oleh
Tawang Handayani 132011101068
Prayoga Triadi Kurnia P. 142011101042
Pembimbing:
dr. Komang Yunita W.P, Sp.S
2
Definisi
Merupakan kumpulan tanda dan gejala yang terjadi akibat tekanan pada
nervus medianus dalam terowongan carpal
3
4
Patofisiologi
Degenerasi
akson
Demyelinisasi
Iskemia nervus
medianus
Menekan aliran balik vena
dan nervus medianus
Peningkatan tekanan
terowongan carpal
5
Anamnesa
Mati rasa
Pasien merasakan mati rasa yang hilang timbul, muncul
pada malam hari, menghilang apabila pasien
menggerakkan tangan/pergelangan tangan
Terutama di rasakan pada sisi palmar jari pertama hingga
ke-4.
Nyeri
Nyeri dirasakan pada bagian ventral pergelangan tangan
dan dapat menyebar ke palmar dan jari atau ke lengan
bawah
6
Anamnesa
Gejala autonom
Muncul sebagai rasa rasa ketat/bengkak pada tangan
dan/atau perubahan suhu tangan (mis. Tangan menjadi
selalu dingin)
Tangan menjadi lebih sensitif terhadap suhu (terutama
dingin)
Perubahan pola berkeringat
7
Pemeriksaan Fisik
8
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Hoffmann-Tinnel sign
Phalen sign
The carpal compression test
Palpatory diagnosis
The square wrist sign
9
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Pemeriksaan pencitraan
Laboratorium • MRI
• USG
Pemeriksaan
elektrofisiologi
• Elektromyografi
• Konduksi saraf
10
Elektromyografi
11
Terapi
Naproxen
Diclofenak
NSAID
Ibuprofen
Indomethacin
Medikamentosa
Cyclooxygenase-2
Celecoxib
inhibitor
Diuretik Hydroclorothiazide
12
Rehabilitasi
13
Terapi Bedah
Indikasi
• Tidak mengalami perbaikan dengan
terapi konservatif
• Carpal tunnel syndrome berat
Teknik
• Pelepasan ligamen transversum
• Pelepasan terowongan carpal
14
Tarsal Tunnel
Syndrom
15
Tarsal Tunnel
16
Tarsal Tunnel Syndrome
17
Tarsal Tunnel Syndrome
18
SYMPTOMS
•Kesemutan pembakaran atau sensasi
serupa dengan sengatan listrik
•Sakit, mati rasa atau parastesia
Sepanjang aspek medial atau plantar
kaki kaki di dalam pergelangan kaki,
atau di bagian bawah kaki, dapat
diisolasi, dapat meluas ke tumit,
lengkung, jari kaki, dan betis.
•Serangan Akut atau kronis
19
ETIOLOGIES
Intrinsic Extrinsic
Mekanis
Metabolik Massa
Racun Trauma
Trauma Radang sendi
Diabetes Kekuatan kompresi
statis atau dinamis
20
Etiologies
•Pes Planus kaki
•Struktur yang membesar atau abnormal di
dalam terowongan memampatkan saraf. Exp:
vena varises, kista ganglion, tendon bengkak
•Cedera pada pergelangan kaki - peradangan dan
pembengkakan - kompresi saraf
•Kegemukan cenderung menekan nervus tibia
posterior
•Penyakit sistemik seperti diabetes, arthritis
menyebabkan mpembengkakan mengompresi
nervus 21
Diagnosis
Tinel’s sign
•Sensasi rasa yang berkurang
pada sepanjang distribusi saraf
•MRI susp. Massa atau
Pengobatan awal gagal
•EMG / NCV apabila tidak ada
perbaikan dengan perawatan non
bedah
22
TREATMENT
•Beristirahat
•Es
•NSAIDs
•Imobilisasi
•Terapi fisik
•Terapi injeksi
•Perangkat orthotic
•Sepatu
•Pembedahan (pada kasus
yang parah)
23
HORNER’S SINDROM
24
Definisi
25
Anatomi Fisiologi
Sistem Saraf Simpatik
26
Etiologi
Lesi Neuron pertama
•Arnold-Chiarimalformation
•Basal meningitis (eg, syphilis)
