Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
• Dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam

• Hiponatremia , hipoglikemia, hipomagnesia, uremia dan hepatik


ensefalopati dapat mencetuskan timbulnya serangan kejang. Pemeriksaan
serum elektrolit bersama dengan glukose, kalsium, magnesium, “ Blood
Urea Nitrogen” , kreatinin dan test fungsi hepar mungkin dapat
memberikan petunjuk yang sangat berguna.
Elektroensefalografi (EEG)
• Pemeriksaan ini merupakan alat diagnostik utama untuk mengevaluasi pasien dengan
serangan kejang yang jelas atau yang meragukan.

• Hasil pemeriksaan EEG akan membantu dalam membuat diagnosis, mengklarifikasikan


jenis serangan kejang yang benar dan mengenali sindrom epilepsi.

• Memiliki sensitivitas 25-56%, spesifisitas 78-98%. Jika pemeriksaan ini digunakan


bersama dengan temuan klinis pasien pada anamnesis & pemeriksaan fisik, maka
sensitivitasnya menjadi 98,3% & spesifisitasnya 86%.
Pencitraan (Radiologi)
• Untuk deteksi adanya lesi otak yang mungkin menjadi faktor penyebab epilepsi atau ada
kelainan neurologi lainnya.

• Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan (CT-scan) atau magnetic
resonance imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan dan dilakukan jika ada indikasi seperti
kelainan neurologis fokal yang menetap (hemiparesis) atau kemungkinan adanya lesi
struktural di otak (mikrosefali, spastisitas), terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial
(kesadaran menurun, muntah berulang, UUB membonjol, paresis nervus VI, edema papil)

Anda mungkin juga menyukai