Anda di halaman 1dari 23

1

Pengaruh kompres dingin terhadap nyeri dan


kenyamanan pada anak pra sekolah yang dilakukan
pemasangan infuse di Rumah Sakit Immanuel Bandung
Ria Angelina*

ABSTRAK

Nyeri adalah peringatan sistem syaraf perifer terhadap cedera pada tubuh,
dan kenyamanan adalah status yang dialami manusia digambarkan dalam
ukuran kenyamanan. Diperkirakan sekitar 150 juta anak yang dirawat inap
di rumah sakit di Amerika Serikat mendapatkan tindakan pemasangan infus
intravena. Sedangkan di Indonesia Respon anak terhadap tindakan insavif
dapat menimbulkan kecemasa, dan ketakutan sebagai reaksi hospitalisasi.
Kompres dingin belum banyak dilakukan oleh perawat dalam mengurangi
reaksi hospitalisasi anak saat dilakukan tindakan invasif terutama di rumah
sakit Immanuel Bandung.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kompres dingin terhadap
nyeri dan kenyamanan pada anak yang dilakukan pemasangan infus. Jenis
penelitiannya adalah non equivalen control group after only design, sampel
yang digunakan 60 anak pada kelompok kontrol dan intervensi.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, instrument FLACC dan
instrument kenyamanan bunga daisy. Hasil analisis didapatkan ada
pengaruh antara kompres dingin dengan nyeri p value = 0,01 dan ada
pengaruh antara kompres dingin dengan kenyamanan p value = 0,01
Kompres dingin berpengaruh terhadap nyeri dan kenyamanan pada
kelompok kontrol dan intervensi bukan karna variabel perancu. Disarankan
untuk pelayanan keperawatan dapat memberikan intervensi kompres dingin
sebagai prinsip atraumatic care melalui pelaksanaan standar prosedure
kompres dingin untuk tindakan invasif pada anak.
Kata kunci :nyeri, anak, kenyamanan, kompres dingin.

ABSTRACT
Pain is a warning to the peripheral nervous system as a result of injury to the
body; where as comfort of the status of human experience is described in a
measure of comfort. Non-pharmacological management in reducing pain one
of them with a cold compress. It is estimated that approximately 150 million
children who are hospitalized at hospitals in the United States get an
intravenous infusion actions. Children's response to the actions may cause
invasive anxious, and fear as a reaction to hospitalization. Implementation of

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


2

cold pack has not been done by nurses in reducing hospitalization reaction
child during invasive action, especially in Immanuel Bandung hospitals.
Purpose study was to determine the influence of cold compresses to pain and
comfort to children who experience intravenous infusion applying. Design of
research was non-equivalent control group after-only design, which used
samples of 60 children in the control group and intervention. Data collection
used questionnaires and instrument FLACC daisy comfort. The results of the
analysis were found that there is a significant effect of cold compress on pain
(p value = 0.01) and on comfort p value = 0.01. This effect was controlled by
confounding variables. It is recommended for nursing services to provide a
cold compress intervention as a principle of atraumatic care through the
implementation of standard procedures on invasive intervention to children.
Keywords: pain, child, comfort, cold compresses

PENDAHULUAN

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


3

Anak merupakan tunas bangsa dan generasi penerus bangsa, sehingga anak

dengan ciri dan sifatnya yang khusus memiliki peran strategis untuk menjamin

kelangsungan hidup bangsa 1. Pada masa ini anak akan tumbuh dan berkembang

dengan cepat sesuai dengan tahapan–tahapan tumbuh kembangnya di setiap

umur.

Proses yang terjadi pada kehidupan anak berjalan secara kontinu, yang terdiri dari

pertumbuhan dan perkembangan. Secara umum, faktor genetik akan

mempengaruhi perkembangan seorang anak sebesar 20 % dan lingkungan akan

mempengaruhi perkembangan mencapai 80 % sehingga untuk menjaga

kelangsungan tumbuh kembang anak, maka anak perlu diberi stimulasi yang terus

menerus sesuai tahapannya 2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

antara lain genetik, faktor neuro endokrin, nutrisi, penyakit, hubungan interpersonal,

skor sosial, ekonomi, pengaruh lingkungan, stres anak, mekanisme koping dan

pengaruh media masa3. Proses terjadinya sakit sampai anak harus mendapatkan

kesehatannya secara optimal, anak harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Selama mendapat perawatan dan tindakan keperawatan di rumah sakit sering kali

anak mengalami ketakutan dan kecemasan hal ini sebagai reaksi hospitalisasi.

Hospitalisasi menyebabkan anak mengalami trauma baik jangka pendek ataupun

jangka panjang4.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


4

Penelitian di unit pediatrik Inggris mengenai Children’s experiences of

hospitalization, yang dilakukan dengan wawancara semi struktur pada 11 orang

anak diperoleh hasil bahwa teridentifikasinya kekhawatiran dan ketakutan anak

terhadap rumah sakit. Penelitian ini menjelaskan terdapat empat kategori mengenai

pemisahan dari keluarga dan teman-temannya, berada di lingkungan yang baru

dilihatnya, menerima investigasi dan perawatan, hilangnya kebebasan anak untuk

menentukan tindakan sendiri 5. Lingkungan di rumah sakit perlu dibuat sesuai

kondisi anak, sehingga kekhawatiran dan ketakutan dapat di minimalkan dengan

intervensi yang diberikan pada anak 5. Anak-anak pra sekolah di Finlandia

mengatakan anak takut pada rumah sakit. Sebagian besar ketakutan bisa

dikategorikan dari intervensi keperawatan, ketakutan menjadi pasien, dan ketakutan

yang disebabkan oleh tahap perkembangan anak5.

Tehnik perawatan yang tepat, pendampingan pasien, serta mempertahankan

kondisi pasien, memepertahankan kepuasaan pasien selama dalam perawatan,

merupakan bentuk pelayanan yang prima sehingga meningkatkan kenyamanan

pasien6. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada prosedur pemasangan infus

belum menggunakan intervensi pengurangan nyeri pada anak yang akan dipasang

infuse sebagai bagian dari terlaksananya atraumatic care.

Aplikasi lokal dingin atau panas adalah metode klasik yang efektif dan

banyak digunakan untuk nyeri yang dipraktekkan di berbagai daerah medis

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


5

termasuk keperawatan7. Penelitian mengenai injeksi anestesi lokal adalah salah

satu alasan paling penting bagi perkembangan perilaku pada anak-anak untuk

mengurangi persepsi nyeri anak8. Penelitian yang menemukan pendinginan

tempat suntikan blok saraf sebelum pemberian anestesi lokal secara

signifikan mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh pasien anak, teknik ini

lebih nyaman, aman, dan efektif9.

Penelitian di Indonesia yang dilakukan pada anak usia pra sekolah dengan

sampel 30 anak pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi mengenai

pengaruh kompres es batu terhadap penurunan skor nyeri pada anak usia pra

sekolah yang dilakukan prosedur pemasangan infus. Hasil penelitian menunjukkan

ada pengaruh terhadap penurunan skor nyeri pada anak yang dilakukan prosedur

pemasangan infus10.

Anak yang berada di rumah sakit dan mengalami kecemasan oleh karena

prosedur dan proses pengobatan di rumah sakit, tidak hanya memerlukan obat anti

nyeri untuk memenuhi rasa nyaman secara fisik, namun membutuhkan kehadiran

orangtua yang dapat membantu memenuhi rasa nyaman secara psikospiritual,

sosiokultural, dan lingkungan11.

Ukuran kenyamanan didefinisikan sebagai intervensi keperawatan yang

didesain untuk mengatasi kebutuhan spesifik pasien terhadap rasa nyaman,

meliputi kebutuhan nyaman secara fisiologi, sosial, finansial, psikologi, spiritual,

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


6

lingkungan, dan intervensi fisik11. Teori comfort merupakan pendekatan yang sesuai

untuk mengatasi dan mengelola ketidaknyamanan pasien selama perawatan.

Pemberian pendingin pada jaringan lunak pada injeksi dapat meminimalkan

ketidaknyamanan yang signifikan pada prosedur injeksi pada pasien anak.

Penelitian dengan studi acak prospektif pada sampel dewasa yang sehat menerima

tes kulit intradermal pada kedua lengan. Tindakan pemberian es batu dilakukan

sebelum dilakukan injeksi12, hal ini sebagai analgesik terhadap nyeri dan nyeri

dinilai setelah dilakukan injeksi kulit intradermal menggunakan 100 mm skala

analog visual. Aplikasi es batu secara signifikan lebih efektif dibandingkan dengan

semprot vapocoolant dalam mengurangi rasa sakit dari tes kulit antibiotik. Oleh

karena itu, pemberian sebelum tindakan injeksi dengan es batu disarankan untuk

mengurangi nyeri dengan cepat dan mudah pada tes kulit antibiotik di bagian gawat

darurat.

Berdasarkan observasi sebagai data awal yang dilakukan peneliti di Rumah

Sakit Immanuel Bandung yaitu di ruang perawatan anak, perawat melakukan

tindakan pemasangan infus terhadap 10 orang anak yang mengalami ketakutan

dengan wajah meringis, bahkan menjerit sambil memeluk dan memegang tangan

ibunya. Tindakan keperawatan mandiri pemberian kompres dingin adalah bagian

dari pemberian intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada anak yang

mengalami sakit.

METODE

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


7

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimental. non

equivalet control group, after only design. Populasi pada penelitian ini adalah anak

usia pra sekolah usia 3-6 tahun. Untuk menghindari terjadinya drop out saat

penelitian berlangsung maka sampel menjadi 30 anak untuk kelompok intervensi

dan 30 anak untuk kelompok kontrol. Jumlah kedua kelompok adalah 60 anak.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa

kuesioner dan lembar observasi. Untuk lembar observasi digunakan untuk menilai

rasa takut, skor nyeri dan kenyamanan. Analisis data yang dilakukan adalah

analisis univariat dan bivariat.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden yang telah diidentifikasi diantaranya adalah jenis kelamin,

dan suku, kehadiran keluarga dan pengalaman anak yang ditunjukkan dalam tabel

berikut ini:

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


8

Tabel 1

Disitribusi responden berdasarkan karakteristik responden yang di infus di rumah


sakit Immanuel Bandung Mei – Juli 2014
N = 60
No Karakteristik Kelompok Kelompok Jumla %
Intervensi Kontrol h
n=30 % n=30 % n=60
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki 15 50 16 53, 31 51,67
b. Perempuan 15 50 14 3 29 48,33
46,
7
2 Suku
a. Sunda 22 73,3 21 70 43 71,67
b. Jawa 3 20 5 16, 8 13,33
c. Batak 5 16,7 4 7 9 15
13,
3

Berdasarkan jenis kelamin pada anak yang dipasang infus intravena pada

kelompok kontrol paling banyak jenis kelamin laki-laki yaitu 16 orang (53,3%), sedangkan

perempuan 14 orang (46,7%). Pada kelompok intervensi jenis kelamin laki-laki dan

perempuan masing-masing15 orang( 50 %).

Berdasarkan suku pada kelompok intervensi paling banyak suku sunda yaitu 22

orang (73,3%), suku jawa hanya 3 orang(10%), sedangkan untuk kelompok kontrol yang

paling banyak suku sunda 21 orang (70%), paling sedikit suku batak hanya 4 orang

( 13,3%).

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


9

Table 2
Distribusi kehadiran keluarga dan pengalaman diinfus responden yang dilakukan
pemasangan infus intravenae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Mei-Juli 2014
N= 60
No Karakteristi Kelompok Kelompo Jumla
k Intervensi k control h
n=30 % n=30 % n=60 %
1 Kehadiran
a. Hadir 26 86,7 22 73,3 48 80
b. Tidak 4 3,3 8 26,7 12 20
hadir
2 Pengalama
n 11 36,7 10 33,3 21 35
a. Pernah 19 63,3 20 66,7 39 65
b. Tidak
pernah

Berdasarkan kehadiran keluarga pada kelompok intervensi paling banyak keluarga

yang hadir yaitu 26 orang (86,7%), sedangkan kelompok kontrol yang hadir 22

orang(73,3%). Pada kelompok intervensi yang tidak hadir hanya 4 orang (13,3%)

sedangkan kelompok kontrol yang tidak hadir 8 orang (26,7%).

Berdasarkan pengalaman di infus intravena pada kelompok kontrol paling banyak

belum pernah yaitu 20 orang (66,7%), sedangkan yang pernah hanya 10 orang (33,3%).

Pada kelompok intervensi paling banyak belum pernah dilakukan pemasangan infus

intravena yaitu 19 orang (63,3%) untuk pengalaman yang pernah di lakukan pemasangan

infus intravena (36,7%).

Tabel 4

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


10

Distribusi rasa takut responden yang dilakukan pemasangan infus intravena pada
kelompok intervensi dan kontrol di rumah Sakit Immanuel Bandung Mei-Juli 2014
N =60

Variabel
Mean SD Minimal-maksimal 95%CI
Rasa Takut

Kontrol 3,43 0,504 3-4 3,25-3,62


Intervensi 1,17 0,379 1-2 1,03-1,31

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis didapatkan rata- rata skor rasa takut pada

kelompok kontrol adalah 3,43(95%CI:3,25-3,62) dengan standar deviasi 0,504. Pada

kelompok intervensi rata –rata skor rasa takut adalah 1,17 (95%CI:1,03-1,31) dengan

standar deviasi 0,379. Dapat disimpulkan bahwa 95% didapatkan bahwa rata-rata

skor rasa takut pada kelompok kontrol adalah 3,52 sampai 3,62, sedangkan kelompok

intervensi rata - rata skor rasa takut adalah 1,03 sampai 1,31.

Skor Nyeri

Skor nyeri responden dinilai dengan skala FLACC pada tabel 5

Tabel 5
Distribusi skor nyeri responden di Rumah sakit Immanuel Bandung bulan
Mei - Juli 2014

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


11

n = 60

Variabel
Mean SD Minimal-maksimal 95%CI
Skor nyeri

Kontrol 7,00 0,830 5-8 6,69-7,31

Intervensi 3,03 0,850 0-4 2,72-3,35

Hasil analisis didapatkan rata- rata skor nyeri pada kelompok kontrol adalah

7,00(95%CI:6,69-7,31) dengan standar deviasi 0,830. Pada kelompok intervensi rata –

rata skor nyeri adalah 3,03 (95%CI:2,722-3,35) dengan standar deviasi 0,850. Dapat

disimpulkan bahwa 95% didapatkan bahwa rata-rata skor nyeri kelompok kontrol adalah

6,69 sampai 7,31, sedangkan kelompok intervensi rata - rata skor nyeri adalah 2,72

sampai 3,35.

Kenyamanan

Kenyamanan responden di nilai dengan skala bunga daisies pada tabel 6

Tabel 6
Distribusi kenyamanan yang dirasakan responden di Rumah sakit Immanuel
Bandung bulan Mei - Juli 2014
n = 60

Variabel Mean SD Minimal-maksimal 95%CI

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


12

Kenyamanan

Kontrol 1,53 0,507 1-2 1,34-1,72


Intervensi 3,17 0,592 2-4 2,95-3,39

Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata- rata kenyamanan pada kelompok

kontrol adalah 1,53 (95%CI:1,34-1,72) dengan standar deviasi 0,507. Pada kelompok

intervensi rata –rata kenyamanan adalah 3,17 (95%CI:2,95-3,39) dengan standar

deviasi 0,592. Dapat disimpulkan bahwa 95% didapatkan bahwa rata-rata kenyamanan

kelompok control adalah 1,34-1,72 sedangkan kelompok intervensi rata rata skor nyeri

adalah 2,95 sampai 3,39.

1. Analisis Bivariat
Uji yang digunakan adalah uji independent t test.

Tabel 7
Pengaruh pemberian kompres dingin keluarga terhadap skor nyeri anak di Rumah
Sakit Immanuel Bandung bulan Mei - Juli tahun 2014
n = 60
Variabel Mean SD SE P Value N
Kompres dingin
a. Intervensi 3,03 0,850 0,155 0,01 30
b. Kontrol 7,00 0,830 0,152 30
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,01 berarti pada alpha 0.05

terlihat ada pengaruh yang signifikan antara skor nyeri anak dengan kompres

dingin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Pengaruh kompres dingin terhadap kenyamanan pada kelompok kontrol dan


intervensi.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


13

Table 8
Pengaruh pemberian kompres dingin terhadap kenyamanan anak di Rumah Sakit
Immanuel Bandung bulan Mei - Juli tahun 2014
n = 60
Variabel Mean SD SE P Value N
Kompres dingin
a. Intervensi 3,17 0,592 0,108 0,01 30
b. Kontrol 1,53 0,507 0,093 30

Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,01 berarti pada alpha 0.05 terlihat ada

pengaruh yang signifikan antara kenyamanan anak dengan kompres dingin pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Pembahasan

Karakteristik responden

Berdasakan jenis kelamin pada anak yang dipasang infus intravena pada

kelompok kontrol paling banyak jenis kelamin laki-laki. Pada kelompok intervensi jenis

kelamin laki-laki dan perempuan masing-masing sama banyaknya.

13
Hasil penelitian didukung oleh pendapat yaitu tidak ada pengaruh jenis kelamin

terhadap nyeri anak usia pra sekolah yang dilakukan pemasangan infus intravena.

Penelitian lain yang mengatakan bahwa perempuan memiliki ambang nyeri rendah,

kemampuan untuk mendeskripsikan nyeri lebih tinggi dibandingkan laki-laki 13.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


14

Proporsi terbesar pada karakteristik suku pada kelompok kontrol dan intervensi adalah

suku sunda 71,67%. Hal ini terkait dengan tempat penelitian responden di ruang rawat

anak di rumah sakit Immanuel Bandung yang sebagian besar berasal dari suku sunda. Hal

ini dikarenakan rumah sakit Immanuel terletak di kota Bandung Jawa Barat.

Proporsi kehadiran orang tua yang dihadiri oleh keluarga sebesar 80 %. Hal ini

menunjukkan bahwa rumah sakit sudah menerapkan family centered care yaitu bagian

dari pelayanan keperawatan anak, dimana keluarga dilibatkan dalam pelayanan atau

asuhan keperawatan anak, sehingga diharapkan pelayanan kepada anak lebih baik dan

memuaskan bagi anak ataupun keluarganya.

Proporsi pengalaman paling banyak adalah tidak pernah dilakukan pemasangan infus

intravena sebelumnya pada responden sebesar 65%.

SKOR NYERI

Rata-rata skor nyeri yang dijumpai pada kelompok Kontrol adalah pada skor nyeri

berat 7 dengan 95% CI 6,69-7,31. Sedangkan pada kelompok intervensi skor nyeri nyeri

ringan 3,03. Kondisi ini dinilai dari keadaan responden melalui penilaian wajah, lengan,

aktivitas, dan ketenangan responden saat dilakukan prosedur pemasangan infus

intravena.

Anak usia pra sekolah akan mendorong orang yang akan melakukan prosedur

agar menjauh, mencoba mengamankan atau menyingkirkan peralatan, atau berusaha

mengunci dirinya di tempat yang aman. Anak pra sekolah dapat menunjukkan letak nyeri

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


15

mereka dan dapat menggunakan skala nyeri dengan tepat. Reaksi nyeri yang muncul

pada anak seperti anak menangis, teriak, mengeluarkan kata yang berarti sakit/nyeri

tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor seperti jenis kelamin, usia, cultur, perhatian,

pengalaman di infus intravena, dukungan keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh 14untuk penggunaan jarum yang didinginkan terlebih

dahulu juga telah dilakukan dalam rangka menurunkan nyeri yang dirasakan oleh pasien

yang mengalami tindakan imunisasi, hasilnya adalah bahwa penggunaan jarum yang

telah didinginkan tidak bermakna bagi nyeri sedang, mungkin lebih bermakna bagi nyeri

yang lebih berat. Dilakukan pada jumlah sampel 50 orang terdiri atas 12 anak-anak serta

38 dewasa. Semprotan dingin pada penelitian yang terbaru menunjukkan mampu

membantu menurunkan nyeri pada anak usia 6 tahun, namun pada penelitian yang lain

dijumpai bahwa hal tersebut tidak menunjukkan adanya perubahan, perubahan hanya

dijumpai pada anak usia 12 tahun atau lebih 15.

Pada uji statistik bivariat ada pengaruh yang signifikan antara skor nyeri anak pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pemberian tindakan aplikasi panas dan dingin
16
menurunkan nyeri dan meningkatkan penyembuhan . Penelitian menyatakan bahwa

pemberian tindakan aplikasi panas dingin menurunkan nyeri dan meningkatkan

penyembuhan. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa tindakan stimulasi kulit dapat

menurunkan persepsi nyeri16.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


16

Aplikasi dingin dianggap memperlambat kemampuan serat nyeri untuk


17
mengirimkan impuls nyeri . Meskipun ada tidak ada kesepakatan tentang teori

transmisi nyeri, Gerbang teori kontrol secara luas didukung oleh para peneliti. Gate

control melihat sakit sebagai multidimensi yang mengarah ke perbaikan dan kemajuan

dari berbagai intervensi18 .

Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan antara kenyamanan
19
anak dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian menyimpulkan

untuk membandingkan nilai indeks bispectral untuk melihat level sedasi pada anak-

anak sakit kritis dengan menggunakan penilaian kenyamanan. Hasil penelitiannya

pada anak usia infant yang dirawat diruang pediatric ICU terdapat korelasi linear

positif, yang secara statistik signifikan antara indeks bispectral untuk melihat sedasi

terhadap kenyamanan19.

Respon anak untuk memahami nyeri tergantung pada usia anak, skor

perkembangan anak, dan faktor situasi lainnya 4. Kebutuhan rasa nyaman dengan ukuran

secara patofisiologi kebutuhan kebutuha kependidikan dan dukungan,dan kebutuhan

akan konseling financial dan intervensi 20. Rasa nyaman terdiri dari kenutuhan spesifik

pasien, kepuasan atau ketenangan pasien.

Rata-rata kenyamanan anak pada kelompok intervensi adalah nyaman sedangkan

kelompok kontrol adalah tidak nyaman. Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


17

yang signifikan antara kenyamanan anak dengan kelompok intervensi dan kelompok

kontrol.

Penelitian nyeri pada perawatan kritis dengan menggunakan Skala comfort

direkomendasikan untuk nyeri di perawatan kritis pada anak-anak karena instrument

kenyamanan merupakan satu-satunya instrument yang dipelajari dengan baik,

instrumen kenyamanan dapat menilai perilaku nyeri pada anak yang terpasang

ventilasi mekanis dan pengekangan fisik. Untuk skor maksimal, seorang anak akan

memiliki gerakan kuat, termasuk badan dan kepala, serta adanya respon terhadap

nyeri yang selanjutnya untuk menjaga adanya kekakuan, penilaian kenyamanan tidak

hanya secara fisik tetapi juga perilaku, dan lingkungan sehingga perlu digunakannya

penilaian kenyamanan dengan skala comfort.

Penelitian menyimpulkan untuk membandingkan nilai indeks bispectral untuk

melihat level sedasi pada anak-anak sakit kritis dengan menggunakan penilaian

kenyamanan. Hasil penelitiannya pada anak usia infant yang dirawat diruang pediatric

ICU terdapat korelasi linear positif, yang secara statistik signifikan antara indeks

bispectral untuk melihat sedasi terhadap kenyamanan 19.

Intervensi yang dapat meningkatkan rasa nyaman anak selama prosedur yang tidak

menyenangkan atau menyakitkan15 meliputi persiapan anak dan orang tua, hindari

kata sakit atau nyeri atau kata-kata yang membuat anak takut saat menjelaskan

prosedur(social comfort), hadirkan orang tua saat prosedur (social dan psikospiritual

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


18

comfort), lakukan prosedur di ruang tindakan (kenyamanan lingkungan atau

environmental comfort), dan posisikan anak dalam posisi yang nyaman saat

prosedur(physical comfort) Kenyamanan fisik menjadi salah satu dari banyak strategi

dalam meningkatkan kesehatan dan sekunder untuk tujuan-tujuan lain, misalnya

pencegahan komplikasi 21.

IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Respon nyeri yang terus menerus dapat menimbulkan reaksi hospitalisasi pada

anak. Pemasangan infus intravena dapat menimbulkan nyeri dan mengganggu

kenyamanan anak. Penanganan nyeri dan kenyamanan pada anak dapat dilakukan

dengan intervensi kompres dingin sebagai bagian dari managemen nyeri. Hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh kompres dingin terhadap skor nyeri dan

kenyamanan anak usia pra sekolah yang dilakukan pemasangan infus intravena di

rumah sakit Immanuel Bandung.

Implikasi hasil penelitian di pelayanan keperawatan pada anak diantaranya

adalah dapat menerapkan prinsip atraumatic care melalui pelaksanaan standar

prosedur kompres dingin sebagai intervensi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang terkait dengan managemen nyeri dan memberikan rasa nyaman

bagi anak. Pemberian kompres dingin sebagai intervensi dalam managemen nyeri

non farmakologik dapat dilakukan perawat secara mandiri. Pemberian obat-obat

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


19

penurun nyeri atau rasa sakit dari beberapa hasil penelitian tidak disarankan untuk

digunakan karena beresiko terhadap lambung, serta kerusakan hati.

Tindakan pemasangan infus intravena selain menimbulkan rasa nyeri juga

menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak dalam mencapai tumbuh kembang yang

optimal. Kondisi pada anak tersebut sebaiknya diminimalkan oleh perawat agar

asuhan pelayanan keperawatan anak berdampak pada kepuasan anak dan keluarga

terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat. Selain memberikan kepuasan juga

memberikan masa rawat yang lebih pendek bagi anak sehingga meminimalkan

beban keluarga. Prosedur kompres dingin ini bisa diterapkan sebagai salah satu

tindakan atraumatic care serta sebagai managemen non farmakologis dalam

pelayanan pada anak terutama saat prosedur pemasangan infus intravena.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kompres dingin mampu

menurunkan skor nyeri dan memberikan kenyamanan akibat prosedur pemasangan

infus intravena, sehingga berbagai tindakan mandiri keperawatan melalui hasil

penelitian dapat dilakukan kepada anak. Terutama dalam mencegah terjadinya nyeri

dan ketidaknyamanan pada anak. Masyarakat dalam hal ini orangtua dan keluarga

dapat bekerja sama dengan perawat dalam memberikan rasa nyaman pada anak

sehingga penurunan terhadap nyeri dapat terjadi pada anak yang dilakukan

pemasangan infus intraven melalui keterlibatan dalam berbagai prosedur seperti

pemberian kompres dingin pada anak yang dilakukan pemasangan infus intravena.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


20

Penelitian lainnya perlu dilanjutkan melalui penelitian lain sehingga didapatkan

evidence based yang bermanfaat serta dapat dilakukan dalam pelayanan

keperawatan anak. Penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan adalah melihat

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nyeri dan rasa nyaman pada usia sekolah

dengan menggunakan skala FLACC.

KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik responden pada penelitian ini rata-rata memiliki jenis kelamin laki-laki

16 orang pada kelompok kontrol dan ada 15 orang kelompok intervensi. Pada kelompok

intervensi rata-rata anak berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sama, suku yang

mendominasi adalah suku sunda. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan p value 0.01

pada p value < 0.05 antara kompres dingin terhadap tingkat nyeri dan kenyamanan pada

anak yang dilakukan pemasangan infus.

Saran bagi pelayanan keperawatan perawat di ruang anak perlu disosialisasikan

mengenai manfaat kompres dingin melalui pelatihan dan seminar mengenai pemberian

kompres dingin, serta pemberian kompres hangat pada anak yang mengalami demam dan

kompres digin pada anak yang dilakukan pemasangan infus intravena. Sedangkan bagi

ilmu keperawatan dengan mengadakan pembuatan buku dan referensi mengenai

intervensi atraumatic care pada anak berdasakan evidence based .

Daftar Referensi

1. Undang-undang perlindungan anak. 2002. http://www.kpai.go.id/hukum/undang-


undang-uu-ri-no-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


21

2. Benini, F., Trapanotto, M., Gobber, D. Agosto, C., Carli G., Drigo, P., et all. Evaluating
pain induced by venipuncture in pediatric patients with developmental delay. Clin J
Pain. 20(3)156-163 2004.
3. Hockenberry, J.M., & Wilson, D.. Essentials of Pediatric Nursing. St. Louis; Mosby An
Affilite of Elsevier inc.2009.
4. Hockenberry, J.M & Wilson, D.. Wong’s Nursing Care of Infants & Children (8 th ed.).
St.Louis:Mosby Elsevier.2007.
5. Coyne, I. Children’s experiences of hospitalization. Journal of Child Health Care, 10
(1), 326-336.2006.
6. Kolcaba, K.,(2006). http://www.thecomfortline.com/posies.jpg, diperoleh April 2014.
7. Yuka Saeki. Effect of local application of cold or heat for relief of pricking pain. Nursing
& Health Sciences Jorunal , 4(3), 97–105. 2002
8. Ghaderi, F ., Banakar, S., & Rostami, S. Effect of pre-cooling injection site on pain
perception in pediatric dentistry: “A randomized clinical trial. Dental Research Journal.
10(6) 790-794.2013.
9. Sulistiyani.. Pengaruh kompres dingin terhadap nyeri pada anak yang dilakukan
pemasangan infus pada anak di rumah sakit cipto mangunkusumo. Jakarta:
Universitas Indonesia.2009.
10. Kolcaba & Dimarco,M.A.(2005),
http://findarticles.com/p/articles/mi_mOFSZ/is_3_31/ai_n17209526/?tag=content;co11,
diperoleh 12 April 2014.
11. Wong Yoon, ,et all. Analgesic pretreatment for antibiotic skin test : vapocoolant spray
vs ice cube. American Journal of Emergency Medicine. 26(1),59-61.2007.
12. Potter, A.G & Perry, P.A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Poses, &
Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.2005.
13. Benini, F., Trapanotto, M., Gobber, D. Agosto, C., Carli G., Drigo, P., et all. Evaluating
pain induced by venipuncture in pediatric patients with developmental delay. Clin J
Pain. 20(3)156-163. 2004.
14. Bartell. Pharmd,J.C.,Robert, Katie, Schute, Natalie, Sherman, et al. (2007) Needle
temperature affect on pain ratings after injection. http://www.clinicalpain.com/pt/re.
diperoleh tanggal 24 Juni 2014.
15. Schechter, N. L., Zempsky, W. T., Cohen, L. L., Grath, P.J., & et al. (2007). Pain
reduction during pediatric immunizations: evidence-based review and
recommendations. Pediatrics. Evanston: May 2007. Vol. 119, Iss. 5; pg. E1184.
http://proquest.umi.com/pqdweb?
did=1266372791&sid=4&Fmt=2&clientId=45625&RQT=309&VName=PQD, diperoleh
tanggal 14 Juni 2014.
16. Movahedi et all. Effect of local refrigeration prior venipuncture on pain responses in
school age children. Australian Journal of Advanced Nursing. 24 (2) 51-55. 2006.
17. Ball, J.W. & Bindler, R.C. Pediatric Nursing: Caring for Children. 3 rd end. New Jersey:
Prentice Hall.2003.
18. Abbott, K. & Fawler, K. S.The use of a topical refrigerant anesthetic to reduce injection
pain in children. Journal of Pain & Symptom Management. 10(8):584-590.1995.

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


22

19. Courtman, SP, Wardurgh A, & Petros AJ . Comparison of the bispectral index monitor
with the Comfort score in assessing level of sedation of critically ill children. Intensive
Care Med. 29(12):2239-46.2003.
20. Tomey, A. M., & Alligood, M. R. Nursing theorists and their work. Missouri:
Mosby Elsevier.2006.
21. Patterson, P., Hussa, A. A.,Fedele, K. A.,Vegh, G. L., Hackman, C. M. (2000).
Comparison of 4 analgesic agents for venipuncture. http://www.find-
healtharticles.com/rec_pub_10876451-comparison-4-analgesic-
agentsvenipuncture.htm. diperoleh 02 Juni 2014.

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI PENELITIAN

Berdasarkan surat ini saya:

Nama :Ria Angelina


NIP :08088

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)


23

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk dipublikasikannya penelitian saya yang
berjudul: Pengaruh Kompres dingin terhadap skor nyeri dan kenyamanan pada anak yang
dilakukan pemasangan infus intravena pada anak pra sekolah di Rumah Sakit Immanuel Bandung
pada journal kesehatan di STIKes Falatehan Banten.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, 31 Agustus 2014


Dosen/Peneliti

Ria Angelina Marbun

*Prodi keperawatan Stikes Immanuel Bandung, Ria Angelina(mariaangelina85@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai