Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN
KRITIS

BY. Asniah Syamsuddin


Issu saat ini yg dihadapi perawat
keperawatan kritis:
Pasien berpenyakit kritis semakin
meningkat,
Tehnologi yang semakin komplek,
Peningkatan populasi usia lanjut,
Dilema etik,
Tekanan biaya,
Perubahan dalam pemberian
pelayanan
Untuk memenuhi tantangan tsb,
perawat :
Harus dapat mengaktualisasikan
diri secara fisik, emosional, dan
spiritual
Harus mempunyai dasar
pengetahuan yang membantu
kemampuannya untuk melihat issu
dalam rentang yang lebih luas
Asuhan keperawatan kritis
membutuhkan:
Kemampuan untuk menyesuaikan
situasi kritis dengan kecepatan dan
ketepatan yang tidak dibutuhkan
pada situasi keperawatan lain
Keahlian dalam penyatuan
informasi, membuat keputusan dan
prioritas
Karena seluruh sistem tubuh berupaya
untuk mengatasi adanya
ketidakseimbangan
Esensi askep kritis
Tidak berdasarkan pada lingkungan
atau alat-alat yang khusus,
tetapi
Dalam proses pengambilan keputusan
Didasarkan pada pemahaman yang
sungguh-sungguh tentang
fisiologi dan psikologi
INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN
DALAM ASKEP KRITIS
Proses keperawatan memberikan
kerangka yang sistemik (langkah-
langkah)
– Mencari informasi, berespon terhadap
petunjuk klinik, mengidentifikasi dan
berespon terhadap issu yang
mempengaruhi kesehatan pasien
– Mengelompokkan data subjektif dan
objektif
– Merumuskan diagnosa keperawatan
– Menentukan hasil yang diharapkan
dan intervensi (harus spesifik dan
jelas menggambarkan prilaku pasien
yang akan menandakan bahwa tujuan
telah tercapai)
hasil yang diharapkan digunakan
untuk menilai keefektifan intervensi.

Jika tidak efektif, proses diulangi


mulai dari pengumpulan data

– Implementasi rencana
– Evaluasi (berdasarkan pada hasil yang
diharapkan)
Contoh
Pasen dengan pankreatitis akut, mengeluh
nyeri dan menunjukkan bahwa pasien
mengalami nyeri
 Perawat melakukan pengkajian nyeri:
– Memperhatikan timbulnya, intensitas, lokasi,
dan apa yang dpt mengurangi atau
memperburuk nyeri
– Meminta pasien memberikan angka pada
skala nyeri
– Pengkajian tambahan: TD, Nadi, Nafas,
gelisah, ansietas, dan melindungi
Merumuskan diagnosa
keperawatan:
– Nyeri bhd interupsi aliran darah ke
pankreas, edema dan distensi
pankreas
– Nyeri bhd iritasi peritoneal karena
aktivitas enzim eksokrin pankreas
Hasil yang diharapkan:
– Laporan pasien bahwa nyeri dalam
batas yang dapat di toleransi
Intervensi:
– Kolaborasi pemberian analgesik
– Susun jadwal pengobatan
– Mengatur posisi miring dengan lutut
di tekuk
– Memberikan perawatan mulut
Evaluasi: menilai keefektifan
intervensi ini dengan mengkaji
kembali rasa nyeri pasien
Jika hasil belum tercapai, kembali ke
proses pengkajian, perencanaan
selanjutnya, intervensi, dan evaluasi
ulang dilanjutkan sampai hasil
tercapai.
DAMPAK PSIKOSOSIAL DARI
LINGKUNGAN PERAWATAN KRITIS

Tehnologi canggih yang


mengelilingi pasien dengan penyakit
kritis dapat menciptakan keasingan
dan lingkungan yang mengancam
kehidupan sehingga membuat
stres yang serius
Efek negatif yang dapat timbul dlm
lingkungan perawatan kritis

Secara garis besar ada beberapa


masalah:
Input sensori (kehilangan,
kelebihan dan fenomena rumah
sakit)
Kualitas tidur
Kekacauan mental akut
Kehilangan sensori
Yaitu: Gejala yang terjadi setelah
penurunan dalam kualitas dan kuantitas
input sensori
mis:
 Kehilangan kesadaran terhadap waktu
 Kebosanan
 Adanya delusi, ilusi, halusinasi
 Ansietas
 Gelisah
 Depresi
Fenomena rumah sakit
Kombinasi dari penurunan sensori
dan kelebihan sensori disebut
dengan fenomena rumah sakit
Suara abnormal di unit perawatan
kritis (gesekan pagar tempat tidur,
alarm monitor jantung, alat
pengisap lendir, suara berbisik-
bisik, tawa, omelan dll, ditambah
lagi lampu yang terus menyala)
menambah stres pada pasien
Kualitas tidur & kekacauan
mental
Kualitas tidur yang buruk dapat
menimbulkan kekacauan mental
Status kekacauan mental akut
mempengaruhi :
1. fungsi kognitif,
2. perhatian dan
3. siklus tidur dan bangun
Efeknya:
– Disorientasi waktu dan tempat
– Gangguan memori,
– Insomnia, mimpi
– Menurunnya perhatian
– Kurang atau kelebihan kewaspadaan
– Ragu-ragu dan prilaku melawan
– Fluktuasi kesadaran
EFEK UNIT PERAWATAN
KRITIS PADA PERAWAT
Stres fisik
– Kelelahan; mengangkat berat pasien
tidak sadar,
– Resiko tertular penyakit; pajanan
ekskresi feses, urine, darah,
muntahan atau cairan tubuh yang lain,
– Gangguan sensori; suara mesin
monitor, alat pengisap lendir, suara
respirator, tangisan dan rintihan
pasien
Stres psikologis
– Kejenuhan,
– Ketidakpuasan kerja,
– Ketakutan,
– Rasa bersalah; terdapat tubuh
manusia yang rusak dan disia-siakan,
tuntutan profesionalisme,
pengetahuan dan skil yang lebih

Anda mungkin juga menyukai