Anda di halaman 1dari 41

Grand theory and

Conceptual Model

Kelompok III
ARIYATI AMIN R012182008
M. ALFIAN RAJAB R012182004
Model konseptual adalah formulasi filosofi yang luas
berdasarkan pada upaya untuk memasukkan seluruh realitas
keperawatan. Konsep dan proposisi bersifat abstrak.

Grand theory berasal dari model konseptual dan sangat


kompleks
Grand theory berusaha menjelaskan masalah yang luas dalam
disiplin ilmu.

Fawcett (2005) dalam (McEwen & Wills, 2011)


Grand theory terdiri dari konsep yang relatif abstrak dan
kurang definisi operasional.

Grand theory dikembangkan melalui penilaian ide-ide yang


ada dan penuh pemikiran yang bertentangan dengan
empiris penelitian dan dapat menggabungkan banyak teori
lain.
Grand theory mengintegrasikan hasil dari berbagai investigasi
sehingga dapat diterapkan untuk pendidikan, praktik, penelitian lebih
lanjut, dan administrasi.
Grand theory memberikan latar belakang penalaran filosofis yang
memungkinkan perawat peneliti untuk mengembangkan teori
pengorganisasian penelitian atau praktik.
Penelitian dengan kerangka teori mampu menganalisis sebuah
temuan penelitian menjadi bukti untuk utilitas intervensi yang teruji.
Analisis dengan menggunakan meta-analisis untuk praktik berbasis
bukti (Evidence Based Practice)
(McEwen & Wills, 2011).
Grand theory dibagi menjadi tiga kategori
(McEwen & Wills, 2011):
Grand theory berdasarkan kebutuhan manusia (Human needs) :

Florence Nightingale
Virginia Henderson: Prinsip dan praktek keperawatan
Faye G. Abdellah: Pendekatan yang berpusat pada perawatan pasien
Dorothea E. Orem: Defisit Perawatan-Diri
Dorothy Johnson: The Behavioral System Model
Betty Neuman: The Neuman System Model
grand theory berdasarkan proses interaktif
(interactive process), antara lain :
Myra Estrin Levine: The Conservation Model
Barbara M. Artinian: The Intersystem Model
Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, dan Mary Ann P.
Swain: Modeling dan Role-Modeling
Imogene M. King: Sistem Konseptual King dan Teori
Pencapaian Tujuan dan Proses Transaksional
grand theory berdasarkan proses kesatuan
(Unitary process), antara lain :
Martha Rogers: Ilmu Pengetahuan tentang
Kesatuan Manusia
Margaret Newman: Kesehatan sebagai
Kesadaran yang Meningkat
Rosemarie Parse: Teori Pembentukan Manusia
Martha E. Rogers : Manusia yang seutuhnya (Unitary Human Beings)
Model konseptual keperawatan
Kredensial dan Latar Belakang Teori
Master of art di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang
diperoleh dari Teachers College, Columbia University, New York pada
tahun 1945, dan master of Public Health pada tahun 1952 dan gelar ScD
pada tahun 1954 dari Johns Hopkins University di Baltimore.

