Anda di halaman 1dari 25

Irritable Bowel Syndrome

IBS
Kelompok
B1
Widiya Nurmalasari 260110150042 Vani Rahmasari 260110150052

Paraswati 260110150043 Wenni H.P. Pakpahan 260110150053

Yeni Andriyani Setiawan 260110150044 Cindy Melinda Soyani 260110150054

Dina Sofa Istifada 260110150045 Anggita Putri Unggaran 260110150055

Geby Silvana 260110150046 Joshua 260110150056

Amelia Herlambang 260110150047 Almananda Dwi Putri 260110150058

Almira Tsaniya Gita 260110150048 Naomy Octavinna 260110150059

Clara Gracia 260110150049 Zahra Dzakirah Abnaz 260110150060

Huriyatus Tsaniyah 260110150050 James Prasetyo Laksono 260110150061

Diana Alifah 260110150051 Andrena Natalia 260110150062


Kasus
Mrs. P seorang wanita 32 tahun, datang ke klinik untuk berbicara
dengan seorang apoteker. Dia baru-baru ini telah menerima resep untuk
Colpermin dari dokter. Dia mengatakan bahwa obat tersebut menyebabakan
gangguan pencernaan yang mengerikan. Dia telah menggunakan Alu-Cap
Kapsul. Dia menggunakan sedikit kapsul Colpermin. Dia ingin tahu apakah
anda bisa menjual sesuatu yang lebih kuat. Dia merasa mendapatkan masalah
yang buruk: pertama dia sembelit, kram perut dan kembung. Sekarang dia
mengalami gangguan pencernaan tersebut dan gejala lebih buruk dari yang
sebelumnya. Dia tidak menggunakan obat-obatan itu lagi dan datang ke praktek
dokter karena takut masalahnya terjadi lebih lama
Gangguan
Motilitas

Pasca infeksi Intoleransi


usus Makanan

ETIOLOGI
IBS
Hipersensitivitas Abnormalitas
viseral Sensoris

Abnormalitas
dari interaksi
aksis brain-
gut
Faktor yang Mempengaruhi Kerja Usus

Obat-obatan Faktor Sensitivitas Genetik Hormon


konvensional Psikologis terhadap
makanan
• Belum ada metode diagnostik untuk menegakkan IBS sehingga
diagnosis penyakit ini didasarkan pada gejala klinis
• Pendekatan klinis ini kemudian dipakai guideline dengan
berdasarkan kriteria diagnosis. Saat ini ada beberapa kriteria diagnosis
untuk IBS diantaranya kriteria Manning, Rome I, Rome II, dan
Rome III. (Manan, 2008).
• Untuk membedakan IBS dari gejala gastrointestinal lain, digunakan
kriteria Rome III. (Jacobus, 2014).
Diagnosis
Nyeri perut atau rasa tidak nyaman setidaknya 3 hari per
1 bulan dalam 3 bulan terakhir dihubungkan dengan:
1. Membaik dengan defekasi
2. Onset dihubungkan dengan perubahan pada frekuensi
2 kotoran
3. Onset dihubungkan dengan perubahan pada bentuk
(penampakan) dari kotoran.
3

(Manan, 2008)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk IBS meliputi pemeriksaan darah lengkap, LED,
biokimia darah dan pemeriksaan mikrobiologi dengan pemeriksan telur, kista dan
parasit pada kotoran

Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis diferensial, yaitu:

• Pemeriksaan darah lengkap


• Pemeriksaan biokimia darah
• Pemeriksaan hormon tiroid
• Sigmoidoskopi
• Kolonoskopi.
Gejala yang Memerlukan Penyelidikan Lebih Lanjut

(DiPiro, 2011)
Langkah Penyelidikan Lebih Lanjut
Apabila Terjadi Gejala yang Lebih
Parah Sigmoidoskopi atau 01
kolonoskopi

Pemeriksaan feses untuk 02


okultisme
.

Pemeriksaan laju sedimentasi 03


eritrosit

Pemeriksaan elektrolit serum


04

(DiPiro, 2011)
Penyakit IBS tidak akan meningkatkan mortalitas, gejala-
gejala pasien IBS biasanya akan membaik dan hilang setelah
12 bulan pada 50% kasus dan hanya <5% yang akan
memburuk dan sisanya dengan gejala yang menetap. IBS
tidak berbahaya dan tidak akan menimbulkan komplikasi
kanker (Manan, 2008).
Gaya Hidup yang Disarankan
Hindari stress

Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, konsumsi air yang meningkat
serta aktivitas olahraga rutin

Kurangi konsumsi pemanis buatan, coklat, produk-produk susu, makanan berlemak,


sayur-sayuran yang dapat memproduksi gas (kol dan brokoli), dll

Menjaga kebersihan makanan

Hindari makanan pemicu (makanan pedas)


Kurangi konsumsi alkohol dan kafein yang dapat memicu keluarnya mediator inflamasi (Vahedi,
2010).

Makan tiga kali dalam sehari, tidak mengkonsumsi makanan olahan, dianjurkan untuk makan
makanan segar. (Hasler, 2003).

Pasien yang kembung harus menghindari makanan seperti kacang, bawang, wortel, pisang.
(Hasler, 2003).

Meningkatkan aktivitas fisik seperti akupuntur, masase, berjalan (Mertz, 2003).

Jangan menahan-nahan saat ingin buang air besar


Bagian yang Harus Dipertimbangkan Ketika Berbicara
dengan Mrs. P

Pasien diberitahu bahwa IBS bukanlah penyakit yang


mengancam nyawa, dan juga bukan tanda-tanda dari kanker. Semakin
banyak pasien merasa stress, gejala akan bertambah buruk. Seiring
dengan perawatan yang telah ditentukan, untuk meringankan
gejalanya, pasien harus menyesuaikan perilaku mereka untuk
mengurangi gejalanya dan mengurangi frekuensi terjadinya gejala yang
berhubungan dengan IBS.
Saran yang Dapat Diberikan Kepada Pasien tentang
Obatnya Saat Ini
Zat Aktif : Aluminium Hydroxide (Antasida)
Cara kerja obat :
• Menurunkan jumlah fosfat yang diserap tubuh
• Menetralkan asam lambung dan melindungi dari iritasi asam.
• Mengurangi fosfat didalam darah
Efek Samping: Konstipasi
Zat aktif : Peppermint Oil (Colpermint)
Efek samping :
• Gangguan pencernaaan, mulas, merasa sakit atau mual dan muntah
• Ketidaknyamanan atau iritasi di sekitar anus
• Menimbulkan sensasi terbakar pada mulut dan tenggorokan
• Reaksi alergi seperti ruam, sakit kepala , denyut nadi lambat, kehilangan koordinasi
dan gemetar
Interaksi obat : Antasida  Colpermin menjadi kurang efektif

(Netdoctor, 2017)
Kontraindikasi :
• Alergi terhadap peppermint oil, peanut, atau kedelai

Kegunaan :
• Merilekskan otot polos di dinding usus
• Membantu mengurangi kejang dan tekanan yang menyakitkan pada usus
• Meredakan kembung
• Nyeri spasme dan kram yang terjadi pada usus besar

(Netdoctor, 2017)
Kesulitan yang Terjadi dengan menilai Keberhasilan
Pengobatan

Obat hanya dapat Obat tersebut


menyembuhkan gejala, Pemakaian obat
memiliki efek yang tidak teratur
tetapi bukan untuk
plasebo.
mengobati penyakit
IBS tersebut.
Pengobatan Lain yang Memungkinkan pada
Pasien dengan Sindrom Iritasi Usus besar
Rekomendasi
Mengubah pola hidup dan pola makan (mengkonsumsi makanan berserat dan banyak
minum)

Tidak meminum alcohol, kopi, dan teh

Mengurangi stress

Menyarankan penggantian obat :

• Tegaserod  Mengatasi konstipasi (Penggunaan: 2 x 6 mg/hari selama 10-12 minggu)


• Mebeverin  Antispasmodic (Penggunaan: 3 x 135 mg /hari)

(Anandita, 2015; Jacobus,2014)


Efek Samping
Tegaserod :
Mebeverin :
• Diare
• Sakit kepala • Alergi (termasuk ruam,
• Rasa nyeri di bagian perut, punggung urtikaria, angioedema)
• Mual , muntah • Pusing
• Kembung • Kesulitan bernafas
Pada level parah bisa menyebabkan:
• Feses berdarah
• Diare berkelanjutan
• Kram
Daftar Pustaka
Anandita, Nur Safira. 2015. Irritable Bowel Syndrome. J Majority, Vol. 4, No. 2
Gunn MC, Cavin AA, Mansfield JC. 2003. Management of irritable bowel syndrome. Postgrad Med J.
79(929):154-8.
Hasler WL, Owyang C. Irritable bowel syndrome. In: Textbook of Gastroeneterology. Yamada, T(Ed). JB
Lippincott, Michigan, 4th edition. 2003.p.1828.
Jacobus, Danny Jaya. 2014. Irritable Bowel Syndrome (IBS) Diagnosis dan Penatalaksanaan.
Tersedia online di http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_221CME-
Irritable%20Bowel%20Syndrome-Diagnosis%20dan%20Penatalaksanaan.pdf [diakses pada 13
November 2017].
Manan, Chudahma & Ari Fahrial Syam. Irritable Bowel Syndrome (IBS). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2008.
Medicines.org.uk. Available at https://www.medicines.org.uk/emc/medicine/3896 [Diakses pada tanggal
13 November 2017)
Mertz HR. Irritable bowel syndrome. N Engl J Med 2003;349:2136-46.
Netdoctor . 2017 . Colpermin IBS relief (peppermint oil). Tersedia online di
http://www.netdoctor.co.uk/medicines/digestive-health/a6453/colpermin-ibs-relief-
peppermint-oil/. [diakses pada tanggal 13 Novemeber 2017]
Saito, Y.A. The role of genetics in IBS. Gastroenterol Clin North Am. 2011;40(1):45-67
Vahedi H, Ansari R, Mir-Nasseri MM, E Jafari. Irritable Bowel Syndrome: A Review Article. Middle East
Journal of Digestive Disease. 2010:61-74.

Anda mungkin juga menyukai