Oleh :
Erin Imaniar
0918011002
Dokter Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)
F00.1Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat. F02.8 Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT)
dan YDK
F00.2Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe
campuran F03 Demensia YTT
F00.9 Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia
tergolongkan (YTT) pada F00-F03 sebagai berikut :
F01.0 Demensia Vaskular onset akut. .x1 Gejala lain, terutama waham.
F01.3 Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal .x4 Gejala campuran lain
F01.8 Demensia Vaskular lainnya F04 Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat
psikoaktif lainnya
F01.9 Demensia Vaskular YTT
F05 Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lainnya
F02 Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain
(YDK) F05.0Delirium, tak bertumpang tindih dengan
demensia
F02.0 Demensia pada penyakit Pick.
F05.1Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob
F05.8 Delirium lainya
F02.2 Demensia pada penyakit huntington.
6 F05.9 Delirium YTT
F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson.
F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan F07.0 Gangguan keperibadian organik
disfungsi otak dan penyakit fisik. F07.1 Sindrom pasca-ensefalitis
F06.0 Halusinosis organik F07.2 Sindrom pasca-kontusio
F06.1 Gangguan katatonik organik F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku
F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia) organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) lainnya.
organik F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku
.30 Gangguan manik organik organik YTT akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi
otak lainnya
.31 Gangguan bipolar organik
.32 Gangguan depresif organik
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik
.33 Gangguan afektif organik campuran YTT
F06.4 Gangguan anxeitas organik
F06.5 Gangguan disosiatif organik
F06.6 Gangguan astenik organik
F06.7 Gangguan kognitif ringan
F06.8 Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan
dan disfungsi otak dan penyakit fisik
F06.9 Gangguan mentalYTT akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
F07 Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit,
7 kerusakan dan disfungsi otak
1. Demensia
15
Pengobatan
Pengobatan farmakologis :
Thioridazine (Mellaril), yang mempunyai aktivitas antikolinergik yang
tinggi, jika diberikan dalam dosis kecil merupakan obat yang efektif dalam
mengontrol perilaku pasien demensia.
Benzodiazepim kerja singkat dalam dosis kecil adalah medikasi anxiolitik
dan sedatif yang lebih disukai untuk pasien demensia.
TetrahidroaminoKridin (Tacrine) sebagai suatu pengobatan untuk penyakit
Alzheimer, obat ini merupakan inhibitor aktivitas antikolinesterase dengan
lama kerja yang agak panjang
16
Prognosis
• Perjalanan klasik dan demensia adalah onset pada
pasien usia 50–60 tahun dengan pemburukan
bertahap selama 5–10 tahun, yang akhirnya
menyebabkan kematian.
• Usia saat onset dan kecepatan pemburukannya
adalah bervariasi diantara tipe demensia yang
berbeda dan dalam kategori diagnostik individual.
17
2. Delirium
Definisi
Suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan
kesadaran, biasanya terlihat bersamaan dengan gangguan
fungsi kognitif secara global
Sindrom yang memiliki banyak penyebab dan berhubungan
dengan derajat kesadaran serta gangguan kognitif
Tanda yang khas adalah penurunan kesadaran dan gangguan
kognitif. Adanya gangguan mood (suasana hati), persepsi dan
perilaku merupakan gejala dari defisit kejiwaan. Tremor,
nistagmus, inkoordinasi dan inkontinensia urin merupakan
gejala defisit neurologis.
18
Epidemiologi
Delirium adalah gangguan yang umum. Usia lanjut
adalah faktor resiko untuk perkembangan delirium.
Kira-kira 30-40% pasien rawat di rumah sakit yang
berusia lebih dari 65 tahun mempunyai episode suatu
delirium.
Prevalensi delirium sekitar 10-15% pada pasien rawat
bedah umum, 20-25% pasien di bangsal medis
umum, 30% pasien ICU, 40-50% pasien ICCU
19
Etiologi
Penyebab intrakranial (Epilepsi atau keadaan pasca kejang, Trauma otak, Infeksi,
neoplasma, gangguan vaskular)
Penyebab ekstrakranial
Obat-obatan
RacunKarbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.
Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) Hipofisis, Pankreas, Adrenal,
Paratiroid, tiroid.
Penyakit organ nonendokrin. Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih
(ensefalopati uremik), Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem
kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).
Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat).
Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
Ketidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapun
Keadaan pasca operatif
Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
20
Karbohidrat: hipoglikemi.
Diagnosis Kriteria diagnostik Delirium karena
kondisi medis umum:
• Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan
kesadaran terhadap lingkungan)dengan penurunan
kemampuan untuk memuaskan, mempertahankan, atau
mengalihkan perhatian.
• Awitan tiba-tiba (biasanya beberapa jam sampai hari dan
cenderung berfluktuasi sepanjang hari.
• Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi,
gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi.
• Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah
disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi
21
medis umum
Gambaran Klinis
1. Kesadaran Gejala pola hiperaktif dan hipoaktif
2. Orientasi Orang, tempat, waktu
3. Bahasa dan Kognisi Kelainan dapat berupa bicara yang
melantur, tidak relevan, atau membingungkan (inkoheren) dan
gangguan kemampuan untuk mengerti pembicaraan.
4. Persepsi Halusinasi relatif sering pada pasien delirium
5. Suasana Perasaan Kemarahan, kegusaran, dan rasa takut
yang tidak beralasan.
6. Gejala Penyerta:
Gangguan tidur-bangun Seringkali keseluruhan siklus
tidur-bangun pasien dengan delirium semata-mata terbalik
Gejala neurologis Disfagia, tremor, asteriksis, inkoordinasi,
dan inkontinensia urin.
22
Diagnosis Banding
Gangguan afektif
Demensia
Gangguan buatan
23
Pengobatan
Tujuan utama adalah mengobati gangguan dasar yang menyebabkan
delirium. Tujuan pengobatan yang penting lainnya adalah
memberikan bantuan fisik, sensorik, dan lingkungan.
Dua gejala utama dari delirium yang mungkin memerlukan
pengobatan farmakologis adalah psikosis dan insomnia.
Obat yang terpilih untuk psikosis adalah haloperidol (Haldol),
dosis awal antara 2 – 10 mg IM, diulang dalam satu jam jika pasien
tetap teragitasi, segera setelah pasien tenang, medikasi secara oral .
Dosis harian efektif total haloperidol 5–50 mg untuk sebagian
besar pasien delirium.
Insomnia diobati dengan golongan benzodiazepin dengan waktu
paruh pendek, contohnva. hidroksizine (vistaril) dosis 25–100 mg.
24
Prognosis
Onset delirium biasanya mendadak, gejala prodromal (kegelisahan
dan ketakutan) dapat terjadi pada hari sebelum onset gejala yang
jelas.
Gejala delirium biasanya berlangsung selama faktor penyebab yang
relevan ditemukan, walaupun delirium biasanya berlangsung
kurang dari satu minggu setelah menghilangnya faktor penyebab,
gejala delirium menghilang dalam periode 3 – 7 hari, walaupun
beberapa gejala mungkin memerlukan waktu 2 minggu untuk
menghilang secara lengkap.
Semakin lanjut usia pasien dan semakin lama pasien mengalami
delirium, semakin lama waktu yang diperlukan bagi delirium
untuk menghilang.
25
3. Gangguan amnestik
• Gangguan amnestik ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu
gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial atau pekerjaan.
• Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai tanda
lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada demensia, atau
definisi jika mempunyai gangguan perhatian (attention) atau kesadaran, seperti
yang terlihat pada delirium
26
Etiologi
Gangguan amnestik memiliki banyak penyebab, diantaranya:
Kondisi medis sistemik
Defisiensi tiamin (Sindroma Korsakoff) dan hipoglikemia
Kondisi otak primer
Kejang, trauma kepala (tertutup dan tembus), tumor
serebrovaskular ( terutama thalamik dan lobus temporalis ),
prosedur bedah pada otak, ensefalitis karena herpes simpleks,
hipoksia (terutama usaha pencekikan yang tidak mematikan dan
keracunan karbonmonoksida), Amnesia global transien, terapi
elektrokonvulsif, sklerosis multiple
Penyebab berhubungan dengan zat
Gangguan pengguanan alkohol, neurotoksin, benzodiazepin (dan
sedatif- hipnotik lain).
27
Diagnosis
Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan oleh
gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidak
mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
Penuaan normal
Gangguan disosiatif
Gangguan buatan
30
Pengobatan
Pendekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari gangguan
amnestik. Setelah resolusi episode amnestik, suatu jenis psikoterapi
(kognitif, psikodinamika, atau suportif) dapat membantu pasien
menerima pangalaman amnestik kedalam kehidupannya.
Faktor psikodinamika, intervensi psikodinamika mungkin mempunyai
nilai yang baik bagi pasien yang menderita gangguan amnestik yang
disebabkan oleh kerusakan dari otak.
Fase pemulihan pertama dimana pasien tidak mampu memproses apa
yang terjadi karena pertahanan ego yang sangat besar, membuat klinisi
melayani ego penolong yang membantu menjelaskan kepada pasien
tentang apa yang terjadi dan memberikan fungsi ego yang hilang.
Fase pemulihan kedua, saat realisasi tentang kejadian cedera timbul,
pasien mungkin menjadi marah.
Fase pemulihan ketiga adalah fase integrative. Kesedihan terhadap
kecakapan yang hilang merupakan ciri penting fase ini.1
31
Prognosis
32
Gangguan Mental Organik lainnya
SindromaWaham Organik
Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia) memiliki kriteria
umum untuk menduga suatu penyebab organik seperti
dicantumkan sebelumnya. Penderita memiliki waham yang
menetap / berulang (waham kejar, tubuh yang berubah, cemburu
dll.).
Sidroma waham organik ini dipengaruhi oleh pemakaian zat,
seperti : amfetamin, kanabis, halusinogen. Pemakaian zat ini akan
dapat merusak bagian otak lobus temporalis, sehingga penderita
mengalami epilepsi dan Chorea Huntington.
33
Halusinosis Organik
Halusinosis organik adalah suatu gangguan halusinasi yang
menetap atau berulang, biasanya visual atau auditorik yang
terjadi pada keadaan kesadaran penuh. Kasus ini banyak
ditemukan di kalangan para pecandu alkohol.
Kriteria diagnostik :
Dijumpai kriteria umum untuk golongan ini
Ada halusinasi yang menetap atau berulang
Tidak ada kesadaran berkabut
Tidak ada penurunan fungsi intelektual yg nyata
Tidak ada gangguan mood yang menonjol
Tidak ada waham yg nyata dan dominan
34
Sindroma Afektif Organik
Sindrom afektif organik adalah gangguan berupa keadaan
mania atau depresi sehubungan dengan gangguan pada otak.
Penyebabnya bisa cedera otak, tumor otak, tumor pada
kelenjar hormon. Hal ini menyebabkan gangguan pada toksik
atau metabolik.
35
GMO pada epilepsi
Gangguan psikiatrik pada epilepsi yang terjadi adalah:
Gejala praiktal
sensasi otonomik (rasa penuh di perut, kemerahan, dan perubahan
pada pernafasan), sensasi kognitif (deja vu, jamais vu, pikiran
dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi). keadaan afektif (sebagai
contohnya, rasa takut, panik, depresi, dan elasi) dan secara klasik,
automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir, menggosok, dan
mengayah)
Gejala Iktal
Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat menandai
serangan iktal.
Gejala Interiktal
Gangguan kepribadian, dan biasanya kemungkinan terjadi pada pasien
dengan epilepsi dengan asal lobus temporalis.
Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu
kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian, religiositas, dan
pengalaman emosi yang melambung.
36
Gejala psikotik
Keadaan psikotik interiktal adalah lebih sering dari psikosis iktal.
Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi. Biasanya, gejala
psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi untuk
jangka waktu yang lama, dan onset gejala psikotik di dahului oleh
perkembangan perubahan kepribadian yang berhubungan dengan
aktivitas otak epileptik gejala psikosis yang paling karakteristik
adalah halusinasi dan waham paranoid.
Gejala gangguan perasaan
Gejala gangguan perasaan, seperti depresi dan mania, terlihat lebih
jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip skizofrenia. Gejala
gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat episodik dan terjadi
paling sering jika fokus epileptik mengenai lobus temporalis dan
hemisfer serebral non dominan.
37
III KESIMPULAN
Gangguan mental organik sering disebut sebagai gangguan kognitif
seperti daya ingat, bahasa, dan perhatian dimana termasuk didalamnya
adalah demensia, delirium, dan gangguan amnestik serta gangguan
kognitif lainnya dan gangguan mental karena kondisi medis umum.
Diperlukan pemeriksaan yang cermat untuk menentukan diagnosis
pasien dengan gangguan mental organik ini, sebab underlaying disease
yang dibahas memiliki fokus-fokus tertentu di otak yang mengakibatkan
timbulnya gejala neuropsikiatri.
Terapi yang diperlukan adalah mengatasi penyakit yang mendasarinya,
termasuk evaluasi apabila pasien telah diketahui mengalami riwayat
gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian sebelumnya, sehingga
diharapkan dapat memberikan perbaikan klinis dan peningkatan kualitas
hidup pasien.
Prognosis pasien tergantung dari masing-masing penyebab yang
mendasari, onset terjadinya gangguan tersebut, dan jenis gangguan yang
dialami pasien.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7 jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.1997.
2. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III:
PedomanDiagnostik: F 00-19: Gangguan Mental Organik dan Gangguan Mental dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoakti. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK
Unika Atmajaya. 2007.
3. Elvira, Silvia D. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI. 2013
4. Maramis. W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan keVI. Airlangga University
Press, Surabaya 1992.
5. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media Aesculapsius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2001
6. GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir
BS., Psikiater diunduh dari
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
7. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta : EGC.
39
2011