Anda di halaman 1dari 62

1.

Headache

 sakit kepala ialah rasa nyeri dan tidak nyaman di


kepala yang dapat menyebar ke leher, kuduk, muka,
dan rahang.
 Penyebab sakit kepala sangat bervariasi, intensitas
dan keluhan penyerta juga sering berbeda sehingga
diperlukan wawancara dan pemeriksaan yang lengkap
agar tercapai diagnosis yang tepat dan pengelolaan
yang efektif.
Sakit kepala dapat dibagi menjadi dua :

a. Sakit kepala primer


90% sakit kepala adalah golongan primer. Sakit kepala
primer tidak ditemukan kelainan organ tubuh yang
nyata.
Yang termasuk sakit kepala primer ialah :
1) Sakit kepala tegang (tension headache)
 Paling sering ditemukan, sekitar 55-60 % kasus sakit
kepala primer masuk golongan ini. Ditandai sakit, rasa
tegang, rasa tak nyaman dan rasa seperti diikat di
kedua sisi kepala, sakitnya tidak berdenyut.
2) Migrain
 Migrain sering terjadi pada perempuan, biasanya ada
riwayat keluarga dan sudah mulai pada usia remaja.
Migrain terjadi karena kontraksi dan relaksasi
pembuluh darah kepala dan otak. Migren ditandai
sakit kepala satu sisi, timbul berulang, terutama pagi
hari, nyeri bisa sedang sampai berat, sifatnya
berdenyut, berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari, aktifitas fisik dapat memperberat
keluhan
3) Sakit kepala klaster
 Lebih sering pada usia muda-dewasa (20 – 40 tahun).
Pemicunya adalah alcohol, stress, dan makanan
tertentu. Ditandai sakit kepala sebelah, sekitar mata
dan pelipis, sifatnya terus menerus makin lama makin
hebat, tak berdenyut, berlangsung singkat (beberapa
menit sampai 3 jam), terutama timbul di malam hari
sampai penderita terbangun.
b. Sakit kepala sekunder
 Terdapat kelainan organ tubuh sebagai pemicu
timbulnya sakit kepala golongan ini. Kemungkinan
penyebab sakit kepala golongan ini umumnya adalah
kelainan mata (glaukoma), hidung (sinusitis), telinga,
gigi, cedera kepala, radang selaput kepala (meningitis)
hingga tumor otak. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
juga salah satu penyebab umum sakit kepala sekunder.
Hal-hal yang Perlu Diketahui/Ditanyakan
Apoteker Terhadap Pasien

 Usia
 Durasi
 Sifat dan lokasi nyeri
 Frekuensi dan waktu timbulnya symptom
 Riwayat penyakit
 Faktor pencetus
 Adanya trauma atau cedera yang baru saja terjadi
 Obat-obatan
Kapan Pasien Harus Segera
Dirujuk
 Sakit kepala yang berhubungan dengan cedera/trauma
 Sakit kepala parah dengan durasi lebih dari 4 jam
 Adanya reaksi obat yang merugikan yang dicurigai
 Sakit kepala pada anak di bawah 12 tahun
 Sakit kepala parah pada bagian oksipital (bagian belakang
kepala)
 Sakit kepala yang buruk di pagi hari kemudian dapat
meningkat
 Sakit kepala terkait dengan mengantuk, goyangan,
gangguan visual, muntah atau kaku leher
 Sakit kepala yang parah dan sering
Manajemen Pengobatan

1. Aspirin
 Aspirin merupakan analgesik, antipiretik, dan juga
antiinflamasi yang diberikan dengan dosis di atas 4 g.
Aspirin tidak boleh diberikan pada anak usia di bawah
16 tahun karena diduga kaitannya dengan sindrom
Reye yang dapat mengarah pada peradangan hati dan
otak yang bisa berakibat fatal.
 Iritasi lambung (mulas, mual, muntah) terkadang
dialami oleh pasien setelah mengonsumsi aspirin,
maka lebih baik untuk dikonsumsi dengan atau
setelah makan.
 Aspirin dapat mempengaruhi platelet dan fungsi
pembekuan sehingga waktu perdarahan meningkat,
dan disarankan untuk tidak diberikan pada pasien
untuk nyeri setelah pencabutan gigi.
Interaksi :
 Aspirin mempotensiasi efek antikoagulan warfarin ,
kumarin dan lainnya karena efek penghambatan pada
agregasi platelet dan penghambatan terhadap sintesis
vitamin K.
 Nama sediaan : Aspirin , Aspilet , Farmasal .
2. Parasetamol
 Parasetamol memiliki efek analgesik dan antipiretik
tetapi sedikit atau tidak ada memiliki efek
antiinflamasi. Parasetamol efektif dalam mengurangi
rasa sakit dan demam. Parasetamol merupakan
analgesik pilihan untuk anak di bawah 12 tahun dan
dapt diberikan kepada anak-anak dari usia 3 bulan dan
seterusnya.
 Pada dosis tinggi, parasetamol dapat menyebabkan
toksisitas hati. Gejala overdosis mungkin tidak
langsung muncul dalam 2 hari atau lebih sehingga
overdosis akan terjadi tanpa disadari dan terus
berlanjut. Semua kejadian overdosis parasetamol
harus ditanggapi serius dan pasien harus segera
dirujuk ke rumah sakit.

 Nama sediaan : Biogesic, Bodrexin, Farmadol, Itramol,


dll.
3. Ibuprofen
 Ibuprofen memiliki aktivitas analgesik, antiinflamasi
dan antipiretik dan memiliki efek yang mengiritasi
lambung yang lebih kecil dibandingkan dengan
aspirin. Dosis yang diperlukan untuk analgesik adalah
200-400 mg.
 Ibuprofen dapat mengiritasi perut, terutama gangguan
pencernaan, mual, diare tetapi efeknya masih kecil
dibandingkan dnegan aspirin.
Interaksi :
 Ada bukti interaksi antara ibuprofen dengan lithium.
Ibuprofen akan menghambat sintesis prostaglandin di
ginjal dan mengurangi klirens lithium. Serum lithium
akan meningkat, dengan kemungkunan terjadinya
efek toksik. Toksisitas lithium ditunjukkan adanya
gangguan GI, poliuria, lemah otot, letargi, dan tremor.

 Nama sediaan : Bimacyl, Bufect, Dolofen, Ethifen, dll.


2. MUSCULOSCELETAL PROBLEM

 Apoteker sering diminta nasihat tentang cedera otot,


keseleo dan terkilir. Saran praktis dan sederhana yaitu
kombinasi antara obat topikal atau sistemik dengan
obat-obat bebas. Kadang-kadang pasien yang sudah
mengambil obat yang diresepkan untuk masalah
muskuloskeletal akan meminta nasihat.
a. Keseleo dan Terkilir
 Keseleo
Cedera keseleo melibatkan peregangan berlebihan dari
ligamen dan/atau kapsul sendi, kadang-kadang dengan
robek. Keseleo paling umum melibatkan ligamen
pergelangan kaki lateral.
 Terkilir
Terkilir adalah cedera di mana serat-serat otot yang rusak
akibat peregangan berlebihan dan robek. Kadang-
kadang serat dalam otot selubung yang robek, kadang-
kadang selubung otot itu sendiri pecah dan terjadi
perdarahan.
b. Nyeri Otot
 Kaku dan nyeri otot dapat terjadi hanya sebagai akibat
dari mengangkat beban berat dan melakukan
pekerjaan yang tidak biasa seperti berkebun, dekorasi
atau olahraga, dan ketidaknyamanan yang dihasilkan
dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obat
bebas.
c. Memar
 Memar akibat cedera umum terjadi dan beberapa
produk yang mengurangi memar tersedia dalam
bentuk obat-obat bebas.
 Memar yang spontan mungkin merupakan gejala dari
suatu kelainan darah yang mendasar, hasil dari efek
samping obat atau penyebab lainnya.
d. Cedera Kepala
 Nyeri yang terjadi akibat cedera kepala harus selalu
dilihat pada pasien, terutama anak-anak, sebaiknya
segera dirujuk untuk penyelidikan lebih lanjut.
e. Radang Kandung Lendir
(Bursitis)
 Bursitis adalah kondisi bantal diantara tulang dan
tendon dan otot dekat sendi yang disebut bursae terisi
oleh cairan. Bursitis terjadi ketika bursae meradang
dan terasa begitu menyakitkan.

 Penyakit ini juga dikenal dengan radang kandung


lendir dan paling umum terjadi di siku, bahu dan
pinggul. Tapi bursitis juga dapat terjadi pada tumit,
lutut dan pangkal jempol kaki. Bursitis sering terjadi
di dekat sendi yang sering melakukan gerakan
berulang.
f. Bahu Beku (Frozen Shoulder)
 Bahu beku adalah kondisi umum di mana bahu terasa
kaku dan sakit. Hal ini umumnya terjadi pada pasien
yang tua. Nyeri bahu kadang-kadang menyebar ke
lengan dan seringkali memburuk di malam hari.
These photos taken through an arthroscope show a
normal shoulder joint lining (left) and an inflamed joint
lining damaged by frozen shoulder (right).
g. Nyeri Sendi
 Nyeri yang timbul pada sendi (arthralgia) mungkin
disebabkan oleh arthritis, bisa juga penyebab lainnya.
Rasa sakit mungkin berhubungan dengan
pembengkakan, peradangan atas, kekakuan,
keterbatasan gerakan dan deformitas sendi.
 Penyebab umum dari arthritis adalah osteoarthritis
(OA), yang terjadi karena keausan sendi.
h. Nyeri Punggung
 Nyeri punggung bawah mempengaruhi 60-80% dari
orang pada tahap tertentu dalam kehidupan mereka dan
sering berulang.
 Masalah punggung akut non - serius perlu diobati dini,
dengan mobilisasi dan latihan dianggap sangat penting
dalam pencegahan nyeri punggung kronis ringan. Nyeri
punggung akut umumnya berlangsung kurang dari 6
minggu, sub - akut selama 6-12 minggu dan kronis lebih
dari 12 minggu.
PENYEBAB CEDERA
 Keseleo
 Regangan
 Fraktur
 Dislokasi
 Memar
PENGOBATAN
a. Pengobatan yang Diresepkan

Pasien RA atau sakit punggung kronis, kemungkinan


akan mengambil obat penghilang rasa sakit atau NSAID
ataupun analgesik topikal yang diresepkan oleh dokter
mereka.
b. Pengobatan Sendiri

Apoteker juga harus menanyakan tentang persiapan yang digunakan


dalam pengobatan sendiri terhadap kondisi dan tingkat keefektifannya.
1) RICE
 Pada cedera ringan, metode RICE (Rest, Ice,
Compression, Elevation) digunakan untuk
mengurangi rasa sakit, mengurangi pembengkakan
dan mempercepat penyembuhan
Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah
cedera terjadi dan berlangsung selama setidaknya48
jam, sebagai berikut :
 Rest (Istirahat)
 Ice
 Compress (Kompresi)
 Elevation
PENANGANAN
a. Analgesik Topikal
Mekanisme kerjanya yaitu karena mengoleskan sediaan
ke area yang terkena akan meningkatkan aliran darah
dan merangsang saraf, menyebabkan penurunan rasa
nyeri.
b. Counter-Irritant dan Rubefacients

Counter- irritant dan rubefacients menyebabkan


vasodilatasi, merangsang rasa hangat pada area
penerapan. Counter- irritan menghasilkan iritasi kulit
ringan, dan rubefacient menunjukkan kemerahan dan
kulit terasa panas.
Cukup menggosok atau memijat daerah yang terkena
menghasilkan sensasi panas dan tekanan dan dapat
mengurangi rasa sakit.
 Metil Salisilat
Counter-irritant yang paling sering digunakan dan
paling efektif. Biasanya digunakan pada sediaan dengan
konsentrasi 10%dan 60% pada sediaan topikal.

 Nikotinat (misalnya etil nikotinat, heksil nikotinat)


Diserap melalui kulit dan menghasilkan kemerahan
pada kulit , meningkatkan aliran darah dan peningkatan
suhu. Metil nikotinat digunakan pada konsentrasi 0,25-
1% untuk menghasilkan yang efek counter-irritant dan
rubefacient.
 Menthol
Menthol memiliki efek mendinginkan bila diterapkan
pada kulit dan bertindak sebagai counter-irritant ringan.

 Kamper
Dalam konsentrasi hingga 3% , kamper bertindak
sebagai antipruritus; pada konsentrasi yang lebih tinggi
bertindak sebagai counter - iritan dan rubefacient.
c. Agen Antiinflamasi Topikal
 Heparinoid dan Hialuronidase
enzim-enzim yang dapat membantu untuk mencairkan
cairan udem di daerah bengkak, sehingga bengkak dapat
berkurang. Produk yang mengandung heparinoid atau
hialuronidase digunakan dalam pengobatan memar,
terkilir dan keseleo.
 Glukosamin
Glukosamin telah terbukti memiliki beberapa efek
dalam mengurangi rasa sakit pada OA. Penelitian
menunjukkan bahwa mungkin sama efektifnya dengan
NSAID dalam mengurangi rasa sakit.
3. CYSTITIS
 Pengertian dan tanda umum
 Cystitis adalah infeksi kandung kemih yang hampir
selalu mengikuti infeksi bakteri dalam urin. Hal ini
sangat umum di kenal sebagi infeksi saluran kemih
(ISK), terutama pada wanita. Gejala termasuk buang
air kecil sakit atau demam, kecenderungan sering
buang air kecil, urin berbau kuat, urin keruh atau
berdarah dan sakit perut pada bagian bawah.
GEJALA
 gatal atau sensasi penusukan di uretra
 Frekuensi urin terjadi sepanjang hari dan malam.
 Disuria ( nyeri pada buang air )
 Hematuria ( adanya darah dalam urin )
 Kehadiran keputihan akan menunjukkan jamur lokal
atau infeksi bakteri dan akan memerlukan rujukan.
 gejala terkait yang melibatkan sistem kemih
MANAJEMEN TERAPI
 Untuk menghilangkan rasa sakit, pilihannya Paracetamol atau Ibuprofen

 Potassium dan Sodium Citrate


 Agen Alkalinising adalah satu-satunya pengobatan yang tersedia spesifik untuk
sistitis tanpa resep. Mereka bertindak dengan menetralisir urine yang menjadi
asam, terutama ketika ada infeksi bakteri , menyebabkan iritasi kandung kemih.
Kalium dan natrium sitrat kerja dengan membuat urin alkali . Urin asam yang
dihasilkan sebagai akibat dari infeksi bakteri yang menyebabkan disuria,
alkalinisasi urin sehingga terbukti dapat mengurangi gejala-gejala . Sementara
untuk mengurangi ketidaknyamanan , alkalinasi urin tidak akan menghasilkan efek
antibakteri , dan penting untuk mengatakan kepada pasien bahwa jika gejala tidak
membaik dalam waktu 2 hari , mereka harus melihat dokter mereka

 Kontraindikasi
 Ada beberapa pasien yang kurang cocok dengan sediaan tersebut maka tidak
direkomendasikan . Untuk kalium sitrat ini kontraindikasi dengan pengguanaa
diuretik hemat kalium , aldosteron antagonis atau inhibitor ACE, di antaranya
hiperkalemia dapat terjadi. Natrium sitrat tidak direkomendasikan untuk pasien
hipertensi, orang dengan penyakit jantung atau wanita hamil.
 Saran
 Campuran sitrat kalium rasanya menyenangkan ,
meskipun bau buah lemon, dan pasien harus disarankan
untuk mencairkan campuran dengan baik dengan air
dingin.
 Peringatan
 Pasien harus diingatkan untuk tidak melebihi dosis yang
dinyatakan produk yang mengandung kalium sitrat.
Beberapa kasus hiperkalemia telah dilaporkan pada pasien
yang memakai mampuran sitrat kalium untuk mengurangi
gejala urinasi.
 terapi komplemente
2. Antibakteri
3. Terapi Pendukung
 Jus cranberry telah direkomendasikan sebagai obat
tradisional selama bertahun-tahun sebagai tindakan
pencegahan untuk mengurangi ISK . Sebuah tinjauan
sistematis menunjukkan bahwa minum jus cranberry
secara teratur ( 300ml per hari ) memiliki efek
bakteriostatik . Mekanisme untuk ini tidak diketahui dan
implikasi klinis penuh belum dijelaskan. Cranberi jus tidak
mungkin efektif dalam pengobatan sistitis akut. Untuk
perempuan yang rentan terhadap sistitis , minum jus
cranberry tidak berbahaya dan mungkin membantu
 Saran Tambahan
 Untuk mengurangi kemungkinan serangan :
 Menunggu kandung kemih benar-benar saat buang air kecil :
menunggu selama 20 detik setelah kandung kemih terasa kosong
 Menghindari keterlambatan dalam mengosongkan kandung kemih,
melewatkan air setidaknya setiap 3 jam
 Setelah BAB, bersihkan dari depan ke belakang untuk
meminimalkan transfer fekal organisme ke vagina dan uretra
 Cystitis sering dikaitkan dengan hubungan seksual . Jika hal ini
menjadi pemicu, mencuci kulit perianal sebelumnya dan
mengosongkan kandung kemih sebelum dan sesudah. Penggunaan
pelumas untuk mencegah trauma dan rasa sakit.
 Hindari pakaian ketat yang terbuat dari bahan sintetis dan celana
ketat .
 Bilas deterjen setelah mencuci pakaian
 Hindari aditif mandi wangi dan deodoran vagina, karena mungkin
akan mengiritasi
 Mengurangi asupan kopi dan alkohol ini bertindak sebagai iritasi
kandung kemih di beberapa orang .
4. DYSMENORRHOEA
 Dysmenorrhea adalah nyeri pada daearah panggul
akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin.
Seringkali dimulai segera setelah mengalami haid
pertama (menarche).
 Dysmenorrhea merupakan nyeri haid yang
sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari dalam beberapa jam atau
beberapa hari
What you need to know
 berapa umur px?
 riwayat sebelumnya?
 waktu dan kebiasaan siklus?
 Berapa lama rasa sakit berlangsung?
 iNtensitas nyeri?
 gejala lain?
 sakit kepala, sakit punggung?
 mual, muntah, konstipasi?
 lemah, lesu, lunglai?
 Apakah terjadi Premenstrual syndrome (PMS)?
 obat-obatan yang digunakan?
A. Berdasarkan adanya atau tidaknya kelainan
ginekologis
1. Dysmenorrhea primer yaitu dysmenorrhea yang terjadi
tanpa disertai adanya kelainan ginekologis (karena proses
kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab).
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil,
dysmenorrhea primer mudah terjadi.

