Anda di halaman 1dari 13

Nama Anggota :

A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa di Dunia


1. Zaman Mesir Kuno
Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan
karena adanya roh jahat yang bersarang di otak. Oleh
karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat
lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh
jahat yang bersarang di otak tersebut.
2. Zaman Yunani (Hypocrates)
Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu
penyakit. Upaya pengobatannya dilakukan oleh dokter
dan orang yang berdoa untuk mengeluarkan roh jahat.
3. Zaman Vesalius
vesalius berusaha mencuri mayat manusia untuk
dipelajari. Ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu
untuk kepentingan keilmuan, maka akhirnya ia
dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan
karena bisa menunjukkan adanya perbedaan antara
manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima
bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit
4. Revolusi Prancis I
i Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis,
berusaha memanfaatkan Revolusi Prancis untuk
membebaskan belenggu pada pasien gangguan jiwa. Ia
meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu
untuk pasien gangguan jiwa. Pinel menggunakan alasan
revolusi, yaitu “Jika tidak, kita harus siap diterkam
binatang buas yang berwajah manusia”.
5. Revolusi Kesehatan Jiwa II
Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit,
maka terjadilah perubahan orientasi pada organo
biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar gangguan
jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu,
ganguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural
sciences, yaitu ada taksonomi (penggolongan penyakit)
dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit). Akhirnya, Emil
Craepelee mampu membuat penggolongan dari tanda-
tanda gangguan jiwa.
6. Revolusi Kesehatan Jiwa III
Dikembangkanlah basis komunitas (community base)
dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas
(community mental health centre) yang dipelopori oleh
J.F. Kennedy. Pada saat inilah disebut revolusi kesehatan
jiwa III.
B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa di
Indonesia
1.Zaman Kolonial
Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU – yang
ditampung, hanya yg mengalami gangguan Jiwa berat
1862  hsl sensus : 600 pnderita ggn jiwa di Pulau Jawa &
Madura, 200 pndrita didaerah lain
- 1882 : RSJ Bogor, pertama di Indonesia
- 1902 : RSJ Lawang
- 1923 : RSJ Magelang
- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaan
Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care)
- Stigma
- Keluarga menjauhkan diri dari pasien
• Sejak tahun 1910 – mulai dicoba hindari Costodial care (
penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )
• .Mulai tahun 1930 – dimulai terapi kerja seperti
menggarap lahan pertanian
• Selama Perang Dunia II & pendudukan jepang – upaya
kesehatan jiwa tak berkembang
• Proklamasi – perkembangan baru
• - Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan
Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik)
- Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan
Urusan Penyakit Jiwa – meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan, dibawah Depkes
• Tahun 1966
- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa
- UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh
pemerintah
- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita
Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) Dgn instansi diluar bidang
kesehatan
• Tahun 1973 – PPDGJ I yg diterbitkan tahun 1975 ada
integrasi dgn puskesmas
• Sejak tahun 1970 an : pihak swastapun mulai
memikirkan masalah kes. Jiwa
• Ilmu kedokteran Jiwa berkembang
- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa
masyarakat, Psikiatri Klinik, kedokteran Jiwa Usila
dan Kedokteran Jiwa Kehakiman
• Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalma 3 sub
Program yang diputuskan pd masyarakat dengan
prioritas pd Heath Promotion : perbaikan
pelayanan, pengembangan sistem, establishment
community mental health

C. Konseptual Model Keperawatan Kesehatan
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan
metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen
untuk memperbaiki traumatic masa lalu.
2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling
Security (berupaya membangun rasa aman pada
klien), Trusting Relationship and interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya)
dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang
lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
3. Social ( Caplan, Szasz)
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep
model ini adalah environment manipulation and social
support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya
dukungan sosial).
4. Existensial ( Ellis, Rogers)
Prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan
individu agar berpengalaman bergaul dengan orang
lain, memahami riwayat hidup orang lain yang
dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai
panutan(experience in relationship).
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon
coping adaptif, individu diupayakan mengenal telebih
dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya;
kekuatan mana yang dapat dipakai alternative
pemecahan masalahnya.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik
dan teknik interpersonal.

Anda mungkin juga menyukai