Anda di halaman 1dari 8

BLOK 18 Sistem Respiratorius

1. Tuberkulosis paru Gejala klinis : Demam. Biasanya subfebril menyerupai demam influenza, bisa mencapai 4041derajat. Demam hilang timbul. Batuk/batuk darah. Diawali dengan batuk kering, lalu batuk produktif kemudian batuk yang mengandung darah. Sesak napas. Pada penyakit yang sudah lanjut. Nyeri dada. Jarang ditemukan, tapi harus tetap ditanyakan. Malaise : anoreksia, tidak nafsu makan, BB turun, sakit kepala, meriang, mialgia, keringat malam. Pemeriksaan fisik : Didapatkan perkusi yang redup pada bagian yang terdapat lesi (biasanya di apeks paru). Suara napas bronkial dengan suara napas tambahan berupa ronki basah kasar dan nyaring. Utk TB lanjut, ditemukan atrofi dan rertraksi otot-otot interkostal.

Pemeriksaan penunjang : Radiologis : foto thorax utk melihat letak lesi, CT-scan (lebih canggih), MRI (bisa mengevaluasi daerah-daerah di sekitar apeks paru, tulang belakang, perbatasan dada-perut). Laboratorium o Darah : periksa darah lengkap, hitung leukosit, LED. o Serologi : Takahashi (menunjukan apakah TB aktif/tidak). o Sputum : biakan kuman secara mikrobiologi. o Tes Tuberkulin : mengidentifikasi apakah orang tsb sedang atau pernah terinfeksi.

Hasil pemeriksaan : Radiologis : ditemukan adanya lesi (biasanya pd apeks paru); gambarang yg biasanya menyertai adalah penebalan pleura, massa cairan di bagian bawah paru, bayangan hitam radiolusen di pinggir paru. Laboratorium : o Darah : tdk spesifik. Tetapi pada saat infeksi leukosit meningkat, saat sudah mulai sembuh akan turun perlahan. Led meningkat. Didapatkan juga ada anemia ringan, gama globulin meningkat, Na darah menurun. o Serologi : positif jika ada kenaikan titer selama masa akut-konvalesen sebesar 1/28. o Sputum : ditemukan BTA (diagnosis pasti). o Tes Tuberkulin : lihat diameter indurasi. Jika >15mm maka positif. Diagnosis banding : Bronkiektasis dan bronkitis. Pengobatan medika mentosa :

Terapi baru : INH + Rifampisin + streptomisin/etambutol/pirazinamid setiap hari selama 1-2 bulan, dilanjutkan dengan INH + rifampisin/etambutol/streptomisin 2-3 kali seminggu selama 4-7 bulan. Edukasi :

1. Minum obat yang teratur. Walau badan sudah terasa sehat, tetap harus minum obat sampai batas waktu yang ditentukan. 2. Satu minggu datang lagi, untuk kontrol.

Asma bronkial Gejala klinis : Serangan episodik batuk (biasanya non produktif), mengi dan sesak napas. Sering ada gejala seperti rasa berat di dada, kadang disertai pilek atau bersin. Jika asma alergik (identifikasi alergennya, apakah rokok, debu perubahan cuaca). Jika asma exercise induce, biasanya karena berolahraga. Bisa juga karena ekspresi emosional.

Pemeriksaan fisik : Pada auskultasi ditemukan ada mengi panjang (suara napas tambahan : wheezing). Ada hiperinflasi dada. Pernapasan cepat bahkan bisa sianosis.

Pemeriksaan penunjang : Spirometri. Pemeriksaan sputum, jika batuknya produktif.

Hasil pemeriksaan : Jika ada peningkatan VEP1 sebanyak >12% atau >200 mL setelah diberikan obat bronkodilator maka asma positif. Jika ada penurunan VEP1 sebanyak >20% setelah dilakukan uji provokasi bronkus (kegiatan jasmani, udara dingin) maka asma positif. Sputum : karakteristiknya adalah sputum eosinofil.

Diagnosis banding : Bronkitis kronik.

Emfisema paru.

Pengobatan medika mentosa : Golongan pengontrol (dipakai setiap hari agar gejala asma tetap terkendali): kortiko hirup, kortiko sistemik, natrium nedokromil, salmaterol dan formoterol hirup. Golongan pelega (pada saat serangan akut) : ipatropium bromida hirup.

Edukasi : 1. Hindari debu, asap rokok, asap kendaraan, dan bahan-bahan yang bisa menyebabkan alergi. 2. Jangan terlalu lama berada dalam ruangan yang dingin. 3. Sediakan selalu obat asma di dalam tas, sehingga ketika serangan, bisa langsung diatasi. 4. Hindari olahraga yang berat dan ekspresi yang berlebihan.

Bronkiektasis Gambaran klinis : Batuk. Batuk produktif berlangsung kronis dengan jumlah sputum bervariasi (jumlah paling banyak pada pagi hari). Jika tdk ada infeksi, maka sputumnya mukoid. Sedangkan, jika ada infeksi maka sputumnya purulen dan berbau busuk. Hemoptisis. Sesak napas. Demam berulang.

Pemeriksaan fisik : Sianosis. Jari tabuh. Retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta ada pergeseran mediastinum ke daerah paru yang terkena. Auskultasi : suara napas ronkhi basah.

Pemeriksaan penunjang dan hasilnya : Laboratorium : umumnya tidak khas. Radiologis : foto thorax (gambaran sarang tawon). Tes faal paru : kapasitas vital dan VEP1 ada penurunan.

Diagnosis banding : Bronkitis kronik Abses paru TB paru

Pengobatan medika mentosa : Berikan pengobatan simtomatik. o Asetaminofen 500mg 3x1 Harus dilakukan drainase postural (tindakan di rumah sakit).

Edukasi : 1. Membuat ruangan pasien menjadi hangat. 2. Mencegah/menghentikan rokok. 3. Menghindari debu, polusi, asap. 4. Berikan antibiotik yang sesuai jika ada tanda-tanda ada infeksi sekunder.

Pneumonia Gejala klinis : Demam Batuk berdahak Sesak napas Berhubungan dengan infeksi nosokomial (untuk anamnesis : tanyakan apakah ada riwayat perawatan di rumah sakit) dan infeksi pada alat ventilator.

Pemeriksaan fisik : Perkusi paru pekak Suara napas bronkial dengan suara napas tambahan berupa ronkhi nyaring.

Pemeriksaan penunjang : Radiologis : foto thorax Laboratorium : periksa leukosit Bakteriologis : pemeriksaan sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal Serologi : titer antibodi

Hasil pemeriksaan : Radiologis : ada infiltrat di lobus (superior, inferior dan segmen apikal lobus bawah dan inferior lobus superior), lesi kavitas dengan air fluid level, gambaran air bronkogram dan fibrosis. Laboratorium : leukositosis (umumnya infeksi bakteri) Bakteriologis : ditemukan bakteri pada bahan pemeriksaan Serologi : kenaikan titer antibodi terhadap virus, mikoplasma dan legionella.

Pengobatan medika mentosa : Berikan antibiotik : Pneumonia komunitas : amoksisilin dosis tinggi, amoksisilin-klafulanat 3x1 selama 5 hari. Pneumonia nosokomial dan pneumonia akibat alat ventilator : hindari faktor predisposisi dan berikan antibiotik (seftriakson atau levofloksasin atau ampisilin). Edukasi : 1. Minum obatnya teratur, sampai habis. Kalau tidak bisa menimbulkan resistensi kuman. 2. Istirahat yang cukup.

Bronkitis Gejala klinis : Demam Mialgia Faringitis, rinitis Batuk dengan sputum serous Berhubungan dengan kebiasaan merokok, sinusitis, alergi, asma, dan TB.

Pemeriksaan fisik : Inpeksi normal Auskultasi : ditemukan suara napas tambahan ronkhi basah

Pemeriksaan penunjang : Radologis : foto thorax normal Pemeriksaan sputum, jika sputumnya purulen (ada indikasi bronkitis bakterial).

Pengobatan medika mentosa : Penyebab virus : self limiting 3-5 hari. Berikan vitamin saja. Penyebab bakteri : amoksisilin 3x1 selama 5 hari.

Edukasi : 1. Istirahat yang cukup 2. Banyak minum air putih 3. Hindari rokok dan bahan-bahan penyebab alergi, seperti debu dan polusi. Anamnesis Umum utk Semua Penyakit : 1. Apakah ada batuk darah ? (sudah berapa lama? Berapa banyak ?) 2. Apakah ada batuk yang lain seperti batuk kering/batuk berdahak? (sudah berapa lama? karakteristik dahaknya? Berapa banyak? Berbau atau tidak? Paling banyak pas kapan?)

3. Apakah ada demam? (sejak kapan? Timbulnya pagi, siang atau malam/terusterusan? Demam tinggi atau rendah? Demamnya tetap atau berulang?) 4. Apakah ada gejala sistemik lain : penurunan berat badan? Nafsu makan menurun? Keringat malam hari? Nyeri otot? Mual-muntah? 5. Apakah ada sesak atau nyeri dada (onset? Sesak/nyeri seperti apa?) 6. Apakah sebelumnya pernah mengalami gejala serupa? 7. Apakah ada penyakit lain seperti hipertensi, diabetes, hepatitis, ulkus peptikum? 8. Apakah sudah coba minum obat? (membaik atau tidak?) 9. Apakah ada kebiasaan merokok? Minum alkohol? 10. Bagaimana lingkungan pekerjaan dan tempat tinggal? 11. Apakah ada keluarga yang juga mengalami gejala serupa?

Anda mungkin juga menyukai