•Basal skull tumors
•Cerebral vascular accident (CVA)/Wallenbergsyndrome (lateral medullarysyndrome)
•Demyelinatingdisease (eg, multiple sclerosis)
•Intrapontinehemorrhage
•Trauma leher(eg, traumatic dislocation of cervicalvertebrae, traumatic dissection
of the vertebralartery)
•Pituitary tumor
•Syringomyelia
27
Lesi Neuron Kedua
Neuroblastoma
Lesi Neuron Ketiga
Cluster/migraine headaches
Herpes zoster
29
Obat-obatan( yang bisa menyebabkan 21. Methotrimeprazine
gejala yang sama dengan sindrom horner 22. Oral contraceptives
dan affek beberapa lokasi) 23. Perazine
24. Prilocaine
1. Acetophenazine 25. Procaine
2. Alseroxylon 26. Prochlorperazine
3. Bupivacaine 27. Promazine
4. Butaperazine 28. Promethazine
5. Carphenazine 29. Propoxycaine
6. Chlorprocaine 30. Reserpine
7. Chlorpromazine 31. Thioproperazine
8. Deserpidine 32. Thioridazine
9. Diacetylmorphine 33. Trifluoperazine
10. Diethazine
11. Ethopropazine
12. Etidocaine
13. Fluphenazine1
4. Guanethidine
15. Influenza virus vaccine
16.Levodova
17.Lidocaine
18. Mepivacaine
19. Mesoridazine 30
20. Methdilazine
Sindrom Horners bisa disdisebabkan kerusakan saraf simpatis pada bagian
berikut :
1. Batang otak
Tumor intrinsik seperti Glioma
Lesi vaskular
Syringobulbia
2. korda Cervicalis
Tumor intrinsik seperti Glioma
Syringomyelia
31
3.Akar anterior cervikalis 8 dan Torakalis 1
Tumor, seperti neurofibroma
Kelumpuhan pleksus brakhialis bawah
4. Fossa media
Tumor, Granuloma
32
33
Tanda dan Gejala
ptosis
miosis
anhidrosis
Dilatasi lag
Enophthalmos
upside down ptosis( elevasi terbalik dari kelopak mata
bawah)
heterochromia
34
Hilangnya refleks cilio spinal dan bloodshot konjungtiva dapat terjadi tergantung
pada lokasi lesi. Kadang-kadang ada kemerahan wajah pada sisi wajah yang
terkena akibat dari pelebaran pembuluh darah dibawah kulit.
35
Diagnosa
Test Farmakologi dapat membantu untuk diagnosis dan
mengidentifikasi jika lesi terdapat pada pre-ganglionic
atau post-ganglionic
Dengan topikal cocaine 4-10%, pada mata normal terjadi
dilatasi sedangkan pada Horner’s syndrome dilatasi
sangat berkurang
36
Paredrin1% (Hidroksiamfetamin) untuk menentukan
lokasi lesi
Apraclonidine adalah sebuah alternatif untuk kokain.
Tidak ada test farmakologis yang dapat membedakan
lesi pada neuron pertama dan kedua
37
38
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan khusus untuk sindrom Horner.
Kelainan dapat hilang dengan sendirinya apabila
penyebab telah diobati.
Sindrom ini tidak menyakitkan dan tidak mengganggu
penglihatan.
39
•Arti penting dari sindrom ini adalah sindrom
horner menunjukkan kerusakan saraf yang
harus diobati.
40
NEUROPATI
41
Definisi
42
Sistem Saraf Tepi
43
Klasifikasi
1. Menurut Derajatnya
Neuropati ringan : sensorik saja
Neuropati sedang : sensorik, motorik, refleks tendon menurun
Neuropati berat : sensorik, motorik, refleks tendon menurun, atrofi otot
44
3. Menurut Letak Lesi
Aksonopati Distal: Gangguan pada Akson
Mielienopati : Gangguan pada selubung mielin
Neuronopati
Gangguan pada badan sel saraf di cornu anterior, medulla spinalis atau
pada dorsal root ganglion.
45
4. Menurut jumlah saraf yang terlibat
Mononeuropati simpleks:
gangguan pada satu saraf perifer saja.
Mononeuropati multipleks:
mengenai beberapa saraf tepi, biasanya
tidak berdekatan dan tidak simetris.
Polineuropati:
bbrp saraf tepi, simetris dan serentak,
biasanya predominan di daerah distal.
46
Etiologi
Trauma
Idiopatik Inflammatory
Tekanan berkepanjangan pada saraf
Destruksi saraf akibat penyakit atau keracunan.
Metabolik dan Nutrisional (Diabetes, Def vit B1 atau B12)
Inefektif dan granulomatous neuropati (AIDS, Leprosy, Difteri)
Vaskulitis neuropati (RA, SLE, Polyarteritis Nodosa)
Neoplastic (compression and iritation by tumor)
Entrapment neuropathies
- Upper limbs (Median nerve (carpal tunnel syndrome),Ulnar nerve,Radial nerve
- Lower limbs (Peroneal nerve,Femoral nerve,Obturator nerve)
Kemoterapi, pengobatan HIV, dan antibiotik golongan kuinolon, konsumsi vitamin
47
B6 (Pyridoxine) melebihi dosis 50-100 mg per hari.
Patofisiologi
1. Degenerasi wallerian
Terjadi degenerasi akson dan selubung mielin kearah distal dari lesi.
Degenerasi bisa juga ke proksimal satu atau dua segmen.
2. Demielinisasi segmental
Timbul bila terjadi lesi pada sel schwann.
Proses dimulai di daerah nodus ranvier dan meluas tak teratur mengenai segmen-segmen internodus lain.
Akson dapat mengalami degenerasi atau tidak terganggu sama sekali.
Degenerasi akson ini biasanya di ikuti oleh demielinisasi segmental yang sekunder.
Sering pada uremia, keracunan alkohol, lepra, karsinoma.
Kerusakan saraf dibagi 3 tingkat penting untuk menentukan prognose:
1. Neuropraksia:
- Kerusakan paling ringan
- hanya terjadi gangguan hantaran
- Tanpa gangguan kontinuitas
- Pemulihan terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa minggu
2. Aksonotmesis:
- Kerusakan pada akson disertai degenerasi
- Tanpa kerusakan endoneural
- Regenerasi kemungkinan dapat terjadi dengan hasil yang baik
3. Neurotmesis:
- Saraf terputus total atau sebagian
- Pengobatan dgn penyambungan 49
NEUROPATI
50
Mononeuropati
Polineuropati
• Gangguan fungsi dan struktur / terjadi kerusakan pada beberapa saraf
perifer pada tubuh, yang terjadi secara bersamaan, bersifat simetris
kemudian progresif bilateral dan lambat.
• Contoh polineuropati yang sering: neuropati diabetik
Neuropati otonom
• Terjadi kerusakan pada saraf yang mengontrol fungsi organ tubuh secara
involunter
51
Gejala Klinik
1. GANGGUAN SENSORIK:
Involvement of sensory axons produces impairment of sensation with
dysesthesias or paresthesias.
52
2. GANGGUAN MOTORIK:
Involvement of motor axons produces muscle wasting and weakness followed by
atrophy and fasciculations
- Kelemahan bersifat lmn
- Sulit memutar kunci pintu
- Sulit membuka kancing baju
- Sulit memutar tutup botol
- Foot drop
- Wrist drop
- Gangguan gerakan tangkas
54
Pemeriksaan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik ( Neurologi )
EMG
Pemeriksaan Laboratorium
55
56
Penatalaksanaan
Anti Depresan
Anti Konvulsan
Anti Inflamasi Non Steroid
57
Terimakasih 58