Anda di halaman 1dari 569

MODUL 3

1 - 50
Perempuan, 45 tahun datang dengan keluhan sesak
sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak berwarna kekuningan. Demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, TD 100/70 mmHg, N
SOAL 98x/menit, RR 25 x/menit, Tax 38,9C. Pemeriksaan
thorak didapatkan perkusi redup pada kedua paru,

1
retraksi (+). Pada pemeriksaan radiologis didapatkan
infiltrate difus bilateral. Diagnosis yang tepat
adalah….
A. Pnemonia
B. Pneumonia lobaris
C. Bronkopneumonia
D. Pneumonia
aspirasi
E. Abses paru
A.
PNEUMONIA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Perempuan, 45 tahun
• keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu.

1 •

batuk berdahak berwarna kekuningan
Demam (+)
• PF: keadaan umum tampak sakit sedang, TD
100/70 mmHg, N 98x/menit, RR 25 x/menit, Tax
38,9C. Thorak: perkusi redup pada kedua paru,
retraksi (+).
• Radiologi: didapatkan infltrate difus bilateral.
Diagnosis yang tepat
adalah….
Pneumonia
• Suatu peradangan yang disebabkan oleh
PEMBAHASAN
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit)
1 • Pnemonia yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk
• Sedangkan peradangan paru yang
disebabkan oleh nonmikroorganism (bahan
kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obt-
obtanPnemonia
Sumber: dn lain-lain)
Komunitidisebut pneumonitis
Pedoman Diagnosis dan
Penatalakasanaan di Indonesia, PDPI,
2003
Klasifkasi Pneumonia
Berdasarkan klinis dan Berdasarkan bakteri Berdasarkan predileksi
epidemiologis penyebab infeksi
• Pneumonia komunit • Pneumonia • Pnemonia lobaris,
PEMBAHASAN
(community-acquired bacterial/tpikal: sering pada pneumonia
pneumonia) terjadi pada semua bacterial, jarang pada

1
• Pneumonia nosocomial usia bayi dan orang tua,
(hospital-acquired • Pnemonia atpikal, disebabkan karena
pneumonia/nosocomial disebabkan obstruksi bronkus.
pneumonia mycoplasma, legionella • Bronkopneumonia,
• Pnemonia aspirasi dan chlamidya ditandai dengan
• Pneumonia pada • Pneumonia virus bercak- bercak infiltrate
penderita • Pneumonia jamur, pada lapangan paru,
immunocompromised predileksi pasien sering pada bayi dan
immunocompromised) orang tua
• Pneumonia intersttial
Pneumonia Komuniti
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah
PEMBAHASAN dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini :

1
Batuk-batuk
bertambah
Perubahan karakteristik dahak /
purulen
Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam

Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas


bronkial
dan ronki

Leukosit > 10.000 atau < 4500


Sistem
skor pada
pneumoni
PEMBAHASAN
a komuniti
berdasark
1 an PORT

Sumber: Pnemonia
Komuniti
Pedoman Diagnosis dan
Kriteria yang dipakai untuk
indikasi
PEMBAHASAN
rawat inap
Skor PORT lebih dari
Pneumonia
Komuniti
70

1
Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai
salah satu dari kriteria dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg Tekanan diastolik < 60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna
NAPZA
Kriteria
Berat (salah Satu
Pneumonia
atau lebih)
PEMBAHASAN Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
Kriteria perawatan
1
• Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
ICU
• Tekanan sistolik < 90 mmHg • 1 dari 2 gejala mayor
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
tertentu ( bold
Kriteria mayor merah)
• Membutuhkan ventilasi mekanik • 2 dari 3 gejala minor
• Infiltrat bertambah > 50%

tertentu (bold
Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, merah)
Sumber: Pnemonia Komuniti
pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal Pedoman Diagnosis dan
yang membutuhkan dialisis Penatalakasanaan di
PDPI,
Indonesia,
2003
Tata Laksana Pneumonia Komuniti
Faktor Modifikasi
Pneumokokus
Bakteri enterik Gram negatf Pseudomonas
PEMBAHASAN resisten terhadap
aeruginosa
• Umurpenisilin • Penghuni rumah • Bronkiektasis
lebih dari 65 tahun

1
• Memakai obat-obat jompo • Pengobatan
golongan P laktam • Mempunyai penyakit kortkosteroid
selama tga bulan dasar kelainan > 10 mg/hari
terakhir jantung paru • Pengobatan antbiotik
• Pecandu alkohol • Mempunyai kelainan spektrum luas > 7
• Penyakit penyakit yang hari pada bulan
gangguan multpel terakhir
kekebalan • Riwayat • Gizi kurang
• Penyakit penyerta pengobatan
yang antbiotik
Sumber:
multpelPnemonia Komuniti
Pedoman Diagnosis dan
Penatalakasanaan di Indonesia, PDPI,
2003
Tata Laksana
Pneumon
ia
PEMBAHASAN Komuniti

3
Sumber: Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
Jawaban lainnya…
B. Pneumonia lobaris  bukan karena hasil
PEMBAHASAN radiologi thorak tidak menunjukkan
keterlibatan hanya satu lobus atau segmen,
biasanya ada riwayat obstruksi brokus
1 misalnya aspirasi benda asing atau proses
C. keganasan
Bronkopneumonia  kurang tepat karena
lebih sering pada bayi dan orang tua
D. Pneumonia aspirasi  kurang tepat karena
tidak
E. Abses paru riwayat
disebutkan  kurang tepat karena
aspirasi hasil
pada kasus
radiologi tidak menunjukkan adanya
kavitas dengan air-fluid level
Jadi, diagnosis yang tepat pasien
diatas
PEMBAHASAN
adalah….

1 A.
PNEUMONIA
Laki-laki, 55 tahun datang dengan keluhan batuk
berdahak berwarna kecoklatan selama 1 minggu.
Keluhan disertai demam dan nyeri dada. Riwayat
konsumsi alkohol. Pada pemeriksaan fisik TD 130/70
mmHg, RR 20 x/menit, suara napas menurun, ronki
SOAL (+), suara amforik (+), redup pada bagian tengah
paru kanan, pada rontgen terdapat kavitas disertai

2
air fluid level di paru kanan. Diagnosis pasien
adalah…
A. Pneumonia
B. Ca Paru
C. Efusi Pleura
D. Bronkiektas
is
E. Abses Paru
E. ABSES
PARU
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 55 tahun
• keluhan batuk berdahak berwarna kecoklatan selama 1

2
minggu.
• disertai demam dan nyeri dada.
• Riwayat konsumsi alkohol.
• PF: TD 130/70 mmHg, RR 20 x/menit, suara napas menurun,
ronki (+), suara amforik (+), redup pada bagian tengah paru
kanan
• Pada rontgen terdapat kavitas disertai air fluid level di paru
kanan.
Diagnosis pasien
adalah…
Abses Paru
• Definisi: proses supuratif lokal yang ditandai
PEMBAHASAN
oleh nekrosis jaringan paru

2
• Abses paru dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Abses paru primer biasanya diawali dari infeksi
paru,
• seperti pneumonia.
• Abses paru sekunder bisa terjadi akibat adanya
gangguan atau kelainan pada paru, menghirup
benda asing atau infeksi dari organ lainnya
yang menyebar ke paru.
Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru,
PDPI, 2017
Etiologi dan Patogenesis
• Aspirasi materi infektif: alkoholisme akut, koma,
PEMBAHASAN
anetesia, sinusitis, gingivodental sepsis
• Kelanjutan infeksi paru: abses post pneumonic,
2 biasanya oleh S aureus, K. pneumonia dan type
3 pneumococcus
• Emboli septik
• Neoplasia: infeksi sekunder akibat obstruksi
bronkopulmonar
• Lain-lain: trauma langsung, perluasan infeksi
dari organ sekitar (supurasi esophagus,
vertebra, ruang subfrenik, ruang pleura),
hematogen
Faktor Risiko Abses Paru
• Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah seperti
PEMBAHASAN
pada penderita kanker, penyakit autoimun,
dan penderita HIV
2 • Terbiasa mengonsumsi alkohol berlebihan.
• Mengalami infeksi mulut
• Pernah melakukan transplantasi organ
• Pernah dirawat atau berada dalam keadaan
tidak sadar dalam waktu lama
Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru,
PDPI,
2017
Diagnosis
PEMBAHASAN
• Sebagian nesar
diagnosis
ditegakkan dari
2 rontgen
• Kavitas abses
memiliki dinding
yang terlihat jelas
mengelilingi daerah
lusen atau adanya
air fluid level di area
pneumonia
Tatalaksana
• Antibiotik : clindamycin, penicillin dan
PEMBAHASAN
kombinasi metronidazole dengan penisilin
• Fisioterapi dada : membantu

2 mengeluarkan cairan yang terdapat di


paru
• Terapi bronkoskopi : mengangkat benda
asing dan membantu proses drainase cairan
di paru dengan cepat
• Operasi: pilihan pengobatan untuk kasus
abses paru yang serius
Sumber: Memahami penyebab, gejala dan cara mengatasi abses paru,
PDPI,
2017
Jawaban lainnya…
A. Pneumonia : batuk berdahak, sesak,
PEMBAHASAN demam
B. Ca Parugambaran
tinggi, : gejala respirasi, gejala metastasi
konsolidasi

2
seperti kelainan yang timbul karena
kompresi hebat di otak, hasil histologi (+)
C. keganasan
Efusi Pleura : sesak saat menarik napas,
dipengaruhi posisi, rontgen didapat
sudut costoprenik menumpul
D. Bronkiektasis : batuk dahak 3 lapis,
rontgen
gambaran honeycomb
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…

E. ABSES PARU
2
Laki-laki, 63 tahun datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengalami batuk
dengan dahak berwarna kehijauan dan demam. Pasien
mengaku keluhan sesak sering dialami dalam setahun
terakhir dan semakin lama semakin berat. Pasien
SOAL memiliki riwayat merokok 2 bungkus/hari sejak umur 15
tahun.

3
Pada pemeriksaan fisik didapatkan N 94 x/menit, RR 24
x/menit, Tax 38C, perkusi hipersonor dan ronkhi
diseluruh lapangan paru, barrel chest. Pada
pemeriksaan spirometri didapatkan FEV1<70% setelah
pemberian
bronkodilator. Apakah diagnosis yang tepat pada
A.
pasien Bronkitis
B. Asma
tersebut?
C. PPOK
D. Pneumoni
a
C.
PPOK
• KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 63 tahun
• keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu.

3 •

batuk dengan dahak berwarna kehijauan dan demam
keluhan sesak sering dialami dalam setahun terakhir dan
semakin lama semakin berat.
• riwayat merokok 2 bungkus/hari sejak umur 15 tahun.
• PF: N 94 x/menit, RR 24 x/menit, Tax 38C, perkusi hipersonor
dan ronkhi diseluruh lapangan paru, barrel chest.
• Pada pemeriksaan spirometri didapatkan FEV1<70%
setelah pemberian bronkodilator.

Apakah diagnosis yang tepat pada pasien


tersebut?
PPOK
Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat
PEMBAHASAN progressif nonreversibel atau reversibel parsial.
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfsema
atau gabungan keduanya.

3 • Bronkitis kronik Kelainan saluran napas yang


ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3
bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua
tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit
lainnya.
• Emfisema Suatu kelainan anatomis paru yang
ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding
alveoli.
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,
2003
Faktor Risiko
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting
• Riwayat merokok
• Perokok aktif
• Perokok pasif
PEMBAHASAN • Bekas perokok
• Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan

3
lama merokok dalam tahun :
• Ringan : 0-200
• Sedang : 200-600
• Berat : >600

Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat


kerja
Hipereaktiviti bronkus

Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang

Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di


Indonesia

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


Diagnosis
Anamnesis
• Batuk berulang dengan atau tanpa dahak –
PEMBAHASAN • Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
• Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa

3
gejala
pernapasan
• Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Pemeriksaan fisik:
• Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
• Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal
sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Penampilan pink puffer atau blue bloater

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003


Con’t…
Pemeriksaan penunjang rutin
PEMBAHASAN Faal paru
• Spirometri : Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1

3 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %.


Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak
mungkin dilakukan, APE meter walaupun
kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif
dengan memantau variabiliti harian pagi dan
sore, tidak lebih dari 20%.
• Uji Bronkodilator
• Darah rutin: Hb, Ht, Leukosit
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI, 2003
Foto toraks
• Hiperinflasi
• Hiperlusen
PEMBAHASAN • Ruang
retrosternal

3 melebar
• Diafragma
mendatar
• Jantung
menggantung
(jantung
pendulum / tear
drop / eye drop
appearance)
Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,
2003
Algoritme Penanganan PPOK Stabil

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,


2003
Con’t
PEMBAHASAN
….

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,


2003
PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,


2003
Con’t…
PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana PPOK, PDPI,


2003
Penatalaksanaan PPOK Stabil
Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan keadaan stabil.

PEMBAHASAN
Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis (salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin).
Masing- masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya penyakit. Untuk dosis pemeliharaan,

3
aminofilin/teofilin 100- 150 mg kombinasi dengn salbutamol 1 mg.

Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila


tersedia.

Ekspektoran dengan obat batuk hitam


(OBH)

Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum


mukoid.
PPOK Eksaserbasi Akut
Gejala eksaserbasi :
PEMBAHASAN • Sesak bertambah
• Produksi sputum meningkat

3
• Perubahan warna sputum

Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga :


• Tipe (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas
• Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
• Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20% baseline ,
atau frekuensi nadi > 20% baseline
Algoritme Penanganan PPOK Eksaserbasi
Akut

PEMBAHASAN

3
Penatalaksanaan PPOK
Eksaserbasi
Oksigen (bila tersedia)

PEMBAHASAN Bronkodilator
• Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi bronkodilator kerja pendek ditngkatkan dan dikombinasikan dengan antkolinergik.

3
Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan inhalasi. Jika tdak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi, subkutan,
intravena atau perdrip, misalnya: Adrenalin 0,3 mg subkutan, digunakan dengan hat-hat
• Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) harus perlahan (10 menit) utk menghindari efek samping.dilanjutkan dengan
perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.

Kortkosteroid Diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal selama 2 minggu. Pemberian
selama 2
minggu tidak perlu tapering off.
Antbiotik yang tersedia di Puskesmas

Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretk dan perlu berhati-hat dalam
pemberian cairan

Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama, Menkes, 2015
PEMBAHASAN

3
PEMBAHASAN

3
PEMBAHASAN

3
PEMBAHASAN

3
Jawaban lainnya…
A. Bronkitis  hipersekresi mukus dan batuk
PEMBAHASAN produktif kronis berulang-ulang minimal
selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit
dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang
3 diketahui tidak terdapat penyebab lain.
B. Asma  batuk sesak berulang, terdapat
factor pemicu, reversible dengan atau tanpa
bronkodilator
D. Pneumonia  demam tinggi, batuk
berdahak,
sesak, rontgen menunjukkan konsolidasi
E. Emfisema  gejala respirasi, rontgen
menunjukkan gambaran honeycomb
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN diatas adalah…

3 C. PPOK
Laki-Laki, 35 tahun datang dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu, disertai demam.
Pasien mengatakan saat BAK terasa panas. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg, N
86x/menit, RR 22x/mnt Tax 38,0C dan nyeri ketok CVA
SOAL (+). Dari pemeriksaan urinalisis leukosit ++.
Diagnosisnya adaiah ..

4 A.
B.
Prostatitis
Pyelonefritis
c. Uretritis
D Pyelonefritis
. kronis Sistitis
E.
B.
PYELONEFRITI
KEYWORDS:
•S
PEMBAHASAN
Laki-Laki, 35 tahun

4
• keluhan nyeri pinggang kanan sejak 3 hari yang
lalu
• Demam
• saat BAK terasa panas.
• PF: TD 120/80 mmhg, N 86x/menit, RR 22x/mnt
Tax
38,0C dan nyeri ketok CVA (+).
• Urinalisis: leukosit ++.
Diagnosisnya
adaiah ..
Pyelonefritis
• Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-
PEMBAHASAN
tiba dalam beberapa jam atau hari

4
• Demam dan menggigil
• Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral
• Sering disertai gejala sistitis, berupa:
frekuensi,
nokturia, disuria, urgensi, dan nyeri
suprapubik
• Kadang disertai pula dengan gejala
gastrointestinal, seperti: mual, muntah, diare,
atau nyeri perut
Faktor Risiko
• Lebih sering terjadi pada wanita usia
PEMBAHASAN
subur

4
• Sangat jarang terjadi pada pria berusia
<50
tahun, kecuali homoseksual
• Koitus per rektal
• HIV/AIDS
Pyelonefritis
PEMBAHASAN Pemeriksaan fisik • Penunjang
• Darah perifer dan hitung jenis
• Nyeri ketok pada sudut ••Kultur darah

4 kostovertebra, unilateral Urinalisis : leukositlebih


• Foto polos abdomen (BNO)
atau bilateral dari 5 – 10 / lapang
• Ginjal seringkali tdak dapat pandang besar (LPB),
dipalpasi karena adanya Silinder leukosit (+),
nyeri tekan dan spasme otot
• Dapat ditemukan nyeri tekan
Hematuria, Bakteriuria
pada area suprapubik
bermakna > 104 koloni/ml
• Distensi abdomen dan bising • Kultur urin dan tes
usus menurun (ileus sentfitas- resistensi
paralitk)
antbiotic
Terapi Pyelonefritis
PEMBAHASAN Antibiotik Parenteral
• pilihan terapi: cefriaxone, cefepime, dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin)

4
• basil Gram positf: ampisillin yang dikombinasi dengan Gentamisin, Ampicillin
Sulbaktam, dan Piperacillin Tazobactam
• digant dengan obat oral setelah 24-48 jam,

Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat jalan


• fluorokuinolon untuk basil Gram negatf.
• penyebab lainnya dapat digunakan Trimetoprimsulfametoxazole.
• enterococcus, dapat diberikan Amoxicilin
• Sefalosporin generasi kedua atau ketiga juga efektif, walaupun data yang mendukung
masih sedikit.
• Pengobatan selama 7-14 hari
Jawaban lainnya…
A. Prostatitis  keluhan obstruktif lebih
PEMBAHASAN dominan
B. Uretritis  CVA (-)
4 C. Pyelonefritis kronis  biasanya pada
pasien dengan gangguan anatomi
D. Sistitis  nyeri tekan suprapubik (+), CVA
(-)
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

B. PYELONEFRITIS
4
Laki-laki, 52 tahun dibawa ke UGD oleh keluarga dengan
keluhan utama penurunan kesadaran. Sebelumnva
pasien mengeluh lemas dan sesak yang bertambah.
Terdapat riwayat Hipertensi tidak terkontrol. Pasien
tidak BAK lebih dari 2 hari. Pada pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan delirium, TD 160/90 mmHg, ekstremitas
edema. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 7 g/dl

5
dan GFR < 15.
Diagnosis pasien adalah...
A. CKD
B. GGA
C. Acute on CKD
D. GGA renal
E. GGA post renal
C. ACUTE ON
CKD
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 52 tahun dibawa ke UGD
• penurunan kesadaran.

5 •

mengeluh lemas dan sesak yang bertambah.
Riwayat Hipertensi tidak terkontrol.
• Tidak BAK lebih dari 2 hari belakangan.
• PF: delirium, TD 160/90 mmHg, ekstremitas
edema.
• Lab: Hb 7 g/dl dan GFR < 15.
Diagnosis pasien
adalah...
Acute On CKD
• Pasien dgn CKD berisiko tinggi mengalami AKI
PEMBAHASAN
yg secara spesifik disebut Acute on CKD atau
Acute on Chronic Renal Failure (ACRF)
5 • Makin rendah eGFR makin tinggi risiko
terjadinya acute on CKD.
• Peningkatan risiko terjadinya AKI tidak
hanya pada CKD tapi juga pada
komorbiditas lain seperti DM, HT,
arteriosklerosis dan penyakit
kardiovaskular.
CK
D
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Klasifkasi CKD
Deraja 3
dibedakan
PEMBAHASAN kembali
menjadi

5
derajat
penurunan
LFG ringan-
sedang yaitu
45-59 dan
derajat
penurunan
LFG sedang-
berat yaitu 30-
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, 44
A.,2009
Definisi Acute Kidney Injury
PEMBAHASAN
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48
jam yaitu:

5 • kenaikan kadar kreatinin serum 20. 3 mgl dl (>


26.4 pmol/l), atau
• presentasi kenaikan kreatinin serum >50%
(1.5 x kenaikan dari nilai dasar), atau
• pengurangan produksi urin (oliguria yang
tercatat
< 0.5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6
jam).
Klasifik
asi
PEMBAHASAN AKI

Sumber: Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam,
Sudoro, A.,2009
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed,


2011
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed,


2011
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed,


2011
Diagnosis Acute On CKD
• Sama dgn diagnosis AKI
PEMBAHASAN
• Adanya riwayat penyakit ginjal
sebelumnya ataupun faktor risiko CKD :
5 HT, DM, penyakit autoimun, chronic
analgesic use.
• Peningkatan tiba-tiba serum Cr 25-50%
dari nilai
baseline
• Pada USG ginjal mengecil (tanda CKD)
• Pasien Acute on CKD cepat mengalami progresi
ke gagal ginjal dibanding pasien AKI dgn fungsi
ginjal yg sebelumnya normal.
Acute Kidney Injury
Organ Temuan
Kulit Klinis
Livido retcularis, iskemia jari-jari, buterfly rash, purpura, vaskulits
PEMBAHASAN sistemik.
Maculopapular rash ditemukan pada nefrits intersttal alergi.

