Anda di halaman 1dari 10

PERSEROAN TERBATAS

Definisi Dasar Hukum Prosedur Struktur Organisasi Kasus

PERSEROAN TERBATAS

Nama Kelompok :
1. Nia Purwati (201812002)
2. Ade Indrayana (201812005)
3. Audrey Mike (201812011)
4. Julinar Tryane (201812031)
5. Louise Erlanda (201812033)
6. Rutia Teresia (201812043)
7. Yohana Merina (201812048)
PERSEROAN TERBATAS
Definisi

Perseroan Terbatas
(Naamloze Vennootschap)
Suatu badan hukum untuk
menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham,
yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya.
PERSEROAN TERBATAS
Dasar Hukum

Dasar hukum pembentukan suatu PT :


1. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Undang-Undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
3. Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal berkaitan dengan pembentukan PT Terbuka.
4. Peraturan pemerintah No. 26 tahun 1998 tentang pemakaian nama perseroan terbatas.
5. Peraturan pemerintah No. 27 tahun 1998 tentang pemakaian nama perseroan terbatas.
6. Keputusan menkumham Republik Indonesia No. M-01.HT.01.01 tahun 2000 tanggal 4 Oktober 2000
tentang pemberlakuan sistem administrasi badan hokum dan hak asasi manusia Republik Indonesia.
7. Keputusan Jenderal Administrasi Hukum Umum No. C-1.HT.01.01 tahun 2001 tentang Dokumen Pendukung
Format Isian Akta Notaris (FIAN) model 1 dan Dokumen Pendukung Format Isian Akta Notaris (FIAN) model
11 untuk perseroan terbatas tertentu.
8. Surat edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C-1.HT.01.10-03 pada tanggal 8 Maret 2004 tentang berakhirnya sistem manual
terhadap permohonan pengesahan akta pendirian, persetujuan dan pelaporan akta perubahan anggaran
dasar perseroan terbatas.
9. Keputusan Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. C-1.HT.01.01 pada tahun 2003 tanggal 22 Januari 2003 tentang tata cara pengajuan
permohonan dan pengesahan akta pendirian dan persetujuan akta perubahaan anggaran dasar perseroan
terbatas.
PERSEROAN TERBATAS
Prosedur
PERSEROAN TERBATAS
Definisi Dasar Hukum Prosedur Struktur Organisasi Kasus

► RUPS
► Direksi
► Dewan
Komisaris
PERSEROAN TERBATAS
Struktur Organisasi
Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham meliputi :
1. Memutuskan penyetoran saham dalam bentuk uang dan/atau ► RUPS
dalam bentuk lainnya, misalnya dalam bentuk benda tidak
bergerak. ► Direksi
2. Menyetujui dapat tidaknya pemegang saham dan kreditor lainnya
yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan menggunakan hak ► Dewan
tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga Komisaris
saham yang telah diambilnya.
3. Menyetujui pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan.
4. Menyetujui penambahan modal perseroan.
5. Memutuskan pengurangan modal perseroan.
6. Menyetujui rencana kerja yang diajukan oleh Direksi.
7. Memutuskan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah
penyisihan untuk cadangan dan mengatur tata cara pengambilan
deviden yang telah dimasukkan ke cadangan khusus.
8. Memutuskan tentang penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan permohonan agar
Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan waktu berdirinya, dan
pembubaran perseroan.
9. Mengangkat Anggota Direksi dan Memberhentikan anggota
Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.
PERSEROAN TERBATAS
Struktur Organisasi

► RUPS
► Direksi
Direksi wajib:
1. Untuk Membuat daftar pemegang ► Dewan
Komisaris
saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan
risalah rapat Direksi.
2. Untuk Membuat laporan tahunan dan
dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang tentang Dokumen Perusahaan.
3. Untuk Memelihara seluruh daftar, risalah,
dan dokumen keuangan Perseroan dan
dokumen Perseroan lainnya.
PERSEROAN TERBATAS
Struktur Organisasi

► RUPS
► Direksi
Dewan Komisaris wajib : ► Dewan
1. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan Komisaris
menyimpan salinannya.
2. Melaporkan kepada Perseroan mengenai
kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan
Perseroan lain.
3. Memberikan laporan tentang tugas
pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
PERSEROAN TERBATAS
Kasus

Komisaris PT Atelindo Karya Mandiri, Raden Saleh Abdul Malik, satu dari tiga terdakwa kasus korupsi
proyek Customer Management System (CMS) PLN Jawa Timur, dijatuhi vonis penjara selama empat
tahun penjara.Selain itu, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juga menjatuhkan
vonis kepada Direktur Operasional PT Altenlindo Karya Mandiri, Achmad Fathony Zakaria selama dua
tahun penjara, dan Dirut PT Arti Duta Aneka Usaha (ADAU), Arthur Pelupessy selama empat tahun
penjara. "Terdakwa satu, dua dan tiga terbukti secara syah dan meyakinkan telah melakukan tindak
pidana korupsi secara bersama-sama," ujar Ketua Majelis, Tjokorda Rae Suamba, ketika membacakan
putusan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (1/6, 2010). .Tiga terdakwa juga dikenai pidana denda,
masing-masing Raden Saleh Abdul Malik sebesar 150 juta subsider tiga bulan penjara, Achmad
Fathony Zakaria sebesar 50 juta subsider satu bulan dan Arthur Pelupessy Rp150 juta subsider tiga
tahun penjara. Sementara itu, mengenai uang pengganti, Majelis membebankan kepada PT Atelindo
Karya Mandiri sebesar Rp47,1 miliar dan PT Arti Duta Aneka Usaha sebesar Rp.15 miliar. "Apabila tidak
membayar uang pengganti, maka harta benda PT Artelindo dan PT Arti Duta dapat disita dan dilelang
untuk mengganti uang pengganti tersebut,". Hal-hal yang memberatkan para terdakwa yakni, atas
tidak cermat melakukan proyek CMS, membuat buruk iklim usaha Indonesia. Dalam Kasus ini Komisaris
perusahaan terbukti melakukan tindakan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian terhadap
perseroan.
THANKS
FOR WATCHING

Anda mungkin juga menyukai