Anda di halaman 1dari 15

 Kebutuhan air minum & sanitasi pada situasi bencana

 Standar minimum pemenuhan kebutuhan air minum& sanitasi baik


kuantitas maupun kulaitas
 Upaya pengurangan risiko kesehatan akibat kondisi kesehatan lingkungan
pada situasi bencana
Saat terjadi
bencana

Dampak
Kesediaan Air
Bersih
Meningkatkan risiko terjadinya
penularan penyakit seperti diare,
Buruk
typhus, scabies dan penyakit
lainnya
Perbaikan dan
pengawasan
kualitas air
1 Kebutuhan air bersih 5 liter/orang/hari.
Hari Pertama (masak, makan dan minum)

2 volume air sampai sekurang kurangnya 15–


Hari Kedua 20 liter/orang/ hari.
(minum, masak, mandi dan mencuci)

3
Faskes 50 liter/org/hari.
(melayani korban bencana dan pengungsian)
Bila sumber air bersih yang digunakan untuk
1 pengungsi berasal dari sumber air
Hindarkan dari permukaan (sungai, danau, laut, dan lain-
pencemaran lain), sumur gali, sumur bor, mata air dan
sebagainya.

2 Lakukan Bila sumber air diperoleh dari PDAM atau


Pengankutan sumber lain yang cukup jauh daritempat
pengung-sian.

3
Pengolahan
Untuk pengolahan dapat menggunakan alat
penyuling air (water purifier/water treatment
plant)
• Diperlukan pompa untuk memompa air ke tempat
pengolahan air dan kemudian ke tangki penampungan air di
tempat penampungan pengungsi
Air permukaan • Area disekitar sumber harus dibebaskan dari kegiatan
(Sungai & danau) manusia dan hewan

• Lantai sumur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan


SPAL (saluran pembuangan air limbah)
Sumur Gali • Bilamana mungkin dipasang pompa untuk menyalurkan air
ke tangki tangki penampungan air

• Lantai sumur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan


Sumur Pompa SPAL (saluran pembuangan air limbah)
Tangan • Bila lokasinya agak jauh dari tempat penampungan
pengungsi harus disediakan alat pengangkut seperti
gerobak air dan sebagainya

Mata Air • Perlu dibuat bak penampungan air untuk kemudian


disalurkan dengan pompa ke tangki air
• Bebaskan area sekitar mata air dari kemungkinan
pencemaran
Dilengkapi
Keran
Tangki
Air Jaraknya
30-500 m
• Penjernihan air cepat : Alumunium
sulfat (tawas), poly alumunium
Perbaikan chlorida
Kualitas Air • Desinfeksi air: Kaporit (Ca(OCI)2),
Aquatabs (aquatablet), air rahmat

• Pada awal distribusi air


Pengawasan
• Pada tahap distribusi air
Kualitas Air
• Pada akhir distribusi air
Pemeriksaan kualitas air secara berkala perlu dilakukan meliputi:

1. Sisa klor Pemeriksaan dilakukan beberapa kali sehari


pada setiap tahapan distribusi untuk air yang melewati
pengolahan
2. Kekeruhan dan pH Pemeriksaan dilakukan mingguan
atau bilamana terjadi perubahan cuaca, misalkan hujan.
3. Bakteri E. coli tinja Pemeriksaan dilakukan mingguan
disaat KLB diare dan periode emergency dan
pemeriksaan dilakukan bulanan pada situasi yang sudah
stabil dan pada periode paska bencana
Masa Emergency
• 1 jamban dipakai 50-100 orang

Masa Emergency berakhir


• 1 jamban dipakai sampai 20 orang

Jamban yang dibangun di lokasi pengungsi disarankan:


1. Ada pemisahan peruntukannya khusus laki laki dan wanita
2. Lokasi maksimal 50 meter dari tenda pengungsi dan minimal 30 meter dari
sumber air.
3. Konstruksi jamban harus kuat dan dilengkapi dengan tutup pada lubang
jamban agar tidak menjadi tempat berkembang biak lalat
• Di tampung pada tempat sampah
• Tempat sampah tertutup & mudah dipindahkan
Pengumpulan • Jarak temapt sampah 15 dari lokasi hunian
sampah • Maksimun sampah tertampung di tempat sampah selama 3 hari

• Menggunakan gerobak atau Truk ke tempat akhir pembuangan sampah


Pengankutan
sampah

• Pembakaran
• Penimbunan
Pembuangan
Akhir sampah • Jarak dari sumber air bersih >10 meter

Anda mungkin juga menyukai