Anda di halaman 1dari 93

Manajemen Data Puskesmas

dan Keluarga Sehat

PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS

10/04/2019
Tujuan Pembelajaran Umum
• Tujuan pembelajaran umum materi ini adalah
setelah mempelajari materi ini peserta mampu
melakukan manajemen data puskesmas dan
keluarga sehat.
Tujuan Pembelajaran Khusus
• Melakukan Manajemen Sistem Informasi
Puskesmas
• Menjelaskan Analisis dan Pemanfaatan Data
• Melakukan Manajemen Pengelolaan data
• Melakukan Manajemen Pendataan Keluarga Sehat
POKOK BAHASAN (1)

• Pokok Bahasan materi ini terdiri atas:


• Sistem Informasi Puskesmas
– Pencatatan dan Pelaporan Data Puskesmas
– Survei Lapangan
– Pelaporan Lintas Sektor Terkait
– Pelaporan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Wilayahnya
POKOK BAHASAN (2)
• Analisis dan Pemanfaatan Data
– Analisis Data
– Pemanfaatan Data
– Penyajian Data
• Pengelolaan data
– Pengelolaan Data Non Elektronik
– Pengelolaan Data Elektronik
• Pendataan Keluarga Sehat
– Pengolahan dan Analisis Keluarga Sehat
– Aplikasi Keluarga Sehat
4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 5
Pemanfaatan Manajemen Data

Perencanaan
Puskesmas

Pemantauan
untuk deteksi
wabah
Data
Pemantauan
Masalah
Kesehatan

Penilaian dan
evaluasi

6
MANAJEMEN INFORMASI PUSKESMAS

7
PMK 75/2014 Pasal 43

Kewajiban Penyelenggaraan Sistem Informasi di Puskesmas

1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem


informasi Puskesmas.
2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diselenggarakan secara eletronik
atau nonelektronik.
PMK 75/2014 Pasal 43
Unsur Sistem Informasi Puskesmas
Ayat (3) Pasal 43 PMK 75/2014 Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas dan Jaringannya

Survei Lapangan

Sistem Informasi Puskesmas

Laporan Lintas Sektor Terkait

Laporan Jejaring Fasyankes di


Wilayah Kerjanya
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
Dalam
gedung

Luar
gedung
Pencatatan
Setiap pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib melakukan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan yang
dilaksanakan, yang meliputi pencatatan :

1. DATA DASAR 2. DATA PROGRAM

UKM ESENSIAL (UKME) UKM PENGEMBANGAN (UKMP)


A. identitas Puskesmas;
UKP
B. wilayah kerja 1. Promosi Kesehatan
Puskesmas; 2. Kesehatan Lingkungan
C. sumber daya 3. Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Gizi 1. Data UKS
Puskesmas; dan 4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2. Data Kesehatan Gigi Masyarakat
3. Data Kesehatan Olah Raga
D. sasaran program • Data PTM • Data rabies Pelayanan
4. Data Kesehatan Kerja
• Data Surveilans, SKDR dan • Data TB Puskesmas
KLB • Data Kusta
• Data Malaria • Data Frambusia
• Data DBD • Data Diare
• Data Kecacingan • Data Imunisasi
Pencatatan (2)
• Pencatatan menggunakan instrumen yang meliputi:
– Kartu; (RPMK SIP Psl 5 ayat 2)

– formulir; dan/atau
– register.
• Kepala Dinas Kesehatan Provinsi /Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat melakukan penambahan muatan data
dalam instrumen pencatatan sesuai dengan kebutuhan
program pada masing-masing daerah.
Pelaporan
1. DATA DASAR 2. DATA PROGRAM

UKM PENGEMBANGAN
UKM ESENSIAL (UKME)
Pencatatan sama dengan (UKMP)
pelaporan
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Gizi
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. Data UKS UKP & pelayanan
2. Data Kesehatan Gigi Puskesmas
• Data PTM Masyarakat
• Data Surveilans, SKDR dan KLB 3. Data Kesehatan Olah Raga
• Data penyakit menular
• Data imunisasi

Rutin setiap
tahun

Rutin dan Non Rutin (mingguan, bulanan, tahunan)


Pelaporan
 Setiap Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan
yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota
yang disusun berdasarkan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di
Puskesmas dan jaringannya.

 Laporan disusun oleh setiap pelaksana atas koordinasi Kepala Sub


Bagian Tata Usaha.

 Dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ketentuan peraturan


perundangan-undangan
Laporan Rutin Data Program
• Laporan mingguan terdiri atas laporan mingguan penyakit potensi wabah.
• Laporan bulanan terdiri atas:
– laporan bulanan data upaya kesehatan masyarakat esensial;
– laporan bulanan data upaya kesehatan masyarakat pengembangan; dan
– laporan bulanan data upaya kesehatan perseorangan.
• Laporan tahunan terdiri atas laporan tahunan kegiatan program.

Laporan Non Rutin Data Program


• Laporan KLB; dan
• Laporan Khusus (surveilans sentinel & kebutuhan tertentu)
Analisis data

17
Tahapan Analisis
1. Pra Analisis (logical check)
– Cek Kesesuaian Data Dalam Satu Program
– Cek Kesesuaian Data Antar Program
2. Analisis
– Analisis Deskriptif menurut Waktu, tempat, dan orang.
– Analisis Komparatif
– Analisis Hubungan Antar program
(Kasas untuk Logical Check Analysis) Jumlah Bayi dan Jumlah Immunisasi, 2015

Jlh bayi usia 6-11 logical


Puskesmas Jumlah Bulin Jumlah bayi KN1 KN lengkap BCG HB0 DPT/HB1 Imm dasar lengkap
bln analisis

98.934 103.971 108.836 95.582 91.685 89.678 81.863 89.918 81.797


A
266.644 283.624 237.762 240.673 193.479 278.768 241.652 283.854 238.497
B
95.180 102.664 102.654 93.748 89.602 95.865 84.759 95.318 87.684
C
127.525 131.002 142.322 118.932 114.696 128.439 102.690 129.714 114.936
D
69.208 72.383 74.498 64.142 62.722 70.907 63.115 72.628 62.329
JE
156.943 174.935 174.920 164.664 161.338 160.835 142.164 162.931 139.369
F
32.259 34.620 38.939 31.466 30.290 36.518 30.635 36.177 32.623
G
160.579 168.996 159.072 156.155 150.521 158.337 136.765 158.809 150.665
H
26.038 27.698 28.080 27.245 26.167 171.592 137.588 167.537 155.860 Tidak Logis
I
43.268 58.281 51.445 55.024 50.193 892.326 824.937 704.226 745.684 Tidak Logis
J
141.304 150.408 174.263 148.895 141.841 571.370 547.634 571.009 556.612 Tidak Logis
K
911.708 949.392 1.011.320 884.680 850.592 47.934 47.315 35.396 43.722 Tidak Logis
L
Kasus

Kesehatan Anak
Laporan program kesehatan anak
Puskesmas A :
Jumlah ibu bersalin di Puskesmas A=
432 orang.
Jumlah bayi = 582bayi.
Jumlah KN1 = 583
Immunisasi HB0 = 964
Immunisasi BCG = 892

Bagaimana cara menganalis nya??

4/10/2019 20
Jawaban Kasus
Data diatas menunjukkan:
•Adanya kesenjangan antara jumlah ibu bersalin dengan jumlah
kunjungan neonatus pertama kali (KN1), yaitu: 432 - 583 = - 151
neonatus.
Pertanyaannya, ‘Mengapa terjadi perbedaan yang sangat besar?’.

Kunjungan Neonatus pertama kali (KN1) dilaksanakan pada usia 6-48 jam
setelah lahir. Oleh karena itu jumlah KN1 seharusnya sama dengan ibu
bersalin.
Adanya kesenjangan antara jumlah bayi dengan jumlah bayi mendapat
imunisasi HB0, yaitu 582 – 964 = - 382
Tapi ‘Mengapa terjadi perbedaan yang sangat besar?’.
Immunisasi HB0 biasanya diberikan segera setelah bayi lahir, maka
jumlah bayi yang mendapat imunisasi HB0 seharusnya sama dengan
jumlah bayi.
4/10/2019 21
Perbedaan data kunjungan neonatus dengan ibu bersalin
dan jumlah bayi dengan jumlah bayi yang mendapat
imunisasi HB0 tersebut bisa disebabkan :
• perpindahan antar wilayah,
• bayi kembar,
• kesalahan pencatatan,
• atau data tersebut benar.

Untuk memastikan kesesuaian data tersebut, perlu


dilakukan verifikasi pada sumber data.

4/10/2019 22
Kasus: Cek Kesesuaian Data Antar Program
Siapkan dan urutkan data berdasarkan proses, contohnya proses kehidupan (life
cycle process).
Bandingkan data berdasarkan urutan prosesnya.
Contoh:
Program kesehatan ibu (variabel persalinan oleh tenaga kesehatan) dibandingkan
dengan program kesehatan anak (variabel kunjungan neonatus 1).
Jumlah kunjungan neonatus 1 (KN1) idealnya sama atau lebih rendah dibandingkan
dengan jumlah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes). Oleh karena itu
apabila jumlah KN1 lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah linakes, maka data
tersebut dianggap tidak logis.
Jika hasil cek kesesuaiaan tersebut logis, maka data siap untuk dianalisis. Namun,
jika hasil cek kesesuaiaan data tersebut tidak logis, maka harus dilakukan verifikasi
lebih lanjut ke sumber data dan dilakukan perbaikan.

Dua data yang diperbandingkan dianggap masih sesuai/logis apabila besar


perbedaanya
4/10/2019 tidak lebih dari ±15%. 23
Contoh Analisa Data Diskriptif
120 70
60
100 100 60
90 50
80 50
78
70 68
60 60 40
55
50
30 28
40 40 24
28 20
24 20
20 20

0 10

0
Desa A Desa B Desa C Desa D Desa E

Gambaran Kejadian Diare


Berdasarkan Kelompok Umur Gambaran Kejadian Diare
Berdasarkan Jenis Kelamin

50, 28% 60, 33%

24, 13%
20, 11% 85, 47%
28, 15% 97, 53%

Bayi Balita Remaja Dewasa Lansia


4/10/2019 Pria Wanita 24
Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Succes Rate TB Paru Di
Kab. Wonosobo Tahun 2003 – 2011
prosentase

tahun

Target Cure Rate : 85 %


Succes rate : 90 % 25
MANAJEMEN PENGELOLAAN DATA

26
Alur Pengelolaan Data

Pencatatan Pengumpulan Pengolahan

Penggunaan Penyebarluasan Penyimpanan


Penyimpanan
• Dokumen pencatatan dan pelaporan Puskesmas
disimpan pada tempat yang aman
• Dokumen pencatatan pelayanan kesehatan individu
dan keluarga dihimpun dalam bentuk berkas keluarga
dan disusun berdasarkan nomor kepala keluarga
menurut desa/kelurahan
• Dinas kesehatan kabupaten/kota wajib menyimpan
laporan Puskesmas dalam pangkalan data
KEAMANAN DAN KERAHASIAAN

• Setiap pemangku kepentingan Sistem Informasi Puskesmas


harus menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi
• Data dan Informasi Kesehatan dapat bersifat terbuka dan
tertutup.
• Dalam hal data bersifat tertutup dapat diakses oleh masyarakat
dengan izin, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Kementerian.
Pengorganisasian dan SDM
• Puskesmas harus dilengkapi dengan sumber daya manusia
yang mengelola sistem informasi Puskesmas  tim pengelola
SIP yang terdiri dari:
– Koordinator (Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas)
– Pengelola sistem (pelaksana urusan sistem informasi Puskesmas.
– Pelaksana pencatatan dan pelaporan (pelaksana kegiatan program
Puskesmas)
• SDM memiliki kompetensi paling sedikit di bidang statistik,
komputer, dan epidemiologi.
Sarana dan Prasarana

• Sistem informasi Puskesmas dapat dilaksanakan secara elektronik atau secara non
elektronik
• Sarana dan prasarana yang harus dilengkapi mencakup instrumen pencatatan dan
pelaporan, aplikasi sistem informasi Puskesmas, komputer dan perangkat
pendukungnya seperti jaringan internet, jaringan lokal (LAN), dan server
• Instrumen pencatatan dan pelaporan mencakup:
– Kartu;
– Register;
– Formulir;
– Pedoman; dan
– Standar prosedur pelaksanaan.
Pengelolaan Data Elektronik dan Non Elektronik
Elektronik
• Cepat
• Perangkat keras dan lunak
• Tergantung jaringan komunikasi
• Perlu SDM dengan keterampilan khusus
• Mudah dalam pengolahan data
Non elektronik
• Lambat
• Manual menggunakan Formulir
• Ruang penyimpanan dokumen yang besar
• Beban kerja pencatatan dan pelaporan
• Sulit dalam pengolahan data
PENDATAAN KELUARGA SEHAT

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 34


Puskesmas Selatan Ujung akan melakukan Pendataan
Keluarga untuk mendukung PIS-PK

Apa yang harus disiapkan oleh puskesmas


tersebut???

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 35


APLIKASI KELUARGA SEHAT
• Merupakan bentuk dukungan teknologi informasi terhadap proses
pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penyajian data
agregat Indikator Keluarga Sehat (IKS), dengan memanfaatkan akses Nomor
Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga dari Dukcapil, serta
membuat Nomor Register Rumah Tangga untuk kepentingan pendataan
kesehatan keluarga di lapangan.
• Aplikasi ini merupakan digitalisasi instrumen pendataan dari 12 indikator
keluarga sehat dan analisis indikator keluarga sehat.
DESAIN APLIKASI
Aplikasi Web Keluarga Sehat terdiri dari 3 modul yaitu:
• Administrator, digunakan untuk pengaturan menu dan pengaturan pengguna
• Dashboard, digunakan untuk menyajikan output data jumlah keluarga yang
telah dilakukan pendataan menurut wilayah dan output data agregat hasil
perhitungan data lapangan.
• Kuesioner, digunakan untuk entri data lapangan secara online.

• Aplikasi Keluarga Sehat versi Web (desktop)


• Platform berbasis web
• Aplikasi Keluarga Sehat versi Web ini dapat digunakan dengan mengunjungi alamat :
keluargasehat.kemkes.go.id
INSTRUMEN PENDATAAN
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Alur Administrasi Aplikasi
Untuk dapat menggunakan Aplikasi Keluarga Sehat, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sesuai dengan
diagram alir sistem di bawah ini.
ALUR ADMINISTRASI APLIKASI
Tahapan-tahapan untuk dapat menggunakan Aplikasi Keluarga Sehat adalah sebagai
berikut:
1.Dinas Kabupaten/Kota melakukan inventarisasi daftar Puskesmas lokus pendataan
keluarga sehat untuk kemudian membuat list daftar nama-nama calon pengelola
Aplikasi Keluarga Sehat di Puskesmas (Pembina Keluarga) yang terdiri dari:
» 1 orang administrator Puskesmas
» 1 orang supervisor (koordinator pengumpul data lapangan)
» 10 orang surveyor (pengumpul data lapangan)
» Kepala Puskesmas.
ALUR ADMINISTRASI APLIKASI
2.Dinas Kabupaten/Kota mengirimkan surat permohonan resmi dengan melampirkan
daftar nama-nama calon Pembina Keluarga tersebut dilengkapi keterangan:
» Nama dan kode Puskesmas
» Nama lengkap, NIP dan NIK calon administrator, calon supervisor, calon surveyor,
dan kepala Puskesmas
» Jabatan
» Nomor HP
» Alamat email
ALUR ADMINISTRASI APLIKASI
3. Dinas Kabupaten/Kota mengirimkan surat permohonan resmi dengan melampirkan
daftar nama-nama calon Pembina Keluarga tersebut dilengkapi keterangan:
» Nama dan kode Puskesmas
» Nama lengkap, NIP dan NIK calon administrator, calon supervisor, calon surveyor, dan
kepala Puskesmas
» Jabatan
» Nomor HP
» Alamat email
4.Data nama calon pengelola tersebut dikirimkan ke Kementerian Kesehatan, dalam hal
ini Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) alamat Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9,
Jakarta Selatan, 12950, Lt. 6 R.614, atau via email dengan alamat email
keluargasehat@kemkes.go.id dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi terlebih
dahulu sebagai laporan.
ALUR ADMINISTRASI APLIKASI
5. Data yang diterima oleh Pusat Data dan Informasi akan diverifikasi
kelengkapannya terlebih dahulu untuk kemudian Pusat Data dan Informasi akan
membuat akun yang terdiri dari 1 akun Dinas Kesehatan Provinsi, 1 akun Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan 1 akun administrator Puskesmas dengan
dilengkapi panduan aktifasi akun.
6. Akun tersebut akan dikirimkan kembali ke Dinas Kabupaten/Kota pemohon.
7. Setelah akun tersebut diterima oleh Dinas Kabupaten/Kota, akun tersebut
didistribusikan ke Puskesmas terkait untuk dapat segera diaktifasi dan digunakan.
.
PENGGUNA APLIKASI
1. Akun Dinas Kesehatan Provinsi, adalah akses view dashboard data dan
download data IKS wilayah sampai dengan data individu khusus dalam
wilayah kerja provinsinya
2. Akun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, adalah akses view dashboard data
IKS wilayah dan download data sampai dengan data individu khusus dalam
wilayah kerja kabupaten/kotanya
3. Akun kepala Puskesmas, adalah akses view dashboard data dan download
data IKS wilayah khusus wilayah kerja Puskesmas nya
4. Akun administrator Puskesmas, adalah akses untuk membuat, mengedit, dan
menghapus akun kepala puskesmas, akun supervisor, dan akun surveyor di
Puskesmas nya,
PENGGUNA APLIKASI

5. Akun supervisor, adalah akses view dashboard dan download data khusus
wilayah Puskesmas nya.
6. Akun surveyor, adalah akses entri data kuesioner keluarga sehat, view
dashboard, dan download data khusus untuk data rumah tangga/keluarga
yang sudah dilakukan pendataan.
SPESIFIKASI PERANGKAT
Spesifikasi minimum perangkat yang digunakan untuk menjalankan Aplikasi Keluarga
Sehat adalah sebagai berikut:
Perangkat untuk Aplikasi Keluarga Sehat
 PC/Laptop dengan ketentuan:
 Minimal processor intel pentium 4
 Memori (RAM) minimal 4 Gb
 Web Browser (Mozilla, Chrome, dll)
 Koneksi internet

• Dapat juga digunakan lewat mobilephone dng membuka di browser


DASHBOARD

Dashboard data terbagi menjadi :


1. Status Pendataan, dapat di pecah dari Nasional sampai
dengan Desa/Kelurahan
Nasional

Provinsi

Kabupaten/Kota

Kecamatan

Desa/Kelurahan
Dashboard
2. Indeks Keluarga Sehat per Wilayah, dapat dipecah dari IKS
Nasional
sampai dengan IKS Keluarga

IKS IKS
IKS IKS IKS
IKS Desa/
Keluarga
IKS RT IKS RW Keca- Kab/
Kelu- Provinsi Nasional
rahan matan Kota
STRUKTUR APLIKASI
Struktur Aplikasi Keluarga Sehat terdiri dari:
1. Login
2. Dashboard
• IKS Wilayah
• Status Pendataan
3. Data Rumah Tangga
• Import KK
• Tambah Data Baru
• Download Kuesioner
4. Pengaturan
• Pengguna
APLIKASI KS
Untuk menjalankan aplikasi keluarga sehat versi web
silahkan menuju alamat URL berikut:
keluargasehat.kemkes.go.id

Ketikkan username dan password


sesuai penugasannya masing-masing
APLIKASI KS
Menu Pengaturan Pengguna

 Klik Tombol TAMBAH


APLIKASI KS
Modul Entri Data
Modul entri data disesuaikan dengan kuesioner pada pendataan keluarga
terbagi menjadi 5 blok, yaitu :

Blok I Pengenalan Tempat


Blok II Keterangan Keluarga
Blok III Keterangan Pengumpul Data
Blok IV Keterangan Anggota Keluarga
Blok V Keterangan Individu
APLIKASIKS
Menu Data Rumah Tangga
 Ada 3 pilihan menu :
1. Tambah
2. Import KK
3. Download Kuesioner
Dashboard Status Pendataan
Keluarga Sehat Nasional
Dashboard Status Pendataan Keluarga Sehat
Provinsi per Kabupaten/Kota
Dashboard Status Pendataan Keluarga
Sehat per Kecamatan di Kota Semarang
Dashboard IKS per Provinsi
Dashboard IKS per Kab/Kota
Dashboard IKS per Kecamatan
Dashboard IKS per RT
ANALISIS DATA KELUARGA SEHAT

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 62


TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Tujuan pembelajaran umum materi ini adalah:

Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menganalisa


data dan melakukan rencana intervensi di puskesmas

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 63


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menerapkan:
1. Melakukan analisa data di Puskesmas
2. Merumuskan target peningkatan IKS dan peningkatan cakupan
program di Puskesmas
3. Merencanakan intervensi

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 64


Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
1. Pengolahan dan Analisis Data
a. Kesehatan Keluarga di Tingkat Keluarga
b. Kesehatan Keluarga pada Wilayah Binaan
2. Rumusan dan Rencana Intervensi
a. Sasaran Intervensi
b. Rumusan Intervensi

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 65


Sub Pokok Bahasan 1

Pengolahan dan Analisis Data

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 66


Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
 Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan tingkatan keluarga
menurut status kesehatan yang dimiliki keluarga tersebut
 Pada perhitungan ini akan didapatkan 2 IKS, yaitu IKS keluarga inti dan IKS keluarga
besar
 IKS keluarga inti dapat dilakukan secara manual maupun melalui program entry
 IKS keluarga besar hanya dapat diperoleh melalui program entry

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 67


Cara penghitungan IKS Keluarga
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator:
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak
dihitung)
• Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun di dalamnya
terdapat status Y atau N
Rumus penghitungan IKS Keluarga

IKS Keluarga = ∑ Indikator bernilai 1


12-∑ N
Contoh Kasus Keluarga
1. Ibu menggunakan alat kontrasepsi
2. Ada balita usia 12 bulan, dilahirkan di fasyankes
3. Ada balita usia 12 bulan, imunisasi dasar tidak lengkap
4. Ada balita usia 12 bulan, mendapat ASI eksklusif
5. Ada balita usia 12 bulan, bulan lalu tidak dibawa ke Posyandu; Ada balita usia 48 bulan, bulan
lalu dibawa ke Posyandu
6. Tidak ada anggota keluarga menderita TB
7. Ayah tidak pernah didiagnosis hipertensi namun saat pengukuran sistole diatas 140 mmHg dan
diastole =90 mm Hg; ibu dan anak usia 16 thn pernah didiagnosis hipertensi dan minum obat
secara teratur
8. Anak usia 16 thn menderita schizophrenia, tapi minum obat secara teratur
9. Ayah merokok, anggota keluarga lain tidak merokok
10. Semua anggota keluarga memiliki JKN
11. Terdapat air bersih dan semua anggota keluarga menggunakan air bersih
12. Terdapat jamban saniter dan semua anggota keluarga BAB di jamban
Hasil Perhitungan IKS Keluarga
Pertanyaan Ayah Ibu Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Keluarga (16 thn) (48 bln) (12 bln) Keluarga
A B C D E F G H I
1 Keluarga mengikuti program KB*) N*) Y 1
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Y 1
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap T 0
4 Bayi mendapatkan ASI eksklusif Y 1
5 Pertumbuhan balita dipantau Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur T Y Y 0
Penderita gangguan jiwa berat berobat, diobati
8 Y 1
dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok**) T Y Y Y Y 0
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y Y 1
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana
11 Y Y Y Y 1
air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
12 Y Y Y Y 1
keluarga
∑ indikator bernilai 1 / (12-∑N) 7/(12-1)
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,636
Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan Keluarga di
Tingkat Keluarga
 Data cakupan 12 indikator kesehatan keluarga merupakan gabungan dari cakupan
indikator dari masing-masing anggota keluarga
 Selanjutnya permasalahan kesehatan keluarga dapat diidentifikasi berdasarkan
capaian dari masing-masing indikator yang memang ada di keluarga.
 Setelah dilakukan perumusan masalah selanjutnya adalah bagaimana menentukan
prioritas intervensi berdasarkan 12 indikator permasalah kesehatan serta rencana
intervensi yang akan dilakukan. Diharapkan pembina keluarga pada masing-masing
wilayah (RT/RW/Desa) dapat mengetahui keluarga mana yang berkontribusi
membuat wilayah binaannya termasuk sebagai Sehat, pra sehat dan tidak sehat.

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 71


Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan Keluarga
pada Wilayah Binaan
 Dari setiap keluarga dapat ditentukan prioritas intervensi berdasarkan 12 indikator
permasalah kesehatan sehingga pembina keluarga pada masing-masing wilayah
binaan (RT/RW/Desa) dapat mengetahui keluarga mana yang berkontribusi membuat
wilayah binaannya (RT/RW/Desa) mereka termasuk yang sehat, pra sehat dan tidak
sehat.
 Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar permasalahan kesehatan dan
prioritas masalah dari 12 indikator di masing-masing wilayah binaan (RT/RW/Desa)
tersebut dengan melakukan interview mendalam melalui kunjungan keluarga
ulangan kepada beberapa keluarga dengan nilai IKS-nya paling kecil sehingga dapat
meningkatkan kualitas dari rumusan permasalahan di wilayah binaannya
(RT/RW/Desa).
4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 72
Analisis Data Lanjut
1. Berdasarkan tingkat/wilayah
2. Berdasarkan indeks
3. Tabulasi Silang antar indikator
4. Tabulasi Silang antar variabel
5. Tabulasi Silang antara variabel dengan karakteristik

STATISTIK
Diperlukan pada analisis yang lebih lanjut
IKS Wilayah
 Analisis untuk status IKS Desa

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi pada level Desa
Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
 Perhitungan IKS dapat dilakukan mulai dari level Keluarga, wilayah RT, RW, Desa dan
Kecamatan/Puskesmas
Sub Pokok Bahasan 2

Idetifikasi masalah
rencana intervensi

4/10/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 77


Contooh : Identifikasi Masalah Kesehatan
Contoh Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RW
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan
1. Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat
(25,0%)
2. Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak sehat
(0%)

•Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi pada


level RW di Desa “1”
Contoh : Perhitungan untuk menentukan prioritas indikator yang akan
diintervensi pada level RW di Desa “1”
Contoh Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RW
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan
1. Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat
(25,0%)
2. Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak sehat
(0%)

•Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi pada


level RW di Desa “1”
Contoh : Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RT
 Untuk melakukan intervensi pada wilayah yang lebih kecil dari RW, pembina wilayah melakukan
analisis pada level RT

 Dari hasil analisis IKS di Desa “1” terlihat status IKS (sehat) yang rendah ada di RW 4

 Misalnya Pembina wilayah menentukan RW 4 dan akan melakukan intervensi pada wilayah yang
lebih kecil pada level “RT”
 Hasil analisis untuk status IKS RT di wilayah RW 4 Desa “1” didapatkan
1. Pada RT 5 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
2. Pada RT 6 didapatkan : Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
Contoh : Perhitungan untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi
pada level RT di RW 4 Desa “1”
Penjelasan
 Untuk melakukan intervensi pada wilayah Puskesmas, dapat
dilakukan analisis status IKS dan perhitungan indikator

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


di Puskesmas “X”
 Analisis untuk status IKS Puskesmas

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level Puskesmas
Database IKS Tingkat Puskesmas
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Indikator Puskesmas
A B C D E F G H
KB 56.3% 62.7% 74.2% 70.6% 80.8% 61.3% 60.9% 26.2% 71.3%
Linfaskes 54.9% 98.7% 89.6% 82.7% 46.3% 58.0% 31.1% 43.7% 70.4%
Imunisasi 43.0% 17.8% 23.4% 30.9% 17.3% 44.0% 34.3% 39.3% 33.6%
ASI eksklusif 32.4% 58.2% 52.9% 48.8% 27.3% 34.2% 18.3% 25.8% 41.5%
Timbang 45.0% 93.7% 78.9% 84.9% 52.3% 57.7% 62.1% 41.4% 69.1%
TB 26.1% 64.5% 35.9% 29.5% 21.0% 32.6% 47.7% 35.4% 42.9%
42,9%
Hipertensi 23.3% 34.0% 30.5% 23.4% 27.8% 32.4% 21.7% 12.8% 29.3%

Gangguan Jiwa 47.7% 49.0% 47.3% 43.3% 49.5% 47.3% 48.3% 38.5% 47.8%

Rokok 48.7% 51.9% 51.0% 48.5% 27.3% 47.1% 41.7% 32.0% 48.0%
Air bersih 85.5% 91.0% 89.4% 85.0% 47.9% 82.6% 73.2% 56.2% 84.2%
Jamban 69.9% 81.9% 60.3% 48.0% 58.9% 61.3% 52.4% 29.6% 63.8%
JKN 49.2% 75.3% 48.5% 58.6% 50.0% 91.6% 67.8% 68.3% 57.7%
IKS 0.539 0.761 0.573 0.531 0.385 0.665 0.511 0.322 0.583
Kesimpulan Pra=S Pra-S Pra=S Pra-S Tdk_S Pra-S Pra-S Tdk-S Pra-S
Analisis Prioritas Indikator di Level Puskesmas
Untuk tingkat Puskesmas:
IKS = 0,583  Puskesmas termasuk dalam kategori Pra-sehat
Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang
termasuk : sehat, pra-sehat dan tidak sehat.
Ada 4 indikator yang capaiannya paling rendah, yaitu:
 Hipertensi (29.3%)  ada sekitar 70,7% penderita hipertensi belum melakukan
pengobatan secara teratur.
 Imunisasi (33,6%)  ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi
lengkap
 ASI eksklusif (41,5%)  ada sekitar 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
 TB (42,9%)  ada sekitar 57,1% penderita TB tidak mendapatkan pengobatan
sesuai standar
4 indikator kesga harus tetap diintervensi di semua desa:
Intervensi
• Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:
– Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
– Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
– Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
– Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
– Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa
• Bila sasaran tidak datang  Kunjungan rumah: promosi
kesehatan  paket informasi yang sesuai
• Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-
base keluarga sudah ada
Rumusan intervensi
• Allternatif I: Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh desa
dilakukan intervensi sesuai masalah utama setempat. Penyuluhan
umum di tingkat Puskesmas dengan topik: hipertensi, imunisasi dan ASI
eksklusif, intervensi di setiap desa sesuai dengan masing2 prioritas
masalahnya.
• Alternatif II: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling
tertinggal, yaitu desa dengan IKS terrendah dalam hal ini Desa H dan
Desa E. Sumber daya difokuskan untuk melakukan intervensi pada 2
desa tersebut.
• Alternatif III: Masih banyak alternatif yang dipilih, misalnya dari sisi
pendekatannya: mungkin di desa H menggunakan tokoh agama
sementara di desa E menggunakan jalur PKK
Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Tb Paru
1. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas kesehatan
2. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas kesehatan
dan mendapatkan pengobatan standar
3. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang mengalami gejala Tb Paru
4. Hasil analisis didapatkan:

Tb Paru Ya Tidak Jumlah


Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan 6 (9,7%) 56 (90,3%) 62
Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan dan mendapat
6 (100%) 0 6
pengobatan standar
Ada gejala TB Paru 6 (10,7%) 50 (89,3%) 56
Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Tb Paru
1. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Hipertensi
2. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita hipertensi minum obat
terartur
3. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang mengalami hipertensi berdasarkan pengukuran
4. Hasil analisis didapatkan:

Hipertensi
Ya Tidak Jumlah

Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan 6 (9,7%) 56 (90,3%) 62

Penderita hipertensi minum obat teratur 2 (33,3%) 4 (66,7%) 6

Hipertensi hasil pengukuran 10 (17,8%) 46 (82,2%) 56


Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat :
1. Proporsi keluarga yang memiliki jamban
2. Proporsi keluarga yang memiliki jamban saniter
3. Proporsi perilaku BAB dari anggota rumah keluarga
4. Hasil analisis didapatkan:

Kepemilikan Jamban di Keluarga Ya Tidak Jumlah

Ketersediaan Jamban di Keluarga 70 (70,0%) 30 (30,0%) 100

Jenis Jamban di Keluarga (Saniter atau Tidak) 40 (57,0%) 30 (43,0%) 70


Analisis Lanjut
Kepemilikan Jamban di Keluarga Ya Tidak Jumlah

Ketersediaan Jamban di Keluarga 70 (70,0%) 30 (30,0%) 100

Perilaku Anggota Keluarga menggunakan Jamban 200 (50,0%) 200 (50,0%) 400
TERIMA KASIH
10/04/2019

Anda mungkin juga menyukai