Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL,PENGHAWAAN

DAN PENCAHAYAAN ALAMI


PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

OLEH
CINDI APRILIAN PAKAI
T1117018
KENYAMANAN TERMAL
PENGERTIAN KENYAMANAN TERMAL
Kenyamanan thermal adalah suatu
kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia,
bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur,
tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan
benda-benda disekitar arsitekturnya atau
kondisi pikir seseorang yang
mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap
lingkungan thermalnya.
STANDART KENYAMANAN THERMAL
Perbandingan hasil pengukuran dengan standar kenyamanan
thermal
1. Kecepatan udara
- Lippsmeier menyatakan bahwa patokan untuk kecepatan angin
ialah
· 0,25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
· 0,25-0,5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
· 1,0-1,5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
· Diatas 1,5 m/s tidak menyenangkan
2. Suhu
Menyatakan daerah kenyamanan thermal pada bangunan
yang dikondisikan untuk orang Indonesia yaitu :
· Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20,8º C – 22,8º C
· Nyaman optimal, antara suhu efektif 22,8º C -25,8º C
· Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8º C – 27,1º C
1. Orientasi Bangunan
Bangunan terletak di tempat yang
strategis, karena tidak terpapar radiasi
matahari secara langsung. Melihat iklim di
indonesia yang merupakan iklim tropis dan
arah pergerakan matahari dari arah timur -
barat, maka posisi bangunan berada pada
posisi selatan – utara.
2. Kecepatan Udara
Pada waktu siang hari kecepatan udara
mencapai 1,0-1,5 m/s = aliran udara ringan
3. Suhu udara
Suhu udara pada rumah ini rata-rata 25.3º C
PENGHAWAAN ALAMI
1. Luas Bukaan
Luas jendela dan ventilasi tidak sesuai
dengan standar yang ada yaitu 5% dari luas
bangunan sehingga udara yang seharusnya
masuk ke dalam bangunan jadi minim.
2. Jenis Bukaan
Tidak menggunakan cross ventilation,
sehingga pengaturan udara inlet dan outlet
tidak beraturan yang membuat perputaran
angin menjadi tidak sempurna.
1. Luas Bukaan
Luas Jendela dan ventilasi tidak sesuai dengan
standar yang ada yaitu 20% dari luas bangunan.
Sehingga membuat cahaya matahari sulit masuk
ke dalam bangunan. Sehingga pada waktu siang
hari ruangan menjadi gelap dan membutuhkan
pencahayaan buatan pada waktu siang hari.
2. Orientasi Matahari Terhadap Bangunan
Matahari bergerak dari arah timur-barat,
sedangkan tata letak bangunan menghadap dari
arah selatan ke utara. Maka pencahayaan yang
di dapatkan adalah daylight.
AKUSTIK PADA BANGUNAN
Bangunan terletak pada lokasi yang jauh dari
sumber kebisingan seperti jalan,pertokoan dll.
Sehingga suasana di dalam ruangan tidak terlalu
bising. Dan di depan rumah terdapat vegetasi
yang dapat menyaring suara apabila memang
ada suara yang keras berasal dari sumber
keluarnya suara.

Anda mungkin juga menyukai