Anda di halaman 1dari 17

Mikrobiologi tanah

Kelompok 3 anggota : Andi nuryadin


Apong Soni iwansyah
Dinan
Heri tri
Bayu
m. ismail
Mikrobiologi tanah

Mikrooorganisme
tanah

Mikrobiologi Tanah dan


udara pestisida

Mikrobiologi Tanah dan


aquatik herbsida

Daur nitrogen
Mikroorganisme tanah

Tanah adalah tempat hidup bakteri-bakteri penting. Mikroorganisme


tanah dapat menguraikan zat beracun yang berasal dari polusi. Hal ini
menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme untuk
mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan atau
setruktur tanah. struktur tanah, kandungan gizi, ketersediaan hara, dan
menahan kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau tergantung
pada, mikroorganisme tanah. Semua mikroorganisme tersebut adalah
biota tanah yang berfungsi di ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan
dan sampah sebagai sumber makanan. Mikrobiologi tanah modern
merupakan gabungan ilmu tanah, kimia, dan ekologi untuk memahami
fungsi mikroorganisme dalam ekosistem tanah
mokroorganisme dapat memberi kesuburan tanah,
dengan sejumlah cara yang antara lain adalah :
1. dengan pembusukan bahan-bahan organic atau
sisa-sisa jasad hidup yang mati sehingga terbentuk
humus,
2. dengan membebaskan mineral-mineral terentu
dari partikel-partikel tanah sehingga dapat
digunakan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya,
3. dapat membebaskan sejumlah nutrient dalam
bentuk mineral yang terikat dalam bentuk senyawa
organic pada tanaman dan hewan yang mati,
4. Memegang peranan penting dalam transformasi
senyawa nitrogen.
Tanah dan pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengontrol, menolak


atau membunuh pes (contohnya serangga, tikus, rumput liar, burung, Mammalia,
ikan, atau mikroba) yang dianggap mengganggu. Pestisida berasal dari bahasa
Inggris; pest berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh.
Jenis-jenis pestisida:
1. Penggolongan pestisida menurut jasad sasaran
2. Berdasarkan ketahanannya di lingkungan
3. Penggolongan menurut asal dan sifat kimia
a) Sintetik
b) Hasil alam
Tanah dan herbisida

Herbisida adalah senyawa atau material yang digunakan pada lahan pertanian untuk menekan
atau memberantas pertumbuhan atau mematikan tumbuhan yang tidak diinginkan (gulma). Banyak
faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu herbisida. Herbisida yang digunakan langsung terhadap
tanah dipengaruhi oleh karakteristik tanah. Herbisida yang langsung digunakan ke daun kurang
dipengaruhi oleh perbedaan kondisi tanah.
Herbisida terbadi dua yaitu :
 Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung cepat mematikan atau membunuh jaringan-jaringan
atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau.
Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang
masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas. Di dalam jaringan
tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ada yang ditranslokasikan. Jika ada, bahan
tersebut ditranslokasikan melalui phloem. Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena.
 Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau
bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini
membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma)
karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara
menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan
mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.
Dekomposisi (penguraian) herbisida dalam tanah dapat
terjadi apabila herbisida itu telah lama berada dalam tanah
sebelum terabsorbsi oleh akar gulma. Dekomposisi ini sangat
tergantung pada jenis herbisidanya, ada yang sukar dan ada
pula yang mudah terurai. Herbisida organik merupakan
herbisida yang mudah terurai karena menyediakan sumber
karbon bagi mikroorganisme tanah. Kandungan bahan
organik tanah merupakan sumber makanan bagi
mikroorganisme. Pada tanah yang memiliki kandungan bahan
organik cukup tinggi maka populasi mikroorganisme akan
meningkat sehingga proses dekomposisipun akan meningkat.
Proses dekomposisi oleh mikroorganisme tanah dipengaruhi
oleh mineral nutrien, temperatur, pH, kandungan air dan
oksigen dalam tanah. Apabila aerasi tidak berjalan normal,
pada tanah yang kering dan dingin maka proses dekomposisi
akan berjalan lambat.
Tanah dan daur nitrogen

Daur nitrogen adalah salah satu daur biogeokimia yang terjadi di bumi karena
adanya interaksi yang terjadi antar komponen dalam ekosistem. Nitrogen secara
umum terdapat dalam lapisan udara bumi (atmosfer) dan sebagian kecil terdapat
dipermukaan litosfer bumi. Nitrogen banyak digunakan oleh tumbuhan sebagai
bahan baku pertumbuhan makronya. Adapun beberapa sumber nitrogen di alam
dapat tersedia karena terjadinya proses pemecahan nitrogen di udara secara
alami melalui kejadian berikut ini.
 1. Petir
 2. fiksasi
 3. Penambangan
Fiksasi

Ada beberapa bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen di


udara (N2) menjadi bentuk terikat di tanah (NO3). Bakteri yang memiliki
kemampuan ini misalnya bakteri Rhizobium, Marsiella crenata, Azotobacter,
Rhodospirillum, Clostridium, dan bakteri kemoautotrof. Kedua bakteri ini
bersimbiosis dengan tanaman Leguminosa (kacang-kacangan) dan membentuk
bintil akar.
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir,
yang takarannya mencapai 78 %volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit
bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang kompleks, tetapi
hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi
dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi
merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus
Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max
(soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam
(chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna) (Rompas,1998).
Menurut Maier , dkk (2000) bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu
memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul
akar tanaman leguminosae.
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang
berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang,
koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang
hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat
host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu
spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah organotrof, aerob, tidak
berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium
mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung
ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi
akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose,
karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose.
Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil
nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan
bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-
asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan,
bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat
menambat nitrogen swcara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan
nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan
berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu
sistem berdasar pada infeksi spesifik pada jenis inang Legum digunakan
untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari 50 tahun.
Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang
memperhatikan aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak
sempurna sebab banyak strains rhizobia bisa menginfeksi ke kelompok
spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari taxonomic kimia
dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk
spesiasi genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan
modifikasi bersama data taxonomic baru (Jordan 1984).
Genus Rhizobium sekarang meliputi fast-growing rhizobia yang
menghasilkan asam pada ragi mannitol agar (YMA) dan paling sering
berasal dari daerah temperate. Ada tiga jenis di dalam Genus ini: R.
leguminosarum (biovars viceaea, trifolii dan phaseoliif), R. meliloti, dan
R. loti. Ini jenis terakhir termasuk rhizobia yang mampu untuk nodulasi
Leucaena dan Mimosa. Genus Bradyrhizobium terdiri dari bakteri slow-
growing yang tidak menghasilkan asam pada YMA dan paling umum
menginfeksi Legum tropis. Suatu strain Bradyrhizobium juga bertanggung
jawab untuk nodulasi non-legume berkayu Paraspnia (Trinick dan
Galbraith 1980). Bakteri nodul dalam genus ini adalah kelompok
heterogen dalam hubungan taxonomic masih belum dipecahkan. Hanya
satu jenis, B. japonicum yang dikenali (Jordan 1984).
Tanah dan mikrobiologi aquatik

Mikrobiologi akuatik adalah mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan
marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, algae, protozoa,
dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini (Pelczar,1988. Dalam Aufa Fadhli, 2011).
Penyebaran Mikroorganisme dalam Lingkungan Akuatik
Mikroorganisme dalam suatu lingkungan akuatik mungkin terdapat pada semua kedalaman, berkisar dari
permukaan sampai ke dasar parit-parit yang paling dalam di dasar lautan. Populasi tersebar
mikroorganisme menghuni “ lapisan” teratas dan sedimen dasar, terutama di perairan dalam.
Plankton ( Fitoplankton dan Zooplankton )
Kumpulan organism hidup yang sebagian besar terdiri dari mikroorganisme, yang terapung dan hanyut
pada permukaan ekosistem akuatik, dinamakan plankton. Populasi plankton terdiri dari alga (
fitoplankton ), protozoa, hewan kecil (zooplankton), dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme fototrofik
dianggap sebagai plankton yang paling penting karena merupakan produsen primer bahan organik;
artinya pelaku fotosintesis. Sebagian besar organisme planktonik dapat bergerak, atau mengandung
tetesan minyak, atau memiliki struktur khusus yang memungkinkan mereka mengapung; ke semua cirri
ini membantu organism tersebut untuk mempertahankan lokasinya di zone fotosintetik yang berada di
lapisan air bagian atas.
Mikroorganisme Bentik
Mikroorganisme yang merupakan penghuni suatu dasar perairan( lumpur tanah ) dinamakan
organism bentik.Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme pada system muara-
laut ialah daerah bentik, yang terbentuk dari pasang naik sampai suatu kedalaman di
tempat tanaman sudah jarang tumbuh. Daerah dasar laut mengandung berjuta-juta bakteri
per gram. Keadaan fisik dan kompoen-komponen kimiawi yang mencirikan daerah perairan
di antara zone planktonik dan bentik sangat bervariasi sehingga tidak ada gunanya untuk
mencoba membuat gambaran umum.
Mikrobiologi udara

Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang
relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak mengandung komponen
nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa oleh debu,
tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara dalam ruang
atau indoor air adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran, hotel, rumah sakit,
perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda
selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah udara yang bergerak
bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi)
dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk
vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba udara dapat
dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan.
Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998). Adapun jenis
mikroba yang ditemukan di udara, adalah sebagai berikut :
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi
dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk
dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama
merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat
dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Beberapa bakteri yang terdapat di udara antara lain :
1. Staphylococcus aureus
2. Enterobacter aerogenes
3. Pseudomonas aeroginosa
4. Haemophylus influenzae
Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita


simpulkan, bahwa mikroorgansme tanah
khususnya di lahan pertanian sangatlah
dipengaruhi oleh berbagai fatktor seperti
kualitas udara, pestisida, herbisida, lalu
faktor nitrogen beserta daur fiksasinya
(penambatan) nitrogen simbiotik simbiosis,
dan terakhir air.

Anda mungkin juga menyukai