Antidepresan
Antidepresan
Depresi
Faktor Genetik
• Kategori diagnosis
– Episode depresif ringan (F32.0),
Efek utama maoi didalam psikiatri adalah pada SSP. Di samping efeknya pada
mood depresi, MAOI dikaitkan dengan potensi gangguan tidur dan arsitektur
tidur yang bermakna secara klinis. Penggunaan MAOI sering dikaitkan dengan
berkurangnya tidur serta insomnia dan kadang-kadang menyebabkan
mengantuk di siang hari. Lebih jauh lagi, tidur pada pasien ang diterapi dengan
MAOI ditandai dengan sedikit berkurangnya tidur rapid eye movement(REM).
RIMA tidak berefek pada tidur , atau mungkin dapat memperbaiki tidur.
Indikasi Terapeutik
Indikasi MAOI serupa dengan indikasi untuk obat trisiklik dan
tetrasiklik. MAOI terutama dapat efektif pada gangguan panik
dengan agoraphobia, gangguan stress pascatrauma, gangguan
makan, fobia sosial, dan gangguan nyeri. Sejumlah peneliti
menemukan bahwa MAOI lebih dipilih dibandingkan obat trisiklik
didalam terapi depresi atipikal yang ditandai dengan hipersomnia,
hiperfagia, ansietas dan tidak ada gejala vegetatif
Krisis Hipertensi yang Dicetuskan Tiramin
• Putus-Obat
Orang yang mengonsumsi dosis regular MAOI dan menghentikannya
secara mendadak dapat mengalami sindrom putus obat yang dapat hilang
sendiri, meliputi bangun terus (arousal), gangguan mood, dan gejala somatic.
Untuk menghindari gejala ini saat menghentikan penggunaan MAOI, dosis
harus diturunkan secara bertahap selama beberapa minggu.
Trisiklik (amitriptyline)
Kerja Farmakologis
Efek Pada Organ dan Sistem Spesifik
Indikasi Terapeutik
– Gangguan Obsesif-Kompulsif
– Gangguan Makan
– Gangguan Nyeri
SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR
(SSRI)
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah agen lini pertama untuk terapi depresi,
gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan panik, serta banyak gangguan lain. Saat ini
tersedia enam SSRI: (1) fluoxentine (Prozzac), yang diperkenalkan pada tahun 1988; (2)
sertraline (Zoloft); (3) paroxentine (Paxil); (4) fluvoxamine (Luvox); (5) citalopram
(Celexa); dan escitalopram (Lexapro), suatu jenis citalopram.
Disfungsi Seksual
Efek Simpang pada Gastrointestinal
Sakit Kepala
Efek Simpang pada Sistem Saraf Pusat
Efek Antikolinergik
Efek Simpang Hematologis
Gangguan Elektrolit dan Glukosa
Reaksi Alergi dan Endokrin
Sindrom Serotonin
PUTUS ZAT SSRI
Penghentian penggunaan SSRI secara tiba-tiba, terutama SSRI dengan waktu paruh
singkat, seperti paroxetine atau fluvoxamine, menyebabkan timbulnya sindrom putus
zat yang dapat mencakup pusing, lemah, mual, sakit kepala, depresi rebound, ansietas,
insomnia, konsentrasi buruk, gejala pernapasan atas, parestesia, dan gejala mirip
migraine. Gejala ini biasanya tidak timbul sampai setelah sedikitnya 6 minggu terapi
dan biasanya pulih spontan dalam 3 minggu. Orang yang mengalami efek simpang
sementara pada minggu pertama mengonsumsi SSRI lebih cenderung mengalami
sindrom penghentian zat.
Fluoxetine merupakan SSRI yang paling kecil kemungkinannya menyebabkan sindrom
ini, karena waktu paruh metabolitnya lebih dari 1 minggu dan kadarnya secara efektif
turun dengan sendirinya. Dengan demikian, fluoxetine telah digunakan pada beberapa
kasus untuk menerapi sindrom penghentian zat akibat penghentian SSRI lain.
SEROTONIN NOREPINEPHRINE REUPTAKE INHIBITOR
(SNRI)
Venlafaxine (Effexor)
Venlafaxine tersedia dalam bentuk tablet dari 37,5 mg, 50 mg, 75 mg dan XL 75 mg dan
150 mg kapsul.
Efek samping yang paling umum dijumpai adalah nausea, pusing, insomnia, mengantuk,
dan mulut kering. Efek antikolinergik secara signifikan lebih ringan dibandingkan
dengan antidepresan lainnya. Sedangkan efek disfungsi seksual sama seperti SSRI lain.
Venlafaxine diserap dengan baik melalui pemberian oral.
Gejala penghentian berat telah dilaporkan. Sindrom discontinue yang mengkhawatirkan
bisa terjadi pada penghentian venlafaxine secara mendadak. Untuk menghindari sindrom
ini, venlafaxine XR harus di-tappering off (diturunkan secara bertahap) dengan
pengurangan dosis harian 75 mg dalam masa satu minggu.
Mirtazapine (Remeron)
Mekanisme kerja duloxetine dengan memblok reuptake dari serotonin dan norepinefrin.
Obat golongan ini memiliki waktu paruh 12 jam. Duloxetine tersedia dalam sediaan : 20,
30 and 60 mg kapsul.
Efek samping dari penggunaan duloxetin adalah nausea, konstipasi, mulut menjadi
kering, akan tetapi memiliki efek yang kecil untuk gangguan seksual.
Milnacipran
Milnacipran tersedia dalam sediaan tablet 50 mg. Dapat terjadi dysuria yang merupakan
akibat dari peningkatan fungsi norepinefrin, tetapi tidak meningkatkan tekanan darah
serta dapat menyebabkan nausea,vomitus,dan takikardi.