Pembimbing :
dr. Tatar Sumandjar, Sp.PD-KPTI, FINASIM
2019
IDENTITAS
Nama : Tn. H
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
No RM : 01449xxx
Suku : Jawa
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak 4 hari SMRS. Mual dan muntah dirasakan
bersamaan dengan demam. Mual dan muntah dirasakan hilang timbul. Mual dan muntah dirasakan
membaik dengan istirahat, memberat seiring peningkatan demam. Pasien muntah 1-2 kali sehari,
volume cairan muntah kurang lebih 5 sendok makan. Muntah berwarna kekuningan, berisi air dan sisa
makanan, muntah darah disangkal. Mual dan muntah dirasakan mengganggu aktifitas pasien. Keluhan
mual dan muntah tidak disertai dengan nyeri perut.
Pasien juga mengeluhkan lemas sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan sejak pasien mulai
demam. Keluhan lemas dirasakan terus menerus. Lemas dirasakan di seluruh badan pasien. Lemas
dirasa membaik dengan istirahat, memberat ketika demam meningkat. Lemas disertai dengan
penurunan nafsu makan. Pasien mengaku masih makan 2x/hari dengan volume 2-3 sendok makan
setiap makan berupa bubur.Pasien juga masih minum air mineral sebanyak 8-10 gelas belimbing
setiap hari.
Pasien juga mengeluhkan pusing sejak 4 hari SMRS. Pusing dirasakan sejak pasien mulai
demam. Pusing dirasakan seperti diremas-remas pada seluruh daerah kepala. Pusing dirasakan hilang
timbul. Pusing dirasa membaik dengan istirahat, memberat ketika demam meningkat. Pusing
dirasakan mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Keluhan pusing berputar disangkal. Keluhan
pusing pada satu sisi kepala disangkal.
Pasien juga mengeluhkan badan pegal linu. Keluhan pegal linu dirasakan sejak 4 hari SMRS.
Pegal linu dirasakan tiba-tiba. Keluhan pegal linu dirasakan di seluruh sendi dan otot tubuh. Keluhan
pegal linu dirasakan terus menerus. Keluhan pegal linu memberat terlebih ketika demam tinggi,
membaik setelah istirahat. Pegal linu dirasakan mengganggu aktifitas pasien.
Pasien juga mengeluhkan perut terasa penuh. Pasien belum BAB sejak 4 hari
SMRS, tapi masih bisa kentut. Riwayat BAB lendir darah disangkal. Riwayat BAB
cair disangkal. BAK pasien tidak ada keluhan, dengan frekuensi 4 kali per hari.
Volume urin 1-1,5 gelas belimbing setiap BAK. Urin saat BAK berwarna kuning
jernih, nyeri saat kencing disangkal, BAK kemerahan disangkal.
Keterangan :
RIWAYAT KEBIASAAN
Makan : Makan teratur 2x sehari dengan sepiring nasi, sayur
dan lauk bervariasi
Alkohol: disangkal
Merokok : disangkal
Olahraga :Futsal 1 minggu sekali
Jajan sembarangan (diluar) : 2 hari sekali
RIWAYAT LINGKUNGAN
Riwayat kontak dengan unggas mati : disangkal
Riwayat tetangga sakit demam berdarah : (+), tetangga
jarak 3 rumah mondok karena demam berdarah pada
bulan Januari 2019
Riwayat pergi ke daerah endemik malaria : disangkal
RIWAYAT GIZI
Pasien makan 2 kali dalam sehari. Saat sakit, porsi untuk sekali makan sepiring nasi
dengan lauk bervariasi dan sayur 2-3 sendok makan.