Mendiseminasi pengembangan teori dan hasil-hasil riset melalui jurnal


The Journal of Rogerian Nursing Science.
Sumber Teoritis
Pengembangan model konseptualnya yang dipublikasikan “An Introduction
to The Theoretical Basic of Nursing”
Didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan antropologi, psikologi, sosiologi,
astronomi, religi, filosofi, sejarah, biologi, fisika , matematika, dan berbagai
literature lainnya yang menghasilkan suatu model manusia sebagai unit
yang utuh dan lingkungan sebagai integrasi sumber energi untuk proses
kehidupan manusia.
Dasar ruang lingkup keperawatan modern ini memulai investigasi
keperawatan yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan
(Rogers, 1970) dalam (Alligood, 2014).
Konsep Utama Dan Definisi
Lahan energi (manusia dan lingkungan)
sistem terbuka
pola atau susunan
akibar proses interaksi mutual antara manusia dan
lingkungan. Perubahan pola bersifat kontinyu,
terbarukan, dan bersifat relatif.
Pandimensionalitas
Gambaran yang tepat tentang suatu unit yang utuh.
Asumsi Utama
 Keperawatan
subyek manusia dan lingkungannya sesuai dengan sifat asuhan keperawatan. Praktik professional keperawatan
mempromosikan interaksi manusia dan lingkungan. Pelayanan kesehatan untuk semua orang dan memelihara proses
kehidupan manusia
 Manusia
Manusia merupakan unit yang utuh, memiliki integritas dengan karakteristiknya sendiri. Mmodel konseptual
mempersepsikan manusia dan lingkungan sebagai lahan energi yang terintegrasi dan berevolusi.
 Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan manifestasi suatu pola dan mendefinisikan perilaku. Fenomena sentral pada sistem
konseptual keperawatan yaitu proses kehidupan manusia yang bersifat dinamis, utuh, kreatif, tidak terpisahkan oleh
lingkungannya dan dikarakteristikkan oleh keutuhannya.
 Lingkungan
Lahan lingkungan tidak terbatas dan perubahannya bersifat terbarukan secara kontinyu dan memiliki karakteristik yang
beragam.
Identifikasi lima asumsi yang mendukung pernyataan
teoritis
 Manusia adalah satu unit yang utuh memiliki integritas dan manifestasi karakteristik
 Manusia dan lingkungan saling bertukar energi dan materi satu sama lain secara
terus menerus.
 Proses kehidupan merupakan proses yang tidak dapat kembali pada kondisi
semula dan perkembangannya bersifat kontinyu sepanjang ruang dan waktu
 Pola dan organisasi mengidentifikasi manusia dan merefleksikan keutuhan yang
terbarukan
 Manusia dikarakteristikkan oleh kapasitas abstraksi dan imaginasinya, bahasa dan
pemikirannya, serta perasaan dan emosinya (makhluk yang berpikir dan memiliki
kepekaan)
Prinsip utama prinsip-prinsip perubahan

Prinsip Helisi.
Prinsip Resonansi.
Prinsip Integralitas.
Penerimaan Komunitas Keperawatan
 Praktik
Pada model keperawatan Rogers, proses berpikir kritis yang mengarahkan praktik
keperawatan dalam tiga komponen yaitu penilaian pola, pola timbal balik, dan evaluasi.
 Pendidikan
Model teori Rogers menjabarkan nilai-nilai dan keyakinan tentang manusia, kesehatan,
keperawatan, dan proses pembelajaran.
 Penelitian
penelitian keperawatan mempelajari dan memahami fenomena, merancang aktivitas untuk
mempromosikan pemulihan kesehatan. Manusia dan lingkungan sebagai fenomena
penelitian.
Analisis Teori
Kejelasan.
Prinsip model teori Rogers sulit dimengerti. Namun demikian, model tersebut
telah menunjukkan pengembangan ilmu keperawatan dan lebih menegaskan
keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu.
Kesederhanaan.
Beberapa kalangan masih memandang model rogers sangat kompleks dari
perspektif menyeluruh. Namun dengan penggunaannya terus menerus dalam
praktik, penelitian, dan pendidikan maka dapat diakui kesederhanaan model
ini.
Keumuman.
Model ini memiliki ruang lingkup yang luas yang memberikan kerangka untuk
pengembangan pengetahuan disiplin ilmu keperawatan
 Aksesibilitas.
Penggunaan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, model konsep roger memiliki
logika deduktif dengan karakteristik kurang memiliki dukungan empiris

 Kepentingan.
Model Roger bertujuan memahami evolusi manusia dan potensinya untuk
perkembangan yang lebih baik bagi kemanusiaan. Memprakarsai identitas
keperawatan sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Kegunaannya telah
dibuktikan dalam bentuk praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian
Studi Kasus
 Tn. S adalah pasien berusia 55 tahun memiliki riwayat merokok selama 20 tahun
sebanyak dua bungkus rokok per hari. Saat ini adalah pertama kali Tn S dirawat setelah
terdiagnosa penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pengkajian pola dimulai untuk
mendapatkan gambaran profil pasien tentang pengalaman penyakitnya, persepsinya
tentang kesehatan, dan gejala penyakit. Tn. S mengatakan mengalami batuk sepanjang
hari dan lebih parah pada pagi dan malam hari. Tn S mengeluhkan sulit bernapas dan
nafas cepat dan lebih parah saat melakukan aktifitas. Sehingga Tn S cepat merasa lelah.
 Melalui pertanyaan yang spesifik, perawat pelaksana menemukan bahwa Tn.S mengalami
perubahan pola tidur dan pola asupan nutrisi. Tn S tidur dalam waktu yang lebih pendek
karena keluhan batuk yang berat dan makan lebih sedikit karena tidak bernafsu makan.
Perawat A juga berhasil mengkaji dan mengetahui bahwa ternyata istri Tn. S juga
merokok. Ia merasa istrinya tidak akan menghentikan kebiasaannya.
 Selama pengkajian perawat berusaha menemukan hal yang penting bagi pasien dan bagaimana
pasien mengartikan sehat. Penentuan pola bersama melibatkan pasien, berbagi pengetahuan, dan
menawarkan pilihan. Setelah pengkajian, perawat menyimpulkan data informasi yang diperoleh dari
pasien dan memahaminya. Perawat akan mengetahui aktivitas apa saja yang dapat dilakukan Tn S.
 Perawat memberikan informasi tentang penyakitnya dan saran-saran yang dapat meningkatkan
kenyamanannya. Intervensi keperawatan berupa latihan bernafas, rekomendasi diet tinggi kalori
dengan porsi kecil tapi sering.
 Karena perawat melihat Tn.S memperlihatkan keinginan untuk berhenti merokok, maka perawat
memberikan saran pengalihan berupa guided imagery untuk mendukung keinginan pasien. Perawat
juga memberikan edukasi melalui media berupa leaflet yang bisa disimpan pasien dan istrinya agar
kebiasaan istrinya juga dapat diubah.
 Pada akhir asuhan keperawatan melalui evaluasi perawat menunjukkan bahwa Tn S menyatakan ia
merasa lebih baik setelah mengetahui bahwa ia mampu membuat dan memiliki keputusan untuk
mengubah beberapa hal dasar dalam hidupnya yang mampu mengubah kesehatan dan proses
hidupnya dan keluarga.
Imogene M. King : Sistem Konseptual dan Teori Middle-Range
Pencapaian Tujuan (Model Konseptual Keperawatan)

Kredensial dan Latar Belakang Teori


seorang ahli yang ternama dalam dunia keperawatan
King International Nursing Group (K.I.N.G) untuk memfasilitasi
penyebaran dan pemanfaatan karya
Pakar teori perawat pertama yang mempublikasi karyanya dan telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yaitu jepang, spanyol, dan
jerman
(Alligood, 2014).
Konsep Utama

Kesehatan
pengalaman hidup yang dinamis dari seorang manusia
Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai proses aksi, reaksi, dan
interaksi ketika perawat dan klien berbagi informasi tentang
persepsi mereka dalam situasi keperawatan
Diri
Termasuk didalam diri antara lain system ide, sikap, nilai, dan
komitmen.
Sistem Konseptual Dinamis
• sistem pribadi (personal) termasuk
didalamnya sebagai seorang pasien atau
seorang perawat.

• Pemahaman mengenai Sistem


interpersonal dibutuhkan konsep
komunikasi, interaksi, peran, tekanan, dan
transaksi.

• Pemahaman sistem sosial dibutuhkan


konsep otoritas, pengambilan keputusan,
organisasi, kekuasaan, dan status.
Teori pencapaian tujuan

Proses interaksi manusia yang menyebabkan transaksi : sebuah model transaksi


Asumsi Utama
 Keperawatan :
Proses interpersonal dipengaruhi oleh persepsi perawat dan pasien.
 Manusia :
Makhluk spiritual, unik, holistik, dan mampu berpikir rasional dan mengambil
keputusan terhadap keadaannya. Setiap individu memiliki perbedaan kebutuhan,
keinginan, dan tujuan.
 Kesehatan :
Sehat adalah kondisi dinamis dalam siklus hidup
 Lingkungan :
Perawat harus mampu memahami interaksi manusia dengan lingkungan sebagai
upaya untuk menjaga kesehatan.
“Perawat sengaja berinteraksi dengan klien untuk saling
menetapkan tujuan, mengeksplorasi dan menyepakati cara-cara
untuk mencapai tujuan. Pengaturan tujuan bersama didasarkan
pada penilaian perawat terhadap kekhawatiran, masalah, dan
gangguan kesehatan klien, persepsi mereka tentang masalah
dan informasi yang mereka bagi untuk bergerak kearah
pencapaian tujuan”
Proposisi Dalam Teori King Tentang Pencapaian Tujuan
Jika keselarasan persepsi Jika tujuan tercapai (GA) Jika harapan peran dan Jika perawat dengan
(PC) hadir dalam interaksi maka Kepuasan (S) akan kinerja peran seperti yang pengetahuan dan
(I) P-K maka transaksi (T) terjadi dirasakan oleh P dan K keterampilan khusus
akan terjadi adalah kongruen (RCN), mengkomunikasikan (CM)
GA S transaksi (T) akan terjadi informasi yang tepat pada
PC(I) T klien, pengaturan tujuan
RCN T bersama (T) dan
pencapaian tujuan (GA)
bersama akan terjadi.

CM T GA
Jika P-K melakukan Jika tujuan tercapai (GA) Jika konflik peran (RC) yang Jika transaksi (T) dibuat
transaksi (T) maka tujuan asuhan keperawatan yang dialami oleh P dan K atau dalam interaksi (I) P-K,
akan tercapai (GA) efektif (NCe) akan terjadi keduanya, stress (ST) pertumbuhan dan
dalam interaksi P-K akan perkembangan (GD) akan
T (GA) GA NCe terjadi ditingkatkan

RC(I) ST (I)T GD
Penerimaan oleh Komunitas Keperawatan
 Praktik
King mengembangkan sistem pendokumentasian Goal Oriented Nursing Record (GONR) yang berorientasi tujuan
termasuk didalamnya unsur-unsur yaitu data base, diagnosis keperawatan, daftar tujuan, intervensi keperawatan, lembar
alir, catatan kemajuan, dan ringkasan kepulangan.
 Pendidikan
Konsep King digunakan sebagai konsep untuk merancang kurikulum keperawatan
 Penelitian
Penelitian-penelitian telah banyak menggunakan karya King sebagai landasan teoritis.
 Sistem konseptual King dan teori pencapaian tujuan untuk mengembangakan jalur klinis (Khowaja, 2006)
 Penelitian tentang kongruensi antara sistem konseptual King dan terapi multisistemik (Frey, Ellis, Naar-King, 2007)
 Penelitian dilakukan oleh (Taha, 2009) menggunakan sistem konseptual King untuk mengeksplorasi “faktor-faktor yang
berhubungan dengan status disposisi pada anak dengan cedera kepala berat”
 (Talbott, 2009) juga menggunakan sistem konseptual king untuk mempelajari karakteristik siswa yang membutuhkan pelayanan
kesehatan fisik khusus.
 Penelitian dilakukan oleh (George, Roach, Andrade, 2011) mengenai pandangan keperawatan yang dimiliki oleh pasien, ahli bedah,
dan perawat.
Analisis Teori
 Kejelasan. Mudah dipahami oleh perawat karena konsep-konsep didefinisikan dan
diilustrasikan dengan jelas.
 Kesederhanaan. Definisi jelas dan secara konseptual berasal dari literatur penelitian.
King menyajikan konsep utama yang mudah dipahami.
 Keumuman. Teori pencapaian tujuan King telah dikritik bahwa hanya terbatas di bidang
keperawatan ketika pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat.
 Aksesibilitas. Studi deskriptif mengidentifikasi karakteristik transaksi. pencapaian tujuan
dapat diukur dan bukti efektivitas asuhan keperawatan dapat ditunjukkan.
 Kepentingan. Teori King berfokus pada semua aspek dari proses keperawatan :
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sehingga karya King sangat
penting untuk membangun pengetahuan dalam disiplin keperawatan.
Studi Kasus
 Pasien Tn.K telah menjalani perawatan selama dua pekan di ruang rawat inap RSU dengan
diagnosa non-hemoragik stroke dan hipertensi. Pasien mengalami kelemahan pada ekstremitas
bawah bagian kanan. Pasien telah direncanakan pulang dua hari yang lalu namun tertunda
karena tekanan darah pasien tiba-tiba naik dan dokter memutuskan untuk pemantauan selama
dua hari lagi. Setelah perawat melakukan operan shift dari malam ke shift pagi, perawat A
selaku perawat penanggung jawab Tn.K mendatangi ruangan Tn.K.
 Pada saat perawat A mengunjungi Tn.K, perawat A bertanya kepada Tn.K apa yang dia rasakan
tentang penundaan kepulangannya ke rumah. Tn.K mengeluhkan berbagai masalah mengenai
kepulangannya yang tertunda. Sebagai perawat yang mengetahui bahwa pasien memiliki
persepsi masing-masing yang unik dan wajar dipersepsikan oleh pasien, maka perawat
menghabiskan waktu beberapa menit untuk mendengarkan keluhan Tn.K tersebut. Karena
perawat A mengetahui bahwa dua hari kedepan Tn.K akan dipulangkan maka dia meminta
kepada Tn.K untuk mengungkapkan apa yang diketahui mengenai hal-hal yang penting yang
harus diketahui saat melanjutkan perawatan di rumah. Tn.K mengakui bahwa khawatir pulang
ke rumah karena ia tidak tahu apa yang akan dilakukan dan tujuan perawatan di rumah setelah
menderita stroke.
 Maka perawat A bertanya kepada Tn. K apa yang ingin diketahui oleh Tn.K
sebelum pulang ke rumah. Tn.K mengidentifikasi beberapa hal yaitu
pemenuhan personal hygiene, cara latihan fisik mandiri, dan tanda-tanda
darurat yang mewajibkan dia kembali ke RS, dan berharap ada seseorang
yang bisa tinggal dengannya saat awal kepulangannya karena ia tidak
yakin istrinya bisa mengurus dirinya seperti perawat di rumah sakit.
 Dari tujuan yang teridentifikasi, maka perawat A dan Tn.K mengidentifikasi
kegiatan yang bisa dilakukan Tn.K dan Perawat A untuk mencapai tujuan
untuk mengetahui beberapa hal yang ingin dipahami oleh pasien. Sebelum
meninggalkan ruangan, P-K setuju dengan tujuan kegiatan, prioritas
kegiatan, dan kegiatan yang harus dilakukan, dan P-K mengatur agar istri
Tn.K terlibat dalam perencanaan pulang.
 Setelah ditetapkan waktunya, dilakukan edukasi melibatkan keluarga (istri)
kemudian mengevaluasi apakah tujuan tercapai.
Dorothea E. Orem : Teori Defisit Perawatan Diri
Model konseptual keperawatan
 Kredensial dan Latar Belakang Teori
1. Orem lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914.
2. Ayahnya seorang pekerja konstruksi yang suka memancing dan ibunya seorang IRT yang suka
membaca. Orem memiliki seorang kakak perempuan.
3. Karir keperawatan di Providence Hospital School of Nursing di Washington, D.C. diploma
keperawatan 1930-an.
4. Gelar B.S tahun 1939 dan M.S tahun 1946 dalam pendidikan keperawatan dari Catholic
University of America (CUA).
5. Di usia 92 tahun, kehidupan Dorothea E. Orem berakhir setelah menjalani masa terbaring di
tempat tidur. Dia meninggal hari Jumat, 22 Juni 2007 dikediamannya di Skidaway Island,
Georgia
Sumber Teoritis
Sumber utama dari ide-ide Orem adalah pengalamannya dalam keperawatan
“Kondisi seperti apa yang ada dalam diri seseorang ketika dibutuhkan
seorang perawat dalam situasi tersebut?”.
“Teori SCDNT (Self Care Defisit Nursing Theories) adalah teori umum yang
menjelaskan keperawatan secara deskriptif di semua jenis situasi praktik”.

(Orem, 2001 dalam Alligood, 2014).


Konsep Utama Dan Definisi
Teori perawatan diri, yang menjelaskan mengapa dan bagaimana orang merawat diri
mereka sendiri.
Teori ketergantungan perawatan, yang menjelaskan bagaimana anggota keluarga dan/
atau teman-teman memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan secara
sosial.
Teori defisit perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa orang
dapat dibantu melalui keperawatan.
Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus
dilakukan dan dipelihara untuk menghasilkan keperawatan.
Kerangka konsep keperawatan. (Orem, 2001 dalam Alligood, 2014)
Penerimaan Komunitas Keperawatan
Teori defisit perawatan diri mencapai tingkat penerimaan yang signifikan oleh
masyarakat keperawatan internasional, terbukti dengan besarnya materi yang
dipublikasikan dan dipresentasikan di Internasional Orem Society World Congresses
(2008, 2011, dan 2012).

(Harnucharunkul, 2012)
Analisis Teori
 Kejelasan.
Istilah Self-care memiliki beberapa arti dalam lintas ilmu, namun Orem mendefenisikan istilah dan menguraikan struktur
substansi konsep dengan cara yang unik namun tetap kongruen dengan interpretasi lain.
 Kesederhanaan.
Teori Orem terdiri dari empat teori pembentuk berikut ini: perawatan diri, ketergantungan perawatan, defisit perawatan
diri, dan sistem keperawatan. Pengembangan teori menggunakan entitas tersebut tampak hemat. Kedalaman
pengembangan konsep memberikan kompleksitas teori ini yang diperlukan untuk menjelaskan dan memahami disiplin
praktik manusia..
 Keumuman.
“Teori keperawatan defisit perawatan diri bukan penjelasan tentang individualitas dari situasi praktis keperawatan
konkret tertentu, melainkan ekspresi kombinasi tunggal dari sifat dan fitur umum yang dikonseptualisasikan untuk
semua kasus keperawatan. Sebagai teori umum, ia memberikan arah bagi perawat yang terlibat dalam praktik
keperawatan, dalam pengembangan dan validasi pengetahuan keperawatan, dan dalam pengajaran dan pembelajaran
keperawatan”
Aksesibilitas.
Sebagai teori umum, SCDNT memberikan penjelasan deskriptif mengapa
orang memerlukan perawatan dan proses apa yang dibutuhkan untuk
menghasilkan asuhan keperawatan yang diperlukan. Oleh karena itu,
studi deskriptif komprehensip terhadap berbagai populasi dalam hal
kebutuhan perawatan diri dan praktik perawatan diri adalah diperlukan
Kepentingan.
Orem memberikan pandangan visioner tentang praktik, pendidikan, dan
pengembangan pengetahuan keperawatan komtemporer yang
diungkapkan melalui teori umum.
Studi Kasus
 Seorang ibu berinisial Ny. S berumur 60 tahun tinggal bersama dengan anaknya berinisial Ny. R
berumur 40 tahun dan telah berkeluarga. Ny. S memiliki keluhan nyeri lutut kaki sebelah kanan dan
diperburuk ketika ingin berdiri. Selain dari pada itu Ny. R memperhatikan bahwa terdapat tanda-tanda
dan gejala awal penyakit Alzheimer pada ibunya. Ny. R selalu memperhatikan ibunya yang seringkali lupa
pada sesuatu hal dan kebingungan, tiba-tiba marah dan mengulang-ulang kata yang telah disampaikan.
 Setelah memperhatikan gejala yang terjadi pada Ny. S maka Ny. R berinisiatif memfasilitasi ibunya
dengan memberikan tongkat untuk memudahkan ketika beraktivitas. Selain daripada itu Ny. R mulai
mempersiapkan diri dan membaca literature terkait penyakit Alzheimer. Kemudian Ny. R menata kembali
segala fasilitas yang menjadi kebutuhan ibunya.
 Seiring berjalannya waktu gejala dari penyakit Ny. S semakin memberat sehingga beberapa kegiatan Ny.
S dibantu oleh anaknya, seperti ketika ingin berdiri, mandi serta aktivitas-aktivitas lainnya.
 Dengan demikian Ny. R menjadi agen perawatan bagi ibunya.
DAFTAR PUSTAKA
 Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists And Their Work. (M. R. Alligood, Ed.)
(eight). United States of America: Elsevier.
https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
 Frey, M. A., Ellis, D. A., Naar-King, S. (2007). Testing Nursing Theory With
Intervention Research: The Congruency Between King's Conceptual System
and Multisystemic Therapy. In C.L. Sieloff & M. A. Frey (Eds.). Middle range
theory development using King's conceptual system (pp. 273-286). New
York: Springer.
 George, A., Roach, E., Andrade. (2011). Nursing Education: Opportunities
and Challenges. Nursing Journal of India, 102(6)
 Harnucharunkul, S. (2012). Keynote. 12th IOS World Congress.
 Khowaja, D. (2006). Utilization of King's Interacting Systems Framework and
Theory of Goal Attainment With New Multidisciplinary Model: Clinical
Pathway. Australian Journal of Advanced Nursing, 24 (2), 44-50.
 McEwen, M., & Wills, E. M. (2011). Theoretical Basis for Nursing. (J.
Rodenberger, Ed.) (third). Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
 Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
 Konsep, Proses, dan Praktik, Ed 4Vol 1.Jakarta: EGC.
 PPNI. (2016). Perubahan Pedoman Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Perawat Indonesia. Indonesia.
 Taha, A. (2009). Factors relating to Disposition Status in Children with Severe
Traumatic Brain Injury. Communicating Nursing research, 42, 417
 Talbott, S. Z. (2009). Characteristics of Student Requiring Specialized Physical
Health Care Services. Communicating Nursing Research, 418.
 Taylor, S. G,. & Ranpenning, K. (2011). Self-care science, nursing theory and
evidence based practice. New York: Springer
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai