGAN WSD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 32 tahun
• Sesak napas sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 30
190 menit yang lalu
• Disertai dengan nyeri dada sebelah kanan
• PF: kesadaran kompos mentis, pasien tampak sesak, TD
120/80, nadi 98x/m, RR 34x/m, suhu 36,6C, gerak dada
hemitoraks kanan tertinggal, sela iga melebar, perkusi
redup hingga setinggi ICS 3, dan suara napas menghilang
• Ro: perselubungan homogen di hemitoraks kanan, sudut
kostophrenikus tertutup perselubungan
 Diagnosis: Hematothoraks Dekstra
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CONDITION ASSESSMENT MANAGEMENT
(Physical Examination)
Tension pneumothorax • Tracheal deviation • Needle decompression
• Distended neck veins • Tube thoracotomy
• Tympany
• Absent breath sounds
Massive hematothorax • ± Tracheal deviation • Venous access
PEMBAHASAN • Flat neck veins • Volume replacement
• Percussion dullness • Surgical consultation
• Absent breath sounds • Tube thoracotomy

190 Cardiac tamponade • Distended neck veins


• Muffled heart tones
• Ultrasound
Pericardiocentesis
• Venous access
• Volume replacement
• Pericardiotomy
• Thoracotomy
Intrabdominal hemorrhage • Distended abdomen • Venous access
• Uterine lift, if pregnant • Volume replacement
• DPL/ultrasonography • Surgical consultation
• Vaginal examination • Displace uterus from vena cava
Obvious external bleeding Identity source of obvious external Control external hemorrhage from all
bleeding obvious sources
• Direct pressure
• Splints
• Closure of actively scalp wounds
HEMATOTORAKS
• Terdapatnya darah di dalam
rongga pleura
• Disebabkan oleh laserasi
pembuluh darah interkostal
PEMBAHASAN
atau arteri mammaria interna
atau laserasi paru, dapat

190 dicetuskan oleh trauma


tembus atau tumpul
Tanda dan Gejala:
• Anxiety/restlessness
• Tachypnea
Signs of shock;
• Frothy, bloody sputum
• Diminished breath sounds on
affected side
• Tachycardia
• Flat neck veins
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
HEMATOTORAKS
Tatalaksana:
• Memerlukan pemasangan chest
tube/water sealed drainage (WSD)
PEMBAHASAN • Jika volume darah yang diperoleh
1500 ml dari tube atau lebih dari 200
ml/jam selama 2-4 jam, operasi
190 eksplorasi direkomendasikan

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


PEMBAHASAN

190
Jawaban lainnya…
A. Intubasi : salah, karena pasien dalam keadaan compos
mentis
PEMBAHASAN
B. Plester 3 sisi : salah, dilakukan pada kasus open
pneumotoraks
190 C. Dekompresi dengan jarum : salah, dilakukan pada
tension pneumotoraks
E. Torakotomi : salah, bukan merupakan tatalaksana awal
Jadi, tatalaksana awal yang tepat pada
PEMBAHASAN pasien tersebut adalah…

190 D. PEMASANGAN WSD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 40 tahun, datang ke praktek dokter
untuk kontrol. Pasien menderita hipertensi sejak 4 tahun
yang lalu, hingga saat ini mendapat obat terapi calsium
channel blocker, ACE inhibitor, dan beta blocker. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD
SOAL 170/90 mmHg, nadi 96 kali/menit, RR 24 kali/menit, dan suhu
36,6C. Dokter mencurigai pasien menderita hipertensi
sekunder sehingga dilakukan pemeriksaan aldosteron serum
191 yang menunjukkan hasil abnormal. Bagaimana mekanisme
kerja aldosteron yang paling utama?
A. Mengubah angiotensinogen
B. Meningkatkan lipolisis
C. Meningkatkan reabsorbsi natrium
D. Meningkatkan ekskresi air
E. Meningkatkan ekskresi natrium

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. MENINGKATKAN REABSORBSI
NATRIUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 40 tahun
• Menderita HT sejak 4 tahun yll, mendapat obat terapi
191 calsium channel blocker, ACE inhibitor, dan beta blocker
• PF: kesadaran kompos mentis, TD 170/90 mmHg, nadi 96
kali/menit, RR 24 kali/menit, dan suhu 36,6C
• Dicurigai menderita hipertensi sekunder  dilakukan
pemeriksaan aldosteron serum  hasil abnormal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
SYSTEM (RAAS)

PEMBAHASAN

191

Sumber: Kidney Hormones: Renin-Angiotensin Aldosteron System. http://www.urology-textbook.com/kidney-renin-


aldosterone.html
RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
SYSTEM (RAAS)
• Peran sentral dalam regulasi Aldosteron:
tekanan darah dan terdiri dari • Mempromosikan reabsorbsi
kaskade protein fungsional natrium dan retensi air,
PEMBAHASAN (renin, angiotensin, dan meningkatkan tekanan darah,
aldosteron) dan menurunkan konsentrasi

191 • Terdapat gangguan pada


kelainan seperti stenosis arteri
ginjal, gagal jantung, atau
kalium
• Ginjal: peningkatan ekspresi
pompa natrium-kalium,
penyakit hati lanjut peningkatan luminal permeability
untuk Na+
• Kelenjar keringat: merangsang
Na+ dan reabsorbsi air dalam
pertukaran untuk K+
• Saluran pencernaan:
merangsang Na+ dan reabsorbsi
air dalam pertukaran untuk K+
Sumber: Kidney Hormones: Renin-Angiotensin Aldosteron System.
http://www.urology-textbook.com/kidney-renin-aldosterone.html
Jawaban lainnya…
A. Mengubah angiotensin : mekanisme ACE
PEMBAHASAN B. Meningkatkan lipolisis : bukan mekanisme RAAS
D. Meningkatkan ekskresi air : kebalikan dari mekanisme

191 aldosteron
E. Meningkatkan ekskresi natrium : kebalikan dari
mekanisme aldosteron
Jadi, mekanisme kerja aldosteron yang paling
PEMBAHASAN utama adalah…

191 C. MENINGKATKAN REABSORBSI


NATRIUM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 45 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan lemas dan pucat sejak 2 hari yang lalu. Pasien
mengalami BAB hitam sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50 mmHg, nadi 116
kali/menit, RR 26 kali/menit, dan suhu 36,8C, konjungtiva
SOAL pucat, sklera tidak ikterik, dan terdapat nyeri tekan pada
daerah epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 5,6,
leukosit 10.800, trombosit 550.000, MCV 98, MCH 30, MCHC
192 28. Apa rencana tatalaksana awal pada pasien ini?
A. Pemberian antibiotik IV
B. Pemberian infus besi
C. Pemberian infus nutrisi
D. Pemberian transfusi darah
E. Pemberian anti nyeri IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien perempuan, 45 tahun
• Lemas dan pucat sejak 2 hari
192 • Mengalami BAB hitam sejak 1 minggu yang lalu
• PF: TD 90/50 mmHg, nadi 116 kali/menit, RR 26 kali/menit,
dan suhu 36,8C, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, dan
terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium
• Lab: Hb 5,6, leukosit 10.800, trombosit 550.000, MCV 98,
MCH 30, MCHC 28

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

192
INDICATION OF BLOOD TRANSFUSION
PRC (Packed Red Cells) FFP (Fresh Frozen Plasma)
• When Hb ≤ 7 g/dl, especially in • As substitution for F VIII and F IX
acute anemia • Hemostasis neutralization after
PEMBAHASAN
• When Hb 7-10 g/dl with hypoxia/ warfarin therapy
hypoxemia

192 • When Hb ≥ 10 g/dl with


increased need for oxygen
transport (CHD, COPD)
• Bleeding with abnormal
coagulation parameter

• In neonates with Hb ≤ 11 g/dl


with symptoms of hypoxia
• Hb < 8 g/dl in perioperative
period

Sumber: Ministry of Health. 2003. Health Technology Assessment. American Association of Blood Banks.
INDICATION OF BLOOD TRANSFUSION
TC (Trombosit Concentrate) Cryoprecipitate
• To stop bleeding if: • Pre-invasive procedure
• Platelet < 50.000/µL (prophylaxis) for patient with
PEMBAHASAN fibrinogen deficiency
• Platelet < 100.000/µL (diffuse
• Hemophilia A and von

192 bleeding)
• Prophylaxis if platelet < 50.000/µL
• Pre-surgery or invasive
Willebrand disease with bleeding
or prior to surgery

procedure
• After massive transfusion
• Bleeding in thrombopathic
patient

Sumber: Ministry of Health. 2003. Health Technology Assessment. American Association of Blood Banks.
INDICATION OF BLOOD TRANSFUSION
WBC (Whole Blood Cells) Washed erythrocyte
• Perdarahan akut dengan • Transfusi masif pada neonatus
hipovolemia sampai usia < 1 tahun
PEMBAHASAN
• Transfusi tukar (exchange • Penderita dengan anti-IgA atau
transfusion) defisiensi IgA dengan riwayat

192 • Pengganti sel darah merah


endah (PRC) saat memerlukan
transfusi sel darah merah
alergi transfusi berat
• Riwayat reaksi transfusi berat
yang tidak membaik dengan
pemberian premedikasi
• Penderita dengan reaksi
terhadap protein plasma darah
transfusi (pada pasien dengan
Coombs test positif)

Sumber: Ministry of Health. 2003. Health Technology Assessment. American Association of Blood Banks.
Type Description Indication
Whole • Up to 510 mg total volume • Red cells replacement in acute blood loss with
blood • Hb ± 12 g/ml, Ht 35-45% hypovolemia
• No functional platelets • Exchange transfusion
• No labile coagulation factros (V & VIII) • Patients needing red cells transfusion where
PRC is not available
PRC • 150-200 ml red cells from which most of the • Replacement of red cells in anemia patients
PEMBAHASAN plasma has been removed • Use with crystalloid or colloid solution in acute
• Hb ± 20 g/dl (not less than 45 g per unit) blood loss

192
• Ht: 55-75%
FFP • Plasma separated from whole blood within 6 • Replacement of multiple coagulation factor
hours of collection and then rapidly frozen to • Deficiencies
-25C or colder • DIC
• Contains normal plasma levels of stable • TTP
clotting factors, albumin, and
immunoglobulin
TC Single donor unit in a volume of 50-60 ml of • Treatment of bleeding due to:
plasma should contain: thrombocytopenia, platelet function defects
At least 55 x 109 platelets, <1,2 x 109 red cells, • Prevention of bleeding due to
<0,2 x 109 leucocytes thrombocytopenia
Cryopres • Prepared by resuspending FFP presipitate Treatment of vWD, Hemophilia A, F.XIII def,
ipitate • Contains about half of the factor VIII and source of fibrinogen acquired coagulopathies
fibrinogen in the donated whole blood (DIC)
Jawaban lainnya…
A. Pemberian antibiotik IV : dapat dipertimbangkan, namun
bukan sebagai tatalaksana awal maupun definitif pada
PEMBAHASAN
kasus ini
B. Pemberian infus besi : dapat diberikan pada kasus
192 anemia defisiensi besi
C. Pemberian infus nutrisi : dapat dipertimbangkan, namun
bukan sebagai tatalaksana awal karena pasien
mengalami anemia
E. Pemberian antinyeri IV : harus diperhatikan dengan baik,
karena dapat memperparah nyeri epigastrium dan/atau
menambah perdarahan saluran cerna
Jadi, rencana tatalaksana awal pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

192 D. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 27 tahun, dibawa ke IGD karena baru
saja mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien tampak
gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB 60 kg, TD
110/80 mmHg, nadi 112 kali/menit, teraba lemah, RR 26
kali/menit, suhu 36,9C, akral teraba dingin dan lembab.
SOAL Selain itu terlihat patahan tulang tungkai atas kanan
dengan perdarahan masif. Berapakah derajat perdarahan
pada pasien tersebut?
193 A. Derajat I
B. Derajat II
C. Derajat III
D. Derajat IV
E. Derajat V

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. DERAJAT II
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 27 tahun, post KLL
• Kaki kanannya tidak dapat digerakkan setelah motornya
193 ditabrak oleh pengendara lain dari samping sejak 2 jam
SMRS
• PF: tampak gelisah, BB 60 kg, TD 110/80 mmHg, nadi 112
kali/menit, teraba lemah, RR 26 kali/menit, suhu 36,9C,
akral teraba dingin dan lembab. Terlihat patahan tulang
tungkai atas kanan dengan perdarahan masif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MACAM-MACAM SYOK
• Syok hipovolemik: diakibatkan oleh hilangnya cairan secara
absolut atau ekstravasasi
a) Takikardia, hipotensi
PEMBAHASAN b) Penyebab: diare, muntah, perdarahan, syok dengue
• Syok hemoragik: diakibatkan oleh hilangnya darah (merupakan

193 bagian dari syok hipovolemik, namun tidak semua syok


hipovolemik disebabkan oleh hemoragik/perdarahan)
a) Takikardia, hipotensi
b) Setiap pasien KLL harus dicurigai syok hemoragik
c) Pasien cedera kepala tidak dapat menyebabkan syok
hemoragik
• Syok anafilaktik: ada riwayat alergi
• Syok kardiogenik: masalah pada fungsi sistolik, diastolik, preload
(volume dan tekanan yang dialami ventrikel pada fase akhir
pengisian), afterload (tahanan yang harus dilawan ventrikel untuk
pengosongan), atau irama
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
MACAM-MACAM SYOK
• Syok distributif: total cairan tubuh tetap, namun volume
intravaskular relatif tidak seimbang dengan kapasitas vaskular,
misalnya pada anafilaktik, sepsis, dan neurogenik
PEMBAHASAN • Syok neurogenik: biasa didahului trauma
a) Hilangnya tonus vasomotor dan hilangnya tonus simpatis 
vasodilatasi  syok distributif
193 b) Trauma medula spinalis diatas T6
c) Bradikardia, hipotensi (gejala parasimpatis)
d) Poikilothermia (kegagalan regulasi suhu tubuh)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH

PEMBAHASAN

193
VOLUME PERDARAHAN FRAKTUR FEMUR
• Anatomi os femur
• Terletak dekat dengan
pembuluh darah besar (arteri
PEMBAHASAN femoralis)
• Pada fraktur femur  kehilangan

193 darah sampai 1.500 ml per femur


TATALAKSANA
Jenis syok Tatalaksana
Hipovolemik Resusitasi cairan
(termasuk Kristaloid (NaCl/RL) 20 ml/kgBB bolus cepat
PEMBAHASAN hemoragik)
Septik Resusitasi cairan
193 Vasokonstriktor (norepinefrin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (seperti dopamin, dobutamin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
Diphenhydramine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
RESUSITASI CAIRAN
Kristaloid Non-protein colloids
• Sama efektifnya dengan • Digunakan sebagai second-line
albumin pada pasien post- agents pada pasien yang tidak
PEMBAHASAN operatif respon dengan pemberian
• Merupakan pilihan cairan kristaloid

193 resusitasi awal untuk:


• Syok hemoragik/traumatic injury
• Dapat digunakan pada pasien
dengan edema perifer atau
edema paru dengan kebocoran
• Syok septik kapiler
• Reseksi hepatika • Lebih dipilih daripada albumin
• Thermal injury karena lebih murah
• Pembedahan kardivaskular
• Dialysis induced hypotension
RESUSITASI CAIRAN
• Cairan kristaloid menyamakan Target resusitasi cairan
tekanan intravaskular dan • Euvolemia
interstitial dengan cepat
PEMBAHASAN • Meningkatkan perfusi
• Pemulihan/restorasi stabilitas
hemostatik yang adekuat • Meningkatkan penghantaran

193 akan membutuhkan volume


RL yang banyak
• Sudah diobservasi secara
oskigen (oksigenasi)

empirik, kurang lebih 300 cc


kristaloid dibutuhkan untuk
mengkompensasi setiap
kehilangan darah 100 cc (3:1
rule)
RESUSITASI CAIRAN

PEMBAHASAN

193

Sumber: British Consensus Guidelines on Intravenous


Fluid Therapy for Adults Surgical Patients. 2011.
Jawaban lainnya…
A. Derajat I : pasien tampak sedikit cemas, nadi < 100, TD
normal, tekanan nadi normal atau naik, RR 14-20
PEMBAHASAN
C. Derajat III : pasien tampak cemas/bingung, nadi > 120,
TD menurun, tekanan nadi menurun, RR 30-40
193 D. Derajat IV : pasien tampak bingung/letargi, nadi > 140,
TD menurun, tekanan nadi menurun, RR > 35
E. Derajat V : tidak ada dalam klasifikasi
Jadi, derajat perdarahan pada pasien tersebut
PEMBAHASAN adalah…

193 B. DERAJAT II

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 27 tahun, dibawa ke IGD setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS. Tampak
darah segar menetes pada meatus urethra eksternum.
Pada pemeriksaan fisik RT didapatkan flying prostate (+).
Apakah tindakan berikutnya yang dilakukan pada pasien?
SOAL A. Meminta pemeriksaan BNO-IVP
B. Meminta pemeriksaan uretrogram retrograde
C. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terbesar
194 D. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terkecil
E. Melakukan pemeriksaan USG testis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. MEMINTA PEMERIKSAAN
URETROGRAM RETROGRADE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 27 tahun, post KLL
• PF: tampak darah segar menetes pada meatus urethra
194 eksternum
• RT: flying prostate (+)

 Diagnosis: Ruptur Urethra Posterior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RUPTUR ORGAN
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
PEMBAHASAN Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan, jarang
terjadi, hematuria

194 Vesika urinaria


Urethra anterior
Nyeri di suprapubik, hematuria
Nyeri di selangkangan, paling sering terjadi, paling
sering karena straddle injury, butterfly hematome
Urethra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya disebabkan oleh
fraktur pelvis, floating prostate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI GOLDMAN UNTUK
RUPTUR URETHRA

PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RUPTUR URETHRA
Trauma urethra anterior
• TRIAS: bloody discharge, retensio urine, hematome/jejas
peritoneal/urin infiltrat
PEMBAHASAN • Ditandai dengan butterfly appearance

194 Trauma urethra posterior


• TRIAS: bloody discharge, retensio urine, floating prostate

Diagnosis
• Retrograde urethrography, urinalisis, foto pelvis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA URETHRA POSTERIOR
Klasifikasi menurut Colapinto – McCollum:
Jenis Ruptur Gambaran Uretrogram
PEMBAHASAN Urethra posterior utuh, Memanjang, ekstravasasi (-)
stretching

194 Urethra posterior putus,


diafragma urethra anterior
utuh
Ekstravasasi kontras terbatas di atas diafragma
urethra anterior

Urethra posterior, Ekstravasasi yang luas


diafragma urethra anterior,
dan urethra pars bulbosa
bagian proksimal rusak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA RUPTUR URETHRA
Simptomatik
• Initial  Atasi retensi urine  akses dari regio suprapubik 
pasang kateter suprapubik (sistostomi)
PEMBAHASAN
• Bedah (rekonstruksi)  terutama pada ruptur urethra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi urethra
194 dilakukan setelah masalah pelvis tertangani), seperti
anastomosis urethra, uretrotomia interna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Meminta pemeriksaan BNO-IVP : tidak dilakukan pada
PEMBAHASAN kasus kecurigaan ruptur urethra, namun untuk patologi
ginjal dan sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan
fungsi ginjal
194 C. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terbesar :
kontraindikasi pemasnagan kateter urine
D. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terkecil :
kontraindikasi pemasnagan kateter urine
E. Melakukan pemeriksaan USG testis : dilakukan pada
kondisi acute scrotal condition seperti pada kasus torsio
testis
Jadi, tindakan berikutnya yang dilakukan
PEMBAHASAN adalah…

194 B. MEMINTA PEMERIKSAAN


URETROGRAM RETROGRADE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 57 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan penurunan kesadaran sejak 5 jam SMRS. Keluhan
disertai kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri.
Terdapat riwayat nyeri kepala, mual, dan muntah. Riwayat
diabetes mellitus disangkal. Pasien tampak gelisah. Pada
SOAL pemeriksaan fisik didapatkan TD 210/100 mmHg, nadi 92
kali/menit, teraba lemah, RR 22 kali/menit, suhu 37,5C,
hemiparese sinistra. Tatalaksana farmakologi yang tepat
195 diberikan pada pasien adalah…
A. Manitol 5% 0,5-1 g/kgbb IV
B. Manitol 10% 2-10 mcg/kgbb/menit IV
C. Manitol 10% 0,5-1 g/kgbb IV
D. Manitol 20% 2-10 mcg/kgbb/menit IV
E. Manitol 20% 0,5-1 g/kgbb IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. MANITOL 20% 0,5-1 G/KGBB IV
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien perempuan, 57 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 5 jam SMRS
195 • Disertai kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri
• Riwayat nyeri kepala, mual, dan muntah
• PF: tampak gelisah, TD 210/100 mmHg, nadi 92 kali/menit,
teraba lemah, RR 22 kali/menit, suhu 37,5C, hemiparese
sinistra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

195
• Tanda pe ↑ TIK (+) • Pasien sadar
• Pe ↓ kesadaran • Datang dengan defisit
neurologis (bicara pelo,
• Muntah proyektil hemiparesis)
• Nyeri kepala
Untuk memastikan perlu pemeriksaan penunjang:
• TD amat tinggi CT Scan, MRI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Stroke Hemoragik Stroke Iskemik
Etiologi: perdarahan intraserebral Etiologi: trombus/emboli
Klinis: Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut • Anamnesis: defisit neurologis akut
+ penurunan kesadaran + nyeri (seringnya hemiparesis)
PEMBAHASAN kepala + muntah proyektil • PF: kesadaran umumnya tidak
• PF: tanda lesi UMN, hipertensi menurun

195 • Penunjang (CT Scan): area


hiperdens di serebrum
Tatalaksana:
• Tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada
refleks patologis)
• Penunjang (CT Scan): arena
• Bedah hipodens sereberum

• Medikamentosa: Tatalaksana:

• Antihipertensi • Trombolitik (r-TPA)  3-4,5 jam


setelah onset
• Agen diuretik osmotik (misal
manitol  manitol 20% 0,5-1 • Aspirin 325 mg
g/kgbb IV bolus selama 20 menit • Clopidogrel 300 mg
dan dapat diulang setiap 4-6 • Aspirin 325 mg + dipyridamole
jam) 2x200 mg
MACAM-MACAM SYOK
• Syok distributif: total cairan tubuh tetap, namun volume
intravaskular relatif tidak seimbang dengan kapasitas vaskular,
misalnya pada anafilaktik, sepsis, dan neurogenik
PEMBAHASAN • Syok neurogenik: biasa didahului trauma
a) Hilangnya tonus vasomotor dan hilangnya tonus simpatis 
vasodilatasi  syok distributif
195 b) Trauma medula spinalis diatas T6
c) Bradikardia, hipotensi (gejala parasimpatis)
d) Poikilothermia (kegagalan regulasi suhu tubuh)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
STROKE ISKEMIK VS STROKE HEMORAGIK

PEMBAHASAN

195
Jawaban lainnya…
A. Manitol 5% 0,5-1 g/kgbb IV : salah pada persentase
PEMBAHASAN manitol
B. Manitol 10% 2-10 mcg/kgbb/menit IV : salah persentase

195 manitol dan dosis


C. Manitol 10% 0,5-1 g/kgbb IV : salah persentase manitol
D. Manitol 20% 2-10 mcg/kgbb/menit IV : salah dosis manitol
Jadi, tatalaksana farmakologi yang tepat
PEMBAHASAN adalah…

195 E. MANITOL 20% 0,5-1 G/KGBB


IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan 45 tahun, datang ke UGD
dengan keluhan nyeri sekitar pusar, disertai baal
dari pusar hingga tungkai, kedua tungkai juga tidak
dapat digerakkan setelah kecelakaan.
SOAL
Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan untuk
menunjang diagnosis?
A. MRI servikal
196 B. MRI torakal
C. MRI kepala
D. CT-scan kepala
E. MRI lumbosakral

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. MRI torakal

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Wanita 45 tahun

196 • Nyeri sekitar pusar


• Baal dari pusar hingga ujung tungkai
• Kedua tungkai tidak dapat digerakkan

Pemeriksaan penunjang?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PETA DERMATOME
Cervical : C2 – C8
PEMBAHASAN
Thorakal : T1 – T12
Lumbar : L1 – L5
196 Sacral : S1 – S5

Setinggi pusar setinggi T10


Sehingga, pemeriksaan
penunjang yang tepat adalah
MRI Torakal.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. MRI Kepala
PEMBAHASAN Untuk melihat kelainan intracranial dan
ekstrakranial lebih lanjut seperti tumor, stroke,
196 peradangan otak dan cairan otak.

B. MRI Servikal
Untuk melihat kelainan yang terjadi pada C2-C8

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
D. CT Scan Kepala
PEMBAHASAN Dilakukan pada kasus cedera kepala, stroke,
evaluasi awal SOL, penurunan kesadaran yang
196 tidak dapat dijelaskan.

E. MRI lumbosacral
Untuk melihat kelainan yang terjadi pada L1-L5,
S1-S5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan, 30 tahun, datang ke UGD dengan
keluhan sesak napas dan nyeri dada. Sebelumnya pasien
mengalami KLL dengan dada kanan membentur aspal
terlebih dahulu. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 110/80 mmHg, RR 40x/menit, Nadi
SOAL 120x/menit, afebris. Pada pemeriksaan fisik, inspeksi
ditemukan pergerakan dada kanan tertinggal, perkusi
ditemukan redup pada hemithorax kanan, auskultasi
197 sitemukan suara nafas kanan menjauh, vesikuler (+/-),
ronki (-/+). Gambaran x-ray seperti berikut. Apa diagnosis
yang paling tepat?
A. Empiema kanan
B. Pneumonia kanan
C. Efusi pleura kanan
D. Hematothorax kanan
E. Pneumothoraks kanan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Hematothorax kanan

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Wanita 30 tahun

197 • Post KLL dengan dada kanan membentur aspal


• Sesak napas, takipneu, takikardi
• Xray thorax : perselubungan opaque homogen,
meniscus sign (+)
• Diagnosis?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Hematothorax kanan
• Definisi
PEMBAHASAN
Penumpukan darah di rongga pleura yang biasanya
disebabkan oleh trauma.
197 • Gejala
sesak napas, riwayat trauma tumpul
• Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dada tidak simetris (hemithoraks yang
sakit tertinggal sat inspirasi)
Perkusi redup
Auskultasi menurun/ menghilang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Hematothorax kanan

PEMBAHASAN
• Tatalaksana
Torakosentesis, yaitu pengambilan darah atau

197 cairan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Empiema kanan
PEMBAHASAN Penumpukan pus di rongga pleura
yang diakibatkan oleh infeksi
197
B. Pneumonia Kanan
Peradangan parenkim paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…

PEMBAHASAN C. Efusi Pleura Kanan


Penumpukan cairan di rongga pleura

197 yang biasanya disebabkan gangguan


kardiopulmonal.

E. Pneumothoraks kanan
Terkumpulnya udara pada rongga
pleura, biasanya disebabkan oleh
penyakit paru kronis atau trauma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak berusia 2 tahun datang ke UGD dengan keluhan
batuk sejak 4 hari yang lalu. Batuk dikatakan seperti
menggonggong, tidak berdahak dan tidak disertai
demam. Pasien juga mengeluh suara serak. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan penyempitan subglotis dan
SOAL rima glottis. Gambaran yang mungkin ditemui pada
pemeriksaan radiologi adalah?
A. Vallecula sign
198 B. Steeple sign
C. Coffee bean sign
D. Thumbs sign
E. Salt and pepper sign

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. STEEPLE SIGN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak 2 tahun

198 • Batuk
• Tidak demam
• Suara serak
• Pemeriksaan fisik : penyempitan subglotis dan
rimaglotis

Diagnosis CROUP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CROUP

PEMBAHASAN
• Croup atau laringobtrakeobronkitis disebabkan
infeksi virus parainfluenza (tipe 1, 2, 3)

198 • Gejala : batuk menggonggong, serak, sesak,


batuk, rhinorea, demam, stridor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CROUP
Tatalaksana
PEMBAHASAN
• Croup ringan : pemberian cairan dan makanan yang sesuai serta ASI

198 yang cukup

• Croup berat : Ranap!


Croup berat :
• Stridor saat anak tenang
• Napas cepat dan
Steroid : deksametason (0.6 mg/kgBB IM/oral) tarikan dinding dada
Epinefrin/adrenalin : 2 ml adrenalin 1/1 000 dengan bagian bawah ke dalam
normal saline 2-3ml, diberikan dgn nebulizer selama 20 menit.

• Dapat dipertimbangkan :
Oksigen
Intubasi/trakeostomi jika obstruksi berat mengancam nyawa.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya

PEMBAHASAN
Vallecula sign & Epiglotitis akut
Thumbs sign

198

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawban Lainnya

PEMBAHASAN
Coffee bean sign Sigmoid volvulus

198

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya

PEMBAHASAN
Salt and pepper sign
Menunjukan beberapa daerah lusen pada calvaria yang
biasanya disebabkan resorpsi tulang trabecular pada
198 hiperparatiroidisme.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak berusia 6 tahun mengeluh nyeri perut dan BAB
berdarah sejak 6 jam yang lalu. Terdapat darah
kehitaman pada BAB serta lendir yang menyerupai jelly.
Sehari sebelumnya, anak mengeluh demam dan pilek.
Pada pemeriksaan fisik, teraba massa seperti sosis di
SOAL perut kanan bawah. Pada USG terdapat gambaran
lipatan usus seperti donat. Apa diagnosis yang tepat?
A. Divertikulitis
199 B. Volvulus
C. Morbus hirschsprung
D. Intususepsi
E. Stenosis pylorus hipertrofik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. INTUSUSEPSI

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Anak usia 6 tahun

199 • Nyeri perut


• Bab dengan darah kehitaman, lendir, dan seperti jelly
• Massa seperti sosis di perut kanan bawah
• USG : lipatan usus seperti donat

Diagnosis : Intususepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INTUSUSEPSI
Definisi :
PEMBAHASAN Obstruksi usus dimana satu segmen
usus masuk ke dalam segmen usus

199 yang lainnya.

Diagnosis :
• Gejala
Awal : kolik hebat ; muntah.
Lanjut : perut kembung ; tinja berlendir bercampur darah
(currant jelly stool) dan dehidrasi
• PF : palpasi teraba massa seperti sosis
• USG : donat/ pseudo kidney sign
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Rumah Sakit.
WHO. 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
Target sign/doughnut sign Currant Jelly Stool
PEMBAHASAN

199

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Divertikulitis
PEMBAHASAN Herniasi dinding mukosa colon dengan bowler hat
pointer outward

199 B. Morbus hirschsprung


Mekonium keluar > 24 jam setelah lahir, ileus, BAB
menyemprot pada RT
C. Volvulus
Colon terpuntir, ileus, coffee bean sign
D. Stenosis pylorus hipertrofik
Muntah setelah makan, single buble sign, string sign

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur jenis apa yang terdapat pada gambar
dibawah?

A. Fraktur inkomplit
SOAL
B. Fraktur komplit
C. Fraktur oblik
D. Fraktur segmental
200 E. Fraktur spiral

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. FRAKTUR KOMPLIT

PEMBAHASAN
Garis fraktur mengenai seluruh diameter tulang

200

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fraktur Inkomplit :
PEMBAHASAN • Dikenal dengan fraktur greenstick
• Sering terjadi pada anak
200 • Hanya mengenai satu sisi tulang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
Fraktur oblique : garis patahan miring
PEMBAHASAN Fraktur spiral : garis patahan melingkar
Fractur comminuted : lebih dari satu garis fraktur,
200 beberapa fragmen tulang
Fraktur compound : open fraktur, terdapat
kerusakan integritas kulit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…

PEMBAHASAN

200

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…

PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM

Anda mungkin juga menyukai