Tanda Vital
Tensi : 130/70 mmHg
Keadaan umum: Nadi : 85 kali /menit,
Status Gizi
Tampak sakit sedang, reguler, isi dan tegangan BB : 60 kg
compos mentis, GCS cukup TB : 170 cm
E4V5M6, kesan gizi RR : 20 kali /menit, IMT : 20.76kg/m2
cukup tipe abdomino thorakal Kesan : Normoweight
Suhu : 37,4 0 C aksiler
VAS : 4 di region
epigastrium
Mata cekung (-/-), konjungtiva hiperemis (-
/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-
/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil Bentuk mesocephal, rambut
isokor dengan diameter (3 mm/3 mm),
reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-),
warna hitam, mudah rontok
strabismus (-/-), eksoftalmus (-/-) (-), luka (-), atrofi m.
Temporalis (-)
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler, RBH (-), suara tambahan: (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler, RBH(-), suara tambahan (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding thorak, sikatriks (-), striae (-), caput medusae (-),
ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 5x / menit, bruit hepar (-), bising epigastrium (-)
Perkusi :
- Timpani (+), pekak alih (-), undulasi (-), nyeri ketok (-)
- Pekak pada bawah procesus xiphoideus sepanjang 5 cm , Pekak pada BACD sepanjang 8 cm
- Timpani pada SIC VI linea aksilaris anterior kiri ,
- Splenomegali (-)
- Liver span : Jarak antara batas atas dan batas bawah hepar sepanjang 8 cm
Palpasi :
- Distended (-), nyeri tekan (-), defans muskuler (-), massa (-)
- Shifting dullness : Tidak ada perubahan suara dari timpani ke redup
- Undulasi : tidak merasakan getaran pada dinding perut kontralateral
- Hepar : Tidak teraba
EKSTREMITAS
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
RENCANA AWAL
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Dengue Hemoragic
Fever
• Penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus
Dengue dan terutama menyerang anak- anak dengan
ciri- ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock
dan kematian.
• Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan mungkin juga Albopictus. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter
diatas permukaan laut.
• Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang
7 hari.
Etiologi
• Virus Dengeu
• Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini.
• Termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus)
group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia.
• Virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus
ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan
baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel
BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel
Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
• Dapat dibedakan satu tipe dengan yang lainnya
secara serologis.
• Tipe-tipe virus ini baru diketahui setelah Perang Dunia II oleh
Sabin yang berhasil mengisolasinya dari darah pasien pada
epidemi di Hawai, yang disebut sebagai tipe 1 (1952 ). Tipe 2
juga diisolasi oleh Sabin (1956 ) dari pasien di New Guinea.
Tipe 3 dan 4 diperoleh tahun 1960 dari pasien yang
mengalami DHF di Filipina pada tahun 1953.
• Derajat I
• Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet
hasilnya positif
• Derajat II
• Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala
pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa,
epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga
dan sebagainya.
• Derajat III
• Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran
darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan
nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80
mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
• Derajat IV
• Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung
> - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan
kulit tampak biru.
Fase DHF
Pemeriksaan
• Penunjang
Rumple Leed
• 70,2 % kasus DBD mempunyai hasil uji Rumple Leed (+). Hasil (+)
menandai Fragilitas Kapiler darah meningkat.
• Hitung Trombosit
• Pada DBD umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3 – 8 ( <
100.000 / µL).
• Nilai Normal: 150.000 – 400.000 / µL.
• Hitung Leukosit
• Pada DBD kadar leukosit bisa normal dan bisa juga menurun. Nilai
normalnya ialah ( 5000-10000 / µL).
• Hitung Hematokrit
• Pada DBD terjadi peningkatan Hematokrit ≥ 20 % nilai awal,
yang umumnya dimulai pada hari ke – 3 Demam. Hal ini
diakibatkan oleh kebocoran Plasma.
• Normalnya :
• Pria 40 – 48%
• Wanita 37 - 43 %
• Anak anak 33 - 38 %
• Hepatomegali
• Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang
berhubungan dengan nekrosis karena perdarahan, yang
terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang
tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus
antibody.
• Gagal Sirkulasi
• DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi
sesudah hari ke 2 – 7, disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran
plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan
peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan
hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran
balik vena (venous return), prelod, miokardium volume
sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi
disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan
sirkulasi jaringan.