Anda di halaman 1dari 23

KASUS 8 -> RABIES

Fhahira Alifiya 1600023234


Cindy Jesica Latelay 1600023235
Uswatun Hasanah 1600023236
Fariza Ulfadilla 1600023238
Veni Rahmawati 1600023239
Intan Maulida 1600023240
Puji Utari 1600023241
Raras Ika Hapsari 1600023242
SOURCES
POINT BAHASAN
• DEFINISI
• PATOFISIOLOGI + SIKLUS PENYEBARAN
• ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• TANDA DAN GEJALA
• DATA LAB YG DIBUTUHKAN
• TERAPI FARMAKOLOGI DAN NONFARMAKOLOGI
• PEMBAHASAN KASUS
• KIE
DEFINISI
Rabies adalah penyakit zoonosis (
infeksi yg ditularkan melalui hewan)
dimana manusia terinfeksi melalui
jilatan/ gigitan hewan yg terjangkit
rabies seperti anjing, kucing, kera,
musang, serigala, kelelawar, raccoon.
PATOFISIOLOGI + SIKLUS
PENYEBARAN

Sistem limbik adalah


bagian otak yang
berhubungan dengan tiga
fungsi utama: emosi,
kenangan, dan gairah
(stimulasi)
ETIOLOGI
• Virus RNA dari genus Lyssavirus
pada hewan yang telah terinfeksi
FAKTOR RESIKO
• Kesadaran di masyarakat dalam tatacara memelihara
hewan yang baik dan benar ( vaksin rutin dan tidak
meliarkan hewan peliharaan)
• Pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies
• Kesadaran dan kemauan masyarakat dalam melaporkan
kasus gigitan hewan penular rabies di fasilitas kesehatan
• Kesadaran masyarakat untuk segera ke pelayanan
kesehatan setelah di gigit hewan penular rabies untuk
mendapatan pengobatan sesuai dengan SOP
• perpindahan penduduk dan lalu lintas penduduk
dengan membawa hewan peliharaan dari satu wilayah
ke wiilayah lain (depkes RI, 2014)
TANDA DAN GEJALA
• Mual
• Muntah
• Rasa nyeri di tenggorokan sehingga takut minum
• Gelisah
• Takut air (hidrofobia) -> paling umum
• Takut cahaya (fotofobia)
• Liur yg berlebihan
• Daerah bekas gigitan terasa nyeri dan sensitive
• Mood yang berubah-ubah
• Kehilangan fungi otot
• Demam dengan suhu yg rendah ( 38,8 drjat celcius)
disertai pusing
• Kadang mati rasa dan kesemutan
DATA LAB YANG DIBUTUHKAN
Uji laboratorium Gambaran PA otak post mortem
menunjukkan pembengkakan merata. Terdapat kongesti
pembuluh (vascular congestion) yang menyeluruh dan
pendarahan petekial di dalam meninges dan pleksus
koroideus, ventrikel- ventrikel kecil dan simetris.
Substansia alba menunjukkan kongesti vaskular yang
pinpoint, tapi tak terdapat nekrosis fokal. Pada medula
dan pons terlihat encephalitis berupa fokus- fokus
proliferasi dari mikro ganglia dengan sebukan-sebukan
lymphocyte perivascular.
DATA LAB YANG DIBUTUHKAN
• Pemeriksaan cairan serebrospinal
menunjukkan pleositosis, protein
dapat sedikit meningkat, glukosa
umumnya normal
TERAPI FARMAKOLOGI

Dosis dan Cara Pemberian Vaksin Anti 2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)
Rabies mempunyai kemasan yang terdiri dari dos berisi 7 vial @1
dosis dan 7 ampul pelarut @2 ml dan Dos berisi 5 ampul @1
dosis intra kutan dan 5 ampul pelarut @0,4 ml.
a. Dosis dan cara pemberian sesudah digigit adalah : cara
1. Vaksin PVRV (Purified Vero Rabies Vaccine) pemberian untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara subcutan
Terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut (sc) disekitar pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang
disuntikkan secara intracutan (ic) dibagikan fleksor lengan
sebanyak 0,5ml dalam syringe. bawah. Dosis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml,
a. Dosis dan cara pemberiannya sesudah digigit : dewasa 2 ml diberikan 7 kali pemberian setiap hari, untuk
disuntikkan secara intramuskular (im) di daerah ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan dewasa 0,25 ml diberikan
deltoideus/ lengan atas kanan dan kiri. pada hari ke 11,15,30 dan hari ke 90.
Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml
dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali
pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali
pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian.
Dosis dan Cara Pemberian Serum Anti Rabies
(SAR)
1. Serum heterolog 2. Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk
mempunyai kemasan bentuk vial 20 ml vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU).
(1 ml = 100 IU). Cara pemberian : disuntikkan secara infiltrasi
Cara pemberian: disuntikkan secara disekitar luka sebanyak mungkin,sisanya
infiltrasi disekitar luka sebanyak disuntikkan intramuskular. Dosis 20 Iu/ kgBB
mungkin, sisanya disuntikkan diberikan bersamaan dengan pemberian VAR
intramuskular. Dosis 40 Iu/KgBB hari ke 0, dengan sebelumnya dilakukan skin
diberikan bersamaan dengan pemberian test.
VAR hari ke 0, dengan melakukan skin
test terlebih dahulu.
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• Bersihkan luka dari saliva yang mengandung rabies dengan


sabun dan air mengalir selama 10-15 menit
• Gunakan alat pelindung ketika kemungkinan bertemu dengan
hewan yang mungkin memiliki rabies
KASUS
Seorang anak-anak berusia 8 tahun dibawa kerumah sakit dikarenakan
anak tersebut mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu dan tidak
kunjung reda, mual muntah, dan lemas. Gejala tersebut dialami sejak
sekitar 10 hari yg lalu dimana anak tersebut yang merupakan pencinta
hewan dan suka bermain-main dengan anjing liar saat sedang diBali.
Dokter memiliki dugaan terhadap adanya penularan virus rabies.

Bagaimana penanganan pertama dan pengatasan selanjutnya terhadap


rabies pada anak tersebut?
Faktor resiko pada kasus
• Merupakan daerah prevalensi
terbanyak untuk penyakit rabies (
Depkes RI : bali pada tahun 2012
meningkat 83.3%)
• Pasien merupakan pecinta hewan
• Pasien suka bermain dengan anjing
liar
Tanda dan gejala dari kasus
• Demam sejak 1 minggu
• Mual, muntah
• Lemas
Penanganan pertama

- Cuci luka/gigitan memakai sabun/deterjen dengan air


mengalir selama 10-15 menit
- Beri anti septik pada luka gigitan (povidoneiodine,
alcohol 70%)
- Segera ke puskesmas/rumah sakit/pusat pelayanan
rabies (rabies center) untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya.
Pengatasan selanjutnya
KIE
• Penyakit rabies dapat dicegah dengan memberikan vaksin pada binatang
yang berpotensi sebagai penyebar virus rabies
• Jika tergigit hewan yang dicurigai terkena virus rabies, luka dicuci
menggunakan sabun dengan air mengalir selama 10-15 menit
• Beri antiseptik pada luka gigitan (povidine iodine, alkohol 70%)
• Segera ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya =>
diberi VAR dan SAR untuk mencegah virus yang bergerak cepat menuju
pusat syaraf yaitu otak
• Untuk luka resiko rendah/tidak berbahaya diberi VAR saja
• Untuk luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak maka gunakan VAR dan
SAR

Anda mungkin juga menyukai