Anda di halaman 1dari 6

177

DEVELOPMENTAL CARE MENURUNKAN RESPON NYERI


AKUT AKIBAT PEMASANGAN IV LINE PERIFER PADA BAYI
Ni Luh Putu Sukerti
N. L. K. Sulisnadewi
Ni Luh Gede Puspita Yanti
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
Email : p.sukerti@yahoo.com

Abstract : Deveopmental Care reduce to Acute Pain Response Caused by Invasive


Prosedure Peripheral IV Line Insertion in Neonate. The purpose of this study was to
determine the effect of developmental care on acute pain respon of prematur infants.
This study is a Quasi- Experiment non equivalen with control group design, before
and after. Sampling with purposive sampling technique. Twenty premature infants
were divided into intervention group and control group. Data analysis between group
using Independent t test showed value of t=2,324, p value 0.032 (p < 0.05). There is
a significant effect of developmental care to acute pain respon.

Abstrak : Developmental care menurunkan respon nyeri akut akibat


pemasangan IV Line Perifer pada bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh developmental care terhadap respon nyeri akut akibat pemasangan IV Line
Perifer pada bayi. Desain penelitian Quasi Eksperimen non equivalen with control
gruop. Sampling dengan purposive sampling. Sampel adalah 20 orang bayi prematur
yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisa data pretest
dan posttest tiap kelompok menggunakan Paired t test menunjukkan ada perbedaan
bermakna respon nyeri dengan nilai p=0,000 pada kelompok intervensi dan p=0,003
pada kelompok kontrol. Analisa data pretest dan post test antar kelompok
menggunakan Independent t test. Hasil nilai t 2,324 dengan p 0,032 (p< 0,05). Ada
pengaruh signifikan developmental care terhadap respon nyeri.

Kata kunci: Developmental Care, Respon Nyeri Akut, Bayi

Angka kematian bayi adalah salah satu Tingginya angka kejadian asfiksia dan
indikator untuk melihat derajat kesehatan gawat nafas pada bayi prematur
masyarakat. Penurunan angka kematian bayi memerlukan tindakan resusitasi yang cepat
adalah salah satu dari target Sustainable dan tepat serta berkelanjutan. Perawatan
Development Goals (SDGs). Berdasarkan lanjutan yang lebih intensif menyebabkan
laporan SDKI 2012 angka kematian bayi neonatus dirawat di ruang neonatus intensif
32/1000 kelahiran hidup dan angka care unit (NICU) dalam jangka waktu yang
kematian neonatal 19/1000 kelahiran cukup lama serta memerlukan tindakan
hidup.Laporan perkembangan pencapaian invasif.
tujuan pembangunan milenium Indonesia Lima tahun terakhir tercatat sebanyak
2015 mencatat bahwa 80 persen kematian rata–rata 258 orang neonatus, memerlukan
neonatal terjadi pada minggu pertama ruang intensif dimana 27,6 % merupakan
kehidupan. Penyebab kematian bayi baru kasus rujukan dengan rata rata hari rawat
lahir adalah prematuritas dan berat badan yang cukup lama (12,18 hari) dan jumlah
lahir rendah, infeksi, asfiksia, dan trauma pasien yang di rawat per bulan sebanyak 20-
lahir. 25 bayi (RSUP Sanglah, 2015).

