Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN SUKROSA TERHADAP

RESPON NYERI NEONATUS YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI


RUANG NICU RS UNHAS

Rancangan Penelitian Tesis


Program S2 Ilmu Keperawatan

Ariyati Amin
2018

1
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir (neonatus) perlu melakukan adaptasi karena perubahan yang dialami
dari alam rahim ke luar rahim. (Lowdermilk, perry, cashion. 2014) menyatakan bahwa setiap
bayi dapat menjalani penyesuaian yang dibutuhkan untuk hidup di luar rahim tanpa banyak
kesulitan, tetapi kesehatannya tergantung pada perawatan yang diterimanya. Bayi baru lahir
yang dirawat di rumah sakit secara kontinyu akan dilakukan evaluasi, oleh sebab itu
diperlukan prosedur invasif contohnya pungsi vena dan pemasangan iv-line. Neonatus yang
dirawat di ruang intensif sering sekali menerima prosedur invasif yang dapat menimbulkan
nyeri. Tindakan invasif adalah tindakan medis keperawatan berupa memasukkan atau melukai
jaringan yang dimasukkan melalui organ tubuh tertentu (Farlex. 2014). Penelitian yang
dilakukan oleh (Malarvizhi, Vasta, Roseline, Nithin dan Paul. 2013) menjelaskan bahwa
sejumlah prosedur invasif terhadap 54 neonatus yang dirawat di NICU menunjukkan bahwa
terdapat 3283 kali tindakan yang dapat menyebabkan nyeri selama masa perawatan. Tindakan
yang dapat menyebabkan nyeri tersebut terdiri dari 55% tindakan heel lance, 26% nyeri
disebabkan oleh suction endotracheal dan 15% nyeri disebabkan oleh efek pemasangan infus
intra vena. (Obu dan Chinawa. 2014) menyebutkan dalam review artikelnya bahwa neonatus
yang dirawat dirumah sakit rata-rata mengalami 750 prosedur tindakan. Hal ini mencatat
bahwa bayi yang dirawat di NICU menjadi sasaran rata-rata dua sampai delapan prosedur
yang menyakitkan perhari.
Nyeri adalah pengalaman sensorik & emosional tidak menyenangkan terkait kerusakan
jaringan sehingga menjadi fenomena kompleks yang paling sulit dipahami neonatus
(Merenstein dan Gardner, 2016). Efek nyeri dapat menimbulkan respons fisiologis dan
perubahan perilaku. Nyeri merupakan suatu stimulus yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik, perkembangan kognitif, otak bayi dan berkontribusi terhadap
terjadinya gangguan belajar dan perilaku pada masa anak-anak (Cignacco, et All., 2017).
Maka, diperlukan intervensi keperawatan yang dapat mengurangi respon nyeri pada bayi
terutama saat dilakukan perawatan di rumah sakit. Menurut (Buonocore dan Bellieni, 2017)
menjelaskan bahwa stres yang dialami bayi selama dilakukan perawatan dapat menambah
kondisi nyeri yang dialami oleh bayi tersebut. Stressor nyeri merupakan hal yang sangat
mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, sebagai respon yang nampak yaitu
bayi akan terlihat tidak tenang, gelisah, dan diiringi dengan tangisan. Oleh sebab itu perawat
anak memiliki peran untuk pemberikan asuhan dengan memperhatikan kenyamanan neonatus
dan mengurangi trauma (Hockenberry dan Wilson, 2017). Nyeri diungkapkan secara subjektif
oleh neonatus dengan tangisan. Tangisan yang muncul tiba-tiba dan panjang merupakan

2
tangisan sebagai akibat dari nyeri yang dirasakan bayi (Sembiring, 2017). Nyeri pada
neonatus dapat diukur melalui pengkajian nyeri dengan skala NIPS (Neonatal Infant Pain
Scale). Skala ini mengkaji intensitas nyeri pada bayi yang terdiri dari 6 variabel penilaian
dengan total skor (0 untuk tidak ada nyeri) dan (7 untuk nyeri hebat). Variabel yang dinilai
adalah ekspresi wajah (0-1), menangis (0-2), pola pernafasan (0-1), tangan (0-1), kaki (0-1),
dan kepekaan terhadap rangsang (0-1). Gambar. Oleh sebab itu diperlukan penanganan
terhadap nyeri pada neonatus.
Penanganan nyeri dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu farmakologi dan
nonfarmakologi yang diperlukan untuk mengatasi respons nyeri dari prosedur invasif yang
diterima oleh bayi (Obu dan Chinawa, 2014). Namun penatalaksanaan secara nonfarmakologi
sangat penting karena intervensi ini didasarkan pada pengkajian klinis perawat terhadap nyeri
dan dapat dilakukan oleh staf perawat tanpa instruksi dari dokter. Selain itu penatalaksanaan
nonfarmakologi bersifat aman, noninvasif, tidak mahal dan efek samping yang minimal
(Paola Lago et All, 2014). Salah satu Penanganan nyeri secara nonfarmakologi yang dapat
dilakukan adalah dengan pemberian sweet solution (Denise, et All. 2017). Hal ini didukung
oleh hasil meta analisis sistematik review dari 168 studi kurun waktu 2002-2015 yang
dilakukan (Harrison et All. 2017) yang menyatakan bahwa sweet solution merupakan
prosedur yang mampu mengurangi nyeri pada neonatus. sweet solution yang dimaksud
didalamnya termasuk Sukrosa dan ASI (air susu ibu). Aryono dan keumala (2013)
mengemukakan ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Makronutrien adalah
karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. ASI
mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). Adapun sukrosa adalah gula alami dengan
efek analgesik dan menenangkan pada bayi muda. Studi yang dilakukan oleh (Denise, et All.
2017) menyatakan bahwa sukrosa (karena rasa manis) dan nyeri saling berhubungan melalui
sistem opioid endogen tubuh yang menyediakan analgesia alami. Alur saraf desenden
melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
berasal dari tubuh. Teknik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya
untuk melepaskan endorphin (Potter and Perry, 2017). Non-nutritive sucking (NNS) juga
termasuk salah satu jenis penanganan nonfarmakologi yang dapat diberikan pada neonatus
yang menerima prosedur invasif (Denise, et All. 2017). NNS diperkirakan menghasilkan
analgesia melalui stimulasi orotaktil dan mekanoreseptor ketika diberikan kepada bayi.
Mekanisme yang mendasari kerja NNS adalah teori gate control dan efeknya akan berakhir
ketika mekanisme menghisap berhenti (Liu, Huang, et All, 2017). Pemberian kombinasi Non-
nutritive sucking (NNS) dengan ASI dan kombinasi Non-nutritive sucking (NNS) dengan

3
sukrosa merupakan bagian dari metode pemberian plasebo untuk mengurangi nyeri secara
nonfarmakologi.

RUMUSAN MASALAH
Pelayanan neonatus Rumah Sakit UNHAS sudah berjalan sejak tahun 2014. RS Unhas
merupakan rumah sakit tipe B yang mempunyai ruang NSCN (Neonatal Spesial Care
Nursery). Ruang NSCN terdiri dari level IIA dan IIB. Menurut data register pasien ruang
NSCN rumah sakit unhas, menunjukan angka neonatus yang dirawat selama setahun terakhir
pada bulan januari sampai oktober 2018 adalah 74 bayi. Bayi tersebut dilakukan tindakan
pemasangan infus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau obat melalui jalur parenteral dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Hasil studi awal melalui observasi diruangan NSCN didapatkan bahwa bayi yang
dirawat belum dilakukan prosedur Peripherally Inserted Central Catheter (PICC). Sehingga
bayi sering dilakukan pergantian infus. Selain prosedur invasif pemasangan infus, paling
banyak dilakukan pada neonatus yang dirawat diruang NSCN adalah pengambilan spesimen
darah. Adapun saat melakukan tindakan invasif pemasangan infus dan pengambilan spesimen
darah petugas hanya memberikan intervensi Non-nutritive sucking (NNS) pada bayi untuk
mengurangi respon nyeri pada neonatus yang dilakukan tindakan invasif. Faktor penyulit
tidak jarang ditemui, sehingga memungkinkan dilakukan tindakan invasif berulang pada
pasien yang sama. Hal ini tentunya akan menambah stres dan bisa berdampak negatif pada
masa perkembangan neonatus selanjutnya. Penusukan pada area kulit atau prosedur invasif
menyebabkan rasa nyeri sehingga memerlukan penatalaksanaan nyeri yang adekuat dan
disesuaikan dengan kondisi neonatus untuk mencegah akibat akut maupun jangka panjang
guna meningkatkan kualitas anak di masa mendatang sebagai investasi bangsa. Sehingga
dipandang penting untuk melakukan penelitian untuk membandingkan efektifitas pemberian
kombinasi Non Nutritive Sucking (NNS) dengan ASI dan kombinasi Non Nutritive Sucking
(NNS) dengan sukrosa terhadap respon nyeri neonatus yang dilakukan prosedur invasif
pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah vena di ruang NSCN RS Unhas.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruang NSCN Rumah Sakit UNHAS. Penelitian yang akan
dilakukan merupakan penelitian studi analitik dengan metode quasi experimental dengan
rancangan perbandingan kelompok (static group comparism).

4
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh neonatus yang dirawat di ruang NSCN RSUH.
Kemudian diambil sampel yaitu neonatus dengan usia gestasi >34 minggu yang dilakukan
tindakan invasif. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan metode purposive sampling,
dimana populasi yang memenuhi kriteria inklusi akan dijadikan sampel penelitian.

Alat Pengumpul Data


Instrumen dalam penelitian ini menggunakan alat ukur nyeri pada neonatus yaitu NIPS
(Neonatal Infant Scale) untuk menilai respon nyeri. Penelitian juga didukung dengan alat
perekam (video) sampel saat dilakukan tindakan invasif agar lebih akurat dalam penilaian
respon nyeri. Instrumen lainnya berupa kuisioner yang berisi data demografi dan data orang
tua pasien.

Analisa Data
Analisa data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan aplikasi
komputer yaitu Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 23. Analisis
perbedaan respon nyeri menggunakan independent sampel t-Test.

HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah melihat perbandingan efektifitas pemberian
kombinasi Non Nutritive Sucking (NNS) dengan ASI dan kombinasi Non Nutritive Sucking
(NNS) dengan sukrosa terhadap respon nyeri neonatus yang dilakukan tindakan invasif
pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah vena di ruang NSCN RS Unhas.

5
DAFTAR PUSTAKA

Aryono dan Keumala, 2013. Buku Bedah ASI. IDAI (online),


(http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu, diakses tanggal 15
november 2018)
Buchari lapau. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Buonocore, G., & Bellieni, C.V. (2017). Neonatal pain : Suffering pain and risk of brain
damage in the fetus and newborn. Italia : Springer-Verlag.
Cignacco E, Schenk K, Stevens B, Stoffel L, Bassler D, Schulzke S, Nelle M. 2017.
Individual contextual factors in the validation of the Bernese pain scale for neonates:
protocol for a prospective observational study. BMC Pediatr. Jul 19;17(1):171.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28724434 diakses tanggal 15 november 2018).
Denise Harrison, Catherine Larocque, Mariana Bueno, Yehudis Stokes, Lucy Turner, Brian
Hutton, Bonnie Stevens. 2017. Sweet Solutions to Reduce Procedural Pain in Neonates:
A Meta-analysis. American Pediatric Association published online volume 138, issue 1.
(http://pediatrics.aappublications.org/content/139/1/e20160955) diakses tanggal 15
november 2018).
Farlex. 2014. Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing. (online)
(https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/invasive+procedure) diakses tanggal
23 November 2018

Harrison, Larocque, Bueno, Stokes, Turner, Hutton, Stevens. 2017. Sweet Solutions to Reduce
Procedural Pain in Neonates: A Meta-analysis. Pediatrics (NCBI) National library of
medicine national institutes of health Jan;139(1). Published online 16 Desember 2016
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27986905) diakses tanggal 22 November 2018

Hockenberry, M.J., dan Wilson, D., 2017. Essentials of Pediatric Nursing (10th ed.). Missouri:
Elsevier.

Liu, Huang, et All. 2017. Effects of combined oral sucrose and nonnutritive sucking (NNS) on
procedural pain of NICU newborns, 2001 to 2016 Medicine Baltimore (NCBI) National
library of medicine national institutes of health Feb; 96(6): e6108. Published online 10
Februari 2017 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5313029/) diakses
tanggal 22 November 2018

6
Lowdermilk, Perry, Cashion. 2014. Maternity Nursing (8th ed). USA: Mosby Elsevier

Malarvizhi, G., Vasta, M., Roseline, M., Nithin, S. & Paul, S. 2013. Interrater Reliability of
Neonatal Infant Pain Scale as Multidimentional Behavioral Pain Tool. Nitte University
of Journal of Helath Science 2013, 26-30.

Merenstein, G.B., dan Gardner, S.L., 2016. Handbook of Neonatal Intensive Care, (8th ed).
Missouri: Mosby Elsevier.

Obu, H.A., & Chinawa, J.M. 2014. Neonatal Analgesia: A Negected Issue in The Tropis.
Niger Med J, 55 (3) 183-187

Paola Lago et All. 2014. Non-pharmacological intervention for neonatal pain control. Italian
journal of pediatrics 40(Suppl 2): A52. Published online 9 oktober 2014
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4205783/) diakses tanggal 22
November 2018

Potter and Perry. 2017. Fundamental of Nursing (9th ed). Missouri: Elsevier

Sembiring, J. 2017. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai