PASIEN GERIATRI
Almadeera Makassar ,
19 – 20 November 2018
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Tetap Produktif di usia lanjut
68.72 68.62
66.22 66.12
70.30 70.25
70.69 70.64
71.51 71.49
72.94 72.87
69.79 69.71
67.61 67.5
72.56 72.48
69.6 69.52
70.38 70.34
68.68 68.55
68.82 68.69
66.52 66.38
PROVINSI Sulsel :
68.30 68.16
2016 : 69,82
2017 : 69,84
65.86 65.77
68.6 68.58
66.61 66.54
69.95 69.92
66.38 66.29
65.65 65.57
69.90 69.84
66.96 66.84
67.82 67.76
Kemenkes RI
STATUS KESEHATAN LANSIA
Kemenkes RI
STATUS KESEHATAN LANSIA INDONESIA
Kemenkes RI
Lansia Sehat, Aktif dan Mandiri=Sukses
Kemenkes RI
Latar Belakang
KEBIJAKAN YANG
BERPIHAK
DUKUNGAN
PELAYANAN KESEHATAN BERBEDA
Pengertian
Suatu proses diagnostic interdisiplin, untuk
menentukan masalah dan kapabilitas medis,
kemampuan fungsional, psikososial dan
lingkungan bagi pasien lanjut usia
Tujuan
Manfaat
Mendapatkan keterpaduan dalam tatalaksana
geriatri sehingga tatalaksana menjadi efektif dan
efisien (penghematan biaya pengobatan).
Pengelompokan:
1. Lanjut Usia sehat dan mandiri
2. Lanjut Usia sehat dengan ketergantungan ringan
3. Lanjut Usia sehat dengan ketergantungan sedang
4. Lanjut Usia dengan ketergantungan berat/ total
5. Lanjut Usia pasca-rawat (dua minggu pertama)
6. Lanjut Usia yang memerlukan asuhan nutrisi
7. Lanjut Usia yang memerlukan pendampingan (memiliki masalah
psiko-kognitif)
• Kelompok 1 & 2
– Balai Lansia (ruang kegiatan usia lanjut)
• Kelompok 3 & 4
– Asuhan rumah/ home care
• Kelompok 5,6,dan 7 ketergantungan ringan
– sedang
– Balai Lansia (ruang kegiatan usia lanjut) +
pengawasan dokter
• Promotif (mempertahankan)
• Preventif (pencegahan)
• Rehabilitatif (pemulihan)
• Kuratif (upaya penyembuhan)
• Sistem kerja INTERDISIPLIN pada Tim
Multidisiplin
NEUROLOGI PASIEN
STATUS FUNGSIONAL
Penilaian aktivitas hidup sehari – hari ( activity daliy living )
STATUS NUTRISI
Kegiatan penapisan nutrisi menggunakan formulir MNA bermanfaat untuk
mendeteksi adanya risiko malnutrisi atau adanya malnutrisi pada pasien lansia
20 : Mandiri (A)
12-19 : Ketergantungan ringan (B)
9-11 : Ketergantungan sedang (B)
5- 8 : Ketergantungan berat (C)
0- 4 : Ketergantungan total (C)