Kelompok Diskel 2
Overview case
Perempuan , 27 tahun Identitas, F. Risiko (anatomi saluran kemih
wanita lebih pendek, lubang anus, vagina
dan uretra yang berdekatan)
Pem. Fisik:
KU: Sakit sedang Belum komplikasi (abses ginjal)
Kesadaran : compos mentis
Tek. Darah: 120/80mmHg DBN
Nadi : 112x/menit Takikardi
Respirasi : 20x/menit DBN
Suhu :38,5oC Febris
Kepala : DBN
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Abdomen :
Datar lembut, hepar lien tidak teraba, DBN
Ruang troube kosong, bising usus (+)
normal Tanda pielonefritis
Nyeri ketok CVA +/-
Ekstremitas : DBN
T.A.K
Pem. Lab:
Hb 12,5gr% DBN
Leukosit 16.300/mm3 Leukositosis
Hematokrit 37% DBN
Ureum 258.000/mm3 DBN
Kreatinin 0,88 mg% DBN
GDS 109 mg/dL DBN
Urine :
Protein (+) Protein
Glukosa (-) Tidak ada kelainan glomerulus
Nitrit (+) Infeksi Bakteri yang mereduktase nitrat
Leukosit esterase (+) Tanda ISK
Keton (-) DBN
Sedimen:
Eritrosit 2-5/lpb Meningkat hematuria mikroskopik
Leukosit 9-12/lpb Tanda ISK
Silinder hialin (+) Kerusakan pyelum(khas pielonefritis)
Bakteri (+) Infeksi bakteri
Silinder leukosit 2-5/lpb Pyelonefritis akut/kronik
DD :
1. Pyelonefritis akut (renal dextra)
uncomplicated
2. Abses ginjal
DK :
Pyelonefritis akut (renal dextra)
uncomplicated
Definisi dan Klasifikasi
• Pielonefritis akut adalah suatu reaksi inflamasi yang
terjadi karena infeksi pada pielum dan parenkim ginjal
• Klasifikasi:
• Berdasarkan letak anatomis
• Isk bawah: sistitis, sindrom uretra akut
• Isk atas: pielonefritis akut, pielonefritis kronik
• Berdasarkan komplikasi
• Isk sederhana: bukan kelainan anatomis traktur urinarius, sequele
jarang
• Isk komplikata: kelainan anatomi, faktor predisposisi (DM,kehamilan)
• Berdasarkan sifatnya
• Isk simptomatik
• Isk asimptomatik
Anatomi Ginjal
• Makroskopik
Letak :
– retroperitoneal
– Batas atas :
• Iga XI (kiri); iga XII
(kanan)
• 7 cm dari grs tengah tubuh
– Batas bawah :
• L 2-3 (kiri); L 3 (kanan)
• 11 cm dari grs tengah, 3-5
cm di atas crista iliaca
– Hillus : diproyeksikan pd
bidang transpyloric (L1-2)
Inervasi :
Simpatis : Plexus Renalis
Parasimpatik : N.Vagus
Reff.Pain : T10-T11
Vaskularisasi Ginjal
• Mikroskopik
Terdiri atas
1. Capsula Renalis
- capsula fibrosa
- capsula adiposa
- fascia renalis
2. Cortex
- korpuskulum malpighi
- tubulus proksimal &
distal
3. Medulla
- lengkung henle
- tubulus kolektivus
⦿ HISTOLOGI
KORTEKS CORTEX
RENALIS
BATAS :
Meliputi daerah antara alas
pyramis renalis dan capsula
renalis dan daerah antara
pyramis renalis = columna
renalis berinti.
BAGIAN:
- Pars convulata corticis
renalis
- Pars radiata corticis renalis
Pada bagian cortex ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu :
⦿ Pars convulata corticis renalis
Memiliki struktur bulat-bulat. Struktur ini dinamakan
corpusculum renalis malphigi yang dilapisi oleh
capsula bowman dengan dua lapisan dinding, pada
dinding bagian luar (lamina parietalis) terdiri dari
lembaran epitel berlapis gepeng dan dinding bagian
dalam (lamina visceralis) merupakan deretan sel sel
yang disebut podosit.
Corpusculum renalis malphigi memiliki dua kutub yaitu,
polus vascularis dan polus urinalis.
⦿ Pars radiata corticis renalis
Strukturnya membentuk pipa panjang, sehingga
gambarannya tampak seperti garis-garis sejajar. Pada
lapisan ini terdiri dari pipa-pipa lurus yang akan
berlanjut sampai ke bagian medula renalis.
MEDULA RENALIS
MEDULLA RENALIS
• Makroskopik
- P : 25 – 30 cm, D :4 – 7 mm
- Berdasarkan letak : Pars
Abdominalis, Pars Pelvina,
Pars Vesikalis
- Vaskularisasi :
A.renalis (1/3 atas)
Aorta (1/3 tengah)
Arteriol vesikalis (1/3
bawah)
- Nerve :
> Simpatis : T10-T12, plexus
hipogastrik
> Parasimpatis : N.X (ureter
atas), S1-
S4 (ureter bawah)
• Histologi
- Lap. Mukosa: epitel
transisional
- Lap. Muskularis : otot
polos longitudinal, otot
polos sirkular
- Lap. Adventitia :
jaringan ikat fibroelastin
KAITAN KASUS
• Makroskopik • Mikroskopik
- Panjang uretra wanita
lebih
pendek dari pria
- Vaskularisasi : a.
Pudenda interna ,
a. Vaginalis
- Inervasi :
simpatis : n. Pudenda
parasimpatis : S2-S3
KAITAN KASUS
Melekat pada
mukosa uretra
Melisiskan dengan fimbriae
Melepask
antigen O dan Jaringan
an
stimulasi respon parut
adhesin
imun Pembent
LPS ( respon imun ukan
dan antigfagosit) brofilm
kolonisas
Meredu i
ksi NO3 Infeksi lokal
NO2
Infeksi lokal
Asimptomatik (ISK
bawah)
Acending infection dengan Protein TAMM-
fimbriae tipe P,F,C HORSTFALL
Diginjal bakteri menempel
beragregasi
pada pyelum
dengan bakteri
Silinder
hialin
Release
Sitokin
Hlya
↑ Medull
Sel dari PG di
Ke. Sel tubulus permeabili a
ginjal pembuluh
Pembulu Protein rusak tas oblong
rusak Per.kapsul darah
h darah x Bakteri ata
termoleg Mual
Jar.par Leukos
+ ginjal
sepsis reabso Nyeri ulasi muntah
ut psi it
protein ketok CVA Setpoin dehidr
esteras
uria + t↑ asi
e+
dema
hemat m
piuria
uria
takikar
di
Pemeriksaan Penunjang
1. Pem. Laboratorium
a. Darah
- Rutin
- Atas Indikasi (ureum,kreatinin,GDS)
- glukosa (F. predisposisi)
b. Urin
- Rutin : Makro, dan Mikro
- Atas Indikasi : protein
2. Biakan Urin (GOLD STANDARD)
Bakteriuri > CFU/ml urin : 2x berturut-turut
Pencegahan
• Menjaga higienitas
• Membersihkan anus satu arah dari depan ke belakang
setelah BAB
• Banyak mengonsumsi air
• Jangan menahan BAK
• Menangani sistitis dengan segera
Penatalaksanaan
1. Umum
• - Rehidrasi
• - Pemberian nutrisi
• - Menjaga Hygienitas dan sanitasi
2. Khusus
• -antibiotik : ciprofloxacin
• -paracetamol
• -domperidone
Mekanisme kerja obat
1. Ciprofloxacin : Inhibit aktivitas DNA gyrase bakteri
(bakterisidal thd gram negatif)
2. Paracetamol : inhibit sintesis prostaglandin dengan
menghambat enzim Cox
3. Domperidone : anatgonis dopamine, selektif pada
reseptor D2
R/ Ciprofloxacin tab 500mg no. XIV
S 2dd1
B. Patient Preference
Autonomy :
Dokter harus memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit pasien dan menjelaskan tentang
pengobatan yang akan diberikan.
C. Quality Of Life
Non-Maleficence :
Dokter harus bisa mencegah komplikasi yang dapat terjadi dengan cara memberikan penanganan yang tepat
untuk pasien.
D. Contextual Features
Justice :
Dokter tidak boleh membeda-bedakan tindakan yang akan diberikan kepada pasien dengan melihat sosial,
ekonomi, dan budaya pasien.