Dysmenorrhea primer timbul sejak menarche (pertama


kali menstruasi), biasanya di tahun pertama atau kedua
menstruasi. Dysmenorrhea ini terjadi pada usia antara 15-
25 tahun dan kemudia akan hilang pada usia akhir 20an
atau di awal 30an. Rasa nyeri biasanya terjadi beberapa
jam sebelum dan sesudah periode menstruasi dan dapat
berlanjut hingga 48-72 jam.
2. Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri yang
berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik secara
anatomi maupun proses patologis dan pelvis (Ciri
khasnya nyeri haid tidak berkurang pada hari-hari
haid selanjutnya. Penyebab dysmenorrhea sekunder
antara lain: endometriosis dan fibroids (myoma)
Dysmenorrhea sekunder biasa terjadi beberapa saat
setelah menarche. Dapat juga dimulai setelah usia 25
tahun. Rasa nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum
menstruasi dan terus berlangsung hingga beberapa
hari setelah menstruasi.
B. Berdasarkan intensitas nyeri
1. Dysmenorrhea ringan, yakni dysmenorrhea dengan
rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga
perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa
nyeri, tanpa pemakaian obat-obatan.
2. Dysmenorrhea sedang, yakni dysmenorrhea yang
memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
tanpa perlu men inggalkan aktivitas sehari-hari.
3. Dysmenorrhea berat, yakni dysmenorrhea yang
memerlukan istirahat sedemikian lama dengan
akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama
satu hari bahkan lebih.
 Diduga satu dari dua wanita menderita
dysmenorrhoea (period pains). Lebih dari 1 dari 10
penderita memiliki gejala parah yang mengharuskan
mereka meninggalkan sekolah dan kerja. Kebanyakan
wanita akan melakukan pengobatan sendiri, meminta
saran dokter hanya jika penanganannya gagal.
Farmasis harus menyadari bahwa membicarakan
masalah menstruasi adalah hal yang memalukan bagi
pasien dan harus mencoba menciptakan atmosfer
privasi.
PENGOBATAN
1. Ibuprofen
 Merupakan terapi pilihan untuk dismenore.
 Indikasi: menghilangkan rasa nyeri
 Dosis: maksimum 1200 mg per hari; 200-400 mg tiga
kali sehari.
 Efek samping: gangguan GIT
 Kontraindikasi: iritasi GI, peptic ulcer, hipersensitif,
asma.
 Obat ini diminum dengan atau setelah makan untuk
mengurangi masalah GI.
2. Aspirin
 Indikasi : menghambat sintesis prostaglandin, tapi
kurang efektif untuk mengurangi gejala disbanding
ibuprofen.
 Dosis: 500 mg, tiga kali sehari.
 Efek samping: gangguan GIT, lebih iritan dibanding
Ibuprofen.
 Kontraindikasi: gangguan GIT, hipersensitif
3. Parasetamol
 Indikasi: mengurangi rasa sakit, tapi hanya memiliki
efek yang rendah. Parasetamol diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima Ibuprofen dan Aspirin
karena masalah GI atau hipersensitifitas. Dapat juga
diberikan pada pasien yang mengalami mual-muntah
tanpa harus mengiritasi lambung.
 Efek samping: kerusakan hati
 Kontraindikasi: gagal hati, hipersensitif.
 Dosis: 500 mg tiga kali sehari, maksimum 2000 mg
sehari.
4. Hyoscine

 Indikasi: relaksasi otot polos, sebagai anti spasmodic


untuk mengurangi kram.
 Kenyataannya dosisnya sangat rendah (0,1 mg
Hyoscine dalam formulasi kombinasi) yang berefek
tidak memungkinkan.
 Kontraindikasi: pada wanita yang mengalami
glaucoma sudut sempit karena efeknya sebagai
antikolinergik.
 Efek samping: Aditif, mulut kering, konstipasi,
penglihatan kabur, menandakan Hyoscine untuk
dikombinasikan dengan obat lain yang berkhasiat
antikolinergik seperti Trisiklik Anti Depresan.
5. Caffeine
 Ada beberapa bukti (dari percobaan yang
membandingkan kombinasi ibuprofen dan kafein
dengan ibuprofen saja dan kafein saja) bahwa kafein
dapat meningkatkan efek analgesic. Obat OTC
mengandung 15-65 mg kafein per tablet. Efek yang
mirip jika minum the, kopi dan kola. Satu mangkuk
kopi biasanya mengandung 80 mg kafein, satu
mangkok the 50 mg kafein dan cola 40-60 mg.
PENANGANAN TANPA OBAT
 Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
merupakan salah satu alat terapi yang menggunakan
arus listrik untuk merangsang saraf dengan tujuan
mengurangi rasa sakit. Alat ini biasanya dilengkapi
dengan sepasang elektroda.
TENS frekuensi tinggi (50-120 Hz) dengan intensitas
rendah mungkin menguntungkan. TENS frekuensi
rendah (1-4 Hz) dengan intensitas tinggi dapat
digunakan.
 Akupuntur
Akupuntur dapat membantu. Walaupun kecil, tapi lebih baik
jika dibandingkan dengan placebo. Treatment diberikan tiga
kali seminggu untuk tiga minggu per bulan lebih dari
periode 3 bulan.

• Panas level rendah secara local juga dapat mengurangi


nyeri.
Terima Kasih
1.Aspirin tidak boleh diberikan pada pasien di bawah usia 16 tahun tanpa
resep dokter terkait dapat menyebabkan
a. Grey sindrom c. Reye sindrom
b. Down sindrom d. Trombositopenia

2. Hal-hal yang dapat menyebabkan cedera antara lain,kecuali


a. Dislokasi c. memar
b. Fraktur d. pingsan

3. Pada cedera ringan, sering digunakan metode RICE yang dapat


mengurangi rasa sakit, pembengkakan, dan mempercepat
kesembuhan. RICE kepanjangan dari
a. Rest, Ice, Compression, Elevation
b. Rest, Ice, Care, Elevation
c. Rest, Inhibition, Care,Elevation
d. Rest, Ice, Compression,Evaluation
4. Salah satu saran yang harus disampaikan kepada pasien cystitis adalah
a. Memperbanyak asupan kopi agar urin lebih alkalis
b. Mengurangi penggunaan wewangian pada daerah genitalia
c. Memperbanyak asupan air mineral
d. Menggunakan antibiotik secara teratur dan tidak boleh dihentikan
sebelum obat habis

5. Penyebab dysmenorrhea sekunder adalah


a. Kista c. emosi tidak stabil
b. Endometriosis d. stres

6. Obat yang digunakan pada dysmenorrhea dengan indikasi untuk


mengurangi kram adalah
a. Parasetamol c. hyoscine
b. Kafein d. aspirin

Anda mungkin juga menyukai