Putri
1. Apa yang dimaksud dengan
fertilitas?
• Thompson (1953) state fertility the actual reproductive performance of a
woman or group a woman. Jadi fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup
(Live birth) dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Atau dengan
kata lain fertilitas adalah kemampuan seorang wanita atau sekelompok
wanita untuk memberikan keturunan yang diukur dengan bayi lahir hidup
(hasil nyata). Wanita fertil adalah wanita yang pernah melahirkan bayi
lahir hidup, tetapi wanita yang pernah hamil belum tentu fertil
• Fecundity denotes the ability to bear a children or physical capacity of
bearing children ( Thomson, 1953). Jadi fecunditas ( kesuburan) adalah
lebih diartikan kepada kemampuan biologis wanita untuk mempunyai
anak. Atau dengan kata lain kemampuan seorang wanita untuk
mendapatkan konsepsi. Ada juga pengertian dari fecundabilitas
(fecundability) yaitu kemampuan seorang wanita untuk bias haid atau
ovulasi. Sedangkan konsep dari reproduksi dalam demografi, lebih
memberikan arti mengenai kemampuan penduduk wanita untuk berlipat
ganda atau menggantikan dirinya (replacement dalam hal fungsi)
• Pengertian lahir hidup (live birth) menurut PBB dan
WHO adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari
rahim seorang ibu tanpa memandang/melihat usia
kehamilan, dan setelah perpisahan/keluar tadi bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti;
bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusat
atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang tali
pusat sudah dipotong/masih melekat pada placenta.
Sedangkan pengertian lahir mati adalah peristiwa
menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil
konsepsi tersebut keluar dari rahim ibunya tanpa
memandang usia kehamilannya.
2. Mengapa pengukuran fertilitas lebih kompleks dari
pada mortalitas ?
dimana:
CBR = Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
K = Bilangan konstan yang biasanya 1.000B
Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak
memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-
kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat
kasar.Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR adalah
perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang
jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate / GFR)
Pengukuran GFR sama dengan CBR, hanya penyebutnya tidak
terdiri dari seluruh jumlah penduduk tetapi jumlah penduduk
wanita dalam usia subur yaitu wanita yang berumur antara (15 –
44) tahun atau (15 – 49)tahun. GFR merupakan suatu angka yang
menunjukkan jumlah kelahiran per 1.000 perempuan dalam usia
produktif ( 15 – 44 dan 15 – 49 tahun) dalam suatu periode
tertentu. Untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan
tentang jumlah penduduk wanita usia reproduktif. Angka fertilitas
umum ini lebih cermat dari pada angka kelahiran kasar (CBR).
Contoh : Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010 dihitung dari
Sensus Penduduk tahun 2010
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995
TFR sebesar 1995 per 1.000 wanita dalam usia reproduksi atau 1,995
untuk seorang wanita,ini berarti dalam masa reproduksinya seorang
wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak
Gross Reproduction Rate (GFR / Tingkat
Reproduksi Kotor) GFR adalah jumlah
kelahiran bayi perempuan oleh sebuah cohort
yang terdiri dari seribu bayi perempuan
sepanjang hidupnya tidak ada yang meninggal
sebelum mengakiri masa reproduksinya, dapat
dikatakan juga bahwa GRR sama dengan TFR
untuk bayi wanita, yang biasa ditulis dengan
rumus :
GFR = 5 x ∑ ASFRfi
• Dimana ASFR = ASFR wanita = ASFR fi
• Jadi GFR = 5 x 385,20 = 1.926,0
• GFR dapat mengukur berapa jumlah wanita yang akan
menggantikan cohorthypothesis dari 1.000 wanita diatas dengan
catatan tidak ada wanita yang meninggal pada masa reproduksinya.
Dengan mengabaikan kemungkinan wanita meninggal pada masa
reproduksinya, maka merupakan kelemahan dari GFR. Karena
alasan diatas maka digunakan perhitungan net reproduction rate
• Tingkat Repoduksi Bersih (Net Reproduction Rate / NRR)
NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic dari
1000 wanita dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal 7 dari
wanita-wanita tersebut sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat dikatakan
merupakan angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak perempuan yang
dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hayatnya, dengan mengikuti pola
fertilitas yang sama seperti ibunya.
Cohort adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama.
Misalnya :
Sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari 1000 wanita
itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya. Selanjutnya wanita-
wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang meninggal, misalnya
berapa wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak sampai umur 30 tahun
dan seterusnya sampai akhir umur reproduksi sesudah itu meninggal. Jadi berapakah
besarnya jumlah bayi wanita yang akan menggantikan cohort wanita diatas sampai
akhir masa reproduksinya, dengan memperhatikan kemungkinan meninggal beberapa
anggota cohort tersebut. NRR ini biasa ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut:
• NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000
wanita akan diganti oleh 1.390,83 bagi wanita.
4. Mengapa diperlukan standarisasi tingkat fertiltas
(SFR) ? itu parameter tersendiri atau tidak ?
Karena tingkat fertilitas dipengaruhi banyak variable seperti umur, status perkawinan, dll
sehingga perlu adanya standarisasi sehingga hanya satu variable yg berpengaruh.
(Prof.Ida Bagus Mantra, Ph.D.2008.Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar)
b. Hubungan fertilitas dengan sosial budaya Fertilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena dalam kehidupan sehari-hari (dalam suatu komunitas sosial budaya tertentu) apabila seseorang
dikatakan mandul (infertil), orang yang bersangkutan akan memiliki rasa beban dan tertekan dalam hidupnya,
karena merasa bahwa dirinya tidak bisa menghasilkan keturunan yang nantinya dengan adanya keturunan itu, suatu
keluarga akan melakukan suatu kegiatan atau prosesi upacara kebudayaan sesuai dengan tata sosial budaya yang
berlaku di tempat mereka tinggal dan hidup.
c. Hubungan fertilitas dengan kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk dijaga pada
masa-masa usia produktif, hal ini dikarenakan alat reproduksi yang sehat sangat berhubungan dengan tingkat
fertilitas seseorang, walaupun dalam beberapa orang diketemukan kasus infertil. Pada dasarnya reproduksi yang
sehat akan melahirkan generasi yang sehat pula, sehingga tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang sangat
terpengaruh dengan hal ini, karena akan dapat menghasilkan keturunan yang baik.
d. Hubungan fertilitas dengan pekerjaan Tingkat kesuburan (fertilitas) juga sangat dipengaruhi oleh pekerjaan
seseorang, karena hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup seseorang. Tentunya ada beberapa
pekerjaan yang mendatangkan risiko-risiko tertentu yang akan membuat seseorang tersebut menjadi mandul
(infertil) atau daya kesuburanya menurun. Dalam hal inilah seseorang akan mengalami suatu kedaan yang sulit,
karena di satu sisi manusia harus memenuhi kebutuhan hidup, tetapi di satu sisi dalam menjalankan pekerjaan yang
mereka lakukan, mereka harus menanggung risiko yang bahkan mungkin sangat berat untuk sebagian orang yaitu
kemandulan (infertil), karena faktorfaktor dari pekerjaan yang dia lakukan.
Hubungan fertilitas dengan kependidikan Pendidikan adalah suatu upaya pengembangan daya
pemikiran seseorang untuk menghasilkan suatu generasi yang berkualitas. Tentunya dalam hal ini sangat
berkaitan dengan tingkat kesuburan manusia itu sendiri untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik
dan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik pula. Melalui pendidikan inilah manusia akan
mengetahui pentingnya kesuburan, dan kesehatan reproduksi untuk dapat menghasilkan keturunan, guna
kelangsungan hidup jenisnya untuk menghindari kepunahan.
Hubungan fertilitas dengan kependudukan Masalah kependudukan merupakan masalah yang paling
mendasar dalam suatu negara, hal ini sangat berkaitan dengan angka fertilitas penduduk suatu negara
untuk menghasilkan keturunan, sehingga apabila laju pertumbuhan penduduk disini tidak dikendalikan
dengan baik, tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi suatu negara, karena dapat
dimungkinkan terjadi peledakan penduduk dimana perekonomian negara tidak akan sebanding dengan
jumlah penduduk yang semakin bertambah akibat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, akan
mengakibatkan bencana nasional, seperti : kelaparan, angka penganguran yang tinggi, tindak kriminal
yang tinggi, dan lain-lain.
Hubungan fertilitas dengan PUS (Pasangan Usia Subur) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan
(dalam hal ini terdiri dari laki-laki dan perempuan) yang telah menginjak usia subur guna melangsungkan
reproduksi untuk memperoleh keturunan. Pada saat ini sangat penting mengetahui tingkat kesuburan
masing-masing pasangan untuk mendapatkan keturunan yang baik demi kelangsungan hidupnya
dikemudian hari. Tingkat kesuburan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti :
kelengkapan organ-organ reproduksi, pola konsumsi yang baik, serta aktifitas atau kegiatan hidup seharí-
hari, misalnya seperti bekerja. Untuk itulah pada Pasangan Usia Subur ini tentunya memiliki masa tingkat
kesuburan yang baik untuk menghasilkan keturunan. Tetapi dalam hal ini pada beberapa negara menjadi
permasalahan yang Sangat berarti, karena di negara yang memiliki jumlah penduduk usia muda yang
berarti (tinggi) akan berdampak buruk, yaitu dengan terjadinya peledakan penduduk, yang juga akan
berdampak buruk pula pada segala aspek bidang kependudukan dalam negara yang bersangkutan.
8. Apa saja program KKBPK
• Program KB berubah menjadi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK)
• Upaya menggerakkan program KKBPK diawali dengan menurunkan angka TFR. Upaya ini difokuskan
pada kelahiran yang terjadi pada usia remaja yang menjadi penyumbang besar bagi kenaikan
maupun penurunan TFR. Kegiatan yang terkait dengan penurunan kelahiran usia remaja 15-19
tahun antara lain dilakukan melalui pembentukan Pusat Informasi dan Konseling (PIK)
Remaja/Mahasiswa berbasis sekolah, kampus maupun wilayah desa dan kecamatan. Kegiatan ini
merupakan bagian dari upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) sehingga terjadi peningkatan
usia kawin pertama yang diikuti dengan persalinan di atas usia 20 tahun. Dilihat dari sisi kesehatan
reproduksi tidak lagi rentan terhadap risiko tinggi persalinan.
- Kontrasepsi Modern
Peningkatan kesertaan ber-KB merupakan bagian penting program KKBPK. Upaya peningkatan
penggunaan kontrasepsi modern bagi Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi bidikan utama program
terkait dengan efektivitasnya. Berbagai motode kontrasepsi modern disediakan sebagai pilihan seperti
IUD, implan, suntik, pil, kondom dan Medis Operasi Pria (MOP) serta Medis Operasi Wanita (MOW) agar
dapat memilih sesuai kebutuhannya. Namun tetap diberikan motivasi untuk menggunakan kontrasepsi
modern jangka panjang.
Mempertahankan kesertaan ber-KB sehingga tidak terjadi drop out dilakukan dengan pembinaan rutin
melalui kelompok-kelompok kegiatan yang ada di masyarakat. Kegiatan keluarga sejahtera
dikembangkan melalui Bina Keluarga Sejahtera (BKS) yang terdiri dari kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) serta peningkatan ekonomi keluarga
melalui kelompok UPPKS. BKKBN juga melakukan penggarapan generasi muda agar terhindar dari tiga
hal, yakni seks bebas - nikah dini dan penyalahgunaan Napza.
- Kampung KB
Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo 14 Januari 2016, Kampung KB diharapkan dapat memberikan
solusi bagi hidupnya kembali program KKBPK di lapangan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan masyarakat
Program GenRe
• Pengertian Generasi Berencana (GenRe)GenRe adalah remaja dan
pemuda yang memilikipengetahuan, bersikap dan berperilaku
sebagairemaja, u/ menyiapkan dan perencanaan yg matangdalam
kehidupan berkeluarga.Remaja dan Pemuda GENRE mampu
melangsungkanjenjang-jenjang pendidikan secara terencana,
berkarirdalam pekerjaan secara terencana, dan menikahdengan
penuh perencanaan sesuai siklus KesehatanReproduksi.
• PROMOSI GenRe
- Mengajak para remaja berperilaku sehat dan berakhlak
Mengatakan tidak pada sex bebas, narkoba, dan tidak menjadi
korban HIV dan AIDS
- Mengajak remaja untuk merencanakan kehidupan berkeluarga atau
Pendewasaan Usia Perkawinan
PUP
• Pendewasaaan usia perkawinan (PUP) adalah upaya
untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama,
sehingga pada saat perkawinan, perempuan mencapai
minimal usia 20 tahun dan laki-laki usia 25 tahun.
Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari
program Keluarga Berencana Nasional. PUP
• Tujuan Memberikan pengertian dan kesadaran kepada
remaja agar dalam merencanakan keluarga mereka
dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan
dengan kehidupan berkeluarga. Baik itu kesiapan fisik,
mental, emosional, pendidikan , sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran Menurunkan
Total Fertility Rate (TFR)
9. Apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
dari program KKBPK ?
10. Apa peran BKKBN dalam menangani fertilitas ?
• Menggerakan dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam keluarga
berencana.
• Menata kembali pengelolaan program KB
• Memperkuat SDM oprasional (sdm unuk mencapai) program KB
• Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB
• Meningkatkan pembinaan program KB
TUJUAN UMUM
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
• Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
• Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
Visi lama : Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”
Visi baru, yaitu “Keluarga Berkualitas 2015” suatu keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
11.Apa yang mempengaruhi penurunan fertilitas ?