Anda di halaman 1dari 30

FKK UMJ 2011

Tujuan khusus:
 Menjelaskan latar belakang dan batasan
hipertensi dalam kehamilan
 Menjelaskan penyebab dan patofisiologi
hipertensi dalam kehamilan
 Membahas praktek terbaik untuk
mendiagnosis dan menatalaksana
hipertensi, preeklamsi dan eklamsi
 Menjelaskan cara untuk mengendalikan
hipertensi dalam kehamilan
 Menjelaskan cara untuk mencegah dan
mengobati konvulsi pada pre-eklamsi dan
eklamsi
 Menjelaskan perlunya rujukan
 Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah
salah satu penyebab kesakitan dan kematian
ibu maupun janin
 Kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis
awal dengan hipertensi dalam kehamilan
akan mengalami pre-eklamsi berat
 Sulit memprediksi yang mana akan
mengalami pre-eklamsi
 Hipertensi kronis
 Hipertensi akibat kehamilan
-Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuri
-Pre-eklamsi ringan
-Pre-eklamsi berat
-Eklamsi
• Wanita diatas usia kehamilan 20 minggu
dengan - tekanan darah diastolik >90 mmHg
- proteinuri
• Merupakan 50-70% dari hipertensi dalam
kehamilan
• Resiko mengalami eklamsi
 Duakali hasil pemeriksaan tekanan darah
diastolik berselang 4 jam adalah 90-110
mmHg
 Proteinuri 1+ (<2-3 gr/24 jam)
 Tidak ada tanda/ gejala per-eklamsia berat
 Tekanan diastolik > 110 mmHg
 Proteinuri 2+ atau lebih (>3-5 gr/24 jam)
 Terjadinya kerusakan” end organ”
 Tanda/ gejala:-nyeri epigastrium -nyeri kepala
-hiperrefleksi -oliguri
-edema pulmonum -gangguan
-pertumbuhan janin penglihatan
terhambat.
Laboratorium: hiperbilirubinemi, Trombositopeni,  uric acid, mikro-
angiopati anemia hemolitik,serum kreatinin,serum albumin, LDH
Hipertensi sebelum kehamilan atau muncul < 20
minggu kehamilan dan diperberat oleh kehamilan,
mungkin telah mendapat pengobatan antihipetensi,
dan menetap setelah melahirkan
 Merupakan 15-30 % dari hipertensi dalam
kehamilan.
 Dapat mengalami pre-eklamsi disebut
“superimposed preeclamsia”
 Umumnya obesitas, umur lanjut,multipara .
 Mungkin terjadi kerusakan end organ.
 Tekanan dalam kehamilan dapat meningkat
 140/90 mmHg tanpa proteinuri atau
kerusakan “end organ”
 Biasanya kenaikan tekanan darah terjadi
pada kehamilan lanjut (trimester III),
persalinan, atau dalam 24 jam paska
persalinan dan tekanan darah menjadi
normal kembali 10 hari sesudah melahirkan
 Konvulsi yang terjadi pada wanita setelah
usia kehamilan 20 minggu, tanpa ada
kelainan sebelumnya.
 Sebagian kecil wanita dengan eklamsi
memiliki tekanan darah yang normal/ pre-
eklamsi ringan
Preeklamsi merupakan penyakit sistemik dengan karakteristik
disfungsi endothel, spasme vaskuler, peningkatan stress
okstdatif seperti oxygen free radical , dan defisiensi
antioksidant, hiperlipidemi (lipid peroxide) dan aktivasi dari
sistem koagulasi.
Terdapat penelitian yang masih kontroversial untuk prevensi
preeklamsi dengan pemberian seperti:
- Supplemen vitamin C dan E
- N-acetylcystein
- Kalsium
- Bawang putih
Banyak teori akhir-akhir ini berkembang untuk
menjelaskan patofisiologi preeklamsi seperti:
- Kerusakan endotel vaskuler
- Maladapatasi vaskuler
- Fenomena imunologi
- Invasi trofoblast yang abnormal
- Abnormalitas koagulopati
- Predisposisi genetik
- Nutrisi: gizi kurang atau lebih
 Terjadi perubahan pada end organ seperti spasme vaskuler,
pendarahan dan nekrosis
 Perfusi plasenta berkurang mengakibatkan janin mengalami
kekurangan nutrisi dan hipoksia terjadi PJT
 Peningkatan curah jantung
 Peningkatan volum cairan ekstraseluler
 Hemokonsentrasi
 Filtrasi glomeruli berkurang  oliguri –anuri
 Terganggunya faktor pembekuan  Dessiminated
Intravascular Coagulopathy (DIC) – pendarahan
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 HELLP syndromeDIC
 Abruptio placentae syok hemoragik
 Edem pulmonum  gagal napas
 Kegagalan ginjal akut
 Pendarahan serebral,koma lama
 Ruptur hepar, pedarahan intra adominal
 Ketidak seimbangan elektrolit
 Obat-obat anti-hipertensi
Prinsip:
 mulai pemberian antihipertensi jika tekanan
darah diastolik > 110 mmHg.
 Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100
mmHg untuk mencegah pendarahan otak
(cerebral hemorrhage)
 Pilihan obat-obat anti-hipertensi:
 Nifedipin: 5-10 mg oral ( maksimal 8x/24 jam) bila tidak
memberi respons dalam 10 menit ulangi 5 mg sublingual
 Metil dopa: 3x 250-500 mg/hari
 Labetalol: 10 mg oral atau IV dan bila dalam 10 menit
tidak membaik berikan 20 mg oral atau IV
 Gunakan magnesium sulfat pada
- wanita dengan eklamsi
- wanita dengan pre-eklamsi berat
- mulailah magnesium sulfat setelah
keputusan melahirkan telah dibuat
• Lanjutkan pengobatan hingga 24 jam
setelah melahirkan atau konvulsi terakhir
Obat-obat anti konvulsi
1. Magnesium sulfat:
 Dosis awal: MgSO4(40% ) 4 gr IV selama 5 menit
 Dosis pemeliharaan MgSo4(40%) 5 gr IM dalam
1ml lignokain (dalam semprit besar) pada bokong,
pasien akan merasa sedikit panas.
 Cara pemberian MgSO4 IV/ per- drip: setelah
pemberian dosis awal, diberikan 12 gr dalam
500mlRL dengan 15 tetes/menit (2gr/jam)
 Frekuensi pernapasan minimal 16x/ menit
 Refleks patella +
 Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Hentikan pemberian MgSO4 bila refleks patella (-), urin <30
ml/jam dalam 4 jam terakhir, bradipnea (<16x/m).
Siapkan antidotum: kalsium glukonas 10% berikan
antidotum bila terjadi henti napas: dosis: 2 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernapasan mulai
lagi. Kalau perlu bantu pernapasan dengan ventilator
2. Diasepam
Dosis awal: Diasepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2
menit. Jika kejang berulang , ulangi pemberian
sesuai dosis awal
Dosis pemeliharaan: Diasepam 40 mg dalam 500 ml
larutan Ringer laktat melalui infus. Depresi
pernapasan ibu mungkin terjadi bila dosis >30
mg/jam. Jangan berikan lebih dari 100 mg/jam
 Beri magnesium sulfat secara IV/IM
 Peralatan gawat darurat ( O2, masker dll)
 Miringkan kepala pasien kekiri
 Anti-hipertensi: nifedipine sublingual
 Lindungi agar jangan cedera tetapi tidak
dikekang
Jangan sekali-kali meninggalkan pasien tanpa penjagaan
 Cegah konvulsi lanjutan
 Kendalikan tekanan darah
 Persiapan untuk melahirkan (jika belum
melahirkan)
Penilaian dan Penatalaksanaan awal eklamsi:
 Berteriak minta tolong –mobilisasi personil
 Dengan cepat evaluasi pernapasan dan keadaan
kesadarannya
 Miringkan kekiri
 Lindungi agar jangan sampai cedera tetapi jangan dikekang.
 Mulai jalankan infus IV dengan jarum berukuran besar
(ukuran 16 gauge)
 Beri oksigen dengan laju 4 Lt/menit
Jangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjaga
Evaluasi Penemuan normal
Tingkat kesadaran mengantuk tapi bisa
dibangunkan
Tekanan darah diastolik pertahankan 90-100
mmHg
Angka pernapasan 16x atau lebih/menit
Refleks tendon yanf dalam minimal tapi ada
Denyut jantung janin penurunan dalam
variabilitas
Evaluasi Penemuan abnormal Penatalaksanaan
Paru-paru edema pulmonum hentikan MgSO4
Diuresis <30 ml/jam atau hentikan MgSO4
120ml/4jam
Uterus(setelah atonia uteri (pendarahan pertimbangkan
melahirkan) setelah melahirkan) oksitosin 24 jam
 Penentuan waktu dan cara melahirkan:
tergantung ibu versus kematangan janin
 Penilaian janin: bukti ada gawat janin
 Pengendalian konvulsi
 Pengendalian hipertensi
 Dirujuk karena komplikasi organ lainnya:
pulmo, renal, hati, kardiovaskuler, sistem
saraf, gangguan penglihatan.
 Terdapat banyak manisfestasi dari hipertensi dalam
kehamilan
 Tidak mungkin memprediksi pasien mana yang
berisko mengalami pre-ekalamsi berat atau eklamsi
 Tindakan kewaspadaan diperlukan untuk membuat
diagnosis
 Setelah diagnosis dibuat pengobatan yang sesuai
bisa mengurangi angka kesakitan dan angka
kematian
 Obat anti-konvulsi harus digunakan, magnesium
sulfat sebagai pilihan pertama.
 Obat anti-hipertensi harus digunakan seperlunya.
 Pemantauan yang ketat diperlukan untuk
mengetahui efek samping
 Pada preeklamsi berat dan atau eklamsi perlu
pertimbangkan mengakhiri kehamilan
 Pertimbangkan rujukan

Anda mungkin juga menyukai