Anda di halaman 1dari 35

Pencegahan dan Deteksi Dini

Kanker Paru

Eko Budiono
Bagian Paru /SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran UGM/RS DR Sardjito
Yogyakarta
KANKER PARU

Kanker paru primer :


tumor ganas,
berasal dari sel-sel epitel dari saluran nafas atau bronchus.
KANKER PARU
KANKER
Pergeseran
PARU
paradigma
terapeutik
85% :
ROKOK

Sasaran tx:
Dx umumnya:
MAYORITAS kanker
TAHAP LANJUT
CA PARU yang
↓ kanker
PROGNOSIS pre-
paru yang
BURUK invasif
dx/ telah
asimpto-
pasti
<15% pasien baru dx.Ca Paru: survive 5 tahun matik
ditegakkan
dan
(klinis)
Jika dx. saat st.IA : survival rate 70% invasif
dini.
Jika dx. saat st.IIA&IIIA : survival rate 34% & 13%
Uji screening untuk deteksi dini kanker cervix, colon dan payudara telah
terbukti dapat mereduksi mortalitas yang terkait kanker; namun
demikian, usaha-usaha untuk mengembangkan suatu uji screening untuk
kanker paru belum menunjukkan keberhasilan yang berarti terhadap
ketahanan hidup.
PENCEGAHAN KANKER PARU

Pencegahan primer :
intervensi bagi individu-individu sehat tanpa kanker yang invasif dan
pada usia beresiko untuk mengidap kanker.

Pencegahan sekunder :
intervensi bagi para pasien yang dinyatakan mengidap kanker melalui
deteksi dini sehingga memiliki kanker yang asimptomatik dan
subkilinis.

Pencegahan tersier :
mencegah berulangnya kanker primer pada para pasien yang
sebelumnya telah dinyatakan sembuh dari suatu kanker.
PENCEGAHAN KANKER PARU

STOP
MEROKOK !

DETEKSI DINI DAN SCREENING (KELOMPOK BERESIKO)


PENGHENTIAN MEROKOK

National Cancer Institute (NCI)(USA) telah mengembangkan


PROGRAM EMPAT LANGKAH untuk penghentian merokok :

1. Tanyakan mengenai riwayat merokok dalam setiap


kunjungan medis.
2. Memberikan advis, edukasi dan motivasi kepada pasien
untuk berhenti merokok.
3. Membantu pasien untuk berhenti merokok.
4. Mengatur kunjungan untuk follow-up.
PRODUK FARMAKOTERAPI YANG TERSEDIA
UNTUK TERAPI PENGGANTI MEROKOK
DETEKSI DINI KANKER PARU
“SCREENING” Esensi dari “DETEKSI DINI”
Definisi :
Uji sistematik dari sejumlah individu yang asimptomatis, dengan target
penyakit tertentu.
Kegunaan :
Mencegah, menginterupsi, atau menunda perkembangan penyakit ke tahapan
lanjut
Mampu mendeteksi kanker pada tahapan pre-klinis

PRINSIP- Terapi yang efektif harus tersedia pada tahapan tsb


PRINSIP
SCREENING Intervensi dini pada tahapan tsb harus dapat
mengubah perjalanan penyakit dan me↓ mortalitas
Harus bersifat terjangkau, biaya serta resiko mortalitas
harus rasional
TAHAPAN PENEGAKAN DIAGNOSIS KANKER PARU

Sasaran penyaringan

Langkah penyaringan

Tindakan diagnosis lanjut

Evaluasi
SASARAN PENYARINGAN

Pe↓BB > 4kg / 6


Laki-laki Usia > 40 tahun
bulan

Perokok Perokok pasif


PASIEN BERESIKO
TINGGI :
Batuk > 2minggu + Tuberkulosis
batuk darah paru

Pemaparan lingkungan : Bahan kimia : arsenik,


radon, asbes, polusi kromium, nikel, vinyl
udara, lingkungan industri chlorida, susunan organik,
tertentu obat-obatan tertentu,dsb
PENTING!
Perhatian khusus harus diberikan kepada pasien yang
masuk dalam kelompok risiko dengan diagnosis
TB-paru (tuberkulosis paru) dan mendapat
pengobatan obat anti-tuberkulosis (OAT) 
evaluasi ketat.
•Jika dalam evaluasi 1 bulan pertama menunjukkan
perburukan sebaiknya dipikirkan ke arah kemungkinan
kanker paru  rujuk ke dokter spesialis paru.

•Khusus yang disertai keluhan nyeri yang persisten di


bahu /lengan /dada dengan ”infiltrat” di puncak paru ,
bila nyeri tidak hilang dalam 1 – 2 minggu pengobatan
kanker paru segera dievaluasi secara amat terarah.
TANDA DAN GEJALA KECURIGAAN
KANKER PARU
Tampilan Klinis:

Mengacu pada Tumor Primer :


batuk, hemoptysis, mengi, stridor, dyspnea,
pneumonia post-obstruktif, nyeri karena invasi

Mengacu pada penyebaran regional tumor:


Kompresi trakea, dysphagia, RLN palsy, palsy nervus
phrenicus,sindroma Vena Cava Superior, Horner’s
syndrome, Pancoast syndrome, effusi, tamponade

Mengacu pada penyebaran metastatik :


Nyeri tulang, insufisiensi adrenal , gejala-gejala pada
SSP, sindroma paraneoplastik
MODALITAS YANG DIGUNAKAN UNTUK
DETEKSI DINI

Roentgen Thorax

CT/PET Scan

Metode bronkoskopik terbaru

Marker-marker molekuler
Kalsifikasi Jinak :
Kalsifikasi Popcorn
NPS : Lobus Kanan Atas
EFFUSI PLEURA MALIGNA
Suatu effusi pleura  sejumlah cairan yang abnormal di dalam ruang antara lapisan
jaringan (pleura) yang membatasi paru-paru.
Jika sel-sel kanker ditemukan dalam cairan tersebut  effusi pleura maligna

Suatu effusi pleura merupakan suatu komplikasi yang muncul pada 30% kanker paru.
Dapat juga muncul pada jenis kanker lain, seperti kanker payudara dan limfoma.
Pada kanker paru, suatu effusi pleura maligna dapat menjadi tanda
pertama terjadinya kanker, atau dapat muncul sebagai suatu komplikasi
lambat dari penyakit tahap lanjut.

♂ : 40% effusi pleura maligna KANKER


♀ : 15% effusi pleura maligna PARU
PET Scan
• Positron Emission Tomography
• 18-FDG (fluorodeoxyglucose)
– Me↑ uptake oleh sel-sel yang aktif secara metabolik
– Tidak memasuki jalur glikolisis
• Memungkinkan identifikasi yang lebih akurat akan tumor, nodus-
nodus limfe, dan penyakit metastatik
• Penyakit jinak Penyakit ganas
– Sensitivitas 96% Sensitivitas 96%
– Specifisitas 88% Specifisitas 77%
CT/PET Scan Fusion Imaging

• PET Scan telah digunakan untuk mendeteksi sel-sel


kanker dalam tubuh, sementara CT Scan dapat
memberikan detil-detil pencitraan yang dapat
membantu menentukan lokasi kanker dan
menentukan ukuran kanker.
• PET and CT Scan dikombinasikan: informasi
diagnostik yang diberikan lebih lengkap  informasi
klinis yang diperlukan untuk tumor staging (T) lebih
akurat.
BRONKOSKOPI LASER-INDUCED FLUOROSENCE ENDOSCOPE (LIFE)
Fig. 3 A, bronkoskopi WLB normal dan bronkoskopi LIFE. B, WLB menunjukkan perubahan
inflamatorik pada mukosa bronkial namun tidak ada kecurigaan keganasan (kiri).
Bronkoskopi LIFE menunjukkan suatu autofuoresensi difus yang berkurang ( ditunjukkan
oleh warna merah kecokelatan difus oleh anak panah )
Biopsi menunjukkan displasia berat difus.
TEST DARAH TAMBAHAN : TUMOR MARKER

BIASANYA TIDAK DIGUNAKAN UNTUK PENEGAKAN DIAGNOSTIK, NAMUN LEBIH


UNTUK EVALUASI DARI TERAPI

PTH (parathyroid hormone)—Kadarl PTH atau protein yang berkaitan dengan PTH
dalam darah dapat digunakan untuk membantu membedakan kanker paru dengan
kanker pleura atau penyakit lain.

CEA (carcinogenic antigen)—suatu protein spesifik sistem imun yang ditemukan pada
banyak adenokarsinoma, termasuk adenokarsinoma paru.
↑kadar CEA preoperatif suatu prognosis buruk.
Kadar CEA > 50 dapat mengindikasikan suatu kanker paru tahap lanjut dan menjadi
indikasi untuk tidak dilakukannya reseksi.

CYFRA21-1 (cytokeratin fragment 19)— suatu protein penanda kanker paru,


sensitivitas dan spesifisitasnya melebihi CEA.
PENEGAKAN DIAGNOSA PADA KECURIGAAN KANKER PARU

Dx. kanker paru : Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes


diagnostik lainnya ( Pencitraan, Laboratorium )
HISTOLOGIK :
SUGGESTIF KANKER
BAKU EMAS
PARU
NSCLC dini yang jelas
(kandidat pembedahan) 
thoracotomi
SITOLOGIK direkomendasikan untuk
diagnosis jaringan dan
DIAGNOSIS staging.
PASTI : Diduga SCLC atau NSCLC
PENEMUAN metastatik  dx : metode
Non- invasif, PATOLOGIS yang paling nyaman dan
tidak invasif (contoh,
akurasi rendah:
thoracentesis dari suatu
Sputum effusi pleura, biopsi
eksisional dari suatu nodus
yang dapat diiakses,
bronkoskopi, AJH
transthorakal.
“Prosedur diagnosis untuk kanker paru
dilakukan hingga didapat diagnosis
pasti (jenis histologis) dan dapat
ditentukan stage penyakit hingga dapat
dipikirkan modalitas terapi yang
tepat. Selain itu harus dipertimbangkan
keadan umum pasien
(performance status) dan
kemampuan keuangan.”
Kanker Paru
Patologi
Non Small Cell Lung Ca
Squamous Cell Ca 30-35%
Adenocarcinoma 30-35%
Karsinoma bronchoalveolar
Ca Sel besar 25%
Small Cell Carcinoma 15-20%
Carcinoid 1-2%
…Former Marlboro Man

Age 30…a robust Age 51…riding


young man into the sunset
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai