Anda di halaman 1dari 11

TEORI

BEHAVIORISTI
K
KELOMPOK 1
SHYFFA ARRIZQI G2A016051
DHIA RAMADHANI W. G2A016052
SHINTA MAYANG SARI G2A016053
LIA ANIS SYAFA’AH G2A016054
MUFKIKHATUL ULYA G2A016055
QURRATA A’YUN G2A016056
TIARAWIDYA HAPSARI G2A016057
NIHAYATUZZULFAH G2A016058
SITI MUHARROMAH M. G2A016059
DINDA SETYANINGSIH G2A016060
SEJARAH PERKEMBANGAN
 Corey(2005) mengemukakan bahwa dalam perkembangan
konsep ini di tahun tahun 1980-an peranemosi ditekankan,
dua hal yang sangat penting untuk dikembangkan dalam
behaviorisme adalah : (1) cognitive behavior therapy sebagai
kekuatan utama, dan (2) mengaplikasikan teknikterapi
behavioral untuk mencegah dan memberi perlakuan pada
medical disorders. Pada akhir tahun 1980 Association for
Advancement of Behavior Therapy telah memiliki anggota
kurang lebih 4.300 orang dan tidak kurang dari 50 jurnal
sebagai media publikasi ilmiah
( Sanyata, 2012 : 2 )
PENGERTIAN TEORI
BEHAVIORISTIK
 Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai
berbagai respon perilaku yang dapat diamati dan penentu
lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku memusatkan pada
interaksi dengan lingkungannya yang dapat dilihat dan diukur.
Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk
membantu orang-orang mengubah perilakunya ke arah yang
lebih baik
(King dalam jurnal nahar,2016)
TUJUAN DAN KEGUNAAN TEORI
BEHAVIORISTIK
Menurut Corey dalam Sigit Sanyata ( 2012 ) tujuan pendekatan
behavioristik adalah sebagai refleksi masalah konseli, dasar pemilihan
dan penggunaan strategi konseling dan sebagai kerangka untuk
menilai hasil konseling. Karakateristik pendekatan behavioristik yang
dikemukakan oleh Eysenck, adalah pendekatan tingkah laku yang :
 Didasarkan pada teori yang dirumuskan secara tepat dan konsisten
yang mengarahkepada kesimpulan yang dapat diuji.
 Berasal dari hasil penelaahan eksperimental yang secara khusus
direncanakan untukmenguji teori-teori dan kesimpulannya.
 Memandang simptom sebagai respons bersyarat yang tidak sesuai
(un-adaptiveconditioned responses)
 Memandang simptom sebagai bukti adanya kekeliruan hasil belajar
CIRI-CIRI TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Menurut Ahmadi dalam jurnal novi irawan nahar (2016), teori belajar
behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu :
1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya,
melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan.
2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks.
3. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya
makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat
mempengaruhi reflek keinginan hati.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
BEHAVIORISTIK
Menurut (Hurlock, 1980: 6) Proses perkembangan itu
berlangsung secara bertahap, dalam arti:
 prinsip progressif
 prinsip sistematik
 prinsip berkesinambungan
TOKOH-TOKOH TEORI
BELAJARBEHAVIORISTIK
 John B. Watson
Menurut Watson (dalam Putrayasa, 2013:46), belajar sebagai proses
interaksi antara stimulus dan respons, stimulus dan respons yang
dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur
 Ivan P. Pavlov
Proses yang ditemukan oleh Pavlov, karena perangsang yang asli dan
netral atau rangsangan biasanya secara berulang-ulang dipasangkan
dengan unsur penguat yang menyebabkan suatu reaksi. Perangsang
netral disebut perangsang bersyarat atau terkondisionir, yang disingkat
dengan CS (conditioned stimulus).
 B.F. Skinner
Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu
para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering
berubah sesuai dengan pengalamanpenglaman lingkungan.
APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK
 Menurut Amalia, R. (2016: 5), aplikasi teori
behavioristik adalah sebagai berikut:
 Mementingkan pengaruh lingkungan.
 Mementingkan bagian-bagian.
 Mementingkan peranan reaksi.
 Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur
stimulus respon.
 Mementingkan peran kemampuan yang telah terbentuk sebelumnya.
 Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latian dan pengulangan.
Contoh aplikasi
Teori ini dapat diambil dari sebuah penelitian mengenai pelestarian
lingkungan hidup.Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah
daerah Malang.Ditengah keprihatinan mengenai banyaknya sampah
di sekolah, SMKN 6 Malang memberikan layanan berupa bank
sampah kepada warga sekolah sebagai upaya dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Bank sampah sekolah
merupakan solusi cerdas dalam mengurangi sampah di sekolah dan
secara mengajarkan siswa untuk menabung. Dengan menyetorkan
sampah ke bank sampah sekolah, sampah akan ditimbang dan hasil
pengukuran tersebut akan dikonversikan kedalam nilai rupiah yang
mana selanjutnya dapat dipergunakan untuk biaya pendidikan
(Sulang, 2017)
TERIMAKASIH

Apakah ada
pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai