By : VERI
Latar Belakang
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama
jenis tanpa adanya ikatan pernikahan.
100% menyatakan pernah punya pacar dan pertama kali pacaran pada
umur di bawah 15 tahun.
Tujuan
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang faktor-
faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja
SMA di Pontianak.
Kerangka Teori
Konsep Perilaku
Seksual
Faktor-Faktor
Berhubungan dengan Variabel Independent
Perilaku Seksual (bebas)
Remaja
Variabel Dependent
Perilaku Seksual Remaja (terikat)
Kerangka Konsep
1 Perilaku Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik Kuisioner Komunikasi Tidak Menggunakan Cut Of Nominal
Seksual dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Langsung Point (COP) nilai median
n = 279
Bentuk-bentuk tingkah laku beresiko terdiri dari: ciuman ,
1. Beresiko ≥ 2
meraba , pelukan, oral, petting, senggama dan sex
2. Tidak Beresiko <
intercourse (Sarwono 2003). Dikatakan beresiko jika
2
remaja melakukan salah satu tindakan di atas. Dikatakan
tidak beresiko jika remaja tidak melakukan salah satu
tindakan di atas.
1. Usia Saat responden pertama kali menjalin hubungan dengan Kuisioner Komunikasi Tidak Dalam Tahun Rasio
Pertamakali lawan jenis/berpacaran. Langsung
Pacaran
2. Waktu Pacaran Lamanya waktu yang digunakan untuk bertemu/pacaran Kuisioner Komunikasi Tidak 1. < 3 x seminggu Ordinal
Langsung 2. 3x seminggu
atau lebih
Next….
3. Teman
Sebaya
Teman sebaya adalah teman sekolah yang tidak atau Kuisioner
beresiko terhadap perilaku seksual. Perilaku beresiko
Komunikasi Tidak 1.
Langsung 2.
Beresiko
Tidak
Ordinal
5. Media Paparan responden terhadap media tentang kesehatan Kuisioner Komunikasi Tidak 1. Terpapar Nominal
Informasi reproduksi. Media tersebut antara lain : Langsung 2. Tidak
1.Internet/ Terpapar
jejaring sosial.
2. Buku.
3. Sekolah/guru.
4.Orangtua.
5.Tim kesehatan / puskesmas.
Dikatakan terpapar jika responden terpapar salah satu
media di atas.
Dikatakan tidak terpapar jika responden tidak terpapar
dengan salah satu media di atas.
6. Pengetahuan Hasil tahu remaja tentang perilaku seksual. Perilaku Kuisioner Komunikasi Tidak Menggunakan Cut Of Nominal
seksual tersebut antara lain : ciuman, meraba, pelukan, Langsung Point (COP) nilai
oral, petting , senggama dan sex intercourse (Sarwono median n = 279
2003). 1. Baik,
Dikatakan pengetahuan baik jika responden jika ≥8
mengetahui salah satu perilaku seksual di atas. 2. Kurang Baik,
Dikatakan pengetahuan kurang jika responden tidak jika < 8
mengetahui salah satu perilaku seksual di atas.
7. Sikap Pernyataan remaja yang mendukung (baik) atau tidak Kuisioner Komunikasi Tidak Menggunakan Cut Of Nominal
mendukung (kurang) tentang perilaku seksual. Langsung Point (COP) nilai
Perilaku seksual tersebut antara lain : ciuman, meraba, median n = 279,
pelukan, oral, petting , senggama dan sex intercourse 1. Baik,
(Sarwono 2003). jika ≥ 36
Dikatakan sikap baik jika responden tidak menyetujui 2. Kurang Baik,
salah satu tindakan perilaku seksual di atas. jika < 36
Dikatakan sikap kurang jika responden menyetujui
salah satu perilaku seksual di atas.
Hipotesis
2010).
Rancangan Penelitian
POPULASI
( SAMPEL )
Catatan :
Rancangan dengan 7 variabel bebas (U,F,T,J,M,P,S ) dan 1 variabel tergantung (PS ).
Metode Penelitian
Jenis dan Rancangan Penelitian :
Penelitian ini mengunakan pendekatan cross sectional study. Dimana pengumpulan data variabel independent
dan variabel dependent dilakukan secara bersama atau sekaligus (Hidayat,2007).
Lokasi :
Populasi :
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmojo, 2012). Populasi dalam
penelitian ini adalah remaja SMA Negeri di Pontianak yang berjumlah 900 orang
Sampel :
n=N
1+ N (d)2
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 279
responden dengan teknik sampling proposional random sampling.
Instrumen Penelitian:
Kuisioner penelitian