Anda di halaman 1dari 27

Tujuannya :

1. Bukan untuk mencegah terjadinya retak melainkan untuk Membatasi


lebar retak, agar kekuatannya dpt dipertahankan
2. Memungkinkan penggunaan pelat yg lebih panjang agar dpt
mengurangi jml samb. melintang, hingga dpt meningkatkan
kenyamanan
3. Mengurangi biaya pemeliharaan

Jml tulangan yg diperlukan dipengaruhi oleh jarak sambungan susut,


utk beton bertulang menerus diperlukan jumlah tulangan yg cukup
utk menghilangkan sambungan susut.
1. Penulangan pd perkerasan beton bersambung tulangan.

Luas tulangan dihitung dr persamaan :


1200.F .L.h
As 
fs
Dimana:
As = luas tul. ygdiperlukan (cm/m lebar)
F = Koef. gesekan antaar plat beton dgn lapisan dibawahnya
L = jarak antara sambungan ( m )
Fs = teg. Tarik baja yg diizinkan ( kg/cm2 )
h = tebal plat beton ( m)

Catatan :
- Berat isi beton diambil = 2400 kg/m3
- utk panjang plat ≤ 13 m, luas tulangan diambil berdasarkan Luas
tulangan minimum yaitu 0.1 % x luas penampang beton.
Koefesien Gesekan

Jenis pondasi Faktor gesekan ( f )

Burtu, lapen & konst. Sejenis 2,2


Aspal beton, Laston 1,8
Stabilisasi kapur,aspal,semen 1,8
Koral, Batu pecah 1,5
Sirtu 1,2
Tanah 0,9
2.Penulangan pd perkerasan Beton Bertulang Menerus
a. Penulangan memanjang : Presentase tul. dihitung dgn
persamaan;

Ps 
100 ft
1,3  0,2F 
 fy  n. ft 
Dimana :
Ps = Persentase tul. memanjang yg dibutuhkan thp
penampang beton
ft = kuat tarik beton ( 0,4 – 0,5 MR )
fy = teg. Leleh rencana baja
n = angka ekivalensi antara baja & beton (Es/Ec)
F =koef. Gesek antara plat beton dgn lap. bawahnya
Es = Modulus elastisitas baja
Ec = Modulus elastisitas beton
δ Tbk ( kg/cm2 ) ‘n
115 – 140 15
145 – 170 12
175 – 225 10
235 – 285 8
290 – keatas 6
Persentase minimum dr tulangan memanjang pd perk.
Beton menerus adalah : 0.6 % x luas penampang beton
 jml. optimum tul . memanjang perlu dipasang sedemikian rupa,
sehingga jrk & lebar retakan dpt dikendalikan
 Jika jrk ant. retakan terlalu lebar, mk retakan itu sendiri akan
menjadi lebar, hingga akan mempercepat karat pd tulangan
 Bila jrk antara retakan terlalu kecil, mk terjadi disintegrasi pd pelat
- Secara teoritis jrk ant. retakan pd perk beton menerus dgn tulangan dihitung dr
pers : 2
ft
Lcr 
n. p .u. fbs.Ec  ft 
2

- Dimana :
Lcr = jrk teoritis antara retakan
P = luas tul. memanjang persatuan luas beban
U = perbandingan keliling & luas tulangan

= d 4

1 / 4d 2 d
Fb = teg. Lekat antara tulang dgn beton
2.16 bk

d
S = koefesien susut beton ( 400.10-6 )
Ft = kuat tarik beton ( 0.4 – 0.5 MR )
‘n = angka ekivalensi ant. baja & beton = Es/Ec
 Ec= Modulus elastisitas 16.600 b’k
Untuk mendapatkan retakan2 yg halus & jrk antara
retakan yg optimum ,maka ;
- Persentase tulangan & perbandingan antara keliling
dan luas tulangan hrs besar
- Sebaiknya memakai tulangan yg dipropilkan
(deformed bars) utk memperoleh tegangan lekat yg
lebih tinggi
Jrk teoritis yg dihitung pd pers. diatas hrs
memberikan hasil antara : 1,5 & 2.5 m
b. Penulangan Melintang
Luas tul. melintang yg diperlukan pd perk. Beton
menerus dihitung dgn pers.
1200. f .L.h
As 
fs
Perlapisan tambahan pd perkerasan kaku
dibedakan atas :
1. Pelapisan tambahan pd perk. kaku diatas perk.
kaku
2. Pelapisan tambahan perk. kaku diatas perk.
lentur
3. Pelapisan tambahan perk. lentur diatas perk.
kaku
1. Pelapisan tambahan perk. kaku diats
perk. Kaku
terdapat 3 jenis pelapisan tambahan yaitu
;
1. Pelapisan tambahan dgn lapis pemisah
(unbounded atau seperated overlay )
2. Pelapisan tambahan langsung ( partialy
bounded atau direct overlay )
3. Pelapisan tambahan monolit ( bounded atau
monolitihic overlay )
A. Pelapisan tambhaan perk. Kaku dgn lapis pemisah
a. Perencanaan tebal lapis tambahan

