Anda di halaman 1dari 23

SYOK SEPTIK

Oleh : Kelompok 5
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 6
STIKES ABI - SURABAYA
DEFINISI
• Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang
menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga
mengganggu metabolisme sel/jaringan.
• Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi
tubuh dan menyebabkan respon inflamasi sitemik.
• Syok septikmerupakan keadaan dimana terjadi penurunan tekanan
darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >
40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan
resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ (Chen dan Pohan,
2007).
ETIOLOGI
• Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi
yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu peningkatan
permeabilitas kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi.
• Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan kolaps
kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi
kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena
vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan
peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler
ke intertisial yang terlihat sebagai udem.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam tinggi > 38,9 ̊C, sering diawali dengan menggigil kemudian
suhu turun dalam beberapa jam (jarang hipotermi).

2. Takikardia (denyut jantung cepat) lebih cepat dari 100 denyut / menit.

3. Hipotensi (sistolik < 90 mmHg)

4. Petekia, leukositosis atau leokopenia yang bergeser ke kiri,


trombositopenia

5. Hiperventilasi dengan hipokapnia

6. Gejala lokal misalnya nyeri tekan didaerah abdomen, periektal

7. Syok septik harus dicurigai pada pasien dengan demam, hipotensi,


trombositopenia atau koagulasi intravaskuler yang tidak dapat diterangkan
penyebabnya.
PROGNOSA
• Syok septik dapat menyebabkan kegagalan organ multipel termasuk

kegagalan pernapasan dan dapat menyebabkan kematian cepat


INDIKASI
1. Apabila pasien dalam keadaan Demam tinggi > 38,9 ̊C, sering
diawali dengan menggigil kemudian suhu turun dalam beberapa jam
(jarang hipotermi).

2. Apabila pasien dalam keadaan nyeri tekan didaerah abdomen,


periektal.

3. Apabila pasien dalam keadaan Hipotensi (sistolik < 90 mmHg)


TINDAKAN SYOK SEPTIK
• Oksigenasi

• Terapi cairan

• Vasopresor dan inotropik

• Bikarbonat

• Disfungsi renal

• Nutrisi

• Kortikosteroid
PENANGANAN
• Melihat keadaan sekitar apakah berbahaya (danger) , baik untuk penolong
maupun yang ditolong (contoh keadaan berbahaya : di tengah kobaran api)
• Buka jalan napas korban, dan pertahankan kepatenan jalan nafas (Airway)

• Periksa pernafasan korban (Breathing)

• Periksa nadi dan Cegah perdarahan yang berlanjut (Circulation)

• Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear

• Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat (misal
dengan selimut)
• Lakukan penanganan cedera pasien secara khusus selama menunggu
bantuan medis tiba.
• Periksa kembali pernafasan, denyut jantung suhu tubuh korban (dari
hipotermi) setiap 5 menit.
KOMPLIKASI
1. Sindrom distress pernapasan pada dewasa

2. Koagulasi intravaskular

3. Gagal ginjal akut

4. Perdarahan usus

5. Gagal hati

6. Disfungsi sistem saraf pusat

7. Gagal jantung

8. Kematian
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN SYOK SEPTIK
Pasien datang ke IGD RSUD Wangaya dibawa oleh
keluarganya pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 20.00
dengan keluhan sesak nafas, badan panas dan lemas
dengan kesadaran somnolen. Pada saat di inspeksi pasien
mengalami edema pada bagian ekstremitas atas dan
bawah.
Identitas Pasien
Nama : Tn S
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 17 Maret 2019
Alasan MRS : Sesak nafas, badan panas
Diagnosa Medis : Syok Septik

Initial Survey
A (alertness) :+
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unrespons) :-
Pengkajian Primer / Survey Primer dan Resusitasi
A. AIRWAY
Keadaan Jalan Nafas :
Kesadaran : Somnolen
Pernafasan : Dyspneu
Bunyi Nafas : Krekels

B. BREATHING
Fungsi Pernafasan :
Jenis Pernafasan : Dyspneu (pola nafas sesak)
Frekuensi Nafas : 28 x/menit
Saturasi Oksigen : 90%
Bunyi Nafas : Krekels
Hembusan Nafas : Terasa
C. CIRCULATION

Keadaan Sirkulasi :

Tingkat Kesadaran : Somnolen

Perdarahan : Tidak Ada

Kapilari Refill : > 3 detik

Nadi Radial / Carotis : Teraba, 117 x/menit

Tekanan Darah : 90/67 mmHg

Akral Perifer : Hangat


D. DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis :
GCS : E4M5VEtts
Refleks Fisiologis : Positif
Refleks Patologis : Negatif
Kekuatan Otot : 333 333

333 333

Skala Nyeri : Tidak Terkaji

E. EXPOSURE
Tidak terdapat luka/jejas pada tubuh pasien. Terdapat edema pada ekstremitas

atas dan bawah.


Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder
1. Riwayat Kesehatan

Keluhan :

Keluarga pasien mengatakan badan pasien panas dan lemas sejak


pagi dan sore hari nya pasien sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Wangaya dibawa oleh keluarganya pada


tanggal 17 Maret 2019 pukul 20.00 dengan keluhan sesak nafas,
badan panas dan lemas dengan kesadaran somnolen.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Keluarga pasien mengatakan pasien pernah menderita IMA dan Gagal


Nafas
2. Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran : Samnolen

• GCS : E4M5VEtts

• Nadi : 117 x/menit

• Tekanan Darah : 90/67 mmHg

• Respiratori Rate : 28x/menit

• Suhu : 37,9 oC

• Auskultasi : Suara Krekels, terdapat secret dijalan nafas

• Inspeksi : Edema pada ekstremitas atas dan bawa,


poliuria

• Palpasi : Capillary refill > 3 detik


3. Pemeriksaan Penunjang

• Jumlah Leukosit : H 17,85 10^3/UL (4,0-10,0)


• Jumlah Eritrosit : L 4,32 10^6/UL (4,5-6,2)
• Hemoglobin : L 12,4 g/dl (13-18)
• Hematokrit : L 36,3 % (40-54)
• RDW-CV : H 16,6 % (11-16)
• Neutrofil : H 95,5% (50-70)
• Limfosit : L 1,7% (20-40)
• SGOT : H 45 U/L (0-37)
• GDS : H 261 mg/dl (80-200)
• pH : H 7,55 (7,35-7,45)
• pO2 : LL 77 mmHg (80-100)
ANALISA DATA
No Data Fokus Analisis Masalah
1. Data Subjektif : Syok sepsis Gangguan Pertukaran Gas
Keluarga mengatakan pasien sesak nafas dan |
badannya lemas Hipoperfusi / kekurangan
oksigen
Data Objektif : |
a. Pasien tampak lemas Hipoksia
b. Pasien dengan kesadaran somnolen |
c. RR 28 x/menit Gangguan Pertukaran Gas
d. Nadi 117 x/menit
e. Pasien tampak menggunakan retraksi otot dada
f. pH : High 7,55 (7,35-7,45)

2. Data Subjektif : Masuknya bakteri / virus ke Hipertermi


Keluarga pasien mengatakan badan pasien panas dalam sirkulasi
sejak tadi pagi |
Sepsis
Data Objektif : |
Suhu 37,9 C Hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane
aveolar kapiler yang ditandai dengan pasien mengalami
sesak nafas dengan RR 28 x/menit, tampak menggunakan
retraksi otot dada, takikardi, nadi 117 x/menit, kesadaran
somnolen, pH darah tinggi 7,55

2. Hipertermi b.d proses infeksi ditandai dengan


keluarga pasien mengatakan badan pasien sejak pagi
dengan suhu 37,9 C
1. Gangguan Pertukaran Gas
(Gas Exchange Impired)

• Domain 3 : Eliminasi dan pertukaran

• Kelas 4 : Fungsi pernapasan

• DEFINISI:

Kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbon


dioksida pada membrane alveolar-kapiler
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC : Airway Management Airway Management
1×12 jam, diharapkan kerusakan
pertukaran gas teratasi, dengan kriteria Posisikan pasien untuk memaksimalkan Melancarkan pernapasan klien
hasil: ventilasi udara

Lakukan terapi fisik dada, sesuai Merilekskan dada untuk memperlancar


NOC : Respiratory status: Airway
kebutuhan pernapasan klien
patency
Berikan treatment aerosol, sesuai Memperlancar saluran pernapasan
 Klien mampu mengeluarkan secret
kebutuhan
 RR klien normal 16-20 x/menit
Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan Memenuhi kebutuhan oksigen dalam
 Irama pernapasan teratur
tubuh
 Kedalaman inspirasi normal
Regulasi intake cairan untuk mencapai Menyeimbangkan cairan dalam tubuh
 Oksigenasi pasien adekuat
keseimbangan cairan
Respiratory Status : Gas Exchange Monitor status respiratory dan oksigenasi Mengetahui status respirasi klien lncar
 AGD dalam batas normal skala 5 ataukah ada gangguan
(no deviation from normal range).
 Tanda-tanda sianosis mencapai
skala 5 (none)
 Klien tidak mengalami somnolen
mencapai skala 5 (none).

Tissue Perfusion : Peripheral

 Capitary refill pada jari-jari dalam


Respiratory Monitoring Respiratory Monitoring

Monitor frekuensi, ritme, kedalaman Untuk mendeteksi ada nya gangguan pernapasan
pernapasan.
Monitor adanya suara abnormal / noisy pada Untuk mendeteksi ada nya gangguan pernapasan
pernapasan seperti snoring atau crowing.

Kaji keperluan suctioning dengan melakukan Memperlancar saluran pernapasan


auskultasi untuk mendeteksi adanya crackles
dan rhonchi di sepanjang jalan napas.
Vital Signs Monitoring Vital Signs Monitoring

Monitor tekanan darah, nadi, temperature, dan Mendeteksi adanya gangguan respirasi dan
status respirasi, sesuai kebutuhan. kardiovaskuler

Monitor respiration rate dan ritme (kedalaman Mengecek adanya gangguan pernapasan
dan simetris)
Monitor suara paru Mendeteksi adanya keabnormalan suara paru

Monitor adanya abnormal status respirasi Mendeteksi adanya gangguan system tubuh
(cheyne stokes, apnea, kussmaul)
Managemen Asam-Basa Managemen Asam-Basa

Pertahankan kepatenan jalan napas. Untuk membuat klien agar bernafas dengan baik
tanpa adanya gangguan.

Pantau gas darah arteri (AGD), serum dan tingkat Untuk mengetahui tekanan gas darah (O2 dan CO2)
elektrolit urine. sehingga kondisi pasien tetap dapat dipantau.

Monitor hilangnya asam (misalnya muntah, output Agar klien tidak mengalami alkalosis akibat
nasogastrik, diare dan diuresis). kekurangan asam yang berlebihan dari tubuh.
Berikan posisi untuk memfasilitasi ventilasi yang Posisi yang tepat menyebabkan berkurangnya
memadai (misalnya membuka jalan napas dan tekanan diafragma ke atas sehingga ekspresi paru
mengangkat kepala tempat tidur) maksimal sehingga klien dapat bernafas dengan
leluasa.

Pantau gejala gagal pernafasan (misalnya PaO2 Agar perawat cepat mengetahui jika terjadinya gagal
rendah, PaCO2 tinggi dan kelelahan otot nafas sehingga tidak membuat kondisi klien menjadi
pernafasan). semakin buruk.

Pantau pola pernapasan. Sebagai indikator adanya gangguan nafas dan


indikator dalam tindakan selanjutnya.

Berikan terapi oksigen, jika perlu. Untuk mempelancar pernafasan klien dan memenuhi

Anda mungkin juga menyukai