Anda di halaman 1dari 16

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

Asma
Bronkhitis
Emfisema
Bronkiektasis

1
 Penyumbatan saluran nafas menahun,
akibat :
• Spasme bronkus (asma)
• Produksi mukus berlebihan pada sistem
pernafasan (bronkitis)
• Kerusakan elastin, jaringan elastik paru
• Terperangkapnya udara & buruknya sirkulasi
udara (emfisema)
• Tersumbatnya bronkus akibat tumor, benda
asing atau infeksi (bronkiektasis)

2
 Malnutrisi
sering terjadi terutama pasien
dengan emfisema
70% kasus disertai penurunan BB (kurang,
kehilangan masa otot & lemak)
Kurangnya vitamin A yang masuk (61% kasus)
•  menurunkan kemampuan replikasi sel epitel
& degenerasi selama pensekresi mukus saluran
nafas sehingga mudah terinfeksi
Kurangnya vitamin C yang masuk (25% kasus)
•  faktor predisposisi infeksi

3
 Mempromosikankesenangan hidup &
mempertahankan kecukupan gizi yang
masuk

 Status
gizi optimal membantu
menghindari infeksi & mempertahankan
kemampuan fungsional

4
 1. Penilaian

 2. Pencegahan
atau perbaikan
kekurangan BB
• mempertahankan kekuatan & perasaan sehat

 3. Promosikan kenyamanan
• Perawatan mulut (membersihkan rasa sputum &
perbaikan nafsu makan)
• Jadwal pengobatan & olahraga

 4. Pendidikan pasien

5
 4. Pendidikan pasien
• Pasien dg BB kurang
 BB kurang  kelemahan & kerentanan thd
infeksi peningkatan morbiditas
 Masalah :
 Cepat puas & kenyang (tinggi kalori dulu,
baru rendah kalori & kepadatannya)
 Kembung (porsi kecil & sering, tidak
terburu-buru)
 Anaroksia (beri makanan kesenangan)
 Dispnea (kurangi KH)
 Kelelahan

6
 4. Pendidikan pasien
• Pasien obesitas
 BB berlebih meningkatkan kerja
pernafasan
 Tingkatkan aktivitas (jalan kaki)

7
 Penyebab :
• Kenaikan tekanan kapiler paru atau
permeabilitas (edema paru, pneumonia)
• Tidak cukup keluarnya CO₂ (bronkitis
kronis, emfisema)
• Depresi pusat nafas
• Kegagalan transmisi neuromuskular
(kelebihan obat, luka medula spinalis,
sklerosis multipel)
8
 Malnutrisi thd fungsi pernafasan :
• Kehilangan masa otot diafragma & interkostal 
kemampuan nafas sangat lemah  diperlukan
ventilator
• Turunnya respon ventilasi terhadap hipoksia
• Turunnya replikasi epitel pernafasan dengan
predisposisi infeksi
• Turunnya sel perantara imunitas  kerentanan
terhadap infeksi
• Turunnya tekanan koloid osmotik dengan
kecenderungan edema paru

9
 Guna mencegah / memperbaiki
kekurangan / kelebihan gizi yang dapat
memperburuk fungsi nafas & mudah
terkena infeksi sekunder

 Penilaian gizi
• Status gizi

10
 Pencegahan atau perbaikan KKP
• Segera dibantu makanan dalam 3-4 hari pertama
rawat inap (cegah cepatnya kekurangan gizi)
• Pemberian bantuan makanan lebih mudah
melepaskan ventilator daripada hanya cairan
glukosa iv
• Pemberian asam amino berlebih harus dihindari
meningkatkan ventilasi menit, kelelahan otot
pernafasan & memberi kontribusi berhentinya
pernafasan

11
 Pencegahan peningkatan kuosien
pernafasan (KP) atau kelebihan
karbohidrat
• KP : jml CO₂ yang diproduksi dalam
metabolisme dibagi dengan jumlah O₂ yang
dipakai
• Jumlah & jenis kalori yang diberikan
memberikan pengaruh kuat pada KP
 KP = 1,0 bila hanya KH dipakai sbg tenaga
 KP = 0,7 bila hanya lemak yang dipakai sbg tenaga
 KP = 0,87 bila digunakan campuran KH & lemak
 KP > 1,0 bila akibat kelebihan makan terjadi
akumulasi lemak

12
• Bila hampir semua kalori diberikan sebagai
gula (KH)  peningkatan produksi CO₂
meningkatkan ventilasi kecil mengeluarkan
CO₂ dari tubuh  Peningkatan PCO₂
(tekanan parsial CO₂ dalam darah) 
takipnea (nafas pendek)
• Pasien hiperapnea (dengan atau tanpa
ventilator) diberi sebagian kalori lemak 
membantu mengurangi produksi CO₂
• Pemberian makanan berlebihan dihindari pd
pasien dengan insufisiensi pernafasan

13
 Hindari kelebihan cairan
• Pemberian cairan (NPT/makanan pipa
bersama obat)  hidrasi
• Berikan makanan lemak (Lipomul, Upjohn)
• Gunakan makanan formula konsentrasi tinggi
untuk pasien makanan pipa (Magnacal,
Isocal HCN , Nutrisource )
• Gunakan 20% emulsi lipid per hari untuk
pasien dengan NPT

14
 Pencegahan kelebihan lipid
• Kecepatan infus emulsi lemak iv dapat
mengganggu kapasitas difusi paru
(pasien gangguan fungsi nafas, Resiko
lebih tinggi pada neonatus)
• Bila ada peningkatan trigliserida &
tejadi kekeruhan serum  volume
emulsi lipid diturunkan/dihentikan
sampai bersih dari trigliserida

15
16

Anda mungkin juga menyukai