5
Mata Keratts, irits, uveits, konjungtva kering: ditemukan pada vaskulits
autoimun. Jaundice: penyakit liver. Band keratopathy (karena hiperkalsemia):
mieloma multpel. Retinopat diabetes. Retinopat hipertensi. Atheroemboli.
Kardiovaskula Nadi iregular: tromboemboli. Murmur: endokardits. Pericardial fricton
r rub: perikardits uremikum. JVP meningkat, ronki basah basal, S3: gagal
Abdomen. jantung.
Massa pulsatl atau bruits: atheroemboli. Nyeri tekan abdomen atau CVA:
nefrotlitasis, nekrosis papilar, trombosis arteri atau vena renalis. Massa
pada pelvis atau rektum, hipertorofi prostat, distensi bladder: obstruksi
saluran kemih. Iskemia, edema ekstremitas: rabdimiolisis
Pulmo Ronki: sindro Goodpasture, Wegener granulomatosis. Hemoptysis:
Wegener granulomatosis.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed,


2011
Terapi Pengganti Ginjal pada
Pasien Kritis dengan GGA
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Jawaban lainnya…
A. CKD  kurang tepat, karena saat ini pasien
mengalami perburukan kondisi ginjal yang
PEMBAHASAN terjadi dalam kurang dari 48 jam
B. GGA  kurang tepat, karena pada kasus

5
disebutkan pasien sudah mengalami pucat sejak
3 bulan terakhir, terdapat anemia sebagai salah
satu tanda kegagalan produksi eritopoitin dari
D. ginjal
GGA renal  kurang tepat, karena saat ini
pasien mengalami perburukan kondisi ginjal
yang terjadi dalam kurang dari 48 jam
E. GGA post renal  kurang tepat, karena pada
kasus tidak disebutkan secara spesifk penyebab
keluhan post renal, seperti BPH, dll
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasie diatas adalah…

C. ACUTE ON CKD
5
Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan sesak,
lemas serta penurunan kesadaran setelah
diberikan cairan dan antibiotic intravena.
Termasuk reaksi hipersensitivitas tipe
SOAL
berapa kasus tersebut?
A. Cell mediated reaction
hypersensitivity
6 B.
C.
Immune complex
Toxicity
D. Delayed reaction
E. IgE mediated
E. IGE MEDIATED
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 25 tahun

6 • keluhan sesak, lemas serta penurunan


kesadaran
setelah diberikan cairan dan antibiotic
intravena.
•Termasuk
Dx: Syok Anaflaksis
reaksi hipersensitivitas tipe
berapa kasus
tersebut?
Syok
Reaksi tipe Anafilaksis
segera
dimediasi
yang oleh interaksi antara Interaksi tersebut
allergen dengan igE yang menimbulkan berbagai
terikat pada permukaan sel manifestasi yaitu gejla sistemik
PEMBAHASAN mast atau basofil

6 Anafilaksis

Manifestasi klinis yang timbul


Susah dibedakan dengan meliputi gejala pada kulit,
reaksi anafilaktoid namun pernapasan, kardiovaskuler,
nafilaktoid secara mekanisme gastrointestinal dan gejala pada
tidak melibatkan igE sistem organ lain seperti
rhinitis, konjungtivitis

Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
Anaflaksis
PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation Council


UK
Anaflaksis
PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy


Organizaton
Anaphylaxis Guideline Summary
Anaflaksis
PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy


Organizaton
Anaphylaxis Guideline Summary
Tatalaksa
return na
Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu menaikkan venous

sehingga tekanan darah ikut meningkat. 2. Pemberian

Oksigen 3–5 liter/menit harus dilakukan, pada keadaan yang sangat ekstrim tndakan trakeostomi atau krikotroidektomi
perlu
dipertmbangkan.
Pemasangan infus, cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume
PEMBAHASAN intravaskuler secepatnya. Jika cairan tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai sebagai
cairan penggant

6 Adrenalin 0,3 – 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 i.m dapat diulangi 5–10 menit. Atau 0,1 – 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam
spuit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan i.v

jika masih terjadi bronkospasm setelah pemberian adrenalin, berikan 250 mg aminofilin i.v perlahan-lahan selama 10
menit. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus

Anthistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCl 5–20 mg IV dan untuk golongan kortkosteroid dapat
digunakan deksametason 5–10 mg IV atau hidrokortson 100–250 mg IV
PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of


Anaphylactic Reaction, 2008,
Resuciation Council UK
Jawaban lainnya…
A. Cell mediated reaction
PEMBAHASAN hypersensitivity
B. Immune complex  pada kasus SLE
6 C. Toxicity
D. Delayed reaction
Jadi, tipe reaksi hypersensitivity pada
PEMBAHASAN kasus
diatas adalah…
6 E. IGE MEDIATED
Wanita, 68 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
kedua lutut sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri terutama
dirasakan bila berdiri dan naik tangga. Selain itu, bila
pagi hari, pasien juga merasa sendi lututnya kaku
namun < 30 menit. Hal ini sangat mengganggu pasien
SOAL karena biasanya pasien sangat aktif berkegiatan sosial.
Dari pemeriksaan foto polos genu didapatkan gambaran
sesuai Lawrence gr 2. Diagnosis yang paling tepat
7 adalah...

A. Rheumatoid
arthritis
B. Osteoporosis
C. Osteoarthritis
D. Gout arthritis
E. Osteomalacia
C.
OSTEOARTHRITI
KEYWORDS:
•S
PEMBAHASAN
Wanita, 68 tahun
• keluhan nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu yang

7 lalu.
• dirasakan bila berdiri dan naik tangga.
• kaku pagi hari namun < 30 menit.
• sangat mengganggu pasien karena biasanya pasien
sangat aktif berkegiatan sosial.
• Dari pemeriksaan foto polos genu didapatkan
gambaran sesuai Lawrence gr 2.
Diagnosis yang paling tepat
adalah...
Osteoartr
itis
Berdasarkan kriteria
klinis:
PEMBAHASAN Nyeri sendi lutut
dan
paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah
7 ini:
• krepitus saat gerakan aktif
•• umur > 50 tahun
kaku sendi < 30 menit Sensitivitas 95% dan
• pembesaran tulang sendi lutut spesifsitas 69%
• nyeri tekan tepi tulang
• tidak teraba hangat pada sinovium sendi
lutut.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009
Osteoartr
itis klinis dan
Berdasarkan kriteria
radiologi:
PEMBAHASAN
Nyeri sendi lutut dan
adanya osteofit
7 dan
paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah
ini:
• krepitus saat gerakan aktif
•• umur > 50 < 30 menit
kaku sendi Sensitivitas 91% dan
spesifisitas 86%.
tahun
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009
Kellgren and Lawrence Radiographic Criteria for
assessment

PEMBAHASAN

7
Osteoartritis
Berdasarkan kriteria klinis
PEMBAHASAN
laboratoris
dan
Nyeri sendi lutut
:
dan

7 paling sedikit 5 dari 9 kriteria berikut ini:




Usia >50 tahun
kaku sendi <30 menit
• Krepitus pada gerakan aktif
• Nyeri tekan tepi tulang Sensitivitas 92% dan
• Pembesaran tulang spesifsitas 75%.
• Tidak teraba hangat pada sinovium sendi
terkena
• LED<40 mm/jam
• RF <1:40
• Analisis cairan sinovium sesuai OA.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009
Faktor Risiko
PEMBAHASAN obesitas

kelemahan

7 otot
aktivitas fisik yang berlebihan atau
kurang
trauma sebelumnya

penurunan fungsi

proprioseptif faktor keturunan

menderita OA

Sumber: Buku
faktor Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
mekanik
A.,2009
Klasifikasi OA
berdasarkan
I. IDIOPATI
PEMBAHASAN K etiologi
II. SEKUND

7
ER
Metabolik Kelainan Anatomi Trauma Inflamasi
• Artritis kristal (Gout, • Slipped femoral • Trauma sendi mayor • Semua artropati
calcium epiphysis • Fraktur pada sendi infamasi
pyrophosphate • Epiphyseal dysplasias atau osteonekrosis • Artritis septik
dihydrate arthropaty/ • Penyakit Blount’s • Bedah tulang (contoh:
pseudogout) • Penyakit Legg-Perthe menisektomi)
• Akromegali • Dislokasi • Jejas kronik
• Okronosis koksa (artropati
(alkaptonuria) kongenital okupasional/terkait
• Hemokromatosis • Panjang pekerjaan), beban
• Penyakit Wilson mekanik kronik
tungkai tidak (obesitas)
sama
• Deformitas
valgus/varus
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
• Sindroma Sudoro,
A.,2009 hipermobiliti
Klasifikasi OA
berdasarkan
PEMBAHASAN lokasi

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Tatalaksa
na
PEMBAHASAN
Non
Farmakologi
• Bila berat badan berlebih (BMI > 25),
7 program penurunan berat badan,
minimal penurunan 5% dari berat badan,
dengan target BMI 18,5-25. (Level of
evidence: I).
• Program lathan aerobik (low impact
aerobic
fitness exercises). (Level of Evidence: I)
Tatalaksana Farmakologi
OA gejala ringan OA nyeri sedang-berat
OA gejala ringan- sedang memiliki risiko disertai
PEMBAHASAN sedang pada sistem pembengkakan sendi
• acetaminophen pencernaan
• acetaminophen & aspirasi
• tindakan injeksi

7
(kurang dari 4 (kurang dari 4 glukokortkoid
gram per hari), gram per hari) intraartikular, ex:
• NSAID • NSAID topical triamsinolone
• NSAID non hexatonide 40 mg)
+ NSAID
selektif+ gastro
protective agent
• Cyclooxygenase-
2 inhibitor

Sumber
Tatalaksana ALternatif
• Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi)
PEMBAHASAN
• Terapi intraartikular seperti pemberian

7
hyaluronan
• kombinasi paracetamol-kodein

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
PEMBAHASAN

7
PEMBAHASAN

7
Jawaban lainnya…
A. Rheumatoid arthritis  menyerang sendi
PEMBAHASAN kecil,
simetris, RF (+)

7 B. Osteoporosis  faktur patologis


C. Gout arthritis  Bengkak, panas, merah
(infamasi), Nyeri sendi mendadak, Lokasi
tersering MTP 1, siku, lutut, dorsum pedis,
dekat tendo Achilles, Biasanya malam hari
atau ketika suhu lingkungan dingin
D. Osteomalacia  kekurangan vitamin D
Jadi, diagnosis pada pasien diatas
PEMBAHASAN adalah….

7 C. OSTEOARTHRITIS
Wanita, 65 tahun diantar ke UGD dengan keluhan
kesadaran menurun yang diawali dengan mengigau dan
demam tinggi sejak 1 hari yang lalu. Demam dialami
sejak 1 minggu yang lalu dengan nyeri berkemih namun
tidak membaik dengan pengobatan. Tanda vital TD
SOAL 90/80 mmHg N 120x/menit. Hasil pemeriksaan lab Hb
12.8 gr/dl, HCT 45%, PLT 65.000, Leu 28.000. dan hasil
kultur yang positif. Apakah diagnosis yang tepat
8 untuk kasus diatas?

A. Syok sepsis
B. Severe sepsis
C. Sepsis
D. Gagal ginjal akut
E. Syok
hipovolemik
C.
• KEYWORDS:
SEPSIS
• Wanita, 65 tahun diantar ke UGD
• keluhan kesadaran menurun yang diawali
PEMBAHASAN
dengan
8 • mengigau dan demam tinggi sejak 1 hari yang
lalu.
• Demam dialami sejak 1 minggu yang lalu
dengan nyeri berkemih namun tidak membaik
dengan pengobatan.
• PF: TD 90/80 mmHg (MAP 93)N 120x/menit.
• • Lab: Hb 12.8 gr/dl, HCT 45%, PLT 65.000, Leu
28.000.
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
Kriteria SIRS dan Sepsis
• SIRS (≥2 kriteria berikut)
PEMBAHASAN
• Temperature >38ºC or <36ºC
• Heart rate >90 beats/min

8 •

Respiratory rate >20 breaths/min or PaCO2 <32 mmHg
WBC >12,000 cells/mm3, <4000 cells/mm3, or >10
percent immature (band) forms
• Sepsis: SIRS + bukti infeksi (kultur atau hasil
lab)
• Syok sepsis: tanda syok + sepsis
Sumber: The Third Internatonal Consensus
Definitons for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-
3)
NEW: Pendekatan diagnosis
sepsis dengan SOFA dan
PEMBAHASAN qSOFA
8
PEMBAHASAN

8
Surviving Sepsis Campaign
PEMBAHASAN

8
PEMBAHASAN

8
PEMBAHASAN

8
Jawaban lainnya…
A. Syok sepsis kurang tepat, karena pada
PEMBAHASAN kasus
MAP masih diatas 65 mmHg

8 B. Severe sepsis  kurang tepat


D. Gagal ginjal akut  kurang tepat karena
E. Syok
tidak hipovolemik  kurang
disebutkan hasil tepat karena
pemeriksaan fungsi
tidak
ginjaldisebutkan riwayat kehilangan cairan
seperti diare atau trauma
Jadi, diagnosis pasien pada kasus
PEMBAHASAN diatas
adalah…
8 C. SEPSIS
Perempuan, 20 tahun sedang persiapan seleksi
pegawai negeri datang ke dokter dengan keluhan
makan cepat penuh, sering sendawa, ulu hati
panas, agak mual. Pemeriksaan endoskopi tidak
SOAL
dijumpai kelainan. Diagnosis pasien adalah…

A. Dispepsia non
9 B.
fungsional
GERD
C. Ulkus gaster
D. Gastritis
E. Dispepsia fungsional
E. DISPEPSIA

FUNGSIONAL
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun

9 • sedang persiapan seleksi pegawai negeri


• keluhan makan cepat penuh, sering sendawa,
ulu
• hati panas, agak mual.
• Pemeriksaan endoskopi tidak dijumpai kelainan.
Diagnosis pasien
adalah…
Dispepsia
Berdasarkan consensus Internasional Panel of Clinical
PEMBAHASAN Investgaton
• dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang

9 terutama dirasakan di daerah perut bagian atas

Kriteria Roma III


terbaru
• dispepsia fungsional didefi nisikan sebagai sindrom yang mencakup satu
atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan,
cepat kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya
dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan
sebelum diagnosis.
Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,
th.2012
Faktor risiko dispepsia
• konsumsi kafein berlebihan
PEMBAHASAN
• minum minuman beralkohol

9 • Merokok
• konsumsi steroid dan OAINS
• serta berdomisili di daerah dengan prevalensi
H.
pylori tinggi.

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Klasifikasi Dispepsia
PEMBAHASAN
Perasaan ‘begah’

9
Postprandial setelah makan
distress dan perasaan
syndrome cepat kenyang
Fungsional
Rasa nyeri yang lebih
Epigastric konstan dirasakan
pain dan tidak beitu terkait
Dispepsia syndrome dengan makan

Organik

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Pemeriksaan Penunjang
• Esofagogastroduodenoskopi dapat dilakukan bila
PEMBAHASAN
sulit membedakan antara dispepsia fungsional
dan organik, terutama bila gejala yang timbul
9 tidak khas, dan menjadi indikasi mutlak bila
pasien berusia lebih dari 55 tahun dan
didapatkan
• tanda-tanda bahaya

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Kriteria Diagnosis Roma II untuk
dyspepsia fungsional
PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Con’t…
PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Con’t….
PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,


th.2012
Tanda Bahaya
• perdarahan saluran cerna
PEMBAHASAN
• sulit menelan

9 • nyeri saat menelan


• anemia yang tidak bisa dijelaskan
sebabnya
• perubahan nafsu makan
• penurunan berat badan
• ada indikasi endoskopi.
Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9,
th.2012
Algoritma
pengelolaa
n pasien
PEMBAHASAN
dengan
9 dispepsia

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J,


Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
Jawaban lainnya…
A. Dispepsia non fungsional  kurang tepat
PEMBAHASAN karena
pada
B. GERDendoskopi
 kurangtidak terdapat
tepat, karenagangguan
pasien tidak

9 C. mengeluh heart
Ulkus gaster  kurang
ada
burn dan rasakarena
tepat, asam di mulut
pasien
tidak ada keluhan nyeri yang timbul setelah
makan, hasil endoskopi juga tidak
menunjukkan ada ulkus pada gaster
D. Gastritis  kurang tepat karena kurang spesifik
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…

E. DISPEPSIA
9 FUNGSIONAL
Wanita, 44 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak
hari, nyeri perut dirasakan hilang timbul tanpa demam.
2
Pasien diketahui riwayat makan makanan dari restoran
cepat saji. Pemeriksaan fisik BB 70kg, TB: 150 cm, TD
120/80 mmHg, N 97x/menit, RR 18 x/menit, Tax 36,8C,
SOAL nyeri tekan pada perut kanan atas. Dari pemeriltsaan
laboratorium didapatkan kolesterol total 258 mg/dl.

10
Apakah diagnosis pasien tersebut?

A. Kolesistitis
B. Kolelitiasis
C. Pankreatitis
D. Hepatitis
E. Koledokolitiasi
s
B.
KOLELITIASIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 44 tahun
• nyeri perut kanan atas sejak 2 hari, hilang timbul

10 tanpa demam.
• Pasien diketahui riwayat makan makanan dari
restoran cepat saji.
• PF: BB 70kg, TB: 150 cm, TD 120/80 mmHg, N
97x/menit, RR 18 x/menit, Tax 36,8C, nyeri tekan
pada perut kanan atas
• laboratorium didapatkan kolesterol total 258 mg/dl.
Apakah diagnosis pasien
tersebut?
PEMBAHASAN

10
Kolelitasis
• Biasanya tunggal dan
besar

PEMBAHASAN • Jumlah bilirubin tak terkunjugasi yang


berlebih
• Sering terkait dengan anemia hemolitik

10 • Jenis batu terbanyak (75-80%)


• Campran kolesterol dan garam
kalsium
PEMBAHASAN

10
Diagnosis Banding Nyeri
RUQ
PEMBAHASAN

10
Jawaban lainnya…
A. Kolesistitis  murphy sign (+)
PEMBAHASAN
C. Pankreatitis  nyeri tembus ke
punggung

10 D. Hepatitis  Ikterus, SGOT SGPT


meningkat
E. Koledokolitiasis  icterus, nyeri kolik
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien diatas
adalah…

10 B. KOLELITIASIS
Wanita, 30 tahun datang dengan keluhan lemah badan.
Badan terasa loyo dan cepat lelah. Pasien bekerja
sebagai analis di laboratorium kesehatan. Pada
pemerikaan fisik didapatkan TD 120/80 N 80x/menit
RR 20x/menit, Tax 37,3. Pada pemeriksaan
SOAL didapatkan HbsAg (+). Pemeriksaan lanjutan apa
yang sebaiknya dilakukan?

11 A.
B.
C.
HbeAg
Anti-Hbs
Anti-Hbc
D. HbcAg
E. Anti HCV
A.
HBEAG
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 30 tahun
• keluhan lemah badan.
11 •

Badan terasa loyo dan cepat lelah.
analis di laboratorium kesehatan.
• PF: TD 120/80 N 80x/menit RR 20xlmenit, Tax 37,3.
Pada
pemeriksaan didapatkan HbsAg (+).
Pemeriksaan lanjutan apa yang sebaiknya
dilakukan?
Hepatts
• lnflamasi hepar yang disebabkan oleh berbagai
PEMBAHASAN
macam penyebab.
• Penyebab hepatitis: autoimun, hepatitis imbas

11 obat,
virus, alkohol, dan lain~lain.
• Virus hepatitis merupakan infeksi sistemik yang
dominan menyerang hepar. Hepatitis jenis ini
paling sering disebabkan oleh virus hepatotropik
(virus Hepatitis A, B, C, D, E).
• Incubation periods for hepatitis A range from 15-45
days (mean, 4 weeks), for hepatitis B and D from
30- 180 days (mean, 8-12 weeks), for hepatitis C
from 15- 160 days (mean, 7 weeks), and for
hepatitis E from 14- 60 days (mean, 5-6 weeks).
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
PEMBAHASAN

11
Hepatts Virus
HBsAg (the virus coat, 5: surface)
• the earliest serological marker in the
serum.
PEMBAHASAN HBeAg
• Degradation product of HBcAg.
• It is a marker for replicating HBV.

11 HBcAg (c = core)
• found in the nuclei of the hepatocytes.
• not present in the serum in its free form.

Ant-HBs
• Sufficiently high titres of antibodies ensure
imunity.
Ant-Hbe
• suggests cessation of infectivity.

Ant-HBc
• the earliest immunological response to
HBV
• detectable even during serological gap.
PEMBAHASAN

11
Jawaban lainnya…
B. Anti-Hbs  respon imun host,
PEMBAHASAN muncul
belakangan
C. Anti-Hbc  respon imun host, muncul

11 belakangan
D. HbcAg  tidak ditemukan dalam serum,
di dalam hepatosit
E. Anti HCV  untu Hepatitis C
Jadi pemeriksaan yang
PEMBAHASAN selanjutnya
dilakukan adalah…
11 A. HBEAG
Wanita, 22 tahun datang dengan keluhan lemas, lesu,
pucat, tidak nafsu makan. Pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batasnormal,
conjungtiva anemis, angular cheilitis, atrof papil lidah.
Pemeriksaan Hb 10 gr/dl, Ht 27%, Eritrosit 3 x 106
SOAL sel/mm3. Diagnosis pasien adalah….

A. Anemia defisiensi besi

12 B.
C.
D.
Anemia Defisiensi B12
Anemia Defisiensi asam foat
Anemia normokronik
normositik
E. Anemia sideroblastik
A. ANEMIA DEFISIENSI
BESI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 22
• keluhan lemas, lesu, pucat, tidak nafsu makan.

12 • PF: tanda vital dalam batas normal,


conjungtiva
anemis, angular cheilitis, atrofi papil lidah.
• Lab: Hb 10 gr/dl, Ht 27%, Eritrosit 3 x 106
Diagnosis
sel/mm3. pasien
adalah….
Thalasemia
N
Sideroblastik
Mikrositik
Besi serum
Hipokromik
Def. Besi

PEMBAHASAN
Peny.kroni
k

12 Anemia ↑
Anemia
hemolitik

Pendarahan
akut
Normositik
Retikulosit Anemia
normokronik
aplastic
Defisiensi
Makrositik folat Anemia
N/↓
(megaloblast renal
ik) Defisiensi
B12 Leukimia
Gejala anemia defisiensi besi

PEMBAHASAN

12
Angular scheilits/ Stomattis Kiolonychia  brittle
Angularis spoon-
 peradangan sudut mulut shaped nail
Papil lidah atrofi 
smooth tongue
Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
Anemia Defisiensi Besi
PEMBAHASAN
Faktor Risiko
Komplikasi
1. Ibu hamil 1. Penyakit jantung
2. Remaja putri anemia

12 3. Status gizi kurang


4. Faktor ekonomi
2. Pada ibu hamil: BBLR
dan
kurang IUFD
5. Infeksi kronik 3. Pada anak: gangguan
6. Vegetarian pertumbuhan dan
perkembangan
Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
Pemeriksaan Penunjang
PEMBAHASAN
Elliptosis

12 (Ovalosit)/ Sel
pensil/ Cigar
Cell

mikrositik
hiprokromik
(central
palor>>>)

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama,
MenKes,2015
Penatalaksanaan Anemia
Defisiensi
Besi
Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200
mg
mengandung 66 mg besi elemental).
PEMBAHASAN

12
Target : HB meningkat 1 g/dl dalam 2-3
minggu

Hb terkoreksi  lanjutkan terapi besi oral shingga 3-6 bulan, beberapa


menganjurkan hingga 12 bulan (untuk mengembalikan cadangan besi
tubuh)

Bisa ditambah suplemen vitamin C untuk menambah penyerapan besi

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama, MenKes,2015
Jawaban lainnya…
B. Anemia Defisiensi B12  riwayat penyakit
PEMBAHASAN lambung, ex gastrektomi, anemia
C. Anemia Defisiensi asam folat  sering
megaloblastik
pada
12 peminum alkohol, anemia megaloblastik
D. Anemia normokronik normositik  pada
soal tidak ada keterangan hasil apusan
darah, biasanya pada kasus anemia karena
E. Anemia sideroblastik
pendarahan  disebabkan
akut, anemia aplastik karena
gangguan genetic atau bagian dari sindrom
myelodisplastik
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien diatas adalah…

A. ANEMIA DEFISIENSI
12 BESI
Wanita, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan
nyeri pinggang progresif sejak 5 bulan yang lalu. Pada
utama
pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis,
nyeri tekan pada vertebra thorakal 2-4. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan creatinin dan
SOAL BUN meningkat.
Pada rontgen didapatkan fraktur kompresl di tulang
panggul dan paha. Pada pemeriksaan aspirasl sumsum

13 tulang didapatkan sebagian besar sel normal


digantikan sel plasma, nukleus multipel, nukleolus
dominan imunoglobulin dan sel seperti fried egg.
Diagnosis pada pasien adalah...

A. Penyakit Non
Hodgkin
B. Limfoma Sel B
Besar ,
C. Multiple Myeloma
C. MULTIPLE
• MYELOMA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 58 tahun,
• keluhan utama nyeri pinggang progresif sejak 5 bulan

13
yang lalu.
• PF: conjungtiva anemis, nyeri tekan pada vertebra
thorakal 2-4.
• Lab: creatinin dan BUN meningkat.
• Rontgen: fraktur kompresi di tulang panggul dan paha.
• aspirasl sumsum tulang: didapatkan sebagian besar sel
normal digantikan sel plasma, nukleus multlpel,
nukleolus dominan imunoglobulin dan sel sepertl fried
egg.
Diagnosis pada pasien
adalah...
Multple Myeloma
• Keganasan sel B dari sel plasma
PEMBAHASAN
neoplastik yang memproduksi
protein immunoglobulin

13
monoclonal
• Ditandai dengan penimbunan sel
plasma dalam sumsum tulang (lesi
litik tulang, hiperkalsemia,
pansitopenia) dan adanya protein
monoklonal dalam serum dan urin
(immunoglobulin normal
menurun, hiperviskositas)
Gejala Klinis
• nyeri tulang tulang karena fraktur kompresi pada tempat
PEMBAHASAN osteopenia
atau karena lesi litik tulang, biasanya tulang punggung.
•• Infeksi berulang : ini berkaitan dengan kekurangan produksi
Gejala anemia

13
antibody
• Nefropati: nefritis interstisiil dengan rantai berat, nefritis interstisiil
akibat hiperkalsemia
• Kecenderungan perdarahan abnormal : protein
mieloma
• mengganggu
Kadang - kadang
fungsiterdapat makroglossia,
trombosit dan faktor "carpal turruel
pembekuan
syndrome"
dan diare yang disebabkan penyakit amyloid
• "Sindroma hiperviskositas"
• Neuropati umumnya disebabkan oleh kompresi ada medulla
spinalis
atau saraf kepala
Laboratorium
• Laju endapan eritrosit/LED tinggi
PEMBAHASAN • Peninggian kalsium serum
• Urea darah meninggi di atas 1'1 mmol/L dan kreatinin

13
serum meninggi
• Albumin serum rendah ditemukan pada penyakit
lanjut.
• CRP merupakan petanda adanya IL-6 yaitu
faktor pertumbuhan dari mieloma multipel.
• β-2 mikroglobulin merupakan indikator prognostik
yang akan meningkat pada stadium lanjut dari
mieloma multipel.
• Pada darah perifer ditemukan penurunan CD4 ( T
helper
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,
limfosit) dan peningkatan CD8 (T supresor limfosit).
A.,2009
PEMBAHASAN

13
PEMBAHASAN

13

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
PEMBAHASAN

13

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Jawaban lainnya…
A. Penyakit Non Hodgkin  pembesaran kelenjar
PEMBAHASAN getah bening, demam dan penurunanan berat
badan

13
B. Limfoma Sel B Besar  B cell non
Hodgkin
D. lymphoma
Limfoma Burkit  B cell non Hodgkin
lymphoma,
gambaran stary sky
E. Myeloma Soliter  seperti multiple myeloma
hanya saja mengenai area tulang tertentu saja
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus diatas
adalah…

13 C. MULTIPLE MYELOMA
Laki-laki, 52 tahun, datang dengan keluhan bengkak
pada leher, tidak nyeri dan kadang disertai dengan
demam. Pasien mengatakan kalau berat badannya
terdapat penurunan. Pada pemeriksaan biopsi
ditemukan red Stenberg cell. Faktor risiko dari
SOAL keadaan pasien adalah...

14 A. Infeksi Virus HPV


B. Infeksi Virus EBV
C. Infeksi Virus HIV
D. Infeksi Hepatitis
virus
E. Infeksi influenza
virus
B. INFEKSI VIRUS EBV
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 52 tahun,
• keluhan bengkak pada leher, tidak nyeri
14 dan kadang disertai dengan demam.
• berat badannya terdapat penurunan
• Biopsi: red Stenberg cell.
• Dx: Penyakit hodgkin

Penyebab dari keadaan pasien


adalah...
Limfoma Hodgkin Vs Non Hodgkin
(85%)
Lymphoma Lymphoma Non-
Hodgkin sel B
Dijumpai gambaran Hodgkin
PEMBAHASAN
neoplastk raksasa (Reed
Sternberg) klinis tampak Iebih jelas
Gambaran

14 dan
bermanifestasi
Pola penyebaran
jaringan
sistemik
teratur ke Penyebarannya difus (tdak
teratur)
Jarang mengenai Iimfonodi sekitar
Sering mengenai limfonodi
mesenterium mesenterium dan cincin Walldeyer dan
cincin Walldeyer
Jarang mengenai sistem di luar kelenjar Sering ekstranodal getah bening
Terlokalisasi dan sering mengenai 1 Mengenai banyak kelenjar getah
bening
kelenjar getah bening
Faktor Risiko Limfoma Hodgkin
• Infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam
PEMBAHASAN menimbulkan lesi genetik,virus
memperkenalkan gen asing ke dalam sel
target.
14 • Virus Epstein-Barr, Sitomegalovirus, HIV dan
Human Herpes Virus-6 (HHV-6).
• Faktor risiko lain adalah defisiensi imun,
misalnya pada pasien transplantasi organ
dengan pemberian obat imunosupresif atau
pada pasien cangkok sumsum tulang.
• Keluarga dari pasien Hodgkin (adik-kakak) juga
mempunyai risiko untuk terjadi penyakit
Hodgkin.
Gejala Klinis Limfoma Hodgkin
• Limfadenopati dengan konsistensi rubbery
PEMBAHASAN
dan tidak nyeri .
• Gejala sitemik: Demam,tipePel-Ebstein,
14 berkeringat malam hari,penurunan berat
badan, lemah badan Can pruritus terutama
pada jenis Nodular Sklerosis
• Hepatosplenomegali .
• Neuropati

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Limfoma Hodgkin
PEMBAHASAN

14
Jawaban lainnya…
A. Infeksi Virus HPV  menyebabkan kanker
PEMBAHASAN servik
C. Infeksi Virus HIV  menyebabkan AIDS

14 D. Infeksi Hepatitis virus  menyebabkan


Hepatitis
E. Infeksi influenza virus  menyebabkan
influenza
Jadi, faktor risiko keaadaan pasien saat
PEMBAHASAN ini
adalah…
14 B. INFEKSI VIRUS EBV
Laki-laki, 29 tahun datang dengankeluhan berdebar-
debar sejak 1 jam yang lalu. keluhan nyeri dada maupun
sesak napas disangkal. Pasien memiliki riwayat merokok
sejak 15 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis, TS 130/80 mmHg,
N 200 x/menit, akral hangat. Pada EKG didapatkan
SOAL gambaran sebagai berikut:

15
Diagnosis pada pasien adalah…

A. Atrial Flutter
B. Atrial Fibrilasi
C. Sinus
D. Bradikardia
E. Supraventrikula
r Takikardia
D.
TAKIKARDIA
SUPRAVENTRIKULA
PEMBAHASAN R
KEYWORDS:
• Laki-laki, 29 tahun
• keluhan berdebar-debar sejak 1 jam yang lalu.

15 • keluhan nyeri dada maupun sesak napas disangkal.


• Pasien memiliki riwayat merokok sejak 15 tahun yang
lalu.
• PF: kesadaran kompos mentis, TS 130/80 mmHg, N 200
x/menit, akral hangat.
• EKG: irama teratur, frekuensi 200 kali/menit, gelombang
p tidak ada, interval PR tidak dapat dihitung, gel ORS
sempit pada pasien diatas
Diagnosis
adalah….
Supraventkular takikardia
PEMBAHASAN

15 Irama
Frekuensi
: Teratur
: > 150-250
x/menit Gelombangg P : Tidak ada atau
kecil
Interval PR : Tidak dapat dihitung atau memendek
menghilang atau
Kompleks : Biasanya
QRS sempit

Sumber: The Only EKG book you’ll ever need, Thaler, M.,
2013
Supraventkular takikardia
PEMBAHASAN
Manifestasi Klinis
Pencetus
• Berdebar • Alkohol
15 (Palpitasi)
• Sesak napas
• Kopi
• Perubahan
• Pusing Emosi
• Pingsan (meski
jarang)
Sumber: The Only EKG book you’ll ever need, Thaler, M.,
2013
PEMBAHASAN

15

Sumber: American Heart Associaton,


2015
Terapi
• Manuver
• valsava
Adenosin i.v. (obat pilihan utama): bolus 6 mg bila
PEMBAHASAN
perlu dilanjjutkan pemberian kedua 12 mg
• Verapamil i.v.: 2,5–5 mg perlahan; q 3x (bila tidak

15 ada
gagal jantung)
• Diltiazemiv: 0,25-0,35 mg/kg (bila tidak ada gagal
jantung)
• Digitalis i.v.: 0,5mg
• Metoprolol iv: 5-15 mg; propranolol 1-2 mg iv, q
4mnt
Sumber: Panduan Praktk Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
• Kardioversi listrik bila hemo dinamik tidak stabil
Jawaban lainnya…
A. Atrial Flutter  teratur, C. Sinus Bradikardia  teratur,
gambaran gigi gergaji, frekuensi frekuensi
PEMBAHASAN atrium 250- 350, frekuensi < 60x/menit, gel p, interval PR
ventrikel setengah, sepertiga, dan gel ORS normal
seperempat frekuensi atrium

15
B. Atrial Fibrilasi  Tidak teratur, E. Ventrikular Takikardia  teratur,
garis dasar bergelombang, frekuensi > 100, gel p tidak terlihat,
frekuensi atrium350-500, interval PR tidak ada, QRS >0,12
frekuensi ventrikel beragam detik
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

D.
15 SUPRAVENTRIKULA
R TAKIKARDIA
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan
lemas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/60
mmHg, N 50 x/menit, RR 24x/menit. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan gamabaran sebagai berikut

SOAL

16
Diagnosis apakah yang sesuai dengan kondisi
pasien?

A. AV blok derajat I
B. AV Blok Mobits II
C. AV Blok Mobits I
D. Total Av blok
E. Sinus rhythm
B. AV BLOK
MOBITS
KEYWORDS: II
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD
• keluhan lemas

16 •

PF: TD 80/60 mmHg, N 50 x/menit, RR 24x/menit.
EKG: irama tidak teratur, frekuensi <60 x/menit,
gel p normal, ada satu atau lebih gel P yang tidak
diikuti gel QRS, interval PR normal/memanjang
secara konstan kemudian ada blok (drop beat)

Diagnosis apakah yang sesuai dengan kondisi


pasien?
AV Blok Derajat I
PEMBAHASAN

16

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung


dan
Pembuluh Darah, PERKI, 2016
AV Blok Derajat II
(Mobitz Type 1/ Wenkebach)
PEMBAHASAN

16
1. Satu dari beberapa gelombang P tidak diteruskan kekompleks
QRS,
dapat 5: 2, 4 :3,3: 2 dan seterusnya
2. PR interval Makin lama makin panjang, PR interval terpendek
adalah
segera setelah blok pada AV Blok II tipe 1
3. Kompleks
Sumber: QRSPraktik
Panduan sempit Klinis & Clinical Pathway
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
AV Blok Derajat II
(Mobitz type II)
PEMBAHASAN

16
1. Satu dari beberapa gelombang P tidak diteruskan kekompleks
QRS,
dapat 5: 2, 4 :3,3: 2 dan seterusnya
2. PR interval Tetap, tidak makin memanjang pada AV Blok II tipe
2
3. Kompleks
Sumber: QRSPraktik
Panduan lebar Klinis & Clinical Pathway
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
AV blok Derajat III/Komplit AV
blok
PEMBAHASAN

16
1. Gelombang P dan gelombang QRS saling tidak ada hubungan.
2. Tergantung lokasi blok, maka irama escape bias berasal dari
junction (idio junctional rhythm, dengan QRS sempit, dan laju
jantung relatif lebih cepat) atau dari ventrikel (idio ventricular
rhythm, dengan kompleks QRS lebar dan laju jantung relative lebih
lambat).
Terapi AV Blok Total/ Derajat III
Pada keadaan akut,
PEMBAHASAN bila:
Tanpa gejala:
• observasi, bila perlu injeksi sulfas atropine /dopamine IV atasi

16 penyebab eksternal yang menyebabkan AV blok hindari obat-


obatan penghambat konduksi di nodus AV

Dengan gejala atau HR <40x/menit


• pasang pacu jantung sementara bila penyebab terjadinya total AV
blok tidak ada atau tidak ditemukan, maka harus dipasang pacu
jantung permanen
Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
Jawaban lainnya…
A. AV blok derajat I  tidak ada drop beat
PEMBAHASAN B. AV Blok Mobits I  PR interval semakin
lama

16 semakin
C. Total
hilang
Av blokmemanjang
 gel p dandan
tidak berhubungan
akhirnya
kompleks QRS

D. Sinus rhythm  tidak ada pemanjangan


PR interval dan drop beat
Jadi, diagnosis pasien pada kasus
PEMBAHASAN diatas
adalah…
16 B. AV BLOK MOBITS II
Laki-laki, 65 tahun datang dengan keluhan nyeri dada
yang sudah dialami sejak 3 hari dan memberat sejak
hari ini. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising
pansistolik grade 4/6 pada apex yang menjalar ke dada
sebelah kiri. Diagnosis yang munkin adalah…
SOAL
A. Mitral stenosis
B. Mitral

17 C.
Regurgitasi
Stenosis
Pulmonal
D. Stenosis
Trikuspid
E. Regurgitasi
Aorta
B. MITRAL
REGURGITASI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun

17
• keluhan nyeri dada yang sudah dialami sejak
3
hari dan memberat sejak hari ini.
• PF: ditemukan bising pansistolik grade 4/6
pada
apex yangyang
Diagnosis menjalar ke dada sebelah kiri.
mungkin
adalah…
Bunyi Jantung
PEMBAHASAN

17
Murmur
PEMBAHASAN

17

Sumber: Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5th ed. Lipincott Williams & Wilkins;
2011.
Jawaban lainnya…
A. Mitral stenosis  murmur diastolik di apeks
PEMBAHASAN jantung
C. Stenosis Pulmonal  mumur sistolik ICS 2

17 kanan
D. Stenosis Trikuspid  mumur diastolic ICS 4
kiri
E. Regurgitasi Aorta  mumur diastolic ICS 2
kiri
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

B. MITRAL REGURGITASI
17
Wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 tahun yang lalu, memberat sejak hari ini. Sesak
napas timbul jika pasien beraktivitas dan hanya bisa
tidur dengan 3 bantal
atau lebih. Riwayat demam tinggi dan disertai nyeri di
SOAL sendi, kedua tangan terkadang menari- nari yang
sudah timbul sejak usia 10 tahun. Pasien tidak pernah
memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan fisik

18 didapatkn bising diastolic pada apex dan menjalar ke


axilla dan ronki basah 1/3 lapangan paru. Diagnosis
apa yang tepat pada pasien ini?
A. Perikarditis
B. Endokarditis infektif
C. Pankarditis
D. Demam Rematik
E. Cardiac tamponade
D. DEMAM
REMATIK
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 20 tahun
• keluhan sesak napas sejak 3 tahun yang lalu, memberat sejak hari
ini.

18 • Sesak napas timbul jika pasien beraktivitas dan hanya bisa


tidur dengan 3 bantal atau lebih  gejala gagal jantung
• Riwayat demam tinggi dan disertai nyeri di sendi 
poliarthritis migran
• kedua tangan terkadang menari-nari yang sudah timbul sejak usia
10 tahun  chorea
• PF: bising diastolic pada apex dan menjalar ke axilla  mitral
stenosis
• ronki basah 1/3 lapangan paru

Diagnosis apa yang tepat pada pasien ini?


Demam Rematk Akut (DRA)
• adalah reaksi peradangan biasanya disebabkan
PEMBAHASAN
oleh infeksi kuman streptococcus group A (GAS)
haemolytic, yang meliputi berbagai organ

18 (antara lain jantung, persendian, sistem syaraf


pusat)
• Riwayat sakit tenggorokan 1-5 minggu
sebelumnya (pada 70% anak dan
dewasa muda).

Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung


dan Pembuluh Darah, PERKI, 2016
Diagnosis: Kriteria Jones
Kriteria
Mayor:
•Karditis
•Poliartritis migrans
PEMBAHASAN • Syndenham Chorea
•Eritema
marginatum
•Nodul Subkutan Memenuhi 2

18
Kriteria kriteria mayor
Minor: atau 1 mayor +
•Klinis: demam, poliartralgia
2 minor + bukt
•Laboratorium: peningkatan penanda inflamasi akut (LED, leukosit)
• EKG: interval PR memanjang
infeksi GA

Bukti adanya infeksi GAS beta hemolyticus dalam 45


hari sebelumnya :
•Peningkatan titer ASTO >333 unit untuk anak dan >250 untuk
dewasa
•Kultur tenggorok (+)
• Rapid antigen tes untuk Streptococcus group A
•Demam scarlet yang baru terjadi
Sumber: Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
PERKI,
201
6
Tatalaksana DRA
• Tirah
PEMBAHASAN
Baring
Kelompok Klinis Tirah Baring (minggu) Mobilisasi bertahap
(minggu)

18 Karditis (-), arthritis (+)


Karditis (+), Kardiomgali
(-)
2
4
2
4

Karditis (+), 6 6
kardiomegali (+)
Karditis (+), gagal >6 >6
Jantung (+)
Tatalaksana DRA
• Eradikasi kuman GAS, sebagai pencegahan
primer
PEMBAHASAN demam rematik
Benzatn penisilin :1,2 juta U IM (BB <27 Kg: 600.000 U IM)
-

18 Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) selama 10 hari o Dewasa dan remaja :


750- 1000 mg/hari dibagi 2-4 dosis o Anak: 500 –750 mg/hari dibagi 2-3
dosis
Amoxicilin: 25–50 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis (dosis maximal 750-1000
mg/hari) selama 10 hari

• Kultur diulang 2-7 hari pasca selesai pemberian


anti biotik.
Tatalaksana DRA
• Antibiotik untuk Prevensi
PEMBAHASAN
Sekunder

18 Benzathine Benzylphenicilin 1,2 juta U IM (untuk BB <27


Kg,
600.000 U IM) setap 3-4 minggu atau

Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) : 2 x 250


mg,
Tatalaksana DRA
• Pemberian Antibiotik Untuk Prevensi
PEMBAHASAN Sekunder
Pasien tdak
Kategori terbukti
Pasien 5 tahunprofilaksis
Durasi setelah serangan terakhir atau

18
kardits hingga usia 18 tahun ( dipilih yang lebih
lama)

Pasien degan kardits saat demam 10 tahun setelah serangan terakhir atau
rematk akut, namun tanpa sequel pada hingga usia 21 tahun (dipilih ynag lebih
jantung lama)

Pasien dengan kardits yang memiliki 10 tahun atau sampai usia 40 tahun
sequel penyakit katup jantung (dipilh yang lebih lama), kadang perlu
rematk/kelainan katup sampai seumur hidup
Jawaban lainnya…
A. Perikarditis  sesak yang timbul tiba-tiba
PEMBAHASAN terasa diarea rerosternal dan semakin
memberat bila bergerak atau menarik napas,
berkurang bila pasien duduk membungkuk

18 B. Endokarditis infektif  memenuhi kriteria


duke, kultur positif, keterlibatan
rndokardium dari ekokardiograf positif
terdapat vegetasi
C. Pankarditis  infeksi pada semua lapisan
jantung
E. Cardiac tamponade  sesak tiba-tiba, suara
jantung menjauh, hipotensi
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

D. DEMAM REMATIK
18
Wanita, 59 tahun datang untuk pemeriksaan
kardiovaskuler. Saat ini pasien tidak memiliki gejala.
Pasien didiagnosis infark miokard akut 3 tahun yang
lalu. pemeriksaan ekokardiograf saat ini menunjukkan
fraksi ejeksi 38%. Tidak ada kesan sesak napas, ascites
SOAL atau peningkatan JVP. Pasien tidak pernah dirawat di
rumah sakit untuk masalah jantung maupun lainnya,
kecuali karena infark miokard akut yang lalu. Menurut

19 ACC/AHA, klasifikasi pasien ini termasuk dalam…

A. Gagal jantung kelas A


B. Gagal jantung kelas B
C. Gagal Jantung kelas C
D. Gagal jantung kelas D
E. Gagal jantung kelas E
B. GAGAL JANTUNG
KELAS B
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 59 tahun
• Saat ini pasien tidak memiliki gejala

19 • Pasien didiagnosis infark miokard akut 3 tahun


yang
lalu.
• Ekokardiografi: fraksi ejeksi 38%.
• Sesak napas (-), ascites (-) atau peningkatan JVP
Menurut
(-). ACC/AHA, klasifikasi pasien ini
termasuk
dalam…
GAGAL JANTUNG
Definisi gagal jantung Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis pasien
PEMBAHASAN dengan
tampilan seperti
Gejala khas gagal :jantung : Sesak nafas saat istrahat atau aktfitas, kelelahan, edema
tungkai

19
DAN
Tanda khas Gagal Jantung : Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan
tekanan vena jugularis, edema perifer, hepatomegali.
DAN
Tanda objekt gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat, kardiomegali,
suara jantung ke tga, murmur jantung, abnormalitas dalam gambaran ekokardiografi,
kenaikan konsentrasi peptda natriuretik

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015


Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Gejala tpikal Gejala kurang tpikal Tanda Pesifik Tanda kurang
• Spesifik • Batuk di malam / • Peningkatan JVP • Edema perifer
Sesak nafas
• Ortopneu dini hari • Refuks • Krepitasi pulmonal
• Paroxysmal • Mengi hepatojugular • Sura pekak di
PEMBAHASAN nocturnal dyspnoe • Berat badan • Suara jantung basal
• Toleransi bertambah > 2 S3 (gallop) paru pada perkusi
aktfitas yang kg/minggu • Apex jantung • Takikardia

19
berkurang • Berat badan bergeser ke • Nadi ireguler
• Cepat lelah turun (gagal lateral • Nafas cepat
• jantung stadium • Bising jantung • Heaptomegali
Begkak di
lanjut) • Asites
pergelangan kaki
• Perasaan
• Kaheksia
kembung/
begah
• Nafsu
makan
menurun
• Perasaan bingung
(terutama pasien
• Pingsan
usia lanjut)
Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,
• Depresi
2015 • Berdebar
Framingham HF Diagnosis Criteria

PEMBAHASAN

19
Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung (ACC/AHA HF Klasifikasi berdasarkan kapsitas fungsional
(NYHA) Class)
Stadium A
Memiliki risiko tnggi untuk berkembang menjadi gagal
PEMBAHASAN jantung. Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional
jantung, tdak terdapat tanda atau gejala
Stadium B Kelas I
Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktfitas fisik.

19
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tdak Aktfitas fisik sehari-hari tdak menimbulkan kelelahan, palpitasi
terdapat tanda atau gejala atau sesak nafa

Stadium C Kelas II
Gagal jantung yang simtomatk berhubungan dengan Terdapat batasan aktfitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat
penyakit struktural jantung yang mendasari istrahat, namun aktfitas fisik sehari-hari menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau sesak nafas

Kelas III
Terdapat batasan aktfitas bermakna. Tidak terdapat keluhan
istrahat, tetapi aktfitas fisik ringan menyebabkan kelelahan,
saat
palpitasi atau sesak
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang Tidak dapat melakukan aktfitasfisik tanpa keluhan. Terdapat
sangat bermakna saat istrahat walaupun sudah mendapat terapi gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktfitas
medis maksimal (refrakter)

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,


2015
Terapi
Rekomendasi terapi farmakologis untuk semua pasien gagal jantung sistolik simtomatik
PEMBAHASAN (NYHA
fc
1. II-IV)
Pemberian ACEI direkomendasikan, bagi semua pasien dengan EF ≤ 40%,
untuk menurunkan risiko hospitalisasi akibat gagal jantung dan kematan dini

19 2. Pemberian penyekat β, setelah pemberian ACEI atau ARB pada semua pasien dengan EF

3. 40%
MRAuntuk menurunkan bagi
direkomendasikan risikosemua
hosipitalisasi akibat gagal
pasien dengan gejalajantung dan kematan
gagal jantung prematur
yang persisten
dan
EF≤ 35, walaupun sudah diberikan dengan ACEI dan penyekat β

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,


2015
GAGAL JANTUNG AKUT
Definisi gagal jantung akut: kejadian atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala
PEMBAHASAN gagal
jantung, terdapat
Gagal jantung akut2yang
jenis:baru terjadi pertama kali ( de novo

) DAN
gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis
yang sebelumnya stabil

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,


2015
Tatalaksa
na
PEMBAHASAN

19

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,


2015
Con’t
PEMBAHASAN

19

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI,


2015
Jawaban lainnya…
A. Gagal jantung kelas A  Memilikirisikotinggi
PEMBAHASAN
untuk berkembang menjadi gagal jantung. Tidak
terdapat gangguan struktural atau fungsional
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala

19 C. Gagal Jantung kelas C  Gagal jantung yang


simtomatik berhubungan dengan penyakit
struktural jantung yang mendasari
D. Gagal jantung kelas D  Penyakit jantung
struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang
sangat bermakna saat istrahat walaupun sudah
mendapat terapi medis maksimal (refrakter)
E. Gagal jantung kelas E  tidak ada
Jadi, menurut klasifikasi ACC/AHA,
PEMBAHASAN pasien
diatas termasuk…
19 B. GAGAL JANTUNG
KELAS B
Laki-laki, 40 tahun dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran. Pasien baru saja pulang dari
papua 2 minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan
darah di dapatkan gambaran sebaqai berikut:
SOAL

Apakah diagnosis
20 yang
tepat untuk kasus
A. Malaria tartiana
diatas?
B. Malaria kuartana
C. Malaria
tropikana
D. Malaria vivax
E. Malaria ovale
C. MALARIA TROPIKANA
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 40 tahun dibawa ke IGD

20
• Penurunan kesadaran.
• Pulang dari papua 2 minggu sebelumnya.
• Pada pemeriksaan darah didapatkan : accole
form

Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus


diatas?
Malaria
• Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang
PEMBAHASAN
disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan

20 ditemukannya bentuk aseksual didalam


darah.
• lnfeksi malaria memberikan gejala bcrupa
demam, menggigil, anemia dan
splenomegali.
• Dapat berlangsung akut ataupun kronik.
lnfeksi malaria dapat berlangsung tanpa
komplikasi ataupun mcngalami komplikasi
sistemik yang dikcnal scbagai malaria berat.
PEMBAHASAN

20
Manifestasi Klinis
PEMBAHASAN

20
Malaria Berat
malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum (Malaria tropikana) dengan satu atau
lebih komplikasi sebagai berikut:
• Malaria Serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah serangan
PEMBAHASAN kejang;
derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian berdasar GCS

• Acidemia/acidosis: pH darah < 7 .25 atau plasma bicarbonate < 15 mmol/L, kadar laktat vena <> 5 mmoUl,

20
klinis pernafasan dalanl respiratory distress
• Anemia berat (Hb < 5 g/dl atau hematokrit < l5%) pada keadaan parasit > 10.000/ul; bila anemianya hipokromik
danl atat miktositik harus dikesampingkan adany a anemia defisiensi besi, talasemia/ hemoglobinopati lainnya
• Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau12ml/kgBB pada anak-anak)
setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg/dl;
• Edema paru non-kardiogenik/ARDs (Adult Respitarory Distress Syndrome.):
• Hipoglikemi : gula darah < 40 mgldl
• Gagal sirkulasi atau Syok : tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 tahun <50 mmHg); disertai keringat
dingin.atau
perbedaan temperature kulit-mukosa> 100 C;

• Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cema, dan/ atau disertai kelainan laboratorik adatya
gangguan koagulasi intravaskuler;
• Kejang berulang lebih dari 2kalil 24 jam;
• Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria I kelainan
eritrosit (kekurangan G-6-PD);
• Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan
PEMBAHASAN

20
Jawaban lainnya…
A. Malaria tertiana (malaria vivax) Serangan
PEMBAHASAN paroksismal terjadi tiap 3-4 hari, biasanya
pada waktu sore dan parasitemia sangat
rendah < 1%, komplikasi jarang terjadi
20 B. Malaria kuartana (Malaria Malariae)
jarang
D. menjadi malaria
Malaria vivax berat serebral jarang
 Malaria
terjadi
E. Malaria ovale  sama seperti malaria vivax
Jadi, diagnosis yang tepat untuk
PEMBAHASAN kasus
diatas adalah…
20 C. MALARIA TROPIKANA
Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu. Pasien juga merasakan badannya
lemas sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri otot. Pada
pemeriltsaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg,
N120x/menit, BB 50 kg. Pada pemeriksaan lab
SOAL didapatkan trombosit 50.000/mm, hematokrit 48%.
Setelah resusitasi cairan pasien masih belum ada
perbaikan. Pada pemeriksaan ulang didapatkan

21 hematokrit 54%. Tatalaksana yang tepat


berikutnya adalah...

A. Kristaloid 500-1000 cc evaluasi 15-30


menit
B. Kristaloid 1000.1500 cc evaluasi 20-30
menit
C. Kristaloid 1500.2000 cc evaluasi 20-30
menit
D. Transfusi PRC ‘
E. CAIRAN
KOLOID
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• keluhan demam sejak 5 hari yang lalu.

21 • badannya lemas sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri


otot.
• PF: TD 70/50 mmHg, N120x/menit, BB 50 kg.
• Lab: trombosit 50.000/mm, hematokrit 48%.
• Setelah resusitasi cairan pasien masih belum
ada perbaikan. Pada pemeriksaan ulang
didapatkan hematokrit 54%
Tatalaksana yang tepat berikutnya
adalah...
PEMBAHASAN

21
PEMBAHASAN

21
PEMBAHASAN

21
PEMBAHASAN

21
Jawaban lainnya…
A. Kristaloid 500-1000 cc evaluasi 15-30
PEMBAHASAN menit
B. Kristaloid 1000.1500 cc evaluasi 20-30

21 menit
C. Kristaloid 1500.2000 cc evaluasi 20-30
menit
D. Transfusi PRC
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

E. CAIRAN KOLOID
21
Wanita, 27 tahun datang dengan kelunan diare
tidak kunjung sembuh sejak 2 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan ditemukan pseudomembran di
mulut dan esophagus. Pemeriksaan apa yang
SOAL
diperlukan untuk penegakan diagnosis?

A. Antibodi
22 p45
B. Antibodi p28
C. Antigen HIV
D. Antibodi
p56
E. Antigen p24
E. ANTIGEN P24
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wanita, 24 tahun

22 • kelunan diare tidak kunjung sembuh sejak 2


bulan
terakhir.
• PF: pseudomembran di mulut dan esophagus.
Pemeriksaan apa yang diperlukan
untuk
penegakan diagnosis?
PEMBAHASAN

22
STRATEGI I
• Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan
PEMBAHASAN
pada strategi ini harus memiliki sensitivitas yang
tingg i (> 99%)
22 • Dilakukan 1 kali pemeriksaan
• Reaktif: kasus terinfeksi HIV
• Non reaktif : tidak terinfeksi HIV
STRATEGI II
• 2 kali pemeriksaan jika serum pada
PEMBAHASAN
pemeriksaan pertama memberikan hasil

22
reaktif
• Reagensia dengan sensitivitas tertinggi dan
pada pemeriksaan kedua dipakai reagensia yang
lebih spesifik serta berbeda jenis antigen atau
tekniknya dari yang dipakai pada pemeriksaan
pertama
• Reaktif: terinfeksi HIV
• Non reaktif: diulang dengan ke-2 metode 
tetap
STRATEGI III
• 3 kali pemeriksaan
PEMBAHASAN
• Reaktif : terinfeksi HIV

22 • Pemeriksaan tidak sama:


• memiliki riwayat pemaparan terhadap HIV atau
berisiko
tinggi tertular HIV  equivocal atal indeterminate
• bila pasien yang diperiksa orang tanpa riwayat
pemaparan terhadap HIV atau tidak berisiko
tertular HIV  non reaktif
PEMBAHASAN

22
Jawaban lainnya…
A. Antigen 45  tidak ada
PEMBAHASAN
B. Antibodi p28  tidak ada
C. Antigen HIV  bukan, yang diperiksa
22 antibodi
D. Antibodi p56  tidak ada
Jadi, pemeriksaan penunjang yang
PEMBAHASAN dilakukan adalah…

22 E. ANTIGEN P24
Laki-laki, 27 tahun, datang dengan keluhan mengalami
diare dan mual sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengatakan tidak ada darah di dalam tinja. Dikatakan
pasien sering mengkonsumsi babi. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TTV dalam batas normal, bising usus
SOAL meningkat. Pemeriksaan feses didapatkan telur
berbentuk bulat bergaris radier. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?

23 A.
B.
Enterobiasis
Sistiserkosis
C. Serkariasis
D. Taenia
saginata
E. Taenia solium
E. TAENIA
• SOLIUM
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 27 tahun,
• keluhan mengalami diare dan mual sejak 1 minggu

23
yang
• lalu.
• tidak ada darah di dalam tinja.
• Dikatakan pasien sering mengkonsumsi babi
• PF: TTV dalam batas normal, bising usus meningkat.
• Pemeriksaan feses: telur berbentuk bulat bergaris
Apakah
radier. kemungkinan diagnosis pada kasus
diatas?
Taeniasis
adalah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong
PEMBAHASAN dalam genus Taenia

23
Taenia solium adalah cacing pita yang ditemukan di daging
babi

T. solium terdapat komplikasi berbahaya yakni sistiserkosis, kista T.solium yang


bisa ditemukan di seluruh organ, namun yang paling berbahaya jika terjadi di
otak.

Taenia saginata adalah cacing pita yang ditemukan di daging sapi

Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
PEMBAHASAN

23
PEMBAHASAN

23
Pemeriksaan Penunjang
PEMBAHASAN

23
Tatalaksana Taeniasis
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara
lain:
PEMBAHASAN • Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan
ternak.
• Menggunakan jamban keluarga.

23 Farmakologi
:
• Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini dengan dosis 400 mg, 1 x sehari, selama 3
hari berturut-turut, atau
• Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4 minggu.

Pengobatan terhadap cacing dewasa dikatakan berhasil bila ditemukan


skoleks pada tinja, sedangkan pengobatan sistiserkosis hanya dapat
dilakukan dengan melakukan eksisi.
Sumber: Panduan Praktk Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
Jawaban lainnya…
A. Enterobiasis
PEMBAHASAN enterobius
B. Sistiserkosis  infeksi kista T. solium pada
jaringan

23 di luar GI tract
C. Serkariasis  schistosoma
D. Taenia Saginata  pada daging sapi
Jadi, kemungkinan diagnosis kasus
PEMBAHASAN diatasa
adalah….
23 E. TAENIA SOLIUM
Pasien 26 tahun, datang dengan keluhan demam
tinggi mendadak 3 hari. Riwayat mimisan (+).
Pada pemeriksana fisik rumple leed (+), TD 80/70
mmHg, N 120 Tax 38.9, RR 23. Akral dingIn.
SOAL
Diagnosis pasien ini adalah...

A. Dengue Fever

24 B.
C.
DSS
DHF gr 1
D. DHF gr 2
E. DHF gr 3
E. DHF GR
3
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Pasien 26 tahun,

24
• keluhan demam tinggi mendadak 3 hari.
• Riwayat mimisan (+).
• PF: rumple leed (+), TD 80/70 mmHg, N
120 Tax
38.9, RR 23. Akral dingIn.
Diagnosis pasien ini
adalah...
PEMBAHASAN

24
PEMBAHASAN

24
PEMBAHASAN

24
PEMBAHASAN

24
Jawaban lainnya…
A. Dengue Fever  tidak ada bukti plasma
PEMBAHASAN leakage
B. DSS  Tekanan darah tidak dapat terdeteksi

24 C. DHF gr 1  tanpa pendarahan spontan


D. DHF gr 2  pendarahan spontan tanpa tanda
syok
Jadi, diagnosis pada pasien diatas
PEMBAHASAN adalah….

E. DHF GR 3
24
Laki-laki, 43 tahun datang dengan keluhan kelebihan
berat badan. Dikatakan pasien pernah cek tekanan
darah dan dikatakan hasilnya normal. Pasien tidak
memiliki riwayat DM di keluarga. Pemeriksaan fisik
ditemukan TD150/90 mmHg, BB 96 kg, TB
SOAL 172 cm, lingkar perut 103
cm. Hasil Iaboratoriurn menunjukkan GDP 126 mg/dL,
kolesterol total 250 mg/dL, trigliserida 152 mg/dL, LDL

25 234 mg/dL dan HDL 35 mg/dL. Apakah diagnosis


yang tepat untuk pasien?
A. Obesitas
B. Dislipidemia
C. Hipertensi
D. Metabolic syndrome
E. Hyperuricemia
D. METABOLIC
• SYNDROME
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 43 tahun
• keluhan kelebihan berat badan

25
• Pernah tekanan darah tinggi, riwayat Dm dikeluarga
• (-)
• PF: 150/90 mmHg, BB 96 kg, TB 172 cm,
lingkar perut 103 cm.
• Lab: GDP 126 mg/dL, kolesterol total 250 mg/dL,
trigliserida 152 mg/dL, LDL 234 mg/dL dan HDL 35
mg/dL.

Apakah diagnosis yang tepat untuk


pasien?
Kriteria Sindrom
Metabolik

PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Tatalaksana Sindrom
Metabolik

PEMBAHASAN

25

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro,


A.,2009
Tatalaksana Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

25
PEMBAHASAN

25
PEMBAHASAN

25
Jawaban lainnya…
A. Obesitas  IMT ≥25 kg/m2, obesitas
PEMBAHASAN sentral ditandai dengan LP laki laki ≥ 102
cm dan wanita ≥ 88 cm, tidak disertai
hipertensi dan dislipidemia
25 B. Dislipidemia  peningkatan kadar
trigliserida, penurunan HDL, tidak disertain
hipertensi dan obesitas
C. Hipertensi  TD > 140/90 mmHg
D. Hyperuricemia  asam urat≥8,5 mg/dl
pada
laki-laki, dan ≥6,6 pada wanita
Jadi, diagnosis yang tepat bagi pasien
PEMBAHASAN adalah…

D. METABOLIC
25 SYNDROME
Wanita, usia 30 tahun mengeluhkan nyeri pada Ieher.
Selain itu didapatkan keluhan mudah lelah, dan terasa
penuh di Ieher seiak 6 bulan yang lalu. Berat badan
diakui cenderung naik dalam 3 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik terdapat benjolan pada leher yang
SOAL terasa nyeri bila menelan. Beniolan teraba saat
menelan dan nyeri saat ditekan. Pemeriksaan T4 di
bawah nilai normal. Pada biopsi terdapat sel limfoid

26 pada folikel.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Graves disease
B. Papillary carcinoma of
thyroid
C. Struma nodular toxic
D. Tiroiditis hashimoto
E. Goiter endemik
D. TIROIDITIS
HASHIMOTO
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, usia 30 tahun
• nyeri pada Ieher.

26
• keluhan mudah lelah, dan terasa penuh di Ieher seiak 6
bulan yang lalu Berat badan diakui cenderung naik dalam 3
bulan terakhir
• PF: benjolan pada leher yang terasa nyeri bila menelan.
Beniolan teraba saat menelan dan nyeri saat ditekan 
Struma tiroid
• Pemeriksaan T4 di bawah nilai normal  hipotiroid
• Biopsi terdapat sel limfoid pada folikel.

Apakah diagnosis yang


tepat?
Tiroidits Hashimoto
PEMBAHASAN Disebut juga troidits autoimun kronis, penyebab utama hipotiroid di daerah dengan iodium
cukup

26
Umumnya terjadi pada wanita, rasio wanita laki-laki
7:1

Titer antbody troid yang tnggi

Infiltrasi limfositik termasuk sel B dan T dan apoptosis sel folikel


tiroid

2 bentuk, goitrous (90%), dan atrofi (10%)

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


PEMBAHASAN

26
Tatalaksana Tiroidits hashimoto
PEMBAHASAN
Ditujukkan terhada hipotiroid dan pembesaran
tiroid

26 Levotiroksin diberikan hingga kadar TSH normal. pasien


dengan struma baik hipotiroid maupun eutiroid pemberian
levotiroksin selama 6 bulan dapat mengecilkan struma 30%

TH dengan nodul dilakukan AJH untuk memastikan adanya


limfoma atau karsinoma

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


Jawaban lainnya…
A. Graves disease  hipertiroidisme,
PEMBAHASAN exoftalmus,
B. edema pretibial
Papillary carcinoma of thyroid 

26 hipertiroidism,
nodul terfiksasi
C. Struma nodular dengan
toxic  jaringan sekitar,
E. progresif
hipertiroidism
Goiter endemic  hipotiroidism pada
daerah dengan kadar iodium rendah
Jadi, diagnosis pasien pada kasus
PEMBAHASAN diatas
adalah…
26 D. TIROIDITIS
HASHIMOTO
Wanita, 35 tahun, datang dengan keluhan berdebar-
debar sejak 2 minggu. Keluhan disertai
berkerlngat dan penurunan berat badan. Pada PF
didapatkan tremor dan eksoftalmus positif. Pada
pemeriksaan laboratorlum didapatkan TSH
SOAL menurun dan
fT 4 meningkat. Apakah factor yang

27
mendasari
A. Infeksi
penyaklt
B. Autoimun
ini?
C. lnflamasi
D. Keganasan
E. Defisiensi sekresl
hormone
B. AUTOIMUN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 35 tahun,
• keluhan berdebar-debar sejak 2 minggu.
27 • berkeringat dan penurunan berat
badan.
• PF: tremor dan eksoftalmus positif.
• Lab: TSH menurun dan fT4 meningkat.
• Dx: Grave’s Diasease
Apakah factor yang mendasari
penyaklt ini?
Hipertroidisme dan Tirotoksikosis
• Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid
PEMBAHASAN yang
beredar dalam sirkulasi.
• Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh

27 kelenjar tiroid yang hiperaktif.


• Membedakan ini perlu, sebab umumnya peristiwa ke dua
ini, toksikosis tanpa hipertiroidisme, biasanya self limiting
disease
• Penyebab Tirotoksikosis terbanyak adalah grave disease
(70%) yang merupakan proses imunologik, ditemukan
antibody tiroid
• kelainan seperti
faalnya TSI
(status atau TBII pada 80% pasien, anti-
tiroid)
TPO, antithryroglobulin, ANA
• gambaran anatominya (difus, uni/multinodul dan
• Diagnosis penyakit tiroid:
sebagainya)
• etiologinya (autoimun, tumor, radang)
Gejala dan Tanda Hipertroidisme
umumnya dan pada penyakit Grave
PEMBAHASAN

27
Diagnosis Hipertroidism
• indeks klinis Wayne dan New Castle yang
PEMBAHASAN
didasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
teliti
27 • Untuk fase awal penentuan diagnosis, perlu T,
(Tr) dan TSH, namun pada pemantauan cukup
diperiksa T, saja, sebab sering TSH tetap
tersupresi padahal keadaan membaik.
• memeriksa mata disamping klinis digunakan
alat eksoftalmometer Herthl
Indek Wayne
PEMBAHASAN

27
Skor>19 hipertroid , Skor<11 eutiroid, Antara 11-19 equivocal
Tatalaksana
PEMBAHASAN

27
Tatalaksana
• Waktu paruh MTZ 4-6 jam dan PTU l-2 jam.
PEMBAHASAN
MTZ berada difolikel 20 jam, PTU lebih
pendek.

27 • Tirostatika dapat lewat sawar plasenta dan


air susu ibu. Dibanding MTZ, kadar PTU lOx
lebih rendah dalam air susu.
• Dosis dimulai dengan 30 mg MTZ atau 400 mg
PTU sehari dalam dosis terbagi. Biasanya dalam
4-6 minggu tercapai eutiroidisme. Kemudian
dosis dititrasi sesuai respons klinis. Lama
pengobatan 1- 1,5 tahun, kemudian dihentikan
untuk melihat apakah terjadi remisi.
Tiroidektomi
PEMBAHASAN
Prinsip umum :
• Operasi baru dikerjakan jika keadaan pasien
eutiroid, klinis maupun biokimiawi.
27 • Plumerisasi diberikan 3 kali 5 tetes solusio lugol
fortiori 7-10 jam preoperatif dengan maksud
menginduksi involusi dan mengurangi
vaskularitas tiroid.
Jawaban lainnya…
A. Infeksi  tiroiditis subakut
PEMBAHASAN
C. lnflamasi  tiroiditis
D. Keganasan  Karsinoma

27 E. tiroid
Defisiensi sekresi hormone  Tumor
hipofisis
Jdi, factor yang mendasari keluhan
PEMBAHASAN pasien
adalah…
27 B. AUTOIMUN
Laki-laki, 45 tahun, datang ke praktek dokter dengan
menunjukkan hasil pemerlksaan GDP 140 mg/dl. Pasien
tidak mangeluhkan sering lapar, sering haus ataupun
sering kencing di maiam hari. Pada pemeriksaan
beberapa hari kemudian didapatkan GDP 120 mg/dl dan
SOAL GD 2 jam PP 139 mg/dl. Diagnosis yang tepat
adaiah...
A. Normal

28 B.
C.
Gangguan glukosa puasa
Gangguan toleransi
glukosa
D. DMT1
E. DMT2
B. GANGGUAN GLUKOSA
PUASA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun,
• Lab: GDP 140 mg/dl.
28 • tidak mangeluhkan sering lapar, sering
haus
ataupun sering kencing di maiam hari.
• Lab 2: GDP 120 mg/dl dan GD 2 jam PP
139
Diagnosis
mg/dl. yang tepat
adaiah...
Patogenesis Diabetes
Melitus
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

28
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal
PEMBAHASAN atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok
prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu
(TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

28
• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125
mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam
<140 mg/dl;
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil
pemeriksaan glukosa plasma 2 —jam setelah WGO
antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa
(100 mg/dl
• Bersama—sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan HbAlc yang
menunjukkan angka 5,7-6,4%.
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


Indonesia, Perkeni,
Di
2015
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
Jawaban lainnya…
A. Normal  tidak ada keluhan klinis, hasil
PEMBAHASAN pemeriksaan gula darah normal
C. Gangguan toleransi glukosa  Hasil

28 pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah


WGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa
plasma puasa (100 mg/dl
D. DMT1  c-peptide test (-)
E. DMT2  sesuai dengan kriteria diagnosis
DMT2
Jadi, diagnosis pasien pada kasus
PEMBAHASAN diatas
adalah..
28 B. GANGGUAN
GLUKOSA PUASA
Wanita, 27 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 4
bulan yang lalu. Pasien iuga mengeluhkan menstruasi
tidak lancar sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 160/100 mmHg, HR 80 kali/menit, RR
20 kali/menit. Ditemukan obesitas sentral dengan
SOAL muscle wasting, moon face (+). Pasien kemudian
dilakukan tes supresi dexametason 1 mg. Kadar kortisol

29
tidak turun
esok harinya. Apakah diagnosis yang paling tepat
untuk saat ini?
A. Addison disease
B. Hipotiroidisme
C. Cushing syndrome
D. Sumber ACTH
eksogen
E. Cushing disease
C. CUSHING
SYNDROME
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 27 tahun
• keluhan lemas sejak 4 bulan yang lalu

29 •

menstruasi tidak lancar sejak 1 bulan yang lalu.
PF: TD 160/100 mmHg, HR 80 kali/menit, RR 20
kali/menit, obesitas sentral dengan muscle
wasting, moon face (+).
• Tes supresi dexametason 1 mg  kadar kortisol
tidak
turun esok harinya.
Apakah diagnosis yang paling tepat untuk
saat ini?
CUSHING
SYNDROM
PEMBAHASAN E
The commonest
• Cushing’s cause is
syndrome:

29
therapy.
steroid
Chronic Endogenous
glucocorticoid cases
are much rarer: 85% are due to
increase
excess. ACTH, of these a pituitary
adenoma
(Cushing’s disease) is
commonest
the cause

• Cushing’s
disease:
Pituitary gland too much
adrenocorticotropic
release
(ACTH).
hormone Cushing’s disease is
by a tumor or excess growth of
caused
the pituitary gland
Cushing’s Syndrome Etiology
ACTH-independent ( ACTH due to
ACTH-dependent
negative feedback)
(ACTH)
PEMBAHASAN • Pituitary (Cushings Disease) • (Factitious) : iatrogenik
• Microadenomas (95%) • Unilateral

29
• Macroadenomas (5%) • Adrenal adenoma (10%)
• Ectopic ACTH or CRH • Adrenal carcinoma (5%)
• Small cell lung ca • Bilateral
• Carcinoids: lung,pancreas, • Macronodular Hyperplasia
thymus (AIMAH) (<2%)
• Primary pigmented
Micronodular Adrenal disease
(PPNAD) (<2%)
• McCune Albright Syndrome
(<2%)
Sign & Symptoms
PEMBAHASAN

29
Sign & Symptoms
PEMBAHASAN

29
Sign & Symptoms
PEMBAHASAN

29
Pemeriksaan
Penunjang
PEMBAHASAN

29
Jawaban lainnya…
A. Addison disease  hiperpigmentasi kulit
PEMBAHASAN dan
B. membra mukosa,
Hipotiroidisme lemah,mudah
 lemas, hipotensi
lelah,

29 tidak
D. tahan
Sumber dingin,
ACTHfT3 dna fT4
eksogen  rendah,
pada tesTRH
supresi
dengan
tinggi 2 mg/6 jam deksametason selama
2 hari, ACTH normal atau tinggi
E. Cushing disease  pada test supresi
deksametason, akan terjadi penurunan
kadar kortisol
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pada pasien ini adalah…

C. CUSHING SYNDROME
29
Wanita, 25 tahun mengeluhkan nyeri saat berkemih,
sering berkemih, dan warna urin keruh. Pasien masih
aktif secara seksual karena pasien baru menikah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, RR
18 x/menit, N 88 x/menit, Tax 37,5C. Nyeri(+) pada
SOAL daerah suprapubik. Hasil pemeriksaan darah Hb 12
g/dL, leukosit 8.000/mm3, trombosit 160.000/mm3.
Kemungkinan penyakit pada pasien ini adalah…

30 A.
B.
Uretritis
Sistitis
C. Pyelonefritis.
D. Glomerulonefriti
s
E. Batu ureter
B.
SISTITIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• nyeri saat berkemih, sering berkemih, dan warna

30 urin
keruh.
• aktif secara seksual
• PF: TD 120/80 mmHg, RR 18 x/menit, N 88
x/menit, Tax 37,5C. Nyeri(+) pada daerah
suprapubik.
• Lab: Hb 12 g/dL, leukosit 8.000/mm3, trombosit
Kemungkinan
160.000/mm3. penyakit pada pasien ini
adalah…
SISTITIS
• Demam
PEMBAHASAN
• Susah buang air kecil

30
• Nyeri saat di akhir BAK (disuria
terminal)
• Sering BAK (frequency)
• Nokturia
• Anyang-anyangan (polakisuria)
• Nyeri suprapubik
Faktor Risiko
• Riwayat diabetes mellitus
PEMBAHASAN
• Riwayat kencing batu (urolitiasis)
• Higiene pribadi buruk

30 •


Riwayat keputihan
Kehamilan
Riwayat infeksi saluran kemih
sebelumnya
• Riwayat pemakaian kontrasepsi
diafragma
• Kebiasaan menahan kencing
• Hubungan seksual
• Anomali struktur saluran kemih
Pemeriksaan Penunjang
• Urine mikroskopik berupa peningkatan
PEMBAHASAN
>103 bakteri per lapang pandang
• Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien
30 yang memiliki riwayat kekambuhan infeksi
salurah kemih atau infeksi dengan komplikasi)
Tatalaksana
PEMBAHASAN Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal
normal.

30 Menjaga higienitas genitalia


eksterna
Pada kasus nonkomplikata, pemberian antbiotik selama 3 hari
dengan
pilihan antbiotik sebagai berikut:
• Trimetoprim sulfametoxazole
• Fluorikuinolon
• Amoxicillin-clavulanate
• Cefpodoxime
Jawaban lainnya…
A. Uretritis  jarang terdapat keluhan nyeri
PEMBAHASAN suprapubik
B. Pyelonefritis  CVA (+)

30 C. Glomerulonefritis  urine warna cucian


daging, hipertensi
D. Batu ureter  nyeri kolik, CVA (+)
Jadi, kemungkinan penyakit
PEMBAHASAN pasien
adalah….
30 B. SISTITIS
Anak laki-laki umur 6 tahun dibawa ke IGD oleh kedua
orangtuanya setelah tidak sadarkan diri. Pasien
sempat mengalami demam satu hari
sebelumnyadisertai batuk sejak 2 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran coma,
SOAL nadi
120x/m, RR 40x/m, suhu 38.5 derajat celsius. Napas

31 pasien berbau aseton, dengan karakteristik napas


yang cepat dan dalam.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS :
342.
Pemeriksaan urin didapatkan keton +2, glukosa +3.
Pemeriksaan analisa gas darah pH 7.2, bikarbonat
10. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. Diabetes tipe 2
B. Ketoasidosis diabetikum
C. Hiperosmolar non ketotik
D. Hiperglikemia
B. KETOASIDOSIS DIABETIKUM
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki 6 tahun, tidak sadarkan
diri

31 • demam dan batuk sejak 2 hari


• kesadaran coma
• suhu 38.5, nadi 120x/m, RR 40x/m
• GDS : 342
• Urinalisis : glukosa +3, keton +2.
• AGD : pH 7.2, bikarbonat 10
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
DEFINISI
• Diagnosis ketoasidosis diabetik (KAD)

31
merupakan komplikasi akut dari diabetes
melitus yg dapat ditegakkan jika terdapat:
• Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah
> 200 mg/dL (>11 mmol/L)
• Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3
<15 mEq/
• Ketonemia dan ketonuria.
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI KAD
Untuk kepentingan tata laksana, KAD diklasif

31
kasikan berdasarkan derajat beratnya asidosis
dan dibagi menjadi:
KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15
mEq/L KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 <
10 mEq/L KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3
< 5 mEq/L
KETOASIDOSIS DIABETIK
MANIFESTASI KLINIS
PEMBAHASAN
• Dehidrasi, dengan derajat yang bervariasi.
Dapat ditemukan takikardi, hipotensi, turgor
31 kulit menurun dan syok.
• Perubahan kesadaran dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari bingung sampai koma.
• Mual, muntah, nyeri perut.
• Pola napas Kussmaul.
• Gejala klasik DM berupa poliuria, polidipsi, serta
penurunan berat badan.
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
TATALAKSANA AWAL
• Amankan airway, breathing, circulation:

31 • Airway: amankan jalan napas. Jika perlu kosongkan


isi lambung
• Breathing: berikan oksigen pada pasien dengan
dehidrasi berat atau syok.
• Circulation: pemantauan jantung sebaiknya
menggunakan EKG untuk mengevalusi adanya
kemungkinan hiperkalemia atau
hipokalemia.Sebaiknya dipasang dua infus
intravena.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai kesadaran menggunakan GCS (Glasgow
PEMBAHASAN
Coma Scale)

31
• Timbang berat badan pasien : Gunakan berat
badan aktual untuk menghitung kebutuhan
cairan maupun kebutuhan insulin.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai derajat dehidrasi
PEMBAHASAN • Dehidrasi dianggap sedang jika dehidrasinya mencapai 5%-
9%, tanda-tanda dehidrasi meliputi:

Capillary ref ll-nya memanjang

31 •
Turgor menurun

Hiperpnea

Serta adanya tanda-tanda dehidrasi seperti membran mukus
yang
• Dehidrasi dianggap
kering, mata lebih
cekung, dan dari
tidak10% atau
ada air berat jika terdapat
mata.
nadi
yang lemah, hipotensi, dan oliguria.
• Mengingat derajat dehidrasi dari klinis sangat subyektif dan
seringkali tidak akurat maka direkomendasikan bahwa pada
KAD sedang dehidrasinya adalah 5-7% sedangkan pada
KAD berat derajat dehidrasinya adalah 7-10%.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Evaluasi klinis apakah terdapat infeksi atau tidak
PEMBAHASAN • Ukur kadar glukosa darah dan beta hidroksi butirat
(atau keton urin) dengan alat bedside.

31
• Lakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium glukosa plasma, elektrolit, kadar
bikarbonat, kreatinin, osmolalitas plasma, pH dan pCO2
vena, darah tepi lengkap, albumin, fosfor, dan
magnesium.
• Periksa HbA1c.
• Lakukan pemeriksaan urinalisis.
• Jika terdapat demam atau tanda infeksi lainnya
lakukan kultur (darah, urin, atau kultur dari spesimen
lainnya) sebelum pemberian antibiotik.
• Lakukan EKG jika hasil pemeriksaan kalium tertunda.
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
TERAPI INSULIN
• Pemberian insulin bertujuan untuk

31
menurunkan dan mengendalikan kadar
glukosa darah dan menekan proses lipolisis
dan ketogenesis.
• Berikut ini adalah prinsip-prinsip pemberian
insulin pada KAD.
Mulai pemberian insulin 1-2 jam setelah
pemberian cairan
Rute pemberian insulin: intravena (IV)
Dosis insulin yang digunakan: 0,05-0,1 U/kg/jam
Jawaban lainnya…
A. Diabetes tipe 2 (epidemiologinya jarang pada
anak, keluhan biasanya perlahan, meliputi
PEMBAHASAN polidipsi, polifagi, poliuri,)

31 C. Hiperosmolar non ketotik (pada penunjang


ditemukan keton +2, tidak disebutkan
penunjang yang mengatakan kondisi pasien
hiperosmolar)
D. Hiperglikemia (salah satu manifestasi klinis,
bukan
diagnosis)

E. Diabetes tipe 1 (kondisi yang mendasari


diagnosis
saat ini)
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien saat ini adalah

B. KETOASIDOSIS
31 DIABETIKUM
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke IGD oleh kedua orang
tua karena tidak sadar sejak 30 menit yang lalu. Pasien adalah
penderita DM tipe 1. Telah rutin menggunakan insulin.
Pada pemeriksaan awal didapat airway lapang, breathing : laju
napas 40x/menit, napas cepat dan dalam, berbau aseton,
SOAL circulation : nadi teraba, kuat angkat, laju nadi 120x/menit,
GCS
coma tanda vital didapat suhu 38 derajat celcius.

32 Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gula darah 320 mg/dl


dan pada urinalisis didapatkan keton pada urin.
Pasien kemudian direhidrasi dengan RL. Dua jam kemudian,
urine
pasien 4 cc/kgBB/jam. Langkah selanjutnya adalah ....
A. Hentikan rehidrasi setelah anak sadar
B. Insulin IV
C. Deksametason IM
D. Lanjutkan rehidrasi hingga 3 jam
E. Prednison IV
B. INSULIN IV
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• laki-laki usia 10 tahun tidak sadar sejak 30

32
menit
yang lalu
• ABC clear GCS coma
• laju napas 40x/menit, napas cepat dan
dalam, laju nadi 120x/menit, suhu 38 derajat
celcius
• gula darah 320 mg/dl dan didapatkan keton
pada urin
• Pasien kemudian direhidrasi dengan RL. Dua
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
DEFINISI
• Diagnosis ketoasidosis diabetik (KAD)

32
merupakan komplikasi akut dari diabetes
melitus yg dapat ditegakkan jika terdapat:
• Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah >
200 mg/dL (>11 mmol/L)
• Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3 <15
mEq/
• Ketonemia dan ketonuria.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI KAD
Untuk kepentingan tata laksana, KAD diklasif

32
kasikan berdasarkan derajat beratnya asidosis
dan dibagi menjadi:
KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15
mEq/L KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 <
10 mEq/L KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3
< 5 mEq/L

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
MANIFESTASI KLINIS
PEMBAHASAN
• Dehidrasi, dengan derajat yang bervariasi.
Dapat ditemukan takikardi, hipotensi, turgor
32 kulit menurun dan syok.
• Perubahan kesadaran dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari bingung sampai koma.
• Mual, muntah, nyeri perut.
• Pola napas Kussmaul.
• Gejala klasik DM berupa poliuria, polidipsi, serta
penurunan berat badan.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
TATALAKSANA AWAL
• Amankan airway, breathing, circulation:

32 • Airway: amankan jalan napas. Jika perlu kosongkan


isi lambung
• Breathing: berikan oksigen pada pasien dengan
dehidrasi berat atau syok.
• Circulation: pemantauan jantung sebaiknya
menggunakan EKG untuk mengevalusi adanya
kemungkinan hiperkalemia atau
hipokalemia.Sebaiknya dipasang dua infus
intravena.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai kesadaran menggunakan GCS (Glasgow
PEMBAHASAN
Coma Scale)

32
• Timbang berat badan pasien : Gunakan berat
badan aktual untuk menghitung kebutuhan
cairan maupun kebutuhan insulin.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Nilai derajat dehidrasi
PEMBAHASAN • Dehidrasi dianggap sedang jika dehidrasinya mencapai 5%-
9%, tanda-tanda dehidrasi meliputi:

Capillary ref ll-nya memanjang

32 •
Turgor menurun

Hiperpnea

Serta adanya tanda-tanda dehidrasi seperti membran mukus
yang
• Dehidrasi dianggap
kering, mata lebih
cekung, dan dari
tidak10% atau
ada air berat jika terdapat
mata.
nadi
yang lemah, hipotensi, dan oliguria.
• Mengingat derajat dehidrasi dari klinis sangat subyektif dan
seringkali tidak akurat maka direkomendasikan bahwa pada
KAD sedang dehidrasinya adalah 5-7% sedangkan pada
KAD berat derajat dehidrasinya adalah 7-10%.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
• Evaluasi klinis apakah terdapat infeksi atau tidak
PEMBAHASAN • Ukur kadar glukosa darah dan beta hidroksi butirat
(atau keton urin) dengan alat bedside.

32
• Lakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium glukosa plasma, elektrolit, kadar
bikarbonat, kreatinin, osmolalitas plasma, pH dan pCO2
vena, darah tepi lengkap, albumin, fosfor, dan
magnesium.
• Periksa HbA1c.
• Lakukan pemeriksaan urinalisis.
• Jika terdapat demam atau tanda infeksi lainnya
lakukan kultur (darah, urin, atau kultur dari spesimen
lainnya) sebelum pemberian antibiotik.
• Lakukan EKG jika hasil pemeriksaan kalium tertunda.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
2015
KETOASIDOSIS DIABETIK
PEMBAHASAN
TERAPI INSULIN
• Pemberian insulin bertujuan untuk

32
menurunkan dan mengendalikan kadar
glukosa darah dan menekan proses lipolisis
dan ketogenesis.
• Berikut ini adalah prinsip-prinsip pemberian
insulin pada KAD.
Mulai pemberian insulin 1-2 jam setelah
pemberian cairan
Rute pemberian insulin: intravena (IV)
SumberDosis
: UKK Endokrinologi
insulin Anak dandigunakan:
yang Remaja, IDAI - World Diabetes Foundaton
0,05-0,1 U/kg/jam
2015
Jawaban lainnya…
• A. Hentikan rehidrasi setelah anak
PEMBAHASAN sadar : begitu rehidrasi berhasil, lakukan
pengecekan Kalium, dilanjutkan dengan
32 pemberian insulin IV
C. Deksametason IM : bukan bagian dari prinsip
• tatalaksana
D. Lanjutkan rehidrasi hingga 3 jam : begitu
rehidrasi berhasil, harus segera dilanjutkan
dengan pemberian insulin IV
E. Prednison IV : bukan bagian dari prinsip
PEMBAHASAN Jadi, tindakan tepat selanjutnya adalah

B. INSULIN IV
32
Seorang anak laki-laki 6 tahun dibawa kedua orang
tuanya ke dokter dengan keluhan deman serta sering
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Ketika
kencing pasien mengaku perih sehingga menahan
kencingnya keluar lampias. Pada pemeriksaan tanda
SOAL vital didapatkan suhu axilla 37,5 derajat celcius, laju
nadi 100 x/menit, laju napas 24 x/menit. Pemeriksaan

33
fisik didapatkan pada penis pasien tidak ditemukan
pimosis atau parapimosis, namun banyak tedapat
smegma ketika dilakukan retraksi prepotium.
Pemeriksaan lab urin didapat leukosit 10-15/Ipb dan
eritrosit 1-2/Ipb. Diagnosis pasien adalah?
A. Infeksi Saluran Kemih Bawah
B. Sindrom Nefrotik
C. GNAPS
D. Glomerulonefritis
E. Batu saluran kemih
A. INFEKSI SALURAN KEMIH
BAWAH
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki 6 tahun

33 • Demam, sering BAK namun sedikit


• Smegma (+)
• leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-
2/Ipb
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan

33 bertumbuh dan berkembang biaknya kuman


atau mikroba di dalam saluran kemih dalam
jumlah bermakna.
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi
PEMBAHASAN pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun
fungsional saluran
ISK kompleks kemih yang UTI)
(complicated menyebabkan
adalah ISKstasis
yang urin.
disertai dengan

33 kelainan anatomik dan atau

urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa batu


fungsional
saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks)
saluran
kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%)
pada
PEMBAHASAN
ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di

33
RSCM Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang
dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN Manifestasi klinis
33 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh
intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK
bawah), dan umur pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis
dan prognosis jangka panjang baik.
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
Pada masa neonatus, gejalaklinik tidak spesifk dapat berupa
PEMBAHASAN apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare,
demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria, iritabel, atau
distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak
Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat

33
terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan
berupa demam, penurunan
warna kulit keabu-abuan berat
(grayish badan, gagal tumbuh, nafsu makan
colour).
berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen.
Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat
disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam
yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan
dapat timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya
berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal
saluran kemih berupapolakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol,
sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih
jarang ditemukan.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai
menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah,
diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal,
dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat
PEMBAHASAN berupa iritabel dan kejang.
Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk
pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang

33 dulu dikenal sebagai nefropenia lobar.


Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius ,
biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian
bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi,
nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi,
kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit
esterasi, nitrit, hingga hematuria

33
B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif
(tanda ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda
gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan
PEMBAHASAN urin terdiri atas aspirasi supra pubik,
kateterisasi urin, urin pancar tengah

33 (midstream urine), dan pengambilan urin


dengan urine collector.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra
PEMBAHASAN pubik:
b. didapatkan
Biakan dengan teknik
berapa pun kateterisasi
jumlah
33 urin
kuman. urin:
didapatkan kuman dengan jumlah >
c. 42.000
Biakan urin dengan urin pancar tengah:
cfu/mL
didapatkan kuman dengan jumlah >
100.000 cfu/mL
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
PEMBAHASAN
• Diagnosis klinisISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris
a.meskipun
Anak dengandemam
belum disertai urin,
ada hasil biakan kelainan pada
apabila:
33 urinalisis
esterase positf.
seperti leukosituria, uji nitrit positf, leukosit

b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih sepert disuria,


polakisuria, urgency, frequency, ngompol, nyeri pinggang
disertai dengan kelainan pada urinalisis seperti leukosituria,
uji nitrit positf, leukosit esterase positf.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari,
per
b. oral
Untuk ISK atas atau pielonefritisakut: 7- 10 hari, parenteral.
PEMBAHASAN Jika setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral
tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan

33
antibiotik oral sampai 7-10 hari
c. Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
d. Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada
anak yang toksik, muntah, dehidrasi,
ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam,
perlu dilakukan biakan urin ulangan dan
pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera untuk
mengetahui kelainan urologi.
Jawaban lainnya…
B. Sindrom Nefrotik  pasien datang dengan
PEMBAHASAN keluhan
bengkak, sesak napas, bahkan perut membesar
C. GNAPS  pasien datang dengan keluhan kencing

33 merah dengan riwayat infeksi tenggorokan yang


tidak ditatalaksana dengan baik

D.Glomerulonefritis  pasien datang dengan


keluhan demam menggigil, nyeri pinggang
unilateral atau bilateral

E. Batu saluran kemih  kencing keluar batu, atau


kencing
yang tersendat (kadang lancar)
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

A. INFEKSI SALURAN
33 KEMIH
BAWAH
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang
tuanya ke dokter dengan keluhan sakit saat buang air
kecil. Pasien menjadi malas buang air kecil. Riwayat
demam sejak 2 hari ini. Pada pengecekan suhu
didapat 37,8 derajat celcius. Pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan nyeri tekan daerah suprapubik (+).
Pemeriksaan penunjang baku emas untuk

34
penyakit di atas adalah?
A. Urinalisa
B. Darah rutin
C. Kultur urin
D. IVP
E. USG ginjal dan kandung
kemih
C. KULTUR URIN
• perempuan 6 tahun
PEMBAHASAN
• sakit saat buang air kecil

34 • nyeri tekan daerah suprapubik (+).


• demam sejak 2 hari ini
• leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-
2/Ipb
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan

34 bertumbuh dan berkembang biaknya kuman


atau mikroba di dalam saluran kemih dalam
jumlah bermakna.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi
PEMBAHASAN pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun
fungsional saluran
ISK kompleks kemih yang UTI)
(complicated menyebabkan
adalah ISKstasis
yang urin.
disertai dengan

34 kelainan anatomik dan atau

urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa batu


fungsional
saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks)
saluran
kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%)
pada
PEMBAHASAN
ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di

34
RSCM Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang
dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN Manifestasi klinis
34 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh
intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK
bawah), dan umur pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis
dan prognosis jangka panjang baik.
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
Pada masa neonatus, gejalaklinik tidak spesifk dapat berupa
PEMBAHASAN apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare,
demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria, iritabel, atau
distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak
Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat

34
terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan
berupa demam, penurunan
warna kulit keabu-abuan berat
(grayish badan, gagal tumbuh, nafsu makan
colour).
berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen.
Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat
disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam
yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan
dapat timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya
berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal
saluran kemih berupapolakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol,
sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih
jarang ditemukan.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai
menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah,
diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal,
dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat
PEMBAHASAN berupa iritabel dan kejang.
Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk
pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang

34 dulu dikenal sebagai nefropenia lobar.


Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius ,
biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian
bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi,
nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi,
kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit
esterasi, nitrit, hingga hematuria

34
B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif
(tanda ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda
gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan
PEMBAHASAN urin terdiri atas aspirasi supra pubik,
kateterisasi urin, urin pancar tengah

34 (midstream urine), dan pengambilan urin


dengan urine collector.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra
PEMBAHASAN pubik:
b. didapatkan
Biakan dengan teknik
berapa pun kateterisasi
jumlah
34 urin
kuman. urin:
didapatkan kuman dengan jumlah >
c. 42.000
Biakan urin dengan urin pancar tengah:
cfu/mL
didapatkan kuman dengan jumlah >
100.000 cfu/mL
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
PEMBAHASAN
• Diagnosis klinisISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris
a.meskipun
Anak dengandemam
belum disertai urin,
ada hasil biakan kelainan pada
apabila:
34 urinalisis
esterase positf.
seperti leukosituria, uji nitrit positf, leukosit

b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih sepert disuria,


polakisuria, urgency, frequency, ngompol, nyeri pinggang
disertai dengan kelainan pada urinalisis seperti leukosituria,
uji nitrit positf, leukosit esterase positf.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari,
per
b. oral
Untuk ISK atas atau pielonefritisakut: 7- 10 hari, parenteral.
PEMBAHASAN Jika setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral
tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan

34
antibiotik oral sampai 7-10 hari
c. Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
d. Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada
anak yang toksik, muntah, dehidrasi,
ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam,
perlu dilakukan biakan urin ulangan dan
pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera untuk
mengetahui kelainan urologi.
Jawaban lainnya…
a. Urinalisa : bukan gold standar diagnostik
ISK
PEMBAHASAN b. Darah rutin : bukan gold standar diagnostik

34 ISK
d. IVP : bukan gold standar diagnostik
ISK
e. USG ginjal dan kandung kemih : bukan
gold
standar diagnostik ISK
Jadi pilihan pemeriksaan penunjang
PEMBAHASAN yg
tepat adalah
34 C. KULTUR URIN
Seorang anak berusia 4 tahun dibawa ke IGD dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 5 menit.
Kejang diawali dengan demam. Demam dikatakan sejak
kemarin. Ketika kejang anak tampak kelonjotan seluruh
tubuh. Orang tua pasien belum sempat memeriksa
SOAL suhu ketika demam. Saat di UGD suhu pasien 38,5
derajat Celcius. Di UGD pasien kejang lagi, lamanya

35
kejang 5 menit. Diagnosis yang tepat untuk pasien
ini adalah...
a. Meningitis
b. Epilepsi
c. Ensefalitis
d. Kejang demam sederhana
e. Kejang demam kompleks
E. KEJANG DEMAM
KOMPLEKS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• anak berusia 4 tahun

35 • kejang yang diawali demam


• Ketika dirumah pasien kejang, sampai di
IGD
pasien kejang lagi
• Tax : 38,5
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh
(suhu di atas 38 derajat Celcius, dengan metode
35 pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial.
Keterangan:
KEJANG DEMAM
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
maka tidak disebut sebagai kejang demam.

35
3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang
demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia
lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan
mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM
1. Kejang demam
sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari
PEMBAHASAN
15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik),
serta tidak berulang dalam waktu 24 jam.

35 2. Kejang demam kompleks


Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Pungsi lumbal
KEJANG DEMAM
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis

35 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam


yang sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian
antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala
meningitis.
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari

35
12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan
diazepam intravena.
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5
mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,
PEMBAHASAN
dengan dosis maksimal 10 mg.

35 Jika kejang masih berlanjut, lihat


algoritme tatalaksana status Epileptikus.
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

35
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian
obat selanjutnya tergantung dari
indikasi terapi antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

35
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat
bahwa

35 antipiretik tetap dapat diberikan.


Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan
yang diberikan hanya pada saat demam.

35 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang


demam dengan salah satu faktor risiko di
bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat
badan
PEMBAHASAN <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak
3

35
kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5
mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama
demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa
dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan
ataksia, iritabilitas, serta sedasi.
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya
dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang
tidak diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap
PEMBAHASAN kasus selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

35 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus,
hemiparesis.
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-42%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari
2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan

35
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada
saat anak tidak sedang demam.
STATUS
DEFNISI
EPILEPTIKUS
kejang yang berlangsung terus-menerus
selama periode waktu tertentu atau berulang
PEMBAHASAN
tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara
kejang. batasan waktunya adalah selama 30
35 menit atau lebih.
STATUS
PATOFSIOLOGI
EPILEPTIKUS
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme
untuk membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau
aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

35 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah


neurotran dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter
inhibisi adalah gamma-aminobutyric acid (GABA).
Jawaban lainnya…
a. Meningitis : ditandai dengan adanya
PEMBAHASAN
• meningeal sign, kaku kuduk

35 b.
c.
Epilepsi : ada riwayat kejang tanpa pencetus
Ensefalitis : terdapat kondisi dimana pasien
• mengalami penurunan kesadaran
d. Kejang demam sederhana : durasinya kurang
• dari 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

E. KEJANG DEMAM
35 KOMPLEKS
Seorang anak berusia 3 tahun datang ke IGD dengan
keluhan kejang. Kejang terjadi 30 menit yang lalu.
Kejang diawali dengan demam. Suhu tubuh pasien 39
derajat celcius. BB anak 15 kg. Ibu pasien belum
memberikan obat di rumah. Terapi awal yang dapat
SOAL diberikan ketika anak kejang di rumah adalah?
a. Diazepam IV 5 mg

36
b. Diazepam supp 10 mg
c. Diazepam supp5 mg
d. Diazepam IV 10mg
e. Phenitoin IV 10mg
B. DIAZEPAM SUPP 10
MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• anak berusia 3

36
tahun
• kejang
• disertai panas
badan
• BB anak 15 kg
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh
(suhu di atas 38 derajat Celcius, dengan metode
36 pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial.
Keterangan:
KEJANG DEMAM
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
maka tidak disebut sebagai kejang demam.

36
3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang
demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia
lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan
mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM
1. Kejang demam
sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari
PEMBAHASAN
15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik),
serta tidak berulang dalam waktu 24 jam.

36 2. Kejang demam kompleks


Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Pungsi lumbal
KEJANG DEMAM
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis

36 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam


yang sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian
antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala
meningitis.
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari

36
12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan
diazepam intravena.
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5
mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,
PEMBAHASAN
dengan dosis maksimal 10 mg.

36 Jika kejang masih berlanjut, lihat


algoritme tatalaksana status Epileptikus.
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

36
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian
obat selanjutnya tergantung dari
indikasi terapi antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

36
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat
bahwa

36 antipiretik tetap dapat diberikan.


Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan
yang diberikan hanya pada saat demam.

36 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang


demam dengan salah satu faktor risiko di
bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat
badan
PEMBAHASAN <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak
3

36
kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5
mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama
demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa
dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan
ataksia, iritabilitas, serta sedasi.
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya
dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang
tidak diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap
PEMBAHASAN kasus selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

36 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus,
hemiparesis.
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-42%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari
2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan

36
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada
saat anak tidak sedang demam.
STATUS
DEFNISI
EPILEPTIKUS
kejang yang berlangsung terus-menerus
selama periode waktu tertentu atau berulang
PEMBAHASAN
tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara
kejang. batasan waktunya adalah selama 30
36 menit atau lebih.
STATUS
PATOFSIOLOGI
EPILEPTIKUS
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme
untuk membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau
aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

36 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah


neurotran dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter
inhibisi adalah gamma-aminobutyric acid (GABA).
Jawaban lainnya…
a. Diazepam IV 5 mg : tidak memungkinkan
PEMBAHASAN memberikan diazepam IV di rumah
b. c. Diazepam supp 5 mg : dosisnya salah,
36 dosis
supp 5mg untuk BB<10kg
d. Diazepam IV 10mg : tidak memungkinkan
memberikan diazepam IV di rumah
e. Phenitoin IV 10mg : pemberian phenitoin
apabila setelah diberikan diazepam IV
sesuai dosis, kejang tidak berhenti.
Jadi, tatalaksana kejang saat pasien
PEMBAHASAN masih
di rumah adalah
36 D. DIAZEPAM SUPP 10 MG
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang dibawa
orangtua nya ke IGD dengan keluhan diare sejak 3
hari yang lalu. Diare dikatakan 10x dalam satu hari.
Diare tanpa disertai lendir ataupun darah.
Pemeriksaan vital sign didapat : suhu axilla 37,5
SOAL derajat
celcius, laju nadi 100x/menit, laju napas 20x/menit

37 Keadaan umum pasien tampak rewel, mata cowong,


mukosa bibir dan lidah kering, turgor kulit kembali
lambat, dan pasien terus menerus minta minum. Berat
badan pasien 15 kg. Apakah diagnosis pasien
tersebut?
A. Diare akut, tanpa dehidrasi
B. Diare kronik, dehidrasi ringan sedang
C. Diare persisten, dehidrasi berat
D. Diare akut, dehidrasi ringan/sedang
E. Diare kronik, tanpa dehidrasi
D. DIARE AKUT, DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• anak laki-laki berusia 6 tahun

37 • Diare sejak 3 hari yang lalu  10x dalam satu


hari
 tanpa lendir atau darah
• Pasien tampak rewel, mata cowong, mukosa
bibir dan lidah kering, turgor kulit kembali
lambat, dan pasien terus menerus minta minum
DIARE
• Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau
PEMBAHASAN
cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
37 satu hari.
DIARE
• Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare
persisten atau Diare kronik.
PEMBAHASAN
• Diareakut adalah diare yang berlangsung

37 kurang dari 14
• Diare persisten atau
hari
diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari.
DERAJAT DIARE
PEMBAHASAN

37
DERAJAT
Gejala & Tanda Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
DIARE Ringan –Sedang
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Letargik, Kesadaran
menurun
PEMBAHASAN Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Basah Kering Sangat kering

37
Mulut/ Lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa Haus Minum normal, Tidak Tampak kehausan Sulit, tidak bisa
haus minum
Kulit Turgor Turgor kembali Turgor kembali
kembali cepat lambat sangat lambat
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
Defisit < 5% atau 5–10% atau >10% atau
cairan/Penurunan <42 ml/kgBB 42-100 ml/kgBB >100 ml/kgBB
berat badan
RENCAN
PEMBAHASAN
A
TERA
37 PI
A
RENCAN
PEMBAHASAN
A
TERA
37 PI
B
RENCAN
PEMBAHASAN
A
TERA
37 PI
C
LINTAS DIARE
• Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
PEMBAHASAN
• DIARE):
1. Berikan oralit
• 2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-

37 turut
• 3. Teruskan ASI-makan
• 4. Berikan antibiotik secara selektif
• 5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga
BERIKAN ORALIT
• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti
natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium
PEMBAHASAN sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
• Oralit diberikan mengganti cairan dan elektrolit

37
untuk dalam
penting untuk
tubuh yang mencegah dehidrasi,
saat air minumair
diare. Walaupun tidak sangat
mengandung
terbuang garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit
dalamtubuh sehingga lebih diutamakan
oralit.
• Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam
oralit dapat diserap dengan
baik oleh usus penderita diare.
BERIKAN ORALIT
• Oralit dapat diberikan setiap anak BAB hingga diare terhenti
• Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air
PEMBAHASAN
matang
(200 cc).

37 - Anak kurang dari 1 tahun diberi 42-100 cc cairan oralit setiap


kali buang air besar.
- Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap
kali buang air besar.
BERIKAN ZINC

PEMBAHASAN

37
LANJUTKAN ASI
• ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat
mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan
PEMBAHASAN
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk
mencegah diare dan meningkatkan sistim
37 imunitas tubuh bayi.
• jika anak masih mendapatkan ASI, maka
teruskan pemberian ASI sebanyak dia
mau. Jika anak mau lebih banyak dari
biasanya itu akan lebih baik.
Biarkan dia makan sebanyak dan selama
dia mau.
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Antibiotik hanya diberikan jika ada
indikasi, seperti diare berdarah atau diare
PEMBAHASAN
karena kolera, atau diare dengan disertai
penyakit lain. Ini sangat penting karena
seringkali ketika diare, masyarakat
37 langsung membeli antibiotik seperti Tetrasiklin
atau Ampicillin.
• Selain tidak efektif, tindakan ini
berbahaya, karena jika antibiotik
tidak dihabiskan sesuai dosis akan
menimbulkan resistensi kuman terhadap
antibiotik.
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Ketika terkena diare, tubuh akan
memberikan reaksi berupa peningkatan
motilitas atau pergerakan usus untuk mengeluarkan
PEMBAHASAN kotoran atau racun. Perut akan terasa banyak
gerakan dan berbunyi.

37
• Anti diare akan menghambat gerakan itu
sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan,
justru dihambat keluar. Selain itu anti diare
dapat menyebabkan komplikasi yang disebut
prolapsus pada usus (terlipat/terjepit). Kondisi ini
berbahaya karena memerlukan tindakan operasi.
• Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak
boleh diberikan.
EDUKASI
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh
tentang cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan
tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas
PEMBAHASAN kesehatan jika anak:
- Buang air besar cair lebih sering

37
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari
Jawaban lainnya…
A. Diare akut, tanpa dehidrasi  jawaban diare akut tepat, namun
derajat tanpa dehidrasi salah karena klinis tanpa dehidrasi
PEMBAHASAN meliputi mata tidak cowong, mukosa bibir dan lidah basah, serta
turgor kulit kembali cepat

37
B.Diare kronik, dehidrasi ringan sedang  jawaban diare kronik
salah karena onset diare kronik lebih dari 14 hari
C. Diare persisten, dehidrasi berat  jawaban diare persisten salah
karena onset diare persisten lebih dari 14 hari, klinis dehidrasi
berat meliputi kesadaran menurun, tidak mau minum, dan turgor
kembali sangat lambat
E. Diare kronik, tanpa dehidrasi  jawaban diare kronik salah
karena onset diare kronik lebih dari 14 hari, klinis tanpa
dehidrasi meliputi kesadaran baik, masih bisa minum namun
tidak merasa kehausan, turgor kembali normal
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

D. DIARE AKUT,
37 DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, dibawa orang tua ke
poliklinik dengan keluhan mencret hampir 5 kali/hari, sejak 1 hari
yang lalu.
Mencret berupa cairan kekuningan, tanpa ampas, darah (-), lendir
(-).
Pasien masih mau minum, namun tidak kehausan. Pada
SOAL pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Kelopak mata tidak cekung, air mata +/+, mukosa lidah basah, dan
turgor kulit kembali cepat. Bagaimanakah prinsipnutrisi,
tatalaksana

38
A. Rehidrasi dengan oralit, suplementasi Zink, dukungan
yang harus selektif,
antibiotika diperhatikan
edukasi pada pasien ini?
B. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti
Amoksilin, Ampisilin
dan Kotrimoksazol
C. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, dukungan nutrisi berupa pemberian
susu low laktosa, Antibiotika selektif, Edukasi
D. Suplementasi
E. Setelah rehidrasi,
Zink, suplementasi Zink,
antibiotika seperti Amoksilin, antibiotika
Ampisilin
seperti
dan Amoksilin,
Kotrimoksazol, Ampisilin
dukungan nutrisi berupa pemberian susu low
dan
laktosa, Kotrimoksazol,
edukasi dukungan nutrisi berupa pemberian susu low
laktosa
A. REHIDRASI DENGAN ORALIT,
SUPLEMENTASI ZINK,
DUKUNGAN NUTRISI, ANTIBIOTIKA
•SELEKTIF,
KEYWORD EDUKASI
PEMBAHASAN
• anak laki-laki berusia 5

38 tahun,
• mencret hampir 5 kali/hari,
• sejak 1 hari yang lalu
DIARE
• Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau
PEMBAHASAN
cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
38 satu hari.
DIARE
• Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare
persisten atau Diare kronik.
PEMBAHASAN
• Diareakut adalah diare yang berlangsung

38 kurang dari 14
• Diare persisten atau
hari
diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari.
LINTAS DIARE
• Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
PEMBAHASAN
• DIARE):
1. Berikan oralit
• 2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-

38 turut
• 3. Teruskan ASI-makan
• 4. Berikan antibiotik secara selektif
• 5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga
BERIKAN ORALIT
• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti
natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium
PEMBAHASAN sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
• Oralit diberikan mengganti cairan dan elektrolit

38
untuk dalam
penting untuk
tubuh yang mencegah dehidrasi,
saat air minumair
diare. Walaupun tidak sangat
mengandung
terbuang garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit
dalamtubuh sehingga lebih diutamakan
oralit.
• Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam
oralit dapat diserap dengan
baik oleh usus penderita diare.
BERIKAN ORALIT
• Oralit dapat diberikan setiap anak BAB hingga diare terhenti
• Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air
PEMBAHASAN
matang
(200 cc).

38 - Anak kurang dari 1 tahun diberi 42-100 cc cairan oralit setiap


kali buang air besar.
- Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap
kali buang air besar.
BERIKAN ZINC

PEMBAHASAN

38
LANJUTKAN ASI
• ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat
mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan
PEMBAHASAN
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk
mencegah diare dan meningkatkan sistim
38 imunitas tubuh bayi.
• jika anak masih mendapatkan ASI, maka
teruskan pemberian ASI sebanyak dia
mau. Jika anak mau lebih banyak dari
biasanya itu akan lebih baik.
Biarkan dia makan sebanyak dan selama
dia mau.
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Antibiotik hanya diberikan jika ada
indikasi, seperti diare berdarah atau diare
PEMBAHASAN
karena kolera, atau diare dengan disertai
penyakit lain. Ini sangat penting karena
seringkali ketika diare, masyarakat
38 langsung membeli antibiotik seperti Tetrasiklin
atau Ampicillin.
• Selain tidak efektif, tindakan ini
berbahaya, karena jika antibiotik
tidak dihabiskan sesuai dosis akan
menimbulkan resistensi kuman terhadap
antibiotik.
SELEKTIF ANTIBIOTIK
• Ketika terkena diare, tubuh akan
memberikan reaksi berupa peningkatan
motilitas atau pergerakan usus untuk mengeluarkan
PEMBAHASAN kotoran atau racun. Perut akan terasa banyak
gerakan dan berbunyi.

38
• Anti diare akan menghambat gerakan itu
sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan,
justru dihambat keluar. Selain itu anti diare
dapat menyebabkan komplikasi yang disebut
prolapsus pada usus (terlipat/terjepit). Kondisi ini
berbahaya karena memerlukan tindakan operasi.
• Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak
boleh diberikan.
EDUKASI
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh
tentang cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan
tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas
PEMBAHASAN kesehatan jika anak:
- Buang air besar cair lebih sering

38
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari
Jawaban lainnya…
B. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika seperti
Amoksilin, Ampisilin
dan Kotrimoksazol  salah karena pemberian antibiotik yg
tidak
C. Setelah rehidrasi, suplementasi selektif
Zink, dukungan nutrisi berupa pemberian

38
PEMBAHASAN susu low laktosa, Antibiotika selektif, Edukasi  salah karena nutrisi yg
diberikan tidak harus susu low laktosa

D. Setelah rehidrasi, suplementasi Zink, antibiotika


seperti Amoksilin, Ampisilin dan Kotrimoksazol, dukungan nutrisi
berupa pemberian susu low laktosa  salah karena pemberian
antibiotik yg tidak selektif dan nutrisi yg diberikan tidak harus susu low
laktosa

E. Suplementasi Zink, antibiotika seperti Amoksilin, Ampisilin


dan
Kotrimoksazol, dukungan nutrisi berupa pemberian susu low laktosa,
edukasi
 salah karena tidak merekomedasikan rehidrasi dengan oralit
Jadi, prinsip tatalaksana yg tepat pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah
A. REHIDRASI DENGAN ORALIT,
38 SUPLEMENTASI ZINK,
DUKUNGAN NUTRISI,
ANTIBIOTIKA SELEKTIF, EDUKASI
Pasien anak perempuan 2 tahun dibawa ibunya
Puskesmas
ke karena mengeluh bengkak dan nyeri di bagian
bawah telinganya. Bengkak dan nyeri sudah dirasakan
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga demam dan pilek. Di
sekolah pasien diperoleh keterangan bahwa banyak
SOAL siswa yang memiliki keluhan serupa. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan suhu pasien 38 derajat celcius.
Laju nadi dan laju napas normal. Dari pemeriksaan fisik

39 didapatkan masa regio infra aurikular sinistra, nyeri


tekan (+). Nyeri juga dirasakan saat menelan dan
mengunyah.
Untuk mencegah kasus seperti diatas, vaksinasi
apakah yang tepat diberikan?
A. HPV
B. Influenza
C. BCG
D. MMR
E. Hib
D. MMR
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak perempuan 12 tahun  nyeri di

39 bawah
telinga disertai bengkak  demam, pilek
(+)
• suhu : 38 derajat celcius
• pemeriksaan fisik : masa regio infra
aurikular
• sinistra,
Keluhannyeri tekan (+)
mengarah ke parotitis
(mumps)
IMUN
I-
PEMBAHASAN SASI
39
Mumps/Parotts
• Etiologi : infeksi akut pada kelenjar parotis
PEMBAHASAN
yang disebabkan oleh famili virus
Paramyxovirus

39 • Gejala :
– Demam
– Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral
atau bilateral, teraba lunak dan nyeri tekan
– Komplikasi : orchitis, pancreatitis,
encephalitis, meningitis,
hilangnya pendengaran, inflamasi ovarium
• Terapi : Simptomatis dan suportif
Mumps/Parotts
• Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
PEMBAHASAN
• Paracetamol (untuk mengurangi nyeri

39 dan
bengkak)
• Tidak ada antivirus untuk mumps
• Terapi imunoglobulin masih
diperdebatkan
Jawaban lainnya…
A. HPV  untuk mencegah kanker servix
PEMBAHASAN
B. Influenza  vaksinasi musiman guna
mencegah
39 penularan virus influenza
C. BCG  mencegah terinfeksi Bakteri
Tuberculosis
E. Hib  mencegah infeksi Hemofilus influenza B
yg sering menyebabkan meningitis
Jadi, imunisasi untuk mencegah
PEMBAHASAN kasus
tersebut adalah
39 D. MMR
Bayi perempuan dengan berat 3200 gram dan
badan 48 cm lahir dari ibu dengan G1P0A0. Kehamilan
panjang
ini merupakan kehamilan cukup bulan/ aterm 37-38
minggu. Diketahui bahwa ibu tersebut dengan HBsAg
(+). Apakah tindakan yang tepat pada pasien ini?
SOAL A. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg kurang
dari

40 12 jam setelah lahir, dan vaksinasi


hepatitis B lanjutan pada usia 1 bulan, dan 6
bulan
B. Berikan imunisasi HBIg pada usia 1, 2, dan 6
bulan
C. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg pada
usia 1,2,
dan 6 bulan
D. Berikan HBIg pada 12 jam setelah lahir, dan
vaksinasi hepatitis B lanjutan pada usia 1 bulan, 2
A. BERIKAN VAKSINASI HEPATITIS B DAN
HBIG KURANG DARI 12 JAM SETELAH LAHIR,
DAN VAKSINASI HEPATITIS B LANJUTAN PADA USIA 1
BULAN, DAN 6 BULAN

PEMBAHASAN
• KEYWOR
•Dbayi lahir 

40 aterm
• Lab ibu : HBsAg
(+)
VAKSINASI HEPATITIS B

PEMBAHASAN

40

Sumber : Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the Management of
Common Illnesses with Limited Resources, 2005
VAKSINASI HEPATITIS B
• Beberapa pilihan vaksinasi hepatitis b
PEMBAHASAN
tergantung
status imunias ibu

40
• Jika HBsAg ibu negatif
• Vaksinasi dilakukan saat lahir,
• Jika HBsAg ibu negatif
• Vaksinasi dan imunoglobulin Hep. B diberikan
kurang
• Jadwal imunisasi
dari 12 selanjutnya
jam setelah lahir sesuai
rekomendasi
IDAI
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH
SAKIT
IMUN
I-
PEMBAHASAN SASI
40
IMUN
I-
PEMBAHASAN SASI
40
Jawaban lainnya…
B. Berikan imunisasi HBIg pada usia 1, 2, dan 6 bulan (HB Ig
tidak diberikan secara berulang)
PEMBAHASAN C. Berikan vaksinasi hepatitis B dan HBIg pada usia 1,2, dan 6 bulan
(HB Ig tidak diberikan berulang)

40
D. Berikan HBIg pada 12 jam setelah lahir, dan vaksinasi hepatitis B
lanjutan pada usia 1 bulan, 2 bulan, dan 6 bulan (pemberian
vaksinasi Hep-B diberikan segera setelah lahir. Bila vaksinasi Hep-B
bersamaan dengan vaksinasi pentavalen, maka diberikan pada
bulan ke 2, 3, dan
4. Apabila vaksinasi Hep-B monovalen, dilanjutkan pada bulan 1
dan 6.)
E. Berikan vaksinasi hepatitis B pada usia 1 bulan (vaksin Hep-B
diberikan segera setelah pemberian injeksi vit. K segera seelah
lahir)
Jadi, tindakan yg tepat terhadap kondisi
PEMBAHASAN pasien adalah

40 A.BERIKAN
HEPATITIS
VAKSINASI
B DAN
HBIG KURANG DARI 12 JAM
SETELAH LAHIR, DAN
VAKSINASI HEPATITIS B
LANJUTAN PADA USIA 1
BULAN, DAN 6 BULAN
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan bengkak seluruh tubuh sejak tadi pagi. Awalnya bengkak
dikatakan mula 5 hari lalu, namun hanya di kelopak mata, ketka
bangun tidur, dan menghilang ketika pasien berkativitas. Pasien
juga terkadang sesak terutama saat tidur sejak 2 hari terkahir.
Pada tanda vital didapatkan suhu axilla 37 derajat celcius, laju nadi
SOAL 100x/menit, laju napas 30x/menit, tekanan darah 115/65 mmHg.
Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka bersifat pitting dan
asites. Hasil pemeriksaan urinalisis : proteinuria +4, eritrosit (-),

41 sedimen eritrosit (-), oval fat bodies (+). Hasil lab darah
didapatkan albumin 1,2 mg/dl. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Sindroma nefritik
B. Kwarshiokor
C. GNAPS
D. Sindroma nefrotik
E. Gagal ginjal akut
D. SINDROMA NEFROTIK
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak perempuan 5 tahunbengkak seluruh

41 • edema anasarka
• UL: proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen
eritrosit (-),
oval fat bodies (+).
• albumin 1,2 mg/dl
SINDROM
NEFROTIK
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom
PEMBAHASAN
klinik dengan gejala:

41 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam


atau rasio protein/kreatinin pada urin
sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia
SINDROM
DEFINISI/BATASAN
NEFROTIK
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2
LPB/jam) 3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3
PEMBAHASAN hari
berturut-turut dalam 1 minggu

41
• Relaps jarang : relaps terjadi
sering (frequent kurang
relaps) : dari 2 kali
relaps dalam
terjadi ≥62 bulan
kali
• pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
dalam 6 bulan
• Dependenrespons
setelah steroid : awal
relapsatau
terjadi padadari
kurang saat dosis
4 kali steroid
per tahunditurunkan
Pengamatan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini
terjadi 2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.
SINDROM
NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

41
• Asites, efusi pleura, dan edema skrotum
• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap
kemungkinan terjadinya peritonitis.
SINDROM
NEFROTIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari

41 3. Pemeriksaan darah
1. darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis,
trombosit,
hematokrit, LED)
2. kadar albumin dan kolesterol plasma
3. kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara
klasik atau dengan rumus Schwarzt
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

41 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA
(recommended daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi
energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan
selama
anak menderita edema.
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema

41
berat. Biasanya diberikan loop diuretic seperti
furosemid 1-2 mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik
hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu
perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium
dan natrium).
SINDROM

NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN • Antibiotik
• Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat

41 infeksi,
• meliputi amoxicillin atau eritromicin
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSA
NA
PEMBAHASAN • Pengobatan dengan kortkosteroid
• Kortikosteroid merupakan pengobatan SN
41 idiopatik pilihan pertama, kecuali bila ada
kontraindikasi. Dapat diberikan prednison
atau
Pasien prednisolon.
SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid
atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin
hidup.
SINDROM
NEFROTIK
PEMBAHASAN

41
Jawaban lainnya…
a. Sindroma nefritik : Hematuri gross,
PEMBAHASAN Hipertensi,
oligouria, Azotemia, Proteinuria

41 b. Kwarshiokor : KEP berat dengan gejala

dominan edema

c. GNAPS : sindroma nefritik yg muncul pasca


infeksi streptokokus dengan ASTO (+)
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

D. SINDROMA
41 NEFROTIK
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar ibunya
puskesmas dengan keluhan bengkak pada kedua
ke
kelopak mata. Bengkak pada wajah terlihat pada waktu
bangun tidur dan menghilang saat aktivitas.
Semenjaksemingguterkahir pipis pasien dikatakan
SOAL lebih
banyak dibanding biasanya, nyeri berkemis tidak ada,

42 urine tampak keruh. Saat ini pasien terlihat lemas,


banyak minum air putih, tanda vital dalam batas
normal.
Pemeriksaan urin lengkap didapatkan proteinuria (++
+). Pemeriksaan darah didapat albumin 2 mg/dL.
Pemeriksaan darah didapatkan kadar kolesterol
300mg/dl. Terapi apa yang tepat diberikan pada
pasien?
A. Cimetidine
B. Ramipril
C. Furosemid
D. PREDNISON
• laki-laki usia 4 tahun
PEMBAHASAN
• bengkak pada kedua kelopak mata

42 • BAK banyak, tidak nyeri, keruh (+)


• Pemeriksaan urin lengkap
didapatkan
proteinuria (+++)
• Pemeriksaan darah didapatkan kadar
kolesterol 300mg/dl
SINDROM
NEFROTIK
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom
PEMBAHASAN
klinik dengan gejala:

42 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam


atau rasio protein/kreatinin pada urin
sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia
SINDROM
DEFINISI/BATASAN
NEFROTIK
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2
LPB/jam) 3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3
PEMBAHASAN hari
berturut-turut dalam 1 minggu

42
• Relaps jarang : relaps terjadi
sering (frequent kurang
relaps) : dari 2 kali
relaps dalam
terjadi ≥62 bulan
kali
• pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
dalam 6 bulan
• Dependenrespons
setelah steroid : awal
relapsatau
terjadi padadari
kurang saat dosis
4 kali steroid
per tahunditurunkan
Pengamatan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini
terjadi 2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.
SINDROM
NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

42
• Asites, efusi pleura, dan edema skrotum
• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap
kemungkinan terjadinya peritonitis.
SINDROM
NEFROTIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari (Protein Esbach)

42 3. Pemeriksaan darah
1. darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis,
trombosit,
hematokrit, LED)
2. kadar albumin dan kolesterol plasma
3. kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara
klasik atau dengan rumus Schwarzt
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

42 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA
(recommended daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi
energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan
selama
anak menderita edema.
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema

42
berat. Biasanya diberikan loop diuretic seperti
furosemid 1-2 mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik
hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu
perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium
dan natrium).
SINDROM

NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN • Antibiotik
• Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat

42 infeksi,
• meliputi amoxicillin atau eritromicin
SINDROM
NEFROTIK
TATALAKSA
NA
PEMBAHASAN • Pengobatan dengan kortkosteroid
• Kortikosteroid merupakan pengobatan SN
42 idiopatik pilihan pertama, kecuali bila ada
kontraindikasi. Dapat diberikan prednison
Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid
atau prednisolon.
atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin
hidup.
SINDROM
NEFROTIK
PEMBAHASAN

42
Jawaban lainnya…
a. Cimetidine : tidak tepat
PEMBAHASAN
b. Ramipril : antihipertensi bukan
medikamentosa
42 utama dalam tatalaksana SN
c. Furosemid : hindari pemberian obar-
obatan
yang mempengaruhi kinerja ginjal
e. Penisilin prokain : SN bukan disebabkan
oleh infeksi sehingga tidak diperlukan
tatalaksana antibiotik
PEMBAHASAN Jadi terapi yang tepat adalah

D. PREDNISON
42
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam dengan
1200
BBL gram usia kehamilan 32 minggu. APGAR
score 6 pada menit ke 1. Saat ini bayi tampak
kebiruan, tidak menangis dan tonus otot lemas.
SOAL
Apakah tindakan pertolongan pertama yang
dilakukan terhadap bayi tersebut ?
A. VTP
43 B. VTP + kompresi dada
C. Berikan oksigen aliran bebas 95%
D. Lakukan 5 langkah awal resusitasi
E. Pasang akses intravena segera
D. LAKUKAN 5 LANGKAH
RESUSITASI
AWAL
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• bayi laki-laki lahir secara pervaginam

43 • APGAR score 6 pada menit ke 1


• Saat ini bayi tampak kebiruan, tidak
menangis
dan tonus otot lemas
PEMBAHASAN

43
PEMBAHASAN

43
RESUSITASI NEONATUS
LANGKAH AWAL

PEMBAHASAN

43
PEMBAHASAN

43
Jawaban lainnya…
a. VTP : tidak sesuai
elgoritma
PEMBAHASAN b. VTP + kompresi dada : tidak sesuai

43 algoritma
c. Berikan oksigen aliran bebas 95% : tidak
sesuai
algoritma
e. Pasang akses intravena segera : tidak
sesuai
algoritma
PEMBAHASAN Jadi tindakan yang tepat adalah

D. LAKUKAN 5 LANGKAH
43 AWAL
RESUSITASI
Seorang bayi baru saja dilahirkan dengan usia
kandungan 36 minggu. Ibu pasien mengalami pecah
ketuban yang tidak diikuti tanda-tanda persalinan
hingga lebih dari 48 jam. Ketika sampai di Bidan
Bersalin, ibu sudah dalam kondisi demam dan ketuban
SOAL yang berbau.
Bayi lahir dengan berat badan 2900 gram. APGAR Score

44
6. Ketika lahir bayi tidak menangis spontan. Pada bayi
dilakukan penghangatan, diposisikan, pembersihan
jalan napas, dikeringkan, dan di stimulasi. Bayi masih
tampak megap-megap. Kemudian laju denyut
jantungnya didapatkan 88 x/menit. Apa tindakan
yang selanjutnya dilakukan?
A. Ventilasi Tekanan Positif
B. Ventilasi Tekanan Positif dan Kompresi Dada
C. Intubasu Endotrakeal
D. CPAP
E. IV line
A. VENTILASI TEKANAN
POSITIF
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Bayi preterm lahir  KPD > 12 jam

44 • BB 2900  APGAR score 6


• Bayi megap-megap  LDJ 88
x/menit
PEMBAHASAN

44
PEMBAHASAN

44
RESUSITASI NEONATUS
LANGKAH AWAL

PEMBAHASAN

44
PEMBAHASAN

44
Jawaban lainnya…
B. Ventilasi Tekanan Positif dan Kompresi Dada 
dilakukan apabila setelah VTP selama 30 detik namun
PEMBAHASAN LDJ turun menjadi dibawah 60 x/menit

44 C. Intubasu Endotrakeal  dilakukan apabila dirasa VTP


& kompresi dada tidak adekuat atau telah dilakukan
selama 2 meni

D. CPAP  bila pasien bernapas spontan namun


masih
disstress napas (merintih, retraksi, atau takipnue)

E. IV line  bukan salah satu dari algoritme


Jadi, tatalaksana yang tepat sesuai
PEMBAHASAN kondisi
bayi adalah
44 A. VENTILASI TEKANAN
POSITIF
Seorang anak laki laki berusia 1,5 tahun dikeluhkan
orang tuanya dengan batuk sejak 2 minggu yang lalu.
oleh
Batuk seringkali berdahak, namun dahak sering
tertelan. Batuk sampai mengganggu tidur pasien di
malam hari.
SOAL Semenjak batuk, pasien juga seringkali demam dan
tampak tidak aktif. Berat badan pasien 10 kg. Pasien

45
sudah beberapa kali diajak berobat ke bidan namun
keluhan tidak kunjung membaik. Diketahui bahwa
nenek pasien merupakan seorang penderita TB yg
sudah terkonfirmasi dan sedang menjalani terapi OAT.
Pada pasien dilakukan test tuberkulin dan di dapatkan
indurasi 10 mm. Berapakah scoring TB pada anak
tersebut?
A. 9
B. 8
C. 7
D. 6
A.
9
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak usia 1,5 tahun

45 • Batuk kronis  score 1


• Demam lama  score 1
• Kontak BTA (+)  score 3
• Tes tuberkulin > 10mm 
score 3
• Gizi baik  score 1
TB
ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis].
PEMBAHASAN • Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
telapi
45 dapal juga mengenai organ Lubuh lainnya.
TB
ANAK
1. GEJALA SISTEMIK/UMUM
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau
terjadi gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya
perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN
b.Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain).

45
Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan
gejala spesil'ik TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala
sistemik/umum lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda
atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika
atau obat asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain
TB
ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada
anak
PEMBAHASAN
didasarkan pada 4 hal, yaitu:

45
l. Konfirmasi bakteriologis TB
2. Gejala klinis yang khas TB
3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin
positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.
TB ANAK

PEMBAHASAN

45
TB
ANAK
PEMBAHASAN

45
TB
ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti
tertulis hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa
diperoleh dari TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:

45
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
(moment opname}.
b.Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan
status gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA
Kemenkes 2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk
pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c.Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan
dievaluasi selama 1—2 bulan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak –


2016
TB
ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak
adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
PEMBAHASAN diberikan sebagai monotcrapi.
2. Pengobatan diberikan setiap hari.

45 3. Pemberian gizi yang adekuat.


4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.
TB
ANAK
PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak –


2016
TB
ANAK
PEMBAHASAN

45

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak –


2016
TB
ANAK
PEMBAHASAN

45
Jawaban lainnya…
B. 8  kurang tepat
PEMBAHASAN C. 7  kurang
tepat

45 D. 6  kurang
tepat
E. 5  kurang tepat
PEMBAHASAN Jadi, score TB pada anak tersebut adalah

A. 9
45
Seorang anak perempuam berusia 5 tahun berobat k
puskesmas dikeluhkan oleh orang tuanya dengan batuk sejak 2
minggu yang lalu. Batuk seringkali berdahak. Batuk sampai
mengganggu tidur pasien di malam hari. Semenjak batuk,
pasien juga seringkali demam dan tampak tidak aktif. Berat
badan pasien dikeluhkan tidak kunjung naik dalam 2 bulan
SOAL terkahir. Pasien sudah beberapa kali diajak berobat ke bidan
namun keluhan tidak kunjung membaik. Ketika ditanya apakah

46
di lingkungan tempat tinggal, tempat bermain atau
pengasuhnya ada seseorang dengan riwayat batuk lama atau
riwayat minum obat lama, orang tua pasien menjawab tidak
ada. Apa tindakan berikutnya bagi pasien?
A. Pemeriksaan mikroskopis/ tes cepat molekular TB
B. Foto thorax
C. Tes tuberkulin
D. Langsung terapi sebagai TB
E. Terapi sebagai bukan TB
A. PEMERIKSAAN
TES CEPAT MOLEKULAR TB
MIKROSKOPIS/
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 5 tahun

46 • Batuk kronik score 1


• Demam kronik  score 1
• Malaise  tidak masuk score
• BB tidak naik  tidak masuk score, yg masuk adalah status gizi
• Kontak dengan penderita TB = tidak ada  score
0
TB ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis].
PEMBAHASAN • Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
telapi
46 dapal juga mengenai organ Lubuh lainnya.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak –


2016
1. GEJALA SISTEMIK/UMUMTB ANAK
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau
terjadi gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya
perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN
b.Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain).

46
Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan
gejala spesil'ik TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala
sistemik/umum lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda
atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika
atau obat asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain
TB ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada
anak
PEMBAHASAN
didasarkan pada 4 hal, yaitu:

46
l. Konfirmasi bakteriologis TB
2. Gejala klinis yang khas TB
3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin
positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.
TB ANAK

PEMBAHASAN

46
TB ANAK

PEMBAHASAN

46
TB ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti
tertulis hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa
diperoleh dari TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:

46
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
(moment opname}.
b.Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan
status gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA
Kemenkes 2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk
pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c.Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan
dievaluasi selama 1—2 bulan.
TB ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak
adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
PEMBAHASAN diberikan sebagai monotcrapi.
2. Pengobatan diberikan setiap hari.

46 3. Pemberian gizi yang adekuat.


4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.
TB ANAK

PEMBAHASAN

46
TB ANAK

PEMBAHASAN

46
TB ANAK

PEMBAHASAN

46
Jawaban lainnya…
B. Foto thorax  dilakukan bila
PEMBAHASAN pemeriksaan mikroskopis/ tes cepat
molekular TB tidak tersedia fasilitasnya

46
atau hasilnya negatif
C. Tes tuberkulin  dilakukan bila
pemeriksaan mikroskopis/ tes cepat
molekular TB tidak tersedia fasilitasnya
atau hasilnya negatif
D. Langsung terapi sebagai TB  sesuaikan
dengan
scoring TB dan alur diagnosis TB paru anak
E. Terapi sebagai bukan TB  sesuaikan
PEMBAHASAN Jadi, tindakan selanjutnya adalah

A. PEMERIKSAAN
46 MIKROSKOPIS/
TES CEPAT MOLEKULAR TB
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang
dengan keluhan terlihat pucat sejak beberapa bulan
berobat
sebelumnya. Anak ini diketahui lahirkurang bulan. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan BB 8 kg,TB 85 cm,
konjungtiva anemis, atrof papil lidah, tidak terdapat
SOAL pembesaranorgan, terdapat koilonikia. Pemeriksaan
darah menunjukkan kadar Hb 8 g%, leukosit

47
8.400/mm3, trombosit 268.000/mm3, MCV 68 cμ,
MCHC 29%. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Anemia aplastik
B. Akut myelobastik leukemia
C. Anemia megaloblastik
D. Anemia defisiensi Fe
E. Akut Limfoblastik Leukemia
D. ANEMIA DEFISIENSI FE
PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• terlihat pucat sejak beberapa

47 bulan
• konjungtiva anemis,
• atrofi papil lidah,
• tidak terdapat pembesaran
organ,
• terdapat koilonikia
• kadar Hb 8 g%,
• MCV 68 cμ, MCHC 29%.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• DEFINISI
• Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin dalam
PEMBAHASAN
darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam tubuh

47
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
PENYEBAB
PEMBAHASAN

47
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

47
menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan
berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk
pertahanan tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan
atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah
terkelupas dan mudah patah. Bentuk kuku seperti
sendok (spoon- shaped nails)
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN • epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
•  permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

47 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui gastritis


pada 75% kasus ADB.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan
PEMBAHASAN faktor
etiologi,

47 • (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat


gejala
pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan
PEMBAHASAN persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini
dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini
baik kadar besi di dalam serum maupun kadar

47 hemoglobin masih normal.


• Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir
habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi
kadar hemoglobin di dalam darah masih normal.
Keadaan ini disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin
dan kadar besi di dalam serum.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSA
NA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan
lain- lain)

47 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental


diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari
dibagi dalam dua dosis, 30 menit sebelum
sarapan pagi dan makan malam; penyerapan
akan lebih sempurna jika diberikan sewaktu
perut kosong.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat

• 47 menerima secara oral, kehilangan besi terlalu

• cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan


• pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
• misalnya malabsorpsi.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN
• Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh
retikulositosis di darah tepi dalam waktu 48-72 jam,

47 yang mencapai puncak dalam 5-7 hari.


• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka
jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8
minggu dan dilanjutkan sampai usia 12-15

47 bulan, dengan dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari


tanpa melihat usia gestasi dan berat lahir.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan
PEMBAHASAN 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

47 • Suplementasi pada Bayi Aterm


• Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan

dosisnya 2mg/kgBB/hari
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak
Sekolah
PEMBAHASAN • Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari)

47 selama 3 bulan
• Suplementasi pada Remaja
• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17
minggu
PEMBAHASAN

47
Jawaban lainnya…
A. Anemia aplastik  ditandai dengan
PEMBAHASAN pansitopenia, penurunan jumlah eritrosit,
leukosi, dan trombosit

47 B. Akut myelobastik leukemia  Auer rods,

biasanya pada orang tua, leukosit bisa tinggi,


normal, rendah
C. Anemia megaloblas  ditandai dengan
peningkatan MCV
E. Akut Limfoblastik Leukemia  Biasanya
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

D. ANEMIA
47 DEFISIENSI FE
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang
dengan
berobat keluhan terlihat pucat sejak beberapa bulan
sebelumnya. Anak juga terlihat letih, lemas, kurang
aktif. Anak juga memiliki kebiasaan memakan rambut
dan tanah. Pada pemeriksaanfisis : konjungtiva
anemis, stomatitis angularis, terdapat koilonikia.
SOAL
Pemeriksaan darah menunjukkan kadar Hb
7 g%, leukosit 6.400/mm3, trombosit 168.000/mm3,

48 MCV 60 cμ, MCHC 25%.


Bagaimanakah tatalaksana yang tepat pada
penderita ini adalah:
A. Pemberian besi elemental
B. Pemberian transfusi PRC 240 ml
C. Pemberian transfusiPRC 240 ml disertai
pemberian
asam folat peroral 0,5 – 1 mg/hr
D. Pemberian transfusi PRC 120 ml disertai pemberian
besi elemental 3-6 mg/kgBB/hr
A. PEMBERIAN BESI
ELEMENTAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak 4 tahun  pucat, letih, lemas, kurang aktif

48 
suka makan tanah dan rambut
• konjungtiva anemis, stomatitis angularis,
terdapat
koilonikia
• kadar Hb 6 g%,
• MCV 60 cμ, MCHC 25%.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• DEFINISI
• Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin dalam
PEMBAHASAN
darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam tubuh

48
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
PENYEBAB
PEMBAHASAN

48
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

48
menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan
berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk
pertahanan tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan
atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah
terkelupas dan mudah patah. Bentuk kuku seperti
sendok (spoon- shaped nails)
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN • epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
•  permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

48 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui gastritis


pada 75% kasus ADB.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan
PEMBAHASAN faktor
etiologi,

48 • (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat


gejala
pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan
PEMBAHASAN persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini
dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini
baik kadar besi di dalam serum maupun kadar

48 hemoglobin masih normal.


• Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir
habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi
kadar hemoglobin di dalam darah masih normal.
Keadaan ini disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin
dan kadar besi di dalam serum.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSA
NA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan
lain- lain)

48 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental


diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari
dibagi dalam dua dosis, 30 menit sebelum
sarapan pagi dan makan malam; penyerapan
akan lebih sempurna jika diberikan sewaktu
perut kosong.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat

• 48 menerima secara oral, kehilangan besi terlalu

• cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan


• pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
• misalnya malabsorpsi.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN
• Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh
retikulositosis di darah tepi dalam waktu 48-72 jam,

48 yang mencapai puncak dalam 5-7 hari.


• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka
jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8
minggu dan dilanjutkan sampai usia 12-15

48 bulan, dengan dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari


tanpa melihat usia gestasi dan berat lahir.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan
PEMBAHASAN 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

48 • Suplementasi pada Bayi Aterm


• Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan

dosisnya 2mg/kgBB/hari
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak
Sekolah
PEMBAHASAN • Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari)

48 selama 3 bulan
• Suplementasi pada Remaja
• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17
minggu
PEMBAHASAN

48
Jawaban lainnya…
B. Pemberian transfusi PRC 240 (transfu PRC
ml diperlukan karena Hb masih si belum
PEMBAHASAN C. 8)Pemberian PRC 240 ml disertai
asam folat peroral 0,5
transfusi 1 mg/hr (transfusi PRC
pemberian
diperlukan
– karena Hb masih belum

48
8)
D. Pemberian PRC 120 ml disertai pemberian
elemental 3-6 mg/kgBB/hr
transfusi besi (transfusi PRC belum
diperlukan
karena Hb masih 8)
E. Pemberian transfusi PRC serta desferoksamin dan
Transfusi dilakukan
vitamin bila
C (transfusi PRC belum diperlukan karena Hb
-Hb dibawah
masih 8) 8mg/dL
-Hb lebih dari 8mg/dL namun terdapat gangguan
hemodinamik
-Anemia hemolitik
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yg tepat adalah

A. PEMBERIAN BESI
48 ELEMENTAL
Seorang anak 8 bulan dibawa ke klinik dengan
sesak. Sesak dikatakan sejak 3 hari yang lalu. Sebelum
keluhan
sesak muncul, pasien datakan sempat demam, batuk,
pilek.
Selama demam pasien diberikan paracetamol oleh orang
SOAL tua. Dari tanda vital didapatkan suhu 36 derajat celcius,
laju pernapasan 40x/menit, laju nadi 120x/menit. Dari

49 pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang.


Tidak didapatkan napas cuping hidung atau sianosis
pada mukosa mulut. Pada pemeriksaan thorax
didapatkan retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada
seluruh lapang dada, dan pada auskultasi suara napas
vesikuler dengan suara napas tambahan berupa
wheezing. Diagnosis apakah yang paling mungkin
untuk kasus ini?
A. Bronchiolitis
B. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
C. Bronchopneumonia
A.
BRONCHIOLITIS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• anak 8 bulan  Sesak sejak 3 hari  diawali batuk
pilek

49 demam
• suhu 36 derajat celcius, laju pernafasan 40x/menit,
laju
nadi 120x/menit
• retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh
lapang dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler
dengan suara napas tambahan berupa whezing
BRONKIOLI
TIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah
(bronkiolus terminalis) yang disebabkan virus, yang
PEMBAHASAN biasanya lebih berat pada bayi muda
(epidemioogi pada anak usia kurang dari 2 tahun),
terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan

49 obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.


Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus.
Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada
keadaan tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas
cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan
pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.
BRONKIOLI
TIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

49
• frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)
• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat
yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis
dan gambaran radiologis.
BRONKIOLI
TIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik tiga
PEMBAHASAN dengan dosis bronkodilator kerja-
cepat

49 • hiperinflasi dinding dada, denganeffort


ekspirasi memanjang/expiratory
pada perkusi
hipersonor

• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam


• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.
BRONKIOLI
TIS
PEMBAHASAN

49
BRONKIOLI
TIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan
PEMBAHASAN
dan diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari,
atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama

49
3 hari.
• Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis
tetapi anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri
ampisilin/ amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM
setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam
pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakitdengan amoksisilin oral
(25mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3
hari berikutnya.
BRONKIOLI
•TIS
Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres
pernapasan berat) maka ditambahkan
kloramfenikol (25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap

49 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per


oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinisberat
(SEPERTI pneumonia berat) segera berikan
oksigen dan terapi kombinasi ampilisin-
kloramfenikol atau ampisilin- gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100
mg/kgBB/kali
IM
atau IV sekali sehari).
BRONKIOLI
•TIS
Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN wheezing dan distres pernapasan berat.
• Metode yang direkomendasikan untuk

49 pemberian oksigen adalah dengan


nasal prongs atau
juga menggunakan
kateter nasal. Bisa
kateter naso-
faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi
muda adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda
hipoksia menghilang,
Jawaban lainnya…
b. Infeksi Saluran Pernafasan Atas : tidak terdapat
wheezing
PEMBAHASAN c. Bronchopneumonia : suara napas yg ditemukan

49
adalah suara bronkial

d. Lobar pneumonia : akan ditemukan demam dengan


rhonki pada lobus paru yg terlibat

e. Asma : asma baru bisa didiagnosis setelah usia 2


tahun,
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien ini
adalah
49 A. BRONCHIOLITIS
Seorang anak 1 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
sesak. Sesak dikatakan sejak 2 hari yang lalu. Sebelum
sesak muncul, pasien datakan sempat demam, batuk,
bersin. Dari tanda vital didapatkan suhu 37,8 derajat
celcius, laju nafa 42x/menit, laju nadi 122x/menit. Dari
SOAL pemeriksaan disik didapatkan pasien tampak sakit
sedang. Tidak didapatkan napas cuping hidung dan

50
sianosis pada mukosa mulut.
Pada pemeriksaan thorax didapatkan retraksi
interkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang
dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan
suara napas tambahan berupa whezing. Apakah
etiologi yang
paling mungkin untuk kasus ini?
A. Measles virus
B. Varicella zoster virus
C. Herpes zoster virus
D. Respiratory syncytial virus
D. RESPIRATORY SYNCYTIAL
VIRUS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak usia 1 tahun  sesak  demam batuk

50
bersin
• Sakit sedang
• suhu 37,8 derajat celcius, laju nafa 42x/menit,
laju
nadi 122x/menit
• Thorax
• Inspeksi : retraksi interkostal
• Palpasi : focal fremitus normal
• Perkusi : hipersonor
• Auskultasi : wheezing
BRONKIOLI
TIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah
(bronkiolus terminalis) yang disebabkan virus, yang
PEMBAHASAN biasanya lebih berat pada bayi muda
(epidemioogi pada anak usia kurang dari 2 tahun),
terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan

50 obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.


Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus.
Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada
keadaan tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas
cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan
pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.
BRONKIOLI
TIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

50
• frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)
• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat
yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis
dan gambaran radiologis.
BRONKIOLI
TIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik tiga
PEMBAHASAN dengan dosis bronkodilator kerja-
cepat

50 • hiperinflasi dinding dada, denganeffort


ekspirasi memanjang/expiratory
pada perkusi
hipersonor

• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam


• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.
BRONKIOLI
TIS
PEMBAHASAN

50
BRONKIOLI
TIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan
PEMBAHASAN
dan diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari,
atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama

50
3 hari.
• Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis
tetapi anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri
ampisilin/ amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM
setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam
pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakitdengan amoksisilin oral
(25mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3
hari berikutnya.
BRONKIOLI
•TIS
Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres
pernapasan berat) maka ditambahkan
kloramfenikol (25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap

50 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per


oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinisberat
(SEPERTI pneumonia berat) segera berikan
oksigen dan terapi kombinasi ampilisin-
kloramfenikol atau ampisilin- gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100
mg/kgBB/kali
IM
atau IV sekali sehari).
BRONKIOLI
•TIS
Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN wheezing dan distres pernapasan berat.
• Metode yang direkomendasikan untuk

50 pemberian oksigen adalah dengan


nasal prongs atau
juga menggunakan
kateter nasal. Bisa
kateter naso-
faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi
muda adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda
hipoksia menghilang,
Jawaban lainnya…
a. Measles virus  menyebabkan rubeola/
PEMBAHASAN campak/ measles
b. Varicella zoster virus – Menyebabkan
50 cacar air/varisela,
menjadi herpes zoster
kalua reaktivasi

c. Herpes zoster virus – Tidak ada


e. Rubella virus – Menyebabkan rubela/
campak jerman
PEMBAHASAN Jadi etilogi dari kasus ini adalah

D. RESPIRATORY
50 SYNCYTIAL
VIRUS

Anda mungkin juga menyukai