Anda di halaman 1dari 8

Langkah-langkah/kegiatan yang dilakukan untuk mencegah

penularan HIV adalah:

Memastikan kegiatan transfusi darah aman dan rasional yang


dilakukan oleh lembaga/organisasi yang bergerak dibidangnya,
misalnya: Palang Merah Indonesia (PMI)

• 1) Pastikan darah berasal dari lembaga yang resmi yaitu Unit


Transfusi Darah (UTD) PMI, UTD Pemerintah serta BDRS (Bank
Darah Rumah Sakit) untuk menjamin darah aman digunakan dan
dilakukan di fasilitas kesehatan yang mempunyai perlengkapan dan
tenaga kesehatan yang kompeten
2) Lakukan koordinasi untuk mengetahui contact person/penanggung jawab yang
dapat dihubungi di UTD PMI dan UTD Pemerintah serta BDRS setempat untuk
pemantauan ketersediaan darah.

3) Perhatikan prinsip pelaksanaan transfusi darah yang rasional meliputi:

1. Transfusi darah hanya dilakukan untuk keadaan yang mengancam nyawa dan tidak
ada alternatif lain

2.Menggunakan obat-obatan untuk mencegah atau mengurangi perdarahan aktif


(misalnya Oksitosin, Asam Tranexamat,dll)

3. Lakukan koordinasi dengan puskesmas atau rumah sakit untuk penyediaan dan
penggunaan cairan pengganti darah seperti cairan pengganti berbasis kristaloid
2. Menekankan pentingnya kewaspadaan standar sejak awal
dimulainya koordinasi dan memastikan penerapannya

• 1) Berkoordinasi dengan organisasi atau lembaga mitra sektor


kesehatan terkait untuk memastikan penerapan kewaspadaan
standar tetap dilakukan setiap saat, meskipun pada situasi krisis
kesehatan.
• 2) Berkoordinasi dengan klaster kesehatan untuk penyediaan alat-
alat, bahan dan media KIE untuk penerapan kewaspadaan standar
(misalnya, masker, sarung tangan, apron, sepatu boot, leaflet,
poster, dll) kepada tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan,
dan posko-posko kesehatan.
3. Memastikan ketersediaan dan pemberian profilaksis
pascapajanan

• 1) Memastikan ketersediaan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) di


layanan kesehatan
• 2) Memastikan petugas mengetahui PPP
• 3) Pasang pengumuman/informasi tentang cara-cara pertolongan
pertama di ruang-ruang kerja
• 4) Menyelenggarakan sesi orientasi
• 5) Menetapkan sistem pengawasan dan melakukan observasi
4. Memastikan ketersediaan kondom melalui koordinasi
dengan organisasi dan lembaga yang bekerja di bidang
kesehehatan reproduksi dan keluarga berencana (pemerintah
dan non pemerintah) Koordinator perlu memastikan
tersedianya kondom sejak masa awal tanggap darurat krisis
kesehatan, karena kondom mampu mencegah penularan IMS
dan HIV, melalui koordinasi antara Dinkes, BKKBN, atau
lembaga lain.
• 1) Pastikan pemberian kondom

• 2) Berikan informasi cara penggunaan kondom


5. Memastikan pemberian obat ARV dan IMS terutama pada perempuan yang
terdaftar dalam program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)

• 1) Memastikan ketersediaan data ODHA


• 2) Pastikan saat krisis kesehatan pemberian
ARV tidak boleh terputus
• 6. Memasang informasi dengan nomor
telepon yang bisa dihubungi 24 jam untuk
kelanjutan pengobatan ARV bersama dengan
obat rutin lainnya.Informasi ketersediaan ARV
maupun obat lainnya perlu diketahui oleh
ODHA, untuk memudahkan akses terhadap
terapinya

Anda mungkin juga menyukai