• Data biografi
• Riwayat perkembangan
• Riwayat sosial (pekerjaan, kondisi sosial
ekonomi, penggunaan bahan kimia : narkotik,
nephrotoksin dan cholinergik, merokok)
• Riwayat kesehatan masa lalu :Trauma, operasi, Infeksi (ISK),
• Diabetes melitus, gangguan pd jar. Penyambung, ISPA yg disebabkan
streptokokus, hipertensi
• Riwayat pengobatan, misal :Diuretik.
• Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih :
- Diet & asupan
- Gaya hidup
- Stres psikologis
- Tingkat aktivitas
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG, meliputi keluhan utama (keluhan yg paling dirasakan)
POLA BERKEMIH :
- Poliuri
- Oliguri
- Stranguri
- Urgensi
- Nokturia
- Intermiten
- Urine keluar secara menetes
- Keraguan / kesukaran saat memulai berkemih
- Inkontinensia urine
b. Kelainan miksi
- Disuria
- Adanya rasa panas sewaktu miksi
- Hematuri
- Piuri
- Lituri
NYERI
• Nyeri yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada organ urogenitalia dirasakan
sebagai nyeri lokal (nyeri yang dirasakan di sekitar organ tersebut) atau berupa referred
pain (nyari yang dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit). Inflamasi akut pada organ
padat traktus urogenitalia seringkali dirasakan sangat nyeri, hal ini disebabkan karena
regangan kapsul yang melingkupi organ tersebut. Maka dari itu, pielonefritis, prostatitis,
maupun epididimitis akut dirasakan sangat nyeri, berbeda dengan organ berongga sperti
buli-buli atau uretra, dirasakan sebagai kurang nyaman/discomfort.
PEMERIKSAAN GINJAL
• Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomean sebelah atas harus diperhatikan
saat melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh
hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitonial.
• Palpasi dilakukan secara bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri diletakkan di sudut
kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan meraba ginjal
dari depan. Perkusi, yaitu dengan pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan
ketokan pada sudut kostovertebra
PEMERIKSAAN BULI-BULI
• Pemeriksaan buli buli harus memperhatikan adanya benjolan atau jaringan parut bekas
irisan/operasi di suprasiimfisis.
• \Mass di daerah tersebut dapat merupakan tumor ganas buli buli atau adanya buli buli
yang terisi penuh oleh adanya retensi urine. Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan
batas atas buli buli
PEMERIKSAAN GENETALIA EKSTERNA
• Pada inspeksi genetalia eksterna diperhatikan ada kelainan penis seperti mikropenis,
makropensi, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis,
fistel uretro kutan, dan tumor penis.
• Striktura uretra anterior yang berat dapat menyebabkan fibrosis korpus spongiosum yang
teraba pada palpasi di sebelah ventral penis, berupa jaringan keras yang dikenal sebagai
spongiofibrosis.
• Perhatikan adanya pembesaran pada skrotum, perasaan nyeri saat diraba, atau adanya
hipoplasia pada kulit skrotum yang sering dijumpai pada kriptokismus. Untuk membedakan
antara massa padat dengan massa kistus pada isi skrotum dapat dilakukan pemeriksaan
transiluminasi pada isi skrotum.
• Pada wanita klitoris terbelah, lack of fusion of the anterior fourchette(epispadia),hipertrofi klitoris,
skrotalisasi labio mayora (adrenogenital sindrom)
• Meatus : kemerahan, nyeri tekan, karunkulae uretra, eversi bibir belakang vagina berhungan dengan
uretritis dan vaginitis senilis
• Uretritis dan vaginitis senilis smear (lugol)
• Ulkus kecil a/ bula kecil yang nyeri Herpes virus Type 2
• Discharge vagina & Wuretra smear & kultur
• Skenitis & Bartolinitis uretritis atau sistitis persisten.
• Uretrokel & sistokel residual urine infeksi buli
• Serviks harus diperiksa Pap’s smear a/ biopsi
COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER)
• Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk (yang sudah diberikan pelicin)
ke dalam lubang dubur. Pada pemeriksaan ini, dinilai (1) tonus sfingter ani dan refleks
bulbo-kavernous (BCR), (2) adanya massa di lumen rektum, dan (3) menilai keadaan
prostat. Penilaian refleks bulbo-kavernosus dinilai dengan merasakan adanya reflek jepitan
ani pada jari akibat rangsangan sakit yang diberikan pada glans penis. Pada wanita yang
sudah berkeluarga dapat dilakukan pula colok vagina untuk menilai kemungkinan adanya
kelainan pada alat kelamin wanita, seperti massa di serviks, darah di vagina, dan massa di
buli-buli.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• URINALISIS
- Paling banyak digunakan
- Mengumpulkan urin pertama yg keluar
- Meatus uretra eksterna dicuci bersih, urin dikumpulkan dlm wadah steril
• Bila terpaksa menggunakan kateter
• Urin harus segera diperiksa dlm waktu 1 jam (simpan di freezer)
• Untuk memeriksa elektrolit, glukosa, protein, catechomine dan creatinin
IVP (INTRA VENOUS PYELOGRAM)
• Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa
mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler
(Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139)
• Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES).
PENYEBAB
• Penurunan masukan
• Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll.
• Perdarahan
PERUBAHAN PADA HIPOVOLEMIA
• Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher
kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-anak :
penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
• Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi
terlentang dan oliguria.
OVERLOAD CAIRAN/OEDEMA
• +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2
mm
• +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4 mm
• +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka
daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6
mm
• +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8 mm
KOMPLIKASI