Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH TERAPI NON-FARMAKOLOGIS DENGAN METODE TOUCH

TERHADAP NYERI BAYI PREMATUR DI RUANG NICU : SYSTEMATIC REVIEW

Mardianti 1, Rizky Pratiwi 2, Novitasari Tsamrotul Fuadah 3


1,2,3
Peminatan Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jl. Prof. Eyckman No.38 Bandung

ABSTRAK

Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari
suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka Kematian Bayi (AKB) pada
tahun 2015 sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. (kementrian kesehatan, 2015). Bayi
prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi antara 20 sampai dengan kurang dari 37
minggu. Di ruang unit perawatan intensif neonatal (NICU) mencatat semua prosedur yang
menyakitkan. Ketidakstabilan fisiologis seperti nyeri akibat dari prosedur invasive mendasari
bayi prematur memerlukan penanganan. Perawat pediatrik cenderung menggunakan terapi
non farmakologis selama prosedur invasif, dalam mengurangi rasa nyeri pada bayi di ruang
NICU.
Metodologi artikel ini adalah studi literatur naratif. Database bibliografi
terkomputerisasi (Ebscohost, Proquest, Science direct, PubMed, Google Scholar) dilakukan
penelusuran sejak bulan Mei-Juni 2017 untuk penelitian RCT (Random Controlled Trial)
dengan kata kunci touched, preterm infant, intensive care unit, pain.
Dua belas artikel yang melibatkan 705 pasien membahas mengenai terapi non
farmakologi pada pasien ICU yang mengalami gangguan tidur. Efektifitas penggunaan
aromaterapi (p<0,05), accupressure dengan minyak valerian 2,5% (p<0,05), foot
massage (p=0.01), earplug dan eye mask (p<0,05), stroke back massage (p<0,05) sudah
terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tidur. Penelitian yang dilakukan selama
rentang 20 menit- 9 jam pada pasien kritis.
Studi ini menyimpulkan bahwa terapi-terapi non farmakologi tersebut efektif dan
mengalami perkembangan dalam mengurangi nyeri di pada bayi premature di ruang NICU
yang dilakukan prosedur infasif seperti pengambilan darah, suction, dll. Terapi ini dapat
diaplikasikan oleh perawat karena tidak invasif, murah, dan metode nya sederhana sehingga
aman sebagai intervensi nonfarmakologi dalam mendukung proses perawatan pada bayi
premature di ruang NICU. Pada studi ini belum ditemukan terapi jenis touch yang mana yang
dianggap paling efektif untuk menurunkan nyeri pada bayi premature di ruang NICU, perlu
dilakukan penelusuran lebih dalam mengenai hal tersebut.

Kata kunci: touch, preterm infant, intensive care unit, pain


PENDAHULUAN
Bebas dari rasa nyeri merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Hal tersebut diadaptasi dari teori yang dikemukakan oleh Virginia Henderson
(1978) yang menghasilkan 14 kebutuhan dasar manusia, salah satunya adalah kebutuhan rasa
aman dan nyaman. Henderson mengungkapkan bahwa perawat harus menolong seseorang
yang sehat/sakit dalam memperoleh kenyamanan atau dengan kata lain bebas dari rasa sakit
dan nyeri. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien jika sadar, atau dibantu oleh
perawat jika kondisi pasien tidak memungkinkan.
Kebutuhan rasa nyaman juga sangat diperlukan oleh bayi premature yang menjalani
perawatan di ruang perawatan intensif yang mengalami nyeri saat dilakukan prosedur infasif
yang menimbulkan nyeri. . Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi antara
20 sampai dengan kurang dari 37 minggu. Kelahiran bayi prematur biasanya diikuti dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), dan respiratory distress syndrome (RDS). Belum
sempurnanya sistem organ neonatus saat dilahirkan mengakibatkan neonatus membutuhan
pengobatan dan perawatan yang intensif agar dapat bertahan dan melanjutkan kehidupannya.
Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu
negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun
2015 sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. Perhatian terhadap upaya penurunan angka
kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi
terhadap 59% kematian bayi (kementrian kesehatan, 2015). Pola penyakit penyebab
kematian neonatal kelompok umur 0-7 hari tertinggi adalah gangguan pernapasan sebesar
35,9% dan prematur sebesar 32,4% (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2007).
Ganguan pernafasan pada bayi dapat terjadi sejak bayi baru lahir disebabkan oleh berbagai
kelainan organic, trauma, alargi, insfeksi dan lain-lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Simons, Dijk, Anand, Roofthoot, Lingen, et al (2003)
yang berjudul Do we still hurt newborn babies? Dengan sampel 151 neonatus selama 14 hari
pertama masuk rumah sakit, di ruang unit perawatan intensif neonatal (NICU) mencatat
semua prosedur yang menyakitkan. Ketidakstabilan fisiologis dan penyakit yang mendasari
bayi ini memerlukan berbagai prosedur invasif, seperti Massif intubasi, heelsticks, penyisipan
berdiamnya kateter vena dan arteri, serta hidung, trakea dan lambung suction. Didapatkan
prosedur yang paling sering dan menyakitkan adalah prosedur suction yaitu sebanyak 63,6%.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan. Bayi prematur akibat hospitalisasi yang lama dan sejumlah
prosedur invasive yang menimbulkan nyeri beresiko lebih tinggi mengalami memori nyeri.
Bila tidak diatasi sedini mungkin dapat menyebabkan konsekuensi fisiologis dan psikologis
jangka panjang pada anak. Seperti ketidakadekuatan pengendalian nyeri, peningkatan
distress, inaktivitas, tirah baring lama dan perkembangan nyeri kronis (Kyle & Susan, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Malarvizhi, Vasta, Roseline, Nithin dan Paul (2012)
menyatakan bahwa nyeri yang dialami selama perawatan berdampak terhadap terganggunya
proses pembentukan rasa percaya diri, penurunan sense of control dan nyeri.
Perawat memiliki peranan penting dan bertanggung jawab terhadap pemenuhan
kebutuhan dari rasa nyaman. Perawat memiliki waktu yang cukup lama dengan pasien dan
memiliki tanggung jawab untuk menentukan dan menghilangkan rasa nyeri (Eti-Aslan &
Badir, 2003).
Pengobatan nyeri memerlukan proses pendekatan yang dilakukan oleh tim. Peran
perawat sebagai anggota tim yang aktif sangat diperlukan. Perawat harus akrab dengan
penyebab, prevalensi sakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri. Perlu pendekatan
untuk mengevaluasi dan pengurangan terhadap rasa nyeri (Bacaksiz, Cocelli, Ovayolu, &
Ozgur, 2008).
Penelitian yang dilakukan Efe, Altun, Cetin & Isler (2007) menunjukan bahwa dokter
dan perawat berpengetahuan dalam bidang sakit pada bayi baru lahir. Perawat pediatric
cenderung menggunakan nonfarmacologis selama prosedur invasif, sedangkan dokter tidak
mengunakannya. Penelitian ini juga menyarankan untuk diskusi dalam program pendidikan
berkelanjutan dirumah sakit untuk mendorong perawat dan dokter dalam menggunakan
metode nonfarmakologi selama prosedur invasif pada bayi dalam mengurangi rasa nyeri.
Manajemen nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri menurut Literatur yang berjudul
Therapeutic Touch Modalities and Premature Neonates Health Outcome : A Literature
Review oleh Chhugani & Sarkar (2014) di india dengan tujuan memberikan terapi modalitas
sentuhan dan dampaknya pada bayi prematur di NICU. Terapi sentuhan dilaporkan memiliki
berbagai manfaat untuk bayi. Terapi modalitas sentuhan yaitu berupa Gentle human touch
(GHT), Supporting holding, Massage, Tactile stimulation, Tactile-kinesthetic stimulation,
dan Yakson.

Terapi sentuhan merupakan terapi yang sudah dikenal sejak dulu. Terapi sentuhan
merupakan gerakan sentuhan lambat dan lembut. Penelitian yang dilakukan oleh Hanley
(2008) tentang pengobatan sentuhan menghasilkan peningkatkan kemampuan untuk
beristirahat, peningkatan koordinasi menelan, perbaikan pernapasan, dan kemampuan lebih
besar untuk beradaptasi dengan lingkungan. Menurut Kulkarni, Kaushik, Gupta, Sharma &
Agrawal (2010), sentuhan dan pijat memiliki beberapa efek positif dalam hal berat badan,
kualitas tidur yang lebih baik, meningkatkan pembangunan neuromotor, ikatan emosional
yang lebih baik, mengurangi tingkat infeksi nosokomial dan berkurang lama rawat pasien di
rumah sakit.

Oleh karena itu, sebagai perawat anak maka perlu memahami intervensi keperawatan
pada bayi premature yang dirawat di NICU untuk mengurangi rasa nyeri, sehingga bayi
merasa nyaman saat dirawat di NICU. Salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan
oleh perawat adalah dengan sentuhan. Terapi non farmakologis untuk penanganan nyeri pada
bayi sudah cukup banyak dilakukan penelitian diantaranya penggunaan metode Gentle
human touch (GHT), Supporting holding, Massage, Tactile stimulation, Tactile-kinesthetic
stimulation, dan Yakson.

Semua terapi tersebut sudah terbukti efektif dalam menurunkan nyeri pada bayi
premature yang dirawat di ruang NICU. Studi literatur ini diharapkan dapat menjadi
gambaran bagi pemberi pelayanan keperawatan untuk dapat menggunakan terapi non
farmakologi metode touch dalam menurunkan rasa nyeri ataupun memenuhi kebutuhan rasa
aman dan nyaman pada bayi premature di ruang neonatus intensive care unit (NICU).

TUJUAN
Mengidentifikasi perkembangan terapi non farmakologi dengan metode sentuhan
untuk mengatasi nyeri pada bayi premature di ruang neonatus intensive care unit (NICU).

METODE
Pemilihan artikel yang akan direview hanya berfokus pada jenis penelitian kuantitatif dengan
metode RCT (Random Control Trial) dan quasi experiment, di ruang perawatan neonatus
intensive care unit.
Tipe pasien
Melibatkan pasien bayi prematur dengan usia gestasi 20-37 minggu di ruang
Neonatus Intensive care unit. Tipe bayi prematur yang dipilih meliputi bayi yang sedang
dalam perawatan di ruang perawatan intensif. Hal yang dikaji pada bayi premature tersebut
adalah tingkat penurunan nyeri setelah dilakukan intervensi dengan terapi sentuhan (touch)
tanpa menggunakan bantuan alat.
Tipe intervensi
Penelitian yang dimasukkan adalah penelitian yang menjelaskan tentang efektifitas
terapi non farmakologi dengan metode sentuhan (touch) tertentu terhadap penurunan nyeri
pada bayi prematur di ruang neonatus intensive care unit.
Tipe outcome
Terapi nonfarmakologi dengan touch yang bermanfaat meningkatkan rasa aman dan
nyaman pada bayi premature di ruang NICU.
Metode Pencarian Artikel.
Review ini disusun dari penelitian-penelitian original yang dipublikasikan secara online.
Pencarian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2017 dengan batasan-batasan yang meliputi artikel
publikasi menggunakan bahasa inggris dan dipublikasikan pada tahun 2006 sampai tahun
2017. Database yang digunakan adalah Science direct, pubMed, Ebsco, Proquest, Google
Scholar dengan kata kunci touched, preterm infant, intensive care unit, pain.
Evaluasi penurunan nyeri hanya dilakukan menggunakan Neonatal Terapeutic Intervension
scoring system (ANTISS), Premature Infant Pain Profile (PIPP) dan Neonatus Infant Pain
Scale (NIPS).

HASIL
Pencarian artikel dimulai dengan memasukan kata kunci touched, preterm
infant, intensive care unit, pain. Setelah dilakukan screening dengan kesesuaian
metode Touch terhadap pengurangan nyeri pada bayi serta pembahasan artikel yang berfokus
pada terapi non-farmakologi, dengan terapi sentuhan, maka didapatkan 7 buah artikel yang
dapat dilakukan review. Ketujuh artikel tersebut diantaranya adalah :
1. Herrington and Chiodo (2014) yang berjudul Human Touch Effectively and Safely
Reduces Pain In The Newborn Intensive Care Unit
2. Liaw, Yang, Wang, Chen, Chang, Yin (2012) yang berjudul Non-nutritive sucking
and facilitated tucking relieve preterm infant pain during heel-stick procedures: A
prospective, randomized controlled crossover trial
3. Reyhani, Aemmi, Mohemmi, Boskabadi (2014) yang berjudul The Effect of
Facilitated Tucking (FT) During Venipuncture on Duration of Crying in Preterm
Infants
4. Axelin, Salantera, and Lehtonen (2006) yang berjudul Facilitated tucking by parentsT
in pain management of preterm infantsa randomized crossover trial
5. Ti Yin, Luke Yang, Tsorng-Yeh Lee, Chia-Chi Li, Yi-Ming Hua, Jen-Jiuan Liaw
(2015) yang berjudul Development of atraumatic heel-stick procedures by combined
treatment with non-nutritive sucking, oral sucrose, and facilitated tucking: A
randomised, controlled trial
6.
Table Terapi non-farmakologi dengan metode touch terhadap penurunan nyeri pada bayi di ruang NICU

Peneliti, Penggunaan Desain Jumlah Tempat Jenis intervensi Prosedur Hasil


tahun, kuesioner penurunan penelitian responden penelitian intervensi
tempat nyeri pada bayi
Herrington ANTISS Eksperimen 123 bayi dengan NICU Group intervensi Neonatal
mendapatkan Therapeutic
& Chiodo usia 27-32
perlakuaan gentle Intervention
(2014) minggu human touch (GHT ) Scoring System
Amerika Group control : tidak Hasil : Kelompok
mendapatkan gentle intervensi tidak
mengalami
human touch (GHT ) penurunan
pernapasan
selama
pengambilan
darah pada tumit.
Kelompok
control
mengalami
penurunan
respirasi,
peningkatan
denyut jantung,
dan peningkatan
waktu menangis
selama
pengambilan
darah pada tumit
Nilai p value (
0,031)
Liaw, Yang, PIPP RCT 43 infan NICU Group Intervensi: Hasil :
premature Dari hari pertama - Non-nutritive
Wang,
hingga hari-hari sucking dan
Chen, dengan usia berikutnya facilitated
gestasi 29-37 mendapatkan tucking lebih
Chang, dan
intervensi: efektif
minggu
Yin (2012) 1. perawatan mengurangi
rutin - non- nyeri
Taiwan
nutritive (moderate
sucking - hingga nyeri
facilitated berat)
tucking dibandingkan
2. non-nutritive dengan
sucking - perawatan rutin
facilitated pada infan
tucking - routine prematur
care selama
3. facilitated prosedur
tucking - routine penusukan
care - pada tumit
nonnutritive - Non-nutritive
sucking. sucking lebih
efektif dalam
mengurangi
nyeri (PIPP
pain scores)
dibandingkan
facilitated
tucking
- Dibandingkan
dengan non-
nutritive
sucking,
facilitated
tucking
memiliki efek
yang lebih luas
dalam
mengurangi
nyeri pada bayi
premature
- Nilai P < 0,001

Axelin, NIPS RCT 20 bayi dengan NICU Group intervensi Hasil : Kelompok
mendapatkan fasilitasi intervensi skor
Salantera, usia gestasi 24-
NIPS tertinggi
and 33 minggu sentuhan oleh orang adalah median 3
tua pada saat tindakan (kisaran 2 sampai
Lehtonen (rata-rata
6).
saction.
(2006) 28minggu) dan median 5
(kisaran 2 sampai
Finland usia postnatal Group control : tidak 7)
6-37 hari (rata- mendapatkan fasilitasi
Nilai p value <
rata 15 hari)
0,001
sentuhan pada saat
tindakan suction.
Reyhani, NIPS Semi- Bayi premature NICU Pada grup yang Perawat Hasil penelitian
dilakukan
Aemmi, PIPP experimental dengan : memegang bayi menunjukkan
eksperimen
Mohebbi, study Usia gestasi mendapatkan tucking pada posisi bahwa durasi
saat pengambilan
Boskabadi antara 32 berbaring dan tangisan bayi
sampel darah
(2012) sampai 36 flexed fetal-type setelah dilakukan
Kontrol grup tidak
Iran minggu , saat dilakukan sampling pada dua
mendapatkan
dengan berat perlakuan tambahan pengambilan grup sangat
apapun untuk berbeda secara
1200-3200 g, sampel darah
pengurangan nyeri
dan suhu antara Digunakan signifikan.

36 sampai 37.2 stopwatch untuk Durasi tangisan


pada grup kontrol
C menentukan durasi
lebih tinggi
tangisan bayi
dibandingkan
dengan grup yang
dilakukan
intervensi
Dengan nilai
P<0.05
Yin, Yang, Bernese Pain scale for RCT 110 bayi NICU Dilakukan saat findings and the
Lee, Li, Hua Neonatus dengan usia bayi membutuhkan factors
et al (2015) gestasi antara tumpuan saat influencing infant
Taiwan 27-37 minggu dipeluk (heel pain suggest that
membutuhkan stick) yang atraumatic heel
tumpuan saat ditandai secara stick could be
dipeluk (heel acak dalam 5 developed by
stick) yang kombinasi terapi timing the
ditandai secara nonfarmakologi procedure when
acak dalam 5 yaitu : perawatan infants are stable
kombinasi rutin, pengisapan and quiet,
terapi empeng (dot) comforting them,
nonfarmakologi dikombinasi positioning them
yaitu : dengan facilitated appropriately,
perawatan tucking, stabilising them,
rutin, pemberian sukrosa offering FT,
pengisapan oral dikombinasi feeding sucrose
empeng (dot) dengan facilitated orally, and
dikombinasi tucking, non- providing NNS,
dengan nutritive sucking + and then gently
facilitated oral sucrose, dan sticking the heel
tucking, non-nutritive and squeezing
pemberian sucking + oral blood. Our results
sukrosa oral sucrose + can guide nurses
dikombinasi facilitated tucking. and other
dengan clinicians,
facilitated whether in Asian
tucking, non- or western
nutritive countries, to
sucking + oral combine
sucrose, dan supportive, non-
non-nutritive pharmacological
sucking + oral interventions to
sucrose + minimise infants
facilitated beha- vioural
tucking. responses to pain
and stress during
heel stick. In
addition, our
approach to
atraumatic heel-
stick procedures
for preterm
infants can guide
clinicians to
develop atrau-
matic care
procedures for
other patient
populations
experiencing pain
and stress, e.g., in
paediatric care,
obstetric care, or
palliative or end-
of-life care.
PEMBAHASAN
Prosedur penanganannyeripadabayi preterm
mungkintidakbegituefektifolehpemberianopioid (Carbajal et al., 2005; Axelin et al.,
2009),danmanajemennyerifarmakologisuntukbayiprematurmungkintidakdapatditerimaolehkeban
yakantimmediskarenaefeksampingobatini (Anand et al., 2004). Dengandemikian,
denganmenggunakanintervensi non-farmakologis yang efektifuntukmengurangi rasa
sakitpadabayiprematurselamaprosedur yang
menyakitkanmenjadipentingdanlayakdilakukandalampraktikklinis. Duametodepengelolaannyeri
non farmakologis yang
perawatdapatdenganmudahdigunakandenganbayiprematuradalahmengisap non-
nutritifdanmemfasilitasisentuhan. Kemampuanbayiuntukmengisapdanmenelanmunculsekitar 28
mingguusiagestasi, danterkoordinasisepenuhnyasekitar 32-34 mingguusiagestasi (Goldson,
1987). Pengisapan non-nutrisidianggapsebagaiintervensi yang tidakberbahaya,
dantelahdigunakanuntukmemfasilitasiperilakumenghisappadabayi
pretermuntukmemperbaikipencernaandanstabilitasfisiologisnya (McCain et al., 2005; Pinelli and
Symington, 2009),
untukmemodulasikeadaanperilakumerekadanuntukmengevaluasitanggapanmerekaterhadaprangsa
ngan (Bingham et al., 2010).

Berdasarkanpenelitian yang dilakukanolehJen-JiuanLiaw (2012) denganjudulNon-


nutritive sucking and facilitated tucking relieve preterm infant pain during heel-stick
procedures: A prospective, randomized controlled crossover trial.
Intervensiuntukmenguranginyeridengancarasemuabayiprematurditempatkandalamposisiberbarin
g miring dengangulungannesting yang melingkupitubuhbayi 30 menitsebelumdiberikantindakan.
Selamaprosedurpenusukantumit, bayi yang
mendapatperawatanrutinhanyadiberisentuhanlembutdankenyamanan verbal,
sedangkanbayidalamkondisieksperimentalmenerimapengisapan non-nutrisi(diberi dot silicon
standartanpa ASI) ataupenyaringan yang difasilitasi.Bayi yang tidakmengisap non-
nutrisidiberikandot silikonstandaruntukmerangsangmengisapsambilmenyentuh kaki
untukmemulaiprosedurpenusukanpadatumit.Bayi yang menerimasentuhan yang
difasilitasiberadadalamposisitertekukdandipeganglembutolehtanganhangatseorangperawattanpa
menahankuatgerakantubuhdananggotabadanbayi, satutangankekepalabayi, dan yang lainnya di
bokongbayi.Sentuhanyang
Systematic Review
Pengaruh Sentuhan Terhadap Nyeri Pada Bayi Prematur

A. LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan


kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup.
Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian
bayi (kementrian kesehatan, 2015). Pola penyakit penyebab kematian neonatal
kelompok umur 0-7 hari tertinggi adalah gangguan pernapasan sebesar 35,9%
dan prematur sebesar 32,4% ( Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia,
2007). Ganguan pernafasan pada bayi dapat terjadi sejak bayi baru lahir
disebabkan oleh berbagai kelainan organic, trauma, alargi, insfeksi dan lain-lain.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi antara 20 sampai
dengan kurang dari 37 minggu. Kelahiran bayi prematur biasanya diikuti dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), dan respiratory distress syndrome (RDS).
Belum sempurnanya sistem organ neonatus saat dilahirkan mengakibatkan
neonatus membutuhan pengobatan dan perawatan yang intensif agar dapat
bertahan dan melanjutkan kehidupannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Simons, Dijk, Anand, Roofthoot, Lingen, et
al (2003) yang berjudul Do we still hurt newborn babies? Dengan sampel 151
neonatus selama 14 hari pertama masuk rumah sakit, di ruang unit perawatan
intensif neonatal (NICU) mencatat semua prosedur yang menyakitkan.
Ketidakstabilan fisiologis dan penyakit yang mendasari bayi ini memerlukan
berbagai prosedur invasif, seperti Massif intubasi, heelsticks, penyisipan
berdiamnya kateter vena dan arteri, serta hidung, trakea dan lambung suction.
Didapatkan prosedur yang paling sering dan menyakitkan adalah prosedur
suction yaitu sebanyak 63,6%.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Bayi prematur akibat hospitalisasi
yang lama dan sejumlah prosedur invasive yang menimbulkan nyeri beresiko
lebih tinggi mengalami memori nyeri. Bila tidak diatasi sedini mungkin dapat
menyebabkan konsekuensi fisiologis dan psikologis jangka panjang pada anak.
Seperti ketidakadekuatan pengendalian nyeri, peningkatan distress, inaktivitas,
tirah baring lama dan perkembangan nyeri kronis (Kyle & Susan, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Malarvizhi, Vasta, Roseline, Nithin dan Paul
(2012) menyatakan bahwa nyeri yang dialami selama perawatan berdampak
terhadap terganggunya proses pembentukan rasa percaya diri, penurunan sense of
control dan nyeri.
Perawat memiliki peranan penting dan bertanggung jawab terhadap
pemenuhan kebutuhan dari rasa nyaman. Perawat memiliki waktu yang cukup
lama dengan pasien dan memiliki tanggung jawab untuk menentukan dan
menghilangkan rasa nyeri (Eti-Aslan & Badir, 2003).
Pengobatan nyeri memerlukan proses pendekatan yang dilakukan oleh tim.
Peran perawat sebagai anggota tim yang aktif sangat diperlukan. Perawat harus
akrab dengan penyebab, prevalensi sakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi
nyeri. Perlu pendekatan untuk mengevaluasi dan pengurangan terhadap rasa nyeri
(Bacaksiz, Cocelli, Ovayolu, & Ozgur, 2008).
Penelitian yang dilakukan Efe, Altun, Cetin & Isler (2007) menunjukan
bahwa dokter dan perawat berpengetahuan dalam bidang sakit pada bayi baru
lahir. Perawat pediatric cenderung menggunakan nonfarmacologis selama
prosedur invasif, sedangkan dokter tidak mengunakannya. Penelitian ini juga
menyarankan untuk diskusi dalam program pendidikan berkelanjutan dirumah
sakit untuk mendorong perawat dan dokter dalam menggunakan metode
nonfarmacologi selama prosedur invasif pada bayi dalam mengurangi rasa nyeri.
Manajemen nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri menurut Literatur yang
berjudul Therapeutic Touch Modalities and Premature Neonates Health
Outcome: A Literature Review oleh Chhugani & Sarkar (2014) di india dengan
tujuan memberikan terapi modalitas sentuhan dan dampaknya pada bayi prematur
di NICU. Terapi sentuhan dilaporkan memiliki berbagai manfaat untuk bayi.
Terapi modalitas sentuhan yaitu berupa Gentle human touch (GHT), Supporting
holding, Massage, Tactile stimulation, Tactile-kinesthetic stimulation, dan
Yakson.

Terapi sentuhan merupakan terapi yang sudah dikenal sejak dulu. Terapi
sentuhan merupakan gerakan sentuhan lambat dan lembut. Penelitian yang
dilakukan oleh Hanley (2008) tentang pengobatan sentuhan menghasilkan
peningkatkan kemampuan untuk beristirahat, peningkatan koordinasi menelan,
perbaikan pernapasan, dan kemampuan lebih besar untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Menurut Kulkarni, Kaushik, Gupta, Sharma & Agrawal (2010),
sentuhan dan pijat memiliki beberapa efek positif dalam hal berat badan, kualitas
tidur yang lebih baik, meningkatkan pembangunan neuromotor, ikatan emosional
yang lebih baik, mengurangi tingkat infeksi nosokomial dan berkurang lama rawat
pasien di rumah sakit.

Oleh karena itu, sebagai perawat anak maka perlu memahami intervensi
keperawatan pada bayi premature yang dirawat di NICU untuk mengurangi rasa
nyeri, sehingga bayi merasa nyaman saat dirawat di NICU. Salah satu upaya
pendekatan yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan sentuhan.

HASIL

Pencarian artikel dimulai dengan memasukan kata kunci Touch,


preterme,Neonatus intensive care unit, pain setelah dilakukan screening dengan
kesesuaian metode evaluasi kualitas tidur serta pembahasan artikel yang berfokus
pada terapi non-farmakoloi, maka didapatkan 8 artikel yang dapat dilakukan
review. Delapan artikel tersebut diantaranya, Herrington and Chiodo (2014) yang
berjudul Human Touch Effectively and Safely Reduces Pain In The Newborn
Intensive Care Unit, Liaw, Yang, Wang, Chen, Chang, Yin, (2012) yang
berjudul Non-nutritive sucking and facilitated tucking relieve preterm infant pain
during heel-stick procedures: A prospective, randomized controlled crossover
trial, Axelin, Salantera, and Lehtonen (2006) yang berjudul Facilitated tucking
by parentsT in pain management
of preterm infantsa randomized crossover tria, Qiu, Jiang, Li, Tong, Rong et al
(2017). Yang berjudul Effect Of Combined Music And Touch Intervention On
Pain Response And -Endorphin And Cortisol Concentrations In Late Preterm
Infants,

Peneliti Tahun Sampel Metode Intervensi Hasil


Herrington 2014 123 bayi Group intervensi Neonatal
and Chiodo dengan usia 27- mendapatkan Therapeutic
32 minggu perlakuaan gentle Intervention
human touch (GHT ) Scoring System

Group control : tidak Hasil : Kelompok


mendapatkan gentle intervensi tidak
human touch (GHT ) mengalami
penurunan
pernapasan selama
pengambilan darah
pada tumit.
Kelompok control
mengalami
penurunan
respirasi,
peningkatan denyut
jantung, dan
peningkatan waktu
menangis selama
pengambilan darah
pada tumit
Liaw, 2012 43 infan RCT Group Intervensi: PIPP pain scores
Yang, premature Dari hari pertama
Wang, dengan usia hingga hari-hari Hasil :
Chen, gestasi 29-37 berikutnya - Non-nutritive
Chang, dan minggu mendapatkan sucking dan
Yin intervensi: facilitated
1. perawatan rutin - tucking lebih
non-nutritive efektif
sucking - mengurangi nyeri
facilitated (moderate hingga
tucking nyeri berat)
2. non-nutritive dibandingkan
sucking - dengan
facilitated perawatan rutin
tucking - routine pada infan
care prematur selama
3. facilitated prosedur
tucking - routine penusukan pada
care - tumit
nonnutritive - Non-nutritive
sucking. sucking lebih
efektif dalam
mengurangi nyeri
(PIPP pain
scores)
dibandingkan
facilitated
tucking
- Dibandingkan
dengan non-
nutritive sucking,
facilitated
tucking memiliki
efek yang lebih
luas dalam
mengurangi nyeri
pada bayi
prematur
Axelin, 2006 20 bayi dengan RCT Group intervensi NIPS pain score
Salantera, usia gestasi 24-33 mendapatkan fasilitasi Hasil : Kelompok
minggu (rata-rata sentuhan oleh orang
and 28minggu) dan intervensi skor
Lehtonen usia postnatal 6-37 tua pada saat tindakan NIPS tertinggi
hari (rata-rata 15 saction. adalah rata-rata
hari)
scor 3 (kisaran 2
Group control : tidak
mendapatkan sampai 6).
fasilitasi sentuhan Kelompok control
pada saat tindakan hasil score rata-rata
saction. 5 (kisaran 2 sampai
7).

Qiu, Jiang, 2017 62 bayi dengan RCT Group intervensi PIPP pain score
Li, Tong, mendapatkan Hasil : kelompok
Rong perlakuaan combined intervensi dengan
music and touch CMT mengalami
(CMT) selama pengurangan rasa
prosedur sakit secara
menyakitkan di signifikan dan
NICU. meningkatkan
konsentrasi -
Group control : tidak endorfin pada bayi
mendapatkan premature.
perlakuaan combined
music and touch
(CMT) selama
prosedur
menyakitkan di
NICU.

Pembahasan :
Bayi premature menjalani banyak prosedur yang menyakitkan sebagai
bagian dari standar perawatan di unit neonatal intensive care (NICU). Bayi
prematur sudah mampu menunjukan rasa sakit dan lebih sensitive karena sisitem
yang belum sempurna. Oleh karena itu perlu perawatan yang aman dan efektif
untuk menghilangkan rasa sakit pada bayi. Pengobatan sakit untuk prosedur rutin
di NICU belum memadai. Bahkan, banyak dokter yang enggan untuk
menggunakan obat analgesik seperti antiperadangan nonsteroid atau
acetaminophen di NICU karena efektivitas obat ini belum terbukti atau karena
efek samping dalam jangka pendek (misalnya, opioid-induced ileus atau apnea)
atau jangka panjang (misalnya, ketamin-diinduksi neuroapoptosis). Berbagai
perawatan nonpharmacological, termasuk non-gizi mengisap baik dengan dan
tanpa sukrosa, swaddling atau perawatan kanguru, terapi musik, dan lation stimu-
multisensorial. Terapi musik dan menyentuh dapat membantu untuk
menghilangkan rasa sakit prosedural pada bayi prematur karena dapat
memberikan stimulus auditori yang memodulasi persepsi nyeri. Berdasarkan
penelitian yang berjudul Effect Of Combined Music And Touch Intervention On
Pain Response And -Endorphin And Cortisol Concentrations In Late Preterm
Infants oleh Qiu, Jiang, Li, Tong, Rong et al (2017) di Cina dengan tujuan untuk
menguji apakah combined music and touch (CMT) merupakan metode
manajemen nyeri yang efektif untuk bayi selama prosedur yang menyakitkan yang
dilakukan setiap hari di NICU. Metode dengan menggunakan randomized
controlled trial. 62 neonatus prematur dengan usia kehamilan <37 minggu. secara
acak untuk dijadikan kelompok eksperimen atau kontrol. Bayi dalam kelompok
eksperimen menjalani prosedur yang menyakitkan dengan mendapatkan CMT,
dan pada bayi kelompok kontrol menjalani prosedur yang menyakitkan tanpa
CMT. Musik yang digunakan lagu pengantar tidur , lagu anak-anak, lagu-lagu
sederhana dengan nada yang lebih rendah dan tempo lebih lambat. . Sentuhan
yang digunakan dengan gentle human touch GHT), mulai dari awal setiap
prosedur sampai 10 menit setelah prosedur. Skala nyeri yang digunakan PIPP.
Sampel darah dikumpulkan dari seluruh bayi. Selama 2 minggu untuk menilai
kortisol dan konsentrasi -endorphin. Perbedaan tingkat kortisol dan -endorphin
antara dua kelompok diperiksa menggunakan analisis kovarians (ANCOVA).
Penelitian ini menunjukan hasil Secara total, 3707 prosedur yang menyakitkan
dilakukan pada 62 neonatus. CMT dapat menurunkan respon nyeri neonatus
prematur secara signifikan dan meningkatkan konsentrasi -endorphin, tetapi
tidak konsentrasi kortisol darah.

manajemenNyeri di NICU saat ini menjadi topik yang kontroversial.


Menurut dokter bahwa, sebagian besar prosedur di NICU-termasuk suction yang
menyakitkan pada bayi premature. Tetapi hanya sepertiga dari bayi prematur
yang menerima terapi analgesik yang tepat. Beberapa dosis menyebabkan efek
samping yang signifikan. Oleh karena itu, sangat di butuhkan metode non-
farmakologis manajemen nyeri yang aman sebagai alternatif untuk obat nyeri
farmakologis. Prosedur saction sangat dirasakan nyeri. Perlu adanya dukungan
sentuhan untuk mengurangi rasa sakit pada bayi. manajemen rasa sakit dilakukan
oleh perawat tetapi metode yang dapat dengan mudah disesuaikan dengan
penggunaan orang tua. Orang tua dapat diberikan peran aktif dalam pengelolaan
nyeri manajemen nyeri. Dengan metode ini, ada kemungkinan untuk mengurangi
rasa sakit bayi prematur dan pada saat yang sama, untuk mengurangi stres orang
tua. Penelitian yang dilakukan oleh Axelin, Salantera, Lehtonen, (2006) yang
berjudul ). Facilitated tucking by parentsT in pain management of preterm
infantsa randomized crossover trial di Finland dengan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji apakah fasilitasi sentuhan oleh orang tua merupakan
metode manajemen nyeri yang efektif untuk bayi prematur selama prosedur
saction. Metode yang di gunakan adalah RCT , dengan bayi Usia gestasi 24-33
(rata-rata 28 minggu) dan usia postnatal 6-37 hari (rata-rata 15 hari). Pengukuran
nyeri dengan menggunakan skala NIPS. Hasil : Kelompok intervensi skor NIPS
tertinggi adalah rata-rata scor 3. Kelompok control hasil score rata-rata 5 . Hasil P
<0.001). Kesimpulan dari memberikan fasilitasi sentuhan oleh orang tua
merupakan metode manajemen nyeri yang efektif dan aman selama penyedotan
bayi prematur. Studi ini menunjukkan bahwa orang tua dapat diberikan peran aktif
dalam perawatan sakit bayi premature.

Penelitianiniuntukmengevaluasikeefektifanteknikpenanganannyerinonphar
macologicdengancaramemberikansentuhanlembut(GHT)
dalammengurangiresponsnyeripadaprosedurtindakan invasive
padatumitpadabayiprematur di unit perawatanintensif neonatal (NICU).
Sentuhanlembutadalahintervensi yang diujidalampenelitianini.
Penelitimemberikanintervensi (GHT dantidak GHT) untuksemuabayi. GHT
dicapaidenganmenempatkanbayidalamposisiberbaringsampingdandenganlembutm
eregangkanbayikeposisi yang samadenganposisibayi yang
tertekukpadabayisecaraalami di rahimsaatmerekamendekatimasagestasi.
Posisitertekukinimemberikanefekmenstabilkandanmenenangkanpadabayiprematur
(Als, 1986). GHT
disediakandenganmenangkupkansatutangankekepalabayisambilmenangkupkantan
gan di sekitarbagianbawahbayi.
Posisiinimemungkinkanbayibergeraknamunmemilikiekstensiterbatasdanmemukul
ekstremitas. Padafasekontrol,
bayijugaditempatkandalamposisiberbaringdandidukungdengangulunganselimutunt
ukmenciptakan '' nesting '' yang merupakanstandarperawatan di NICU
tempatpenelitianinidilakukan. Untukmengendalikanpotensibahwakehadiran orang
lain mungkinterasanyamanbagibayi, tanganditempatkan di
dalaminkubatorselamaprosedurpadatumit non-GHT.
Tangandiposisikanbersamatelapakkepermukaan dorsal
kananbayi.Tumitbayididiamkanselama 2
menitsebelumtumitnyamenempeldenganmenggunakan sodium Thiosulfate yang
terinfestasi Heel Warmer (Kardinal Health, McGraw Park, Illiinois).
Pemberiintervensi GHT meminyakitangannyaagar
lebihhangatuntukmeminimalkanrisikoreaksistresdinginselamaintervensiGHT
padabayi.
Data yang dilaporkandaripenelitianinimemberikanbuktikemampuan GHT
untukmengurangiresponnyeripadabayiprematur yang
menjalaniprosedurpenusukanpadatumituntukpengambilansampeldarah yang
ditunjukkansecaramedisdibandingkandenganpemberianstandarposisipasiendengan
pengurunganmenggunakan '' selimut. '', bayidalamkondisi GHT
tidakmenunjukkanberkurangnya RR, HR meningkat,
ataubertambahnyawaktumenangisdalamkondisistresdariprosedur invasive ini.

Prosedurpenanganannyeripadabayi preterm
mungkintidakbegituefektifolehpemberianopioid (Carbajal et al., 2005; Axelin et
al.,
2009),danmanajemennyerifarmakologisuntukbayiprematurmungkintidakdapatdite
rimaolehkebanyakantimmediskarenaefeksampingobatini (Anand et al., 2004).
Dengandemikian, denganmenggunakanintervensi non-farmakologis yang
efektifuntukmengurangi rasa sakitpadabayiprematurselamaprosedur yang
menyakitkanmenjadipentingdanlayakdilakukandalampraktikklinis.
Duametodepengelolaannyeri non farmakologis yang
perawatdapatdenganmudahdigunakandenganbayiprematuradalahmengisap non-
nutritifdanmemfasilitasisentuhan.
Kemampuanbayiuntukmengisapdanmenelanmunculsekitar 28 mingguusiagestasi,
danterkoordinasisepenuhnyasekitar 32-34 mingguusiagestasi (Goldson, 1987).
Pengisapan non-nutrisidianggapsebagaiintervensi yang tidakberbahaya,
dantelahdigunakanuntukmemfasilitasiperilakumenghisappadabayi
pretermuntukmemperbaikipencernaandanstabilitasfisiologisnya (McCain et al.,
2005; Pinelli and Symington, 2009),
untukmemodulasikeadaanperilakumerekadanuntukmengevaluasitanggapanmereka
terhadaprangsangan (Bingham et al., 2010).

Berdasarkanpenelitian yang dilakukanolehJen-JiuanLiaw (2012)


denganjudulNon-nutritive sucking and facilitated tucking relieve preterm infant
pain during heel-stick procedures: A prospective, randomized controlled
crossover trial.
Intervensiuntukmenguranginyeridengancarasemuabayiprematurditempatkandalam
posisiberbaring miring dengangulungannesting yang melingkupitubuhbayi 30
menitsebelumdiberikantindakan. Selamaprosedurpenusukantumit, bayi yang
mendapatperawatanrutinhanyadiberisentuhanlembutdankenyamanan verbal,
sedangkanbayidalamkondisieksperimentalmenerimapengisapan non-nutrisi(diberi
dot silicon standartanpa ASI) ataupenyaringan yang difasilitasi.Bayi yang
tidakmengisap non-nutrisidiberikandot
silikonstandaruntukmerangsangmengisapsambilmenyentuh kaki
untukmemulaiprosedurpenusukanpadatumit.Bayi yang menerimasentuhan yang
difasilitasiberadadalamposisitertekukdandipeganglembutolehtanganhangatseorang
perawattanpamenahankuatgerakantubuhdananggotabadanbayi,
satutangankekepalabayi, dan yang lainnya di bokongbayi.Sentuhanyang
difasilitasijugadisediakansaatasistendoktermenyentuhbayiuntukpenusukanpadatu
mit.Prosedurpenanganannyeri, hasilutamadinilaiolehasistenpeneliti yang
dilatihuntukmenggunakanalatukurPreterm Infant Pain Profile(PIPP) (Stevens et
al., 1996), yangtelahberhasildigunakanpadabayiprematurdenganusia 28-42
minggudariusiagestasi.

Bayi yang mengisap dot dandifasilitasisentuhanlebihefektifmenurunkan


rasa
nyeridarinyerisedangsampaiberatdibandingkandenganperawatanrutinpadabayipre
maturselamaprosedurpenusukanpadatumit.
Perawatdapatmenggunakanduaintervensi non-farmakologisuntukmenghilangkan
rasa sakitdanstresjangkapendek yang disebabkanolehprosedurmedisdan
prosedurinvasif.
DAFTAR PUSTAKA

Anand, K. J. S., & : International Evidence-Based Group for Neonatal Pain


(2001). Consensus statement for the prevention and management of pain
in the newborn. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 155(2),
173180.

Bacaksiz, B. D., Cocelli, L. P., Ovayolu, N., & Ozgur, S.(2008). The evaluation of
interventions for pain control done by health staff caring the patient. Pain,
20(3), 2636
Efe, E., Altun, E., Cetin, H., & Isler, A. (2007). Pediatricians and pediatric
nurses knowledge about pain in newborn infants and their practices in
some provinces in Turkey. Pain, 19(3), 1624.
Eti-Aslan, F., & Badr, A. (2003). The problem of pain intensive care units: An
issue of widespread interest but inadequate questioning [in Turkish].
Journal of Intensive Care Nursing, 7(2), 100108.
Hanley, M. A (2008). Therapeutic Touch With Preterm Infants: Composing A
Treatment. EXPLORE, Vol. 4, No. 4

Herrington, C. J and Chiodo, L. M (2014). Human Touch Effectively and Safely


Reduces Pain In The Newborn Intensive Care Unit. Pain Management
Nursing, Vol 15, No 1 (March): pp 107-115

Kementrian Kesehatan RI (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI.
Kulkarni, A., Kaushik, J.S., Gupta, P., Sharma, H & Agrawal, R. K (2010).
Massage and Touch Therapy in Neonates: The Current Evidence.indian
pediatrics .771 volume 47.

Kyle, T. & Susan C. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Volume 2. Ed. 2.
Jakarta. EGC

Malarvizhi, G., Vasta, M., Roseline, M., Nithin, S. & Paul, S., (2012). Interrater
reliability of neonatal infant pain scale as multidimentional behavioral
pain tool. Nitte university of journal of helath science 2012, 26-30.

Simons, S.H.P., Dijk, M.V., Anand, K.S., Roofthoot, D., Lingen, R. A.V et al
(2003). Do We Still Hurt Newborn Babies?. Arch Pediatr Adolesc Med.
157:1058-1064

Liaw, J., Yang, L., Wang, K., Chen, C., Chang, Y., Yin, T. (2012). Non-nutritive
sucking and facilitated tucking relieve preterm infant pain during heel-
stick procedures: A prospective, randomized controlled crossover trial.
International Journal of Nursing Studies. 49. 300309.

Axelin, A., Salantera, S., Lehtonen, L. (2006). Facilitated tucking by parentsT in


pain management of preterm infantsa randomized crossover trial. Early
Human Development. 82, 241247

Qiu, J., Jiang, Y-F., Li, F., Tong, Q-H., Rong, H et al (2017). Effect Of Combined
Music And Touch Intervention On Pain Response And -Endorphin And
Cortisol Concentrations In Late Preterm Infants. BMC Pediatrics. 17:38
KESIMPULAN
Berdasarkan dari 6 artikel yang telah dilakukan review, dapat disimpulkan
bahwa terapi non farmakologik dengan metode touch yang dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri secara efektif pada bayi di ruang NICU antara lain

Anda mungkin juga menyukai