Anda di halaman 1dari 9

Trad. Med. J.

, September - December 2017 Submitted : 20-06-2017


Vol. 22(3), p 190-198 Revised : 13-09-2017
ISSN-p : 1410-5918 ISSN-e : 2406-9086 Accepted : 29-09-2017

Deklorofilasi Ekstrak Metanolik daun Kenikir (Cosmos


caudatus Kunth.), Daun Mengkudu (Morinda citrifolia), dan daun
Mangga (Mangifera indica L.) dengan Teknik Elektrokoagulasi
Dechlorophyllation of Cosmos caudatus Kunth., Morinda citrifolia, and
Mangifera indica L. Leaves Methanolic Extract by Electrocoagulation
Technique

Ratna Budhi Pebriana, Endang Lukitaningsih*, dan Siti Mufidatul Khasanah


Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRAK

Klorofil merupakan zat pengganggu pada tahap isolasi senyawa aktif dari tanaman. Metode
elektrokoagulasi merupakan metode yang potensial digunakan pada proses deklorofilasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode elektrokoagulasi dalam proses deklorofilasi ekstrak
metanolik daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.), daun mengkudu (Morinda citrifolia), dan daun mangga
(Mangifera indica L.) serta mengetahui pengaruhnya terhadap kadar senyawa fenolik total. Proses
elektrokoagulasi dilakukan menggunakan elektroda tembaga, perak, aluminium dan besi. Deklorofilasi
dengan cara ekstraksi menggunakan n-heksan digunakan sebagai pembanding. Sampel hasil deklorofilasi
dengan metode elektrokoagulasi maupun ekstraksi ditetapkan nilai % absorbansi klorofil dan % kadar
senyawa fenolik totalnya secara spektrofotometri. Proses elektrokoagulasi terbukti dapat menurunkan %
absorbansi klorofil dalam ekstrak metanolik daun kenikir, mengkudu, dan mangga. Semakin lama durasi
elektrokoagulasi, nilai % absorbansi yang dihasilkan semakin rendah. Nilai % absorbansi klorofil yang
dihasilkan oleh keempat elektroda tersebut berbeda signifikan dengan nilai % absorbansi klorofil ekstrak
sebelum proses elektrokoagulasi berdasarkan uji paired t-test (P=0.95). Berdasarkan uji ANOVA yang
dilanjutkan dengan LSD (P=0.95), hasil tersebut berbeda signifikan bila dibandingkan dengan sampel yang
diekstraksi dengan n-heksan. Proses elektrokoagulasi menurunkan kadar senyawa fenolik total seiring
berjalannya waktu.
Kata kunci: klorofil; deklorofilasi; elektrokoagulasi; elektroda; Cosmos caudatus Kunth.

ABSTRACT

The present of chlorophyll is not expected in the isolation process of plant active constituent.
Electrocoagulation is a potential dechlorophyllation method. This research aims to know the effectivity of
electrocoagulation in the dechlorophyllation process of Cosmos caudatus Kunth., Morinda citrifolia, and
Mangifera indica L. leaves methanolic extract as well as the effect to the total phenolic content.
Electrocoagulation are performed using copper, silver, aluminum and iron plates as the electrode.
Dechlorophyllation by extraction using n-hexane is performed as reference. The % absorbance of chlorophyll
and % of total phenolic content of dechlorophyllated samples are measured spectrophotometrically.
Electrocoagulation process reduces % absorbance of chlorophyll in Cosmos caudatus Kunth., Morinda
citrifolia, and Mangifera indica L. leaves methanolic extract. The more the duration of electrocoagulaton
process the lower the % absorbance of chlorophyll obtained. % absorbance of chlorophyll of the
electrocoagulated extract according to paired t-test (P=0.95) are significantly different with the previous.
One way ANOVA continued with LSD (P=0.95) shows that the % absorbance of chlorophyll from the
electrocoagulated extract are significantly different with those extracted with n-hexane. Electrocoagulation
process reduces total phenolic content along with duration of electrocoagulation.
Keywords: chlorophyll; dechlorophyllation; electrocoagulation; electrode; Cosmos caudatus Kunth.

Correspondence author: Endang Lukitaningsih


Email: lukitaningsih_end@ugm.ac.id

190 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017


Ratna Budhi Pebriana

PENDAHULUAN L.) menggunakan elektroda aluminium, galvalum,


Keanekaragaman hayati Indonesia dan besi (Jumpatong dkk., 2006; Nurfitri, 2011).
memiliki potensi besar dalam mendukung Metode ini belum pernah diaplikasikan pada
pengembangan obat yang berasal dari tanaman. ekstrak dengan pelarut organik yang lain. Metode
Penelitian dan pengembangan senantiasa ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam
dilakukan dalam rangka pencarian senyawa usaha penghilangan klorofil dari ekstrak tanaman
dengan aktivitas yang bermanfaat untuk karena murah, cepat, dan ramah lingkungan.
kesehatan manusia. Ekstraksi, purifikasi, dan Pada proses elektrokoagulasi, terjadi
isolasi merupakan beberapa tahapan yang harus proses aglomerasi dan sedimentasi dari partikel
dilalui dalam usaha pencarian senyawa aktif ini. bermuatan yang terdapat pada larutan atau
Proses isolasi senyawa aktif seringkali suspensi yang dielektrokoagulasi karena adanya
terganggu dengan beberapa senyawa seperti proses elektrolisis (Mollah dkk., 2001). Klorofil
pigmen, tanin, dan karbohidrat. Oleh karena itu, mengandung Mg2+ pada inti senyawanya
senyawa-senyawa tersebut harus dihilangkan dari (Hosikian dkk., 2010). Klorofil dapat mengalami
ekstrak tanaman. Beberapa bagian tanaman yang koagulasi melalui pembentukan kompleks klorofil
berwarna hijau mengandung pigmen yang berupa dengan ion yang terlepas dari elektroda
klorofil, sehingga proses deklorofilasi dari ekstrak (Humphrey, 1980 cit Canjura dkk., 1999) melalui
yang berasal dari bagian tanaman tersebut mekanisme substitusi magnesium (Kupper dkk.,
menjadi penting untuk dilakukan (Jumpatong 1996). Seng dan tembaga merupakan logam yang
dkk., 2006). dapat memasuki cincin klorofil (Canjura dkk.,
Klorofil merupakan komponen berwarna 1999).
hijau yang terdapat pada daun dan batang Penelitian ini diaplikasikan pada beberapa
tanaman (Steer, 1999). Klorofil terdiri dari 2 tipe spesies tanaman yang mengandung klorofil dan
yaitu klorofil a dan klorofil b. Struktur klorofil berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya
terdiri dari makrosiklik porfirin yang terdiri dari telah terbukti memiliki khasiat terhadap
empat cincin pirol. Setiap cincin pirol kesehatan manusia yaitu kenikir (Cosmos
mengandung empat atom karbon dan satu atom caudatus Kunth.), mengkudu (Morinda citrifolia),
nitrogen. Seluruh atom nitrogen saling dan mangga (Mangifera indica L.). Secara empiris
berhadapan membentuk sebuah pusat yang kenikir digunakan dalam pengobatan darah tinggi,
ditempati oleh ion Mg2+. Pada klorofil b, gugus diabetes, artritis, dan demam (Bunawan dkk.,
metil pada cincin II klorofil a digantikan oleh 2014). Ekstrak etanolik kenikir diketahui
gugus formil. Perbedaan struktur tersebut memiliki efek antimikroba (Rasdi dkk., 2010),
menghasilkan perbedaan warna dimana klorofil a sedangkan ekstrak metanoliknya dilaporkan
berwarna biru hijau dengan absorbansi maksimal memiliki sifat antioksidan (Abas dkk., 2003) dan
pada panjang gelombang 660-665 nm dan klorofil efek antikanker (Pebriana dkk., 2008). Daun
b berwarna hijau kuning dengan absorbansi kenikir telah diteliti mengandung flavonoid
maksimal pada panjang gelombang 642-652 nm seperti katekin dan quercetin, dan juga asam
(Hosikian dkk., 2010). fenolat seperti asam klorogenat, asam
Beberapa metode yang pernah dilaporkan neoklorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat
dalam ekstraksi klorofil melibatkan penggunaan (Bunawan dkk., 2014). Daun mengkudu
pelarut organik, kromatografi kolom, dan proses digunakan pada pengobatan malaria, analgesik,
presipitasi (Quach dkk., 2004; Diosady, 2005; laksatif, hipertensi, tuberkulosis, rematik, demam,
Dikio dan Isabirye, 2008). Beberapa metode fraktur, diabetes, penurunan selera makan, hernia,
tersebut memiliki beberapa kelemahan antara dan kekurangan vitamin A (Nelson, 2003). Daun
lain mahal, time consuming, dan tidak ramah mengkudu dapat membunuh Mycobacterium
lingkungan. tuberculosis dalam jumlah yang hampir sama
Metode lain yang dapat digunakan dalam dengan rifampisin sehingga potensial untuk
proses deklorofilasi adalah metode dikembangkan sebagai obat anti TB (Wang dkk.,
elektrokoagulasi. Metode ini telah berhasil 2002). Ekstrak etanolik daun mengkudu terbukti
diaplikasikan pada proses deklorofilasi ekstrak air menyebabkan paralisis dan kematian pada cacing
daun stevia (Miwa, 1978 cit Jumpatong dkk., Ascaris lumbricoides (Raj, 1975). Daun mengkudu
2006), ekstrak etanolik daun Andrographis mengandung flavonoid yang berupa iridoid,
paniculata, Stevia rebaudiana, Centella asiatica, quersetin, dan kaempferol (Shang dkk., 2001).
dan Cassia siamea menggunakan elektroda Ekstrak metanolik daun mangga mengandung
aluminium, ekstrak etanolik daun Solanum senyawa polifenol diantaranya asam galat, metil
laciniatum menggunakan elektroda besi, dan galat, glukosida iriflofenon, glukosida penta-O-
ekstrak etanolik daun mangga (Mangifera indica galloyl, mangiferin, isomer isokuersitrin, dan

Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 191


Deklorofilasi Ekstrak Metanolik daun Kenikir

pentosida kuersetin. Mangiferin merupakan Preparasi ekstrak


kandungan terbesar dalam esktrak tersebut Daun kenikir, daun mengkudu, dan
(Barreto dkk., 2008). Mangiferin merupakan daun mangga dicuci dengan air mengalir
antioksidan polifenol dan glukosil xanthon dengan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-
sifat antioksidan yang kuat, memiliki aktivitas anginkan. Daun yang telah kering kemudian
antiperoksida terhadap lipid, imunomodulasi, dihaluskan dengan menggunakan blender.
kardiotonik, hipotensif, penyembuhan luka, Sebanyak 200 gram serbuk daun dimaserasi
antidegeneratif dan antidiabetik (Shah dkk., menggunakan 2000 mL metanol 75%, didiamkan
2010). Ekstrak metanolik daun mangga memiliki pada temperatur kamar selama 3 hari,
sifat antioksidan yang tinggi dan terbukti bersifat dengan sesekali dilakukan pengadukan.
sitotoksik terhadap sel kanker adenokarsinoma Maserat selanjutnya disaring menggunakan kertas
(Joona dkk, 2013). saring.
Deklorofilasi dengan cara elektrokoagulasi
dilakukan terhadap ekstrak metanolik dari daun Deklorofilasi ekstrak metanolik dengan teknik
tanaman tersebut dengan menggunakan berbagai elektrokoagulasi
macam elektroda yaitu tembaga, perak, aluminium Sebanyak 200 mL ekstrak metanolik
dan besi. Elektrokoagulasi telah berhasil dilakukan dielektrolisis menggunakan plat logam yang
pada deklorofilasi ekstrak etanolik (75% etanol sebelumnya telah dicuci menggunakan aseton.
dalam air), maka kemungkinan juga akan berhasil Ekstrak ditempatkan pada gelas Beaker 250 mL
diaplikasikan pada ekstrak metanolik (75% yang ditutup dengan gabus. Plat dengan ukuran 3
metanol dalam air). x 15 cm dipasang sebagai elektroda dengan jarak
Untuk mengetahui efektivitas proses 1,5 cm, dibenamkan pada kedalaman 5 cm ke
elektrokoagulasi, ekstrak hasil elektrokoagulasi dalam sampel yang telah ditambahkan dengan
dibandingkan kandungan klorofilnya secara NaCl sebanyak 0,1 % (b/v) sebagai elektrolit
spektrofotometri dengan hasil ekstraksi klorofil pendukung (Jumpatong dkk., 2006). Arus listrik
menggunakan n-heksan (Nurfitri, 2011). Pengaruh dijaga pada 0.9 A dengan tegangan tertentu dan
dari proses elektrokoagulasi terhadap kandungan dialirkan terhadap sistem. Suhu sampel dijaga
senyawa fenolik juga diuji menggunakan metode pada 25-30°C. Sampling dilakukan pada menit ke-
Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat 0, 60, 120, 180, 240, dan 300 dengan mengambil
(Nurfitri, 2011; Mediani dkk., 2012). Penelitian ini sebanyak 3 x 1 mL ekstrak. Sampel disentrifugasi
diharapkan dapat memberikan informasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
mengenai manfaat elektrokoagulasi dalam Filtrat selanjutnya diukur absorbansi klorofil,
proses deklorofilasi ekstrak metanolik dan klorofilin, dan kadar fenolik totalnya secara
mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan spektrofotometri.
senyawa fenolik untuk keperluan isolasi senyawa
aktif baik untuk tujuan identifikasi maupun Deklorofilasi ekstrak dengan n-heksan
produksi skala besar. Sebanyak 200 mL ekstrak metanolik
dimasukkan ke dalam corong pisah 250 mL,
BAHAN DAN METODE kemudian ditambahkan dengan 50 mL n-heksan,
Bahan dan Instrumen diekstraksi secara bertingkat hingga didapatkan
Bahan yang digunakan adalah daun kenikir n-heksan yang jernih (Nurfitri, 2011).
yang diperoleh dari daerah Boyolali, Jawa Tengah,
sedangkan daun mengkudu dan daun mangga Pengukuran absorbansi klorofil dan klorofilin
diperoleh dari Fakultas Farmasi UGM, metanol secara spektrofotometri
(p.a., JT Baker), n-heksan, aseton, Folin-Ciocalteu, Ekstrak hasil deklorofilasi dengan
nartium karbonat, NaCl (p.a., Merck, Jerman), metode elektrokoagulasi dan ekstraksi dengan n-
standar asam galat (Wako Pure Chemical heksan yang telah disentrifugasi selanjutnya
Industry, Japan), dan akuabides. diencerkan sebanyak 10 x dengan metanol 75%,
Alat yang digunakan adalah gelas Beaker kemudian diukur absorbansi klorofil dan
yang ditutup dengan gabus, seperangkat alat klorofilinnya pada panjang gelombang 660-665
elektrolisis (power supply, bejana berisi air dan es nm (klorofil a), 642-652 (klorofil b), dan 622 nm
untuk menjaga suhu, plat tembaga, perak, (klorofilin) dengan terlebih dahulu melakukan
aluminium, dan besi), termometer, spektro- scanning panjang gelombang maksimal pada 400-
fotometer, centrifuge, corong pisah, dan berbagai 800 nm.
alat gelas.

192 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017


Ratna Budhi Pebriana

Tabel I. Deskripsi sampel uji kandungan senyawa fenolik total

Jenis sampel Jumlah sampel (µL) Keterangan


Sampel hasil pengenceran 10 x dari
Ekstrak metanolik daun kenikir 200
sampel hasil sentrifugasi
Ekstrak metanolik daun mengkudu 300 Sampel hasil sentrifugasi
Sampel hasil pengenceran 10 x dari
Ekstrak metanolik daun mangga 100
sampel hasil sentrifugasi

Tabel II. Data % Absorbansi Klorofil dan % Senyawa Fenolik Total pada Ekstrak Metanolik yang Telah
Diekstraksi dengan n-Heksan

% Absorbansi klorofil % Senyawa fenolik total


Jumlah ekstraksi
Kenikir Mengkudu Mangga Kenikir Mengkudu Mangga
0x50mL 100.0±3.8 100.0±2.8 100.0±3.0 100.0±5.7 100.0±5.4 100.0±7.8
10x50mL 78.1±2.7 87.6±2.6 62.2±1.7 98.7±7.3 108.1±25.6 113.8±6.3
15x50mL 77.5±1.6 86.6±2.6 51.8±1.4 106.4±1.4 93.6±2.1 88.8±14.1

Penentuan kandungan senyawa fenolik total % absorbansi klorofil=


Sejumlah sampel (Tabel I), dimasukkan ke absorbansi klorofil sampel pada menit ke-i
X 100%
dalam labu takar 10 mL, ditambah dengan 0,4 mL rata-rata absorbansi klorofil sampel pada
reagen Folin-Ciocalteu, kemudian didiamkan menit ke-0
selama 5 menit.
% kadar senyawa fenolik total=
Larutan selanjutnya ditambah dengan 4 mL kadar senyawa fenolik total sampel hasil
larutan natrium karbonat 7% kemudian ekstraksi ke-i
diencerkan dengan akuabides hingga tanda batas. X 100%
rata-rata kadar senyawa fenolik total sampel
Campuran selanjutnya diinkubasi pada suhu sebelum diekstraksi
kamar di tempat gelap selama 60 menit.
Absorbansi campuran dibaca pada panjang % kadar senyawa fenolik total=
gelombang 765 nm (Mediani dkk., 2012; Nurfitri, kadar senyawa fenolik total sampel pada menit
2011). Preparasi yang sama juga dilakukan ke-i
X 100%
terhadap larutan standar asam galat sehingga rata-rata kadar senyawa fenolik total sampel
pada menit ke-0
dihasilkan seri konsentrasi akhir sebesar 0,2;
0,25; 0,5; 1; 2; 3; 4; 5; 6 ppm.
Nilai % absorbansi klorofil pada durasi
optimum dari masing-masing elektroda pada
Analisis Data
setiap jenis ekstrak dibandingkan dengan sebelum
Efektivitas deklorofilasi secara
dideklorofilasi menggunakan paired t-test. Nilai %
elektrokoagulasi dianalisis melalui kurva
absorbansi klorofil dan % kadar senyawa fenolik
hubungan antara durasi proses elektrokoagulasi
total pada durasi optimum dari masing-masing
dengan % absorbansi klorofil dan atau klorofilin
elektroda pada setiap jenis ekstrak dibandingkan
pada masing-masing elektroda dari masing-
dengan % absorbansi klorofil dan % kadar
masing ekstrak. Proses elektrokoagulasi ini juga
senyawa fenolik total ekstrak yang dideklorofilasi
diamati pengaruhnya terhadap kadar senyawa
menggunakan n-heksan menggunakan uji ANOVA.
fenolik total dalam ekstrak. Durasi optimum
Analisis statistik dilakukan dengan taraf
ditentukan dari % absorbansi klorofil yang paling
kepercayaan 95%.
rendah yang dapat dihasilkan pada proses
elektrokoagulasi. Berikut cara perhitungan %
absorbansi klorofil dan % kadar senyawa fenolik HASIL DAN PEMBAHASAN
total. Ekstraksi klorofil dengan n-heksan
dilakukan sebanyak 10 dan 15 x 50 mL n-heksan.
% absorbansi klorofil= Nilai % absorbansi klorofil dan % senyawa fenolik
absorbansi klorofil sampel hasil ekstraksi ke-i total pada Tabel II menunjukkan bahwa klorofil
X 100%
rata-rata absorbansi klorofil sampel sebelum yang terdapat dalam ekstrak metanolik daun
diekstraksi kenikir, mengkudu, dan mangga mengalami
penurunan setelah diekstraksi dengan n-heksan.

Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 193


Deklorofilasi Ekstrak Metanolik daun Kenikir

Berdasarkan uji ANOVA, ekstrak metanolik daun angka terendah 21.9±1.5%. Hasil paired t-test dari
kenikir, mengkudu dan mangga yang telah nilai % absorbansi klorofil terendah pada masing-
diekstraksi sebanyak 10 dan 15 x 50mL n-heksan masing elektroda dengan nilai % absorbansi
mengalami penurunan % absorbansi klorofil klorofil sebelum proses elektrokoagulasi
yang signifikan bila dibandingkan sebelum menunjukkan bahwa kedua nilai tersebut berbeda
diekstraksi yang ditunjukkan dengan signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
diperolehnya nilai signifikansi yang kurang dari signifikansi kurang dari 0.05 untuk semua
0.05 untuk masing-masing jenis ekstrak. Namun elektroda. Dengan demikian proses
demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan elekrokoagulasi dengan elektroda tembaga, perak,
terhadap % absorbansi klorofil antara ekstraksi aluminium, dan besi terbukti dapat menurunkan
10 x 50 mL n-heksan dengan 15 x 50 mL n-heksan kandungan klorofil dalam ekstrak metanolik daun
pada ekstrak metanolik daun kenikir dan kenikir. Nilai penurunan terbesar dihasilkan oleh
mengkudu. Dengan demikian, penambahan elektroda besi yaitu 8.0±0.2%.
jumlah ekstraksi hingga lebih dari 10 x 50 mL n-
heksan tidak berpengaruh terhadap penurunan
kandungan klorofil pada kedua jenis ekstrak
tersebut. Hal tersebut tidak terjadi pada ekstrak
metanolik daun mangga, yang menunjukkan
bahwa % absorbansi klorofil pada ekstrak
metanolik yang telah diekstraksi dengan 10 x 50
mL n-heksan berbeda secara signifikan dengan
ekstrak yang telah diekstraksi dengan 15 x 50 mL
n-heksan dengan nilai signifikansi 0.01. Dengan
demikian, terdapat kemungkinan penurunan Gambar 1. Pengaruh waktu elektrokoagulasi
kandungan klorofil jika ekstraksi dengan n-heksan terhadap nilai % absorbansi klorofil dalam
dilanjutkan hingga lebih dari 15 x pada ekstrak ekstrak metanolik daun kenikir
metanolik daun mangga. Nilai % kadar senyawa
fenolik total pada ekstrak metanolik yang telah Selain dibandingkan dengan nilai %
diekstraksi dengan n-heksan tidak menunjukkan absorbansi sebelum proses elektrokoagulasi, nilai
adanya perbedaan yang signifikan bila % absorbansi klorofil terendah dari masing-
dibandingkan dengan sebelum diekstraksi yang masing elektroda juga dibandingkan dengan nilai
ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih % absorbansi klorofil ekstrak metanolik daun
dari 0.05. Dengan demikian, ekstraksi dengan n- kenikir yang telah diekstraksi dengan n-heksan.
heksan tidak berpengaruh terhadap kadar Hasil uji ANOVA yang dilanjutkan dengan Least
senyawa fenolik total dalam ekstrak metanolik Significant Difference (LSD) menunjukkan bahwa
daun kenikir, mengkudu dan mangga. % absorbansi klorofil ekstrak metanolik daun
Proses elektrokoagulasi klorofil dilakukan kenikir yang telah dielektrokoagulasi dengan
dengan elektroda tembaga (Cu), perak (Ag), keempat elektroda berbeda signifikan dengan %
aluminium (Al) dan besi (Fe). Ekstrak metanolik absorbansi klorofil ekstrak metanolik daun
yang telah dielektrokoagulasi selanjutnya diukur kenikir yang telah diekstraksi dengan n-heksan
absorbansinya pada panjang gelombang yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0.000.
maksimal. Panjang gelombang maksimal yang Tabel III menunjukkan bahwa proses
diperoleh dari ketiga jenis ekstrak berada elektrokoagulasi dengan keempat elektroda yang
diantara 656.5 – 664.5 nm yang mengindikasikan dipakai dapat menurunkan kandungan klorofil
keberadaan klorofil a. Absorbansi yang diperoleh lebih baik bila dibanding proses ekstraksi klorofil
selanjutnya digunakan untuk menghitung % dengan n-heksan.
absorbansi klorofil. Ekstrak metanolik daun kenikir yang telah
Gambar 1 menunjukkan pengaruh waktu dielektrokoagulasi juga diuji kandungan senyawa
elektrokoagulasi terhadap penurunan kadar fenolik totalnya dengan reagen Folin Ciocalteu.
klorofil dalam ekstrak metanolik daun kenikir. Gambar 2 menunjukkan pengaruh waktu
Semakin lama durasi elektrokoagulasi maka % elektrokoagulasi terhadap kadar senyawa fenolik
absorbansi klorofil yang diperoleh semakin total dalam ekstrak metanolik daun kenikir.
rendah. Elektroda perak, aluminium dan besi Semakin lama durasi waktu elektrokoagulasi
dapat menurunkan kandungan klorofil hingga maka kandungan senyawa fenolik total yang
kurang dari 10% kandungan awal dalam waktu terdapat dalam sampel semakin menurun. Dalam
300 menit elektrokoagulasi, sedangkan tembaga waktu 300 menit, proses elektrokoagulasi dengan
dapat menurunkan kandungan klorofil hingga elektroda perak, aluminium dan besi telah

194 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017


Ratna Budhi Pebriana

Tabel III. Data Nilai % Absorbansi Klorofil Terendah dari Ekstrak Metanolik Daun Kenikir, Mengkudu, dan
Mangga yang Telah Dielektrokoagulasi dengan Elektroda Tembaga, Perak, Aluminium, dan Besi vs %
Absorbansi Klorofil dari Ekstrak Metanolik Daun Kenikir, Mengkudu, dan Mangga yang Telah Diekstraksi
dengan n-heksan

Jenis Sampel Jenis Elektroda % Absorbansi Klorofil


Tembaga 240 menit 21.9±1.5%
Perak 300 menit 9.4±0.2%
Ekstrak metanolik daun
Aluminium 300 menit 9.2±0.4%
kenikir
Besi 300 menit 8.0±0.2%
Ekstraksi dengan n-heksan 15 x 50 mL 77.5±1.6%
Tembaga 300 menit 10.9±0.3%
Perak 300 menit 30.2±0.3%
Ekstrak metanolik daun
Aluminium 300 menit 3.5±0.2%
mengkudu
Besi 60 menit 0.9±0.2%
Ekstraksi dengan n-heksan 15 x 50 mL 86.6±2.6%
Tembaga 300 menit 17.5±0.6%
Perak 300 menit 14.4±0.4%
Ekstrak metanolik daun
Aluminium 300 menit 68.2±0.4%
mangga
Besi 300 menit 15.3±0.3%
Ekstraksi dengan n-heksan 15 x 50 mL 51.8±1.4%

Gambar 2. Pengaruh waktu elektrokoagulasi Gambar 3. Pengaruh waktu


terhadap nilai % kadar senyawa fenolik total elektrokoagulasi terhadap nilai % absorbansi
dalam ekstrak metanolik daun kenikir klorofil dalam ekstrak metanolik daun
mengkudu

menurunkan kadar senyawa fenolik total hingga menunjukkan bahwa % absorbansi klorofil
kurang dari 5%, sedangkan elektroda tembaga terendah pada masing-masing elektroda dengan
berakibat menurunkan kadar senyawa fenolik nilai % absorbansi klorofil sebelum proses
total hingga nilai terendah 8.9±0.3%. elektrokoagulasi berbeda signifikan dengan
Gambar 3 menunjukkan pengaruh waktu keseluruhan nilai signifikansi yang kurang dari
elektrokoagulasi terhadap penurunan kandungan 0.05. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa
klorofil dalam ekstrak metanolik daun mengkudu. proses elektrokoagulasi dengan elektroda
Sesuai dengan data pada ekstrak metanolik daun tembaga, perak, aluminium, dan besi dapat
kenikir, semakin lama durasi elektrokoagulasi menurunkan kandungan klorofil dalam ekstrak
maka % absorbansi klorofil yang terkandung metanolik daun mengkudu. Besi menghasilkan
dalam ekstrak metanolik daun mengkudu nilai % absorbansi terkecil dari keseluruhan
semakin rendah. Dalam waktu 300 menit, elektroda yang digunakan.
elektroda tembaga, perak dan aluminium dapat Uji ANOVA antara % absorbansi klorofil
menurunkan % absorbansi klorofil dalam ekstrak terendah pada tiap elektroda dengan %
metanolik daun mengkudu hingga 10.9±0.3%, absorbansi klorofil pada ekstrak yang diekstraksi
30.2±0.3% dan 3.5±0.2%. Elektroda besi dengan n-heksan menunjukkan angka signifikansi
menurunkan % absorbansi klorofil hingga kurang dari 0.05 sehingga harus dilanjutkan
0.9±0.2% dalam durasi 60 menit. Paired t-test dengan uji post hoc. Hasil LSD menunjukkan

Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 195


Deklorofilasi Ekstrak Metanolik daun Kenikir

bahwa % absorbansi klorofil pada masing-masing 300 menit, elektroda tembaga, perak, dan besi
elektroda berbeda signifikan bila dibandingkan dapat menurunkan kandungan klorofil hingga
dengan % absorbansi klorofil pada ekstrak yang kurang dari 20%, sedangkan aluminium hanya
diekstraksi dengan n-heksan dengan nilai mencapai angka terendah 68.2±0.4%. Nilai %
signifikansi kurang dari 0.05. Keempat elektroda absorbansi klorofil terendah dihasilkan oleh
dapat menurunkan kandungan klorofil pada elektroda perak (Tabel III).
ekstrak metanolik daun mengkudu pada angka
yang lebih rendah bila dibanding dengan n-heksan
(Tabel III).
Studi pengaruh proses elektrokoagulasi
terhadap % kadar senyawa fenolik total dalam
ekstrak metanolik daun mengkudu menunjukkan
bahwa semakin lama durasi elektrokoagulasi,
maka semakin rendah % kadar senyawa fenolik
total. Namun terdapat anomali pada data %
senyawa fenolik total ekstrak metanolik daun
mengkudu yang dielektrokoagulasi dengan
elektroda besi pada menit ke-240 dan 300,
dimana nilai % kadar senyawa fenolik total yang Gambar 5. Pengaruh waktu elektrokoagulasi
didapatkan sangat tinggi, sehingga data tersebut terhadap nilai % absorbansi klorofil dalam
tidak dipakai (Gambar 4). Kemungkinan terdapat ekstrak metanolik daun mangga
interferensi dari suatu senyawa yang belum
diketahui yang turut terbaca pada panjang Paired t-test menunjukkan bahwa %
gelombang 765 nm. Selama 180 menit absorbansi klorofil terendah pada masing-masing
elektrokoagulasi, elektroda besi menurunkan % elektroda dengan nilai % absorbansi klorofil
kadar senyawa fenolik total hingga menjadi sebelum proses elektrokoagulasi berbeda
15.5±3%. Elektroda tembaga, perak, dan signifikan dengan nilai signifikansi yang diperoleh
aluminium berturut-turut menurunkan % kadar sebesar kurang dari 0.05. Fenomena tersebut
senyawa fenolik total hingga menjadi 26.3±1.2%, menunjukkan bahwa proses elektrokoagulasi
41.9±0.4%, dan 51.5±7.2%. Proses dengan elektroda tembaga, perak, aluminium, dan
elektrokoagulasi menurunkan % kadar senyawa besi dapat menurunkan kandungan klorofil dalam
fenolik total ekstrak metanolik daun mengkudu ekstrak metanolik daun mangga (Gambar 5).
dalam jumlah yang lebih sedikit bila dibanding
pada ekstrak metanolik daun kenikir.

Gambar 6. Pengaruh waktu elektrokoagulasi


terhadap nilai % kadar senyawa fenolik total
dalam ekstrak metanolik daun mangga
Gambar 4. Pengaruh waktu elektrokoagulasi
terhadap nilai % kadar senyawa fenolik total
Uji ANOVA antara % absorbansi klorofil
dalam ekstrak metanolik daun mengkudu
terendah pada tiap elektroda dengan %
absorbansi klorofil pada ekstrak yang diekstraksi
Pengaruh waktu elektrokoagulasi terhadap
dengan n-heksan menunjukkan hasil yang
penurunan kandungan klorofil dalam ekstrak
berbeda signifikan antar kelompok. Untuk
metanolik daun mangga dapat dilihat pada
mengetahui letak perbedaan maka uji dilanjutkan
Gambar 5. Sebagaimana data yang didapatkan
dengan LSD. Hasil LSD menunjukkan bahwa %
pada kedua jenis ekstrak sebelumnya, semakin
absorbansi klorofil pada masing-masing elektroda
lama durasi elektrokoagulasi maka % absorbansi
berbeda signifikan bila dibandingkan dengan %
klorofil yang terkandung dalam ekstrak metanolik
absorbansi klorofil pada ekstrak yang diekstraksi
daun mangga juga semakin rendah. Dalam durasi

196 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017


Ratna Budhi Pebriana

dengan n-heksan dengan nilai signifikansi 0.000. metanolik daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.),
Namun demikian hanya elektroda tembaga, perak, daun mengkudu (Morinda citrifolia), dan daun
dan besi yang terbukti lebih baik bila mangga (Mangifera indica L.). Semua jenis
dibandingkan n-heksan dalam menurunkan elektroda menurunkan kandungan senyawa
kandungan klorofil dalam ekstrak metanolik daun fenolik total. Nilai % kadar senyawa fenolik total
mangga (Tabel III). terendah diakibatkan oleh elektroda besi.
Proses elektrokoagulasi terhadap % kadar UCAPAN TERIMA KASIH
senyawa fenolik total dalam ekstrak metanolik Penelitian ini didanai oleh Fakultas Farmasi
daun mangga menunjukkan bahwa semakin lama Universitas Gadjah Mada melalui Program
durasi elektrokoagulasi, maka semakin rendah % Hibah Penunjang Penelitian Dasar Tahun
kadar senyawa fenolik total (Gambar 6). Dalam 2016.
durasi 300 menit elektroda tembaga, perak,
aluminium, dan besi berturut-turut menurunkan REFERENSI
% kadar senyawa fenolik total hingga menjadi Abas, F., Shaari, K., Lajis, N.H., Israf, D.A., Kalsom.
9.4±0.1%, 1.7±0.3%, 6.2±0.5%, dan 0.6±0.1%. Y.U., 2003, Antioxidative and Radical
Keseluruhan data yang diperoleh Scavenging Properties of the Constituents
menunjukkan bahwa proses elektrokoagulasi Isolated from Cosmos caudatus Kunth.,
mampu menurunkan kandungan klorofil dalam Natural Product Sciences, 9 (4), 245-248
ekstrak metanolik daun kenikir, mengkudu dan Barreto, J.C., Trevisan, M.T.S., Hull, W.E., Erben, G.,
mangga. Proses elektrokoagulasi tersebut juga Brito, E.S., Pfundstein, B., Wurtele, G.,
turut menurunkan kadar senyawa fenolik total Spiegelhalder, B., Owen, R.W., 2008,
yang terkandung dalam ekstrak. Berdasarkan Characterization and Quantitation of
variasi dari data yang diperoleh maka dapat Poliphenolic Compounds in Bark, Kernel,
dilihat bahwa proses elektrokoagulasi klorofil Leaves, and Peel of Mango (Mangifera indica
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain L.), Journal of Agricultural and Food
durasi elektrokoagulasi, jenis elektroda, dan jenis Chemistry, 56, 5599-5610
sampel. Faktor tersebut juga berpengaruh Bunawan, H., Baharum, S.N., Bunawan, S.N., Amin,
terhadap kandungan senyawa fenolik total. Proses N.M., Noor, N.M., 2014, Cosmos caudatus
elektrokoagulasi diusahakan seminimal mungkin Kunth.: A Traditional Medicinal Herb, Global
berpengaruh terhadap kandungan senyawa aktif. Journal of Pharmacology, 8 (3), 420-426
Oleh karena itu, untuk pengembangan lebih lanjut Canjura, F.L., Watkins, R.H., Schwartz, S.J., 1999,
dari proses elektrokoagulasi klorofil ini dalam Color Improvemenr and Metallo-chlorophyll
bidang isolasi senyawa aktif, perlu diteliti Complexes in Continuous Flow Aseptically
mengenai spesifisitas elektroda terhadap sasaran Processed Peas, Journal of Food Science, 64
senyawa aktif yang diinginkan dan durasi (6), 987-990
optimum dari waktu elektrokoagulasi. Dikio, E.D., dan Isabirye, D.A., 2008, Isolation of
Chlorophyll a from Spinach Leaves, Bulletin
KESIMPULAN of Chemical Society of Ethiopia, 22 (2), 301-
Metode elektrokoagulasi efektif dalam 304
menurunkan kandungan klorofil dalam ekstrak Diosady, L.L., 2005, Chlorophyll Removal From
metanolik daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.), Edible Oils, International Journal of Applied
daun mengkudu (Morinda citrifolia), dan daun Science and Engineering, 3 (2), 81-88
mangga (Mangifera indica L.). Semakin lama Hosikian, A., Lim, S., Halim, R., Danquah, M.K.,
durasi elektrokoagulasi maka kandungan klorofil 2010, Chlorophyll Extraction from
dalam ekstrak metanolik daun kenikir (Cosmos Microalgae: A Review on the Process
caudatus Kunth.), daun mengkudu (Morinda Engineering Aspects, International Journal
citrifolia), dan daun mangga (Mangifera indica L.) of Chemical Engineering, 10, 1-11
akan semakin turun. Jenis elektroda merupakan Joona, K., Sowmia, C., Dhanya, K.P., Divya, M.J.,
salah satu faktor yang berpengaruh dalam 2013, Preliminary Phytochemical
penurunan kandungan klorofil dalam ketiga jenis Investigation of Mangifera indica leaves and
ekstrak tersebut. Nilai % absorbansi klorofil screening of Antioxidant and Anticancer
terendah pada ekstrak metanolik daun kenikir activity, Research Journal of Pharmaceutical,
dan daun mengkudu dihasilkan oleh elektroda Biological and Chemical Sciences, 4 (1),
besi, sedangkan pada ekstrak metanolik daun 1112-1118
mangga dihasilkan oleh elektroda perak. Jenis Jumpatong, K., Phutdhawong, W., Buddhasukh, D.,
elektroda juga memberikan pengaruh terhadap 2006, Dechlorophyllation by
kandungan senyawa fenolik dalam ekstrak Electrocoagulation, Molecules, 11, 156-162

Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 197


Deklorofilasi Ekstrak Metanolik daun Kenikir

Kupper, H., Kupper, F., Spiller, M., 1996, a and b from Spinach, Journal of Chemical
Environmental relevance of heavy metal- Education, 81 (3), 385-387
substituted chlorophylls using the example Raj, R.K., 1975, Screening of indigenous plants for
of water plants, Journal of Experimental anthelmintic action against human Ascaris
Botany, 47, 259-266 lumbricoides: Part-II, Indian Journal of
Mediani, A., Abas, F., Ping, T.C., Khatib, A., Lajis, Physiology and Pharmacology, 19 (1)
N.H., 2012, Influence and Growth Stage and Rasdi, N.H.M., Samah O.A., Sule, A., Ahmed, Q.U.,
Season on The Antioxidant Constituents of 2010, Antimicrobial studies of Cosmos
Cosmos caudatus, Plant Foods Hum Nutr, 67, caudatus Kunth. (Compositae), Journal of
344-350 Medicinal Plants Research, 4 (8), 669-673
Mollah, M.Y.A., Schennach, R., Parga, J.R., Cocke, Shah, K.A., Patel, M.B., Patel, R.J., Parmar, P.K.,
D.L., 2001, Electrocoagulation (EC) – science 2010, Mangifera indica (Mango),
and applications, Journal of Hazardous Pharmacognosy Review, 4 (7), 42-48
Materials, B84, 29-41 Shang, S., Cheng, X., Zhu, N., Stark, R.E., Badmaev,
Nelson, S.C., 2003, Morinda citrifolia L., Permanent V., Ghai, G., Rosen, R.T., Ho, C.T., 2001,
Agriculture Resources, USA Flavonol Glycosides and Novel Iridoid
Nurfitri, H., 2011, Deklorofilisasi Ekstrak Etanolik Glycoside from the Leaves of Morinda
Daun Mangga (Mangifera indica L.) Dengan citrifolia, Journal of Agricultural and Food
Metode Elektrokoagulasi dan Pengaruhnya Chemistry, 49 (9), 4478-4481
Terhadap Kadar Fenolik Total, Skripsi, Steer, J., 1999, Structure and Reaction of
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Chlorophyll, diakses dari
Yogyakarta http://www.ch.ic.ac.uk. pada tanggal 29
Pebriana, R.B., Wardhani, B.W.K., Widayanti, E., Desember 2016
Wijayanti, N.L.S., Wijayanti, T.R., Riyanto, S., Wang, M.Y., West, B.J., Jensen, C.J., Nowicki, D.,
Meiyanto, E., 2008, Apoptotic Effect of Chen, S., Palu, A., Anderson, G., 2002,
Kenikir Leaves (Cosmos caudatus Kunth.) Morinda citrifolia (Noni): A literature
Methanolic Extract on Breast Cancer Cell review and recent advances in Noni
Line, Pharmacon, 9 (1), 21-26 research, Acta Pharmacologica Sinica, 12,
Quach, H.T., Steeper, R.L., Griffin, G.W., 2004, An 1127-1141
Improved Method for the Extraction and
Thin Layer Chromatography of Chlorophyll

198 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017

Anda mungkin juga menyukai