Anda di halaman 1dari 18

MENIERE DISEASE

DISUSUN OLEH:
Nurfi Resni Fitra Ramda
111 2016 2063
PEMBIMBING:
dr. Sri Wartati , Sp.THT-KL
Definisi

Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan


vertigo, tinnitus, berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif
dan perasaan penuh di telinga. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit yang menyebabkan manusia tidak mampu
mempertahankan posisi berdiri tegak. Hal ini disebabkan oleh adanya
hidrops (pembengkakan) rongga endolimfa pada kokhlea dan
vestibulum.4
Definisi

– Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari


tubuh atau lingkungan sekitar dapat disertai gejala lain, terutama
dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh.
– Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu
mendengar bunyi namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar.
– Gangguan pendengaran biasanya berfluktuasi dan progresif
dengan pendengaran yang semakin memburuk dalam beberapa
hari.
Anatomi
Telinga
Dalam
Labirin (telinga dalam) mengandung
organ pendengaran dan keseimbangan,
terletak pada pars petrosus os temporal.
Labirin terdiri dari :
Labirin bagian tulang, terdiri dari :
kanalis semisirkularis, vestibulum, dan
kokhlea
Labirin bagian membran, yang terletak
di dalam labirin bagian tulang, terdiri
dari : kanalis semisirkularis, utrikulus,
sakulus, sakus, dan duktus
endolimfatikus serta kokhlea.
Anatomi
Telinga
Potongan melintang koklea
Dalam
Skala vestibuli dan skala timpani berisi
perilimfe sedangkan skala media berisi
endolimfe. Dasar skala vestibuli
disebut membran reissner sedangkan
dasar skala media disebut membran
basilaris yang terletak organ korti di
dalamnya. Pada skala media terdapat
bagian yang berbentuk lidah yang
disebut membran tektoria dan pada
membran basilaris melekat sel rambut
dalam, sel rambut luar, dan kanalis
korti.
Epidemiologi

– Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa.


– Paling banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun, namun penyakit ini pernah
juga ditemukan pada anak berusia 9 tahun dan manula berusia 90 tahun.1
– Pasien dengan resiko besar terkena penyakit Meniere adalah orang-orang yang
memiliki riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang
rutin mengkonsumsi aspirin.2,7
– Sekitar 10% dari seluruh kasus vertigo diakibatkan oleh penyakit Meniere.1
Etiologi

– Penyebab pasti Meniere belum diketahui.1


– Namun terdapat berbagai teori termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal
abnormal pada aliran darah yang menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit
dalam cairan labirin, reaksi alergi dan autoimun, infeksi, serta gaya hidup terutama
merokok.2
– Malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.3
– Faktor lingkungan seperti suara bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh darah
terhadap saraf (microvascular compression syndrome). Selain itu gejala dari penyakit
Meniere dapat ditimbulkan oleh trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas,
aspirin, merokok, alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya
belum ada yang tahu secara pasti apa penyebab tunggal penyakit Meniere.3,7
Labirin normal dan pada Patofisiologi
penyakit Meniere

hidrops endolimfa (peningkatan endolimfa yang


menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada
kokhlea dan vestibulum.

menyebabkan penekanan yang bila mencapai dilatasi


maksimal akan terjadi ruptur labirin membrane
endolimfa akan bercampur dengan perilimfa.

Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di


telinga dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo,
tinnitus, dan gangguan pendengaran serta rasa penuh
ditelinga
Ketika tekanan sudah sama, maka membran akan sembuh dengan
sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe tidak bercampur
kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna.1,2,8
Patofisiologi
Gejala Klinis

– Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut trias Meniere yaitu vertigo,
tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif terutama nada rendah.2
– Serangan pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo disertai rasa mual dan muntah. Setiap
kali berusaha untuk berdiri, pasien akan merasa berputar, mual dan muntah lagi.
– Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam beberapa jam atau lebih dalam periode serangan
seminggu atau sebulan yang diselingi periode remisi. Vertigo menyebabkan nistagmus, mual,
dan muntah.
– Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar serangan.
– Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal serangan, namun
seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan pendengaran yang tetap.
– Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan udara
perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan toynbee.1,2,7
Diagnosis

Diagnosis penyakti ini dapat dipermudah Tinnitus


dengan kriteria diagnosis AAO-HNS 1995 :1,2
– Bervariasi, umumnya bernada rendah dan semakin
menjadi keras saat serangan
Vertigo
– Biasanya terjadi unilateral pada sisi yang terkena
– Episode rekuren dari dari vertigo berupa perasaan
berputar – Bersifat subjektif dan nonpulsatil
– Durasi serangan 20 menit sebanyak minimal 2 Gangguan pendengaran
episode definitif
– Gangguan berfluktuasi
– Serangan vertigo disertai dengan nistagmus
– Bersifat sensorineural
– Dapat disertai dengan mual dan muntah
– Tidak disertai gangguan neurologis – Bersifat unilateral dan progresif
– Terjadi minimal satu kali saat serangan
Diagnosis

Pemeriksaan fisik6,9
Bila dari hasil pemeriksaan fisik telinga kemungkinan kelainan
telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan dipastikan kelainan
berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis didapatkan
kelainan tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil
pemeriksaan maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit
Meniere, sebab tidak ada tuli saraf yang membaik kecuali pada
penyakit Meniere.
Diagnosis

Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan audiometri
– Elektronistagmografi (ENG) dan tes keseimbangan, untuk mengetahui secara objektif
kuantitas dari gangguan keseimbangan pada pasien. Elektrokokleografi (ECOG),
mengukur akumulasi cairan di telinga dalam dengan cara merekam potensial aksi
neuron auditoris melalui elektroda yang ditempatkan dekat dengan kokhlea.
– Brain Evoked Response Audiometry (BERA), biasanya normal pada pasien dengan
penyakit Meniere
– Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan

Diet dan gaya hidup


– Diet rendah garam
– Pemakaian alkohol, rokok, coklat harus dihentikan
– Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran darah sehingga perlu untuk
dianjurkan ke pasien.
– Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-obatan yang bersifat ototoksik
seperti aspirin karena dapat memperberat tinnitus.
– Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring di tempat yang keras, berusaha
untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi pada satu objek tidak bergerak,
jangan mencoba minum walaupun ada perasaan mau muntah
Penatalaksanaan

Farmakologi
– Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan vasodilator perifer, antihistamin,
antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk mengurangi tekanan pada endolimfe.
– Tranquilizer seperti diazepam (valium)
– Antiemetik seperti prometazin tidak hanya mengurangi mual dan muntah tapi
juga mengurangi gejala vertigo.
– Diuretik seperti tiazide dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere
dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.
Penatalaksanaan

Pembedahan
Dekompresi sakus endolimfatikus
Operasi ini mendekompresikan cairan berlebih di telinga dalam dan menyebabkan kembali normalnya tekanan
terhadap ujung saraf vestibulokokhlearis.
Labirinektomi
Operasi ini mengangkat kanalis semisirkularis dan saraf vestibulokokhlearis.
Neurektomi vestibuler
Bila pasien masih dapat mendengar, neurektomi vestibuler merupakan pilihan untuk menyembuhkan vertigo
dan pendengaran yang tersisa.
Labirinektomi dengan zat kimia
Merupakan operasi dimana menggunakan antibiotik (streptomisin atau gentamisin dosis kecil) yang
dimasukkan ke telinga dalam.
Endolimfe shunt
– Operasi ini masih kontroversi karena banyak peneliti yang menganggap operasi ini merupakan plasebo
Prognosis

– Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif,


tapi tidak fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati
gejalanya.2,3 Penyakit ini berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien
mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun.1
Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada
juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat.2,7
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai