Materi Pertemuan 4 & 5 Lanjutan 2
Materi Pertemuan 4 & 5 Lanjutan 2
lanjutan 2
Indentifikasi sifat fisik pangan
Indentifikasi mikrobiologi pangan
Penilaian mutu subjektif/orgonoleptik
Penilaian mutu pangan obyektif
Pengolahan data dan analisis
M. Khairul anwar
Pujo sutiono
Bob batarung
Lidya kristina
Ella nupia
Indentifikasi fisik
Sifat fisik yang memiliki hubungan erat dengan sifat dari bahan pangan antara lain sifat alometrik,
tekstur, kekenyalan, koefisien gesek, dan konduktivitas panas. Sifat fisik memiliki kaitan sangat erat dengan
mutu bahan pangan karena dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam menentukan tingkat metode
penanganan dan atau bagaimana mendisain peralatan pengolahan terutama peralatan pengolahan yang
bersifat otomatis.Sifat fisik makanan mempunyai beberapa macam, diantaranya:
1. Morfologi
Sifat morfologi makanan ini sangat penting meliputi bentuk, ukuran, aspek atau sifat permukaan, susunan,
warna.
a. Bentuk
Bentuk makanan didiskripsikan sebagai normal dan menyimpang. Bentuk normal makanan memiliki susunan atau
bentuk yang sesuai dengan bentuk ideal atau normal gambaran khas komoditas yang bersangkutan. Bentuk
menyimpang adalah jauh dari bentuk ideal atau gambaran yang diterima masyarakat banyak.
DAFTAR JENIS MAKANAN DAN
BENTUKNYA
No Bentuk komoditas Contoh
7 Adonan Dodol
a. Ukuran
Ukuran dalam sifat fisik ini menyatakan besaran materi atau isi komoditas.
Ukuran komoditas yang dimaksut seperti berat, volume, luas, panjang.
Berat
Volume
Sering digunakan untuk komoditas bentuk cair (kg/l) tepung dan biji2-an
(l/kg)
Luas
Menyatakan besaran permukaan. Penting untuk komoditi bentuk lembaran
seperti bahan pembungkus dan daun
Panjang
Untuk komoditas bentuk lonjong/panjang: kacang panjang, mentimun, rotan,
kayu, dll.
LANJUT...
1. Reologi
a. Tekstur
Tekstur bahan pangan beraneka ragam, mulai dari yang tekstur halus
hingga kasar. Tekstur bahan pangan berkaitan dengan perlindungan
alami dari bahan pangan tersebut. Namun dari sisi sebagai bahan
pangan, tekstur memiliki kaitan erat dengan cara penanganan dan
pengolahan bahan pangan. Pengujian tekstur bahan pangan sudah
banyak dilakukan dengan menggunakan alat penggunting atau penusuk.
Informasi yang diperoleh akan berguna untuk menentukan berapa
kekuatan yang diperlukan apabila akan menggunakan produk
Lanjut
b. Kekenyalan
Kekenyalan bahan pangan erat kaitannya dengan jumlah dan jenis
tenunan pengikat yang dimiliki dan tingkat kesegaran. Setiap bahan
pangan akan memiliki jumlah dan jenis tenunan pengikat yang berbeda
dengan bahan pangan lainnya dan akan mempengaruhi kekenyalannya.
Daging sapi lebih kenyal daripadadaging ikan karena memiliki tenunan
pengikat lebih banyak dan besar.
Pengukuran kekenyalan bahan pangan dapat dilakukan dengan menggunakan hardness tester
atau pnetrometer
Lanjut..
2. Spektral
Sifat spektral yaitu terkait sinar. Sifat spektral secara visual yaitu kilap, warna,
keruh, transparan dan bias.
Kilap adalah sifat permukaan, dikatakan kilap apabila terkena cahaya,
permukaan akan berkilau. Biasanya sifat kilap di buah adalah untuk menarik
konsumen.
Bening dan keruh
Bening: dihasilkan dari sinar yang menembus langsung, tidak ada gangguan
selama melewati produk
Kerusakan fisik meliputi antara lain
Umur pangan
Di dalam analisa mikrobiologi pangan baik umur pangan maupun suhu
penyimpanannya merupakan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dan
dicatat Populasi mikroorganisme dalam bahan pangan mungkin dapat menurun,
meningkat, atau tetap statis dengan bertambahnya waktu (Yeterian et.aL, 1974).
Perlakuan contoh
Cara mempersiapkan contoh suatu bahan pangan untuk maksud analisa
mikrobiologi merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan maserasi,
homogenisasi, pH, konsentrasi garam, serta teg
Metode indentifikasi mikrobiologi
pangan
(a) Pengamatan Mikroskopis Pemeriksaan pangan secara mikroskopis, baik
secara langsung ataupun dengan eara pewarnaan jarang digunakan. Tetapi
teknik-teknik tertentu sering dapat menjadi uji yang berguna, misalnya teknik
fluoresensi untuk deteksi Pseudomonas pada daging.
Standard Plate Count (SPC) Penentuan ini sangat penting dalam analisa
mikrobiologi pangan. Maksud penentuan ini adalah untuk mengetahui
kandungan mikroorganisme hidup yang ada di dalam contoh pangan. Cara ini
mempunyai kelemahan karena yang tercacah hanyalah sebagian saja dati
populasi yang ada, yaitu hanya mikroorganisme yang mampu berkembang biak
pada kondisi pengujian.
lanjut
Uji Spesifik
Davis (1969) menyatakan bahwa baik keracunan maupun kerusakan pangan
disebabkan oleh organisme spesifik, dan oleh karena itu perlu juga dilakukan uji
spesifik disamping Standard Plate Count. Sebagaimana diuraikan terdahulu
bahwa keracunan pangan terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus,
Clostridium perfringens, dan Salmonella, maka perlu dilakukan penentuan ketiga
jenis organisme tersebut baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk
menjamin keamanan suatu prod uk pangan.
Penilaian mutu pangan subjektif/organoleptik
Panelis
Untuk melakukan penilaian organoleptik/subyektif diperlukan panel.
Dalam penilaian mutu atau analisis sifat-sifat sensori suatu komoditi, panel
bertindak sebagai instrumen atau alat.
Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat mutu
komoditi berdasarkan kesan subyektif.
Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis.
Lanjut..
(2) Analisis kualitatif/kuantitatif, yaitu komponen makro (protein, lemak, karbohidrat) maupun
unsur mikro (kadar asam lemak, kadar gula, kadar asam amino).
Lanjut...
Data hasil analisis perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
ketepatan (precision) dan ketelitian (accuracy) sebagai akibat dari adanya
kesalahan selama melakukan analisis. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan
metode tertentu seperti dengan menggunakan pembanding atau
menggunakan rumus matematika tertentu.
contoh
Dalam suatu analisis, biasanya satu sampel dianalisis beberapa kali (minimal 3 kali ulangan atau
lebih) untuk meningkatkan dan mengevaluasi ketepatan dan ketelitian analisis tersebut. Dari
beberapa ulangan yang dilakukan akan dihasilkan sekumpulan data yang belum dapat diketahui
data yang paling mendekati nilai sebenarnya. Contoh rumus
x = x1 + x2 + x3 + ...xn = xi
n n
di mana:
x = rata-rata
x1, x2 ,...dst = nilai masing-masing data yang terukur
n = jumlah pengukuran (ulangan)
Lanjut....
Sebagai contoh, dari analisis kadar air tepung terigu yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan
didapat data sebagai berikut: 12.65%, 13.10% dan 12.99%. Rata-rata kadar air dari pengukuran
tersebut adalah: