Anda di halaman 1dari 15

Vol. VIII No.

1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

PERBANDINGAN ANTARA KOMPRES HANGAT DAN BREASTFEEDING


TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN PROSEDUR
IMUNISASI PENTAVALEN I DI KLINIK PRATAMA

(The Comparison Between Warm Compress And Breastfeeding Of Baby’s Pain Response
Conducted By The Procedure Of Pentavalen I Immunization In Pratama Clinic )

Yusfar1, Sylvi2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung


Ganjar_ners@yahoo.com

ABSTRACT
Penatalaksanaan nyeri non-farmakologi pada saat bayi dilakukan prosedur penyuntikan
imunisasi khususnya imunisasi pentavalen I yaitu kompres hangat dan breastfeeding.
Kompres hangat salah satu cara yang dapat menurunkan rasa nyeri dan memberikan rasa
nyaman serta meningkatkan relaksasi otot. Sedangkan breastfeeding kegiatan yang dilakukan
seorang ibu dalam memberi makanan kepada bayinya dalam bentuk ASI dari payudara ibu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara kompres hangat dan
breastfeeding terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan prosedur imunisasi pentavalen
I di Klinik Pratama. Desain penelitian ini adalah Pre Eksperimental dengan pendekatan Two
Group Pretest-Posttest. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden, 22 responden
kelompok intervensi kompres hangat dan 22 responden kelompok intervensi breastfeeding.
Analisis perbedaan rata-rata respon nyeri bayi menggunakan Independent Sampel t-Test.
Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata skor respon nyeri pada bayi kelompok intervensi
kompres hangat adalah 3,95 sedangkan pada kelompok intervensi breastfeeding adalah 3,00.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa rata-rata skor respon nyeri pada bayi pada kelompok
intervensi breastfeeding lebih efektif dibandingkan dengan bayi pada kelompok intervensi
kompres hangat. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian breastfeeding dapat menurunkan
respon nyeri pada bayi yang dilakukan prosedur imunisasi pentavalen I dibandingkan
kelompok intervensi kompres hangat.
Kata kunci : Kompres Hangat, Breastfeeding, Respon Nyeri Bayi, Imunisasi Pentavalen I

Immunization is one of the procedures that can cause pain, the treatment of pain management
Non-pharmacology at the time of the baby is conducted immunization procedure, especially
the pentavalent I immunization is a warm compress and breastfeeding. Warm compress is
one of the ways that can lower the pain and provide a sense of comfort as well as enhance
muscle relaxation. While breastfeeding is a foreign term to show the activities done by a
mother in feeding food to her baby in the form of breast milk that is done directly from the
mother breast. The purpose of this research is to know the difference between the warm
compress and the breastfeeding of baby’s pain response in baby conducted by the procedure
of pentavalen I immunization in Pratama Clinic. The design of this research is Pre
experimental with Two Group Pretest-Posttest approach. The sample in this research is 44
respondents, 22 respondents to the warm compress intervention group and 22 respondents
of the breastfeeding intervention group. The analysis of the average difference in baby pain
response use the Independent sample T-Test. The results of this research showed the average

10
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

pain response score baby in the intervention group A warm compress is 3.95 whereas the
Breastfeeding intervention Group is 3.00. The results of statistical tests showed response rate
in breastfeeding intervention group is more effective than babies in compress intervention
group when the pentavalent I immunization procedure is performed. Researcher concluded
that breastfeeding may decrease baby’s pain response compare to the warm compress when
pentavalent I immunization procedure.
Keywords: warm compress, Breastfeeding, baby’s pain, pentavalent I immunization

1. PENDAHULUAN sehingga penanganan yang diberikan tidak


Cakupan imunisasi lengkap adekuat (Zeltzer & Brown 2007; Weisan,
menunjukkan perbaikan dari 41,6% Bernstein & Schechter, 2008 dalam
(2007) menjadi 59,2% (2013) akan tetapi Sekriptini 2013 dalam Yuni dkk 2015:2).
megalami penurunan 57,9% (2018), Tindakan yang dapat dilakukan perawat
serta masih dijumpai 32,9% diimunisasi terbagi atas dua yaitu tindakan farmakologi
tapi tidak lengkap, dan 9,2% yang tidak dan tindakan nonfarmakologi
pernah diimunisasi, dengan alasan takut Terapi nyeri farmakologi seperti
panas, sering sakit, keluarga tidak penggunaan acetaminofen saat vaksinasi
mengizinkan, tempat imunisasi jauh, secara signifikan dapat mengurangi tingkat
tidak tahu tempat imunisaasi serta antibodi terhadap beberapa antigen vaksin.
sibuk/repot (Riskesdas, 2018). Oleh karena itu, terapi nyeri non
Pemberian imunisasi pada bayi farmakologi menjadi pilihan yang lebih
terbagi dua jenis yaitu : aktif dan pasif. baik bagi bayi saat menjalani prosedur
Imunisasi aktif yaitu antigen yang yang menyebabkan nyeri seperti imunisasi.
disuntikan kedalam tubuh sehingga zat Mencegah dan meminimalkan rasa nyeri
antibody yang akan bertahan bertahun selama penyuntikan imunisasi dapat
tahun. Sedangkan Imunisasi pasif yaitu membantu mencegah pengembangan
suatu tindakan pemberian antibody ketakutan jarum dan perilaku menghindar
dengan tujuan memberikan pencegahan perawatan kesehatan selanjutnya.
atau pengobatan terhadap infeksi. Akibat Pengalaman lebih positif selama
suntikan inilah yang dapat menimbulkan penyuntikan imunisasi dapat
nyeri dan berkembang menjadi trauma mempertahankan kepercayaan peyedia
baik untuk keluarga, tenaga kesehatan, layanan kesehatan ( Taddio et al.,2010:1).
masyarakat secara luas dan terutama Beberapa penelitian mengenai
pada anak karena dapat menyebabkan manajemen nyeri dengan tindakan
nyeri akut (Prasetyawati, 2012 dalam nonfarmakologi selain dengan strategi
Yuni dkk 2015:2). gabungan yaitu breastfeeding terapi
Beberapa studi nyeri pada anak yang pemberian kompres hangat pun menjadi
selalu menjadi keluhan utama saat salah satu terapi non farmakologi. Terapi
imunisasi, didapatkan bahwa nyeri yang dengan kompres hangat dipercaya secara
dikeluhkan oleh anak selalu diabaikan sederhana dapat mengurangi rasa nyeri

11
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

pada seseorang yang mengalami kolik kompres hangat dari petugas kesehatan,
renal dan beberapa penyakit nyeri kronik namun sudah dilakukan penerapan
lainnya (Judha, Sudarti, & Fauziah, 2012 manajeman nyeri dengan strategi
dalam Yuni dkk 2015 :2). Pemberian breastfeeding tetapi tidak dilakukan pada
kompres hangat dapat menimbulkan semua bayi yang dilakukan imunisasi. Dari
efek hangat serta efek stimulasi kutaneus hasil observasi dari hari yang sama terhadap
berupa sentuhan yang dapat 8 (delapan) bayi yang sedang melakukan
menyebabkan terlepasnya endorphin, prosedur penyuntikan imunisasi oleh
sehingga memblok transmisi stimulus petugas. Dengan menggunakan penilaian
nyeri (Runiari & Surinati, 2012 dalam skala respon nyeri pada bayi dengan
Yuni dkk 2015: 2). menggunakan skala MBPS dengan hasil
Beberapa penelitian yang juga telah observasi respon nyeri bayi dengan skala
dilakukan untuk mengevaluasi MBPS sebelum dan sesudah dilakukan
kefeektifan manajeman nyeri yang prosedur penyuntikan imunisasi dasar
melibatkan strategis non farmakologis kecuali BCG pada bayi di Klinik Pratama
dengan intervensi Family Triple Support Sahabat Ibu dan Anak. Skor rata-rata
dan intervensi kompres hangat terhadap respon nyeri 5 detik sebelum dilakukan
respon nyeri pada bayi saat prosedur prosedur penyuntikan imunisasi adalah
penyuntikkan imunisasi. Penelitian oleh imunisasi Pentavalen I sebesar 2,
Sri Ahriani (2017) dengan hasil Pentavalen II sebesar 3 dan 2, Pentavalen
menunjukkan bahwa tidak ada III sebesar 3, Campak sebesar 2. Sedangkan
perbedaan respon nyeri yang signifikan skor rata-rata respon nyeri saat prosedur
pada bayi yang diberikan intervensi FTS penyuntikan imunisasi adalah imunisasi
ataupun kompres hangat. Kedua Pentavalen I sebesar 8, Pentavalen II
kelompok perlakuan, yaitu FTS dan sebesar 8 dan 10, Pentavalen III sebesar 8,
kompres hangat sama-sama bisa dan Campak sebesar 5- 6. Sehingga dalam
diterapkan untuk mengurangi respon studi pendahuluan tersebut menunjukan
nyeri bayi yang diberikan imunisasi bahwa respon nyeri pada bayi setelah
dengan penyuntikan. dilakukan prosedur penyuntikan imunisasi
Berdasarkan studi pendahuluan diantaranya imunisasi campak lebih rendah
berupa wawancara dan observasi, di dibandingkan dengan bayi yang melakukan
Klinik Pratama menyatakan bahwa penyuntikan imunisasi pentavalent.
pihak klinik belum ada penanganan Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk
nyeri dalam prosedur penyuntikan mengetahui Perbandingan antara kompres
imunisasi, kunjungan terbanyak di hangat dan breastfeeding terhadap respon
Klinik Pratama yaitu bayi yang nyeri pada bayi yang dilakukan prosedur
melakukan imunisasi dasar. Berdasarkan imunisasi Pentavalen I di Klinik Pratama
hasil observasi di Ruang Imunisasi Sahabat Ibu dan Anak.
Klinik Pratama Belum ada penerapan
manajeman nyeri dengan strategi 2. TINJAUAN TEORITIS

12
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

a. Konsep Nyeri responsifnya mengalami peningkatan


Nyeri adalah suatu pengalaman dibandingkan respon dewasa terhadap
sensorik dan emosional yang tidak rasa takut dan kesulitan akibat kondisi
menyenangkan akibat dari kerusakan yang menyakitkan (Mathew, 2003:438).
jaringan yang bersifat subjektif. Bayi merasakan nyeri dengan cara
Keluhan sensorik yang dinyatakan yang sama seperti orang dewasa.
seperti pegal, linu, ngilu dapat ditinjau Reseptor rangsangan nosiseptif adalah
sebagai modalitas nyeri (Arif ujung saraf bebas yang didistribusikan
Muttaqin, 2008 :502). The secara luas ke seluruh tubuh. Mereka
International Association for Study of secara maksimal hadir di lapisan
Pain menyebutkan nyeri yaitu superfisial kulit dan jaringan internal
perasaan dan pengalaman emosi yang seperti periosteum, dinding arteri, dan
tidak menyenangkan yang berkaitan permukaan sendi. Stimulasi mekanik,
dengan kenyataan atau potensi kimia, atau termal menggairahkan
terjadinya kerusakan jaringan atau nosiseptor dan impuls listrik
gambaran yang berkaitan kerusakan ditransmisikan ke tanduk dorsalis medula
jaringan tersebut (Drendel et al., 2006; spinalis melalui dua set serat saraf —
Taddio et al., 2010 dalam Sekriptini yaitu serat A-delta (A-δ) myelinated
2013:10). besar dan pengerjaan lebih lambat, non-
Asmadi (2008 : 146) menjelaskan myelinated Serat. Jalur spinothalamic
bahwa nyeri dapat diklasifikasikan mentransmisikan impuls ke thalamus di
kedalam beberapa golongan mana rasa sakit dirasakan (Mathew,
berdasarkan pada tempat, sifat, berat 2003: 438).
ringannya nyeri, dan waktu lamanya
serangan. b. Konsep Kompres Hangat
Nyeri berdasarkan tempatnya Menurut (Hoesny Rezkiyah,
1).Pheriperal pain, yaitu nyeri yang dkk, 2018 : 41) kompres hangat adalah
terasa pada permukaan tubuh misalnya metode pemeliharaan suhu tubuh
pada kulit, mukosa. 2).Deep pain, dengan menggunakan cairan atau alat
yaitu nyeri yang terasa pada yang dapat menimbulkan hangat pada
permukaan tubuh yang lebih dalam bagian tubuh yang memerlukan dengan
atau pada organ-organ tubuh visceral. tujuan untuk melancarkan sirkulasi
3).Refered pain, yaitu nyeri dalam darah, dan mengurangi rasa sakit atau
yang disebabkan karena penyakit nyeri.
organ/struktur dalam tubuh yang Menurut (Kozier, 2009 dalam
ditransmisikan kebagian tubuh di Isnawati F.N.I 2018:10), kompres
daerah yang berbeda, bukan daerah hangat digunakan secara luas dalam
asal nyeri. 4).Central pain, yaitu nyeri pengobatan karena memiliki efek
yang terjadi karena perangsangan pada bermanfaat yang besar.
sistem saraf pusat, spinal cord, batang Pemberian Kompres air hangat
otak, talamus dan lain-lain. adalah intervensi keperawatan yang
Nyeri merupakan pengalaman sudah lama di aplikasikan oleh perawat,
sensori dan emosional yang tidak kompres air hangat dianjurkan untuk
menyenangkan yang terkait dengan menurunkan nyeri karena dapat
kerusakan jaringan aktual atau meredakan nyeri, meningkatkan
potensial, terutama pada bayi yang relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi,

13
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

meningkatkan relaksasi psikologis, pusat (Bowden, Dickey & Greenberg,


dan memberikan rasa nyaman, 1998, dalam Rahayuningsih S.I,
bekerja sebagai counteriritan 2009:43).
(Koizier & Erb, 2009 dalam Seluruh informasi yang
Isnawati F.N.I 2018:12). Pada tahap berhubungan dengan nyeri melintasi
fisiologis kompres hangat dorsal horn pada sumsum tulang
menurunkan nyeri lewat tranmisi belakang sebagai tempat masuk ke
dimana sensasi hangat pada sistem saraf pusat. Informasi ini
pemberian kompres dapat meningkatkan saraf sekunder pada
menghambat pengeluaran mediator sumsum tulang belakang melalui
inflamasi seperti sitokinin pro neurotransmitter yang membawa sinyal
inflamasi, komokin, yang dapat untuk pusat yang lebih tinggi di
menurunkan sensitivitas nosiseptor Susunan Saraf Pusat (SSP). SSP secara
yang akan meningkatkan rasa cepat akan menurunkan pesan kembali
ambang pada rasa nyeri sehingga melalui dorsal horn. Pesan ini yang
terjadilah penurunan nyeri. akan membuat organisme merespon
stimulus yang datang (Bowden, Dickey
c. Konsep Breastfeeding & Greenberg, 1998, dalam
Mekanisme sweet solution Rahayuningsih S.I, 2009:43).
sebagai analgesik belum begitu jelas,
namun peran zat-zat tersebut diduga 3. METODE PENELITIAN
menurunkan nyeri melalui Jenis penelitian ini adalah penelitian
mekanisme opioid endogen sebagai kuantitatif, desain yang digunakan dalam
analgesik alamiah. Intervensi ini
penelitian ini adalah Pre-Ekperimental
berdasarkan studi yang
menunjukkan peningkatan ambang yaitu desain yang tidak mempunyai
nyeri pada tikus yang menggunakan kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih
sukrosa dibandingkan pada tikus secara random (Sugiono, 2017 : 74).
yang mendapatkan air atau tidak Pendekatan yang digunakan adalah Two
mendapatkan apapun (Blass, Group Pretest-Posttest Design. Sampel
Fitzgeral & Kehoe, 1987, dalam dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
Bowden, Dickey & Greenberg,
populasi bayi yang dilakukan prosedur
1998, dalam Rahayuningsih S.I,
2009:43). Peningkatan ambang nyeri imunisasi pentavalen I di Klinik Pratama
ini menunjukkan dapat digunakan Sahabat Ibu dan Anak sebanyak 44 orang.
secara reversibel dengan opioid Sampel dalam penelitian ini terbagi
anatagonis. Dengan demikian, menjadi 2, yaitu kelompok intervensi
diduga bahwa sukrosa merupakan kompres hangat dan kelompok intervensi
analgesik yang berfungsi melalui breastfeeding. Teknik sampling dalam
jalur opioid. Antagonis mengikat
penelitian ini dengan menggunakan teknik
pada reseptor opioid. Zat ini tidak
memproduksi analgesik tetapi ia non probability sampling dengan jenis
akan memblok bagian dari sampling jenuh (total sampling). Analisa
penggunaan agonis untuk data yang digunakan dalam penelitian ini
memproduksi analgesik. Aksi utama meliputi analisa univariat dan analisa
opioid bekerja pada sistem saraf

14
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

bivariat menggunakan teknik Uji t Tidak kelompok intervensi breastfeeding adalah


Berpasangan (Independent Sampel 2,27 dengan standar deviasi sebesar 0,985.
t/Test). Sehingga, rata-rata respon nyeri pada bayi
pada kelompok intervensi breastfeeding
lebih rendah dibandingkan dengan
4. HASIL PENELITIAN kelompok intervensi kompres hangat
Tabel Distribusi Frekuensi dengan perbedaan rata-rata antara kedua
kelompok sebesar 0,14. Adapun skor
Karakteristik Responden
respon nyeri terendah dan tertinggi antara
Berdasarkan Jenis Kelamin di Klinik kelompok intervensi kompres hangat dan
Pratama kelompok intervensi breastfeeding sama
Kelompok
Kelompok yaitu skor terendah adalah 1 dan skor
Intervensi
Jenis Kompres
Intervensi Total tertinggi adalah 4
Breastfeeding
Kelamin Hangat
Frek % Frekuensi % Frek % B. Skor Respon Nyeri pada Bayi Saat
Laki laki 7 31,8 13 59,1 20 45,5 Prosedur Imunisasi Pentavalen I pada
Kelompok Intervensi Kompres Hangat
Perempuan 15 68,2 9 40,9 24 54,5
dan Breastfeeding
Total 22 100,0 22 100,0 44 100,0 Berdasarkan hasil penelitian
Sumber : diolah peneliti menunjukan bahwa rata-rata skor
respon nyeri pada bayi saat prosedur
Berdasarkan tabel diatas menunjukan imunisasi pentavalen I pada kelompok
bahwa proporsi jenis kelamin pada intervensi kompres hangat dan
kelompok intervensi kompres hangat kelompok intervensi breastfeeding
sebagian besar berjenis kelamin yang diukur dengan menggunakan skala
perempuan (68,2%) sedangkan pada MBPS pada kelompok intervensi
kelompok intervensi breastfeeding kompres hangat adalah 8,59 dengan
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki standar deviasi 0,666. Pada kelompok
(59,1%). Namun, secara keseluruhan intervensi breastfeeding adalah 8,73
sebagian besar adalah berjenis kelamin dengan standar deviasi 0,703. Sehingga,
perempuan (54,5%). rata-rata respon nyeri pada bayi pada
kelompok intervensi kompres hangat
A. Skor Respon Nyeri pada Bayi 5 Detik lebih rendah dibandingkan dengan
Sebelum Prosedur Imunisasi kelompok intervensi breastfeeding
Pentavalen I pada Kelompok dengan perbedaan rata-rata kedua
Intervensi Kompres Hangat dan kelompok sebesar 0,14. Adapun skor
Kelompok Intervensi Breastfeeding respon nyeri terendah dan tertinggi
Berdasarkan hasil penelitian antara kelompok intervensi kompres
menunjukan bahwa rata-rata skor hangat dan kelompok intervensi
respon nyeri pada bayi 5 detik sebelum brastfeeding sama yaitu skor terendah
prosedur imunisasi pentavalen I yang adalah 8 dan skor tertinggi adalah 10.
diukur dengan menggunakan skala
MBPS pada kelompok intervensi C. Skor Respon Nyeri pada Bayi 15
kompres hangat adalah 2,41 dengan Detik Setelah Intervensi Kompres
standar deviasi sebesar 0,959. Pada Hangat dan Breastfeeding yang

15
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

dilakukan Prosedur Imunisasi D. Analisis Perbedaan antara Kompres


Pentavalen I Hangat dan Breastfeeding terhadap
Berdasarkan hasil penelitian Respon Nyeri pada Bayi yang
menunjukan bahwa rata-rata skor Dilakukan Prosedur Imunisasi
respon nyeri bayi 15 detik setelah Pentavalen I di Klinik Pratama
intervensi kompres hangat dan Berdasarkan hasil uji statistik, maka
breastfeeding yang diukur dengan dapat disimpulkan sebagai berikut :
menggunakan skala MBPS pada 1) Rata-rata skor respon nyeri pada bayi
kelompok intervensi kompres hangat yang dilakukan imunisasi pentavalen I
adalah 3,95 dengan standar deviasi pada kelompok intervensi kompres
sebesar 0,844. Pada kelompok hangat adalah 3,95 dengan standar
intervensi brestfeeding adalah 3,00 deviasi 0,844 sedangkan kelompok
dengan standar deviasi sebesar intervensi breastfeeding adalah 3,00
0,816. Sehingga, rata-rata respon dengan standar deviasi 0,816.
nyeri bayi pada kelompok intervensi Sehingga, berdasarkan hasil dari nilai
kompres hangat lebih tinggi mean difference yang menunjukkan
dibandingkan dengan kelompok hasil positif yaitu 0,955 artinya bahwa
intervensi breastfeeding dengan kelompok intervensi kompres hangat
perbedaan rata-rata kedua kelompok dan kelompok intervensi
sebesar 0,95. Adapun skor respon breastfeeding tidak terlalu variatif
nyeri terendah pada kelompok serta besarnya tidak terlalu jauh dari
intervensi kompres hangat adalah 3 nilai rata-rata sehingga secara
dan pada kelompok intervensi keseluruhan data yang diolah
breastfeeding adalah 2 sedangkan merupakan data yang baik dan nilai
skor tertinggi pada kelompok mean yang diperoleh sebesar 0,95.
intervensi kompres hangat adalah 5 2) Nilai thitung menunjukan hasil positif
dan pada kelompok intervensi yaitu 3,813 dan nilai ttabel 1,681
breastfeeding adalah 4. sehingga thitung > ttabel (3,813>1,681)
yang artinya terdapat perbedaan rata-
Berdasarkan hasil normalitas data
rata respon nyeri pada bayi yang
hasil penelitian . diatas menunjukkan bahwa
dilakukan prosedr iminisasi
setelah dilakukan uji normalitas data dimana
pentavalen I antara kelompok
hasil pembagian nilai Statistic Skewness
intervensi kompres hangat dengan
dengan Std. Error Skewness dan nilai
kelompok intervensi breastfeeding.
Statistic Kurtosis dengan Std. Error Kurtosis
3) Nilai 𝜌 value p=0,001 dengan tingkat
pada kelompok intervensi kompres hangat
signifikansi 𝛼 0,05. Hal ini
dan kelompok intervensi breastfeeding hasil
menunjukkan bahwa p < taraf
angka berada diantara -1.96 dan +1.96 yang
signifikansi 0,05 (0,001<0,05) artinya
artinya bahwa data terdistribusi normal.
terdapat perbedaan signifikan rata-rata
respon nyeri pada bayi yang dilakukan

16
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

prosedur imunisasi pentavalen I diberikan, skor respon nyeri kelompok


antara kompres hangat dengan intervensi breastfeeding lebih rendah
kelompok intervensi breastfeeding. dibandingkan dengan kelompok intervensi
kompres hangat. Hal ini berkaitan
5. PEMBAHASAN berdasarkan hasil penelitian dengan adanya
Rata-rata skor respon nyeri pada bayi perbedaan dimana pada kelompok
5 detik sebelum prosedur imunisasi intervensi breastfeeding lebih nyaman
pentavalen I pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok intervensi
kompres hangat dan kelompok kompres hangat.
intervensi breastfeeding. Pada kelompok Rata-rata respon nyeri pada bayi saat
intervensi kompres hangat sebesar 2,41 prosedur imunisasi pentavalen I pada
dan kelompok intervensi breastfeeding kelompok intervensi kompres hangat dan
sebesar 2,27, dimana kelompok breastfeeding imunisasi pentavalen I
intervensi breastfeeding lebih rendah meningkat dibandingkan dengan 5 detik
dibandingkan kelompok intervensi sebelum prosedur imunisasi pentavalen I
kompres hangat dengan perbedaan 0,14. baik pada kelompok intervensi kompres
Pada kelompok intervensi kompres hangat maupun kelompok intervensi
hangat dan kelompok intervensi breastfeeding dengan perubahan skor saat
breastfeeding skor respon nyeri terendah penyuntikan pada kelompok intervensi
adalah 1 dan skor respon nyeri tertinggi kompres hangat sebesar 8,59 dan pada
adalah 4. Berdasarkan skala angka nyeri kelompok intervensi breastfeeding sebesar
0-10 skor nyeri 1-3 termasuk kedalam 8,73 dimana kelompok intervensi
kategori sedikit tidak nyaman sedangkan breastfeeding lebih rendah dibandingkan
skor 4-6 termasuk kedalam skor nyeri kelompok intervensi kompres hangat
sedang (Nursalam, 2015:372). Dalam dengan perbedaan 0,14. Peningkatan respon
penelitian skala responden nyeri MBPS nyeri terjadi saat dilakukan penyuntikan
rentang 0-3 masih menunjukkan karena pada saat terjadi kerusakan jaringan
keadaan tidak nyeri yang ditujukkan sehingga pertahanan sepanjang saraf pusat
ekspresi wajah masih tersenyum dan akan terbuka dan impuls nyeri akan
wajar, tidak menangis bahkan tertawa diantarkan dan dimanifestasikan dengan
gerakan tubuh masih dalam aktivitas respon nyeri (Potter & Perry, 2006 dalam
biasa, istirahat maupun santai (Gidudu,et Ariyanti Seli. 2017:107).
al.,2012:4565). Hal ini sesuai dengan skala penilaian
Relatif semua responden dalam respon nyeri yang digunakan dalam
penelitian ini datang dengan kondisi penelitian ini yaitu skala respon nyeri
respon nyeri yang sama yaitu masih MBPS. Tiga indikator dalam MBPS
dalam rentang skor respon nyeri MBPS meliputi ekspresi wajar (skor 0-3) dengan
0-3. Hasil menunjukan bahwa rata-rata rentang interprestasi skor minimal 0 artinya
skor respon nyeri 5 detik sebelum tidak nyeri dan skor maksimal 10 artinya
penyuntikan imunisasi pentavalen I

17
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

nyeri paling berat (Gidudu,et adalah 3,00. Sehingga, berdasarkan hasil


al.,2012:4565). dari nilai mean difference yang menunjukan
Rata-rata skor respon nyeri pada bayi hasil yaitu 0,955 artinya bahwa kelompok
15 detik setelah intervensi kompres intervensi kompres hangat dan kelompok
hangat dan breastfeeding yang dilakukan intervensi breastfeeding tidak terlalu variatif
prosedur imunisasi pentavalen I menurun serta besarnya tidak terlalu jauh dari nilai
dibandingkan dengan saat penyuntikan rata-rata sehingga secara keseluruhan data
imunisasi pentavalen I baik pada yang diolah merupakan data yang baik dan
kelompok intervensi kompres hangat nilai mean yang diperoleh sebesar 0,95.
maupun kelompok intervensi Adapun nilai thitung menunjukan hasil positif
breastfeeding dengan perubahan skor 15 yaitu 3,813 dan nilai ttabel 1,681 (thitung > ttabel)
detik setelah intervensi pada kelompok yang artinya terdapat perbedaan rata-rata
intervensi kompres hangat sebesar 3,95 respon nyeri pada bayi yang dilakukan
dan pada kelompok intervensi prosedur imunisasi pentavalen I antara
breastfeeding sebesar 3,00 dimana kelompok intervensi kompres hangat dan
kelompok intervensi breastfeeding lebih kelompok intervensi breastfeeding. Nilai p
rendah dibandingkan kelompok value p=0,001 lebih kecil dari taraf
intervensi kompres hangat dengan signifikansi 𝛼 0,05 (0,001<0,05) yang
perbedaan 0,95. artinya terdapat perbedaan signifikan rata-
Sebelum dilakukan uji statistik untuk rata respon nyeri pada bayi yang dilakukan
menganalisis perbedaan antara kompres prosedur imunisasi pentavalen I antara
hangat dan breastfeeding terhadap respon kelompok intervensi kompres hangat dan
nyeri pada bayi yang dilakukan prosedur kelompok intervensi breastfeeding Hal ini
imunisasi pentavalen I dilakukan terlebih berarti terdapat perbedaan respon nyeri pada
dahulu uji normalitas data serta uji bayi yang dilakukan imunisasi pentavalen I
homogenitas. Hasil dari uji normalitas antara kedua kelompok perlakuan yang
data menggunakan nilai skewness diteliti memang berbeda nyata atau
menunjukkan hasil bahwa data signifikan, dimana kelompok breastfeeding
berdistribusi normal. Begitupun dengan lebih efektif dalam menurunkan respon
hasil uji homogenitas dengan nyeri pada bayi dibandingkan kelompok
menggunakan uji Levene Statistic intervensi breastfeeding.
menunjukan hasil bahwa data homogen Penelitian yang sama dilakukan oleh Sri
(bermakna). Ahriani (2017), bertujuan untuk mengetahui
Berdasarkan hasil uji Independent perbedaan efektifitas pemberian Family
Sampel t-Test didapatkan bahwa hasil Triple Support (FTS) dengan kompres
rata-rata skor respon nyeri pada bayi yang hangat terhadap respon nyeri bayi pasca
dilakukan prosedur imunisasi pentavalen imunisasi di Puskesmas Somba Opu
I pada kelompok intervensi kompres Kabupaten Gowa. Hasil penelitiannya
hangat adalah 3,95 sedangkan pada menunjukan nilai rata-rata respon nyeri
kelompok intervensi breastfeeding pada bayi yang telah diberikan intervensi

18
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

FTS adalah 14,50, sedangkan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan


kelompok yang telah diberikan intervensi kelompok intervensi breastfeeding.
kompres hangat didapatkan nilai rata-rata E. Berdasarkan hasil analisis komperatif
respon nyeri adalah 16,50 dengan antara kedua kelompok menggunakan
perbandingan didapatkan nilai p = 0,372 Independent Sampel t-Test, terdapat
(p>0,05) yang berarti pada alpha 5% perbedaan signifikan antara pemberian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada kompres hangat dan breastfeeding
perbedaan respon nyeri yang bermakna terhadap perubahan respon nyeri pada
pada kedua kelompok. bayi yang dilakukan prosedur imunisasi
pentavalen I di Klinik Pratama Hal ini
6. SIMPULAN menunjukan bahwa breastfeeding lebih
efektif dalam menurunkan respon nyeri
Berdasarkan hasil penelitian dan
pada bayi yang dilakukan imunisasi
pembahasan, maka dapat disimpulkan
pentavalen I dibandingkan kompres
antara lain sebagai berikut :
hangat karena rata-rata penurunannya
A. Karakteristik responden dalam lebih besar.
penelitian ini berdasarkan jenis
kelamin. Jenis kelamin responden 7. DAFTAR PUSTAKA
pada kelompok intervensi kompres Ahriani sri. 2017. Perbedaan efektifitas
hangat sebagian besar berjenis pemberian family triple support
kelamin perempuan (68,2%), pada (fts) dengan kompres hangat
kelompok intervensi breastfeeding terhadap respon nyeri bayi pasca
sebagian besar berjenis kelamin laki- imunisasi. Skripsi Program Studi
laki (59,1). Ilmu Keperawatan Fakultas
B. Hasil rata-rata skor respon nyeri pada Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
bayi 5 detik sebelum prosedur Universitas Islam Negri Alauddin
imunisasi pentavalen I pada Makassar.
kelompok intervensi breastfeeding Anonim. 2015. Kebijakan mortalias.
lebih rendah dibandingkan dengan Available at
kelompok intervensi kompres http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/
hangat. download/24277/7096d9d25a21f2
C. Hasil rata-rata skor respon nyeri pada a6307e0547e2fcc78b. (diakses
bayi saat prosedur imunisasi pada tanggal 13 januari 2019 8:30)
pentavalen I pada kelompok Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
intervensi kompres hangat lebih Penelitian Suatu Pendekatan
rendah dibandingkan dengan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta .
kelompok intervensi breastfeeding Aryanti Sely. 2017. Pengaruh
D. Hasil rata-rata respon nyeri pada bayi Breastfeeding terhadap Respon
15 detik setelah intervensi pada Nyeri Bayi (2-4 bulan) yang
kelompok intervensi kompres hangat dilakukan Penyuntikan Imunisasi

19
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Pentavalen di Klinik Pratama et al. (2008). Assessment of Pain.


Sahabat Ibu dan Anak Kota British Journal of Anaestesia
Bandung. Skripsi Program Studi 101(1), 17-24
Ilmu Keperawatan Fakultas http://bja.oxfordjournals.org/conte
Ilmu Kesehatan Universitas nt/101/1/17.full
Bale Bandung. Buonocore, G., & Bellieni, C.V. 2008.
Asmadi. 2008. Buku Teknik Neonatal pain : suffering pain, pain
Prosedural Keperawatan : and riskof brain damage in fetus
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan and newbron. Italia: Spinger-
Dasar. Jakarta : Salemba Verlag.
Medika Carbajal, R., Lenchen., Jugie, m., Paupe,
Aziza N. 2016. Pengaruh Bola Bobath A., Barton, B.A., & Anand, K.J.
Terhadap Skor Nyeri Pada Bayi 2005. Moerphine does not provide
Usia 9-12 Bulan Saat Imunisasi adequate analgesia for acute
di Puskesmas Ciputat Timur procedural pain among preterm
Tangerang Selatan. Skripsi neonates. Pediatrics, 115(6), 1494-
Program Study Ilmu 1500.
Keperawatan Fakultas Craig, K.D, Lilley, C.M., & Gilbert, C.A.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2006. Social barriers to optimal
Universitas Islam Negeri Syarif pain management in infants and
Hidayatullah Jakarta. children. Clin J Pain, 12(4).
Azzahroh, Putri . 2017. Perbedaan Czarnecki, M.L., Turner, H.N., Collins,
Efektivitas Kompres Hangat dan P.M., Doellman, D., Darey.,
Teknik Masase Terhadap Nyeri Wrona, S., & Reynolds, J. 2010.
Persalinan di Klinik Permata Procedural pain manajgement :
Bunda Serang. Jurnal Ilmiah Needle-related procedural pain in
Kesehatan dan Kebidanan vol. pediatric patient in the emergency
VII No. II . departement. Pediatric Emergency
Bahrudin, M. 2017. Patofisiologi Care. 27(2),126-129.
Nyeri (Pain). Jurnal Ilmu http://www.ena.org/IENR/ENR/Do
Kesehatan dan Kedokteran cuments/PedPainManagementENR
Keluarga vol. 13, No I . .pdf
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Dahlan S. 2008. Statistik Untuk
Greenberg, C. S. (1998). Kedokteran dan Kesehatan.
Children and their families: The Jakarta: Salemba Medika
continuum of care. Philadelphia: Devi S.K. 2012. Efektivitas Pemberian
W.B.Saunders Company. Kombinasi Non Nutritive Sucking
Breivik, H., Borchgrevink, P.C., (NNS) dan Sukrosa terhadap
Allen, S.M., Rosseland, L., Respon Nyeri Neonatus Setelah
Romundstad, L., Hals, E.K.B., Dilakukan Tindakan Pemasangan

20
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Infus Di RSUD Kota Padang : http://digilib.poltekkesdepkes-


Panjang. Tesis Program Studi sby.ac.id/public/POLTEKKESSB
Magister Ilmu Keperawatan Y-Books-
Fakultas Ilmu Keperawatan LayoutBukuAjarImunisasi.pdf
Universitas Indonesia (diakses pada tanggal 14 januari
Drendel, A.,Brousseau, D., & 2019 pukul 17:30 WIB)
Gerolick, M.H. (2006). Pain Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010, Metode
assesment for pediatric patients Penelitian Keperawatan dan
in the Emergency Departement. Teknik Analisa Data,
Pediatrics, 117(5), 1511-1518. Jakarta:Salemba Medika,
http://pediatrics.aappublications Hidayat, A. 2014. Tutorial independen t
.org. Diunduh tanggal 15 januari test dengan SPSS. Available at:
2019 https://www.statistikian.com/2014/
Daniela. M., Clarisa, N., Virgil, V., 04/independen-t-test-dengan-spss
Elisabeta, V., & Schneider, (diakses pada tanggal 10 Agustus
F.,(2010). Phisiology of pain – 2019 pukul 15:58 WIB).
general mechanisms and Hidayat, A.A.A. 2008. Metodologi
individual differences. Jurnal Penelitian dan Teknik Analisa
Medical Aradean, 8(4), 19-23. Data. Jakarta, Salemba Medika.
www.jmedar.ro Infodatin.2016. Situasi Imunisasi Di
Gio, P.U., dan Rosmaini, E. 2016. Indonesia (edisi 2016).
Belajar Olah Data Dengan Isnawati F.N.I. 2018. Efektifitas Terapi
Menggunakan SPSS, MINITAB, Kompres Air Hangat Terhadap
R, MICROSOFT EXCEL, Intensitas Nyeri Pada Lansia Yang
EVIEWS, LISREL, AMOS, dan Menderita Arthritis Reumatoid Di
SMART PLS. Medan : USU Posyandu Lansia Mawar Indah
Press . Available at Dusun Janggan Desa Janggan
:http://www.olahdatamedan.co Kecamatan Poncol Kabupaten
m/?page_id=1775 (di akses pada Magetan. Skripsi Program Studi
13 agustus 2019 pukul 02.36 Ilmu Keperawatan Fakultas
WIB) Kesehatan STIKES Bhakti Husada
Hadianti, N.D., Mulyati, E., Mulia Madiun.
Ratnaningsih, E., Sofiati, F., Judha, M., Sudarti, & Fauziah, A. (2012).
Saputro, H., Sumastri, H., Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Herawati, Handayani, I.F., Persalinan. Yogyakarta : Nuha
Suryani, P., Dondi, S., Sudianti, Medika
dan Ratnasari, Y. 2015. Buku Kenneth, D.C., Lilley, Christine M.,
Ajar Imunisasi. Jakarta. Pusat Gilbert, & Cherly A.2006. Barriers
Pendidikan dan pelatihan to optimal pain management in
Tenaga Kesehatan . Available at infants, children, and adolescents

21
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

social barriers to optimal pain Available at


management in infants and http://www.iaiglobal.or.id/v03/file
children. Clinical Journal of s/file_publikasi/keynote%20bmb.p
Pain, 12(3). df(diakses pada tanggal 15 januari
Kinanti AN.2013. Imunisasi 2019 pukul 06:55)
pentavalen vaksin kombinasi Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan
terbaru untuk anak indonesia Neonatus, Bayi dan Balita.
Available at : Yogyakarta. Fitramaya.
http://health.detik.com (diakses Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan
pada tanggal 27 januari 2019 Keperawatan Klien dengan
pukul 01:01 WIB). Gangguan Sistem Persarafan.
Kozier, dkk. 2009. Buku Ajar Jakarta : Salemba Medika
Keperawatan Klinis . Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Jakarta:EGC Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Kurniawan,S.N. 2015. Nyeri Secara Rineke Cipta.
Umum dalam Continuing Potter, A.G., & Perry, P.A.2005. Buku
Neurological Education 4, Ajar Fundamental Keperawatan:
Vertigo dan Nyeri. Malang : Konsep, proses dan praktik, Edisi
Universitas Brawijaya Press ( 4. Jakarta :EGC.
UB Press) Prasetyawati, A.E. (2012). Kesehatan Ibu
Le Mone, P., & Burke, K.(2008). dan Anak (KIA) dalam Millenium
Medical surgical nursing: Development Goals (MDGs).
Critical thingking in client care. Yogyakarta : Nuha Medika
(3rd ed.). A. Person Education Putra, I.B.P.S.G. 2014. Pengaruh family
Company. triple support (FTS) berbasis
Mathew, P.J., & Mathew, J.L (2003). atraumatic care terhadap respon
Assessment and management of nyeri bayi saat imunisasi di
pain in infant . Postgradmed, 79: Puskesmas 1 Denpasar Barat.
438-443. Skripsi Program Studi Ilmu
http://pmj.bmj.com/content/79/ Keperawatan Fakultas Kedokteran
934/438 Universitas Udayana. Bali,
Maya & Fida. 2012. Pengantar Ilmu Denpasar.
Kesehatan Anak. Yogyakarta. Putra., S.R.2012 Panduan Riset
D-Medika . Keperawatan dan Penulisan
Mentri Perencanaan Pembangunan Ilmiah. Jogjakarta. D-Medika.
Nasional. 2017. Arahan terkait Ratnaningsih S.I. 2009.Efek Pemberian
pencapaiaan tujuan Asi Terhadap Tingkat Nyeri Dan
pembangunan berkelanjutan Lama Tangisan Bayi Saat
(TPB) / Sustainable Penyuntikan Imunisasi Di Kota
Development Goals (SDGS). Depok Tahun 2009. Tesis Program

22
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Study Ilmu Keperawatan Setiyani A, A Sukesi, Esyuanik. 2016.


Fakultas Ilmu Keperawatan Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Universitas Indonesia Depok. Balita dan Anak Pra Sekolah.
Riskesdas, 2018 Cakupan Imunisasi Kementrian Kesehatan Republik
Lengkap : Jakarta Indonesia .
Runiari, N., & Surinati, I.D.A. (2012). Smeltzer, S.C dan Bare, B.G. 2007. Buku
Pengaruh Pemberian Kompres Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Panas Terhadap Intensitas Nyeri Brunner dan Saddarth.
Pembengkakan Payudara pada Jakarta:EGC.
Ibu Post Partum di Wilayah Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Kerja Puskesmas Pembantu Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Dauh Puri. Bandung. Alfabeta.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/c Susila, dan Suyanto. 2015. Metodologi
oping/article Penelitian Retrospective / Ex Post
/download/6120/4611. Facto (Case Control Causal
Roesli, U. (2005). Panduan dasar Corelation) Kedokteran &
menyusui: Sepuluh Kesehatan. Klaten : BOSSSCIPT
keistimewaan pemberian ASI. Swarjana, I.K. 2015. Statistik Kesehatan.
http://asi.blogsome.com Yogyakarta : ANDI.
Santro, J.W. Child Development (11th Taddio, A., Appleton, M., Bortolussi,R.,
ed), USA: Mc Grow-Health Chambers, C,. Dubey, V.,Halperin,
International Edition, 2007 S., Hanrahan, A., Moshe, Lockett,
Satgas PP IDAL. (2014). Panduan D., MacDonald, N., Midmer, D.,
Imunisasi Anak Mencegah Lebih Mousmanis, P., Palda, V., Pielak,
Baik dari pada mengobati. K., Riddell, R.P., Rieder, M., Scott,
Jakarta : Penerbit Buku Kompas J., Shah, V. 2010. Reducing the
Sekriptini, A.Y. (2013). Pengaruh Pain of Childhood Vaccination : an
Pemberian Madu terhadap evidence- based Clinical Practice
Penurunan Skor Nyeri akibat Guideline. Available online at :
Tindakan Invasif pengambilan http://www.cmaj.ca/content/182/1
darah Intravena pada Anak di 8/1989.full (diakses pada tanggal
Ruang UGD RSUD Kota 12 januari 2019 pukul 20:33)
Cirebon. Taddio, A., Hogan, M.E., Moyer, P.,
http://lib.ui.ac/file?file\x3ddigit Grigis, A., Gerges, S., Wang, L.,
al/20334355- lpp, M. 2010. Evaluation of the
T32618Ayu%20Yuliani%20Se reliabillity, validity, and practically
kriptini.pdf (diakses pada of 3 measuresof acute pain in
tanggal 14 januari 2019 pukul infants undergoing immunization
19:14) injections.
http://www.elsevier.com/locate/va

23
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

ccine (diakses pada tanggal 21 Kementrian Kesehatan Republik


februari 2018 puku21:43). Indonesia
Taylor,C.R., Lillis, G., LeMone, P.,&
Lynn,P. 2008. Fundamental of
nursing :The art and science of
nursing care. (6th ed).
Philadephia :Nazareth Hospital.
Toeb. Penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi Program Prioritas,
2008.
(http://www.indonesia.go.id/id/i
ndex.php?option=com_content
&t
ask=view&id=6917&itemid=69
5). (diakses pada tanggal 13
januari 2019 pukul 15:30)
Wong, D.L., Hockenberry, M.,
Wilson, D., Winkelstein, M.L &
Schwartz, P. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik (volume
1, 6 Ed, Sutarna Agus, dkk,
Penerjemah). Jakarta. EGC
Wong, D.L., Hockenberry, M.,
Wilson, D., Winkelstein, M.L &
Schwartz, P. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik (volume
2, 6 Ed, Andry Hartono, dkk,
Penerjemah). Jakarta. EGC
Yuni., dkk. 2015. Pengaruh kompres
hangat pada tempat
penyuntikkan terhadap respon
nyeri pada bayi saat imunisasi di
puskesmas tanawangko
kabupaten minahasa. Skripsi
Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Yuliastati, Arnis Amelia.2016.
Keperawatan Anak .

24
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung

Anda mungkin juga menyukai