Anda di halaman 1dari 26

Ilmu yang Menjelaskan

Tentang Jenis Infeksi Pada


Genetalia Eksterna pada Ibu
Hamil dan Nifas
RADANG GENETALIA EKSTERNA

BARTOLINITIS

RADANG GENETALIA EKSTERNA MELIPUTI :


VAGINITIS

VULVA
VAGINITIS
Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar
bartholini (nama diambil dari seorang ahli anatomi
belanda) yang letaknya bilateral pada bagian dasar labia
minor. Kelenjar ini bermuara pada posisi kira2 jam 4 dan
jam 8. Ukurannya sebesar kacang (0,5-1 cm) dan tidak

PENGERTIAN
melebihi 1 cm, dan pada pemeriksaan dalam
keadaan normal kelenjar ini tidak dapat di palpasi,
bertugas mensekresi lendir dengan duktus sepanjang1,5-
2cm. Bartolinitis merupakan kondisi peradangan pada
kelenjar bartolin yang disebabkan oleh infeksi,
peradangan, atau sumbatan lokal karena lendir vagina
kondisi ini ditandai dengan adanya benjolan pada area
kelenjar bartolin yang normalnya tidak teraba.
ETIOLOGI
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman
pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam
vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea,
dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat
mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas
vagina.
PENYEBAB KISTA BARTHOLIN
1. Cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar bartholin mengalir melewati saluran langsung menuju
vagina.
2. Penyumbatan kelenjar bartholin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi bakteri, iritasi
jangka panjang, atau peradangan.
3. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam
vagina agak keluar.
4. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh virus : kondiloma
akuminata dan herpes simpleks, amur : kandida albikan, protozoa : amobiasis dan trikomoniasis
dan bakteri : neiseria gonore.
5. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas bisa disebabkan virus : klamidia trakomatis dan parotitis
epidemika, jamur : asinomises, bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.Coli.
TANDA DAN GEJALA
pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan
nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke
PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit
saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil,
atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
terdapat abses pada daerah kelamin.
pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah.
PENGOBATAN TERAPI
Antibiotika golongan  Penisilin prokain : 4,8 juta IU IM (skin test
dulu), 2 hari berturut turut, atau
cefadroxyl 500 mg 3x1  Kanamisin : 2 gram IM dosis tunggal, atau
 Amoksisilin atau ampisilin : 3,5 gram oral
sesudah makan dosis tunggal (lebih poten bila ditambahkan
Asam mefenamat 500 probenesid 1 gram), atau
 Tetrasiklin cap: 4 X 500 mg selama 5 hari,
mg (misalnya: ponstelax, atau
molasic, dll), diminum dosis awal 1.500 mg, dilanjutkan 4 X 500
mg selama 4 hari, atau
3x1.  kotrimoksasol tablet 480 : 1 X 4 tablet
selama 5 hari
Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan


dari vagina yang disebabkan oleh
sejumlah infeksi-infeksi, termasuk
bakteri-bakteri (seperti Gardnerella
dan gonorrhea), protozoan-
protozoan (seperti trichomonas),
dan ragi (Candida)
Vaginitis ditandai pruritus, keputihan,
dispareunia, dan disuria. Bau adalah keluhan yang
paling sering dijumpai di tempat praktik

Vagina secara normal didiami oleh sejumlah


organisme, antara lain Lactobacillus acidophilus,
Difteroid, Candida dan flora yang lain. pH
fisiologinya sekitar 4,0 yang menghambat bakteria
patogenik tumbuh berlebihan
VAGINOSIS BAKTERIAL
(VAGINITIS NONSPESIFIK)
Vaginosis bakterial (VB) adalah sindrom klinis akibat
pergantian Lactobacillus spp. penghasil hidrogen peroksidase
(H2O2) dalam vagina normal dengan bakteri anaerob
konsentrasi tinggi, seperti Bacteroides spp., Mobiluncus spp.,
Gardnerella vaginalis (G.Vaginalis), dan Mycoplasma hominis
(M. hominis).

Pergantian Lactobacillus spp. ini menyebabkan


penurunan konsentrasi H2O2 yang umumnya ditandai dengan
produksi sekret vagina yang banyak, berwarna abu-abu hingga
kuning, tipis, homogen, berbau amis dan terdapat peningkatan
pH.
VB dapat meningkatkan terkenanya dan penularan IMS
dan juga meningkatkan risiko penyakit radang panggul
(PID) serta lebih sering dijumpai pada pemakai AKDR
dibanding dengan kontrasepsi lain.

Pada ibu hamil dengan VB meningkatkan infeksi


klamidia dua kali dan gonore enam kali lipat
DIAGNOSIS
 Identifikasi mikroskopik sel-sel clue pada usapan
basah (lebih dari 20%)
Ph cairan vagina sama atau lebih dari 4,5
Uji whiff positif yang berarti keluar bau seperti anyir
(amis) pada waktu ditambahkan larutan potasium
hidroksida (KOH) 10% sampai 20% pada cairan vagina.
Eritema vagina jarang
TERAPI Sesuai dengan Pedoman Nasional
Penanganan IMS tahun 2011 yang
dikeluarkan oleh Kemenkes RI bersama
• Metronidazol 500 mg per oral 2x sehari KSMKI yaitu pada wanita yang tidak hamil
selama 7 hari. dapat diberikan metronidazol 2 gram per oral
• Metronidazol gel 0,75%, satu aplikator dosis tunggal atau metronidazol dua kali 500
penuh (5 g) intravagina, sekali sehari mg selama 7 hari atau klindamisin 300 mg
selama 5 hari dua kali sehari 19secara oral selama 7 hari.
• Krim klindamisin 2% per vagina 1x
sehari pada waktu tidur selama 7 hari.
TRIKOMONAS

Infeksi trikomonas adalah


infeksi oleh protozoa
Trichimonas vaginalis yang
ditularkan secara seksual

Keluhan dan gejala bisa sangat bervariasi. Klasik cairan vagina berbuih, tipis, berbau tidak
enak, dan banyak. Warnanya bisa abu-abu, putih, atau kuning kehijauan
DIAGNOSIS
Preparat kaca basah memperlihatkan protozoon fusiformis uniseluler
yang sedikit lebih besar dibanding sel darah putih
Cairan vagina mempunyai ph 5,0 sampai 7,0.
Ditemukannya trichomonas pada usapan pap smear.

Terapi dengan metronidazol 2 g per oral (dosis tunggal). Pasangan seks


pasien sebaiknya juga diobati.
KANDIDA

Keluhan seperti pruritus, seringkali


disertai iritasi vagina, disuria, atau keduanya.
Cairan vagina klasik berwarna putih seperti susu
yang menjendal dan tidak berbau. Pemeriksaan
Vaginitis kandida bukan spekulum seringkali memperlihatkan eritema
infeksi menular seksual dinding vulva dan vagina, kadang-kadang
karena Candida merupakan dengan plak yang menempel.
penghuni vagina normal
DEFINISI

Kandidiasis vulvovaginitis adalah sebuah gangguan ginekologis dengan


manifestasi cairan putih, kental, tidak berbau (“cottage cheese”) yang terdapat pada
saluran bawah reproduksi wanita yang disertai gatal, iritasi, dysuria atau
dyspareunia.
ETIOLOGI

Penyebab terbanyak kandidiasis vulvovaginitis adalah spesies


candida albicans (80-90%) sedangkan penyebab terbanyak ke dua
adalah candida glabrata (10%), sedangkan 3% lainnya oleh spesies
candida lain seperti candida tropicalis, candida pseudotropicalis,
candida krusei dan candida stellatoidea.
Kehamilan
Obesitas
Lingkungan yang hangat dan lembab
Pakaian atau pakaian dalam yang ketat
Pemakaian oral kontrasepsi

FAKTOR RISIKO Pemasangan IUD (intra uterine device)


Pemakaian antibiotika spektrum luas
Menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol
Pemakaian obat yang mengandung kortikosteroid
Pemakaian pencuci vagina
Penyakit infeksi dan keganasan yang menekan daya
tahan tubuh
PATOFISIOLOGI
Selama kehamilan, terjadi peningkatan kedua hormon yaitu progesteron dan estrogen.
Progesteron memiliki efek supresi terhadap antikandida pada aktivitas neutrofil. Sedangkan estrogen
bekerja mengurangi kemampuan sel epitel vagina untuk menghambat pertumbuhan candida albicans
dan juga menurunkan immunoglobin pada sekret vagina. Kondisi ini mendukung terjadinya
kolonisasi dari kandida tersebut. Sehingga meningkatkan kerentanan pada ibu hamil mengalami
kandidiasis vulvovaginitis. Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan menyebabkan produksi
glikogen lebih banyak pada vagina. Hal ini memiliki efek langsung pada sel ragi dikarenakan
pertumbuhannya yang cepat dan mudah lengket pada dinding vagina.
DIAGNOSIS

a. Pemeriksaan klinis
b. Pemeriksaan labolatorium
1. Pemeriksaan mikroskopik
2. Kultur
EFEK PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,
1. Kehamilan
DAN NIFAS
Penyebaran dengan cara penyebaran infeksi ke bagian atas saluran reproduksi (ascending
infection) melalui diseminasi hematogen.
2. Persalinan
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita kandidiasis vulvovaginitis dapat terinfeksi secara
langsung dari kontaminasi cairan amnion atau melalui jalan lahir. Komplikasi tersebut adalah
prematuritas, aborsi spontan, chorioamnionitis, dan beberapa infeksi yang dapat diderita bayi
pada saat persalinan. Neonatus prematur mudah terinfeksi jamur dikarenakan sistem imun yang
belum matang. Selama persalinan, transmisi dapat terjadi melalui vagina ibu yang telah terinfeksi
dengan bayi yang baru lahir dan meningkatkan resiko kejadian infeksi kandida kongenital.
3. Nifas
Bayi dengan oral thrush yang mendapatkan air susu ibu (ASI) dapat meningkatkan risiko
kandidiasis pada puting susu ibu tersebut.
TATALAKSANA
Pengobatan topikal yaitu butoconazole 2% krim, 5 gram secara
intravaginal selama 3 hari. Macam obat oral yang direkomendasikan antara
lain: ketokonazol 200 mg diberikan 2 kali sehari selama 5 hari, flukonazol
150 mg tablet dosis tunggal, itrakonazol 100 mg tablet diberikan 2 kali sehari
selama 3 hari

Anda mungkin juga menyukai