Anda di halaman 1dari 31

DIAGNOSTIK LABORATORIS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Y. Nining Sri Wuryaningsih


PENDAHULUAN
Pendahuluan
DEMAM BERDARAH DENGUE
 Masalah Kesehatan Utama di Indonesia.
 Morbiditas dan Mortalitas yang tinggi.
 Penyebab : Virus DEN 4 type.
 Di Indonesia  terdapat 4 type virus DEN.
Virology

 Flavivirus family
 Small enveloped viruses
containing single
stranded positive RNA

 Four distinct viral


serotypes (Den-1, Den-2,
Den-3, Den-4)
PENDAHULUAN

DX KLINIS DBD.

 Manifestasi klinis bervariasi.


Stadium awal sulit terdiagnosis.
 Rentang waktu yang pendek.
DBD  DSS  Kematian

DX LABORATORIK
Pathophysiology

 Virus masuk melalui


gigitan nyamuk (Aedes
aegypti)
 Inkubasi 3-14 hari.
 Acute illness and
viremia 3-7 hari.
Pathophysiology
 Virus DEN masuk dan bereplikasi pada
target organ : monocytes, mast cells, hepar,
nodus limfatikus, sumsum tulang & paru.
 Diperedaran darah di fagosit sel monosit.
 Teori Patogenesis : teori virulensi, teori
antigen antibodi, teori mediator, dll

 Secondary heterologous dengue infection


(Hipotesis immune enhancement
ADE (Antibody Dependent Enhancement)
Secondary Heterologous Dengue Infection

Replikasi Virus Anamnestic antibody response

Kompleks virus antibody

Aktivitas komplemen
Komplemen

Anafilatoksin (C3a, C5a)


Histamin dalam urine meningkat

Permeabilitas kapiler meningkat


Ht meningkat
Perembesan Plasma Na turun
Cairan dalam rongga serosa

Anoksia Syok Asidosis


Dengue virus

DV SPECIFIC T-LYMPHOCYTE
DV specific Ab Direct entry

Cytolisis

Activation

Cytokine
Production
(IL1, IL6, TNFα) PLASMA
DV INFECTED
MONOCYTE
LEAKAGE

Complemen Vascular endothelial cell


Activation

Mekanisme Perembesan Plasma Akibat


Infeksi Virus Dengue
ADE (Antibody Dependent Enhancement)

antigen
Anti first

Virus I
Virus a.b

Virus II
Virus II

Macrofag/monosit

“Internalization of imun complex”


Diagnosis

Diagnosis Awal  Kriteria Who


Laboratorium Konvensional : hasil ?

Pemeriksaan Lanjutan :
Uji Hemaglutinasi Inhibisi
Uji IgG dan IgM anti dengue

Diagnosis Pasti :
Isolasi Virus DEN
Hibridisasi RNA / PCR
Pemeriksaan Laboratorium
 Berperan penting dalam diagnosa
DBD.
 Terdiri dari: pemeriksaan penunjang
dan pemeriksaan untuk Dx pasti

 Pemeriksaan penunjang Diagnose:


– Pmx. Hb dan Hematokrit
– Pmx. Jumlah lekosit dan hitung jenis
– Pmx. Jumlah trombosit
– Pmx. Koagulasi.
 Pmx. Hb dan Hematokrit
– 2-3hr : normal, Ht meningkat s.d 50-60%
diikuti kenaikan Hb > 14 gr/dl.
– Eritrosit >5.000.000/mm3
– Hemokonsentrasi presyok syok.
– Hemokonsentrasi 20-30% kasus non
syok dan 40-50% kasus syok
– Pemantauan kadar Hb secara serial tiap
4-6jam minimal 12 jam memantau
perdarahan
– Pemantauan Ht memantau
terjadinya perembesan plasma
Pmx jumlah lekosit dan hitung jenis
Jumlah normal  lekositosis  akhir serangan 
lekopenia, netropenia, limpositosis dan atypical
limposit (+).
Jumlah limfosit pada DHF lebih besar 15 - 20%
dibandingkan DF
Jumlah lekosit kembali normal 2 – 3 hari setelah
fase pemulihan.
Sutaryo (1991)  Sensitivitas dan spesivisitas LPB
- pada hari ke 4 : 68 % dan 86 %
- pada hari ke 5 : 81 % dan 83 %
 Pmx. Trombosit
– Menurun sejak panas, mulai titik
terendah pada saat syok.

– Naik dengan cepat saat konvalesen


 menjadi normal pada 7-10 hr.

– Trombositopeni  penurunan
produksi, peningkatan destruksi dan
agregasi akibat endotel vaskuler
yang rusak.
TROMBOSITOPENIA

 KOMPLEKS IMUN : menempel pada permukaan trombosit 


destruksi melalui Sistem Retikulo-endotelial (hati & limpa)
 DEPRESI Sumsum Tulang : efek penekanan langsung oleh
virus   turnover  giant trombosit ;
Disfungsi  fase konvalesen kembali normoseluler

Teknik Pemeriksaan
Trombosit: Automatis
(Hematology Analyzer),
 Pmx. Koagulasi
– PTT dan PT memanjang.TT normal.
– Beberapa faktor koagulasi menurun II, V, VII,
VIII, IX dan X.

 Pmx. Sumsum Tulang


– Fragmen sumsum tulang  hiposellular.
– Hambatan pematangan semua elemen 
Megakariosit.
– Peningkatan : limfosit kecil, monosit, sel
retikulum dan sel plasma.

Ke-2 pemeriksaan jarang dikerjakan


Diagnosa Pasti
 Isolasi Virus
 PCR
 Serologi
Isolasi Virus
 Sampel : darah / plasma.
 Media : tissue culture, A. aegypti
dws/ A. albopictus, larva.
 Perlu sampel yang mengandung
banyak virus.
 Viremia pada infeksi virus DEN
sangat singkat 1-3 hari.
 Kendala : waktu dan peralatan.
Real time - P C R
 Deteksi virus RNA, dengan enzyme reverse
transcriptase.
 Dengan tehnik hibridisasi
 Kendala:
– Virus mati dapat terdeteksi.
– Alat dan reaqen
– SDM  perlu ketrampilan.
Uji Serologi
 Pilihan utama untuk diagnose pasti
 Berdasarkan atas antibody yang
timbul akibat infeksi virus DEN.
 Ada 3 macam :
– HI (Hemagglutinasi Inhibisi)
– NT (Neutralization Test)
– CF (Complement Fixation Test)
 HI yang paling populer, sederhana,
sensitif, murah, cepat dan dapat
direproduksi  gold standard.
TES HEMAGLUTINASI INHIBISI

 Mengukur kemampuan Antibodi anti-Dengue


menghambat aglutinasi eritrosit angsa
 Dasar :
surface antigen Dengue mengaglutinasi eritrosit angsa

ikatan E – virus – E dg perantaraan hemaglutinin
Sederhana, sensitif, reagen dpt dibuat sendiri
Tidak praktis ; sampel hrs berpasangan ; waktu ?
Tes HI positif : titer   4x
Interpretasi : WHO 1997
Kontrol kualitas : serum kontrol positif & negatif
Interpretasi:
Respon Interval Titer S2 Interpretasi
Antibodi S1-S2
 4X  7 hr 1:1280 Infeksi akut, primer
 4X random 1:2560 Infeksi akut, sekunder
 4X < 7 hr 1:1280 Infeksi akut,
primer/sekunder
tetap apapun >1:2560 Infeksi sekunder, baru
terjadi
tetap  7 hr 1:1280 Bukan dengue
tetap Spesim 1:1280 Tak dpt diinterpretasi
tunggal
Perkembangan serologi IgM dan IgG
dalam serum (ELISA)
 Begitu terjadi infeksi virus dengue
IgM (3-4hr) hilang 30-60 hr.
 Naiknya IgM diikuti IgG puncak hr
ke 15. perlahan turun kadar
rendah seumur hidup

Infeksi primer
 Infeksi sekunder: IgM hilang; IgG dlm
titer rendah IgG naik cepat, IgM
muncul.
 Dengue blot : dalam kasus yang meragukan
akan memberikan hasil yang cepat dan
akurat
Meski saat ini merupakan pilihan utama , ada
 Kelemahannya :
 Reaksi silang
 IgG dan IgM hasilnya baru muncul setelah
4-5 hari panas.
 Hari 4-5 : masa kritis  DSS.

 Perlu pemeriksaan deteksi antigen


Deteksi Antigen

 Deteksi antigen NS1 virus


 Metoda ELISA fotometrik
 Mudah diaplikasikan di Laboratorium Rumah Sakit
 Teknik relatif sederhana
 Masih perlu uji lapangan secara meluas, dilaporkan
NS1 berperan dalam kebocoran vaskular pada infeksi
DB yang berat harganya mahal
Nining (2005)
 Deteksi Antigen Virus Dengue pada
monosit dengan Imunositokimia

 Alat Dx dini DBD dng sensitifitas dan


spesivisitas yang tinggi 88% dan
87%).

 Sederhana dengan mikroskop


cahaya biasa, cepat, dapat
didokumentasikan
KESIMPULAN

1. DBD masih merupakan masalah kesehatan


utama di Indonesia angka morbiditas &
mortalitasnya yang tinggi
2. Manifestasi klinik DBD sangat bervariasi,
rentang waktu DBD DSS sangat pendek
diagnosis laboratorium sangat berperan.
3. Perlu kerjasama yang baik antara para klinisi
dan petugas laboratorium
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai