SESSION
INFEKSI VIRUS
Preseptor
Diana Wijayanti, dr.,Sp.KK
Non Medikamentosa
- Menjaga higiene perorangan agar tidak tertular
- Menghindari kontak kulit langsung dengan penderita
Medikamentosa
- Destruksi veruka dengan elektrokauter, cryo surgery, bedah laser, bedah
konvensional
- Destruksi dengan bahan keratolitik dengan larutan AgNO3 25%, asam
triklorasetat 50%, fenol liquefaktum, asam salisilat, Kantaridin, imiquimod, 5
fluorourasil.
- Terapi intralesi dapat menggunakan bleomisin dan interferon
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
DEFINISI
• Papul miliar kadang lentikular, berwarna putih seperti lilin, bentuk kubah
dengan bagian tengahnya terdapat lekukan (delle). Sebagian berukuran 1-5
mm dan dapat bertangkai, sebagian lagi berukuran 10-15 mm dan disebut
sebagai giant molluscum.
• Jika dipijat keluar massa warna putih seperti nasi
• Predileksi : wajah, leher, ketiak, badan, dan eksrtreminas. Pada orang
dewasa dapat di pubis dan genitalia eksterna
• Dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.
• Pada pasien immunokompromais, misalnya HIV/AIDS, lesi moluskum
menjadi cepat tumbuh, berjumlah sampai ratusan, besar-besar dan tersebar.
PENATALAKSANAAN
Neuralgia Pascaherpetik
Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan >1 bulan.
Nyeri dapat terasa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
Cenderung terjadi pada usia >40 tahun
• Kortikosteroid
Asiklovir + Prednison dapat mengurangi nyeri akut dan menurunkan derajat
kerusakan sel saraf. Tetapi karena efek samping yang lebih berat dibanding
manfaat, maka penggunaan kortikosteroid tidak dianjurkan.
Indikasi: sindrom Ramsay Hunt, Prednisone 3x20 mg/hari, setelah seminggu
dosis diturunkan
• Antidepresan dan antikonvulsan
Kombinasi asiklovir dengan antidepresan trisiklik (gabapentin) dapat mengurangi
NPH
PENATALAKSANAAN
Obat Topikal
• Kompres
• Anestetik lokal
Kompres terbuka dengan solusio burowi
(alumunium asetat 5%) dan solusio calamin Tindakan infiltrasi lokal subkutan, blok
(caladryl) dapat digunakan pada lesi akut saraf perifer, injeksi spasium paravertebral
untuk mengurangi nyeri dan pruritus (4-6
kali/hari selama 30-60 menit) atau epidural, dan blok simpatis sering
• Analgetik Topikal digunakan untuk nyeri berat yang
berkepanjangan. Tidak terbukti menekan
As asetil salisilat dalam pelembab lebih NPH dan risiko tinggi.
efektif mengurangi nyeri dibandingkan
aspirin oral. • Kortikosteroid topikal
Aspirin dalam etil eter (chloroform)
dilaporkan aman untuk menghilangkan nyeri Tidak digunakan untuk herpes zoster
akut dalam beberapa jam. karena tidak terbukti mengurangi nyeri dan
mencegah NPH
PENCEGAHAN
Infeksi akut yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) tipe I dan II
yang didandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab
dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat
berlangsung baik primer maupun rekurens.
GEJALA KLINIS
Infeksi Primer
• Infeksi primer berlangsung ±3 minggu dan sering disertai gejala sistemik
(demam, malaise, anoreksia, dan pembengkakan KGB)
• Kelainan berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat
menjadi krusta hingga ulserasi yang dangkal
• Biasanya sembuh dengan tanpa sikatriks
Infeksi Laten
Tanpa gejala klinis yang berarti namun HSV dapat ditemukan dalam
keadaan inaktif pada ganglion dorsalis
Infeksi Rekurens
• Terjadi reaktivasi HSV
• Dapat aktif dengan mekanisme pacu (trauma fisik : demam, infeksi,
kurang tidur, hubungan seksual dan trauma psikis : gangguan
emosional, menstruasi)
• Gejala klinis yang timbul lebih ringan dibandingkan dengan infeksi
primer.
• Hanya berlangsung 7-10 hari
• Sering ditemukan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel berupa
panas, gatal, dan nyeri.
PENATALAKSANAAN
Topikal
Asiklovir topikal
Idoksuridin krim
Sistemik
Asiklovir 5x200 mg untuk 5 hari
VARISELA
DEFINISI
• Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang menyerang kulit dan
mukosa.
• Manifestasi klinis didahuli gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
• Sinonim : cacar air, chicken pox
GEJALA KLINIS
Terapi Topikal
Mencegah vesikel pecah lebih awal
Diberikan bedak + zat anti gatal (mentol, kamfora)
Antiviral
• Bayi/anak
Asiklovir 10-20 mg/Kg/BB dosis terbagi 4-5 (max 800 mg/kali pemberian)
• Dewasa
Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
Valasiklovir 3x1 gr selama 7 hari
Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
• Immunokompromaise
Asiklovir 10 mg/Kg/BB, IV/Drip 3x1, minimal 10 hari
Asiklovir 5x800 mg, minimal 10 hari
Valasiklovir 3x1 gr, minimal 10 hari
Famsiklovir 3x500mg, minimal 10 hari
PENCEGAHAN
Vaksin varisela
• Pemberian secara subkutan 0,5 ml (anak usia 12 bulan-12 tahun)
• Usia > 12 thn, diberkan 0,5 ml, setelah 4-8 minggu diulangi dengan dosis
yang sama
• Bila terserang virus kurang dari 3 hari, perlindungan vaksi yang diberikan
msh terjadi. Antibodi yang cukup akan timbul antara 3-6 hari pasca
vaksinasi
MORBILI
DEFINISI
• Masa inkubasi 8-12 hari dari paparan ke onset gejala dan 14 hari dari
paparan ke onset ruam.
• Infeksi morbili di bagi menjadi 3 stadium: prodormal, (catarrhal), erupsi
(rash), dan kovalesens.
• Manifestasi stadium prodormal adalah: Coryza, Cough, Conjungtivitis,
“Koplik spots”, Demam ringan-sedang, Konjungtivitis dengan fotofobia.
• Stadium erupsi (rash) ditandai dengan suhu tinggi 40 – 40,5 0C, ruam khas :
makulopapular eritromatosus di mulai dari kepala, kemudian menyebar ke
badan dan ekstremitas.
• Pada stadium kovalesens, ruam menjadi makula hiperpigmentasi dan
skuama, serta gejala-gejala hilang.
Rash: begins
on the face
and spreads
downward
PENATALAKSANAAN