Tr  T  c.To
2 2

Dimana :
Tr= tebal lapis tambahan
T = tebal perlu berdasarkan bhn rencana & daya
dukung tnh dasar atau lapis pondasi bwh dr jln lama (
dihitung dgn cara perc. tebal slab –baru )
To= tebal pelat ada
c = koefisen yg menyatakan kondisi pelat lama yg
mempunyai nilai sbb ;
c = 1 bila kondisi struktur perk. lama msh dlm
keadaan baik
c = 0,75 bila perk. lama baru mengalami retak
awal pd sambungan sudut – sudut
c = 0,35 bila perk. lama secara struktur telah
rusak
b. Tebal minimum = 15 cm
c. Lapis pemisah : dimaksudkan utk mencegah retak
refleksi penyebaran retak perk. lama ke lap.
tambahan lain ini dibuat dr aspal beton dgn
ketebalan minimum 3 cm
d. Sambungan : letak & jenis samb. tdk perlu sama
dgn letak & jenis samb. pd perk. Lama
e. Penulangan : tidak tergantung pd tulangan &
kondisi perk. lama
f. Penerapan : pd dasarnya diterapkan utk semua
kondisi struktural ( c = 0,35 s/d 1 ) & kondisi
perkerasan jln lama
Pelaksanaan pelapisan tambahan
dilakukan sbb :
- Permukaan yg kan dilapisi hrs dibersihkan dr
kotoran2 & kelebihan bhn penutup
sambungan
- Hamparkan lapis pemisah
- Hamparkan lapis tambahan
B. Pelapisan tambahan langsung
a. Perencanaan tebal lapis tambahan :

Tr  1.4
T 1.4
 c.To
1.4

Dimana ;
Tr = tebal lapis tambahan
T = tebal perlu berdasarkan beban renc. &
daya dukung tanah atau lapis pondasi
bawah dr jln lama
To = tebal pelat ada
c = faktor yg menyertakan lapis / kondisi
perkerasan lama yg besarnya antara
0,75 s/d 1
b. Tebal minimum 13 cm
c. Sambungan :
 letak sambungan hrs sama dgn letak sambungan pd
perkerasan lama
 Jenis sambungan tdk hrs sama dgn jenis samb. pd
perk. lLama
d. Penulangan : tidak tergantung pd tul. dr
perkerasan lama
e. Penerapan : pd dasarnya diterapkan pd perk.
lama dgn kondisi struktural baik ( c= 1 ) atau
pd perk. lama yg mengalami retak awal (c =
0.75 ) hanya bila kerusakannya dpt diperbaiki
(kondisi baik – sedang)
c. Lapis tambahan monolit
a. Perencanaan tebal lapis tambahan
Tr = T – To
dimana :
Tr = tebal pelapisan tambahan
T = tebal perlu berdasarkan beban rencana atau
daya dukung tanah dasar atau lap. Pondasi
bawah dr pek. Lama
To = Tebal pelat ada
b. Tebal minimum 3 cm
c. Sambungan : letak & jenis samb. pd pelapisan
tambahan hrs sama dgn letak & jenis sambungan
perkerasan lama.
d. Penulangan : pd lap. tambahan yg tipis tdk
perlu penulangan sedangkan pd lap.
tambahan yg tebal mungkin perlu tulangan
e. Penerapan : hanya dpt diterapkan pd perk.
lama dgn kondisi baik ( c= 1 ) tdk
tergantung pd perk. lama.
Pelaksanaan pelapisan dilakukan sbb :
 Buang bagian2 beton yg telah lepas2

 Bersihkan sambungan2

 Bersihkan & beri asam pd bagian permukaan

 Lapiskan bahan pengikat ( bonding grout )

 Hamparkan lapis tambahan


2.Pelapisan tambahan perkerasan kaku diatas
perk. lentur
 Dihitung dgn cara yg sama dgn tebal pelat pd
pembuatan perk. kaku baru ( telah diuraikan
sebelumnya )
 Nilai modulus reaksi tnh dasar (k) diperoleh dgn
melakukan pengujian pembebanan pelat (plate
loading test ) diatas perk. lama
 Utk nilai k > 14 kg/cm3 (500 pci) mk dlm
perhitungan nilai k dianggap sama dgn 14 kg/cm3 (
500 pci )
 Dlm pelaksanaan perlu diperhatikan keseragaman
daya dukung & kekuatan permukaan lama ( mis.
dgn memberikan lapisan perata /levelling )
3. Pelapisan tambahan perk. lentur diatas
perkerasan kaku
 Struktur perk. Beton semen hrs dieveluasi agar
supaya tebal efektivenya(Te) dpt dinilai sebagai
aspal beton
 Utk menentukan Te, setiap lap-perk. yg ada hrs
dikonversikan ke dlm tebal eqivalent aspal beton
sesuai tabel dibawah ini
 Tebal lapis tambahan dihitung dgn cara analisa
komponen lapis tambahan perk. Lentur
 Dlm menentukan tebal eqivalent perk.kaku agar
memperhatikan sambungan2, retakan2 pelat2 yg
tidak mantap & pelat yg patah.
 Perk. beton semen hrs diperiksa u/ mengetahui
kondisi lapisan & daya dukungnya.
 Tanda2 yg menunjukkan bahwa perkerasan
telah rusak diantaranya : pemompaan,
retakan, gompalan, perbedaan penurunan pd
sambungan, serta pergerakan pelat akibat
lalin.
 Apabila lapisan2 perk .telah diketahui &
kondisinya ditetapkan, faktor konversi telah
dipilih dr tabel 9 & tebal efektif dr setiap
lapisan dpt ditentukan
 Te setiap lapisan merupakan hasil perkalian
antara tebal lapisan & faktor konversi.
Sedangkan Te total adalah jml Te pd
masing2 lapisan.
Langkah2 perencanaan tebal lapis
tambahan perk. Lentur diatas perkerasan
kaku adalah sbb :
a. Tentukan daya dukung tanah dasar rencana
(DDT)
b. Tentukan jumlah lintasan eqivalent rencana
c. Dgn nomogram, tentukan tebal aspal beton yg
diperlukan ( Tn )
d. Tentukan Te perkerasan lama
e. Tebal lapis tambahan perkerasan lentur (To ) yg
diperlukan adalah : To = Tn - Te
Gambar

Keterangan ;
1. Asphalt beton gradasi padat sebagai lapisan aus
2. Asphalt beton gradasi padat sebagai lapisan
perata
3. Lapisan Asphalt beton sebagai lapisan peredam
retak
4. Perkerasan beton semen lama
5. Tanah dasar.
tabel 9 : FAKTOR Konversi LAPISAN PERKERASAN LAMA TERHADAP ASPAL
BETON
( Faktor konversi ini hanya digunakan utk perencanaan lapis tambahan )
Klasifikasi Deskripsi Faktor
Bahan Bahan Konversi
I a. Tanah dasar yg berasal dr tanah asli 0–0
b. Tanah dasar diperbaiki, yg terdiri dari 0–0
bahan granular mengandung
lempung/lanau, IP lebih kecil atau sama
dgn 10
0-0
c. Tanah dasar yg berasal dari tanah
plastisitas tinggi distabilisasi kapur, IP
lebih bear dari 10
II lapis pondasi atau pondasi bawah yg terdiri 0,1 – 0,2
dr bahan granular bergradasi baik, keras
mengandung bahan halus, bersifat plastis,
dgn CBR lebih besar atau sama dgn 20. ambil
0,2 apabila IP lebih kecil atau sama dgn 6
dan ambil 0,1 apabila IP lebih besar 6
Klasifikasi Deskripsi Faktor
bahan Bahan konversi
III Lapis pondasi atau pondasi bawah yg berasal dr 0,2 – 0,3
tanah plastisitas rendah distabilisasi semen
atau kapur ( lime flyash). Dgn IP lebih kecil
atau sama dgn 10
IV a. Lapis permukaan atau lapis pondasi dgn 0,3 – 0,5
pengikat aspal emulsi atau aspal cair yg
telah retak menyeluruh, pelepasan butir,
penurunan mutu agregat, pengaluran pd
jejak roda & penurunanan stabilitas
b. Perkerasan beton semen (termasuk 0,3 – 0,5
perkeraan yg telah ditutup lapis
peraspalan) yg telah patah-patah menjadi
potongan2 yg berukuran lebih kecil /sama
dgn 0,6 m ( dlm arah dimensi maksimum )
ambil 0,5 apabila digunkan lapis pondasi
bawah, & ambil 0,3 apabila pelat langsung
diatas tanah dasar
Klasisfikasi Deskripsi Faktor
Bahan Bahan Konversi
V a. Lapis permukaan & lapis pondasi aspal 0, 5 – 0,7
beton yg telah menunjukkan pola retak
yg jelas
b. Lapis permukaan & lapis pondasi bahan 0,5 – 0,7
pengikat aspal emulsi / aspal cair yg
telah menunjukkan retak halus,
pelepasan butir / penurunan mutu
agregat & alur kecil pd jejak roda tapi
masih mantap
c. Perkerasan beton semen ( termasuk 0,5 – 0,7
perkerasan yg telah ditutup lapis
peraspalan) yg telah retak & tidak rata
(faulter)& tidak bisa ditutup (
undersealed) secara baik. Potongan2
pelat berukuran sekitar 1 sampai 4 m2 &
telah didudukannya (seated) secara baik
diatas tanah dasar dgn menggunakan
mesin perata roda karet berat.
Klasifikasi Deskripsi Faktor
Bahan Bahan Konversi

VI a. Lapis permukaan & lapis pondasi aspal 0.7 – 0,9


beton yg telah menunjukan retak halus
dgn pola setempat2 (intermitten) & alur
kecil pd jejak roda tapi masih mantap
b. Lapis permukaaan & lapis pondasi bahan
pengikat aspal emulsi atau aspal cair yg 0,7 – 0,9
masih mantap. Secara umum belum
retak, tidak menunjukkan kegemukan
(bleeding) & terjadi alur kecil pd jejak
roda
c. Perkerasan beton semen (termasuk 0,7 – 0,9
perkerasan yg telah ditutup lapis
peraspalan ) yg masih mantap & ditutup
( under sealed ). Telah retak-retak tapi
tidak terdapat potongan2 pelat yg
berukuran lebih kecil dari 1 m2
Klasifikasi Deskripsi Faktor
Bahan Bahan Konversi
VII a. Lapis permukaan & lapis pondasi 0,9 – 1,0
aspal beton, secara umum belum
retak & terdapat alur kecil pd jejak
roda
b. Perkerasan beton semen yg masih
mantap, sudah ditutup (under 0,9 – 1,0
sealed ) & umumnya retak
c. Lapis pondasi beton semen dibawah 0,9 – 1,0
permukaan bahan pengikat aspal,
yg masih mantap tidak terjadi
pemompaan (pumping ) &
memberikan retak refleksi yg kecil
pd permukaan
SOAL UJIAN MID SEMESTER PERKERASAN JALAN II
SELASA 19 – 04 – 2011
KELAS II-c

Akan dibangun jalan arteri baru baru 2/2UD dengan konstruksi perkerasan dari Beton Semen setebal 19 cm dan lebar
2 x 3,5 m. Data yang digunakan adalah sbb:
 Data lalu lintas ( th 2008 )
- Mobil penumpang 2 T (1-1) = 20xx kd./hari/ 2 arah
- Bus 8 T (3+5) = 7xx s.d.a
- Truck 2 As 12 T (4+8) = 8xx s.d.a
- Truck 3 As 20 T (6+7.7) = 5xx s.d.a
-Truck gandeng 32 T(6+8.8+5+5) = 2xx s.d.a
- Trailer 40 T (6+8.8+9.9) = 1xx s.d.a
 Data Tanah Dasar( % ) : 4;4;6;9;8;8;5;5;5;6;6;9;9
 Mutu Beton ; K- 320
 Baja U-32
 Pondasi bawah dari Stabilisasi tanah dengan kapur setebal 10 cm ( hanya sebagai syarat pelaksanaan )
 Awal Umur rencana th 2011 dengan pertumbuhan kendaraan selama pelaksanaan 3 % /th dan akhir umur rencana th 2031
dengan pertumbuhan kendaraan selama Umur rencana 6%/th.
 Tulangan memanjang yang digunakan Ø 1x dan tulangan melintang Ø 12

Ditanyakan :
 Cek Apakah tebal pelat beton 19 cm tsb cukup mampu untuk menahan data lalu lintas diatas ?
 Kalau cukup mampu, rencanakan tulangan jalan beton tersebut dengan asumsi jenis perkerasan beton bersambung dengan
tulangan.

Catatan :
 Tanda X = angka terakhir BP saudara.
 Data lain yang belum ada dan saudara membutuhkan tentukan sendiri…!

Anda mungkin juga menyukai