177
178 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 177 - 182

Tindakan invasif yang sangat sering sebelum dan sesudah dilakukan


dilakukan di NICU salah satunya adalah developmental care antara kelompok
pemasangan infus untuk memenuhi intervensi dibandingkan dengan kelompok
kebutuhan neonatus akan cairan dan nutrisi. kontrol.
Berdasarkan catatan perawatan di ruang Berdasarkan gambaran di atas penulis
NICU RSUP Sanglah, rata-rata seorang bayi tertarik untuk mengetahui pengaruh
menerima prosedur invasif pemasangan IV developmental care terhadap respon nyeri
line dalam sehari sebanyak tiga sampai akut akibat prosedur invasif pemasangan IV
empat kali akibat ukuran pembuluh darah line perifer pada bayi yang dirawat di ruang
yang masih kecil. Pemasangan infus perifer NICU RSUP Sanglah Denpasar.
merupakan akses yang paling mudah untuk
memenuhi kebutuhan cairan selama bayi METODE
dalam kondisi kritis, tetapi menjadi Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
frekuensi yang sering bila bayi dengan desain quasi eksperimental non
membutuhkan nutrisi parenteral total atau equivalen with control group, before and
perawatan yang lama. Hal ini menyebabkan after. Respon nyeri bayi dilakukan
bayi merasakan nyeri dan juga berisiko pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan
menimbulkan infeksi. pada kelompok intervensi.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan Tempat penelitian dilaksanakan di Ruang
emosional tidak menyenangkan akibat dari NICU RSUP Sanglah Denpasar. Adapun
kerusakan jaringan yang aktual atau waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari
potensial (Smeltzer & Bare, 2002). Pada tanggal 10 Juni sampai dengan tanggal 23
tahun 1995 the American Pain Society Juli tahun 2016. Populasi dalam penelitian
menamakan nyeri sebagai „tanda vital ini adalah seluruh bayi yang dirawat di
kelima.‟ Nyeri merupakan stimulus yang ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar
dapat merusak perkembangan otak bayi dan berjumlah 22 orang. Teknik pengambilan
dapat berdampak pada gangguan belajar dan sampel yang digunakan adalah Purposive
perkembangan di kemudian hari. nyeri sampling dengan jumlah sampel 20 orang
akibat tindakan awal prosedur pada bayi yang dibagi dalam kelompok intervensi dan
prematur sangat berkontribusi bagi kelompok kontrol.
gangguan perkembagan otak (Sussane, at al, Variabel dalam penelitian ini adalah dua
2012). variabel. Variabel bebas (independent
Manajemen nyeri pada bayi berupa non variabel) dalam penelitian ini adalah
farmakologi dan farmakologis. developmental care dan Variabel terikat
Developmental care didefinisikan sebagai (dependent variabel) pada penelitian inii
usaha memodifikasi lingkungan dan adalah respon nyeri.
tindakan strategis yang dirancang untuk Instrument pengumpulan data yang
menurunkan stres pada bayi prematur dan digunakan dalam penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan perkembangan Neonatal Pain Assessement Tool (NPAT)
neurobehavior (Sizun, 2005). Penelitian yang dikembangkan oleh Hodgkinson, at al,
Herliana (2011) tentang penurunan respon 1994 yang sudah diadopsi menjadi standar
nyeri akut pada bayi prematur yang prosedur operasional (SPO) RSUP Sanglah
dilakukan prosedur invasif melalui .Item penilaian nyeri terdiri dari faktor fisik,
developmental care menunjukkan data pada fisiologis dan persepsi perawat.
kelompok kontrol mengalami peningkatan Analisa Data yang digunakan untuk
dari respon sebelumnya. Pada kelompok menguji hipotesis dalam penelitian ini
intervensi respon nyeri mengalami adalah Paired t test untuk data pretest dan
penurunan dan didapatkan hasil bahwa posttest masing masing kelompok. Untuk
terdapat perbedaan yang bermakna terhadap analisa data antar kelompok digunakan uji
selisih respon nyeri akut bayi prematur

178
Ni Luh Putu Sukerti, dkk. Developmental Care Menurunkan Respon Nyeri Akut Akibat... 179

statistik Independent t test. dengan derajat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden


kesalahan 5 %. Berdasarkan Berat Badan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berat N Min- Rata- SD Median
Hasil penelitian yang didapat akan Badan Max rata
diuraikan dalam tabel-tabel di bawah ini: (gr)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Intervensi 10 900- 1725,00 577, 1650,00
Berdasarkan Usia. 2450 490
Kontrol 10 1030- 1635,00 405, 1530,50
Min 2350 771
Usia (Hari) N Mean SD Median
Max
Intervensi 10 1-10 4,10 3,143 4,00 Tabel 4. menunjukkan rentang berat
Kontrol 10 0-22 6,00 7,303 2,00 badan terendah dan tertinggi adalah
responden pada kelompok intervensi.
Tabel 1. menunjukkan usia pada Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
kelompok kontrol lebih bervariasi (0-22 Rerata respon Nyeri Akut Sebelum
hari) dibandingkan kelompok intervensi Dilakukan Developmental Care
(1-10 hari). Respon Nyeri N Min- Rata- CI (95%)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Max rata
Berdasarkan Usia Kehamilan. pre- Intervensi 10 7-12 9,40 8,13-10,67
test Kontrol 10 7-12 9,30 8,18-10,47
Usia Kehamilan Kelompok
Tabel 5 menunjukkan rata-rata respon
(minggu) Intervensi Kontrol nyeri pada kelompok intervensi lebih tinggi
N 10 10 0,10 poin daripada kelompok kontrol.
Min-Max 28-36 30-36 Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan
Mean 32,80 33,00 Rerata Respon Nyeri Akut Sesudah
SD 2,440 2,160 Dilakukan Developmental Care
Median 33,00 33,50
Respon Nyeri N Min- Rata- CI (95%)
Tabel 2. menunjukkan usia kehamilan Max rata
pada kelompok intervensi lebih bervariasi Post Intervensi 10 5-9 6,60 5,63-7,57
(28-36 minggu) dibandingkan kelompok Test Kontrol 10 6-9 7,80 7,18-8,46
kontrol (30-36 minggu).
Tabel 6 menunjukkan rata-rata respon
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah
Berdasarkan Jenis Kelamin. daripada kelompok kontrol.
Tabel 7. Perbedaan Respon Nyeri Sebelum
Intervensi Kontrol dan Sesudah Developmental Care
Jenis pada Kelompok Intervensi dan
(n=10) (n=10)
Kelamin Kelompok Kontrol.
F (%) F (%)
Kelompok Intervensi Kontrol
Laki – laki 3 30 5 50
(n=10) (n=10)
Perempuan 7 70 5 50
Respon Nyeri Pre- Post- Pre- Post-
Total 10 100 10 100 test test test test
Mean (SD) 9,40 6,60 9,30 7,80
Tabel 3 menunjukkan responden (1,776) (1,350) (1,567) (0,919)
perempuan pada kelompok intervensi lebih Median (min- 9 6 9,50 7,83
banyak daripada responden laki-laki, max) (7-12) (5-9) (7-12) (6-9)
sedangkan pada kelompok kontrol jumlah Beda Mean 2,800 1,500
responden perempuan dan laki-laki sama
P value 0,000 0,003
banyak.
179
180 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 177 - 182

Tabel 7. Menunjukkan selisih rata-rata sesudah developmental care antar kelompok


respon nyeri sebelum dan sesudah dengan Iindependent t test mendapatkan
developmental care pada kelompok nilai nilai t=2,324 dengan p value 0,032
intervensi lebih besar daripada selisih rata- (p<0,05)) Artinya ada pengaruh
rata kelompok kontrol. developmental care terhadap respon nyeri
bayi .
Tabel 8. Perbedaan Respon Nyeri Sebelum Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dan Sesudah Developmental care Herliana (2011). Pada penelitian tersebut
Antara Kelompok Intervensi dan didapatkan respon nyeri pada bayi prematur
Kelompok Kontrol berdasarkan skor PIPP mengalami
peningkatan sebesar 1,57 poin pada
Respon nyeri Pretest Posttest kelompok kontrol dan penurunan sebesar
Kelompok Intervensi Intervensi 2,05 poin pada kelompok intervensi. Hasil
Kontrol Kontrol statistik menunjukkan perbedaan yang
F 0,249 2,550 bermakna antara sebelum dan sesudah
Sig 0,624 0,128 intervensi dengan p value 0,004 pada
T 0,133 2,324 kelompok kontrol dan p value 0.016 pada
P value 0,895 0,032 kelompok intervensi.
Beda mean 0,100 -1,200 Penelitian yang peneliti lakukan
mendapatkan hasil terjadi penurunan respon
Tabel 8. menunjukkan bahwa ada nyeri, tetapi skor nyeri masih berada di atas
perbedaan Respon Nyeri Sebelum dan nilai 5 dari nilai yang diharapkan dibawah 5.
Sesudah Developmental care Antara Skor diatas nilai 5 sesuai dengan panduan
Kelompok Intervensi dan Kelompok NPAT berarti masih memerlukan intervensi
Kontrol dengan nilai t=2,324 dan p value lebih lanjut. Penurunan skor yang masih
0,032 (p<0,05). belum sesuai harapan ini kemungkinan
karena pelaksanaan developmental care
PEMBAHASAN yang terbatas waktunya. Developmental
Berdasarkan penelitian yang peneliti care pada penelitian ini dilaksanakan
lakukan terhadap 20 orang sampel di Ruang selama lima hari. Kemungkinan dampak
NICU RSUP Sanglah Denpasar diperoleh perubahan yang terlihat pada bayi belum
hasil bahwa sebelum developmental care maksimal. Penelitian lebih lanjut waktu
tidak ada perbedaan bermakna antara respon penerapan developmental care berpengaruh
nyeri antara kelompok intervensi dan efektif dalam penurunan respon nyeri masih
kelompok kontrol. Kedua kelompok perlu dilakukan. Hal lain yang juga bisa
mempunyai rentang skor yang sama antara menyebabkan skor nyeri masih tinggi
7-12. Skor rata-rata pada kelompok disebabkan karena bayi umumnya sudah
intervensi 9,40. Lebih tinggi 0,10 poin menerima prosedur yang berulang dalam
daripada kelompok kontrol dengan skor rentang waktu lima hari perawatan.
rata-rata 9,30 poin. Setelah developmental Penusukan berulang menyebabkan
care terjadi penurunan respon nyeri pada kerusakan jaringan yang memicu respon
kelompok intervensi dengan rentang nilai 5- inflamasi. Prosedur-prosedur yang
9, rata-rata 6,60. Hasil uji statistik sebelum menimbulkan nyeri menyebabkan bayi
dan sesudah developmental care dengan menjadi lebih sensitif dan berdampak pada
Paired t test terjadi penurunan rata-rata peningkatan menifestasi perilaku. Memori
2,800 dengan p value 0,000. Pada kelompok nyeri tersimpan dalam sistem saraf bayi dan
kontrol juga terjadi penurunan dengan mempengaruhi reaksi selanjutnya terhadap
rentang nilai 6-9 dan nilai rata-rata 7,80. stimulus nyeri (Kyle, 2014).
Terjadi penurunan rata-rata 1,500 dengan p Developmental care adalah praktek
value 0,003. Hasil uji statistik sebelum dan profesional, edukasi, dan penelitian dimana

180
Ni Luh Putu Sukerti, dkk. Developmental Care Menurunkan Respon Nyeri Akut Akibat... 181

perawat perlu mengekplorasi, mengevaluasi, kelompok intervensi. Bayi yang menerima


dan menemukan secara terus menerus perlakuan developmental care dapat
perubahan teknologi lingkungan di unit beradaptasi terhadap stimulus sensori yang
perawatan intensif neonatal (NICU) diterima dan memperlihatkan perilaku yang
(Couglin, at al 2009). lebih teratur terhadap rangsangan.
Pada penelitian ini strategi developmental Penerapan developmental care mendukung
care yang telah dilakukan adalah perkembangan bayi. Saat developmental
mengurangi rangsang lingkungan care diterapkan, bayi diberikan kesempatan
(mengurangi paparan cahaya) dengan cara untuk tidur yang cukup tanpa gangguan
memasang kain penutup inkubator, yang berlebihan. Denyut jantung menjadi
mengatur posisi tidur bayi miring atau lebih teratur dan oksigenasi ke jaringan
tengkurap (prone) dengan memasang menjadi lebih baik sehingga mengurangi
bantalan di sekeliling bayi untuk respon inflamasi pada bekas penusukan.
mempertahankan posisi tidur bayi (nesting) Pada saat ada stimulus nyeri yang diterima,
dan minimal handling. Tindakan ini bayi bisa beradaptasi terhadap stimulus
setidaknya diberikan selama minimal tiga tersebut. Sehingga energi bisa tersimpan
jam setiap harinya. Ketiga intervensi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
dilakukan dimaksudkan agar bayi prematur Diharapkan bayi menjadi lebih cepat stabil,
mendapatkan lingkungan yang menyerupai bisa dirawat di luar NICU, terjadi
kehidupan di dalam rahim. Dimana di dalam peningkatan berat badan, dan mengurangi
rahim bayi berada dalam keadaan gelap, hari rawat.
hangat dan sunyi serta tidak menerima
stimulus yang berlebihan. Rangsang- SIMPULAN
rangsang tersebut akan menambah stimulus Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
stres pada bayi di samping berbagai disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
prosedur menyakitkan lainnya yang diterima bermakna respon nyeri akut sebelum dan
selama perawatan (Buonocore dan Bellini, sesudah developmental care pada kelompok
2008). Salah satu cara non farmakologik intervensi (p=0,000) dan kelompok kontrol
yang bisa dilakukan adalah dengan cara (p=0,003). Ada perbedaan bermakna respon
intervensi lingkungan dan pengaturan posisi. nyeri antara kelompok intervensi dan
Menciptakan suasana gelap seperti dalam kelompok kontrol setelah diberikan
kandungan untuk menciptakan lingkungan developmental care dengan nilai t= 2,324
yang nyaman bagi bayi, mengurangi stres, dan p value 0,032 (p <0,05). Terdapat
meningkatkan berat badan dan pengaruh developmental care terhadap
perkembangan irama sirkardian (Bounocore respon nyeri akut pada bayi prematur.
dan Bellini, 2008). Pengurangan stres
selama perawatan di ruang NICU diyakini DAFTAR RUJUKAN
secara teoritis dapat mendukung Bonocore dan Bellieni, 2008. Suffering,
pertumbuhan dan perkembangan secara Pain & Risk of Brain Demage in
normal. Gomella menyebutkan seorang bayi The Fetus & New Born. Springer.
bisa mendapatkan prosedur invasif antara Clinical Guideline (Nursing): Neonatal Pain
16-20 kali dalam sehari. Dan peningkatan Assessment. (online),
kejadian hipoksemia dan peningkatan (www.rch.org.au< diakses tanggal
hormon terkait stres pada bayi prematur 30 Maret 2016).
dihubungkan dengan prosedur perawatan Couglin, at al., 2009. Core measures for
rutin yang diterima bayi. developmentally supportive care in
neonatal intensive care units:
Penelitian yang telah peneliti lakukan ini theory, precedence and practice,
mendapatkan hasil bahwa terdapat Journal of Advanced Nursing,
perbedaan yang signifikan setelah Blackwell Publishing Ltd. Diakses
dilakukan developmental care pada 25 Maret 2016

181
182 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 177 - 182

Departemen Kesehatan RI, 2013. Survei


Demografi dan Kesehatan
Indonesia. (online),
www.depkes.go.id. Diakses tanggal
10 Januari 2016.
Gomella, 2009. Neonatology: Management,
Prosedur, On-Call Preoblem, and
Drugs. Sixth Edition, United States
of America. McGraw-Hill Eduction
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia,
2016. (online),
indonesiamdgbigoal4 (25
Maret2016)
Lia, Herliana., 2011. Jurnal UI. Pengaruh
Developmental Care terhadap
Respon Nyeri Akut Pada Bayi
Prematur yang Dilakukan
Prosedur Invasif (1 april 2016).
National Perinatal Assossiation, 2008.
Journal of Perinatology “NICU
Developmental Care”. (online),
Available
www.nationalperinatal.org/.../NIC
U+Developmen (1 April 2016).
Sizun, Jaques., 2005. Developmental In The
NICU, John Libbey & Company
Ltd, United Kingdom.
.Smeltzer, Susanne C., 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner/ Suddarth. Edisi 8, Jakarta
: EGC.
Sussane, et,al., 2012. Journal List PMC
Canada Author Manuscripts
“Procedural pain and brain
development in premature
newborns”. (online), Available :
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/.../PM
C3760843/ (4 April 2016).
Terry Kyle & Susan Carman, 2014. Buku
Ajar Keperawatan Pedriatri, Edisi
2. Jakarta : EGC
World Health Organisation, 2012. Infant
Mortality Rate, (online),
www.who.int/gho.child-infant.
Diakses Juli 2015.

182

Anda mungkin juga menyukai