Anda di halaman 1dari 27

PATOFISIOLOGI

• Trichuris trichiura muris,


• Nematoda yang berhubungan dekat dengan
Trichuris trichiura pada manusia ditemukan
juga adanya peran beberapa sitokin seperti
interleukin (IL)-18 dan IL-10
• Menurunnya IGF-1
ANKILOSTOMIASIS
NEKATORIASIS
Penyakit Cacing Tambang
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
• Cacing tambang
– Ancylostoma duodenale
• betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm
• jantan 8-11 mm x 0,4-0,5 mm
• Bentuk huruf C
– Necator americanus
• betina ukurannya 9-11 mm x 0,4 mm
• jantan 7-9 mm x 0,3 mm.
• Bentuk hurup S
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
1. Pruritus, ruam makulopapul, atau vesikel
2. Anemia mikrositik hipokrom
– Ancylostoma duodenale
• Kehilangan darah: 0,08-0,34 ml/hari
– Necator americanus
• Kehilangan darah: 0,0005-0,1 ml/hari
3. Kembung, sering buang angin, diare muncul
sekitar 2 minggu setelah penetrasi
DIANOSIS
• Pemeriksaan feses
– Ditemukannya telur atau larva
– Parasite load
Regan 1-1.999 EPG
Sedang 2.000-3.999 EPG
Berat ≥4.000 EPG

• Pemeriksaan laboratorium
– Eosinofilia
– Anemia mikrositik hipokrom
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis
• Cutaneus larva migran
• Anemia defisiensi besi
• Bronkitis
• Asma bronkial
• Bronkopneumonia
• Gastritis
• Ulkus peptikum
TATALAKSANA
• Umum
• Nutrisi adekuat, suplemen preparat besi
• Antihemintik
OBAT DOSIS
Albendazole Dosis tunggal 400mg
Mebendazole Dosis 100 mg, 2x sehari selama 3 hari
Tetrakloretilen 0,12 ml/kgBB (maks 5 ml), dapat diulang
2 minggu kemudian, diberikan saat perut
kosong disertai 30 mg MgSO4
Befanium hidroksinaftat 5g, 2 x sehari, dapat diulang bila perlu
Pirantel pamoat Dosis tunggal 10mg/kgBB/hari
KOMPLIKASI
• Dermatitis
• Anemia berat
• Malabsorbsi  Gangguan pertumbuhan dan
mental
• Payah jantung
PROGNOSIS
• Baik dengan pengobatan
PENCEGAHAN
• Pakai sandal/sepatu bila berkontak dengan
tanah
• Perbaiki sanitasi
• Kebersihan individu
TETANUS
EPIDEMIOLOGI
• >> di negara berkembang
• 1 juta kasus per tahun di seluruh dunia,
dengan angka kejadian 18/100.000 penduduk
per tahun serta angka kematian 300.000-
500.000 per tahun
ETIOLOGI
• Clostridium tetani
– Basil Gram-positif dengan spora diujungnya 
pemukul genderang/stik drum
– Obligat anaerob
– Eksotoksin  Tetanospasmin dan tetanolisin
– Spora mampu bertahan dalam suhu tinggi,
kekeringan, dan desinfektan hingga berrtahun-
tahun
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Tetanus Tetanus Tetanus Tetanus
Generalisata Lokal Sefalik Neonatorum
• Hipertonus otot • Nyeri • If: luka pada • Pada bayi baru
• Spasme • Kekauan otot- daerah lahir  2 hari
• Trismus otot bagian kepala/wajah pertama
• Risus sardonikus proksimal dari (daerah mata, kehidupan
• Opistotonus tempat luka kulit kepala, • hilangnya
• Kejang telinga: OMSK kemampuan
(rangsang/spont • Imasa inkubasi: menyusu dan
a) 1-2 hari menangis antara
• Spasme otot • Kelemahan dan hari ke-3 hingga
laring dan paralisis otot hari ke-28 
pernapasan  wajah kaku dan
ggn menelan, • Spasme otot spasme
asfiksia, sianosis ajah, lidah, • Trismus,
• Spasme spincter tenggorokan  opistotonus,
kandung kemih diasrtria, kejang
 retensi urin disfonia, disfagia
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Riwayat luka (luka tusuk, luka kecelakaan/patah
tulang terbuka, luka dgn nanah atau gigitan inatang)
 Riwayat keluar nanah dari telinga
 Riwayat gigi berlobang
 Waktu terkena luka dan waktu hingga muncul gejala
 Riwayat imunisasi
2. Pemeriksaan fisik
– Dari gejala klinis
DIAGNOSIS BANDING
1. Meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis
2. Tetani akibat hipokalsemia
3. Keracunan strihnin
4. Rabies
5. Trismus karena proses lokal  mastoiditis,
OMSK, abses tonsilar, biasanya asimetris
TATALAKSANA
1. Non medikamentosa
 Pembersihan dan debridemant luka yang kotor
 Ruang rawatan yang gelap
 Diet diberikan melalui selang NGT (bila perlu) 
diet tinggi kalori
 Pencegahan ulkus dekubitus
TATALAKSANA
2. Medikamentosa
 Mengurangi spasme dan mengatasi spasme
 Diazepam
 0,1-0,3 mg/kgBB/kalidengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis
 usia <2 tahun adalah 8mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis 2-3
mgsetiap 3 jam
 5mg per rektal untuk BB<10 kg dan 10 mg per rektal untuk anak
dengan BB ≥10kg, atau dosis diazepam intravena untuk anak 0,3
mg/kgBB/kali
 tetanus neonatorum diberikan dosis awitan 0,1-0,2 mg/kgBB iv untuk
menghilangkanspasme akut, diikuti infus tetesan tetap 15-40
mg/kgBB/hari
 Setelah 5-7 haridosis diazepam diturunkan bertahap 5-10 mg/hari dan
dapat diberikan melaluip ipa orogastrik.
 Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB/hari.
TATALAKSANA
1. Anti Tetanus Serum (ATS)
 Dosis: 100.000 IU dengan 50.000 IU im dan
50.000IU iv
2. Human Tetanus Immunoglobulin ( HTIG)
• Dosis: 3.000-6.000 IU IM dalam dosis tunggal
• Bayi: 500 IU IM dosis tunggal
• Sebagian lg diberikan secara infiltrasi ditempat
sekitar luka.
TATALAKSANA
3. Antibiotik
– Metronidazol
• Dosis inisial: 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30
mg/kgBB/hari
• Interval setiap 6 jam selama 7-10 hari secara IV
– Penisilin prokain
• 50.000-100.000U/kgBB/hari selama 7-10 hari
• jika terdapat hipersensitif  tetrasiklin 50
mg/kgBB/hari (untuk anak berumur lebih dari 8
tahun)
KOMPLIKASI
• Hambatan jalan napas  butuh ventilator
• Penumonia
• Sepsis
• Ulkus dekubitus
• Gangguan otonom: hipertensi dan takikardi 
hipotensi dan bradikardi
• Fraktur tulang spinal dan tulang panjang
• Rabdomiolisis disertai gagal ginjal akut
• Kematian

Anda mungkin juga menyukai